Herry Zudianto, SE.Akt, MM lahir pada tanggal 31 Maret 1955 di Yogyakarta ini merupakan salah satu putra daerah terbaik yang dimiliki Kota Yogyakarta saat ini. Masa kecil dan pendidikan dasar hingga meraih gelar Magister ditempuh dengan suka cita di kota kelahirannya. Selepas menamatkan pendidikan di SMA Negeri 3 Yogyakarta (1973) beliau melanjutkan studinya di Fakultas teknik Sipil UGM. Namun masih di universitas yang sama beliau kemudian pindah jurusan ke Fakultas Ekonomi hingga meraih gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1981. Sedangkan gelar Magister Manajemen diraihnya dari UII pada tahun 1997. Mungkin karena latar belakang pendidikan sebagai akuntan, dalam bidang organisasi suami dari Hj. Dyah Suminar, SE ini seringkali dipercaya sebagai bendahara, mulai dari lingkup RW hingga propinsi. Namun beliau juga menduduki berbagai jabatan penting lainnya di beberapa organisasi dan kegiatan sosial. Dalam meniti karir dan usaha, ayah dari Alfita Ratna Hapsari,S.KG, Arief Nur Wibawanta dan Annisa Rahma Herdyana ini pernah berkiprah sebagai internal auditor, pengusaha swasta hingga menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta serta menjadi nara sumber berbagai seminar dan lokakarya.
Menyebut Kota Yogyakarta saat ini tidak dapat lepas dari nama H. Herry Zudianto, Walikota Yogyakarta yang lebih suka menyebut diri sebagai Kepala Pelayan Masyarakat Kota Yogyakarta.
Dalam kurun jabatannya sebagai Walikota Yogyakarta periode 2001 - 2006 tidak kurang dari 522 penghargaan dan kejuaraan telah diperoleh Kota Yogyakarta baik tingkat nasional maupun propinsi. Untuk tingkat nasional 139 penghargaan dan kejuaraan; diantaranya
Penghargaan Widya Krama untuk keberhasilan menuntaskan Program Wajib Belajar 9 Tahun (Bidang Pendidikan) Tingkat Nasional,
Penyelenggaraan Sanitasi (Bidang Pemukiman) Terbaik Tingkat Nasional,
Penghargaan Adipura Bangun Praja (Bidang Lingkungan) Terbaik Tingkat Nasional, Penghargaan Kota Bersih (Bidang Lingkungan) Terbaik Tingkat Nasional,
Otonomi Awad (Bidang Pemerintahan) Grand Category Region in Leading Profile on Political Performance, Special Category Region in a Leading Innovative Breakthrough on Public Accountability, dan belum lama ini Kota Yogyakarta meraih kembali Penghargaan Adipura untuk kategori kota besar (Bidang Lingkungan) terbaik tingkat Nasional. H. Herry Zudianto terpilih kedua kalinya sebagai Walikota Yogyakarta melalui Pilkada Langsung untuk periode jabatan 2006 - 2011.
mainsource:http://www.kpmmjogja.com/2009/10/profil-walikota-yogyakarta-h-herry.html
Sebagai Catatan (dari Metro TV Information) beliau yang berlatar belakang Pengusaha, tidak mau menggunakan fasilitas yang diberikan negara untuknya, tapi mewakafkannya untuk masyarakat yang dilayaninya, dan bahkan beliau tetap berada dan ngantor dirumahnya untuk melayani masyarakat, hingga ketika ada Rapat RT pun beliau hadir sebagai warga biasa.(team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com)
*Belajar Dari Joko Widodo, Walikota Solo Yang Memimpin Dengan Hati"*
Mungkin pengalaman Walikota Solo, Joko Widodo sedikit memberi gambaran, jika seorang Pemimpin mampu menyelaraskan hati dan jiwa'nya didalam mengemban amanah untuk memberikan kemaslahatan bagi rakyat banyak..
SEMUANYA berawal pada 2005. Joko Widodo, yang baru dilantik menjadi Wali Kota Surakarta, membentuk tim kecil untuk mensurvei keinginan warga kota di tepian Sungai Bengawan itu. Hasilnya, kebanyakan orang Solo ingin pedagang kaki lima yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota disingkirkan.
Joko bingung. Ia tak ingin menempuh cara gampang, dengan memanggil polisi dan tentara, lalu usir pedagang itu pergi. "Dagangan itu hidup mereka. Bukan cuma untuk perut mereka sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan anak-anak mereka" katanya.
Tak bisa tidak, para pedagang itu harus direlokasi. Tapi bagaimana caranya? Tiga Walikota sebelumnya angkat tangan. Para pedagang kaki lima mengancam akan membakar kantor Walikota kalau digusur. Di Solo, ancaman bakar bukan omong kosong. Sejak dibangun, kantor Walikota sudah dua kali, yaitu pada tahun 1998 dan 1999-dihanguskan oleh massa.
Lalu munculah ide, untuk meluluhkan hati para pedagang, mereka harus diajak makan bersama. Dalam bisnis, jamuan makan yang sukses biasanya berakhir dengan kontrak yang bagus. Sebagai eksportir furniture selama 18 tahun, Joko tahu betul ampuhnya strategi "lobi meja makan".
Maka rencana disusun. Target pertama adalah kaki lima di daerah Banjarsari-kawasan paling elite di Solo. Di sana ada 989 pedagang yang bergabung dalam 11 paguyuban.
Aksi dimulai. Para koordinator paguyuban diajak makan siang di Loji Gandrung, rumah dinas Walikota. Tahu hendak dipindahkan, mereka datang membawa pengutus lembaga swadaya masyarakat. Joko menahan diri untuk tidak mengungkapkan keinginannya menyampaikan rencana relokasi tsb.
Seusai makan, Joko mempersilakan mereka pulang. Para pedagang kaki lima kecele. "Enggak ada dialog, Pak?" tanya mereka. "Enggak. Cuma makan siang saja kok" jawab Joko santai dan ramah.
Tiga hari kemudian, mereka kembali diundang. Lagi-lagi cuma SMP - sudah makan pulang. Ini berlangsung terus selama tujuh bulan. Baru pada jamuan ke-54, saat itu semua pedagang kaki lima yang hendak dipindahkan hadir, lalu Joko pun mengutarakan niatnya.
"Bapak-bapak yang baik, mohon maaf sebelumnya jika tempat Bapak-bapak berdagang hendak saya pindahkan" katanya ramah dan tetap santai, seluruh pedagang kali lima tidak ada yang membantah.
Para pedagang minta jaminan, di tempat yang baru, mereka tidak kehilangan pembeli. Joko tak berani. Dia cuma berjanji akan mengiklankan Pasar Klitikan-yang khusus dibangun untuk relokasi-selama empat bulan di televisi dan media cetak lokal. Janji itu dia tepati. Pemerintah kota juga memperlebar jalan ke sana dan membuat satu trayek angkutan kota.
Terakhir, mereka minta kios diberikan gratis. "Ini berat. Saya sempat tarik-ulur dengan Dewan," kata Joko. Untungnya, Dewan bisa diyakinkan dan setuju. Jadilah para pedagang tak mengeluarkan uang untuk kios barunya. Sebagai gantinya, para pedagang harus membayar retribusi Rp 2.600,- perhari. Joko yakin dalam delapan setengah tahun modal pemerintah Rp 9,8 miliar bisa kembali.
Boyongan pedagang dari Banjarsari ke Pasar Klitikan pada pertengahan tahun lalu berlangsung meriah, karena dibuat seperti pawai tujuhbelasan, dengan riang gembira para pedagang membawa barang dagangannya ke tempat yang baru.
Bukannya dikejar-kejar seperti di kota lain, mereka pindah dengan senyum rasa bangga. Semua pedagang mengenakan pakaian adat Solo dan menyunggi tumpeng-simbol kemakmuran. Mereka juga dikawal prajurit keraton berpakaian lengkap.
"Orang bilang mereka nurut saya karena sudah diajak makan. Itu salah. Yang benar itu karena mereka diwongke, dimanusiakan. ." kata Joko.
Joko yang saat Pilkada diusung oleh PDIP sangat membela wong cilik, "Sebenarnya pekerjaan ini bukan perkara sulit" Pokoknya, pimpinlah mereka dengan hati. Hadapi mereka sebagai sesama, bukan sampah," ujarnya.
Kini warga Solo kembali menikmati jalan yang bersih, indah, dan teratur. Monumen Juang 1945 di Banjarsari kembali menjadi ruang terbuka hijau yang nyaman.
Berhasil dengan Banjarsari, Joko merambah kaki lima di wilayah lain. Untuk yang berada di jalan depan Stadion Manahan, sekitar 180 pedagang, dibuatkan shelter dan gerobak. Penjual makanan yang terkenal enak di beberapa wilayah dikumpulkan di Gladag Langen Bogan Solo, Gandekan. Lokasi kuliner yang hanya
buka pada malam hari dengan menutup separuh Jalan Mayor Sunaryo tersebut sekarang menjadi tempat jajan paling ramai di kota itu.
Hingga kini, 52 persen dari 5.718 pedagang kaki lima sudah ditata. Sisanya mulai mendesak pemerintah kota agar diurus juga. "Sekarang kami yang kewalahan karena belum punya dana," kata Joko, tertawa. Tapi rencana terus jalan. Januari lalu telah dibuat Pasar Malam di depan Keraton Mangkunegaran untuk 450 penjual barang kerajinan.
Joko juga punya perhatian khusus pada pasar-pasar tradisional yang selama 30-an tahun tak pernah diurus. Tiga tahun terakhir, 12 pasar tradisional ditata dan dibangun ulang. Targetnya, ketika masa jabatannya berakhir pada 2010, sebagian besar dari 38 pasar tradisional Solo telah dibangun ulang.
Ketika masih mengelola sendiri usaha Furniturenya, Joko sering bepergian untuk pameran. Dia banyak melihat pasar di negara lain. Di Hong Kong dan Cina, menurutnya, pengunjung pasar jauh lebih banyak dari mal. Itu karena pasar tradisional komplet, segar, dan jauh lebih murah.
Di sini kebalikan. Ibu-ibu lebih suka ke mal karena pasarnya kotor dan berbau. "Makanya pasar saya benahi" katanya. Agar lebih menarik, tahun 2010 ini telah dibuat promosi: belanja di pasar dapat hadiah mobil.
Toh, tak sia-sia Joko ngopeni pedagang kecil. Meski modal cetek, pasar dan kaki lima di Solo paling banyak merekrut tenaga kerja. Mereka juga penyumbang terbesar pendapatan asli daerah. Tahun ini nilai pajak dan retribusi dari sektor itu mencapai Rp 14,2 miliar. Jauh lebih besar dibanding hotel, Rp 4 miliar, atau terminal, yang hanya Rp 3 miliar.
Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961, Pendidikan Sarjananya dari Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1985) Kariernya berawal dari karyawan pada perusahaan Furniture Roda Jati, Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990) - Ketua Bidang
Pertambangan dan Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta (1992-1996) - Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007) - Wali Kota Surakarta (2005-2010)
Penghargaan yang pernah diperoleh adalah - Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah - Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan - Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan - Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan Umum.
Tahun 2010 ini, Pemilihan Walikota Solo pengganti Joko akan berlangsung. Tanpa kampanye yang menghamburkan uang dan melelahkan, seluruh masyarakat Kota Solo meminta agar Joko kembali memimpin mereka. Tetapi Joko memilih untuk tidak mencalonkan kembali, menurutnya, masih banyak calon Pemimpin
baru yang mampu menggantikan dirinya. Yang terpenting bagi Joko adalah, dia telah membangun fondasi terpenting untuk Kota Solo, tanah kelahirannya. .
Saya yakin Anda sudah mengenal Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad, presiden Iran yang sangat konsisten memberikan perlawanan atas arogansi Amerika dan sekutunya, terutama dalam hal pengelolaan nuklir. Mahmoud Ahmadinejad adalah Presiden Iran yang keenam dan memperoleh 61.91% suara pemilih pada pilpres Iran tanggal 24 Juni 2005. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Tahun lalu, Ahmadinejad kembali terpilih sebagai Presiden Iran ketujuh.
Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang sangat loyal terhadap nilai-nilai Revolusi Islam Iran, 1979. Tapi pernahkan Anda menelusuri latar belakang dan sifat kesederhanaannya, meskipun kini menjabat sebagai Presiden Republik Islam Iran untuk kedua kalinya?
Masa Kecil Ahmadinejad
Mahmoud Ahmadinejad Lahir di daerah desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 120 kilometer arah tenggara Teheran.
Dia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara, berasal dari keluarga Syiah. Ia merupakan putra seorang pandai besi. Seseorang yang tidak terkenal, bukan tokoh ulama, juga bukan tokoh politik di negara Iran.
Ahmadinejad kecil tumbuh layaknya seorang remaja di usianya. Dikenal sebagai penggemar sepakbola dan jago bermain sepakbola. Dia juga pintar matematika. Selain itu Ahmadinejad terkenal memiliki suara yang bagus, seperti saat membaca Al-Quran maupun pidato.
Tidak ada yang mengira Mahmoud Ahmadinejad dapat terpilih menjadi Presiden Iran, karena 6 kandidat presiden lainnya merupakan tokoh ulama atau tokoh politik yang memiliki sumber dana besar. Ahmadinejad terpilih karena rakyat menyukai gaya dan sifatnya yang sederhana.
Walikota Teheran
Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Saat menjabat Walikota Teheran, kemana-mana selalu menyetir sendiri, tetap tinggal di rumah susunnya, membersihkan lingkungannya sendiri, suka mengamati sendiri setiap sudut kota dan lain-lain. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan.
Presiden Mohammad Khatami pernah melarangnya menghadiri pertemuan Dewan Menteri, suatu hak yang biasa diberikan kepada para walikota Teheran. Hal ini dikarenakan pada waktu Khatami menuju Universitas Teheran, Khatami terjebak macet. Khatami mengkritik Ahmadinejad yang saat itu menjabat walikota Teheran.
Namun bukannya tergesa-gesa membereskan masalah tersebut, Ahmadinejad justru berkata: “Bersyukurlah karena presiden kita telah merasakan kehidupan rakyatnya yang sesungguhnya”. Namun Ahmadinejad tetap santai menghadapi larangan tersebut.
Sifatnya yang sederhana ini masih terlihat saat Ahmadinejad terpilih menjadi Presiden. Karpet-karpet merah persia mahal dikeluarkan semua dari istana, menolak mobil limosine dan tetap setia menggunakan mobil tuanya serta tetap tinggal di rumah susunnya.
Selain sifatnya yang sederhana ia dicintai karena lebih mementingkan memperbaiki ekonomi negara ketimbang bidang-bidang lain dan memperjuangkan setiap pendapatan minyak bumi agar jatuh ke meja makan rakyat Iran.
Kontroversi Ahmadinejad
Ahmadinejad semakin populer dengan kutipan pernyataannya dalam sebuah pertemuan di hadapan para mahasiswa pada 26 Oktober 2005 dari pernyataan Ayatollah Khomeini yang menyerukan agar Israel “dihapus dari peta dunia” memicu kontroversi. Selain, menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden Shimon Peres. Peres bahkan membalas dengan menuntut agar Iran dikeluarkan dari keanggotaan di Perserikatan Bangsa-bangsa.
Pernyataan yang kontroversial ini diulang kembali pada 14 Desember 2005. Saat itu, ia berkata bahwa Holocaust (peristiwa pembantaian terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi pada masa Perang Dunia II) hanyalah sebuah mitos yang digunakan bangsa Eropa untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam. Ia juga sempat menyelenggarakan konferensi tentang Holocaust.
Sementara, kritik dalam negeri mengenai kebijakan domestik dan luar negeri terus mengalir deras. Kritik datang dari tokoh ulama besar Ayatollah Hossein Ali Montazeri. Merujuk retorika Ahmadinejad terhadap Amerika Serikat, Montazeri menyatakan bahwa sangat perlu bertindak logis terhadap musuh dan tidak memprovokasi. Bagi Montazeri, ekstremisme tidak berbuah baik untuk rakyat.
Iran menegaskan bahwa pengembangan teknologi nuklir merupakan hak yang tidak bisa disangkal meskipun Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut Iran untuk menghentikan program pengayaan uranium. Ahmadinejad mendapat kritikan dari kalangan konservatif maupun reformis mengenai kebijakan ekonominya dan cara dia menangani isu nuklir Iran.
Hidup Sederhana ala Ahmadinejad
“Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran. (Mahmoud Ahmadinejad)”
Ahmadinejad terkenal dengan kesederhanaannya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai personal maupun sebagai seorang Presiden Iran. Dalam sebuah sesi wawancara bersama wartawan TV Fox dari Amerika, terungkaplah sisi-sisi menakjubkan dari seorang Ahmadinejad, kehidupannya yang sangat sederhana menjadi sangat membanggakan jika kita bandingkan dengan kehidupan para pejabat di negeri kita sendiri, Indonesia. Apa saja itu?
Saat Menjabat Presiden
Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.
Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu-satunya uang yang masuk adalah uang gaji bulanannya sebagai dosen di sebuah universitas yang hanya senilai US$ 250.
Selama menjabat sebagai Presiden Iran, Ia tinggal di rumahnya sendiri. Ia tidak mengambil gajinya sebagai Presiden, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
Sang presiden selalu membawa tas setiap hari yang berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira,ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
Selain itu, hal lain yang ia ubah adalah kebijakan pesawat terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.
Ia juga memangkas protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara-upacara seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal-hal seperti itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
Presiden Iran ini kerap tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-pengawalnya yg selalu mengikuti ke manapun ia pergi.
Kehidupan Spiritual Ahmadinejad
Berbeda dengan perlakuan terhadap presiden dan pejabat pemerintah di negara kita, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad tidak akan melangkahi makmum lain di sebuah mesjid jika ia datang terlambat. Ia akan duduk di barisan ke berapa pun yang didapatinya.
Dalam aktivitas kesehariannya sebagai Presiden, ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat di manapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa. Ketika menikahkan puteranya baru-baru ini, beliau hanya menyelenggarakan acara yang sangat sederhana layaknya acara kaum buruh, sangat berbeda dengan pernikahan keluarga Presiden di negeri kita. sumber:http://astaqauliyah.com/2010/08/belajar-kesederhanaan-dari-presiden-iran-mahmoud-ahmadinejad/
Mahmoud Ahmadinejad atau bisa dibaca Ahmadinezhad (bahasa Persia: ; lahir 28 Oktober 1956) adalah Presiden Iran yang keenam. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang mempunyai pandangan Islamis.
Lahir di desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 100 km dari Teheran, sebagai putra seorang pandai besi, keluarganya pindah ke Teheran saat dia berusia satu tahun. Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.
Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran.
Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.
Ahmadinejad lalu terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.
Ahmadinejad diketahui pernah bertengkar dengan Presiden Mohammad Khatami, yang lalu melarangnya menghadiri pertemuan Dewan Menteri, suatu hak yang biasa diberikan kepada para walikota Teheran. Dia telah mengkritik Khatami di depan umum, menuduhnya tidak mengetahui masalah-masalah sehari-hari warga Iran.
Ahmadinejad memberi salam hormat kepada Ayatollah KhameneiSetelah dua tahun sebagai walikota Teheran, Ahmadinejad lalu terpilih sebagai presiden baru Iran. Tak lama setelah terpilih, pada 29 Juni 2005, sempat muncul tuduhan bahwa ia terlibat dalam krisis sandera Iran pada tahun 1979. Iran Focus mengklaim bahwa sebuah foto yang dikeluarkannya menunjukkan Ahmadinejad sedang berjalan menuntun para sandera dalam peristiwa tersebut, namun tuduhan ini tidak pernah dapat dibuktikan
Berikut data tentang Presiden Mahmoud Ahmadinejad
Lahir : Aradan, 28 Oktober 1956
Jabatan : Presiden Iran yang keenam
Pendidikan : Gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST)
Karir :
* Korps Pengawal Revolusi Islam (1986)
* Insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran
* Wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy
* Penasihat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam
* Gubernur provinsi Ardabil (1993-1997)
* Walikota Teheran (3 Mei 2003 - 28 Juni 2005)
* Presiden Iran (3 Agustus 2005 - sekarang)
"Di Iran tidak ada homoseksual, seperti di negara anda," kata Ahmadinejad, Senin, saat menjawab pertanyaan mengenai pelaksanaan hukuman mati di Iran yang belum lama ini dilakukan terhadap dua pria penyuka sejenis.
Ia menimpali, "Di Iran tidak ada fenomena ini, saya tidak tahu siapa yang memberitahukan kepada anda bahwa kami punya hal begitu."
Tawa keras dan cercaan "booo" dilepaskan sekitar 700 orang, kebanyakan mahasiswa, yang hadir di Ivy League school. Mereka, antara lain mengenakan kaos oblong bertuliskan "Stop Ahmadinejad`s Evil" (stop Iblis Ahmadinejad).
Pada bagian awal, dia mengemukakan tentang Israel yang menyiksa warga Palestina dan program nuklir Iran yang bertujuan untuk energi dan bukan untuk senjata, sebelum komentar mengenai homoseksual yang memecahkan ketegangan.
Ahmadinejad yang berbicara dalam bahasa Persia sebenarnya berusaha membuat lelucon, namun tidak berhasil membuat tawa karena kemungkinan nuansanya hilang dalam penerjemahan.
"Saya akan ceritakan satu lelucon di sini," katanya. "Saya pikir para politikus yang mengusahakan bom atom atau mengujinya, membuatnya, secara politis mereka terkebelakang, dungu."
Hadirin ragu, sebagian bertepuk tangan karena menganggapnya sebagai pernyataan cinta damai sedangkan lainnya bingung dengan kata dungu yang peka.
Kunjungan Ahmadinejad yang pada Selasa akan berpidato pada Sidang Umum PBB itu tidak lepas dari berbagai keberatan, seperti anggota DPR AS asal daerah pemilihan New York, Anthony Weiner, yang kepada para pengunjuk rasa di depan Markas Besar PBB mengatakan, "kadang ada ular berkeliaran di jalanan New York."
Koran The New York Daily News di berita utama halaman depan menulis "The Evil Has Landed" (iblis telah mendarat).
Rektor Universitas Columbia sama saja, dia menjuluki Presiden Iran itu "diktator picik dan jahat".
Ahmadinejad Di Cermin : Ingatlah Anda Tidak Lebih Dari Pelayan Kecil!
Televisi Fox Amerika pernah bertanya pada Presiden Iran Ahmadinejad : ”Saat anda bercermin di pagi hari, apa yang anda katakan pada diri anda?” Ahmadinejad menjawab, ”Saya melihat seseorang di cermin dan berkata padanya , ”Ingatlah, anda tidak lebih dari seorang pelayan kecil. Di depanmu hari ini ada tanggungjawab besar dan itu adalah melayani bangsa Iran”.
Itulah kalimat pembuka penyiar TV memperkenalkan seorang Ahmadinejad. Ahmadinejad, Presiden Iran yang mencengangkan banyak orang ketika menyumbangkan karpet Istana Presiden (berkualitas tinggi tentunya) ke sebuah masjid di Teheran. Ia lalu mengganti karpet istana dengan karpet murah.
Mantan walikota Teheran itu menutup ruangan kedatangan tamu VIP karena dinilai terlalu besar. Ia lalu meminta sekretariat istana mengganti dengan ruangan sederhana dan mengisi dengan kursi kayu. Sekali lagi fakta yang mengesankan…!
Dalam beberapa kesempatan Presiden juga bergabung dengan petugas kebersihan kota untuk membersihkan jalan di sekitar rumah dan istana Presiden.
Dibawah kepemimpinan Ahmadinejad, setiap menteri yang diangkat selalu menandatangani perjanjian dengan banyak ketentuan, terutama yang ditekankan adalah agar setiap menteri tetap hidup sederhana . Seluruh rekening pribadi dan keluarganya akan diawasi dan kelak jika masa tugasa berakhir sang menteri harus menyerahkan jabatannya dengan kewibawaan . Caranya adalah agar dirinya dan keluarganya tidak memanfaatkan keuntungan sepeser pun dari jabatannya.
Ahmadijed juga mengumumkan bahwa kemewahan terbesar dirinya adalah mobil Peogeot 504 buatan tahun 1977dan sebuah rumah kecil warisan ayahnya 40 tahun lalu yang terletak di salah satu daerah miskin di Teheran. Rekening tabungannya nol dan penghasilan yang diterima hanyalah gaji sebagai dosen sebesar kurang dari Rp 2.500.000,-. (U$ 250)
Asal tahu saja Presiden tetap tinggal di rumahnya. Satu-satunya rumah miliknya, salah satu presiden Negara terpenting di dunia secara strategi, ekonomi, politik dan tentunya minyak dan pertahanannya.
Ahmadinejad bahkan tidak mengambil gajinya sebagai presiden (yang merupakan haknya). Alasannya seluruh kekayaan adalah milik Negara dan ia hanya bertugas menjaganya.
Hal lain yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yang selalu dibawa setiap hari. Isinya adalah bekal sarapan, beberapa potong roti sandwinch dengan minyak zaitun dan keju . Ahmadinejad menyantap dengan nikmat makanan buatan isteri tersebut Di sisi lain ia menghentikan semua makanan istimewa yang biasa disediakan untuk presiden.
Ahmadinejad juga mengalihkan pesawat kepresidenan menjadi pesawat angkutan barang (cargo) dengan alasan untuk menghemat pengeluaran Negara. Presien juga memilih terbang dengan pesawat biasa di kelas ekonomi.
Ahmadinejad selalu melakukan rapat dengan para menteri kabinetnya untuk memantau semua aktivitas. Semua menteri bisa masuk ke ruangannya tanpa harus izin.Ia juga menghapus semua acara seremonial seperti red carpet, foto-foto dan iklan pribadi ketika jika mengunjungi Negara lain.
Jikalau harus menginap di hotel ia selalu memastikan untuk tidak tidur dengan ruangan dan tempat tidur mewah. Alasannya ia tidak tidur di tempat tidur tetapi tidur di lantai beralaskan matras sederhana dan sepotong selimut.