Home � Mengenal Surat Luqman, Mengenal Surat Al-Qashas, Mengenal Surat Al-Furqaan dan Mengenal surat Yusuf

Mengenal Surat Luqman, Mengenal Surat Al-Qashas, Mengenal Surat Al-Furqaan dan Mengenal surat Yusuf

Mengenal Surat Luqman

Tiba saatnya kita mengkaji lebih jauh tentang surat Luqman. Untuk itu sangat tepat sekali bila kita awali perkenalan surat Luqman dengan menyimak ayat 12 dan 13...

Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Surat Luqman merupakan surat ke-31 dari susunan surat-surat al-Quran dan terdiri dari 34 ayat. Surat Luqman termasuk surat Makiyah. Sama seperti surat Makiyah lainnya, surat Luqman juga menyerukan tauhid, kepercayaan akan Hari akhir dan mengamalkan syariat agama. Seruan ini menjelaskan keagungan Allah, tanda-tanda kebesaran-Nya dalam menciptakan langit dan bumi.

Awal surat Luqman membahas ayat-ayat mengenai orang-orang musyrik di masa Nabi Muhammad Saw dan menjelaskan berbagai bentuk kebencian dan permusuhan mereka atas tanda-tanda kebesaran Allah. Mereka melakukan propaganda luas dan ucapan bohong demi mencegah penyebaran tauhid dan agama, bahkan lebih dari itu untuk menghapusnya. Surat Luqman dengan pengungkapan bijak menyebut keagungan al-Quran dan dalam ayat kedua dan ketiga menjelaskan tujuan puncak diturunkannya al-Quran. Kita simak bersama...

Artinya:
Inilah ayat-ayat al-Quran yang mengandung hikmah.

Menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.

Hidayah pada hakikatnya sebuah pengantar akan rahmat Allah. Karena manusia pertama menemukan hakikat dalam pancaran cahaya al-Quran, meyakini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Bila dicermati lebih serius, dalam surat-surat seperti surah an-Naml dan al-Baqarah dijelaskan bahwa al-Quran adalah sumber hidayah dan kabar gembira bagi orang-orang mukmin. Al-Quran diperkenalkan juga sebagai penunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Selain itu al-Quran mengajak anda untuk memperhatikan dan mengkaji ayat-ayat tersebut karena memiliki perbedaan. Adanya perbedaan ini mungkin dapat ditafsirkan demikian bahwa tidak adanya ketakwaan membuat semangat berserah diri dan menerima kebenaran tidak akan hidup dalam diri manusia dan dengan sendirinya tidak bakal mendapat hidayah. Meraih ketakwaan akan menumbuhkan rasa keimanan. Selain hidayah juga ada kabar gembira untuk memanfaatkan nikmat Allah. Perbuatan baik harus disertai dengan iman dan takwa sehingga memberikan pengaruh positif.

Poin penting lainnya yang perlu dikaji secara serius dalam ayat keenam surat Luqman adalah kata Lahw al-Hadits (perkataan yang tidak berguna). Lahw al-Hadits punya pengertian yang luas mencakup setiap perkataan yang tidak berguna dan membuat manusia lupa dan bahkan tersesat. Ayat ini bersikap tegas kepada mereka yang menerima ucapan batil dan tidak berguna ketimbang hikmat ilahi. Aneh ada orang yang memiliki akal sehat, tapi angkuh di hadapan kebenaran. Kita simak bersama ayat keenam dan tujuh...

Artinya:
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

Dan apa bila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih.

Ucapan tidak berguna di masa kini sangat populer dan fenomena ini sendiri menjadi faktor yang membuat manusia menjadi merasa tidak berguna dan terasing. Semua ucapan tidak berguna dengan mudah didapatkan dari cerita, roman, dan ucapan-ucapan indah kebanyakan mereka yang tertipu dan sesat. Oleh karenanya kita punya tanggung jawab besar untuk tidak terjatuh dalam ucapan tidak berguna yang pada akhirnya menghalangi kita untuk mengenal pencipta dan hakikat dunia ini.

Surat Luqman diturunkan dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pengenalan kepada manusia untuk tidak terjatuh dalam ucapan-ucapan tidak berguna dan menyimak nasihat Luqman. Nama Luqman dalam al-Quran hanya disebutkan dalam surat ini dan dalam dua ayat saja. Dari kandungan hadis dan riwayat, tampaknya Luqman adalah seorang yang berasal dari Bani Israel dan hidup di masa Nabi Daud as. Kelayakannya di sisi Allah membuatnya mendapat hikmat. Luqman menjadi pria paling bijaksana di masanya dan senantiasa menyebarkannya.

Sebagian dari ucapan bijaksana Luqman yang disampaikan kepada anaknya mengenai tauhid, wasiat, berbuat baik terhadap orang tua, menegakkan shalat, kesabaran menghadapi berbagai kejadian, bersikap baik dengan orang lain, rendah hati dan bersikap normal dalam setiap keadaan diceritakan kembali oleh al-Quran. Kita simak bersama ayat 18..

Artinya:
Dan janganlah kamu memalingkan muka mu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Setelah ayat-ayat yang menceritakan nasihat-nasihat Luqman, ayat-ayat selanjutnya berbicara mengenai bukti-bukti tauhid dan dilanjutkan dengan peringatan kepada manusia akan masalah Hari Akhir. Peringatan ini ditujukan kepada mereka yang terlena dan sombong dengan kehidupan dunia yang dijalaninya untuk memikirkan Hari Akhir. Allah mengakhiri surat ini dengan menyebutkan sebagian ilmu gaib-Nya..

Artinya:
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
.(IRIB/25/10/2010)

Mengenal Surat Al-Qashas

Mengenal Surat Al-Qashas

Surat ke 28 dari al-Quran adalah al-Qashash yang diturunkan sekitar tahun ke 11 kenabian Muhammad Saw. Tahun kesebelas merupakan masa di mana umat Islam berada dalam kondisi sulit dan minoritas dari sisi jumlah dan fasilitas. Allah Swt dalam ayat-ayat surat ini membawakan kisah kehidupan Nabi Musa as dan pengikutnya yang mengalami berbagai masalah berat. Penuturan kisah ini bertujuan memperkuat semangat keimanan dan perlawanan atas kezaliman dalam diri umat Islam. Dalam kisah ini juga disebutkan mengenai sunnah ilahi bahwa Allah berkehendak untuk memberikan nikmatnya kepada orang-orang tertindas dan mereka bakal menjadi pemimpin dan pewaris bumi.

Demi menjelaskan contoh kemenangan orang-orang tertindas atas mereka yang zalim, al-Quran mengetengahkan kisah Nabi Musa as dan Firaun. Kisah ini dimulai dengan awal kehidupan Nabi Musa as yang berada dalam kondisi kuat dan bergelimangan fasilitas. Dengan demikian al-Quran ingin menunjukkan kemenangan kehendak Allah atas keinginan para penguasa zalim dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Kini kita kembali ke ayat-ayat surat al-Qashash untuk mulai mencermati kejadian tersebut langsung dari al-Quran. Kita simak bersama ayat ketujuh mengenai kisah ini...

Artinya:
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya kami akan mengembalikannnya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.

Ayat ini sungguh indah menggambarkan kekuasaan ilahi. Betapa tidak, Nabi Musa as yang masih bayi diselamatkan oleh orang-orang Firaun dan akhirnya tumbuh dan dibesarkan di istananya. Pribadi yang di masa depan menjadi penentangnya dan mengajaknya menyembah Allah Yang Maha Esa.

Nabi Musa as kemudian meninggalkan istana Firaun akibat pembunuhan yang tak direncanakan olehnya karena ingin memisahkan seseorang yang dizalimi. Episode lain dari kisah Nabi Musa dilanjutkan saat ia keluar dari Mesir dan tiba di kota Madyan, tempat tinggal Nabi Syu'aib as. Peristiwa mukjizat yang ditampilkan Nabi Musa as di hadapan pengikut Firaun dan para penyihir, merupakan tema-tema kehidupan Nabi Musa as yang disampaikan dalam 45 ayat.

Tujuan al- Quran mengetengahkan kisah orang-orang yang beriman saat menghadapi berbagai masalah dan kesulitan agar mampu memberikan pelajaran kepada manusia untuk memilih jalan yang terbaik. Memilih secara sadar merupakan keistimewaan yang dimiliki manusia dibandingkan makhluk lainnya. Allah Swt menilai kebenaran sangat gamblang dan akal mampu menyadari dan memahaminya, begitu juga dengan kebatilan, kesyirikan dan penyembahan berhala.

Oleh karenanya, Allah mengutus para nabi-Nya dengan disertai kitab yang menjadi pertolongan dan sekaligus penyempurna hujjah kepada umat manusia. Karena selalu saja ada orang-orang yang menyembunyikan keinginannya di balik berbagai alasan yang disampaikan kepada para nabi. Ayat ke-48 surat al-Qashash menggambarkan kenyataan ini lewat sikap orang-orang musyrik di masa-masa pertama munculnya Islam. Kita simak bersama..

Artinya:
Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi kami, mereka berkata; "Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?" Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepda apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu? Mereka dahulu telah berkata: "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu". Dan mereka (juga) berkata: "Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu."

Firaun merupakan tiga kekuatan besar yang dilawan oleh Nabi Musa as sepanjang hidupnya. Firaun simbol kekuatan sebuah pemerintahan. Kekuatan lain yang dihadapinya adalah Karun yang menjadi lambang kekayaan. Kekuatan ketiga yang dihadapi adalah Samiri, simbol industri, kebohongan, dan propaganda. Sekalipun perjuangan terpenting dan terbesar Nabi Musa as saat menghadapi pemerintah, namun dua kekuatan lainnya punya posisi penting. Oleh karenanya, penukilan kisah mereka oleh al-Quran menjadi pelajaran sangat urgen dalam kehidupan manusia.

Karun dikenal masih kerabat dekat Nabi Musa as. Ia punya pengetahuan dan informasi yang cukup luas mengenai Kitab Taurat. Ia termasuk orang-orang pertama yang beriman kepada Nabi Musa. Namun kesombongan dan kekayaannya menyeretnya kepada penyimpangan dan bahkan kekufuran. Akhirnya, akibat dosanya, ia mendapat azab ilahi ditelan bumi bersama kekayaannya.

Kekayaan dalam Islam sejatinya tidak dicela dan tidak dipuji. Islam melihat kekayaan pada cara pemanfaatannya. Harta yang dipakai untuk membantu orang-orang yang tidak mampu menjadi satu kebaikan. Sebaliknya, orang kaya derajatnya bisa sedemikian rendahnya akibat dosa besar yang dilakukannya. Contoh ada pada diri Karun yang pada akhirnya menuduh Nabi Musa as melakukan perbuatan buruk. Kelalaiannya akan Allah membuatnya mendapat azab ilahi. Ia bersama segala kekayaannya ditelan bumi.

Kita simak bersama nasib buruk Karun dalam surat al-Qashash mulai dari ayat 76 hingga 83..

Artinya:
Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah)ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (Kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada pada ku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia; "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu; "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar."

Maka kami benamkanlah Kakrun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkarinya (nikmat Allah)".

Negeri akhirat itu, kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (IRIB/5/10/2010)

Mengenal Surat Al-Furqaan

Mengenal Surat Al-Furqaan

Kita simak bersama ayat pertama dan kedua dari surat al-Furqaan yang Artinya:

Maha Suci Allah yang telah menurunkan al-Furqaan (al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,

Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

Mengenal surat al-Furqaan sebagai surat ke 25 dalam urutan surat-surat al-Quran telah kita mulai dengan menyimak arti ayat pertama dan kedua. Penamaan surat ini dengan Furqaan kembali pada penyebutan nama tersebut dalam ayat pertama. Furqan sendiri berarti pembeda kebenaran dan kebatilan. Sesuai dengan pendapat para ahli tafsir, seluruh ayat surat al-Furqaan yang berjumlah 77 ayat ini diturunkan di Mekah.

Dengan mencermati waktu dan tempat ayat-ayat surat al-Furqaan diturunkan, dapat diketahui bahwa surat ini fokus membahas masalah keyakinan atau akidah, seperti proses penciptaan dan Hari Akhir, kenabian Muhammad Saw, perjuangan melawan kesyirikan dan musyrikin, peringatan akan akibat buruk kekufuran dan penyembahan berhala dan juga tentang dosa. Dengan kata lain, tema-tema yang disebutkan dalam surat ini agar mereka yang telah beriman kepada agama ilahi lebih berusaha untuk menguatkan keyakinannya.

Berbagai tema yang dibicarakan dalam surat ini dapat digolongkan dalam tiga kategori. Di awal surat al-Furqaan dapat disaksikan ayat-ayat mengecam keras logika yang dipakai oleh orang-orang musyrik. Allah menjelaskan berbagai alasan mereka dalam beberapa ayat, lalu menjawabnya dan setelah itu memperingatkan mereka akan azab di Hari Kiamat.

Sesuai dengan penjelasan ayat-ayat al-Quran, alasan kaum musyrik seperti demikian; mengapa Allah tidak memilih anak bagi diriNya sendiri, mengapa di hadapan ajakan nabi Dia tidak menyatakan bahwa itu hanya buatan sang nabi, atau al-Quran ini adalah mitos orang-orang terdahulu yang ditulis ulang. Alasan dan pertanyaan yang terlalu dicari-cari untuk tidak menerima seruan Nabi Muhammad Saw.

Dalam ayat ketujuh hingga sembilan Allah Swt berfirman:

Artinya:
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?

Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya?" dan orang-orang yang zalim itu berkata: "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir."

Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu).

Selain pembahasan akidah, beberapa ayat menjelaskan masa lalu umat-umat terdahulu yang mendapat azab ilahi akibat menentang seruan para nabi. Penjelasan ini dimaksudkan agar orang-orang musyrik mengambil pelajaran dan tidak bersikap keras kepala.

Bagian kedua dari ayat-ayat surat al-Furqaan terkait erat dengan penjelasan argumentatif dan gamblang akan keharusan menyakini Sang Pencipta dan Hari Akhir dan secara keseluruhan tentang dunia. Disebutkan juga mengenai tanda-tanda keagungan Allah di dunia dalam sejumlah ayat sebagai pengingatan kepada setiap orang untuk berpikir mengenai dirinya. Hari yang terang, malam yang gelap, hempasan angin, turunnya hujan, penciptaan langit dan bumi dalam 6 periode dan penciptaan matahari dan bulan serta keteraturan keduanya semuanya merupakan ajakan untuk berfikir.

Dengan cara ini seseorang dapat meyakini Allah Yang Maha Esa dengan menggabungkan pemikiran dan pengenalan. Sejauh mana pengenalan seseorang akan al-Quran sebagai wahyu, setingkat itu ia memiliki kemampuan untuk membedakan kebenaran dari kebatilan.

Dua bagian ini menyita 60 ayat dari surat al-Furqaan yang kesimpulannya memuat secara global pengertian dari kalimat Laa Ilaaha Illallah.

Rahman (Maha Penyayang) merupakan satu dari sifat-sifat Allah yang dipakai dalam al-Quran. Dalam ayat ke 60 surat al-Furqaan kita akan membaca orang-orang musyrik dengan gaya keras kepala dan mengolok-olok bertanya, "Apa itu Rahman? Arti Rahman dijawab oleh Allah Swt pada dua ayat selanjutnya. Di sana Allah menyifati hamba-hamba khusus-Nya. Dengan demikian, dari ayat 62 dan seterusnya adalah penjelasan komprehensif dan menarik mengenai sifat istimewa para hamba-hamba-Nya yang khusus. Kajian ini dibahas dalam tema Ibadurrahman (hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang) dan hal ini menyempurnakan ayat-ayat sebelumnya. Dalam ayat-ayat ini disebutkan 12 sifat-sifat khusus dari Ibadurrahman.

Sifat-sifat ini terkait dengan sisi akiah, akhlak, sosial dan individu. Sifat pertama dari Ibadurrahman adalah menafikan kesombongan. Ibadurrahman memiliki sifat rendah hati (tawadhu') dan itu dapat disaksikan bahkan dalam cara berjalan mereka.

Sifat selanjutnya hamba-hamba khusus yang disebutkan dalam beberapa ayat antara lain; kearifan, kesabaran, menegakkan shalat malam, takut akan siksaan Allah, bersikap normal dalam setiap pekerjaan, ikhlas dalam menyembah Allah, tidak menumpahkan darah orang tak berdosa, tidak melakukan perbuatan tidak terhormat, menghormati dan melindungi hak-hak orang lain, mau mendengar dan melihat, bertanggung jawab mendidik anak dan keluarga dan meminta kepada Allah agar diberi kedudukan sebagai pemimpin orang-orang bertakwa.

Sifat dua belas dari hamba-hamba khusus Allah ini bukan hanya sekedar doa. Dalam kehidupan dan perbuatan mereka bersikap sedemikian rupa sehingga sifat-sifat yang layak dimiliki oleh seorang pemimpin yang benar dan sabar menerima segala kesulitan. Permintaan dari hamba-hamba khusus Allah agar tidak hidup seperti orang-orang zuhud yang mengisolasi dirinya dari kehidupan. Sedemikian tingginya tekad mereka sehingga ingin orang lain juga sama seperti mereka.

Setelah sempurnanya sifat-sifat tersebut, Allah menjelaskan pahala mereka pada ayat 75 dan 76, sekaligus mengakhiri pembahasan kita kali ini...

Artinya:
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga).

Karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya, syurga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.(irib/13/11/21010)

Mengenal surat Yusuf

Setelah mengenal sekilas tentang surat Hud, kini tiba saatnya untuk mengetahui lebih banyak tentang surat Yusuf.

Sebelumnya kita simak terlebih dahulu ayat 4 dan 5 dari surat Yusuf yang artinya:

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."

Ayahnya berkata: "Wahai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh nyata bagi manusia."

Surat Yusuf merupakan surat kedua belas dalam urutan surat-surat al-Quran. Surat ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 111 ayat.

Surat ini disebut surat Yusuf karena seluruh ayat kecuali beberapa ayat terakhir menceritakan kisah kehidupan Nabi Yusuf as yang menarik dan penuh pelajaran.
Seluruh kandungan surat Yusuf secara berkesinambungan menjelaskan berbagai hal penting tentang kehidupan yang diungkapkan secara menarik dan mendalam.

Di sela-sela kisah terdapat pelajaran terbaik tentang kesucian, kesabaran dan keimanan yang mempengaruhi setiap orang yang membacanya. Dengan dasar ini, al-Quran menyebut surat Yusuf sebagai Ahsanul Qashash, yang berarti kisah terbaik. Al-Quran memulai kisah Yusuf dengan sebuah mimpi yang penuh makna. Karena mimpi tersebut termasuk fase pertama kehidupan Nabi Yusuf yang berliku-liku.

Nabi Ya'qub as memiliki dua belas orang putra, termasuk di antaranya Yusuf dan Benyamin. Keduanya adalah anak Nabi Ya'qub yang paling kecil dan lahir dari seorang ibu bernama Rahil. Nabi Ya'qub as sangat menyayangi keduanya terutama Yusuf. Di sisi lain, Yusuf menampakkan kemampuan kelebihan yang luar biasa. Hal ini membangkitkan rasa dengki saudara-saudaranya yang lain.

Mereka merencanakan pembunuhan terhadap Yusuf atau mengasingkannya ke daerah yang sangat jauh. Seorang dari saudara-saudara Yusuf menentang rencana tersebut seraya mengatakan, jika kalian tetap memaksa, jangan bunuh Yusuf, tetapi masukkan saja ke dalam sumur supaya ada kafilah yang menemukan dan membawanya pergi jauh dan memisahkannya dari ayah.

Dalam cerita ini, al-Quran mengungkapkan perangai buruk dalam diri manusia. Dengki adalah perangai buruk dan berbahaya. Manusia yang memiliki perangai ini ketika menemukan jalan bisa terjerumus ke dalam kejahatan membunuh saudara sendiri dan memerangi orang lain.

Akhirnya, saudara-saudara Yusuf dengan rencana liciknya berhasil memisahkan Yusuf dari ayahnya dan menceburkannya ke dalam sumur. Di hadapan sang ayah mereka mengarang cerita bahwa ketika tengah sibuk bermain, mereka melupakan Yusuf dan akhirnya ia mati dimakan oleh serigala. Nabi Ya'qub as sedih mendengar kabar tersebut seraya berkata, aku bersabar dan memohon pertolongan kepada Allah swt atas apa yang kalian lakukan.

Pada prinsipnya kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah besar menunjukkan identitas dan kebesaran jiwa seorang manusia. Manusia berjiwa besar, akan tetap tabah dan tegar menghadapi musibah sebesar apapun. Terkadang seseorang secara lahiriah terlihat sabar, namun ketabahan ini bisa berubah menjadi buruk ketika ia berhadapan dengan musibah. Namun orang yang beriman senantiasa bersabar kala ditimpa bencana.

Ketabahan orang-orang yang beriman adalah kesabaran yang indah. Surat Yusuf selanjutnya menceritakan kisah Nabi Yusuf as yang selamat dari sumur dan dibawa oleh sebuah kafilah ke rumah seorang pembesar Mesir. Yusuf yang berwajah tampan dan bercahaya memikat hati penguasa Mesir dan isterinya Zulaikha.

Dengan berlalunya waktu kecintaan Zulaikha kepada Yusuf semakin tinggi. Namun Yusuf takut kepada Allah dan hatinya hanya mencintai Allah. Ketiadaan anak dan kehidupan mewah menyebabkan Zulaikha yang tidak bisa hamil dan tidak bertakwa, tenggelam dalam godaan setan. Akhirnya ia mengajak Yusuf melakukan perbuatan tercela, namun Yusuf menolaknya.

Dalam pandangan Islam, jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu, sebagaimana yang oleh Rasulullah saaw dalam hadisnya disebut sebagai jihad akbar atau jihad yang terbesar. Al-Quran menjelaskan jihad akbar para nabi dan para kekasih Allah di antaranya adalah kisah Yusuf saat menghadapi godaan isteri pembesar Mesir. Yusuf yang menjaga kehormatannya harus menghadapi musibah. Di akhir kisah, Allah swt menyampaikan kisah ini kepada Rasulullah saw, "Demikianlah di antara berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu."

Pada akhir surat Yusuf, Allah swt berfirman, Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Kisah-kisah itu bukanlah bohong, tetapi membenarkan (kitab-Kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Ayat terakhir surat Yusuf memberikan pelajaran bahwa kisah Yusuf dan saudara-saudaranya serta para nabi terdahulu memberikan pelajaran berharga bagi orang-orang yang berpikir. Ayat itu hendak menyampaikan pesan penting bahwa pada berbagai kaum terdapat dongeng dan mitos, namun kisah Yusuf dan para nabi lainnya dalam al-Quran adalah kisah nyata. Tidak ada penyimpangan sekecil apapun dari realitas tersebut. Kisah sejati dampaknya sangat luar biasa bagi orang yang membaca maupun mendengarnya.(irib/24/5/2010)

Tags:

0 comments to "Mengenal Surat Luqman, Mengenal Surat Al-Qashas, Mengenal Surat Al-Furqaan dan Mengenal surat Yusuf"

Leave a comment