Holocaust dan Palestina..!!!
Salah seorang aktivis di kapal Yahudi Eropa untuk perdamaian (Irene), Yonatan Shapira membongkar kejahatan terbaru rezim Zionis Israel. Dikatakannya, lisan dan kata-kata tidak mampu menggambarkan tingkat kejahatan Zionis.
"Kejahatan tentara Israel dalam menyerang kapal katamaran Irene tidak bisa dilukiskan. Lisan dan kata-kata juga tidak mampu menggambarkan tingkat kejahatan Zionis," tegas Shapira seperti dilaporkan kantor berita Qodsna mengutip Chanel Arab-48.
Shapira menambahkan, marinir Israel menyerang awak kapal itu dan memperlakukan mereka dengan sangat brutal dan kejam. Ada perbedaan jauh antara klaim jurubicara militer Israel dengan realita yang ada dalam hal ini.
"Pemukulan berat dan perlakuan kasar dilakukan terhadap awak kapal Irene saat mereka sama sekali tidak menghina tentara Israel atau bahkan hanya diam di tempat," protes Shapira.
Menurut Shapira, blokade Jalur Gaza merupakan sebuah kejahatan besar dan mereka yang bungkam sama dengan ikut terlibat dalam kekejian itu.
Reuven Moskowitz, seorang aktivis lainnya di kapal Irene juga mengatakan, tentara Israel secara kasar memukul para aktvis Yahudi dan ini tidak bermoral. Ditegaskannya, tindakan ini dan kejahatan Zionis mengingatkan kita pada peristiwa Holocaust.
"Ketika aku membandingkan antara Holocaust dan penindasan terhadap bangsa Palestina, aku berkesimpulan bahwa kejahatan ini lebih besar dari Holocaust," tegas Moskowitz. (IRIB/RM/PH/30/9/2010)Karikatur Nabi Akan Dicetak Ulang, corong Zionis mulai beraksi lagi memecah belah Islam dan semua agama
Koran lancang Denmark berniat kembali menistakan kesucian Rasulullah Saw, dengan mencetak ulang karikatur biadab tentang Nabi Islam di sebuah buku.
Gulfnews melaporkan, buku berjudul 'The Tyranny of Silence' itu ditulis oleh Flemming Rose, yang dulu menjabat sebagai editor budaya koran Jyllands-Posten. Disebutkan bahwa meski dalam buku tersebut tidak dicetak secara utuh karikatur penistaan terhadap Nabi Muhammad Saw, namun di salah satu halaman buku tersebut akan dicetak gambar halaman utama koran Jyllands-Posten di edisi yang memuat gambar karikatur tersebut.
Pada 30 September 2005, koran Jyllands-Posten memuat 12 gambar karikatur yang menistakan kesucian Nabi Islam, Muhammad Saw.
Di sisi lain, meski menghadapi kecaman dan protes meluas, namun pihak Jyllands-Posten menyatakan tetap akan mencetak buku tersebut. Karsten Blauert, seorang pejabat Jyllands-Posten Edition kepada AFP mengatakan, "Yang pasti banyak hal telah terjadi, tetapi semuanya akan berjalan sesuai rencana dan tidak ada yang akan mengubahnya. Buku tersebut akan dirilis sesuai jadwal."
Adapun Rose, penulis buku tersebut berulangkali mendapat ancaman teror. (IRIB/Gulfnews/Straittimes/MF/MZ/30/9/2010)Organisasi Konferensi Islam (OKI) mengutuk penerbitan buku di Denmark yang memuat karikatur penghinaan yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw. Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu kemarin (Kamis, 30/9) dalam pernyataan resminya menyebut pemerintah Denmark sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas diterbitkannya buku 'The Tyranny of Silence' tulisan Flemming Rose yang memuat karikatur penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw.
Sembari menyinggung surat protes OKI dan para pemimpin negara-negara Islam kepada Pemerintahan Denmark untuk mencegah diterbitkannya buku anti-Islam itu, Ihsanoglu menilai bahwa penerbitan buku semacam itu telah membuka kembali peluang untuk menyebarkan gelombang anti-Islam dengan dalih kebebasan berekspresi.
Buku berjudul 'The Tyranny of Silence' itu ditulis oleh Flemming Rose, mantan editor budaya koran Jyllands-Posten. Meski rencananya karikatur penistaan terhadap Nabi Muhammad Saw tidak dicetak secara utuh dalam buku tersebut namun salah satu halaman buku itu tetap menampilkan gambar halaman utama edisi koran Jyllands-Posten yang memuat karikatur penistaan terhadap Nabi Muhammad saw.
Sebagaimana diketahui, pada 30 September 2005, koran Jyllands-Posten cetakan Denmark memuat 12 gambar karikatur yang menistakan kesucian Nabi Islam, Muhammad saw.
Ironisnya kendati banyak mendapat penentangan, namun pihak Jyllands-Posten menyatakan tetap akan mencetak buku tersebut. Karsten Blauert, seorang pejabat Jyllands-Posten Edition kepada AFP mengatakan, "Yang pasti banyak hal telah terjadi, tetapi semuanya akan berjalan sesuai rencana dan tidak ada yang akan mengubahnya. Buku tersebut akan dirilis sesuai jadwal."(irib/1/102010)Beli rumah di Banjar, Harga Minim dan Tanpa Uang Muka
BANJARMASIN - Ditengah serunya perdebatan dan pro kontra mengenai aturan baru Menpera di Kantor Bank BTN Banjarmasin, Rabu (29/9), H Hasbullah, pengembang perumahan PT Herlina Perkasa membuat gebrakan.
Pasalnya, pengembang yang saat ini sedang giat membangun RSH di Kawasan Sei Andai Banjarmasin membuat keputusan untuk menjual rumah dengan harga minim dan tanpa uang muka.
"Kami tetap komit untuk membantu masyarakat kecil, oleh karena itu saya menjual rumah RSH tanpa uang muka dengan harga Rp 45 juta saja," katanya.
Sementara itu Wahyu Utomo, pengembang dari Citra Megah Utama mengaku bahwa aturan baru itu memang memiliki sisi positif dan negatif.
"Nasabah dan pengembang memang sama-sama diuntungkan. Perlu sosialisasi lebih jauh agar tidak ada yang bingung dengan aturan baru ini," katanya.
Sedang mba Lovia dari PT. Cakra Indah dan PT. Bilindo (Jual rumah murah/0511-6284668) yang merupakan manager marketting perumahan di Handil Bhakti mengungkapkan keuntungan konsumen kalau beli dengan ketentuan Bank yang baru, karena harga flat atau tetap sampai lunas kredit membuat konsumen tidak pusing atas kenaikan suku bunga bank.
banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/aspian/Banjarmasinpost.co.id - Rabu, 29 September 2010
Kedudukan Perempuan: Antara Budaya Islam dan Barat
Bab Pertama: Perempuan Dalam Budaya Islam
Signifikansi Perhatian Terhadap Perspektif Islam
Mengamati peta pemikiran dunia dan mengkomparasikannya dengan pandangan Islam bisa dibuktikan bahwa solusi yang ideal bagi persoalan kaum perempuan dan hubungannya dengan kaum lelaki hanya akan dapat dicapai jika umat manusia memahami dan mengetengahkan konsep Islam secara proporsional, tanpa reduksi maupun eksesi. Apa yang ditawarkan oleh peradaban materialisme modern justru sama sekali tidak dapat diandalkan untuk menunjang maslahat kaum perempuan dan masyarakat secara umum.
Islam menghendaki kematangan pikiran, intelektual, sosial, politik dan terutama kedewasaan moral dan spiritual pada diri perempuan. Di mata Islam, kaum perempuan harus eksis sebagai elemen yang sangat substansial bagi masyarakat dan keluarga besar umat manusia. Idealisme inilah yang melambari ajaran Islam menyangkut perempuan, termasuk ketentuan hijab. Al-Quranul Karim memilih figur perempuan ketika menampilkan dua sosok tipe manusia protagonis dan antagonis, baik dan buruk; satu adalah isteri Fir'aun dan yang lain isteri Nabi Nuh as dan isteri Nabi Luth as;
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ
"Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman." (QS.66.11)
Adapun untuk tipe manusia protagonis dan batil, al-Quran menunjuk isteri Nabi Nuh as dan isteri Nabi Luth as;
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ
"Allah membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir." (QS.66.10)
Patut direnungkan, mengapa al-Quran tidak memilih satu figur laki-laki dan yang lain figur perempuan, misalnya, dan malah memilih perempuan untuk dua tipe manusia tersebut.
Kedudukan Perempuan Dalam Perspektif Islam
Ajaran Islam dan pemerintahan Republik Islam memandang kaum perempuan dengan kacamata takzim, rasional dan berorientasi pada maslahat. Islam memandang perempuan, laki-laki dan semua makhluk dengan pandangan realistis dan sejalan dengan fitrah dan bawaan alamiah masing-masing. Islam tidak menghendaki siapapun berbuat sesuatu lebih dari kemampuan yang dimilikinya.
Untuk mengetahui deskripsi Islam tentang kedudukan kaum perempuan, ada tiga persepktif yang patut diperhatikan.
Pertama, peran perempuan sebagai manusia yang menjalani perfeksi spiritual. Dari aspek ini, perempuan sama sekali tidak berbeda dengan laki-laki. Dalam sejarah, tak kurang tokoh besar yang berasal dari kaum hawa sebagaimana tokoh dari kaum adam.
Kedua, peran perempuan di bidang sosial, politik, ekonomi dan sains. Dalam pandangan Islam, semua pintu di bidang-bidang ini terbuka lebar bagi kaum perempuan. Syariat Islam tidak membenarkan siapapun melarang perempuan terlibat di dunia akademi, ekonomi, politik dan sosial. Perempuan boleh berpartisipasi di semua bidang ini sejauh kemampuan fisik dan kebutuhannya. Syariat tidak mengharamkan partisipasi perempuan. Hanya saja, karena secara fisik perempuan lebih lemah daripada laki-laki maka ada ketentuan-ketentuan khusus menyangkut perempuan. Pelimpahan pekerjaan berat terhadap perempuan dinilai sebagai tindakan zalim. Islam tidak menganjurkan dan tidak melarang perempuan bekerja berat. Dalam sebuah hadits disebutkan;
اَلْمَرْأَةُ رَيْحَانَةٌ وَ لَيْسَتْ بِقَهْرَمَانَةٍ
"Perempuan adalah bunga dan bukan pelayan."
Ungkapan ini ditujukan kepada kaum laki-laki bahwa perempuan dalam rumah tangga adalah ibarat bunga yang harus diperlakukan dengan lemah lembut. Perempuan bukanlah bawahan atau pelayan yang dapat diserahi pekerjaan-pekerjaan berat. Salah jika pria menentukan syarat, misalnya, terhadap perempuan supaya bekerja dan berpenghasilan untuk dapat dinikahinya. Karena meskipun tidak mengharamkan, Islam tidak menganjurkan demikian.Tidak benar anggapan bahwa syariat melarang perempuan terlibat di bidang ekonomi dan sosial. Yang benar adalah bahwa Islam hanya tidak menganjurkan perempuan ditekan supaya bekerja keras di bidang ekonomi, sosial dan politik. Islam bersikap moderat.
Artinya, Islam tidak melarang perempuan terlibat dalam bidang-bidang tersebut selagi memiliki kesempatan, berminat dan pekerjaan itu tidak mengusik kewajibannya merawat dan mendidik anak. Islam hanya melarang pemaksaan perempuan supaya bekerja dan mendapat penghasilan agar ikut andil dalam membiayai pengeluaran rumah tangga. Saya berpesan kepada semua keluarga agar membiarkan anak-anak gadisnya mengenyam pendidikan. Dengan alasan taat kepada agama, orang tua jangan sampai beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan tinggi.
Agama tidak membedakan laki-laki dan perempuan dalam kewajiban menuntut ilmu. Jika anak laki-laki kuliah, maka anak perempuan juga harus demikian. Anak perempuan harus mengasah ilmu, memperluas wawasan, menyadari dan mengapresiasi jatidirinya supaya terungkap bahwa propaganda kotor kaum arogan dunia tentang kaum perempuan sama sekali tidak berdasar. Semua ini bisa dicapai dengan pendidikan.
Ketiga, aspek status perempuan sebagai anggota rumah tangga. Aspek ini lebih penting daripada yang lain. Islam tidak membolehkan suami memaksakan sesuatu kepada isterinya. Demi hikmah dan maslahat, Islam membatasi hak dan kewenangan suami. Siapapun pasti akan respek terhadap ketentuan ini jika ketentuan ini terdeskripsikan dengan baik. Isteripun juga dibatasi haknya demi maslahat.
Suami dan isteri masing-masing memiliki karakter, perilaku dan naluri yang berbeda satu sama lain. Jika perbedaan karakter ini tersalurkan dengan benar dalam rumah tangga, maka suami dan isteri akan menjadi pasangan yang sempurna, sinergis dan harmonis. Jika suami atau isteri bersikap sewenang-wenang, keseimbangan rumah tangga akan kacau.
Dalam pandangan Islam, pasangan laki-laki dan perempuan ibarat dua sisi pintu, sepasang mata, dua benteng pertahanan dalam perjuangan hidup atau dua mitra dalam sebuah usaha. Namun, masing-masing memiliki bawaan dan karakter yang berbeda, baik secara fisik maupun mental dan naluri. Jika dua manusia yang berbeda jenis ini hidup berdampingan sesuai ketentuan yang diajarkan Islam maka rumah tangga akan langgeng, harmonis, penuh berkah dan produktif.
Islam menempatkan setiap manusia pada posisi dan martabat sejati masing-masing, termasuk mereka yang dipekerjakan secara sewenang-wenang, terutama perempuan, oleh orang-orang yang memiliki kekuatan, baik fisik maupun dana. Dalam beberapa hal, perempuan bahkan disejajarkan dengan laki-laki sebagaimana disebutkan dalam firman Ilahi;
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS.33.35)
Islam mengajarkan kesetaraan antara muslimin dan muslimat, hamba laki-laki dan perempuan. Islam menyejajarkan perempuan dengan laki-laki dalam hal derajat spiritual dan martabat kemanusiaan. Allah Swt juga berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS.16.97)
Dalam beberapa hal lagi, Islam bahkan lebih mengutamakan perempuan daripada laki-laki. Contohnya, seorang anak lebih diutamakan berbakti kepada ibunya daripada ayahnya. Ibu memiliki hak yang lebih besar atas anaknya, dan anak memikul kewajiban yang lebih besar untuk berbakti kepada ibunya daripada kepada ayahnya.
Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah; "Kepada siapa saya harus berbakti?" Rasul menjawab; "Ibumu." Orang itu bertanya sampai tiga kali, dan Rasul tetap memberikan jawaban yang sama. Baru ketika orang itu mengulangi pertanyaan tersebut sampai empat kali, Rasul menjawab; "Ayahmu."
Dengan demikian, dari sisi kekeluargaan dan hubungan orang tua dengan anaknya, perempuan memiliki hak yang lebih besar. Namun, pembedaan ini bukan karena Allah Swt menghendaki pengutamaan suatu golongan atas golongan lainnya begitu saja, melainkan karena jerih payah perempuan lebih besar daripada laki-laki. Inilah keadilan ilahi.
Dalam soal hartapun Islam juga menetapkan ketentuan yang seimbang dan proposional sebagaimana ketentuan hak keluargaan dan hak asuh keluarga berkenaan dengan tugas pengelolaan keluarga. Dalam semua persoalan ini, hukum Islam sangat antisipatif terhadap kezaliman atas perempuan maupun laki-laki. Laki-laki memiliki hak, perempuan juga memiliki hak. Ada neraca keseimbangan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini tentu mudah dipahami oleh siapapun yang memiliki daya nalar dan kepekaan yang cukup. Banyak buku yang mengulas masalah ini secara detail.
Islam tidak pernah meributkan isu gender. Yang dikumandangkan Islam adalah keagungan martabat insaniah, etika kemanusiaan, aktivasi potensi manusia, penunaian tugas masing-masing manusia atau masing-masing jenis gender manusia sesuai bawaan masing-masing. Islam sangat mengindahkan perbedaan bawaan dan karakter alami antara laki-laki dan perempuan. Yang ditekankan oleh Islam adalah keseimbangan.
Dengan kata lain, faktor yang harus diindahkan sepenuhnya adalah keadilan antarmanusia, termasuk antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan hak memang ada dan diakui oleh Islam, tapi kesetaraan tidak menutup adanya perbedaan hukum antara laki-laki dan perempuan, sebagaimana dalam banyak hal terdapat perbedaan karakter dan bawaan alamiah antara laki-laki dan perempuan. Atas dasar ini, ajaran Islam adalah ajaran yang paling realistis dan mengindahkan fakta-fakta fitrah dan bawaan alami yang ada pada laki-laki dan perempuan.
Perempuan Dalam Lingkungan Islam
Di tengah masyarakat Islam Iran sekarang kaum perempuan diharapkan terdidik, berwawasan politik, mengerti kegiatan sosial, berpartisipasi di segala bidang; di dalam rumah mereka menjadi ibu rumah tangga yang mendampingi suami dan merawat anak, sedangkan di luar rumah mereka menjadi manifestasi kesucian dan keterjagaan. Inilah perempuan ideal yang diharapkan pemerintahan Islam masyarakat Iran. Di dalam rumah perempuan menjadi ibu yang membina dan mendidik anak serta menjadi sumber ketentraman jiwa suami, sedangkan di luar rumah bisa terlibat di gelanggang sosial, politik, intelektual dan pengabdian kepada masyarakat sambil menjaga semaksimal mungkin martabat dan kesuciannya. Agar bisa demikian, syarat pertama yang harus dipenuhi ialah penerapan hijab.
Idealisme itu tidak akan terwujud tanpa hijab. Tanpa hijab perempuan tidak akan dapat menemukan celah yang memadai untuk menggapai idealisme tersebut.
Dalam lingkungan Islam dan di tengah komunitas masyarakat Islam wanita muslimat harus memiliki kehormatan dan kepribadian yang tercitrakan dalam hijab. Orang yang terlindungi oleh hijab pastilah orang yang menjaga harga dirinya. Di zaman terdahulupun, perempuan berhijab selalu lebih dihormati daripada yang tidak berhijab. Hijab adalah rambu kehormatan, karena orang mengenakan hijab adalah orang yang mengawal martabat dan kehormatannya. Islami menghendaki kehormatan seperti ini bagi kaum perempuan.
Ketentuan Islam
Islam menerapkan ketentuan untuk aktivitas sosial. Hanya saja, ketentuan ini bukan berkaitan dengan perempuan dan soal boleh atau tidaknya perempuan terlibat kegiatan sosial, melainkan berkenaan soal pergaulan antara laki-laki dan perempuan, hal yang memang sensitif di mata Islam. Islam mengajarkan adanya batasan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan di mana saja, termasuk di jalan, kantor dan pasar.
Dengan kata lain, Islam menerapkan hijab antara laki-laki dan perempuan. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan tidak seperti pergaulan sesama laki-laki atau sesama perempuan. Ketentuan ini harus diindahkan, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Jika ketentuan ini diindahkan maka segala sesuatu yang dapat dikerjakan oleh laki-laki di kancah sosial dapat dilakukan oleh perempuan selagi perempuan memang memiliki kemampuan fisik, berminat dan berkesempatan.
Teladan Yang Sempurna
Peristiwa blokade di lembah atau Syi'ib Abi Thalib terjadi ketika Sayyidah Fathimah Zahra as masih berusia enam atau tujuh tahun. Peristiwa ini tercatat sebagai kejadian yang sangat krusial dalam sejarah permulaan Islam. Saat itu Rasulullah Saw memulai dakwahnya secara terbuka. Penduduk Mekah, khususnya kalangan muda dan para hamba sahaya bersimpati kepada Rasul. Hal ini menggusarkan para pemuka Mekah sehingga mengusir Rasul dan para pengikutnya dari dalam kota Mekah.
Puluhan keluarga terpaksa mengungsi, termasuk keluarga Rasul sendiri dan pamannya, Abu Thalib, meskipun Abu Thalib adalah salah satu tokoh masyarakat Mekah. Anak-anak kecil juga terpaksa ikut mengungsi. Abu Thalib punya sebuah lembah kecil (di luar Mekah) dan beliau mengajak rombongan itu ke sana. Cuaca Mekah saat itu sedang ekstrim; panas sekali di siang hari dan dingin sekali di saat malam. Dalam situasi serba sulit itu mereka tinggal di gurun selama tiga tahun. Haus dan lapar serta berbagai kesulitan lainnya mereka jalani bersama. Ini merupakan salah satu peristiwa yang paling berat bagi Rasul.
Saat itu beliau bukan hanya bertanggungjawab sebagai pimpinan sebuah komunitas tetapi juga berjuang mempertahankan pendiriannya di depan para pengikutnya yang sedang terdera kesulitan. Tragisnya lagi, di tengah pergumulan jiwa Rasul ini, beliau kehilangan dua orang tambatan batinnya, yaitu Abu Thalib dan isteri tercinta beliau, Khadijah al-Kubro. Kedua pendukung mental terbesar bagi Rasul ini wafat hanya dalam selang waktu satu pekan. Rasulullah Saw tertinggal seorang diri.
Ketika itulah, puteri beliau, Fathimah Zahra as tampil laksana ibu, penasihat dan pelipur lara bagi Rasul sehingga Fathimah as mendapat julukan "ibu untuk ayahnya" (Ummu Abiha).
Di lingkungan Arab yang panas, anak perempuan cepat mengalami pertumbuhan fisik dan mental sehingga layaknya anak perempuan zaman sekarang yang berusia 10 atau 12 tahun. Dalam usia kanak-kanak, Fathimah AS telah memiliki rasa tanggung jawab. Karena itu, Fathimah as patut menjadi teladan bagi remaja dan pemuda agar cepat menyerap rasa tanggung jawab. Kebesaran jiwa dan semangat Fathimah as yang dalam usia kanak-kanak telah mampu menjadi pengayom dan pelipur lara bagi ayahandanya yang sudah mendekati usia tua, yaitu sekitar 50-an tahun, harus diteladani oleh para pemuda.
Teladan berikutnya berkenaan dengan status perempuan sebagai isteri dan ibu rumah tangga. Orang terkadang berpikir bahwa perempuan dengan status demikian hanya identik dengan pekerjaan di dapur, membersihkan rumah atau, seperti zaman dahulu, menyiapkan alas yang empuk untuk suaminya yang akan datang dari tempat kerja. Tapi lihatlah bagaimana Fathimah Zahra as menjalani kehidupan sebagai seorang isteri. Selama 10 tahun keberadaan Rasul Saw di Madinah, sekitar sembilan tahun Fathimah as dan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as menjalani kehidupan suami isteri.
Selama itu berbagai peperangan, dari yang kecil hingga yang besar, terjadi silih berganti. Ada sekitar 60 perang terjadi yang sebagian besar melibatkan Amirul Mukmin as. Ketika itulah perhatikan bagaimana Fathimah as menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga dan isteri yang sering ditinggal suami pergi ke medan pertempuran, sebab tanpa beliau prajurit Islam akan kewalahan. Kondisi kehidupan Fathimah as saat itu sangat bersahaja. Sebagai puteri seorang pemimpin dan Rasul, Fathimah as telah membuktikan sensibilitas dan responsibilitasnya.
Butuh spirit yang luar biasa agar manusia bisa berbuat seperti Fathimah; menyiapkan perlengkapan, memberikan dorongan mental kepada suami, membebaskan pikiran suami dari segala kegelisahan menyangkut kondisi keluarga, merawat anak-anaknya dengan sempurna. Mungkin Anda berpikir bahwa Imam Hasan as dan Imam Husain as adalah manusia istimewa yang memiliki bawaan imamah. Tapi ketahuilah bahwa Zainab as bukanlah imam. Selama itu Fathimah as juga merawat Zainab as. Fathimah as wafat tak lama sepeninggal Rasulullah Saw.
Fathimah Zahra as telah sedemikian rupa menjadi seorang isteri, ibu rumah tangga dan poros kehidupan keluarga yang melegenda dalam sejarah. Lantas apakah semua ini tidak patut menjadi teladan bagi gadis maupun seorang ibu rumah tangga?! Teladan ini penting sekali.
Sakralitas Kaum Perempuan
Lebih dari 1.400 tahun silam, Rasul Saw telah membina dan mendidik anak gadisnya hingga ke tahap dimana beliau rajin mencium tangan sang anak! Ciuman Rasul untuk tangan puterinya itu sama sekali bukan karena faktor emosional orang tua kepada anaknya. Remeh sekali jika kita menganggap bahwa Rasul Saw selalu mencium tangan Fathimah as adalah karena Fathimah as puteri beliau. Pribadi sebesar, seadil dan sebijak Rasul Saw yang perilakunya selalu bersandar pada wahyu ilahi tidak mungkin begitu saja membiasakan diri mencium tangan puterinya. Perilaku ini jelas karena ada faktor lain, yaitu hakikat bahwa Fathimah Zahra as yang menjalani kehidupan fana ini hanya selama sekitar 18 sampai 25 tahun adalah insan malakut dan sangat luar biasa. Perilaku Rasul Saw ini memperlihatkan pandangan Islam tentang perempuan.
Perlindungan Hukum Islam Untuk Kaum Perempuan
Hukum-hukum Islam berkenaan dengan keluarga sedemikian cemerlang dan membanggakan sehingga jika seseorang menghayatinya pasti akan menemukan faktor kehormatan. Hukum Islam berkenaan dengan pemilihan jodoh yang merupakan titik awal proses pembentukan rumah tangga sangat membantu posisi perempuan. Islam mengawal pihak perempuan, karena sebagian lelaki cenderung bersikap zalim terhadap perempuan. Ketika rumah tangga sudah terbentuk, Islam memandang pasangan suami dan isteri sebagai dua mitra yang harus saling mengasihi satu sama lain. Suami tidak boleh bersikap kasar terhadap isteri, dan isteripun tidak boleh bersikap kasar terhadap suami.
Hukum dan ketentuan Islam mengenai hubungan antara suami dan isteri sangat rinci dan cermat. Allah Swt membuat ketentuan dan hukum demikian berdasarkan bawaan alamiah perempuan dan laki-laki, demi kepentingan masyarakat Islam dan demi maslahat kaum perempuan maupun laki-laki. Hanya dalam beberapa hal suami bisa memerintah isteri dan isteri harus melaksanakan perintah ini.
Contohnya ialah jika suami melarang isterinya keluar rumah tanpa seizin suami, dengan catatan tidak ada persyaratan tentang ini ketika akad nikah dilaksanakan. Ini merupakan salah satu keistimewaan hukum ilahi. Hanya suami yang diberi hak demikian, sedangkah ayah si isteripun tidak diberi hak demikian. Ayah si isteri tidak berhak membuat ketentuan bahwa anaknya harus meminta izin kepadanya jika akan keluar rumah. Begitu pula saudara laki-laki terhadap saudara perempuannya. Hanya saja, perempuan bisa mengajukan syarat tentang ini dalam pelaksanaan akad nikah.
Kontradiksi Antara Dua Kebudayaan
Islam dengan budaya dan peradabannya bukan dalam posisi yang harus menjawab kritik. Yang berada dalam posisi itu justeru budaya Barat yang telah mengalami dekadensi. Apa yang dipaparkan Islam untuk perempuan adalah suatu kebaikan bagi perempuan yang tidak dipungkiri oleh setiap manusia yang berpikir secara obyektif. Islam menyerukan kepada perempuan agar menjaga diri, menerapkan hijab, menghindari pergaulan bebas, memelihara martabat kemanusiaan dan tidak bersolek di depan pria asing untuk menarik perhatiannya.
Seruan ini adalah demi martabat kaum perempuan dan sama sekali tidak mengandung keburukan. Sebaliknya, tidak ada alasan bagi orang-orang yang menganjurkan perempuan agar bersolek demi memancing hasrat dan syahwat setiap laki-laki di jalanan. Untuk apa anjuran itu dipertahankan dan mengapa perempuan harus direndahkan sedemikian rupa?! Mereka harus menjawab pertanyaan ini.
Budaya Revolusi Islam Iran adalah budaya yang diakui kebenarannya oleh setiap pribadi luhur, termasuk di kalangan cendikiawan Barat sendiri. Dalam budaya ini, perempuan yang konsisten pada martabat dan kehormatannya tidak akan sudi menjadi obyek kecenderungan nafsu birahi laki-laki, hal yang banyak terjadi di lingkungan budaya Barat.
Tanggungjawab Budaya Barat
Budaya Barat menyangkut perempuan harus dilawan keras. Ini merupakan satu kewajiban. Barat telah merendahkan martabat perempuan dan berbohong ketika mengaku menyetarakan kaum perempuan dengan laki-laki. Klaim Barat ini tidak lebih dari upaya manipulasi serta trik politik dan budaya yang mengkhianati kehormatan kaum hawa. Islamlah yang benar-benar melindungi kehormatan kaum perempuan sehingga menerapkan hijab. Di setiap zaman dan tempat selalu ada pria berperilaku bejat, tapi pria di Barat ternyata berbuat lebih bejat lagi.
AlQuran menyerukan kepada kaum perempuan;
فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ
"Maka jangan kamu tunduk dalam berbicara." (QS. 33.32)
Perempuan tidak boleh bersikap merunduk kepada laki-laki. Ada ketentuan tersendiri menyangkut perbedaan bawaan alami dan naluri antara perempuan dan laki-laki, dan ini tidak jadi soal. Ketundukan perempuan kepada laki-laki adalah problema yang ada di kalangan Barat. Barat ingin menundukkan kaum perempuan. Kaum perempuan memang sudah tunduk, tapi bukan atas kemauan mereka sendiri.
Di lingkungan Barat, perempuan memang ditempatkan di depan dalam bepergian dan ini lantas dikesankan sebagai bentuk penghormatan terhadap perempuan. Tapi ini hanya sebatas permukaan, sedangkan isinya lain lagi. Di permukaan, orang-orang Barat gencar berpropaganda tentang martabat perempuan tapi di dalam mereka menghina kaum perempuan, sebagaimana terlihat dari tragisnya nasib kaum isteri dalam rumah tangga di Barat. Kekerasan terhadap perempuan yang sudah menjadi trend di dunia Barat ini mengingatkan kita kepada kasus-kasus yang juga biasa terjadi pada keluarga-keluarga terbelakang dan kolot di Iran, bagaimana perempuan menjadi sasaran pukulan, penganiayaan bahkan pembunuhan hanya karena masalah yang sepele.(IRIB/Khamenei/18/9/2010)
Kedudukan Perempuan: Antara Budaya Islam dan Barat (2)
Bab Kedua: Perempuan Dalam Budaya Barat
Perempuan Dalam Dunia Seni dan Kesusasteraan Barat
Orang-orang Barat terjerumus ke dalam sikap yang tidak proporsional (ifrat dan tafrit) berkenaan dengan karakter perempuan dan sikap masyarakat terhadap perempuan. Mereka pada dasarnya tidak mengakui adanya kesetaraan atau keseimbangan dalam memandang kaum perempuan. Slogan-slogan mereka absurd dan nonsen belaka. Barat memiliki paham dan penalaran tersendiri yang lahir di Eropa tentang perempuan. Di manapun paham ini ada, asalnya pasti Eropa.
Budaya Barat tidak dapat dibaca dari slogan-slogannya, melainkan dari literaturnya. Orang yang mengenal literatur Eropa, dari puisi-puisi, karya roman, novel sampai naskah-nasah drama Eropa pasti mengetahui bahwa dalam kultur Eropa sejak Abad Pertengahan sampai sekarang kaum perempuan dipandang sebagai makhluk kelas dua, walaupun slogan-slogan Barat berkonten sebaliknya.
Dari karya-karya tersohor William Shakespeare asal Inggris maupun karya-karya Barat lainnya bisa dilihat bagaimana mentalitas, tutur kata dan paradigma Barat tentang perempuan. Dalam kesusastraan Barat yang sebagian masih beredar di masyarakat sampai sekarang laki-laki dipandang sebagai juragan terhormat yang memiliki hak sepenuhnya atas perempuan.
Orang-orang Eropa menindas kaum perempuan bukan hanya dalam kegiatan industri dan lain sebagainya, tetapi juga di bidang seni dan kesusasteraan. Dalam karya-karya novel, roman, lukisan dan berbagai karya seni lainnya, bagaimana pandangan mereka terhadap kaum perempuan? Benarkah mereka memandang perempuan dari aspek normatis dan keagungan martabatnya? Apakah mereka mengindahkan kelembutan naluri yang dititipkan Allah kepada kaum perempuan, yaitu naluri keibuan dan animonya untuk merawat dan mendidik anak? Ataukah mereka hanya mengeksplorasi kaum perempuan dari aspek daya tariknya untuk memuaskan nafsu birahi atau apa yang mereka sebut secara salah kaprah dengan cinta?
Mereka sengaja membudayakan perempuan sebagai konsumen yang tak segan mengamburkan uang atau sebagai pekerja dan buruh murah yang tak banyak harap. Dalam karya-karya roman dan puisi Eropa banyak cerita pertengkaran rumah tangga yang berujung pada pembunuhan isteri oleh suami tanpa ada cemoohan dari orang lain! Seorang gadis di rumah orang tuanyapun tidak diberi hak untuk menentukan pilihan sendiri.
Dalam naskah-naskah drama mereka tergambar jelas bagaimana perempuan dipaksa menikahi seseorang, dihabisi nyawanya oleh suami dan tertekan total dalam kehidupan rumah tangga. Inilah yang terpampang dalam etalase kesusasteraan Barat. Hingga pertengahan abad inipun budaya ini masih berkelanjutan meskipun pada akhir-akhir abad ke-19 mulai terjadi gerakan-gerakan berlabel emansipasi wanita.
Kontra Peradaban
Peradaban Romawi yang dominan sekarang menyentuh semua persoalan, kecuali dua atau tiga item yang salah satunya -mungkin ini yang paling krusial- adalah pergaulan antara perempuan dan laki-laki. Barat tidak betah tanpa kebebasan seksual; segalanya boleh saja diatur, kecuali yang satu ini. Di mata mereka, mengusik kebebasan ini adalah tindakan bodoh dan kolot. Negara manapun yang membatasi pergaulan laki-laki dengan perempuan mereka anggap sebagai kontra peradaban! Mereka benar, sebab hanya inilah peradaban yang mereka bangun di atas puing-puing peradaban Romawi. Hanya saja, secara normatis mereka keliru. Yang benar adalah sebaliknya.
Keteraniayaan Perempuan di Tengah Masyarakat Barat
Di tengah masyarakat berbudaya Barat, perempuan terjajakan sebagai obyek kenikmatan kaum lelaki, bukan sebagai pribadi independen yang tidak bersangkut paut dengan urusan lain. Perempuan di sana terdefinisi sebagai entitas yang harus menyesuaikan perilaku dan penampilannya dengan hasrat dan kesenangan para lelaki di jalanan.
Perempuan harus bersedia menerima perilaku-perilaku liar para lelaki! Inilah yang mewarnai mentalitas masyarakat di sana. Pengecualian tentu ada, tapi warna itulah yang menonjol. Sama sekali tidak ada sikap takzim untuk kaum perempuan. Di mana setiap lowongan dan rekrutmen buru tidak ada pembedaan untuk laki-laki dan perempuan. Tenaga perempuan harus diperah dimanapun juragan menemukan keuntungan.
Perempuan yang seharusnya dipertimbangkan untuk pekerjaan-pekerjaan harian yang keras sama sekali tidak dipertimbangkan. Sedangkan ketika kaum lelaki hendak menjadikan perempuan sebagai obyek pemuas hasrat laki-laki maka semua fasilitas dikerahkan demi obsesi ini tanpa ada celah lagi untuk pertahanan martabat perempuan.
Glamorisme Sebagai Faktor Penyimpangan
Menurut hemat saya, kecenderungan kepada glamorisme, hedonisme dan kosmetisme adalah faktor terbesar yang menyebabkan maraknya penyimpangan di tengah masyarakat dan kaum perempuan. Supaya perempuan menjadi obyek yang sesuai dengan selera mereka, Barat tak henti-hentinya membuat mode dan menyibukkan perhatian orang kepada tampilan-tampilan artifisial.
Ketika perhatian orang tertuju pada tampilan luar sedemikian rupa, lantas kapan ia bisa diharap menggapai norma-norma sejati?! Ketika benak kaum perempuan sudah terjejali oleh soal penampilan untuk mengundang perhatian laki-laki maka siapa lagi yang dapat diharap sudi memikirkan kebersihan moral?
Para imperialis Eropa tidak ingin melihat kaum perempuan di tengah komunitas masyarakat Dunia Ketiga tercerah dan tergerakkan oleh idealisme luhur, apalagi bersama suami dan anak-anaknya. Karena itu, kaum wanita muda yang hidup di masyarakat Islam harus berhati-hati agar tidak terjebak pada perangkap-perangkap budaya dan pemikiran Barat yang berbahaya dan menjerumuskan. Kaum muslimat harus menangkis budaya ini.
Pengertian Kebebasan Wanita Dalam Budaya Barat
Kebebasan wanita adalah salah satu slogan yang paling gencar dikumandangkan Barat. Emansipasi ini meliputi banyak hal, termasuk kebebasan dari pengekangan, kebebasan dari etika -sebab etika mengandung pengekangan-, kebebasan dari eksploitasi pengusaha yang mempekerjakan perempuan dengan upah lebih rendah dari laki-laki, kebebasan dari hukum yang mengikat perempuan di depan suaminya. Kebebasan mengandung makna-makna demikian. Namun, dalam konteks slogan yang sama, banyak sekali tuntutan dan aspirasi yang sebagian cenderung paradoks.
Apa sesungguhnya makna kebebasan ini? Secara naif, Barat lebih cenderung mengasosiasikan kebebasan pada makna yang salah dan menyesatkan. Barat kebablasan sehingga juga mengartikan kebebasan dengan pembebasan perempuan dari ketentuan keluarga, pembebasan mutlak perempuan dari kewenangan suami dan bahkan dari ketentuan perkawinan dan rumah tangga, termasuk kewajiban memelihara dan mendidik anak, walaupun semua ini harus dikorbankan demi kecenderungan-kecenderungan hewani dan kesenangan-kesenangan yang bersifat sementara.
Pembebasan seperti ini jelas keliru. Sedemikian parahnya kekeliruan ini sehingga di Barat bahkan muncul wacana kebebasan melakukan aborsi. Ini krusial sekali. Sepintas lalu terlihat sederhana, tapi konsekwensinya sangat berbahaya. Di Barat aborsi sering disuarakan sebagai slogan dan bagian dari gerakan kebebasan wanita.
Dunia arogan salah besar ketika beranggapan yang bahwa nilai dan reputasi perempuan terletak pada kosmetika dan daya tarik fisiknya untuk setiap laki-laki. Apa yang dikumandangkan sekarang di dunia sebagai kebebasan wanita dan tertanam kuat dalam budaya dekaden Barat selalu mengacu pada asumsi bahwa perempuan adalah obyek kesenangan setiap setiap laki-laki. Kaum jahiliah modern yang tersesat dalam peradaban Barat selalu mengaku peduli kepada hak asasi perempuan, tapi faktanya mereka justru menindas kaum perempuan.
Gerakan Pembelaan Kaum Perempuan di Barat
Di tengah iklim penindasan terhadap kaum perempuan, gerakan kepedulian kepada nasib mereka telah terjerumus kepada sikap-sikap ekstrim. Dalam beberapa dekade, maraknya amoralitas dan pergaulan bebas tanpa batas di Barat yang dikemas sebagai kebebasan wanita telah membuat para pemikir Barat sendiri miris. Orang-orang yang berakal sehat, bijak dan reformis sejati di dunia Barat sendiri kecewa menyaksikan apa yang terjadi di sekitar mereka tanpa mereka mampu berbuat sesuatu untuk mencegahnya.
Apa yang disebut sebagai pengabdian untuk kaum perempuan justru telah menyebabkan kehancuran yang paling tragis dalam kehidupan kaum perempuan. Merebaknya amoralitas dan kebebasan secara bablas dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan telah menggerogoti fondasi rumah tangga. Sebab, laki-laki pengumbar hawa nafsu tidak akan mungkin bisa menjadi suami yang baik, sebagaimana perempuan yang terbiasa hidup dalam pergaulan bebas dengan laki-laki tidak mungkin akan menjadi isteri yang baik.
Pada hakikatnya, gerakan peduli nasib kaum perempuan versi Barat adalah gerakan yang sangat memalukan, tidak rasional, bercorak jahiliah, menyalahi sunnatullah, berlawanan dengan bawaan alamiah perempuan dan laki-laki dan hanya merugikan bagi kaum perempuan maupun laki-laki. Gerakan ini tak patut ditiru. Di negara Muslim manapun gerakan itu justru harus ditangkal.
Penindasan Perempuan Dalam Rumah Tangga
Dalam tradisi Barat, ketika perempuan sudah menikah, menjadi isteri dan hidup bersama suaminya dalam sebuah rumah tangga, nama famili atau nama marga isteri berubah menjadi nama marga suami. Di Iran tidak demikian, baik dulu maupun sekarang. Dalam budaya Eropa, perempuan yang sudah menikah bukan hanya harus mempersembahkan jasmaninya kepada suami, tetapi juga harus menyerahkan semua harta benda miliknya, termasuk harta yang diwariskan oleh kedua orang tuanya! Ini fakta yang tidak bisa disangkal oleh Barat.
Dalam budaya Barat, perempuan yang menikah dan masuk ke rumah suami, berarti suami memiliki hak bahkan atas nyawanya. Karena itu, dalam karya-karya roman dan sastra Barat terekam jelas banyak kasus pembunuhan perempuan oleh suaminya akibat percekcokan dalam rumah tangga tanpa ada orang lain mencela perbuatan suami. Kemudian, perempuan di rumah orang tuanya juga tidak diberi hak untuk menentukan pilihan sendiri. Meskipun dulu perempuan di Barat sudah relatif bebas dalam pergaulan dengan laki-laki tapi keputusan soal jodoh bagi seorang gadis hanya ada di tangan ayahnya.
Dalam rumah tangga, perempuan yang bekerja di luar rumah seperti suaminya memiliki jam kerja yang sama persis dengan suaminya. Ini juga merupakan satu bentuk penindasan terhadap perempuan. Mengapa? Sebab perempuan bukan laki-laki. Tidak seharusnya jam pergi dan pulang kerja serta waktu istirahat perempuan disamakan dengan laki-laki. Keduanya saling membutuhkan.
Penyamaan itu bahkan juga merupakan kezaliman terhadap laki-laki. Akibatnya, banyak kasus suami berselingkuh dengan perempuan-perempuan lain. Suami menjalin hubungan asmara secara gelap dengan perempuan lain yang tak kalah mesranya dengan kecintaan pada isteri sendiri. Ini jelas satu pukulan terbesar bagi perempuan. Seorang isteri pasti berharap dapat hidup sedekat dan semesra mungkin dengan pasangan hidupnya. Namun, harapan inilah yang justru pertama kali terampas dari kaum perempuan!
Penolakan Terhadap Budaya Muslimat
Hijab adalah ketentuan wanita muslimah yang paling dibenci Barat karena bertolak belakang dengan budaya Barat. Orang-orang Eropa merasa bahwa segala hasil pemikiran mereka harus diterima oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Mereka ingin menaklukkan ketercerahan dunia dengan kejahiliahan. Mereka berobsesi membumikan trend perempuan Eropa yang identik dengan modisme, hedonisme, kosmetisme dan keterpurukan perempuan sebagai obyek seksualisme. Mereka ingin semua ini dimainkan oleh kaum perempuan sendiri. Mereka berteriak kencang ketika obsesi itu mendapat perlawanan. Mereka pantang bersikap toleran terhadap segala sesuatu yang menyalahi prinsip-prinsip mereka.
Kegencaran mereka membuat mereka berhasil menebar pengaruhnya ke semua penjuru dunia, kecuali lingkungan yang benar-benar Islami. Mereka berhasil menebar trend kosmetisme, hedonisme dan sensualisme perempuan di negara-negara miskin di Afrika, Amerika Latin, Asia Timur dan berbagai belahan dunia lainnya. Peluru mereka menembus semua sasaran, kecuali lingkungan-lingkungan Islam, terutama masyarakat besar Republik Islam Iran sehingga Iran menjadi musuh besar mereka.
Hak Kepemilikan Perempuan
Sejak dahulu kala sampai sekitar 60 atau 70 tahun silam, perempuan di Eropa dan seluruh negara Barat berada di bawah kekuasaan penuh laki-laki, entah suami atau juragannya di pabrik atau perkebunan. Dalam masyarakat peradaban di sana perempuan tidak memiliki hak asasi apapun, termasuk hak suara, hak kepemilikan dan bertransaksi. Tapi di kemudian hari perempuan dibiarkan terjun ke lapangan kerja dan berbagai kegiatan sosial.
Sesuai penelitian ekstra cermat para sosiolog Eropa sendiri, perempuan diberi hak kepemilikan setelah sektor-sektor perindustrian modern di Barat mengalami perkembangan pesat dan membutuhkan buruh dalam jumlah besar. Karena itu, kaum perempuan akhirnya dipekerjakan, tapi dengan upah lebih rendah daripada laki-laki. Sejak itulah, yaitu pada awal-awal abad ke-20, Barat mendeklarasikan hak kepemilikan kaum perempuan! Tapi sejak itu pula Barat menebar jebakan-jebakan untuk menjerat kaum perempuan dan membiarkan mereka hidup tanpa perlindungan di tengah masyarakat; terjadi paradigma ekstrim dan kejam terhadap kaum perempuan di Barat dan Eropa.
Di Islam sama sekali tidak demikian. Islam mengakui hak kepemilikan perempuan atas harta benda. Tanpa memperhitungkan suka atau tidaknya pihak suami atau ayah, Islam membolehkan perempuan memiliki atau menggunakan harta benda miliknya sesuka hatinya. Dalam soal independensi ekonomi perempuan, dunia tertinggal 13 abad dari Islam. (IRIB/Khamenei/30/9/2010)
Sejarah Hukuman Mati di Amerika
Pembakaran Hidup-Hidup
Sejarah hukuman mati di Amerika Serikat ternyata memiliki perjalanan panjang dan kembali pada masa-masa awal pembentukan negara ini. Hukuman mati dengan cara sadis seperti ini lebih banyak dijatuhkan kepada warga kulit hitam dan kulit berwarna. Secara bertahap hukuman mati itu diberlakukan dengan menggunakan cara-cara tidak manusiawi.
Meski esensi hukuman mati dalam rangka menjaga menjaga hak pihak yang terzalimi, bukan hal yang tercela, namun masalah cara pemberlakuannya dan siapa saja yang tervonis mati, patut dicermati.
Sejak Negeri Paman Sam itu dibentuk, berbagai jenis hukuman mati telah diberlakukan di negara ini di antaranya:
Seketika:
Hukuman mati ini juga masih memiliki beberapa cara, termasuk memasukkan logam meleleh ke tenggorokan tervonis mati, membakar hidup-hidup, hingga dengan cara memasukkan tervonis ke dalam lobang api untuk pembunuhan massal. Cara tersebut banyak digunakan pada abad 19.
Bertahap:
Cara ini termasuk yang paling sadis. Awalnya, tubuh tervonis akan dibakar mulai dari kaki, kemudian tangan, dada, dan akhirnya pada wajah yang menyebabkannya mati. Hukuman mati ini terkadang berlangsung hingga dua jam.
Sejak awal pembentukan Amerika Serikat telah diberlakukan berbagai macam cara hukuman mati yang termasuk paling sadis dalam sejarah. Termasuk di antaranya adalah ‘roda peremuk'.
Meski esensi hukuman mati dalam rangka menjaga hak pihak yang terzalimi, bukan hal yang tercela, namun masalah cara pelaksanaannya dan siapa saja yang tervonis mati, selalu menjadi pembahasan. Sebagian besar korban vonis mati itu adalah warga kulit berwarna.
Saat ini, Amerika Serikat menerapkan empat cara hukuman mati antara lain, kursi listrik, ditembak, suntikan racun, dan hukum gantung.
Adapun pada masa lalu, di Amerika Serikat menetapkan hukuman mati yang sangat sadis antara lain ‘roda peremuk'.
Ini merupakan salah satu cara hukumam mati tersadis pada abad pertengahan yang berlanjut hingga abad ke-19. Selain di Amerika Serikat, hukuman mati seperti ini juga digunakan di sejumlah negara Eropa termasuk di Perancis dan Jerman. Dengan cara ini, tervonis mati akan merasakan sakit yang luar biasa dan dia akan mati secara perlahan-lahan dibarengi teriakan-teriakan menyayat.
Roda Peremuk
Cara eksekusi:
Tervonis mati diikat di sebuah roda. Kemudian algojo memukul bagian-bagian tubuh tervonis dengan menggunakan pentungan panjang sehingga tulang korban remuk. Terkadang dalam hukuman seperti ini, tidak menggunakan roda melainkan kayu salib.
Selanjutnya, tervonis yang masih hidup dengan tulang-tulang remuk itu diikat di atas roda yang dipasang di sebuah tiang tinggi. Tubuhnya dibiarkan sehingga burung-burung pemakan mayat dapat memakan daging tervonis itu. Terkadang proses ini memakan waktu hingga 3 hari sampai akhirnya tervonis mati karena luka-luka.
Cara ini digunakan pertama kali untuk menghukum 11 budak yang menentang kemauan tuannya di Louisiana pada antara tahun 1730 hingga 1754. (IRIB/MZ/SL/30/9/2010)
Kalender Islam Abadi
Muharam Al-Haram
- 10 Muharam: Wafatnya cucu Nabi, Sayidina Husain, beserta keluarga dan sahabat
- 16 Muharam: Perubahan Kiblat
- 25 Muharam: Wafatnya Imam Ali Zainal Abidin, Cicit Nabi saw.
Safar Al-Muzaffar
- 1 Safar: Perang Siffin
- 7 Safar: Wiladah Imam Musa Al-Kazhim
- 8 Safar: Wafat Salman Al-Farisi Al-Muhammadi
- 9 Safar: Perang Nahrawan
- 10 Safar: Wafat Sayidah Sukainah binti Husain
- 17 Safar: Syahadah Imam Ali Ar-Ridha
- 20 Safar: Syahadah 40 Hari Imam Husain bin Ali (Arbain)
- 28 Safar: Wafat Nabi Muhammad dan Wafat Imam Hasan bin Ali
Rabiul Awal
- 1 Rabiul Awal: Hijrah Menuju Madinah
- 8 Rabiul Awal: Syahadah Imam Hasan Al-Askari
- 9 Rabiul Awal: Idul Zahra
- 15 Rabiul Awal: Pembangunan Masjid Pertama (Quba)
- 17 Rabiul Awal: Kelahiran Nabi Muhammad dan Imam Ja’far
Rabiul Akhir
- 8 Rabiul Akhir: Kelahiran Imam Hasan Al-Askari
- 10 Rabiul Akhir: Wafatnya Fatimah Al-Ma’sumah
- 28 Rabiul Akhir: Perang Hunain
Jumadil Awal
- 5 Jumadil Awal: Kelahiran Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah saw.
- 15 Jumadil Awal: Kelahiran Imam Ali Zainal Abidin
- 22 Jumadil Awal: Harbul Jamal (Perang Unta)
Jumadil Akhir
- 1 Jumadil Akhir: Awal Wahyu
- 3 Jumadil Akhir: Wafat Fatimah Az-Zahra, Putri Nabi saw.
- 13 Jumadil Akhir: Wafat Fatimah binti Hazm (Ummul Banin)
- 20 Jumadil Akhir: Wafat Fatimah Az-Zahra, Putri Nabi saw.
- 21 Jumadil Akhir: Wafat Zainab binti Ali, Cucu Rasulullah saw.
Rajab Al-Murajab
- 1 Rajab: Kelahiran Imam Muhammad Al-Baqir as.
- 3 Rajab: Wafat Imam Ali Al-Hadi as.
- 5 Rajab: Kelahiran Imam Ali Al-Hadi as.
- 10 Rajab: Kelahiran Imam Muhammad Al-Jawad as.
- 13 Rajab: Kelahiran Imam Ali bin Abi Thalib as.
- 20 Rajab: Kelahiran Sukainah binti Husain
- 22 Rajab: Hari Nazar
- 25 Rajab: Wafat Imam Musa Al-Kazhim as.
- 27 Rajab: Israk Mikraj
- 28 Rajab: Perjalanan Imam Husain Menuju Karbala
Syakban Al-Muazzam
- 3 Syakban: Kelahiran Imam Husain bin Ali
- 4 Syakban: Kelahiran Abbas bin Ali
- 5 Syakban: Kelahiran Imam Ali Zainal Abidin
- 15 Syakban: Kelahiran Imam Mahdi (Nishfu Syakban)
Ramadan Al-Mubarak
- 10 Ramadan: Wafat Ummul Mukminin Khadijah
- 15 Ramadan: Kelahiran Imam Hasan bin Ali, Cucu Nabi saw.
- 17 Ramadan: Perang Badr
- 19 Ramadan: Malam Penyerangan terhadap Imam Ali bin Abi Thalib
- 21 Ramadan: Wafat Imam Ali bin Abi Thalib as.
- 23 Ramadan: Malam Lailatul Kadar
Syawal Al-Mukaram
- 1 Syawal: Idul Fitri
- 2 Syawal: Perang Khandaq
- 8 Syawal: Penghancuran Pemakaman Baqi Tahun 1925
- 9 Syawal: Pernikahan Sayidah Khadijah
- 14 Syawal: Perang Uhud, Wafat Sayidina Hamzah
- 25 Syawal: Wafat Imam Ja’far Ash-Shadiq as.
Zulkaidah
- 1 Zulkaidah: Kelahiran Fatimah Al-Ma’sumah
- 11 Zulkaidah: Kelahiran Imam Ali Ar-Ridha as.
- 25 Zulkaidah: Dahwul Ardh (Hari Bumi Umat Islam)
- 29 Zulkaidah: Wafat Imam Muhammad Al-Jawad as.
Zulhijah
- 1 Zulhijah: Pernikahan Sayidah Fatimah dengan Imam Ali as.
- 5 Zulhijah: Wafat Abu Dzar Al-Ghifari
- 7 Zulhijah: Wafat Imam Muhammad Al-Baqir as.
- 9 Zulhijah: Wafat Muslim bin Aqil, Hari Arafah
- 10 Zulhijah: Idul Adha
- 18 Zulhijah: Idul Ghadir
- 22 Zulhijah: Wafat Putra-Putra Muslim bin Aqil
- 24 Zulhijah: Yaumul Mubahalah, Kisah Cincin (Ayat Al-Wilayah)
- 25 Zulhijah: Turunnya Ayat Surah Al-Insân
- 27 Zulhijah: Wafat Maitsam bin At-Tammar
sumber:http://ejajufri.wordpress.com/
Sunni dan Syi'ah mau diadu domba lagi, namun Persatuan Islam lah yang mampu menepisnya!!!
Ayatullah Khamenei Haramkan Hujatan terhadap Istri Nabi dan Simbol-Simbol Ahlusunah
Sanad informasi dari Mohammad Baagil, dari Muhsin Labib, dari AhlulBayt News Agency. Sangat layak untuk dibaca dan dijadikan sebagai bahan renungan (khususnya muqallid Sayid Ali Khamenei dan pengikut mazhab Syiah umumnya) sekaligus alasan untuk mengevaluasi diri kita masing dalam melaksanakan taklif terutama dalam bidang dakwah dan interaksi antar sesama.
Imam Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Spiritual Iran, menerbitkan sebuah fatwa yang mengharamkan perlakuan buruk terhadap istri Nabi, Ummulmukminin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) ahlusunah waljemaah
Hal itu tertera dalam jawaban atas istifta’ (permohonan fatwa) yang diajukan oleh sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa (Arab Saudi) menyusul penghinaan yang akhir-akhir ini dilontarkan seorang pribadi tak terpuji mengaku bernama Yasir al-Habib yang berdomisili di London terhadap istri Nabi, Aisyah.
Para pemohon fatwa menghimbau kepada Sayid Khamenei menyampaikan pandangannya terhadap “penghujatan jelas dan penghinaan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan terhadap istri Rasul saw., Ummulmukminin Aisyah.”
Menjawab hal itu, Khamenei mengatakan, “…diharamkan melakukan penghinaan terhadap (tokoh-tokoh yang diagungkan) ahlusunah waljemaah apalagi melontarkan tuduhan terhadap istri Nabi saw. dengan perkataan-perkataan yang menodai kehormatannya, bahkan tindakan demikian haram dilakukan terhadap istri-istri para nabi terutama penghulu mereka Rasul termulia.”
Fatwa Khamenei ini dapat dapat dianggap sebagai fatwa paling mutakhir dan menempati posisi terpenting dalam rangkain reaksi-reaksi luas kalangan Syiah sebagai kecaman terhadap pelecehan yang dilontarkan oleh (seseorang bernama) Yasir al-Habib terhadap Siti Aisyah ra.
Sebelumnya puluhan pemuka agama di kalangan Syiah di Arab Saudi, negara-negara Teluk dan Iran telah mengecam dengan keras pernyataan-pernyataan dan setiap keterangan yang menghina Siti Aisyah atau salah satu istri Nabi termulia saw.
Berikut teks bahasa Arab fatwa tersebut:
نص الاستفتاء:
بسم الله الرحمن الرحيم
سماحة آية الله العظمى السيد علي الخامنئي الحسيني دام ظله الوارف
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
تمر الامة الاسلامية بأزمة منهج يؤدي الى اثارت الفتن بين ابناء المذاهب الاسلامية ، وعدم رعا ية الأولويات لوحدة صف المسلمين ، مما يكون منشا لفتن داخلية وتشتيت الجهد الاسلامي في المسائل الحساسة والمصيرية ، ويؤدي الى صرف النظر عن الانجازات التي تحققت على يد ابناء الامة الاسلامية في فلسطين ولبنان والعراق وتركيا وايران والدول الاسلامية ، ومن افرازات هذا المنهج المتطرف طرح ما يوجب الاساءة الى رموز ومقدسات اتباع الطائفة السنية الكريمة بصورة متعمدة ومكررة .
فما هو رأي سماحتكم في ما يطرح في بعض وسائل الاعلام من فضائيات وانترنت من قبل بعض المنتسبين الى العلم من اهانة صريحة وتحقير بكلمات بذيئة ومسيئة لزوج الرسول صلى الله عليه واله ام المؤمنين السيدة عائشة واتهامها بما يخل بالشرف والكرامة لأزواج النبي امهات المؤمنين رضوان الله تعالى عليهن.
لذا نرجو من سماحتكم التكرم ببيان الموقف الشرعي بوضوح لما سببته الاثارات المسيئة من اضطراب وسط المجتمع الاسلامي وخلق حالة من التوتر النفسي بين المسلمين من اتباع مدرسة أهل البيت عليهم السلام وسائر المسلمين من المذاهب الاسلامية ، علما ان هذه الاساءات استغلت وبصورة منهجية من بعض المغرضين ومثيري الفتن في بعض الفضائيات والانترنت لتشويش وارباك الساحة الاسلامية واثارة الفتنة بين المسلمين .
ختاما دمتم عزا وذخرا للاسلام والمسلمين .
التوقيع
جمع من علماء ومثقفي الاحساء4 / شوال / 1431هـــــ
:جواب الإمام الخامنئي
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
يحرم النيل من رموز إخواننا السنة فضلاً عن اتهام زوج النبي (صلى الله عليه وآله) بما يخل بشرفها بل هذا الأمر ممتنع على نساء الأنبياء وخصوصاً سيدهم الرسول الأعظم (صلّى الله عليه وآله).
موفقين لكل خير
Berikut ini teks fatwa yang diterjemahkan oleh Ust. Muhsin Labib.
Teks Permohonan Fatwa:
Bismillahirrahmanirrahim
Yang Mulia Ayatullah al-Uzma Sayid Ali al-Khamenei al-Husaini
Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Umat Islam mengalami krisis metode yang mengakibatkan penyebaran fitnah (cekcok) antar para penganut mazhab-mazhab Islam dan mengakibatkan diabaikannya prioritas-prioritas bagi persatuan barisan muslimin. Hal ini menjadi sumber bagi kekacauan internal dan terhamburkannya kontribusi Islam dalam penyelesaian isu-isu penting dan menentukan. Salah satu akibatnya adalah teralihkannya perhatian terhadap capaian-capaian putra-putra umat Islam di Palestina, Lebanon, Irak, Turki, Iran dan negara-negara Islam lainnya. Salah satu hasil dari metode ekstrim ini adalah tindakan-tindakan yang menjurus kepada pelecehan secara sengaja dan konstan terhadap ikon-ikon dan keyakinan-keyakinan yang diagungkan oleh para penganut mazhab suni yang kami muliakan.
Maka, bagaimanakah pendapat Yang Mulia tentang hal-hal yang dilontarkan dalam sebagian media televisi satelit dan internet oleh sebagian orang yang menyandang predikat ilmu berupa penginaan terang-terangan dan pelecehan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan istri Rasul saw., Ummulmukminin Aisyah serta menuduhkan dengan hal-hal yang menodai kehormatan dan harkat istri-istri nabi, semoga Allah Taala meridhai mereka?
Karenanya, kami memohon Yang Mulia berkenan memberikan pernyataan tentang sikap syar’i secara jelas terhadap akibat-akibat yang timbul dari sensasi negatif berupa ketegangan di tengah masyarakat Islam dan menciptakan suasana yang diliputi ketegangan psikologis antar sesama muslim baik di kalangan para penganut mazhab ahlulbait maupun kaum muslimin dari mazhab-mazhab Islam lainnya, mengingat penghujatan-penghujatan demikian telah dieksploitasi secara sistematis oleh para provokator dan penebar fitnah dalam sejumlah televisi satelit dan internet demi mengacaukan dan mengotori dunia Islam dan menyebarkan perpecahan antar muslimin.
Sebagai penutup, kami berdoa semoga Yang Mulia senantiasa menjadi pusaka bagi Islam dan muslimin.
Tertanda,
Sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa, 4 Syawal 1431 H
Jawaban Imam Khamenei:
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Diharamkan menghina simbol-simbol (yang diagungkan) saudara-saudara seagama kita, ahlusunah, berupa tuduhan terhadap istri Nabi saw. dengan hal-hal yang mencederai kehormatannya, bahkan tindakan ini diharamkan terhadap istri- istri para nabi terutama penghulunya, yaitu Rasul termulia saw.
Semoga Anda semua mendapatkan taufik untuk setiap kebaikan.
Catatan Penerjemah: Terjemahan di atas saya lakukan secara bebas. Mohon dimaafkan bila kurang pas. Semoga beliau memaafkan saya, muqallid dan pewalinya yang penuh dosa ini.
Catatan: Semoga ini menjadi fatwa yang sejelas-jelasnya, dan bagi saya serta teman-teman yang bertaklid kepada Imam Khamenei (semoga Allah melindunginya) agar dapat menaati fatwa beliau demi persatuan dan keadaan umat Islam yang lebih baik. Syiah adalah mazhab yang terpimpin, dan yang yang tidak taat terhadap pemimpin dapat dianggap keluar dari barisan.
Kategori Terkait: Suni-Syiah
Lalu, Siapa Yasser al-Habib?
Saya ingat! Dulu seorang pengunjung blog memberi komentar mengenai tidak mungkinnya persatuan Syiah dan suni karena masih adanya caci-maki terhadap sahabat dan istri Nabi. Dalam komentarnya, dia juga memberi link sebuah video di YouTube untuk “membuktikan” klaim tersebut. Saya buka video tersebut dan judul awalnya adalah “YASIR AL-HABIB, di antara ulama Syiah yang terkemuka di abad 20.”
Saya sempat membalas komentarnya, begini, “Yasir Al-Habib? Ulama terkemuka abad 20? Terlalu berlebihan. Saya kasih contoh yang terkemuka: Ayatullah Khamenei, Ayatullah Sistani, Syekh Subhani, Husein Fadhlullah, dll.” Jadi siapa sih orang ini?
Yasser al-Habib, begitu ejaan dalam bahasa Inggrisnya, dilahirkan pada tahun 1979—masih muda untuk jadi ukuran ulama “terkemuka”—yang berasal dari Kuwait. Dia adalah lulusan Ilmu Politik Universitas Kuwait. Pandangannya dalam hal agama sangat ekstrim, termasuk mengenai sejarah wafatnya Fatimah putri Nabi saw. yang kerap kali kecaman dialamatkan kepada Khalifah Abu Bakar, Umar serta Ummulmukminin Aisyah ra. Makiannya yang dilakukan dalam sebuah ceramah tertutup ternyata tersebar dan membuatnya dipenjarakan oleh pemerintah Kuwait pada tahun 2003.
Belum setahun, ia dibebaskan di bawah pengampunan Amir Kuwait (menurut pengakuannya dia bertawasul kepada Abul Fadhl Abbas), namun beberapa hari kemudian ditangkap lagi. Sebelum dijatuhi hukum inabsensia selama 25 tahun, ia pergi meninggalkan Kuwait. Karena tidak mendapat izin dari pemerintahan untuk pergi ke Irak dan Iran, ia mendapat suaka dari pemerintah Inggris.
Sejak berada di Kuwait, ia sudah memimpin Organisasi Khaddam Al-Mahdi. Setelah mendapat suaka dari pemerintah Inggris, entah bagaimana organisasi semakin “makmur”. Punya kantor sendiri, punya koran sendiri yang bernama Shia Newspaper, hauzah (semacam pesantren) sendiri bernama Al-Imamain Al-Askariyin, majelis sendiri bernama Husainiah Sayid asy-Syuhada, yayasan dan juga website sendiri. Baru masuk Inggris udah hebat kan? Nah, karena hal semacam inilah beredar kabar bahwa ia mendapat dana dari pemerintah Inggris, tentu untuk menyebarkan pemikirannya yang bisa berdampak pada permusuhan umat muslim. Kita semakin curiga, karena pemerintah Kuwait berulang kali meminta agar Yasser al-Habib ditangkap tapi ditolak oleh Interpol.
Hubungannya dengan Mesir dan Iran juga sangat tidak harmonis. Kerap kali mengecam ulama rujukan sekelas Ayatullah Ali Khamenei bahkan tidak menganggapnya sebagai mujtahid dan marja’! Ia juga dituduh merusak makam Ayatullah Husaini Syirazi. Jadi bisa dikatakan bahwa Yasser al-Habib sangat tidak merepresentasikan pengikut mazhab Syiah apalagi ulamanya! Lalu, siapa Yasser al-Habib? Bukan siapa-siapa dan bukan orang penting.
Artikel lain yang patut dibaca mengenai rancangan CIA dalam menciptakan “ulama-ulama” palsu, baca di sini.
Konspirasi Anti-Syiah dan Adu Domba CIA
Oleh: M. Anis Maulachela
Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA.
Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dollar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.
Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat.
Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran.
Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Teheran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan–akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini.
Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik marja’iyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husain, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding Muslimin lainnya.
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:
- Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya.
- Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan Sunni yang merupakan mayoritas Muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.
- Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram. Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:
- Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?
- Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?
- Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?
- Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan Sunni?
- Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut:
Para marja’ Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para marja’) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, marja’ Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.
Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu.
Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah.
Di Libanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.
Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil.
Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: “Pecah-belah dan Kuasai” (Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: “Pecah-belah dan Musnahkan” (Divide and Annihilate).
Rencana mereka sebagai berikut:
- Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.
- Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat Muslim lainnya.
- Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.
- Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).
- Menyebarkan propaganda palsu tentang para Marja dan ulama Syiah.
Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan ‘upacara kesedihan’ (azadari). Penceramah dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:
- Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (wafat para Imam Ahlul Bait).
- Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.
- Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para Marja dan ulama Syiah.
- Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.
- Tampilkan praktik azadari (seburuk mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain.
- Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceram ah yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.
- Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.
- Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.
- Berbagai topik anti-Marjaiyah harus disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Marja’iyah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka.
Lihat: Victory News Magazine
sumber:http://ejajufri.wordpress.com/
Fatwa Rahbar Haram Mengumpat Sahabat
Teks Permintaan Fatwa;Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualakim wa rahmatullahi wabarakatuhu
Umat Islam mengalami krisis metode yang mengakibatkan penyebaran fitnah (cekcok) antar para penganut mazhab-mazhab Islam dan mengakibatkan diabaikannya prioritas-prioritas bagi persatuan barisan Muslimin. Hal ini menjadi sumber bagi kekacauan internal dan terhamburkannya kontribusi Islam dalam penyelesaian isu-isu penting dan menentukan. Salah satu akibatnya adalah teralihkannya perhatian terhadap capaian-capaian putra-putra umat Islam di Palestina, Lebanon, Irak, Turki, Iran dan negara-negara Islam lainnya.
Salah satu hasil dari metode ekstrim ini adalah tindakan-tindakan yang menjurus kepada pelecehan secara sengaja dan konstan terhadap ikon-ikon dan keyakinan-keyakinan yang diagungkan oleh para penganut mazhab Sunni yang kami muliakan.
Maka, bagaimanakah pendapat Yang Mulia tentang hal-hal yang dilontarkan dalam berbagai media televisi satelit dan internet oleh sebagian orang yang menyandang predikat ilmu berupa penghinaan terang-terangan dan pelecehan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan istri Rasul Saw, Ummul Mu'minin Aisyah serta menuduhkan dengan hal-hal yang menodai kehormatan dan harkat istri-istri Nabi, semoga Allah ta'ala meridhai mereka?
Karenanya, kami memohon YM berkenan memberikan pernyataan tentang sikap syar'i secara jelas terhadap akibat-akibat yang timbul dari sensasi negatif berupa ketegangan di tengah masyarakat Islam dan menciptakan suasana yang diliputi ketegangan psikologis antarsesama Muslim baik di kalangan para penganut mazhab Ahlulbait maupun kaum Muslimin dari mazhab-mazhab Islam lainnya, mengingat penghujatan-penghujatan demikian telah dieksploitasi secara sistematis oleh para provokator dan penebar fitnah dalam sejumlah televisi satelit dan internet demi mengacaukan dan mengotori dunia Islam dan menyebarkan perpecahan antar muslimin.
Sebagai penutup, kami berdoa semoga YM senantiasa menjadi pusaka bagi Islam dan Muslimin.
Tertanda
Sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa, Arab Saudi
4/ Syawal 1431 H
Jawaban Imam Khamenei:
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullah wa barakatuh
Diharamkan menghina simbol-simbol (yang diagungkan) saudara-saudara seagama kita, Ahussunnah, berupa tuduhan terhadap istri Nabi Saw dengan hal-hal yang mencederai kehormatannya, bahkan tindakan ini diharamkan terhadap istri- istri para Nabi terutama penghulunya, yaitu Rasul termulia Saw.
Semoga Anda semua mendapatkan taufik untuk setiap kebaikan.
(IRIB/AR/30/9/2010)
Sumber bahasa Arab klik di sini, sumber bahasa Indonesia klik di sini.
Negara Islam Resmi Menjadi Negara Pengekspor Bensin
Iran Resmi Menjadi Negara Pengekspor Bensin, Iran berhasil menjadi negara pengekspor bensin. Berita kemampuan Iran itu tentunya langsung menjadi sorotan utama dunia. Direktur Internasional Perusahaan Minyak Nasional Republik Islam Iran, Ali Asghar Arshi, menyinggung pelaksanaan proyek produksi bensin di komplek-komplek petrokimia, dan menyatakan bahwa Iran tidak lagi membutuhkan impor bensin dari luar negeri, bahkan akan mengekspornya. Dikatakannya pula, "Untuk pertama kali, Iran akan mengekspor muatan bensin pertama untuk dipasarkan di pasar-pasar dunia." Arshi menjelaskan, Iran dalam waktu dekat ini akan mengirimkan empat muatan bensin ke pasar dunia.
Lebih lanjut Arshi mengatakan, Iran resmi menjadi negara pengekspor bensin. Ketika menjelaskan pengiriman muatan bensin ke pasar dunia, Arshi mengatakan, "Iran akan menjual produksi bensin sesuai dengan harga pasar dunia." Kemampuan Iran dalam memproduksi dan mengekspor bensin tentunya mengejutkan semua pihak. Apalagi Iran saat ini mendapat tekanan lebih serius dari Barat menyusul resolusi baru anti Iran yang diputuskan DK PBB.
Kantor Berita AFP melaporkan, "Iran belum lama ini mengumumkan bahwa negaranya tidak lagi mengimpor bensin. Tidak lama setelah itu, Iran kini mengumumkan akan mengekspor bensin dan menawarkan produksinya ke pasar dunia." Sumber itu juga mengakui bahwa kejutan Iran dalam memproduksi dan mengekspor bensin itu terjadi saat Iran diembargo sejumlah negara Barat , khususnya AS.
Blomberg juga melaporkan kemandirian Iran dalam mengekspor bensin. Disebutkannya, kemampuan Iran dalam memproduksi dan mengekspor bensin telah menjadikan negara ini sebagai salah satu pengekspor bensin di dunia. Hal itu dilakukan oleh Iran untuk menghadapi sanksi AS dan sejumlah negara Barat atas negara ini.
Kantor Berita Reuters dan Xinhua melaporkan, Menteri Perminyakan Iran Sayid Masoud Mir Kazemi pada awal September mengatakan, "Produksi bensin negara perhari meningkat menjadi 66,5 juta liter perhari dari 44 juta liter perhari." Dalam statemannya, Mir Kazemi juga menyatakan bahwa Iran akan mengekspor bensin dalam waktu dekat. Sebulan kemudian, Iran mengumumkan akan mengirim muatan bensin untuk dijual di pasar dunia, bahkan harga bensin itu akan dijual dengan harga pasar dunia.
Tak diragukan lagi, kemandirian Iran dalam memproduksi bensin menjadi pukulan berat bagi AS yang terus bersikeras menekan Iran. Bahkan media-media dunia berupaya mengesankan bahwa sanksi terbaru Iran membuat negara ini terseok-seok. Akan tetapi fakta berbicara lain, Iran malah mampu memproduksi bensin bahkan mengekspor. Itupun terjadi saat AS dan Barat menjatuhkan sanksi. Inilah hasil kegigihan bangsa Iran dalam menghadapi arogansi dunia. (irib/30/9/2010)Bagi Presiden Iran, tahun 1389 Hs menjadi momentum yang tepat untuk merombak struktur ekonomi negeri Persia ini. Ahmadinejad acapkali menyuarakan urgensi reformasi ekonomi Iran. Tidak tanggung-tanggung, doktor transportasi jebolan Universitas Elm va Sanat Tehran ini menggulirkan ide kontroversial, subsidi terarah, hadafmand kardan-e yaraneh.
Pria bersahaja putra tukang besi ini gregetan menyaksikan besarnya anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk mendanai impor bensin dari negara lain. Belum lagi, negeri para Mullah ini, terus-menerus digencet embargo ekonomi Gedung Putih, termasuk larangan ekspor bensin bagi perusahaan-perusahaan AS ke Iran.
Produksi bensin dalam negeri Iran hingga kini belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan bensin di negeri kaya minyak ini. Pasalnya, perang delapan tahun yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran memporak-porandakan instalasi minyak dan produk olahannya. Belum lagi, lonjakan kuantitas mobil-mobil pribadi yang berseliweran memadati ruas-ruas jalan Tehran terus-menerus menguras gelontoran bensin dari pom-pom bensin yang buka 24 jam. Prosentasi kepemilikan mobil di Tehran terbilang fantastis. Konon, satu dari sembilan warga Iran di Tehran memiliki satu buah mobil.Terang saja, kemacetan kian membengkak menghantui kota metropolitan ini.
Lima tahun lalu, bensin adalah komoditas yang lebih murah dari sebotol kecil air mineral. Semenjak Ahmadinejad menjabat sebagai presiden Iran, mantan walikota Tehran ini menerapkan kebijakan kontroversial dengan menaikan harga bensin dari 80 toman menjadi 100 toman (sekitar 1.000 rupiah).
Tidak hanya itu, dua tahun kemudian, Ahmadinejad malah menaikan harga dasar bensin menjadi 400 toman. Meski harga bensin dinaikan, namun setiap warga Iran yang memenuhi syarat diberi jatah subsidi bensin sebesar 100 liter perbulan dalam kartu bensin masing-masing.
Sebagai kompensasi kenaikan harga bensin, pria brewok kurus ini mengalokasikan dana subsidi untuk perbaikan infrastruktur dan jaring pengaman sosial di Iran, terutama di daerah.
Di Tehran utara, wilayah papan atas Iran, kebijakan Ahmadinejad memicu protes dari kalangan menengah ke atas. Imbasnya, pada pilpres 2009 silam, perolehan suara Ahmadinejad di Tehran kota, terutama Tehran Utara kalah tipis dari pesaing utamanya Mousavi. Namun, perolehan suara mantan Walikota Ardabil di Tehran besar, terutama di wilayah menengah ke bawah jauh mengalahkan mantan perdana menteri Iran itu.
Putra keluarga pandai besi ini senantiasa mendapat sambutan hangat rakyat dalam setiap safari provinsinya. Bagi orang daerah, naiknya Ahmadinejad adalah durian runtuh yang ditunggu-tunggu. Lima tahun menjabat sebagai presiden, Ahmadinejad telah menyulap desa-desa Iran. Selama lima tahun, pria yang membuat politisi Gedung Putih mencak-mencak ini, memfokuskan pembangunan di daerah-daerah, terutama perbaikan fasilitas umum, hingga ke desa-desa terpencil. Bagi Ahmadinejad, Iran bukan hanya untuk Tehran, Iran untuk seluruh bangsa Iran.
Lebih dari separuh bulan pertama tahun baru Iran dilalui. Penerapan program subsidi terarah makin bergulir kencang. Koran Donya Eghtesad dalam editorialnya baru-baru ini menyoroti penerapan subsidi terarah di Iran. Harian ekonomi berbahasa Farsi terbesar di Iran ini menyebut penyesuaian harga menjadi harga riil merupakan salah satu agenda utama reformasi Iran. Harga riil komoditas yang dimaksud adalah titik equilibrium, pertemuan antara supplay dan demand. Hingga kini, parlemen dan pemerintah masih membahas penerapan penuh program itu.Pemerintahan Ahmadinejad bertekad menjalankan penuh program subsidi terarah ini.
Saat menumpang metro membelah jantung kota Tehran, tidak sengaja saya mendengarkan percakapan warga Iran yang datang dari daerah tentang Ahmadinejad, Ou, mardom az jins mardom ast, dia adalah rakyat dari kalangan jelata.
Sejatinya, pembangunan, bagaimanapun adalah keberpihakan. Lalu, apa yang sedang diperjuangkan dan yang sedang dibela oleh Ahmadinejad? Bagi jutaan warga Iran di pelosok negara ini, Ahmadinejad adalah hero bagi mereka.
Di tengah pro kontra mengenai penerapan penuh program subsidi terarah, Ahmadinejad tetap optimis, penerapan penuh subsidi terarah adalah terobosan besar bagi Iran yang akan membawa negara ini mengulang masa keemasan dinasti Persia. Mungkinkan Ahmadinejad akan senasib dengan Deng Xiaoping, program ekonominya dikecam sekolompok orang pada masa hidupnya, dan dipuja setelah menutup hayatnya.
Seperti merekahnya Sabzi, hijaunya rumput dan membuncahnya harapan yang sesekali diselipi kecemasan kecil, Iran terus membangun dengan caranya sendiri di tengah himpitan sanksi negara-negara arogan global. Jika Elvis Presley masih hidup, barangkali ia akan menghibur Ahmadinejad dengan mengatakan, It's Now or Never, Tomorrow will be too late.
Para ilmuwan Iran tahun lalu, telah mengirim satelit nasional Omid ke ruang angkasa lewat roket peluncur Safir 2. Keberhasilan para ilmuwan Iran ini tentu saja membuat takjub seluruh dunia. Karena pembuatan dan peluncuran satelit membutuhkan teknologi maju dipelbagai bidang. Di peringatan Sepuluh Kemenangan Revolusi tahun ini, Iran mengirimkan roket Kavoshgar 3 ke angkasa dengan sebuah kapsul yang berisikan sejumlah mahkluk hidup. Acara yang dihadiri Presiden Ahmadinejad rencananya menjadi pendahuluan bagi Iran sebelum mengirim manusia ke ruang angkasa.
Roket Kavoshgar 3 bukan satu-satunya keberhasilan para ilmuwan Iran di bidang teknologi antariksa, tapi berbarengan dengan itu Iran juga memamerkan tiga satelit dan sebuah motor pembawa satelit. Motor pembawa satelit bernama Simorgh merupakan capaian baru yang lebih modern dari roket safir 2. Roket pembawa satelit ini mampu membawa satelit seberat 100 kilogram di ketinggian 500 kilometer.
Sumber : http://uskowioniran.blogspot.com/201...voshgar-3.html
Satelit Tolou termasuk satelit buatan ilmuwan Iran yang diresmikan oleh Presiden Ahmadinejad. Tugas asli satelit ini untuk mengambil gambar bumi dan mengirimkannya ke stasiun bumi. Gambar ini akan dimanfaatkan terkait pemetaan, penelitian kerusakan sumber-sumber bumi, ilmu pertanian dan perhutanan, menyaksikan ketebalan awan dan penyebaran populasi.
Satelit Mesbah 2 adalah satelit lainnya yang dipamerkan di Sepuluh Kemenangan Fajr. Mesbah 2 adalah satelit komunikasi yang akan menyimpan dan menemukan informasi. Mahasiswa Iran juga tidak mau kalah dari para seniornya dan mereka ikut membuat sebuah satelit bernama Navid yang mampu memfoto bumi dengan presisi yang sangat akurat.