Home , , , � Idealnya, orang Islam akidahnya : Teologinya Suni, Kedisiplinan, Komitmen dan Konsistennya Syi'ah, Cara berfikirnya Mutazilah.

Idealnya, orang Islam akidahnya : Teologinya Suni, Kedisiplinan, Komitmen dan Konsistennya Syi'ah, Cara berfikirnya Mutazilah.




Islam yang Benar itu Moderat, Toleran, dan Akomodatif

Dalam tabloid D&R No.06/XXX/26 September 1998 di kolom TAMU KITA halaman 40,41,42,43 dan 44 Katib Am ( Sekretaris Umum ) Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekarang tahun 2010 Ketua PBNU berbicara tentang Islam yang Benar, team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com mengetik ulang untuk para pembaca www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com, agar mengetahui pemikiran beliau, untuk lebih lanjut silahkan untuk membaca ketikan ulangnya :
Dikafirkan oleh 12 Kiai ternyata tidak menyurutkan langkahnya. Itu hanyalah salah satu risiko yang harus dihadapi K.H.Dr.Said Aqiel Siradj, M.A, 45 tahun ( waktu tahun 1998), Katib Am ( Sekretaris Umum ) Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekarang tahun 2010 Ketua PBNU. Keberaniannya mempertanyakan kembali dasar-dasar penting yang terlanjur baku dalan praktik kehidupan beragama umat Islam mengingatkan orang kepada apa yang pernah dilakukan pendahulunya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Nurcholish Madjid.
Sikap Dosen Pascasarjana Insitut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, ini mencerminkan 3 hal penting yang seharusnya menjadi dasar setiap orang dalam menghayati agamanya : Toleran, Moderat dan Akomodatif. Lihatlah bagaimana ia menjalin persahabatan dengan tokoh-tokoh Non Muslim , seperti Romo Mangunwijaya, Mudji Sutrisno dan Sandyawan Sumardi. Bukti konkret sikap sikap toleransi Kiai muda yang ikut dijagokan sebagai salah satu calon pengganti Kedudukan Gusdur di PBNU, ini terlihat ketika ia ikut hadir di Istora Senayan Jakarta, Ahad 6 September 1998. Saat itu ia satu-satunya Agamawan Muslim yang ikut memberikan Sambutan dalam Misa Kudus Usahawan Katolik, yang dihadiri ribuan umat Katolik, termasuk mantan aktivis korban penculikan Pius Lustrilanang.
Sekitar 2 bulan sebelumnya / Juli 1998,K.H.Dr.Said Aqiel Siradj, M.A, 45 tahun ( waktu tahun 1998), Katib Am ( Sekretaris Umum ) Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekarang tahun 2010 ketua PBNU, juga menghadiriMisa di Gereja Romo Kudro Surabaya. Tak cukup sampai disitu, ia juga tercatat sebagai salah satu Penasihat Angkatan Muda Kristen Republik Indonesia.
Miantnya terhadap masalah kebangsaan dan Hak Asasi Manusia juga tercermin dari keberadaannya sebagai dsalah satu Pendiri Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa, bersama tokoh-tokoh seperti Siswono Yudhohusodo dan Sarwono Kusumaatmadja. Siluar itu ia juga bergabung dalam Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF ) Peristiwa 12-14 Mei 1998, yang akan mengakhiri tugasnya pada Oktober 1998.Dibesarkan dilingkungan Pesantren , orang Cirebon ( Jawa Barat ) Asli ini lahir di Palimanan, Cirebon, 3 Juli 1953. Ayahnya Kiai Aqiel Siradj adalah seorang Kiai sederhana yang memiliki Pesantren Kecil di Desa Kempeg, Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Pesantren ini dikelola saudara-saudara K.H.Dr.Said Aqiel Siradj, M.A dan berkembang dengan sekitar 500 murid.
Setelah menamatkan Madrasah setingkat Sekolah Dasar dikampung halamnnya, masa Pendidikan Pesantren setingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dihabiskannya di Pndok Pesantren Lirboyo, Kediri Jawa Timur.
Tahun 1980, ditemani istrinya, Nurhayati, ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan Studi di Tanah Suci Makkah, Arab Saudi. Hidup di perantauan ini dijalaninya samapai tahun 1994, dengan oleh-oleh gelar doktor dari Universitas Ummul Qura, Makkah. Di Makkah pula ke 4 anaknya lahir.
Seperti umumnya sifat Kiai, K.H.Dr.Said Aqiel Siradj, M.A pun cenderung bersikap ramah dan terbuka . Rumahnya yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah Gus Dur dibilangan Ciganjur, Jakrta Selatan, selau diramaikan oleh kehadiran tamu yang datang dengan berbagai keperluan. Keterbukaan itulah yang dirasakan Wartawan D&R, Rachmat H. Cahyono dan Ahmad Nur Sobirin, ketika mewawancarai Kiai Muda ini dirumahnya. Wawancara ini dilangsungkan Senin Malam, 14 September 1998 dari pukul 22.00 wib samapai sekitar tengah malam, disaksikan beberapa orang tamu Kiai yang setia mendengarkan. Berikut Petikannya :
Warga NU, kok bisa punya lebih dari 1 partai? Kesannya kan tidak kompak? Ya enggak apa-apa. Al Qur'an mengatakan, ''Salah satu ayat terbesar Tuhan itu adanya perbedaan.'' Tak usah kita persoalkan. Dalam masyarakat itu ada perbedaan, itu Ayat Tuhan. Bukan enggak kompak. Semua NU. Pak Sukron (Makmun) NU, Pak Abu Hasan NU, silakan saja.Bahwa mereka ingin mendirikan Partai, silakan. Kita tidak usah menghalang-halangi. Itu salah satu tanda kebesaranTuhan : adanya perbedaan.

Andai Megawati tampil sebagai presiden atau siapapun tapi bukan orang NU, mayoritas warga NU bisa menerimanya atau tidak?Kita belum bicara masalah figur. Yang penting sistem dulu. Kita bicara pemikiran dulu, kultural dulu, bagaimana sih sebaiknya memilih Presiden. Soal figur nanti, menurut saya, mau muslim, mau non muslim, tidak persoalan. Yang penting dipilih rakyat, bisa memperjuangkan rakyat, bisa mengangakat ekonomi rakyat, mengatasi krisis bahan pokok, sudah. Mau Muslim, Non muslim, Pribumi atau Non pribumi tidak masalah.

Tapi, realitas politik Indonesia kan belum lepas dari faktor figur? Artinya, kami (NU) sampai sekarang belum pernah membicarakan figur. Yang penting, Presiden itu dipilih seperti apa, harus bagaimana cara atau proses pemilihan Presiden , yang benar-benar Presiden itu dipilih oleh rakyat. Itulah yang penting. Tidak persoalan dengan Nama. Mau Kirun, mau Miing, mau siapa kek.
Sejak dulu NU tidak pernah mempersoalkan Figur Presiden. Maka kelihatannya NU Oportunitis, tapi tidak benar itu. NU tidak mementingkan figur. Yang penting ( pemimpin itu bisa ) amar makruf nahi munkar ( menyerukan kebenaran, mencegah kemungkaran ).

Bagaimana dengan figur Gus Dur? Gus Dur kan tidak ambisi jadi Presiden. Sama sekali tidak.
Figur Amien Rais dari PAN, Partai Amanat Nasional , misalnya? Dengan Pengurus yang semua Sarjana, ya, ada kesan (PAN) mau bikin Universitas, ha-ha-ha.... Ini mau bikin Universitas atau mau bikin partai yang mikirin rakyat? Pemimpinnya harus bela rakyat betul. Ya, Silakan. Tapi, apa pengurusnya dikenal rakyat? Kalau Pak Amien barangkali oke, tapi yang lain? Menurut saya lo ya.

Anda melihat kemauan politik pemerintah untuk mempersiapkan Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden yang jujur, Langsung dan Demokratis? Masih tanda tanya, sampai saat sekarang. Bahkan, ada sebagian orang yang menghendaki pemilihan umum diundur.

Untuk memberi kesempatan Golkar menyiapkan diri? Tidak tahu, kesempatan itu untuk Golkar atau untuk Habibie. Yang jelas, ada orang yang mulai menyuarakan , mellihat Pemilihan Umum membutuhkan Dana yang besar, jadi nanti sajalah. Itu jelas akan menjadi preseden yang berbahaya, sangat buruk. Bisa-bisa terjadi Revolusi Sosial. Kalau Revolusi Sosial, institusi tidak akan ada artinya apa-apa.

Jadi, pemerintah harus mematuhi Jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya?Iya, persis. Waktu Pak Habibie menerima Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Putra-Putri NU, kan mereka juga membawa pesan dari Gus Dur. Pak Habibie menjawab,'' Tolong sampaikan kepada Gus Dur, kami masih komitmen dengan jadwal rencana sidang umum istimewa yang akan dilaksanakan pada waktunya. Pemilihan Umum juga akan dilaksanakan sesuai jadwal, tidak ada perubahan.'' Itu jawaban Habibie.

Bagaimana penilaian Anda setelah 100 hari Habibie menjadi Presiden? Satu daja. Pak Habibie itu menghilangkan sakralitas lembaga kepresidenan. Itu saja, satu. Sekarang, Presiden boleh dikritik terang-terangan. Kalau dulu, Pak Harto kan sakral sekali, seolah-olah tidak tersentuh kritik.

Bagaimana dengan kebijakannya yang lain? Angin sorga yang sulit dibuktikan.

Apakah Anda juga berpandanganpemerintahan Habibie adalah Pemerintahan Transisi? Ya, NU menganggap pemerintahan Habibie sah, pengalihan presiden dari Pak Harto itu sah- tidak kami persoalkan. Hanya, Habibie harus merasa bahwa dia hanya Presiden Transisi.

Apakah banyaknya partai saat ini tidak menjadi persoalan tersendiri? Yang kami sayangkan, ada kelompok yang ingin jual Agama, ingin menjadikan Agama sebagai alat kemenangan politik. Itulah yang kami sayangkan. Kita harus belajar dari sejarah . Mengapa dulu terjadi perang saudara, partai-partai, kelompok-kelompok saling mengatasnamakan Islam, padahal itu Politik. Kalau Anda tahu, yang namanya partai atau golongan seperti Muntazilah, Khawarij, Styiah, Jabariyah, Kodariyah pada abad Hijriah yang pertama, itu kan mereka semua mengagamakan politik. Bahkan, ketika merkeka berkuasa kemudian terjadi kekejaman. Misalnya, pada tahun 65 Hijriah terjadi pembantai rakyat 70.000 orang ketika manusia saat itu baru 3 juta jiwa diseluruh dunia, dengan mengatasnamakan Agama.
Jadi, kalau mau bunuh orang, alasannya '' Sesat'', '' Murtad''.

Kritik Anda ini dialamatkan untuk Partai berlabel Islam atau Partai berdasarkan Agama lain? Khususnya temen-temen yang Islam. Tapi, semuanyalah. Yang kami khawatirkan kalau terjadi penyakralan partai, penyakralan politik : '' Bahwa kami mendirikan Partai Islam, yang anti-kami berarti anti Islam.'' itu bahayanya.
PKB ( Partai Kebangkitan Bangsa) bukan Partai Islam, jangan lupa. PKB partai Nasionalis. Silahkan dikritik. Kalau partai Islam, kita takut mengkritiknya dong. Ada kesan : '' Waduh, partai Islam.''

Bukan Partai Islam itu untuk menebus trauma karena umat Islam merasa sebelumnya ''dimarginalkan''? Menurut saya, pokoknya belum siap. Apa jadinya nama baik Islam kalau kita formalkan, sedangkan masyarakatnya masih kaya gini? Kita contoh saja Arab Saudi. Itu negara Islam, lambangnya Laa illaaha Illahllah Muhammadarrasulullah. Landasannya Al-Qur'an dan Hadis. Anda tahu kan, berapa Tenaga Kerja Wanita ( TKW ) yang pulang bawa anak? Itukah Negara Islam? Itu kan Aneh.
Gajihnya tidak dibayar, ingkar janji, belum yang teraniaya. Kasusnya banyak sekalikan. Di TV kemarin, saya lihat TKW yang pulang bawa anak, ganteng-ganteng anaknya. Itu Negara Islam.
( Yang ) Kita khawatirkan begitu. Sekarang saja deh, kalau ada silogisme begini, bagaimana?
''Mayoritas pejabat Indonesia beragama Islam'', itu premis minornya. Premis mayornya : '' Mayoritas pejabat yang korup (beragama) Islam''. Itu kenyataan. Islam itu bukan instrumennya, bukan lambang, bukan formalitas.

Jadi kenyataan ini mencerminkan apa? Orientasi (umat Islam) masih orientasi formal agama. Kalau kita lihat, seorang pejabat itu Islam atau tidak bukan diihat dari Salat atau tidaknya. Tapi, adil atau enggak, jujur atau enggak, korupsi atau enggak. Jadi, kalau hanya dilihat salatnya, hajinya berapa kali, masuk Ka'bah, Malam Takbir memimpin takbir di Monas, membuka musabaqah tilawatil Qur'an, itu bukan ukuran.
Lalu, kalau umat Islam menuntut membongkar tuntas kasus Tanjungpriok, bagaimana menurut Anda? Oh ya, itu harus. Selama ada pelanggaran hak asasi manusia,selama itu ada kelaliman, harus kita jernihkan. Semua yang dilalimi, rang yang melalimi orang lain, baik dia muslim kepada muslim, muslim kepada non muslim, non muslim kepada muslim, non muslim kepada non muslim..... pokoknya namanya kelaliman harus memperoleh sanksi yang seadil-adilnya.

Kalau begitu selaku anggota TGPF, apa komentar Andaerhadap sikap pemerintah yang masih terkesan defensif terhadap upaya membongkar Peristiwa 12-14 Mei 1998?
TGPF sendiri kan yang membentuk Pemerintah. Yang kami sayangkan, beberapa pejabat belum-belum sudah mengeluarkan pernyataan yang mendahului hasil TGPF. Ini bisa menghambat kelancaran kerja TGPF. Misalnya, ada orang yang tadinya mau datang ke TGPF sebagai saksi jadi ragu-ragu, jadi takut, jadi was-was. Karena belum-belum sudah ada pejabat yang menyatakan, '' Tidak ada itu pemerkosaan. Bohong itu, omong kosong.'' Itu kami sayangkan.

Kasus Pemerkosaan itu kok sepertinya mulai diragukan keberadaannya? Nanti, akhir Oktober 1998, TGPF akan memberikan laporannya ke 6 Lembaga. Walaupun tidak sebanyak jumlah yang Anda tulis di D&R, 168 orang, pemerkosaan itu memang terjadi dalam 3 hari itu.

Kini muncul opini bahwa isu pemerkosaan 12-14 Mei 1998 dipakai untuk ''mendiskreditkan'' umat Islam... Gus Dur sudah menjawab itu. Semuanya salah. Yang mengatakan mendiskreditkan umat Islam juga salah. Yang menuduh langsung bahwa itu perbuatan ummat Islam juga salah.
Kalau saya, (karena) kebetulan mayoritas orang Indonesia ini beragama Islam, pencuri pun kebanyakan orang Islam. Penodong dijalan, ketika dilihat KTPnya kemungkinan besar beragama Islam. Kalau di Itali, penjahatnya ebanyakan beragama Katolik. Kalau di Amerika Serikat, penjahatnya kebanyakan beragama Protestan. Kalau di Tailand, penjahatnya kebanyakan beragama Buddha. Ya, itulah Ke Islaman kita ini kan masih jauh dari yang sebenarnya. Katakanlah, kalau selama ini kita disibukkan oleh kebutuhan-kebutuhan yang sangat pokok, kita memahami nilai agama sendiri masih sangat jauh.

Kerusuhan itu dilakukan secara sistematis? Menurut jawaban Pak Sutiyoso ( Gubernur DKI Jakarta ), dia yakin kerusuhan itu ada yang menggerakkan.

Siapa yang menggerakkan? Saya hanya mengutip Pak Sutiyoso.

Mengapa negara kita yang mengklaim negara kesatuan yang modern masih menghadapi ketegangan menyangkut ketidakadilan dan pertentangan antar etnis dantar agama? Pertanyaan itu ada pada saya juga. Mengapa? Barangkali karena selama ini masyarakat selalu, sebagian besar, selalu dibodohi. Selalu dibikin bodoh oleh Orde Baru-lah. Masyarakat itu tidak mengerti mengapa terjadi krisis, ya? Negeri begini suburnya kok sulit cari beras. Enggak ngerti masyarakat. Kalau di Arab Saudi, pantas. Contoh lain Lhokseumawe, Aceh. Itu kan ada PT. Arun, AAF, ada Mobil Oil. Tapi, sekitarnya miskin sekali. Mereka tanya-tanya,'' Kenapa sih, ya, minyak segitu banyak, kilangnya masih aktif, kok kami kurang makan?''

Mengapa etnis keturunan Tionghoa akhir-akhir ini kembali menjadi sasaran kebencian? Hubungan antara Jawa dan Cina itu sebenarnya sudah lama sekali. Dulu, ada seorang cucu Nabi Muhammad yang bernama Ahmad bin Aisyah yang hijrah dari Yaman ke Campa, itu ya Cina. Beliau kawin dengan orang Cina. Salah satu keturunannya, Tan Kim Han, beragama Islam. Nama Islam nya Abdul Qadir. Nanti, Tan Kim Han dengan 4 tokoh Islam lain, antara lain Usman Alhamadani ( Bapak Sunan Kudus ) dan Marzuki Djumadil Kubro, memobilisasi rakyat menyerang Majapahit. Kemudian ke 5 orang itu gugur. Sampai sekarang, kuburannya masih ada di Desa Tuloyo, Mojokerto- Jawa Timur, yang dulu menjadi pintu gerbang Kerajaan Majapahit. Tan Kim Han nanti punya keturunan, namnya Raden Rahmat, yang sekarang dikenal sebagai Sunan Ngampel. Suna Ngampel punya keturunan Gus Dur.
Tan Kim Han punya adik, namanyaTan Eng Hwat. Siapa dia? Raden Patah, Raja Kerajaan Islam Demak. Makanya, simbol di Masjid Demak itu Penyu yang ditengahnya ada tanda Petir. Penyu itu simbol Kerajaan yang bisa hidup panjang, karena umur Penyu bisa panjang. Kemudian, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, Cirebon , juga punya istri Cina. Jadi, hubungan antara Jawa dan Cina itu sudah lama sekali.

Sejak kapan ada anomali hubungan itu? Saya kira itu diciptakan juga, diciptakan dikotomi antara pribumi dan non pribumi. Memang itudari Zaman Belanda, tapi semakin parah setelah Orde Baru.

Lantas, kerukunan antar umat beragama akhir-akhir ini kok seperti menghadapi tantangan? Setiap ada bentrok antar umat beragama, itu bukan karena masalah agama, tapi Politik. Umat Islam semestinya tahu realitas di Timur Tengah. Itu bagus sekali. Presiden Libanon ( saat itu ), Ilyas Harawi, beragama Kristen Maronit, tapi kedua menantunya Islam. Penerbit Kitab Kuning yang dibaca di Pesantren itu, 95 persen Penerbitnya adalah Katolik.
Di Mesir, kalau ada upacara keagamaan, misalnya merayakan Hari Paskah, Syekh, Rektor Universitas Al-Azhar datang, Sebaliknya, kalau ada Maulid Nabi, mereka datang. Di Mesir ada Gereja Bunda Maria, yang umurnya sudah tua sekali, aman berada di lingkungan umat Islam yang kumuh.
Kalau akidah kita beda , mari kita tunjukkan toleransi itu. Ketika Nabi Muhammad masih kecil diajak pamannya berdagang. Saat istirahat ditengah jalan, yang justru tahu lebih dulu bahwa Muhammad akan menjadi Nabi adalah Pemuka Agama Nasrani. Waktu ada Pemuka Kristen Najran mengunjungi Nabi Muhammad, dengan penuh penghormatan , Nabi Muhammad menerima tamunya dengan membentangkan sorbannya diatas karpet.
Jadi, seperti ketika meletus Perang Salib, itu persoalan Politik, bukan Agama. Yang lucu, ketika Islam masuk ke Suriah, perbatasan kekaisaran Romawi, orang Kristen menerima dengan senang hati kedatangan muslim Arab daripada mereka dibawah PEnguasa Romawi yang sama-sama Kristen. Sampai-sampai, kunci kota Palestina diberikan para pemuka agama Nasrani kepada Khalifah Umar bin Khattab.

Bagaimana, sebaiknya umat Islam yang mayoritas berperan? Tunjukkan bahwa Islam itu Rahmatan lil 'alamin ( rahmat untuk seluruh alam ). Fungsi Nabi Muhammad S.A.W. lahir kedunia, turun kebumi, diutus oleh Allah adalah membawa misi Rahmatan lil 'alamin. Tunjukkan bahwa kita ini membawa Rahmat. Bukan hanya kepada manusia, kepada binatang dan tanaman
pun kita harus mengasihani. Nabi Muhammad ketika masuk ke Madinah menjumpai masyarakat Madinah yang sangat Plural. Saat itu ada Islam Muhajirin (ke 1), Islam pendatang dari beberapa tempat, entah berapa etnis. Kemudian ada umat Islam asli Madinah (ke 2), itu ada 2 etnis. Kemudian ada Non muslim (ke 3) 3 etnis, ( termasuk ) Yahudi. Yang ke 4, masih ada Paganis, yaitu Penyembah Berhala. Saat itu, Nabi Muhammad tidak segera meng Islamkan ( mereka ), tidak.. Ia mengumpulkan semua Komponen Kota Madinah itu, lalu melahirkan apa yang kita kenal denga Piagam Madinah.
Piagam Madinah terdiri dari 47 Pasal, yang (dalam) 47 pasal itu tidak satupun ada kata Islam. Tidak satu kalipun ada kata Al-Qur'an atau Hadis. Isinya cuma Persatuan, kewajiban yang sama, hak yang sama, persaudaraan, kebebasan beragama, menghormati satu sama lain, dan kewajiban yang bersifat insidental, melestarikan tradisi Jahiliah yang baik, dan lain-lain. Itu, tidak satu kata Islam pun ada ( dalam Piagam Madinah ). Nabi Muhammad, lo, itu.

Kalangan muslim umumnya mengharapkan pemimpin yang muncul juga muslim karena konsep Imam..... Dari awal, saya sudah tidak setuju itu. Mulai sekarang, kita lebih baik tidak usah bicara soal formalitas beragama. Itu berarti setback (mundur kebelakang) lagi.

Apa masyarakat sudah cukup dewasa? Oh, warga NU sudah dewasa. Kiai-kiai Pesantren sudah dewasa. Di Pesantren Denanyar ketika haul Mbah Bisri Samsuri, kakek Gus Dur, semua di undang. Uskup, romo-romo, dari Konghucu, semua di undang.

Kalau masyarakat yang menolak kedatangan Amien Rais tempo hari di Pasuruan, Jawa Timur, itu Warga NU bukan? Itu ada yang mengatur, memang. Dan, Gus Dur pun segera meminta maaf, menyayangkan kejadian itu. Tapi, mas Amien kelihatannya memang agak Over Estimate. Saya sayangkan Warga Pasuruan mencekal Pak Amien. Gus Dur juga menyayangkan. Tapi, catatan bagi Pak Amien : Memperjuangkan Demokrasi tidak bisa sendirian. Itu contohnya. Dia, malah terkesan malang-melintang. Coba kalau mau ke Pasuruan omong dulu sama kiai-kiai, kontak dulu dengan Pengurus NU, Insya Allah akan terhormat dia datangnya.

Ini soal lain. Mengapa Anda pernah menyarankan Departemen Agama dibubarkan saja? Di Timur Tengah itu ada Departemen Haji dan Urusan Wakaf. Agama itu diurusin ( umat ) semuanya. Kita semua harus ngurusi agama, ada komitmen, harus memperjuangkan, mengamalkan, memegang teguh. Itu tugas semua.
Kesannya kan begini, (seolah-olah) orang bekerja di Departemen Agama itu Suci. Ada sakralisasi dalam kesannya. Padahal Departemen Agama itu, ya, sama saja : isinya ada broker-bokernya juga.

Anda pernah dituduh sebagai figur kontroversial, bahkan dikafirkan....
Saya sudah dikafirkan oleh 12 Kiai. Tapi, saya masih menunggu 28 (orang) lagi, jadi 40.
Ada yang kirim Surat ke Universitas di Makkah agar mencabut Ijazah Strata-3 saya. Saya jawab,'' Jangankan Ijazah Strata-3, gelar haji pun ambillah.'' Enggak usah digelari haji tidak apa-apa.

Apakah para Kiai sulit menerima perbedaan pendapat? Pelan-pelan, para Kiai itu sebenarnya sudah menjiwai demokrasi. Tapi idiom-idiom yang canggih belum faham, tidak ada waktu untuk mempelajarinya. Aslinya, Kiai itu berjiwa demokratis, Sosial. Hanya untuk mendalami secara khusus dengan menguasai idiom-idiom modern, ya , enggak ada waktu, karena Kiai itu ngurus santrinya 24 jam. Kalau ada warganya, tetangganya meninggal dunia, ( Kiai sudah ) menengok sebelum diundang. Enggak diusah diundang datang. Itu, Kiai yang Asli, entah kalau Kiai yang sudah terkooptasi.

Anda lulusan Universitas di Arab Saudi, dari Lingkungan Suni yang dinilai sangat Konservatif. Kenapa Anda tampil Inklusif, Moderat bahkan mengakomoasi Syi'ah?
Karena, kajian saya Tasawuf. Tasawuf itu muara.
Kata seorang ahli tasawuf,'' Saya bisa menemukan kebenaran dari lembaran Taurat ( Perjanjian Lama ), dari lembaran Injil, dari biara para Rahib, dari rumah-rumah wihara, dari masjid.''
Lalu, seorang ahli tasawuf lain berkata, '' Kalau Anda jumpa dengan seseorang, jangan tanya apa agamanya, tapi lihat akhlaknya.'' Atau bahasa sekarang lihat Komitmennya.
Ada cerita, seseorang menyembah berhala dengan Khusyuk dan tulus. Ternyata Tuhan mengabulkan permintaannya. Lha, Malaikat Protes : '' Kenapa Tuhan? Yang berdoa di Masjid tidak kau kabulkan tapi yang meminta ke batu Kau kabulkan?''
Tuhan menjawab : '' Dia berdoa dengan tulus, meminta kepada batu, sedangkan batu tidak bisa mengabulkan permintaannya. Kalau Saya tidak mengabulkan, berarti Saya sama dengan batu.''

Lalu, soal mengakomodasi Syi'ah itu?
Wah, apa lagi Syi'ah. Kalau Syi'ah kan rukun Islamnya masih 5, masih salat 5 waktu, haji ke Mekah, apanya yang berbeda? Ramadhan berpuasa, zakat juga. Malah lebih keras lagi zakatnya, ada Khumus 1/5 (bagian untuk zakat). Kepedulian Sosialnya tinggi.
Jadi, idealnya, orang Islam akidahnya : Teologinya Suni, Kedisiplinan, Komitmen dan Konsistennya Syi'ah, Cara berfikirnya Mutazilah.

Dengan pandangan seperti itu Anda tidak takut dicap Kontroversial?
Kalau buat NU tidak. Melontarkan gagasan yang aneh dan kontroversial (di NU), mereka akan segera mengadakan diskusi, membuka semua Kitab-kitab, untuk membuka wawasan. Tidak gampang mengkafirkan orang. Bahkan sebaliknya, NU- lah yang selalu dikafirkan, diangap Musryik, Bid'ah, Khurafat.

Sumber:tabloid D&R No.06/XXX/26 September 1998 di kolom TAMU KITA halaman 40,41,42,43
ditulis ulang oleh team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/KNY

0 comments to "Idealnya, orang Islam akidahnya : Teologinya Suni, Kedisiplinan, Komitmen dan Konsistennya Syi'ah, Cara berfikirnya Mutazilah."

Leave a comment