SBY koe..kamu dan kita...oh Indonesia bangsa kami...!!!!!
Marzuki di Jakarta, Selasa, memberikan tenggat waktu satu minggu kepada Kapolri untuk menuntaskan kasus itu dan menangkap serta memproses penyebar fitnah tersebut.
"Saya minta Kapolri untuk mengusut penyebar sms fitnah terhadap Presiden SBY. Waktu satu minggu saya kira cukup bagi Kapolri untuk menangkap dan memproses secara hukum penyebar fitnah ini," ujar Marzuki Ali.
Dengan peralatan canggih dan personil Polri yang terlatih, Marzuki yakin Kapolri dapat memerintahkan jajarannya demi stabilitas negara. "Kalau dibiarkan hal seperti ini tanpa tindakan, maka negara kita akan jadi negara yang penuh dengan intrik dan fitnah," katanya.
Indonesia telah memiliki aturan perundangan yang jelas bagi pihak-pihak yang menyalahgunakan teknologi informasi untuk kegiatan seperti ini. "Ancamannya 7 tahun penjara bagi mereka yang menyalahgunakan teknologi informasi ini," katanya.
Mengenai kemungkinan bahwa isu ini dimainkan oleh kader Partai Demokrat sendiri, Marzuki menegaskan bahwa siapapun yang menyebarkan fitnah ini harus ditindak. "Saya tegaskan siapapun yang memainkan isu ini harus ditindak dan diungkapkan termasuk kalau ada keterlibatan kader partai kami," katanya.
Fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (DPP PD), Ulil Abshar Abdalla juga mengomentari SMS yang dianggap memojokkan SBY. Menurutnya, lawan-lawan politik PD telah memanfaatkan persoalan yang terjadi di internal partai itu untuk menjatuhkan wibawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mendelegitimasi pemerintahannya.
"Situasi politik kepartaian kita berkembang dengan cepat akhir-akhir ini. Beberapa dari perkembangan itu jelas tidak sehat karena melibatkan praktik-praktik berpolitik yang kotor dan sama sekali tidak etis," ujar Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP PD, Ulil Abshar Abdalla, kepada pers di Jakarta, Senin.
Penegasan Ulil itu berkaitan dengan beredarnya layanan pesan singkat (SMS) yang dinilai telah memfitnah Ketua Dewan Pembina PD yang juga Presiden RI.
Menurut Ulil, pesan-pesan pendek seperti itu hanyalah sebagian kecil saja dari sejumlah upaya yang dimunculkan lawan-lawan politik yang pada akhir-akhir ini bertujuan menjatuhkan wibawa presiden, dan selanjutnya tujuan akhir yang hendak dicapai adalah melakukan upaya delegitimasi atas pemerintahan.
Ada Asap, Ada Api
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemarin menggelar konferensi pers yang tergolong unik di dunia. Bahkan, unik dan langka. Mengapa? Karena konferensi pers itu menanggapi SMS (short message service) gelap.
SMS itu beredar Sabtu (28/5) yang dikirim dari telepon seluler nomor Singapura. Pengirimnya bernama M Nazaruddin, yang menyebut dirinya 'telah dijebak, dikorbankan, dan difitnah. Karakter, karier, masa depan saya dihancurkan'.
Isi SMS itu (demi kepatutan tidak kita beberkan) membuat kita geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecut. Isinya menohok sejumlah tokoh sentral Partai Demokrat mulai dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, hingga Andi Nurpati.
Sejak SMS itu beredar, elite Demokrat hingga kalangan Istana Kepresidenan ramai-ramai membantah isi SMS. Mereka menilai isi SMS itu hanyalah fitnah terhadap Presiden dan Partai Demokrat.
Bantahan itu ternyata tidak memuaskan. Buktinya, Presiden Yudhoyono terjun langsung menanggapi SMS itu. Sebelum berangkat ke Pontianak, Kalimantan Barat, kemarin, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Presiden menggelar konferensi pers khusus menegaskan lagi bahwa isi SMS itu sepenuhnya fitnah yang dilemparkan dari ruang gelap.
Presiden menyerukan agar negeri ini tidak menjadi tanah dan lautan fitnah karena hal itu tidak mencerdaskan bangsa. Para penyebar fitnah dinilai sebagai pengecut dan tidak kesatria.
Kita semula mengira SMS gelap itu tidak akan ditanggapi, apalagi dibantah. Sikap itu misalnya diperlihatkan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum yang enggan menanggapi SMS tersebut. Karena itu, kita tersentak sekaligus prihatin ketika Presiden menanggapi SMS tersebut. Sikap reaktif itu bisa menuai reaksi balik, jangan-jangan isi SMS itu benar.
Tentu saja kita tidak ingin anggapan itu muncul dan berkembang di tengah publik. Akan tetapi, siapakah yang dapat membendungnya tatkala publik justru memercayai isi SMS itu karena Presiden menanggapinya? Bukankah publik bisa berpandangan bahwa ada asap karena ada api?
Di sebuah negara yang baru mengalami euforia demokrasi dan gandrung ber-SMS, kita menduga akan banyak muncul SMS sejenis di masa mendatang. Lagi pula, dari sudut substansi, sesungguhnya apakah bedanya SMS gelap yang menggunakan teknologi modern dengan surat kaleng yang juga gelap? Menanggapi surat kaleng jelas perkara yang tak elok, seperti kurang kerjaan, bahkan menunjukkan kurang pede.
Pemimpin mestinya tegar menghadapi segala macam situasi. Dia harus mampu memilah isu besar yang menjadi tanggung jawabnya dan hal-hal remeh temeh yang perlu diabaikan. Surat kaleng tetaplah surat kaleng sekalipun menggunakan baju canggih bernama short message service alias SMS.
SMS bodong itu diakui muncul dari ruang gelap, dikirim pengecut yang tidak kesatria. Tetapi, mengapa menanggapi hantu? Mengapa pemimpin bangsa menanggapi pengecut? Apakah kesatria menanggapi yang bukan kesatria?
Kita teringat pepatah lama; kalau tiada angin bertiup, takkan pokok bergoyang.
Isi Pidato Konferensi Pers SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar jumpa pers khusus menyikapi beredarnya SMS yang menyudutkan dirinya. Dalam jumpa pers itu, SBY tampak tegang dan marah. SBY juga menantang si pengirim SMS untuk tampil berhadapan dengan dirinya.
Berikut isi pidato lengkap SBY saat berbicara di Bandara Halim Perdanakusuma, sesaat sebelum keberangkatannya ke Kalimantan Barat, Senin (30/5):
Saudara-saudara, selama dua hari libur hari Sabtu dan Minggu, saya menerima tamu dan bertemu dengan banyak sahabat. Kita bicarakan banyak hal termasuk yang beredar di masyarakat, berkaitan dengan pemberitaan yang tidak jelas sumbernya, mengandung fitnah yang sangat keterlaluan.
Kalau bicara fitnah, banyak orang negeri ini yang menjadi korban, saya salah satunya. Selama mengemban amanah lebih dari enam tahun melalui pemilu yang sah dan demokratis, saya kira ratusan fitnah datang kepada saya. Selama ini saya memilih diam. Saya biarkan dan saya terus bekerja. Satu kali dua kali manakala fitnah itu sungguh keterlaluan, maka demi nama baik demi kebenaran dan keadilan dan merupakan hak saya untuk memberi penjelasan.
Banyak saudara-saudara kita di negeri ini yang juga sering jadi korban fitnah. Tapi mereka tidak berdaya, tidak bisa bicara dan tidak punya ruang untuk menyampaikan luka dan sakit hatinya. Mudah-mudahan yang saya sampaikan ini bisa mewakili mereka yang selama ini menjadi korban fitnah dari mereka yang kurang beradab.
Saudara, sebagai WNI dan kepala negara, saya sedih dan prihatin jika ada saudara kita memiliki perilaku menyebar fitnah tanpa beban apapun, tidak pernah merasakan seperti apa orang yang diserang dengan fitnah itu. Tadinya saya berharap dengan teknologi informasi yang berkembang seperti SMS, Twitter, BB dan semua jenis media online itu bisa mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan justru media online yang tidak ksatria, menyebarkan fitnah dan pembunuhan karakter, caci maki,terhadap siapapun. Bukan cuma saya, tapi siapapun yang jadi korban penggunaan teknologi informasi dewasa ini.
Saudara, apa yang saya ketahui, fitnah yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat gelap dari hati yang gelap, sungguh keterlaluan. Saya katakan dengan bahasa terang, mereka tidak bertanggung jawab, tidak ksatria, pengecut. Sungguh menghina pribadi saya, karena tidak menampakkan dirinya dan tidak berani bertanggungjawab terhadap apa yang mereka katakan.
Janganlah terus menerus menyebarkan racun fitnah. Muncullah secara ksatria, mari kita berhadapan demi hukum dan keadilan. Fitnah itu 1000 persen tidak mengandung kebenaran. Disebarluaskan fitnah, katanya ada megaskandal, Bank Century. Disebutkan tindakan saya yang tidak terpuji. Ada lagi dikatakan PD punya tabungan Rp47 triliun dan Demokrat harus menjelaskan. Terbalik logikanya. Dia yang menuduh dia, yang membuktikan.
Oleh karena itu biar terang benderang di mata rakyat, jangan lakukan sesuatu dengan sembunyi melalui apa yang beredar sekarang ini. Zaman dahulu dengan alasan demokrasi belum mekar, belum ada kebebasan berbicara. Barangkali kekuasaan negara bisa ambil tindakan. Bisa jadi orang takut menyampaikan sesuatu secara terbuka. Tapi sekarang ini tersedia media massa yang mendiskreditkan di antara kita. Ada tersedia dan sah. Silahkan saja, itu bagian dari kebebasan berbicara.
Saya tidak bisa menerima jika cara seperti itu berlangsung di negeri kita. Saya menyeru supaya tidak diteruskan. Saya juga menyeru mereka yang difitnah untuk menggunakan haknya. Dijamin di negara kita yang menjunjung demokrasi dan hukum secara bersamaan. Saya tahu dalam keadaaan apapun biasanya selalu ada pembonceng, penumpang gelap. Ini selalu menimbulkan komplikasi dan masalah.
Saya ingin menyeru pada masyarakat Indonesia, janganlah negeri ini jadi tanah dan lautan fitnah, tidak akan mencerdaskan bangsa. Marilah kita menjadi bangsa yang benar-benar beradab, civilized. Justru saat ini kita harus menyatukan langkah untuk bekerja bersama meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Saya juga ingatkan, muncul situasi sekarang ini kegiatan mengadu domba satu sama lain. Mari kita aware satu sama lain. Saya juga imbau media massa, yang punya peran sangat luhur juga, ariflah.
Bayangkan kalau sebuah sumber yang sangat tidak jelas diangkat menjadi sumber berita. Rakyat kita ini dapat apa. Mestinya kita bersyukur ketika negeri kita saat ini memiliki momentum, telah melalui masa gelap. Jangan kita merugi, energi kita habis untuk menghadapi hal-hal seperti ini. Kehidupan yang bermoral, beretika, beradab, segalanya dipertanggungjawabkan secara ksatria, tidak pengecut. (IRIB/Media Indonesia/Antara/AR/31/5/2011)
SERBU Negara Islam Pengusung bersatunya Sunni dan Syi'ah...SERBUUUUUU!!!!!!!
Menurut laporan IRNA, Koran New York Times edisi Sabtu (28/5/2011) menulis, Arab Saudi menggunakan seluruh kekayaannya dan kekuatan diplomatiknya di kawasan untuk mencegah perubahan dan kebangkitan rakyat.
Dalam hal ini Riyadh dengan dukungan keluarga kerajaan berusaha keras membungkam rakyat yang tidak puas di negara ini. Menurut sumber ini, Arab Saudi demi mencegah pengaruh kebangkitan rakyat kawasan ke negaranya tak segan-segan mengucurkan dana empat miliar dolar guna mengokohkan posisi Dewan Militer di Mesir serta mengajak Jordania dan Maroko masuk menjadi anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC). Menurut koran ini, hal ini juga dilakukan Arab Saudi untuk membendung pengaruh luas Iran di kawasan.
Arab Saudi berusaha mencegah perubahan drastis di sistem pemerintahan monarki despotik dengan menekankan stabilitas semu di negara yang menganut sistem kerajaan (monarki). Karena perubahan ini akan menimbulkan pertanyaan serius di Arab Saudi di bidang politik dan ekonomi.
Prakarsa Riyadh menarik Jordania dan Maroko mesuk ke P-GCC dimaksudkan untuk membentuk kelompok negara-negara monarki. Saat ini keenam anggota PGCC (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Kuwait dan Bahrain) seluruhnya menganut sistem kerajaan.
Menurut para pengamat, pesan utama dari pembentukan kelompok ini adalah negara Arab Sunni menegaskan kepada Iran sebagai negara Syiah bahwa mereka akan melindungi kepentingannya dengan cara apapun.
Pangeran Walid bin Talal bin al Saud, bisnismen dan anggota keluarga Saud di Riyadh terkait instabilitas di kawasan mengatakan," Kami mengirimkan pesan ini bahwa hal ini tidak akan terjadi pada keluarga kerajaan Saudi dan kami tidak menginginkan jalur kekerasan, tapi kami hanya berusaha mempertahankan kepentingan kami." (IRIB/IRNA/MF/29/5/2011)Media AS menurunkan berita adanya rencana Arab Saudi untuk membentuk front bersama anti Iran yang terdiri dari beberapa Negara muslim, seperti Malaysia, Pakistan dan Indonesia. |
Menurut Kantor Berita ABNA, salah satu media berita Amerika Serikat Wall Street Journal menurunkan berita, adanya keinginan Arab Saudi untuk membentuk front bersama yang terdiri dari beberapa Negara muslim dari Timur Tengah dan Asia Tenggara untuk menentang Iran.
Sebagaimana yang diberitakan media tersebut, disebutkan kerajaan Arab Saudi telah berunding dengan Negara Pakistan, Malaysia, Indonesia dan beberapa Negara Asia Tengah untuk lebih mempererat hubungan diplomatik antar Negara-negara muslim dalam menghadapi Iran dan untuk membendung pengaruh revolusi Islam Iran masuk ke dalam Negara-negara muslim tersebut.
Namun rencana Saudi tersebut justru mengkhawatirkan Gedung Putih, sebab dapat semakin memperkeruh suasana di Timur Tengah bahkan akan merambah ke Asia dengan adanya kemungkinan pertikaian mazhab yang lebih parah.
Wall Street Journal dalam beritanya menukil kata-kata pejabat militer AS, Pakistan dan Arab Saudi yang menunjukkan Negara Saudi saat ini juga meminta bantuan militer dari Pakistan untuk meredam gejolak massa di Bahrain. Pejabat militer Saudi dalam perundingan segitiga tersebut menyatakan kepada sekutunya Pakistan untuk turut serta membantu terciptanya kondisi aman di Timur Tengah dan tidak perlu terlalu bergantung terhadap peran dan bantuan AS.
Pejabat AS menyikapi pernyataan pejabat Saudi tersebut dengan menyebut langkah Saudi untuk mengamankan kondisi di Bahrain terlalu ekstrim. Namun Saudi menegaskan bahwa langkah yang dia ambil telah mendapat dukungan dari Negara-negara muslim. Menurutnya, tentara Saudi sebanyak 4000 orang telah cukup memadai mengawal Bahrain namun Pakistan tetap diperkenankan mengirimkan bantuannya jika diperlukan.
Pemerintah Malaysia beberapa waktu sebelumnya telah menyampaikan secara resmi dukungannya terhadap Riyadh. Perdana Menteri negara ini ketika melawat ke Riyadh mengatakan, "Pemerintah Malaysia mendukung keputusan-keputusan Arab Saudi dan anggota Majelis kerjasama Teluk Persia untuk menjaga kemanan dan stabilitas di kawasan." Bahkan dikatakan, Malaysia siap mengrimkan bantuan pasukan militer ke Bahrain jika diperlukan.
Pemerintah Bahrain pada kamis (26/5) lalu menyatakan menyambut baik dukungan diplomatik Negara-negara lain, dan sampai saat ini masih mempertimbangkan kesediaan Negara-negara tersebut untuk memberikan bantuan militernya. Jika diperlukan, Bahrain menyatakan tidak segan-segan meminta bantuan kepada Negara-negara tersebut.
Wall Street turut menurunkan berita mengenai adanya kerjasama antara Saudi dan Pakistan yang telah lama terjalin untuk membendung pengaruh Iran dan Syiah di Negara-negara kawasan. Bahkan disebutkan untuk membendung pengaruh Iran, Pakistan mendapatkan bantuan jutaan dollar dari Arab Saudi.
Perempuan adalah Tuan di rumahnya dan Bunga didalam rumah..Bukan Pelayan..Ingat !!!!!!!
Dalam banyak riwayat disebutkan tentang ilmu dan keharusan menuntut ilmu sebagai sebuah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan. Nabi Saw selalu mendorong umatnya untuk belajar dan menuntut ilmu. Diriwayatkan bahwa beliau memerintah sekelompok wanita termasuknya istri beliau yang bernama Hafshah untuk belajar membaca dan menulis.
Sebagai negara dengan pemerintahan yang meneladani ajaran Nabi Saw, Republik Islam Iran memandang kaum perempuan sebagai kelompok masyarakat yang memiliki banyak potensi dan bakat. Pemerintahan Islam ini menghidupkan kembali kedudukan dan kemuliaan kaum perempuan yang sebenarnya. Pandangan seperti ini mendorong kaum wanita untuk terlibat secara aktif dalam berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan. Dengan menyadari dan menjaga jatidirinya, perempuan Muslimah dapat menunjukkan kepada dunia hakikat diri dan perannya. Islam memandang perempuan sebagai insan mulia yang mendidik dan mencetak perempuan-perempuan agung, cendekia, dan ibu atau istri yang berjiwa kuat dan pejuang di jalan Allah.
Apa yang dilakukan Republik Islam Iran terkait masalah perempuan selama ini memang layak diapresiasi. Namun demikian, Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei memandangnya sebagai kinerja yang belum sempurna. Untuk itu dalam pertemuan belum lama ini dengan kalangan elit, cendekia dan intelektual perempuan, beliau mengimbau mereka untuk melakukan telaah dan studi yang mendalam dan ilmiah terkait masalah perempuan. Hasil telaah itu dapat diimplementasikan lewat penyusunan program strategis.
Dalam pertemuan yang diadakan menjelang peringatan milad Siti Fatimah Zahra (as), Ayatollah al-Udzma Khamenei memaparkan kondisi menyedihkan yang dialami kaum perempuan di dunia khususnya di Barat dengan menyebutnya sebagai kondisi krisis. Beliau menerangkan adanya dua masalah penting dalam masalah ini.
Pertama, pandangan yang salah dan pemahaman yang buruk terhadap kedudukan kaum perempuan dan posisinya di tengah masyarakat. Kesalahan pandangan ini muncul pertama kali di Barat lalu menyebar ke berbagai masyarakat yang lain termasuk masyarakat Muslim. Kedua, yang merupakan masalah inti yaitu pandangan yang buruk terkait masalah keluarga dan perlakuan buruk di dalam keluarga.
Di dunia Barat, masalah perempuan dan perannya di tengah masyarakat diidentikkan dengan benturan dua kelompok gender, laki-laki dan perempuan, dan gesekan kepentingan diantara mereka. Pandangan yang salah ini telah menjauhkan perempuan di Barat dari keistimewaan jiwa dan kedudukan insaninya. Mengenai masalah ini Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Secara perlahan mereka membuat aturan yang tidak adil yang menempatkan laki-laki sebagai pihak yang diuntungkan, sementara perempuan dijadikan sebagai pihak yang dimanfaatkan. Karena itu, dalam budaya Barat, jika perempuan ingin menonjol dan meraih kepribadiannya maka ia mesti mempertontonkan daya tarik seksualnya. Bahkan dalam acara-acara resmi, pakaian yang dikenakan perempuan harus bisa memuaskan pihak yang diuntungkan, yakni laki-laki."
Menurut pemimpin yang di Iran disebut Rahbar ini, aturan yang tidak adil dan kejam ini telah merapuhkan fondasi keluarga, memperluas jaringan human trafficking dengan korban perempuan dan anak-anak gadis, meningkatkan jumlah kelahiran anak di luar nikah dan keterjauhan kaum perempuan dari kehangatan kasih sayang dalam keluarga. Masalah-masalah seperti inilah yang telah memaksa para pemikir Barat memeras otak sejak lama untuk mencari solusi dan jalan keluar mengatasinya. Sebab, masalah ini sudah masuk dalam kelompok bahaya yang mengancam sendi-sendi sistem Liberal Demokrasi. Fukuyama, teoretis AS mengatakan, "Bahaya terbesar saat ini adalah ancaman kehancuran sistem sosial yang menjadi landasan demokrasi.... Yang saya maksud adalah kehancuran tatanan keluarga."
Dalam Islam, hubungan laki-laki dan perempuan dalam membangun keluarga bukan melulu didasari oleh hasrat biologis. Islam memiliki pandangan positif terhadap perempuan. Sebab, perempuanlah yang memiliki kapasitas besar untuk mendidik manusia. Karena itu, dia dihormati oleh seluruh anggota keluarga. Dalam keluarga Muslim, perempuan menjalankan tugas dan perannya dengan senang hati dan tanpa beban. Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Mengenai keluarga dan kedudukan perempuan dalam keluarga, Islam memiliki pandangan yang sangat jelas. Nabi Saw bersabda, المرأة سیدة بیتها yang artinya, perempuan adalah tuan di rumahnya. Dalam sejumlah riwayat, para imam Ahlul bait berkata, المرأة ریحانة ولیست بقهرمانة yang artinya, perempuan bukanlah pelayan tapi bunga di dalam rumah.
Dalam riwayat lain disebutkan, sebaik-baik kalian adalah orang yang berperilaku terbaik dengan istrinya."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan perlunya hukum dan jaminan pelaksanaan untuk membangun keluarga. Sejak dahulu masalah ini terabaikan dan tidak mendapat perhatian yang semestinya. Beliau menjelaskan, "Lingkungan keluarga harus menjadi lingkungan yang aman, penuh hormat dan ketenangan bagi perempuan supaya ia bisa menjalankan tugasnya yang utama dalam menjaga keluarga dengan sempurna."
Menurut pandangan Islam, sama dengan laki-laki, perempuan punya potensi untuk memilih sendiri dan meniti jalan kebahagiaan atau kesengsaraannya. Ayat 10-12 surat al-Tahrim menyebutkan contoh dua macam perempuan yang berhasil meraih puncak kesempurnaan dengan menyingkirkan seluruh rintangan yang menghambat jalannya, dan perempuan yang memilih sendiri jalan kesengsaraan meski jalan kebahagiaan sudah terbuka di jalannya. Rahbar mengatakan, "Menarik sekali ketika al-Qur'an memilih menggunakan perumpamaan dari kelompok perempuan ketika hendak menjelaskan tentang manusia yang baik dan yang buruk. Al-Qur'an menyebutkan dua perempuan sebagai model keburukan, yaitu istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Allah berfirman, ضرب الله مثلا للذين كفروا امرأة نوح وامرأة لوط, yakni Allah membawakan permisalan untuk kaum Kafir perempuan Nuh dan perempuan Luth."
Untuk menunjukkan permisalan orang-orang yang mukmin, Allah membawa contoh istri Firaun dan Maryam putri Imran, ibunda Nabi Isa (as). Ayatollah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menjelaskan bahwa keempat perempuan yang namanya disebut dalam surat al-Tahrim itu punya peran dalam keluarga mereka.
Beliau mengatakan, "Kebaikan dan keburukan keempat perempuan ini berhubungan dengan lingkungan keluarga mereka. Dua perempuan yang buruk itu adalah istri dari dua orang Nabi yaitu Nuh dan Luth yang memiliki kedudukan tinggi, tapi mereka berkhianat.
Kemuliaan dua perempuan lainnya dalam surat itu juga terkait dengan kondisi keluarga. Istri Firaun menjadi mulia setelah ia mengasuh salah seorang nabi Ulul ‘Azm, yaitu Musa Kalimullah lalu beriman kepadanya dan membantunya. Fir'aun murka dan membalas dendam terhadapnya. Sementara Maryam adalah wanita yang dikenal menjaga kehormatannya. Ini menunjukkan bahwa beliau hidup di lingkungan yang mengancam kehormatan seorang perempuan namun Maryam berhasil memeranginya."
mainsource:http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=33524:perempuan-dan-keluarga-dalam-perspektif-rahbar&catid=29:rahbar&Itemid=102
Wahabi plus Rajadirajanya lah yang berjaya...bukan untuk Muhammad al mustafa ya Habibullah...Astaghfirullah.....!!!!!
Apa yang Dihapus di Masjid Nabi dan Ditulis di Kakbah oleh Wahabi?
Sejak awal blog ini ingin tetap konsisten dengan prinsip persatuan umat Islam dan sebisa mungkin tetap ingin menjaganya. Dalam beberapa diskusi dan pertemuan, ada keinginan untuk tidak terlalu sering menyinggung Wahabi atau yang sekarang ini menggunakan nama salafi. Katanya, mereka sebenarnya masih punya peluang untuk dibantu. Setidaknya dibantu untuk kembali menggunakan akal sehat dan tidak buta dengan ritual dan penampilan lahiriah.
Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan bahwa kelompok yang kelihatannya sangat taat ini seperti ingin mencerabut Nabi Muhammad saw. dari hati umat muslim. Dimulai dari klaim bahwa orang tua nabi berada di neraka, keluarga nabi adalah manusia biasa, larangan ziarah kepada nabi, dan tuduhan lain yang merendahkan nabi saw. Anehnya, mereka menggunakan dalih dengan mengaku sebagai muwahid sejati dan menjual murah kata-kata “musyrik”, “bidah“, “sesat” dan sebagainya.
Apa yang Dihapus di Masjidnabawi?
Ketika kekhalifahan Utsmaniah (Ottoman) Turki membangun kembali Masjid Nabawi, mereka menuliskan di pagar emas Raudah Syarif “Ya Allah Ya Muhammad” bersamaan.
Tapi menurut syariahnya Wahabi, penyebutan “Ya Muhammad” adalah syirik meskipun seluruh umat muslim tahu Nabi Muhammad saw. adalah utusan-Nya. Sehingga mereka menambahkan “titik” di bawah huruf “ha” sehingga menjadi huruf “jim” dan menghapus huruf “mim” untuk kemudian menambahkan “dua titik” sehingga terlihat seperti huruf “ya”. Kemudian kata Muhammad diganti menjadi Majîd.
Apa yang Ditulis di Masjidilharam?
Bagi umat muslim, Kakbah adalah kiblat. Sebagai tempat paling suci, umat muslim merasakan ketenangan dan kedekatan dengan Penciptanya dan akan mengecam siapapun yang mengganggu perasaan ini. Sebagaimana tempat suci lain seperti makam nabi saw. dan pemakaman Baqi yang dihancurkan (baca di sini), Kakbah juga menjadi target kebodohan atas nama tauhid dan digunakan sebagai papan pengumuman kerajaan.
Seseorang yang sekilas melihat Kakbah akan mengira bahwa bagian yang dilingkari merah hanyalah kaligrafi ayat Quran biasa. Tapi ternyata…
Arti dari kaligrafi tersebut adalah “Kiswah ini dibuat di Mekah al-Mukarramah dan hadiah untuk Kakbah al-Musyarafah. Khadim al-Haramain asy-Syarifain Abdullah bin Abdulaziz Ali Saud, semoga Allah menerima darinya. Tahun 1426.”
Arti dari kaligrafi tersebut adalah “Tirai ini dibuat di Mekah al-Mukarramah dan hadiah untuk Kakbah al-Musyarafah. Khadim al-Haramain asy-Syarifain Abdullah bin Abdulaziz Ali Saud, semoga Allah menerima darinya.”
Siapapun tidak akan bisa menemukan nama “Muhammad” di Kakbah karena menurut salafi Wahabi hal itu dapat membahayakan tauhid, membuat iman Anda tergoncang, kultus terhadap nabi, dan seketika menjadi musyrik. Tapi Anda masih bisa menemukan nama lengkap Raja Saudi keluarga Saud di Kakbah dan pintunya. Tapi bagi mereka hal itu bukanlah syirik dan tidak termasuk bidah. Berikut ini adalah potongan kiswah dari era kekuasaan Utsmaniah yang tetap menuliskan nama Nabi Muhammad saw.
Perilaku “orang-orang suci pemegang kunci surga” tidak cukup sampai di situ.
Gambar di atas menunjukkan dengan jelas bahwa pintu masuk bagian Barat Masjidilharam bernamakan “Pintu Raja Fahd”. Kata Hammad Alqadri, “Siapapun yang memiliki sedikit iman di hatinya akan mengatakan bahwa inilah bentuk perpaduan arogansi dan superioritas (merasa unggul) dengan menggunakan gelar raja dan namanya di tempat paling suci di muka bumi,” Baitullah, yang pemiliknya adalah Raja Hari Akhir.
Karena mereka merasa benar sedangkan yang lainnya adalah musyrik dan ahlulbidah, maka mereka masih “berbaik hati” untuk memberi sedikit ruang di Haram.
Menurut Wahabi tidaklah bermasalah untuk menempatkan kata-kata mulia seperti “Masjidilharam” dan “Masjid Nabawi” atau gambar Kakbah di pojokan sebagai bagian dari pengumuman tempat rak sepatu, bahkan lebih kecil dari itu.
Gambar-gambar di atas sepertinya membenarkan pendapat beberapa orang yang mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahab yang melahirkan Wahabi hendak menghapus Muhammad bin Abdullah saw. dari hati umat muslim. Secara bahasa seharusnya gerakan ini dinisbatkan kepada nama pengusungnya menjadi Muhammadiah, misalnya, tetapi justru dinisbatkan kepada nama ayahnya. Ya Allah sampaikan salawat dan salam keharibaan nabi tercinta Muhammad dan keluarga Muhammad. Wallahualam.
Catatan: Sebagian besar gambar bersumber dari Hammad Alqadri.
Peran Perempuan dalam Revolusi Tidak Sedikit
Ayatullah Rafsanjani dalam ceramahnya berkenaan dengan peran perawat yang kebanyakan perempuan berkata, " "Kontribusi para perawat yang telah diberikan selama perang tidaklah kecil. Peran mereka sangat besar, bahkan tidak sedikit dari mereka juga mengorbankan nyawa mereka. Mereka telah menyelamatkan nyawa banyak orang, memberi harapan hidup bagi mereka yang menjadi korban cacat dalam perang dan menguatkan jiwa keluarga-keluarga yang ditinggalkan. Jasa-jasa mereka akan selalu dikenang oleh bangsa ini." |
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Hasyimi Rafsanjani dalam sebuah acara peringatan mengenang perjuangan para perawat dalam perang 8 tahun mempertahankan keutuhan Republik Islam Iran yang coba diruntuhkan oleh rezim Saddam Husein mengatakan, "Rakyat di kawasan ini, adalah rakyat yang penuh kewaspadaan, sadar, mujahid dan penuh semangat perjuangan. Rakyat Yaman berbulan-bulan berada di jalanan dan siap syahid untuk itu, di Libia rakyat juga melakukan hal yang sama melakukan perlawanan dan rela mengorbankan nyawa mereka, di Suria kita melihat bagaimana mereka bertahan dan juga kemenangan revolusi rakyat Mesir. Dan perjuangan tersebut terus berlanjut sampai saat ini, karena rakyat telah sadar dan tidak akan lagi rela menerima ketertindasan dari pemerintahan yang zalim."
Mengenai perjuangan rakyat Bahrain, Ayatullah Rafsanjani berkata, "Sementara Bahrain adalah rakyat yang paling terzalimi dan tak satupun memiliki pelindung di dunia ini."
Mantan presiden Iran dua periode ini lebih lanjut berkata, "Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat, dunia informasi dan komunikasi juga semakin mengalami peningkatan dan kemajuan. Sekarang dunia serasa semakin kecil dengan banyaknya channel radio, televisi dan situs-situs berita di internet yang setiap detik mengabarkan berita terbaru dari setiap peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia. Peristiwa penting di sebuah Negara bisa dengan begitu segera diketahui oleh Negara ini. Karenanya peristiwa disebuah Negara dapat mempengaruhi Negara lain tanpa bisa dicegah. Kebangkitan rakyat di Negara-negara kawasan juga disebabkan oleh adanya tekhnologi komunikasi ini yang bagi rakyat yang sadar digunakan untuk bangkit melawan kediktatoran secara bersama-sama."
"Setelah kemenangan revolusi Islam Iran, umat Syiah Irak menjadikan perjuangan rakyat Iran tersebut sebagai inspirasi untuk melakukan hal yang sama, dan merekapun memulai perjuangan mereka untuk melepaskan diri dari belenggu rezim Saddam. Perlawanan demi perlawanan mereka lakukan, sampai sejumlah dari mereka menjadi tahanan bahkan banyak yang sampai harus terbunuh. Karenanya, rezim Saddam melihat Iran sebagai Negara yang berbahaya bagi ideologi politik mereka. Saddampun berusaha mencoba menggulingkan pemerintahan Islam Iran sebab khawatir pengaruh kemenangan revolusi Islam Iran akan merambah ke Irak dan Negara Islam lainnya di kawasan Timur Tengah. Jadi maksud asli rezim Saddam menyerang Iran adalah berusaha untuk membendung pengaruh revolusi rakyat Iran. Rakyat Irak tidak boleh memiliki kesadaran politik sebagaimana rakyat Iran, sebab hal itu sangat membahayakan rezim Saddam yang menjalankan roda pemerintahan dengan cara yang zalim dan semena-mena." Jelasnya.
Ayatullah Rafsanjani kemudian menegaskan, bahwa kemenangan rakyat Iran mempertahankan keutuhan Republik Islam Iran selama 8 tahun dari agresi militer Irak adalah berkat perlindungan Allah swt. "Iran waktu itu adalah Negara yang baru saja berbenah, dengan perlengkapan senjata yang sangat minim terus dengan gigih berusaha untuk mempertahankan kedaulatan Negara. Meskipun korban dari pihak Iran dua kali lipat lebih banyak dari Irak, yang memiliki kekuatan dan perekonomian serta dukungan dari banyak Negara, namun bangsa kita berhasil meraih kemenangan dan sampai saat ini masih tetap bisa menjalankan roda pemerintahan di bawah koridor aturan-aturan Islam. Ini semua berkat perlindungan Allah swt yang harus kita syukuri."
Ayatullah Hasyemi Rafsanjani kemudian tidak lupa untuk menyampaikan rasa syukur dan terimakasihnya yang besar terhadap perjuangan para perawat (yang mayoritas berasal dari kaum perempuan) selama dalam kondisi perang. Beliau berkata, "Kontribusi para perawat yang telah diberikan selama perang tidaklah kecil. Peran mereka sangat besar, bahkan tidak sedikit dari mereka juga mengorbankan nyawa mereka. Mereka telah menyelamatkan nyawa banyak orang, memberi harapan hidup bagi mereka yang menjadi korban cacat dalam perang dan menguatkan jiwa keluarga-keluarga yang ditinggalkan. Jasa-jasa mereka akan selalu dikenang oleh bangsa ini."
mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=244266
Ketidak Pedulian terhadap Hijab, Pemicu Kerusakan Moral
Ayatullah Makarim Syirazi berkata, "Hijab bukan hanya menebarkan manfaat namun juga dapat mencegah kemungkaran ataupun ketidak amanan yang mungkin terjadi. Kebanyakan penyebab keburukan akhlak sosial dalam sebuah Negara karena kebanyakan kaum perempuannya tidak memberikan perhatian pada persoalan hijab. Karenanya keluarga dituntut, untuk memberikan perhatian pada persoalan hijab ini, sebab ini adalah persoalan kita bersama." |
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Nashir Makarim Syirazi mengawali pelajaran Fiqh di masjid A'dzam Qom yang diasuhnya menyangkut adab beliau berkata, "Dalam agama Islam, semua hal ada aturannnya, dan kita tidak boleh menyepelekan aturan tersebut begitu saja."
Selanjutnya beliau menegaskan, "Dalam Islam hatta persoalan rambut ada aturannya, ini menunjukkan betapa Islam memberi perhatian kepada persoalan masyarakat."
Ayatullah Makarim Syirazi kemudian mengarah kepada pendidikan anak, "Islam mengenai pendidikan anak memulai dari pemberian nama. Berikanlah nama-nama yang indah kepada anak, hindari pemberian nama yang bermakna jelek dan juga hindari pemberian nama yang telah ditetapkan Allah swt sebagai nama-Nya yang khusus. Islampun dalam menetapkan bahwa pemberian nama kepada anak adalah hak kedua orangtuanya, anggota keluarga lain harus memperhatikan hal ini."
Pada bagian lainnya ceramahnya, ustad pengajar hauzah ilmiyah Qom ini kemudian membahas masalah hijab. Beliau berkata, "Mengenai hijab, dalam Al-Qur'an banyak ayat yang diturunkan khusus mengenai hijab. Menunjukkan penting dan urgennya hijab dalam Islam. Dan sebagai muslim, tidak dibenarkan sama sekali untuk melalaikan satupun ayat dalam Al-Qur'an. Menyepelekan sama halnya mengingkarinya."
Ayatullah Makarim Syirazi lebih lanjut berkata, "Kita tahu betapa hijab memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sosial bermasyarakat, sementara masih banyak Negara-negara di dunia ini justru menetapkan pelarangan penggunaannya atau memandang negatif penggunaan hijab. Karenanya dakwah atau ajakan untuk mengetahui pentingnya hijab harus lebih digalakkan."
"Sampai saat ini, kita masih juga mendengar pandangan buruk mengenai penggunaan hijab. Padahal berjilbab dengan serampangan atau tidak berjilbab sama sekali akan menimbulkan efek negatif dalam kehidupan sosial." Tegas ulama yang juga sebagai marja taklid ini.
Lebih detail mengenai hijab, Ayatullah Makarim Syirazi berkata, "Hijab bukan hanya menebarkan manfaat namun juga dapat mencegah kemungkaran ataupun ketidak amanan yang mungkin terjadi. Kebanyakan penyebab keburukan akhlak sosial dalam sebuah Negara karena kebanyakan kaum perempuannya tidak memberikan perhatian pada persoalan hijab. Karenanya keluarga dituntut, untuk memberikan perhatian pada persoalan hijab ini, sebab ini adalah persoalan kita bersama."
"Meskipun banyak Negara muslim yang menginjak-injak aturan berhijab ini, seperti Turki misalnya. Kita harus tetap memegang kukuh syariat Allah ini. Negara kita (Iran) ini berdiri berdasarkan aturan Islam karena pengorbanan para syuhada. Kita sebagai pelanjut perjuangan mereka, tidak boleh membuat darah mereka tertumpah sia-sia. Kita harus tetap menjalankan Negara ini dalam jalur Islam yang mereka perjuangkan." Pesan beliau di akhir ceramahnya.(http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=243860)
Pemersatu Rakyat Bahrain adalah Kecintaan kepada Ahlul Bait as
Bertepatan dengan hari ke 100 perjuangan rakyat Bahrain dalam menghadapi kezaliman rezim Ali Khalifah perkumpulan para pengamat politik dan wartawan ABNA menyelenggarakan seminar "100 Hari Perjuangan Rakyat Tertindas" di auditorium Daftar Tabligat Islami Qom Iran. Pada kesempatan tersebut, Hujjatul Islam wa Muslimin Thahiri Bahraini memaparkan pandangannya. |
Menurut Kantor Berita ABNA, bertepatan dengan hari ke 100 perjuangan rakyat Bahrain dalam menghadapi kezaliman rezim Ali Khalifah perkumpulan para pengamat politik dan wartawan ABNA menyelenggarakan seminar "100 Hari Perjuangan Rakyat Tertindas" di auditorium Daftar Tabligat Islami Qom Iran.
Dalam seminar tersebut, Hujjatul Islam wa Muslimin Thahiri Bahraini salah seorang pengajar Hauzah Islamiyah Qom menyampaikan paparan dan pandangan politiknya mengenai situasi politik yang terjadi di Bahrain. Dalam paparan ceramahnya yang disampaikan dalam bahasa arab, Hujjatul Islam Thahiri Bahrain memulainya dengan mengucapkan banyak terimakasih kepada Majma Jahani Ahlul Bait dan para pekerja pers yang tergabung di Kantor Berita ABNA yang telah menjadi penyelenggara seminar tersebut. Beliau selanjutnya berkata, "Kebangkitan yang tengah terjadi saat ini di Bahrain, bukanlah kebangkitan yang terjadi secara kebetulan dan begitu saja, mengikuti hiruk pikuk revolusi yang telah terjadi di beberapa Negara sebelumnya. Melainkan kebangkitan yang telah didesain dan direncanakan jauh-jauh sebelumnya yang kemudian mendapat kesempatan yang dimulai oleh kebangkitan di beberapa Negara di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah."
Lebih lanjut beliau berkata, "Bisa dikatakan kebangkitan yang saat ini terjadi di Bahrain terinspirasi dan terpicu oleh kebangkitan yang sebelumnya telah terjadi di Tunisia dan Mesir. Namun pada dasarnya, memuncaknya kemarahan rakyat Bahrain karena kezaliman dan penindasan yang mereka hadapi, yang kemudian meletus menjadi sebuah kebangkitan dengan memanfaatkan momen yang ada."
Hujjatul Islam Thahiri kemudian menyebutkan keberadaan Ayatullah Syaikh Isa Qasim sebagai seseorang yang diangkat sebagai pemimpin revolusi Bahrain menjadikan revolusi Bahrain mempunyai nilai lebih dibandingkan revolusi di Tunisia dan Mesir. Keberadaan pemimpin yang diakui bersama tersebut oleh para penggerak revolusi menjadikan perlawanan rakyat Bahrain sampai saat ini masih terus berlanjut dan semakin hari mereka semakin menunjukkan persatuan yang kokoh.
Beliau berkata, "Pada revolusi yang terjadi di Tunisia dan Mesir, organ-organ Islam semisal Al-Azhar dan Ikhwanul Muslimin tidak menunjukkan perannya yang signifikan atau bisa dikatakan tidak ada sama sekali, dan kalaupun ada peran mereka terlalu terlambat, diakhir-akhir keberhasilan revolusi. Sementara kebangkitan yang terjadi di Bahrain adalah kebangkitan yang dipicu oleh semangat ber Islam yang tinggi, yang terinspirasi oleh perjuangan dan keberhasilan revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini. Yakni sebuah revolusi yang dibangun dari madrasah Ahlul Bait as."
Lebih lanjut, pelajar hauzah Ilmiyah Qom ini menyebutkan akar persoalan kebangkitan rakyat Bahrain yang dicetuskan tanggal 14 Februari 2011 lalu. Beliau berkata, "Kebangkitan rakyat di Bahrain telah bermula sejak tahun 1766, yakni sejak bermula dari kedatangan Ali Khalifah yang berasal dari Kuwait, yang kemudian dengan kekayaannya banyak menguasai tanah di Bahrain. Singkatnya Ali Khalifah sama sekali tidak mempunyai hak pengklaiman atas Bahrain. Hal ini diungkap oleh sejarahwan besar Yusuf Bahraini yang menuliskan dalam kitabnya, Hadaiq An Nadhirah. Sejak itulah rakyat pribumi Bahrain mulai melancarkan perlawanan dan ketidaksetujuan atas kedatangan Ali Khalifah. Namun perlawanan demi perlawanan tersebut mampu dimentahkan dengan adanya tekanan dari Ali Khalifah. Bahkan Yusuf Bahrain harus tersingkir dan kemudian menetap di Qutaif. Lalu kemudian, muncul tokoh revolusi lagi yang bernama Husain Bahraini, namun sayang perjuangannya pun belum menuai hasil. Namun setidaknya ini menunjukkan, sebelum kebangkitan 14 Februari lalu, rakyat Bahrain telah memulainya dari dulu."
"Selama perjuangan untuk merebut kembali hak-hak mereka, rakyat Bahrain telah mengorbankan segalanya, nyawa dan harta mereka. Apa yang mereka lakukan adalah sebagaimana yang dilakukan Imam Husain as, yakni pantang untuk terhina." Tegas beliau.
Lebih lanjut Hujjatul Islam Thahiri berkata, "Peringatan-peringatan kesyahidan, semisal syahadah Imam Husain as dan Sayyidah Fatimah as di Bahrain, menjadi penyemangat tersendiri bagi rakyat Bahrain untuk bangkit melawan. Keberanian Imam Husain as yang meskipun dengan kekuatan yang sangat terbatas menjadi inspirasi bagi mereka."
Dalam bagian lain pada ceramahnya menyangkut tujuan kebangkitan rakyat Bahrain, ia memaparkan, "Rezim Ali Khalifah sendiri juga bertanya, apa yang menyebabkan rakyat ini sedemikian bersatu untuk melawan? Jawabannya cuman satu, pemersatunya adalah berpegangan kepada Ahlul Bait as. Syiar rakyat Bahrain adalah, kami Sunni dan Syiah bersaudara dan bersatu yang tidak akan menjual Negara ini. Namun sayang, oleh rezim Ali Khalifah yang membayar tentara sewaan memporak-porandakan syiar tersebut, dengan menulis pada dinding-dinding hauzah dan husainiyah syiar-syiar perpecahan mazhab, karenanya kebanyakan media menuliskan kebangkitan yang terjadi di Bahrain adalah konflik sektarian, dan akhirnya tidak menimbulkan simpatik umat Islam se dunia."
Atas adanya fitnah perpecahan antar Sunni-Syiah oleh rezim Ali Khalifah, Hujjatul Islam Thahiri mengutuknya dengan keras. Beliau berkata, "Diantara taktik perpecahan tersebut, setiap demonstran yang tertangkap ketika ditanya oleh tentara, apakah ia Sunni atau Syiah? Dan setiap dijawab Syiah, maka demonstran tersebut kemudian disiksa dan dijebloskan ke penjara tanpa proses hukum. Mereka juga menghancurkan masjid-masjid umat Syiah dan membakar Al-Qur'an yang berada di dalamnya. Bahkan salah seorang ulama Wahabi mengatakan, seandainya saya bisa ke Bahrain, aku akan membunuh umat Syiah disana dengan terjangan peluru."
"Siksaan yang dialami rakyat Bahrain bukan sekedar fisik saja, namun juga secara mental dan psikologis. Rakyat Bahrain saat ini menjadi terkucil dan terasing dalam pergaulan dunia internasional. Tidak ada kontak sama sekali dengan dunia luar, sehingga tidak bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya. Hatta Al Jazirah dan Al Arabiyah yang dituding selama ini sebagai media pers yang netral juga menyebutkan konflik yang terjadi di Bahrain adalah konflik yang dipicu oleh perpecahan mazhab." Lanjutnya.
Atas terbunuhnya empat tokoh Syiah dalam penjara Ali Khalifah yang dituding sebagai orang dibalik kericuhan di Bahrain, Hujjatul Islam Thahiri mengatakan, "Terbunuhnya empat tokoh Syiah tersebut menunjukkan ketidak inginan Ali Khalifah untuk menghentikan konflik di Bahrain secara damai. Sebab dengan membunuh empat orang tersebut, Ali Khalifah seakan-akan ingin berkata, kalau membunuh empat orang ini saja kami bisa, apalagi membunuh yang lainnya."
Di ujung pembicaraannya, Hujjatul Islam Thahiri kembali mengucapkan terimakasih atas penyelenggara seminar. Dan mengucapkan terimakasihnya yang mendalam terhadap rakyat Iran yang telah menunjukkan simpatiknya dan dukungannya yang luar biasa terhadap perjuangan rakyat Bahrain selama ini.
Kecintaan kepada Ahlul Bait Wajib Sebagaimana Puasa dan Shalat
Penduduk Mesir adalah pengikut setia dari ayat Al-Qur'an yang berbunyi, "Wahai Nabi, sampaikan kepada mereka, aku tidak meminta upah apapun atas dakwahku, kecuali kecintaan kepada keluargaku". Dari ayat tersebut, menunjukkan kecintaan kepada keluarga Nabi adalah sesuatu yang wajib, sebagaimana wajibnya shalat dan puasa bagi orang-orang yang beriman. |
Menurut Kantor Berita ABNA, Dr. Syaikh Alawi Amin, ulama senior Mufti Mesir yang juga menjabat sebagai guru besar Ushuluddin universitas Al Azhar Mesir dalam kunjungannya ke Iran menyempatkan diri berziarah ke makam Sayyidah Maksumah di Qom dan turut menyelenggarakan shalat Jum'at bersama ribuan warga Qom, Jum'at 27 Mei 2011. Sebelum pembacaan khutbah Jum'at dimulai, beliau diberi kesempatan untuk menyampaikan ceramah singkatnya.
Redaksi ABNA menuliskan ceramah singkat beliau sebagai berikut:
Bismillahirrahmanirahim
Teriring salam Allah swt bagi kekasih-Nya yang sangat dicintai-Nya, Rasululah saww. Salam juga buat ibu pelanjut keturunan Nabi, Fatimah az Zahra dan istri dari Waliyullah Ali as yang oleh Rasulullah saww diantara kaum Muhajirin dan Anshar dikenal sebagai saudaranya yang paling layak sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa as.
Dan bukan sebuah kebetulan jika keturunan nabi Musa as dilanjutkan oleh saudaranya Harun sebagaimana generasi suci Rasulullah saww dilanjutkan oleh Imam Allah as, yang kemudian dilanjutkan oleh dua pemuda suci Imam Hasan as dan Imam Husain as.
Bapak-ibu yang saya hormati
Saya berasal dari Negara Mesir. Sebuah Negara dimana terkubur sebagian tubuh Imam Husain as dan juga tempat Zainab as saudara perempuan Husain as pernah bermukim. Saya tidak punya cukup banyak waktu untuk mengungkapkan begitu besarnya kecintaan rakyat Mesir kepada Ahlul Bait Nabi saww. Penduduk Mesir adalah pengikut setia dari ayat Al-Qur'an yang berbunyi, "Wahai Nabi, sampaikan kepada mereka, aku tidak meminta upah apapun atas dakwahku, kecuali kecintaan kepada keluargaku". Dari ayat tersebut, menunjukkan kecintaan kepada keluarga Nabi adalah sesuatu yang wajib, sebagaimana wajibnya shalat dan puasa bagi orang-orang yang beriman.
Atau sebagaimana termaktub dalam hadits yang sangat masyhur dari Rasulullah saww, "Saya meninggalkan bagi kalian, dua hal yang sangat berharga, dan barangsiapa yang berpegang teguh terhadap keduanya sepeninggal saya, tidak akan tersesat selama-lamanya. Salah satu dari selainnya lebih tinggi kedudukannya. Yakni Kitabullah Al-Qur'an yang merupakan tali Ilahi dari langit ke bumi dan keturunanku yang suci. Keduanya tidak akan terpisah sampai aku berada di telaga al Haudh di surga. Perhatikan bagaimana tindakan kalian sepeninggalku terhadap keduanya."
Kecintaan kita kepada Ahlul Bait as sesungguhnya berpusat kepada kecintaan kepada Imam Husain as, penghulu para syuhada dan sahabat-sahabat setia beliau. Bagi setiap muslim dan yang menjadikan Lailahaillallah Muhammadarrasulullah sebagai syiar hidupnya wajib memberikan kecintaan kepada Imam Husain as dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam kehidupannya..
Karbala pada hakikatnya adalah cahaya Islam di muka bumi ini. Orang-orang yang tergabung dalam laskar Imam Husain as adalah satu umat yang saat itu paling mewakili Islam, sebab mereka tetap bertahan untuk menjalankan perintah dien yang suci dalam menghadapi kezaliman Bani Umayyah yang berupaya untuk mematikan syiar Islam.
Kezaliman dan rezim yang zalim adalah dua alasan besar yang memicu setiap pergerakan revolusi. Revolusi Imam Husain as adalah sebesar-besarnya kebangkitan dalam Islam. Dan revolusi Islam yang terbesar di masa modern ini adalah revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini ra. Beliau adalah keturunan dari Imam Husain dan Fatimah az Zahrah, dan setiap muslim wajib untuk mengikuti jalan orang besar ini sebagaimana saat ini rakyat Mesir berupaya mengikuti apa yang telah beliau lakukan, menggulingkan kediktatoran.
Mengenai Revolusi Bahrain
Namun mengenai kebangkitan rakyat Bahrain, saya harus menyampaikan keterzaliman mereka yang tiada tara. Mereka harus terlibat dalam perang yang tidak seimbang dan tidak adil. Menurut saya, mereka yang telah melancarkan permusuhan kepada rakyat berlindung kepada kebencian mazhab untuk kepentingan politik mereka. Turut campurnya Negara-negara Teluk Persia di Bahrain dan juga Amerika Serikat sebab Bahrain adalah sebuah Negara yang memiliki nilai penting yang sangat strategis. Mengapa tidak ada Negara-negara Arab yang turut campur dengan urusan dalam negeri Yaman? Mengapa mereka justru melakukan sikap yang berbeda mengenai konflik internal yang terjadi di Bahrain? Itu karena saham-saham dan kekayaan mereka di Bahrain menjadi terancam dengan adanya kebangkitan rakyat.
Apakah hal tersebut adalah sesuatu yang masuk akal, hendak menghentikan aksi unjuk rasa rakyat dengan penyerangan secara militer?. Setiap orang dari demonstran Bahrain dengan tangan kosong harus menghadapi tentara Bahrain dan tentara Saudi yang bersenjata lengkap. Apakah mereka yang hanya sekedar menuntut hak-haknya dalam politik, ekonomi dan keadilan harus diserang sedemikian rupa? Para pemimpin-pemimpin Arab harus tahu, pengingkaran terhadap hak-hak asasi rakyat adalah dosa besar yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt.
Untuk menutup pembicaran saya yang singkat ini, sekali lagi saya sampaikan salam rakyat Mesir bagi seluruh rakyat Iran. Semoga Allah swt tetap menjaga kalian dan revolusi Islam kalian. Insya Allah.
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Analisa 'Fatwa' MUI: Syiah Sesat
Pernyataan Prof. Umar Shihab bahwa MUI tidak pernah menyatakan Syiah sesat adalah benar, sementara media-media ataupun ormas-ormas yang anti Syiah yang mengklaim MUI pernah mengeluarkan fatwa mengenai kesesatan Syiah adalah kedustaan belaka dan upaya manipulatif untuk tetap menimbulkan perpecahan dalam tubuh umat Islam Indonesia. |
Menurut Kantor Berita ABNA, Dalam pertemuannya dengan para pelajar Indonesia yang berada di Qom (28/4), Ketua MUI Pusat Prof. DR. Umar Shihab menyebutkan bahwa sampai saat ini MUI sama sekali tidak pernah mengeluarkan fatwa mengenai kesesatan Syiah. Namun saat ini beberapa media dan situs yang memiliki tendensi negatif terhadap Syiah mempublikasikan selebaran fatwa MUI yang disebutkan menyatakan kesesatan Syiah dan bukan bagian dari Islam. Manakah yang benar dari keduanya? Pernyataan Prof Umar Shihab yang nota benenya adalah Ketua MUI yang menyebutkan MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa mengenai kesesatan Syiah atau media-media anti Syiah yang menyebutkan MUI pernah mengeluarkan fatwa kesesatan Syiah dan belum dianulir sampai saat ini.
Berikut kami menyertakan sebuah analisa sederhana:
Prof. Umar Shihab sebagai ketua MUI tentu tidak akan mengeluarkan pernyataan secara gegabah hanya sekedar untuk menyenangkan pendengarnya, dengan mengorbankan reputasinya sebagai tokoh masyarakat, ulama dan pejabat Negara. Sementara media-media anti Syiah, tentu akan melakukan banyak hal untuk tetap membenarkan pendapat mereka meskipun itu dengan cara manipulasi dan merendahkan kehormatan seorang muslim.
Media-media anti Syiah mempublikasikan kembali hasil RAKERNAS MUI tahun 1984 yang mengeluarkan rekomendasi mengenai paham Syiah yang kemudian mereka menyebutnya sebagai fatwa MUI.
Berikut teks lengkap rekomendasi tersebut:
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ah sebagai berikut:
Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.
Perbedaan itu di antaranya :
1. Syi’ah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu musthalah hadits.
2. Syi’ah memandang “Imam” itu ma ‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
3. Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
4. Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi dakwah dan kepentingan umat.
5.Syi’ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, Umar Ibnul Khatthab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia mengimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.
Ditetapkan: Jakarta, 7 Maret 1984 M (4 Jumadil Akhir 1404 H)
KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML
Ketua
H. Musytari Yusuf, LA
Sekretaris
Analisa:
1. Meskipun rekomendasi tersebut dikeluarkan oleh Komisi Fatwa MUI dan terdapat dalam Himpunan Fatwa MUI namun tidak satupun teks yang menyebutkan bahwa apa yang tertulis di atas adalah Fatwa MUI. Di awal surat disebutkan bahwa teks diatas adalah rekomendasi MUI yang merupakan hasil dari RAKERNAS MUI tahun 1984 mengenai paham Syiah dan diakhir teks disebutkan himbauan MUI untuk mewaspadai Syiah, dan sama sekali tidak menyebutkan fatwa MUI apapun mengenai Syiah.
2. Dalam surat rekomendasi tersebut disebutkan, " Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia." Pernyataan bahwa paham Syiah sebagai salah satu paham yang terdapat dalam dunia Islam, menunjukkan pengakuan MUI bahwa Syiah adalah bagian dari dunia Islam. Tidak sebagaimana pengklaiman media-media anti Syiah yang menyebutkan MUI mengeluarkan fatwa kesesatan Syiah dan menganggap Syiah di luar Islam.
3. 5 poin perbedaan yang dipaparkan MUI dalam surat rekomendasi tersebut adalah perbedaan antara paham Syiah dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) yang dianut oleh umat Islam Indonesia, bukan dengan ajaran Islam itu sendiri, dan bukan pula dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) yang dianut umat Islam di luar Indonesia. Mengingat, jangankan pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan umat Islam di Negara lain, dalam negeri Indonesia sendiri, antara sesama pengikut Ahlus Sunnah wal Jamaah terdapat perbedaan aqidah dan amalan fiqh yang mencolok. Antara pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dianut Nahdatul Ulama (NU) yang moderat terhadap tradisi lokal sangat berbeda dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dianut ormas-ormas keagamaan yang berafiliasi ke Arab Saudi.
4. MUI tidak menyebutkan 5 poin perbedaan pokok antara paham Syiah dengan pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dianut (mayoritas) umat Islam Indonesia sebagai kesesatan Syiah dan pembenaran terhadap pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama'ah versi umat Islam Indonesia. Adanya perbedaan paham dalam dunia Islam adalah hal yang biasa, sebagaimana perbedaan paham dalam mazhab Sunni sendiri.
5. Himbauan MUI agar waspada terhadap ajaran Syiah hanya dikhususkan kepada umat Islam Indonesia yang berpaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah bukan kepada seluruh umat Islam Indonesia. Karenanya, bukan menjadi persoalan kemudian jika ada ormas-ormas Islam ataupun tokoh Islam yang menyatakan menerima keberadaan Syiah di Indonesia. Dan statusnya sebagai himbauan tidak meniscayakan bahwa yang menerima keberadaan Syiah menentang MUI.
Dengan 5 poin analisa sederhana tersebut di atas, kami menyatakan apa yang dinyatakan oleh Prof. Umar Shihab bahwa MUI tidak pernah menyatakan Syiah sesat adalah benar, sementara media-media ataupun ormas-ormas yang anti Syiah yang mengklaim MUI pernah mengeluarkan fatwa mengenai kesesatan Syiah adalah kedustaan belaka dan upaya manipulatif untuk tetap menimbulkan perpecahan dalam tubuh umat Islam Indonesia.
Kami mengutip kembali pernyataan Prof. Dr. Umar Shihab, "Sunni dan Syiah bersaudara, sama-sama umat Islam, itulah prinsip yang dipegang oleh MUI. Jika ada yang memperselisihkan dan menabrakkan keduanya, mereka adalah penghasut dan pemecah belah umat, mereka berhadapan dengan Allah swt yang menghendaki umat ini bersatu." Semoga Allah swt memperbanyak orang-orang seperti beliau.
mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=243861/berbagai sumber
Sebagai pembanding berita VOA ( Voice of America ):
Inilah Fatwa MUI Palsu yang Menyatakan Faham Syi'ah Tak Sesat
BEKASI (voa-islam.com) – Di lokasi pengajian, preman bayaran menyebarkan brosur Fatwa MUI yang menyatakan Syi'ah sebagai mazhab Islam yang tidak sesat. Padahal fatwa MUI yang asli dan sah menyatakan ada lima kesesatan utama Syi'ah dalam hal akidah.
Empat orang preman bayaran tertangkap basah menyebarkan fatwa MUI palsu kepada jamaah tabligh akbar "Membongkar Kekufuran Syi'ah" di Masjid Jami’ Amar Ma’ruf Bulak Kapal, Bekasi Timur, Ahad (22/5/2011).
Selebaran bertajuk “Fatwa Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia): Syi’ah Sah Sebagai Mazhab Islam." Brosur yang dicetak di atas kertas HVS putih dengan tinta hitam ini dibagikan kepada jamaah bersamaan dengan dipasangnya spanduk sponsor Majelis Ukhuwah Sunni-Syi’ah (MUHSIN) di seberang masjid.
Dalam uraiannya, selebaran yang mengatasnamakan MUI Pusat ini menyebutkan bahwa MUI Pusat memfatwakan Sunni dan Syi’ah itu bersaudara sesama Muslim. Selebaran ini juga menyebut orang yang membeda-bedakan Sunni dan Syi’ah sebagai perbuatan yang menentang Allah SWT. “Sunni-Syi’ah bersaudara, sama-sama umat Islam. Jika ada yang memperselisihkan dan menabrakkan keduanya, mereka adalah penghasut & pemecah-belah umat. Mereka berhadapan dengan Allah SWT yang menghendaki umat ini bersatu,” tulis selebaran itu.
Inilah kutipan lengkap fatwa palsu yang mengatasnamakan MUI Pusat itu:
Fatwa Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia): Syi’ah Sah Sebagai Mazhab Islam
Sunni-Syi’ah bersaudara, sama-sama umat Islam. Itulah prinsip yang dipegang oleh MUI. Jika ada yang memperselisihkan dan menabrakkan keduanya, mereka adalah penghasut & pemecah-belah umat. Mereka berhadapan dengan Allah SWT yang menghendaki umat ini bersatu.
Di tengah gencarnya isu yang menyudutkan Syi’ah sebagai mazhab sesat dan dinilai bukan dari islam, ketua majelis ulama indonesia menyatakan Syi’ah sebagai mazhab yang sah san benar dalam islam.
Selengkapnya baca di http://www.tin####.com/3kzb2
Mohon informasi ini disebarluaskan agar umat islam tidak termakan oleh isu-isu yang dirancang Zionis, Amerika Serikat dan para propaganda yang menghendaki perpecahan umat islam. Semoga informasi ini bermanfaat.
Prof KH Umar Shihab MA
Ketua MUI
Fatwa dalam selebaran yang mengatasnamakan MUI Pusat ini sangat aneh dan kurang layak disebut sebagai fatwa. Biasanya, setiap fatwa MUI diawali dengan basmalah dan disertai logo MUI, lalu di aakhiri dengan tanda tangan dan stempel resmi MUI. Selain itu, tidak mencantumkannnya tanggal dan alamat menambah daftar kepalsuan fatwa yang menjustifikasi keabsahan Syiah itu.
Di samping itu, secara defacto maupun dejure, fatwa pendukung Syi’ah yang dinisbatkan kepada MUI itu bertentangan dengan Fatwa MUI yang resmi dikeluarkan pada tahun 1984.
Inilah fatwa asli dan resmi MUI Pusat yang menyatakan kesesatan Syi’ah:
FATWA MUI TENTANG SYI’AH
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ah sebagai berikut:
Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jama’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia.
Perbedaan itu di antaranya :
1. Syi’ah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu musthalah hadits.
2. Syi’ah memandang “Imam” itu ma ‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
3. Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
4. Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi dakwah dan kepentingan umat.
5.Syi’ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, Umar Ibnul Khatthab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia mengimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.
Ditetapkan: Jakarta, 7 Maret 1984 M (4 Jumadil Akhir 1404 H)
KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML
Ketua
H. Musytari Yusuf, LA
Sekretaris
Sejak dirilis tahun 1984 hingga saat ini, Fatwa MUI tentang kesesatan Syi’ah itu belum pernah diamandemen apalagi dicabut. Tiba-tiba tahun bulan Mei 2011 muncul selebaran fatwa palsu yang substansinya menghapus fatwa resmi. Mungkinkah fatwa palsu menghapus (menasakh) fatwa yang asli dan legal? Hanya orang kurang waras yang menyatakan mungkin! [taz]
sumber:http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/05/23/14863/inilah-fatwa-mui-palsu-yang-menyatakan-faham-syiah-tak-sesat/
Kami mengutip kembali pernyataan Prof. Dr. Umar Shihab, "Sunni dan Syiah bersaudara, sama-sama umat Islam, itulah prinsip yang dipegang oleh MUI. Jika ada yang memperselisihkan dan menabrakkan keduanya, mereka adalah penghasut dan pemecah belah umat, mereka berhadapan dengan Allah swt yang menghendaki umat ini bersatu." Semoga Allah swt memperbanyak orang-orang seperti beliau.
mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=243861/berbagai sumber