Semarak Idhul Ghadir di Banjarmasin : Kami warga Banua Banjar memohon syafaatmu ya Muhammad Rasulullah atas perayaan Idhul Ghadir ini, semoga nanti kaum muslimin apapun mazhab dan alirannya senantiasa memelihara tradisi ini...InsyaAllah
IKUTI! SEMINAR PUBLIK "MAHDISME DAN GLOBALISASI DALAM BINGKAI NKRI"
DI-AULA BANJARMASIN POST, TANGGAL 31 OKTOBER 2012 HARI RABU__PEMBICARA: 1. PROLOG, UST. H. BUSYAIRI ALI, SH.I, MH.I ( ALUMNI PASCA SARCANA IAIN ANTASARI "FILSAFAT HUKUM ISLAM)2. PEMATERI, UST. SAYED TOHA AL-MUSAWWA, M.A (ALUMNI PASCA SARJANA QUM UNIVERSITY) DARI SEMARANG___WAKTU JAM 13.30 WITA S.D SELESAI. ACARA INI TERSELENGGARA ATAS KERJASAMA FK2 KAL-SEL DAN BANJARMASIN POST.
GRATIS TIDAK DIPUNGUT BAYARAN..!!!!!!!
Salam, Di beritahukan kepada segenap ikhwan dan akhwat serta segenap kaum muslimin dan muslimat di undang untuk menghadiri Acara-Acara hari-hari besar Islam berikut ini:
A. Peringatan Ghadir Khum yang di selenggarakan pada :
Hari: Sabtu Tanggal: 3 Nopember 2012 Pukul: 13.00 wita s.d selesai
Tempat: Aula Pelatihan KOPERTIS Kalimantan lantai II
Pembicara: 1. Ust. Habib Toha Al-Musawwa, MA 2. Ust.DR. Habib Abdullah al-Hinduan, MA.
B. Peringatan Asyuro 10 Muharram Tragedi Karbala, yang diselenggarakan pada,
B. Peringatan Asyuro 10 Muharram Tragedi Karbala, yang diselenggarakan pada,
Hari: Sabtu, 24 Nopember 2012
Tempat: Gedung Yayasan Kangker Indonesia KM 5 Dekat SMA 7 Banjarmasin,
Waktu: Jam.13.00 wita s.d selesai,
Pembicara: Ust. Habib Hasyimi dari pekalongan, Maktam dan do'a Ziarah: Habib Husein Baroem dari Purbalinggo JATIM.
C. Peringatan Arbain (40 hari tragedi Karbala), yang diselenggarakan pada,
Hari: Kamis, 3 Januari 2012 / 20 Shafar 1434 H
Tempat: Auditorium IAIN Antasari, Waktu : Jam 13.00 wita s.d selesai
Pembicara: Ust. Habib Abdurrahman dari Malang dan Hujjatul Islam dari Republik Islam Iran kalau tidak ada halangan.
Acara tersebut telah di persiapkan oleh panitia pelaksana: Students Of Ar-Risalah Islamic Boarding School dan Forum Kajian Keislaman (FK2) Kal-Sel.
Bagi Ikhwan & Akhwat yang mau berpartisipasi untuk kelancaran acara tersebut
Acara tersebut telah di persiapkan oleh panitia pelaksana: Students Of Ar-Risalah Islamic Boarding School dan Forum Kajian Keislaman (FK2) Kal-Sel.
Bagi Ikhwan & Akhwat yang mau berpartisipasi untuk kelancaran acara tersebut
bisa menghubungi panitia pelaksana,
H.Badaruddin; 085249733009 atau BB pin 226D4302,
Dian Yuliastuti: 0511-7405728,
A.Fitriansyah; 081349532524 atau
sampaikan pesan ke Grouf FK 2 Face Book/ Email: fk2banjarmasin@yahoo.com, semoga kesediaan ikhwan dan akhwat menjadi keberkahan kita semua dan kita akan mendapat syafaat di mahsyar kelak dari Rasulullah saww dan Ahlulbait as. Labbaika Ya Husein, Labbaika Ya Husein, Labbaika Ya Husein.
Ghadir Bukan Fenomena Histroris, Melainkan Sebuah Budaya
Direktur Lembaga Spesialis Nahjul Balaghah Hauzah Ilmiah, Ayatullah Sayid Jamaluddin Din-parvar menyatakan, "Ghadir adalah kelanjutan risalah para nabi. Adapun untuk Rasulullah Saw, ghadir adalah pengantar pada wilayah dan imamah."
IRNA (29/10) melaporkan, Ayatullah Din-parvar mengatakan, "Ghadir adalah mukaddimah untuk hidayah manusia serta kemajuan dunia dan akhiratnya, dan sebagai hasilnya, seorang manusia teladan dan sempurna menjadi pemimpin masyarakat yang membimbing umat menuju kebahagiaan."
Ditambahkannya, "Ghadir bukan sebuah fenomena sejarah yang masa berlakunya telah habis, melainkan sebuah budaya yang terikat erat dengan kehidupan manusia, mengalir di dalamnya, bahkan kehidupan tanpa Ghadir dan tanpa perhatian terhadap seluruh dimensinya, bukan kehidupan yang ideal."
Menurutnya, "Kehidupan bukan sekedar pemberhentian sementara di dunia melainkan sebuah gerakan menuju masa depan dan kebahagiaan serta proses pencapaian kesempurnaan."
Lebih lanjut dijelaskannya, "Masyarakat memerlukan seorang pemimpin yang ideal dan manifestasi pemimpin tersebut ada pada wujud imam dan wali umat."
Di akhir pernyataanya, Ayatullah Din-parvar menilai penyebaran perspektif Revolusi Islam adalah penyebaran perspektif Ghadir.(IRIB Indonesia/MZ)
Ummatun Wahidah, Jadi Acuan Pendekatan Antarmazhab
Sekrateris Jenderal Forum Dunia Pendekatan Antarmazhab Islam, Ayatullah Mohsen Araki, menyinggung pengokohan kerukunan bertetangga antara Iran dan Irak, juga mengharapkan perluasan hubungan dan komunikasi lembaga ini dengan para ulama dan cendikiawan serta para pemuda Muslim Irak.
Hal itu dikemukakan Ayatullah Araki dengan Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki (29/10) dan mengatakan, "Tujuan Forum Dunia Pendekatan Antarmazhab Islam adalah mewujudkan persiapan terbentuknya ummatun wahidah (umat satu) berlandaskan pada teladan rahmat (Rasulullah Saw).
Ditambahkannya, "Forum Dunia Pendekatan Antarmazhab Islam menyediakan sarana untuk pengenalan antarmazhab, etnis, dan bangsa-bangsa Muslim, serta menghancurkan dinding-dinding pemisah dalam masyarakat Islam yang diciptakan musuh, sehingga hati umat Islam semakin dekat."
Di bagian lain pernyataannya, Ayatullah Araki mengatakan, "Konferensi Persatuan Islam tahun ini digelar bersamaan dengan peringatan Maulud Nabi (Saw), dan akan dilaksanakan program baru pendekatan antarmazhab Islam."
Di lain pihak, PM Irak, Nouri al-Maliki menyatakan komitmen pemerintah Irak bekerjasama dengan Forum Dunia Pendekatan Antarmazhab Islam demi perluasan pendekatan antarmazhab.
"Kami berharap seluruh friksi mazhab dan etnis yang ada saat ini di Irak dapat terselesaikan dengan upaya Foum Dunia Pendekatan Antarmazhab Islam (Iran)," tegas Maliki.(IRIB Indonesia/MZ)
Penyebaran Budaya Ghadir Berarti Globalisasi Islam Murni
Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran, Sayid Mohammad Hoseini menyatakan, "Dalam globalisasi Islam Muhammad (Saw), maka kita harus menyebarkan budaya Ghadir bersama dengan maarif dan ajaran Islam dengan menggunakan seluruh kapasitas serta sarana budaya dan seni, ke seluruh dunia."
Sayid Mohammad Hoseini, Senin (29/10) dalam seminar ‘Ghadir dan Kebangkitan Islam' di Universitas Tabriz mengatakan, "Sekarang, kita tengah menyaksikan berbagai peristiwa penting di dunia, musuh sedang mengerahkan seluruh sarana yang mereka miliki untuk menyebarkan Islamphobia dan gerakan anti-Islam."
"Mereka bahkan menggunakan sinema untuk mengesankan bahwa Islam adalah agama pendukung kekerasan dan Muslimin sebagai orang kasar," tuturnya.
Hoseini mengatakan, "Dengan menistakan kesucian Islam dan Rasulullah Saw serta agama-agama langit, musuh berusaha menyulut permusuhan antarpengikut agama."
Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran menegaskan, "Rezim-rezim imperialis dan arogan dunia memiliki kepentingan yang tidak mungkin mereka lepaskan. Di hadapan mereka, rakyat memiliki tuntutan logis, akan tetapi karena tuntutan tersebut merugikan rezim imperialis, maka mereka pun menutup telinga dan menolak mendengar tuntutan tersebut."
"Pendapat kami adalah bahwa setelah Rasulullah Saw dan para imam maksum (as), pemerintahan harus diserahkan kepada orang yang memiliki karakter dan sifat mendekati para imam," jelasnya.
"Menurut kami, jika umat manusia ingin terbebas dari kezaliman dan kejahatan, maka harus muncul seorang manusia yang sifat dan karakteristiknya sama seperti Imam Ali as dan para imam maksum as."
Di akhir pernyataannya, Hoseini menekankan pentingnya pengenalan budaya Ghadir dan kesempurnaan Imam Ali as dan mengimbau para insan budaya dan seniman untuk menggunakan sarana yang mereka miliki untuk menjelaskan budaya Ghadir dan menjelaskan seluruh dimensi Amirul Mukminin as. (IRIB Indonesia/MZ)
Ghadir, Hari Kesempurnaan Agama
Setiap bangsa dan umat pasti memiliki hari-hari khusus yang diagungkan dan dihormati, dalam tradisi maupun ajaran yang mereka anut. Lewat peringatan hari-hari besar itulah mereka mengikat kembali janji setia atau mengenang sebuah peristiwa yang sangat penting. Tanggal 18 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah, sepulangnya dari haji Wada Nabi Saw di hadapan puluhan ribu sahabatnya, mengumumkan bahwa sepeninggal beliau Ali bin Abi Thalib adalah penerus beliau untuk memimpin umat. Pengumuman itu diikuti oleh suka cita mendalam dan wajah Nabi Saw nampak berseri-seri. Nabi, bahkan meminta para sahabat untuk memberikan ucapan selamat kepada beliau. Tak ada ungkapan seperti itu yang keluar dari lisan Nabi pada momen-momen yang lain bahkan setelah kemenangan perang yang menentukan sekalipun. Suasana kegembiraan memenuhi gurun yang dikenal dengan nama Ghadir Khum, tempat terjadinya peristiwa tersebut.
Para sahabat satu persatu bergegas menyampaikan ucapan selamat kepada Ali dan membaiatnya. Hassan bin Tsabit, yang dikenal dengan gelar Penyair Nabi, meminta izin dari Sang Rasul untuk membacakan beberapa bait syairnya tentang peristiwa tanggal 18 Dzulhijjah itu. Tak hanya Hassan, Muslim bin Ubadah al-Anshari juga membacakan bait-bait syairnya. Sejak saat itu, tanggal 18 Dzulhijjah diperingati sebagai hari raya Ghadir Khum. Puji ke hadirat Allah karena telah menjadikan kita sebagai orang-orang yang menerima wilayah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib as.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam Jakfar Shadiq as menyampaikan salam kepada para sahabat dan pengikutnya serta memohon kepada Allah Swt untuk melimpahkan rahmat-Nya kepada setiap hamba Allah yang berkumpul dengan orang-orang lain di hari Ghadir untuk membincangkan sirah keteladanan Ahlul Bait as.
Eid yang biasanya diartikan dengan makna hari raya sebenarnya mengandung arti kembali. Di hari pertama bulan Syawal, setelah merampungkan puasa dan ibadah-ibadah lainnya, umat Islam merayakan hari itu dan menyebutnya sebagai Eidul Fithr, yang berarti kembali ke fitrah. Peristiwa Ghadir Khum juga mengandung makna kembalinya kehidupan kepada umat Islam. Sebab, dengan bertambahnya usia Rasulullah, muncul kekhawatiran akan masa depan Islam dan kaum Muslimin. Namun kekhawatiran itu sirna setelah Nabi mengumumkan siapakah yang bakal menjadi pengganti beliau. Pengumuman itu terjadi pada hari Ghadir. Karena itu, sudah semestinya hari ini dirayakan sebagai hari besar bagi umat Islam. Imam Hasan as, cucu Nabi Saw ketika berada di Kufah merayakan peringatan hari raya Ghadir setiap tahun dengan membuka jamuan umum. Imam Ali as dan keluarga serta para pengikut setia beliau ikut serta dalam jamuan itu.
Sejak menjejakkan kaki di bumi ini, manusia yang memikul tanggung jawab bernama taklif, memerlukan bimbingan dari Allah untuk bisa selamat dalam mengarungi kehidupan. Adam sebagai manusia pertama mendapat mandat ilahi untuk memimpin dan membimbing umat manusia. Satu persatu nabi utusan Allah muncul ke tengah umat manusia sampai akhirnya Allah Swt mengutus Nabi-Nya yang terakhir dengan risalah yang sempurna dan relevan sepanjang masa, Baginda Nabi Muhammad Saw.
Setelah wafatnya Rasulullah, risalah kenabian terputus dan tidak ada lagi wahyu yang turun. Namun itu tidak berarti bahwa umat manusia sudah tidak lagi memerlukan figur pemimpin dan pembawa hidayah. Sebelum wafat, Nabi Saw sudah mengumumkan siapa yang bakal menjadi pengganti beliau sebagai pemimpin umat dan pembimbing mereka ke jalan kebenaran. Ali bin Abi Thalib dalam sebuah prosesi istimewa yang terjadi tanggal18 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah resmi ditetapkan sebagai Imam dan maula bagi umat Islam. Ali as adalah imam pertama dari silsilah 12 imam yang telah disebutkan Nabi dalam sejumlah hadis. Mereka itulah yang menjadi figur-figur pemimpin bagi umat manusia setelah berakhirnya masa kenabian.
Hari raya Ghadir adalah hari raya yang mengagungkan Imam Ali as. Beliau adalah figur insan suci yang sejak awal risalah Islam selalu menyertai Nabi Saw dalam suka dan duka. Dalam satu peperangan, ketika pasukan Islam terkepung dari semua arah dan sebagian besar sahabat Nabi Saw berlari menyelamatkan diri meninggalkan Rasulullah Saw seorang diri. Keringat nampak mengucur membasahi dahi dan kening Rasul di tengah gelora api pertempuran.
Mendadak mata Nabi tertuju kepada sosok pemuda yang dengan gagah berani menerjang musuh dan sesekali kembali merapatkan diri ke arah Nabi. Dialah Ali bin Abi Thalib as. Nabi menghela nafas lega melihat Ali dan bersabda, "Wahai Ali, mengapa engkau tidak berlari bersama orang-orang itu?" Ali menjawab, "Ya Rasulullah, apakah setelah Islam dan mengimanimu, aku mesti menjadi kafir? Aku adalah pengikutmu."
Jawaban Ali yang mantap, pengorbanannya yang tulus dan keksatriaannya yang tanpa tanding dipuji oleh Nabi. Ali bertempur dengan gigih dan menangkis semua serangan kaum Kafir yang terarah kepada Rasulullah. Pasukan Kafir memang mengerahkan segenap tenaga dengan memanfaatkan kondisi yang ada untuk membunuh Nabi. Tetapi kepiawaian dan keberanian Ali yang tanpa tanding menggagalkan usaha mereka. Dalam keadaan seperti itu, malaikat Jibril datang dan berkata, "Hai Muhammad! Inilah pengorbanan sejati." Nabi dengan bangga bersabda, "Ali dariku dan aku darinya." Jibrilpun menjawab, "Dan aku dari kalian berdua."
18 Dzulhijjah, sepulang dari Haji Wada, Rasulullah memerintahkan rombongan kaum muslimin dari berbagai negeri untuk berhenti di sebuah padang sahara yang dikenal dengan nama Ghadir Khum. Ada satu pesan sangat penting yang ingin disampaikan Nabi Saw. Setelah semua berkumpul dan terik matahari terasa menyengat, Nabi berdiri di atas gundukan yang sengaja dibuat sebagai mimbar darurat oleh para sahabat. Dalam sabdanya yang bersejarah, dengan suara lantang berkata, "Siapakah yang lebih layak untuk memimpin setiap insan mukmin dan mengelola urusannya?"
Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui." Beliau bertanya lagi, "Bukankah aku yang lebih layak atas diri kaum mukmin dibanding diri mereka sendiri? Sahabat menjawab, "Benar ya Rasulullah." Beliau bersabda, "Wahai umatku! Tak lama lagi aku akan segera memenuhi panggilan Tuhanku. Ketahuilah bahwa aku meninggalkan untuk kalian dua pusaka berharga, yaitu kitabullah dan keluargaku, Ahlu Baitku. Jangan kalian mendahului mereka dan jangan pula menjauh." Nabi Saw lantas mengangkat tangan Ali bin Abi Thalib as dan bersabda, "Wahai umatku! Barang siapa menjadikanku sebagai maula dan pemimpinnya maka Ali adalah maula dan pemimpinnya juga." Beliau kemudian mengulang doa ini sebanyak tiga kali, "Ya Allah! Pimpinlah orang yang menjadikan Ali pemimpinnya dan musuhilah yang memusuhinya."
Peristiwa Ghadir Khum bukan peristiwa pertama yang menunjukkan pengukuhan Nabi Saw akan keutamaan Ali. Tapi peristiwa ini lebih menunjuk kepada peresmiannya di hadapan lautan manusia yang ditaksir berjumlah 120 ribu orang. Saat itulah, Allah Swt menurunkan wahyuNya yang menurut para ulama adalah wahyu al-Quran terakhir, "Hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku sempurnakan bagimu nikmatKu dan Aku merelakan Islam sebagai agama untukmu." (Q.S. al-Maidah: 3)
Nabi Saw di Ghadir Khum menyatakan bahwa telah melaksanakan apa yang telah dibebankan kepada beliau sehingga sempurnalah hujjah atas umat. Beliau juga memerintahkan mereka yang hadir untuk menyampaikan peristiwa yang mereka saksikan di hari itu kepada mereka yang tidak hadir. Hal itu menunjukkan bahwa sabda Nabi Saw di Ghadir bukan hanya ditujukan kepada umat Islam di zaman itu tetapi juga kita yang hidup 14 abad setelah Nabi. Ghadir bukan sekedar peristiwa sejarah tetapi sebuah keyakinan yang mendalam dan lahir dari Islam itu sendiri.
Ali adalah figur yang paling layak menjadi penerus Nabi Saw. Seluruh kemuliaan dan keutamaan Ali mengungguli semua orang. Ilmunya yang luas bukan rahasia bagi siapapun. Karena itu pantas jika Nabi menyebutnya sebagai pintu kota ilmu. Jiwanya yang suci menjadikannya manusia yang jauh dari semua dosa dan segala bentuk ketertarikan kepada hawa nafsu dan gemerlap dunia. Sampai-sampai salah seorang sahabat dekatnya menceritakan bahwa di mata Ali, nilai kekuasaan tak lebih dari tali sepatunya yang sudah kumal.
Ghadir membawa pesan bahwa kekuasaan dan kepemimpinan seharusnya berada di tangan manusia-manusia saleh yang punya kecakapan dalam memimpin dan mengatur masyarakat. Ketika Allah lewat RasulNya menobatkan Ali sebagai pemimpin atas umat, tentunya yang mengemuka pertama kali adalah karakter figur itu yang menjadikannya layak menerima kedudukan tersebut. Jika Ali adalah insan yang saleh, taat, pandai, cakap memimpin, berakhlak baik, terpercaya, zuhud, dan jujur, maka dalam memilih pemimpin bagi sebuah masyarakat kriteria-kriteria itulah yang harus diperhatikan, sehingga keadilan dan kesejahteraan bisa terwujud, dan kaum zalim tak lagi mendapat tempat. (IRIB Indonesia)
Ritual Haji dan Persatuan Umat
Kongres haji tahun ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya juga digelar dengan penuh keagungan di Tanah Suci Mekkah. Haji adalah manifestasi aktual dari persatuan dan kesatuan umat Islam. Ritual ini membuktikan bahwa dimensi persamaan mereka jauh lebih banyak dari sisi perbedaan. Jika Muslim memelihara persatuan dan kesatuan itu sepanjang tahun di berbagai sektor, maka musuh-musuh Islam tidak akan punya keberanian untuk menginvasi negara-negara Muslim dan menghina sakralitas agama agung ini.
Sepanjang sejarah, Muslim menelan kemunduran terbesar akibat melupakan dimensi persamaan dan menaruh perhatian pada sisi-sisi perbedaan. Kebijakan pecah belah antara sesama Muslim telah menjadi kebijakan strategis musuh-musuh Islam untuk menancapkan pengaruh di tengah mereka. Oleh karena itu, ritual berlepas tangan dari orang-orang musyrik dalam beberapa tahun terakhir terasa sangat penting untuk didengungkan dan dilestarikan.
Filosofi baraah dari orang-orang musyrik mengandung pesan bahwa kongres haji bukan hanya sebuah ritual ibadah, tapi manasik yang mencakup dimensi sosial dan politik. Ritual baraah dari orang-orang musyrik adalah bukti dari dimensi sosial dan politik ibadah haji. Dalam ritual itu, Muslim berlepas tangan dari orang-orang musyrik sekaligus menegaskan persatuan dan kesatuan umat Islam. Tahun ini, acara tersebut juga digelar dengan penuh semangat dan megah.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pesan haji 1433 Hijriyah, kembali mengingatkan umat Islam untuk mewaspadai kebijakan pecah belah musuh di negara-negara Muslim. Rahbar mengatakan, "Musim haji yang penuh dengan rahmat dan berkah telah tiba dan kembali menyinari mereka yang beruntung hadir di tempat-tempat nurani itu dengan pancaran anugerah Ilahi. Di sini, semua orang mendapat kesempatan berlatih persaudaraan, kesamaan dan ketaqwaan."
Ayatullah Khamenei menambahkan, "Di sinilah kamp pendidikan dan pengajaran; ajang pentas persatuan, keagungan dan keanekaan umat Islam; kancah bergumulan melawan syaitan dan thaghut. Inilah lokasi yang ditetapkan Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Kuasa sebagai tempat bagi kaum mukminin untuk bisa menyaksikan kepentingan dan kebaikan mereka. Sesaat ketika membuka mata akal dan ibrah, kita saksikan bahwa janji samawi ini meliputi seluruh sisi kehidupan individual dan sosial kita."
Menyinggung peristiwa-peristiwa penting di dunia Islam, Ayatullah Khamenei menandaskan, "Salah satu masalah terpenting Dunia Islam yang berhubungan langsung dengan nasib umat Islam adalah revolusi yang terjadi di wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah. Sampai sekarang, transformasi ini sudah menggulingkan beberapa rezim bejat yang tunduk kepada Amerika Serikat dan bersekutu dengan Zionisme, dan tengah mengguncang kekuasaan beberapa rezim yang lain. Rugi besar jika kaum muslimin tidak memanfaatkan kesempatan agung ini untuk memperbaiki nasib umat Islam. Sekarang, kubu agresor yang suka intervensi tengah menguras tenaga untuk mendistorsi gerakan agung umat Islam ini."
Dalam gerakan-gerakan yang besar ini, Muslim dan Muslimah bangkit untuk melawan kediktatoran para penguasa dan menentang hegemoni AS yang berujung pada pelecehan dan penistaan bangsa-bangsa lain serta kedekatan dengan rezim Zionis Israel yang haus kejahatan. Dalam perjuangan hidup dan mati ini, faktor penyelamat bagi mereka adalah Islam serta ajaran dan syiar-syiarnya. Dan, inilah yang mereka nyatakan dengan suara lantang. Pembelaan kepada bangsa Palestina yang tertindas dan perjuangan melawan rezim Zionis menjadi tuntutan utama mereka. Mereka mengulurkan tangan persahabatan kepada bangsa-bangsa Muslim dan menuntut persatuan umat Islam.
Seperti biasanya sebelum dimulainya manasik haji, Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah telah menggelar beberapa seminar dan pertemuan yang menghadirkan tokoh dan jemaah haji dari berbagai negara Islam. Semua pertemuan itu memfokuskan pada isu persatuan dunia Islam dan pertukaran pemikiran di antara berbagai kelompok mazhab dalam Islam. Salah satu tema seminar internasional itu adalah "Rasulullah Saw dan Kemuliaan Muslim dalam Ajaran Ahlul Bait as." Pertemuan ini digelar untuk membahas pelecehan terhadap Rasul Saw dan Islam dalam beberapa dekade terakhir di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Para peserta seminar memaparkan pandangan-pandangan mereka tentang kebijakan musuh-musuh Islam dan cara-cara untuk mempererat persatuan di tengah Muslim. Seorang cendekiawan Pakistan, Sayid Shahed Reza dalam ulasannya, menyinggung gelombang kebangkitan di tengah umat Islam menyusul pelecehan terhadap Nabi Muhammad Saw. Dikatakannya, hasil dari Kebangkitan Islam itu akan lebih tampak dan lebih terasa di tengah generasi-generasi mendatang Muslim dunia. Menurut Shahed Reza, kajian terhadap problema-problema umat Islam di sela-sela pelaksanaan ibadah haji akan meminimalisir tantangan yang dihadapi oleh seluruh dunia Islam.
Dia berharap umat Islam dunia bisa mencapai kesamaan visi dalam merespon penistaan terhadap Rasul Saw. Ditambahkannya, "Meskipun tidak adanya koordinasi, Muslim dunia telah mencapai sebuah persatuan dan Kebangkitan Islam dalam menyikapi pelecehan terhadap Nabi Saw."
Seminar lain yang digelar oleh Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah, mengangkat tema "Tanggung Jawab Kita dalam Membela Rasulullah Saw." Syeikh Ali Najafi, putra dari Ayatullah Syeikh Bashir Najafi, dalam pemaparannya menyinggung orang-orang yang merusak citra Islam sepanjang sejarah yaitu, orang kafir dan individu yang berlagak sebagai Muslim. Dikatakannya, kitab suci al-Quran telah berbicara tentang keberadaan orang-orang seperti itu dan menganggap mereka lebih buruk dari kafir.
Menurut Syeikh Ali, "Salah satu tantangan kita adalah sikap-sikap yang secara lahiriyah tampak Islami, namun sepenuhnya bertentangan dengan semangat Islam." Syeikh Ali mengatakan, "Kita harus bertindak selaras dan terkoordinir dalam menghadapi Barat dan mengaktualisasikan sirah Imam Ali as dalam menyikapi musuh."
Sementara itu, anggota parlemen Lebanon dari kubu Hizbullah, Nawar al-Saheli mengatakan, "Pelecehan terhadap Rasul Saw merupakan sebuah konspirasi global terencana. Analisa kami menunjukkan bahwa Zionisme dan arogan dunia terlibat langsung dalam tindakan itu. Meski demikian, reaksi Muslim harus dilakukan dengan bentuk yang tidak sampai disalahgunakan oleh pihak lain. Para pemikir dan cendekiawan harus bertindak dan menetapkan cara yang berperadaban dalam mereaksi masalah tersebut."
Sepanjang musim haji tahun ini, Lembaga Bi'tsah dan Badan Penyelenggara Haji Iran di Mekkah juga menggelar seminar lain dengan tema "Pendekatan Mazhab-mazhab Islam." Dalam pertemuan itu, seorang anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, Khalil Rizk seraya mengapresiasi langkah-langkah pemersatu yang diadopsi oleh Republik Islam Iran selama musim haji, mengatakan jika Nabi Muhammad Saw bukan sebagai penghulu para nabi, suci, sakral dan mulia bagi kaum Muslim, maka tidak tersisa lagi sesuatu yang dapat mempersatukan umat Islam.
Menurut Khalil Rizk, perpecahan di tengah kaum Muslim dikarenakan perbedaan pandangan mereka setelah wafatnya Rasul Saw dan bukan karena agama Islam itu sendiri. Ditambahkannya, "Islam sebagai sebuah syariat menyeru seluruh Muslim untuk berpegang pada al-Quran yang satu dan semua juga harus menyeru Tuhan Yang Esa." Menurutnya, Rasul Saw menentang pengelompokan di tengah masyarakat dan semua Muslim diperintahkan untuk bersatu. (IRIB Indonesia)
Gaya Hidup Islami Menurut Rahbar
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menilai generasi muda memiliki banyak poin positif dan menjadi harapan negara. Rahbar dalam pertemuan dengan ribuan mahasiswa, pelajar dan pemuda Khorasan Utara yang digelar pada hari Ahad (14/10) menyebut gaya hidup sebagai bagian terpenting dan hakiki bagi sebuah kemajuan dan upaya membangun peradaban Islam yang baru.
Di pertemuan ini Rahbar berusaha menjelaskan kepada generasi muda soal gaya hidup sejati guna menemukan kehidupan ideal. Dalam pandangan Rahbar tujuan utama Revolusi Islam Iran adalah membangun peradaban baru Islam dan gaya hidup merupakan salah satu bagian utama dari revolusi ini. Terkait hal ini Rahbar mengatakan, "Peradaban baru memiliki dua unsur: Unsur pertama adalah sarana dan kedua adalah unsur pokok dan dasar... Kita harus menggapai keduanya."
Seraya mengajak para cendekiawan dan kaum pemikir untuk mengulas masalah ini dan membahas patologi bagi gaya hidup yang ada saat ini di Iran serta memikirkan cara penanganannya, beliau mengatakan, "Kemajuan di ranah ilmu, industri, ekonomi dan politik yang merupakan komponen penting bagi peradaban Islam adalah sarana untuk memperoleh gaya gaya dan budaya hidup yang benar sekaligus jalan untuk meraih kedamaian, keamanan, ketinggian dan kemajuan yang hakiki."
Kemajuan, kata Ayatollah al-Udzma Khamenei, mengandung makna gerakan, jalan dan perubahan. Beliau menambahkan, "Dalam kesimpulan apapun yang diambil dari kemajuan yang tak kenal kata henti (baik kesimpulan materi maupun spiritual) gaya hidup, perilaku sosial, dan metode kehidupan punya signifikansi yang besar."
Mengenai gaya hidup dan kaitannya dengan peradaban baru Islam, beliau menandaskan, "Jika kemajuan universal diartikan dengan membangun peradaban baru Islam, maka peradaban ini akan memiliki dua unsur, yaitu sarana dan hakikat. Dan masalah gaya hidup adalah unsurnya yang hakiki."
Seraya menyatakan bahwa kedua unsur itu harus diwujudkan dalam peradaban Islam, Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan, "Unsur sarana atau perangkat keras peradaban ini berhubungan dengan hal-hal yang dalam kondisi dunia saat ini disebut sebagai lambang kemajuan seperti sains, penemuan, ekonomi, politik, wibawa di pentas internasional, dan semisalnya."
Beliau menambahkan, "Dalam kaitan ini, kita sudah membukukan kemajuan yang cukup bagus. Tapi harus diingat bahwa semua prestasi itu terkait dengan unsur sarana untuk meraih unsur hakiki dan piranti lunak bagi peradaban Islam, yaitu gaya hidup."
Berbicara mengenai gaya dan budaya hidup, Rahbar menyinggung berbagai masalah seperti keluarga, pernikahan, model rumah, jenis pakaian, gaya konsumsi, hiburan, pekerjaan serta perilaku individu dan sosial di berbagai lingkungan. Beliau mengatakan, "Gaya hidup kembali kepada semua permasalahan yang membentuk kehidupan manusia."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan aturan Islam dalam masalah gaya hidup. "Dalam Islam ada istilah akal kehidupan yang maknanya sama dengan gaya dan budaya hidup, dan al-Qur'an dalam banyak ayat sucinya membahas masalah ini," kata beliau.
Menurut beliau, tanpa kemajuan pada unsur hakiki peradaban Islam yaitu gaya hidup, maka tujuan dari proses membangun peradaban yang besar ini tak akan bisa tercapai. "Sayangnya, dalam masalah ini kita tidak berhasil mengukir prestasi yang signifikan seperti yang kita raih di bagian pertama yang berhubungan dengan ranah keilmuan, industri dan semisalnya," imbuh beliau.
Rahbar menyebut patologi dan penelitian untuk mencari faktor penghalang kemajuan menyangkut gaya hidup sebagai satu keharusan. Beliau mengajak para cendekiawan, pemikir dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan untuk membahas masalah ini dan mencarikan jalan keluar terbaik.
Menyebut masalah gaya hidup sebagai topik pembahasan yang baru di Iran, Pemimpin Besar Revolusi Islam memberikan permisalan bahasan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan. Mengapa di Iran budaya kerja berkelompok lemah? Mengapa dalam hubungan sosial hak orang lain sering dilanggar? Mengapa angka perceraian di sejumlah daerah tinggi? Mengapa para pengemudi kendaraan tidak terlalu mengindahkan aturan lalu lintas? Apa saja aturan hidup di apartemen dan apakah aturan itu diindahkan? Apakah model yang ideal bagi hiburan yang sehat? Apakah dalam keseharian kita selalu berbicara jujur? Sejauh manakah masyarakat tercemari kebiasaan berbohong? Apakah yang memicu tindakan brutal dan ketidaksabaran dalam hubungan bermasyarakat?
Rahbar juga mengajukan pertanyaan mengenai, Selogis apakah model pakaian dan tatanan kota yang ada saat ini? Apakah hak-hak masyarakat dijaga di internet dan media massa? Apa penyebab munculnya penyakit berbahaya berupa kecenderungan melanggar hukum pada diri sebagian orang? Seberapa besar dedikasi kita dalam bekerja? Sejauh manakah kepedulian kepada kualitas produksi lokal? Mengapa masih banyak ide cemerlang yang hanya bertahan di tahap kata-kata dan impian? Berapa jamkah kerja manfaat yang dilakukan di kantor-kantor? Apa yang harus kita lakukan untuk memberantas riba'? Apakah hak-hak suami, istri, dan anak-anak diindahkan secara penuh dalam keluarga? Mengapa sebagian orang bangga dengan konsumerisme? Apa yang harus kita lakukan supaya perempuan bisa tetap menjaga kehormatan keluarganya dan di saat yang sama dapat melaksanakan tugas sosialnya dengan baik?
Di kesempatan tersebut, Rahbar juga menyinggung peradaban Barat. Budaya Barat dibentuk atas dasar meterialisme dan hanya memperhatikan sisi luar kehidupan manusia. Ideologi ini tidak terlalu mementingkan ajaran mendalam kemanusiaan. Namun di sini pertanyaan yang muncul adalah apakah manusia di kehidupannya hanya membutuhkan sarana dan kemudahan dalam mengarungi kehidupan. Apakah sisi batin manusia juga menuntut hal-hal materi, ketenangan jiwa manusia apakah dapat dipenuhi dengan harta dan uang?
Di sini Ayatullah al-Udzma Khamenei menandaskan, "Esensi budaya Barat adalah gaya hidup meterial, pemenuhan tuntutan syahwat dan bergelimang dosa. Budaya Barat anti spiritualisme... Oleh karena itu, syarat utama untuk membentuk budaya baru Islam adalah tidak mengikuti budaya Barat." Beliau menjelaskan, pada dasarnya budaya Barat adalah budaya agresi. Jika menyebar di sebuah negara, dengan alasan apapun, maka budaya tersebut akan menghancurkan budaya dan jatidiri bangsa itu. Di negara-negara Barat dan masyarakat yang mengekornya, perilaku dosa besar seperti praktik homoseksual, fenomena kehancuran rumah tangga, dan berbagai problema besar lainnya dipandang sebagai hal yang biasa.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei mengungkap skenario Barat dalam mengenalkan dan menyebarkan budayanya di dunia khususnya di Dunia Islam dengan berbagai cara, yang salah satunya dan yang terpenting adalah seni sinema. Mereka melibatkan para pakar untuk membantu mengenal kelemahan bangsa-bangsa di dunia khususnya umat Islam, sebelum akhirnya membuat dan menyebarkan film-film yang mengenalkan budaya dan gaya hidup ala Barat.
Beliau menegaskan, "Dalam hal ini, para pejabat negara dan rakyat secara umum harus mempertahankan budaya bangsa dan negara ini." Pemimpin Besar Revolusi Islam menyayangkan adanya sebagian kalangan yang meniru gaya hidup Barat di tengah masyarakat Iran. "Fenomena ini harus diperbaiki secara perlahan dengan cara sosialisasi," kata beliau.
Rahbar juga mengimbau untuk sepenuhnya menolak gaya hidup ala peradaban Barat, Rahbar menggarisbawahi, "Kami tidak menginginkan konfrontasi dengan Barat. Yang kami katakan adalah bahwa sesuai penelitian yang sudah dilakukan, mengikuti Barat tidak mendatangkan manfaat bagi bangsa manapun."(IRIB Indonesia)
Menelusuri Khutbah Rasulullah Saw di Ghadir Khum
Rasulullah Saw setelah menanggung berbagai derita selama 23 tahun menyebarkan risalah Ilahi bersabda, "Tidak ada nabi seperti diriku yang menanggung penderitaan berat dalam menyampaikan risalahnya." Di akhir masa kenabiannya, Muhammad Saw saat menunaikan Haji Wada dan ketika berada di Ghadir Khum menunjuk penggantinya setelah mendapat perintah dari Allah Swt. Pengganti Nabi ini terkenal keberaniannya, ikhlas, pertama memeluk Islam, dan berulang kali telah menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang layak menggantikan sang Nabi.
Disebutkan bahwa Nabi menyadari kekuatan kaum munafik dan kebencian mereka terhadap Imam Ali bin Abi Talib as. Nabi sesaat khawatir untuk mengumumkan penggantinya, namun kemudian ayat al-Quran turun yang mensyaratkan kesempurnaan risalahnya dengan mengumumkan penggantinya serta Allah Swt akan menjaga Nabi-Nya dari kejahatan musuh.
Dengan demikian ketika rombongan haji telah tiba di Ghadir Khum yang merupakan persimpangan bagi para jamaah haji untuk kembali ke rumah masing-masing, Rasulullah Saw memerintahkan rombongannya untuk berhenti dan mendirikan kemah. Ketika jamaah haji lainnya tiba di Ghadir Khum, yang saat itu jumlahnya mencapai sekitar 120 ribu orang, Rasulullah naik ke mimbar dan menyampaikan pidatonya.
Setelah menyampaikan pidatonya, Nabi meminta Imam Ali naik ke mimbar dan mengangkat tangan Imam serta mengenalkan kepada umat Islam bahwa Ali bin Abi Talib adalah penggantinya. Nabi bersabda bahwa ketaatan kepada Ali bin Abi Thalib sama dengan ketaatan kepada beliau. Selanjutnya Nabi memberitahukan kepada umat Islam bahwa keluarganya (Ahlul Bait) posisinya setara dengan al-Quran. Nabi mengingatkan bahwa Ahlul Bait dan al-Quran tidak akan terpisah hingga Hari Kiamat kelak. Keduanya menurut Nabi merupakan harapan kebahagiaan umat Islam.
Tak lama setelah itu, Rasulullah Saw akhirnya menemui Tuhannya. Sang penyebar ajaran Ilahi ini setelah berjuang selama 23 tahun kemudian meninggalkan dunia yang fana ini. Adapun Allah Swt berjanji akan menjaga Kitab Suci al-Quran dari tangan-tangan jahil yang berusaha mengubahnya.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Q.S.15:9)
Kini Ali bin Abi Talib, kelahiran Ka'bah dan besar di pangkuan Nabi, orang pertama yang memeluk Islam yang mengikuti setiap detik turunnya wahyu karena berada di sisi Rasul mulai mengkhawatirkan masa depan umat Islam.
Kini kami akan mengetengahkan khutbah Rasul dan menjadikannya peta jalan risalah beliau guna membuka kembali perjalanan umat Islam. Kami berharap dengan upaya ini umat tidak akan terjebak ke jalan menyimpang dan menjadikan mereka sebagai penyeru pesan Rasul ke dunia. Tak hanya itu, kami juga berharap pembaca menjadi rasul-rasul di tengah keluarga dan kerabatnya yang meneruskan misi Rasulullah Saw dan ajaran Ilahi.
Harapan ini selaras dengan sabda Rasul yang menyebutkan, "Wahai kalian yang hadir dan mendengar pesan ini! Wajib bagi kalian ketika pulang ke rumah masing-masing memberitahukan pesan ini kepada mereka yang tidak hadir."
Khutbah Rasul di Ghadir Khum
"Puji-pujian hanya milik Allah. Kami memohon pertolongan, dan keyakinan, serta kepada-Nyalah kami beriman. Kami mohon perlindungan kepada-Nya dari kejahatan jiwa-jiwa kita dan dosa-dosa perbuatan kita. Sesungguhnya tiada petunjuk bagi seseorang yang telah Allah sesatkan, dan tiada seorang pun yang sesat setelah Allah beri petunjuk baginya."
"Hai, kaum Muslimin! ketahuilah bahwa Jibril sering datang padaku membawa perintah dari Allah, yang Maha Pemurah, bahwa aku harus berhenti di tempat ini dan memberitahukan kepada kalian suatu hal. Lihatlah! Seakan-akan waktu semakin dekat saat aku akan dipanggil (oleh Allah) dan aku akan menyambut panggilannya."
"Hai, Kaum Muslimin! Apakah kalian bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya. Surga adalah benar, neraka adalah benar, kematian adalah benar, kebangkitan pun benar, dan ‘hari itu pasti akan tiba, dan Allah akan membangkitkan manusia dari kuburnya?" Mereka menjawab: "Ya, kami meyakininya."
Nabi melanjutkan: "Hai, kaum Muslimin! Apakah kalian mendengar jelas suaraku?" Mereka menjawab: "Ya." Rasul berkata: "Dengarlah! Aku tinggalkan bagi kalian 2 hal paling berharga dan simbol penting yang jika kalian setia pada keduanya, kalian tidak akan pernah tersesat sepeninggalku. Salah satunya memiliki nilai yang lebih tinggi dari yang lain."
Orang-orang bertanya: "Ya, Rasulullah, apakah dua hal. yang amat berharga itu?"
Rasulullah menjawab: "Salah satunya adalah kitab Allah dan lainnya adalah Itrah Ahlulbaitku (keluargaku). Berhati-hatilah kalian dalam memperlakukan mereka ketika aku sudah tidak berada di antara kalian, karena, Allah, Yang Maha Pengasih, telah memberitahukanku bahwa dua hal. ini (Quran dan Ahlulbaitku) tidak akan berpisah satu sama lain hingga mereka bertemu denganku di telaga (al-Kautsar). Aku peringatkan kalian, atas nama Allah mengenai Ahlulbaitku. Aku peringatkan kalian atas nama Allah, mengenai Ahlulbaitku. Sekali lagi! Aku peringatkan kalian, atas nama Allah tentang Ahlulbaitku!"
"Dengarlah! Aku adalah penghulu surga dan aku akan menjadi saksi atas kalian maka barhati-hatilah kalian memperlakukan dua hal. yang sangat berharga itu sepeninggalanku. Janganlah kalian mendahului mereka karena kalian akan binasa, dan jangan pula engkau jauh dari mereka karena kalian akan binasa!"
"Hai, kaum Muslimin! Tahukah kalian bahwa aku memiliki hak atas kalian lebih dari pada diri kalian sendiri?" Orang-orang berseru: "Ya, Rasulullah." Lalu Rasul mengulangi: "Hai, kaum Muslimin? Bukankah aku memiliki hak atas kaum beriman lebih dari ada diri mereka sendiri?" Mereka berkata lagi: "Ya, Rasulullah."
Kemudian Rasul berkata: "hai Kaum Muslim! Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan aku adalah Maula semua orang-orang beriman," Lalu ia merengkuh tangan Ali dan mengangkatnya ke atas. la berseru: "Barang siapa mengangkatku sebagai Maula, maka Ali adalah Maulanya pula (Nabi mengulang sampai tiga kali) Ya, Allah! Cintailah orang yang mencintainya dan musuhilah orang-orang yang memusuhinya. Bantulah orang-orang yang membantunya. Selamatkanlah orang-orang Yang menyelamatkannya, dan jagalah kebenaran dalam dirinya ke mana pun ia berpaling! (artinya, jadikan ia pusat kebenaran).
Ali adalah putra Abu Thalib, saudaraku, Washi-ku, dan penggantiku (khalifah) dan pemimpin sesudahku. Kedudukannya bagiku bagaikan kedudukan Harun bagi Musa, hanya saja tidak ada Nabi setelahku. la adalah pemimpin kalian setelah Allah dan Utusan-Nya."
"Hai, kaum Muslimin! Sesungguhnya Allah telah menunjuk dia menjadi pemimpin kalian. Ketaatan padanya wajib bagi seluruh kaum Muhajirin dan kaum Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan dan penduduk kota dan kaum pengembara, orang-orang Arab dari orang-orang bukan Arab, para majikan dan budak, orang-orang tua dan muda, besar dan kecil, putih dan hitam."
"Perintahnya harus kalian taati, dan kata-katanya mengikat serta perintahnya menjadi kewajiban bagi setiap orang yang meyakini Tuhan yang satu. Terkutuklah orang-orang yang tidak mematuhinya, dan terpujilah orang-orang yang mengikutinya, dan orang-orang yang percaya kepadanya adalah sebenar-benarnya orang beriman. Wilayahnya (keyakinan kepada kepemimpinannya) telah Allah, Yang Maha kuasa dan Maha tinggi, wajibkan."
"Hai kaum Muslimin, pelajarilah Quran! Terapkanlah ayat-ayat yang jelas maknanya bagi kalian dan janganlah kalian mengira-ngira ayat-ayat yang bermakna ganda! Karena, Demi Allah, tiada seorang pun yang dapat menjelaskan ayat-ayat secara benar akan makna serta peringatannya kecuali aku dan lelaki ini (Ali), yang telah aku angkat tangannya ini di hadapan diriku sendiri."
"Hai kaum Muslimin, inilah terakhir kalinya aku berdiri di mimbar ini. Oleh karenanya, dengarkan aku dan taatilah dan serahkan diri kalian kepada kehendak Allah. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan kalian. Setelah Allah, Rasulnya, Muhammad yang sedang berbicara kepada kalian, adalah pemimpin kalian. Selanjutnya sepeninggalku, Ali adalah pemimpin kalian dan Imam kalian atas perintah Allah. Kemudian setelahnya kepemimpinan akan dilanjutkan oleh orang-orang yang terpilih dalam keluargaku hingga kalian bertemu Allah dan Rasulnya."
"Lihatlah, sesungguhnya, kalian akan menemui Tuhanmu dan ia akan bertanya tentang perbuatan kalian. Hati-hatilah! Janganlah kalian berpaling sepeninggalku, saling menikam dari belakang! Perhatikanlah! Adalah wajib bagi orang-orang yang hadir saat ini untuk menyampaikan apa yang aku katakan kepada mereka yang tak hadir karena orang-orang yang terpelajar akan lebih memahami hal ini daripada beberapa orang yang hadir dari saat ini. Dengarlah! Sudahkah aku sampaikan ayat Allah kepada kalian? Sudahkah aku sampaikan pesan Allah kepada kalian?" Semua orang menjawab, "Ya." Kemudian Nabi Muhammad berkata, "Ya, Allah, saksikanlah."
Belum lagi pertemuan akbar ini bubar, Jibril turun membawa wahyu dari Allah swt kepada Nabi-Nya.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚفَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙفَإِنَّ اللَّـهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. 3: 3
Kemudian Rasul bertakbir, Allah Akbar! Selamat atas disempurnakannya agama dan disempurnakannya nikmat dan keridhaan Allah terhadap risalahku dan kepemimpinan Ali sepeninggalku.
Setelah takbir Nabi tersebut, umat Islam berduyun-duyun memberikan selamat kepada Imam Ali as. Orang paling pertama yang mengucapkan selamat kepada Imam Ali adalah Abu Bakar dan Umar. Keduanya berkata, selamat kepadamu wahai Abu Turab! Kini Kamu menjadi pemimpin kami dan maula setiap laki-laki serta wanita mukmin.
Ibnu Abbas berkata: "Saya bersumpah bahwa wilayah terhadap Ali diwajibkan bagi seluruh umat." Hasan bin Tsabit berkata, "Wahai Rasulullah! Izinkan Aku mengumandangkan syair tentang Ali." Nabi pun kemudian mengijinkan Hasan bin Tsabit membacakan syair tentang peristiwa Ghadir Khum dan pengangkatan Imam Ali as.
ینادیهم یوم الغدیر نبیهم بخم فاسمع بالرسول منادیا
(IRIB Indonesia)
Foto Exclusive : Indahnya berbagi di Hari Raya Qurban / Idhul Adha 1433 H Banjarmasin
Haji adalah Refleksi Persatuan dan Keagungan Islam
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Hari ini (Kamis 25/10) di manasik Haji bertepatan dengan Hari Arafah (Wukuf). Hari Arafah merupakan kristalisasi ibadah dan keikhlasan hamba terhadap Tuhannya. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di pesan haji tahun ini bertepatan dengan Hari Arafah menjelaskan tujuan dan ambisi musuh dalam mengobarkan fitnah di Dunia Islam. Di pesannya beliau menekankan urgensitas menjaga persatuan dan solidaritas antara sesama umat Islam.
Pesan Rahbar yang dibacakan bersamaan dengan Hari Arafah, Ayatullah al-Udzma Khamenei menyebut ritual haji sebagai kesempatan penting untuk merenungkan dan mempelajari problematika Dunia Islam. Beliau berkata, nasib revolusi rakyat di kawasan dan upaya pemerintah yang dirugikan oleh revolusi ini guna menyelewengkan revolusi rakyat termasuk dari isu-isu penting Dunia Islam.
Kini musuh Islam mengincar persatuan umat muslim dan ibadah Haji tak diragukan lagi menjadi kesempatan besar guna merefleksikan persatuan dan keagungan umat Islam. Oleh karena itu, ritual Haji tak ubahnya sebuah usaha untuk mempelajari kapasitas dan kemampuan umat Islam serta mengarahkannya ke peran signifikan dalam menentukan nasib umat.
Apa yang ditekankan Rahbar di pesan hajinya tahun ini adalah salah satu isu paling urgen Dunia Islam yang tak dapat dipisahkan dari nasib umat Muslim itu sendiri. Isu tersebut adalah fenomena revolusi rakyat di Afrika utara dan kawasan.
Pilar utama kebangkitan rakyat di negara-negara ini yang telah berhasil menumbangkan sejumlah rezim despotik dan pelayan Amerika serta sekutu Rezim Zionis Israel adalah resistensi dalam melawan pemerintah despotik dan pengaruh Amerika Serikat. Hal ini menjadi awal dari perubahan besar yang dapat memperkokoh asas reformasi umat Islam yang besar. Maka tak heran jika musuh berusaha keras merusak asas ini.
Di pesan Rahbar diisyaratkan poin penting bahwa ambisi busuk Amerika, NATO dan Israel mendorong mereka memanfaatkan sejumlah kelalaian dan kekhawatiran untuk menyelewengkan gerakan pemuda muslim dan dengan nama Islam mereka saling mengadu pemuda muslim tersebut. Tak hanya itu, mereka juga mengubah jihad anti imperialisme dan Zionis menjadi aksi terorisme membabi buta di jalan-jalan untuk menumpakan darah umat Islam di tangan sesamanya. Dengan demikian musuh-musuh Islam akan selamat dari kebuntuan selama ini yang mereka hadapi. Di sisi lain, citra Islam dan kubu muqawama akan rusak.
Poin lain dari konspirasi musuh ini adalah peran pesuruh dan pelayan kubu arogan di kawasan dan salah satu bukti nyata adalah krisis di Suriah. Bukti-bukti kuat menunjukkan bahwa musuh Islam mengobarkan krisis guna menyelewengkan opini sebuah bangsa terhadap isu-isu penting negara mereka dan ancaman yang ada serta menfokuskan fenomena pertumpahan yang sengaja dikobarkan musuh Islam.
Sejatinya pengobaran perang saudara di Suriah dan pembantaian pemuda muslim oleh sesama mereka adalah kejahatan yang digelar Amerika Serikat, Israel dan negara-negara pelayannya. Motifnya adalah membalas dendam kepada pemerintah yang melawan penjajahan Israel selama tiga dekade dan membela kelompok muqawama di Palestina dan Lebanon.
Oleh karena itu, kini imperialis dunia gencar mengobarkan fitnah di tengah umat Islam dan berusaha keras memojokkan pejuang serta memadamkan jihad bangsa Palestina. Propaganda anti Islam pemerintah Barat dan dukungan mereka kepada penista kesucian Rasulullah Saw merupakan persiapan untuk mengobarkan perang saudara dan memecah belah sejumlah negara Islam.
Mengingat seluruh realita ini maka jamuan Ilahi di musim Haji harus dijadikan kesempatan untuk merenungkan dan mempelajari problematika dan isu-isu penting yang dihadapi Dunia Islam serta sumpah untuk berlepas diri dari kaum musyrik. Nasib dari revolusi rakyat kawasan dan upaya kekuatan yang terluka akibat revolusi ini untuk menyelewengkan tujuan suci kebangkitan rakyat juga tidak luput dari asas penting di musim Haji ini.
Sumber: IRIB Indonesia
Dalam keadaan senggang
ini saya iseng menulis artikel ttg kambing berjudul
"Peran Sentral
Kambing"
Judul diatas terasa aneh dan lucu bagi sebagian orang. Namun bila direnungkan dengan seksama, kita akan temukan banyak hal dalam literatur dan tradisi Islam yang bias ditautkan dengan salah satu makhluk herbivora ini.
Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya (daerah "Bulan sabit yang subur" dan Turki) dan Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram - 55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu.
Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan.
Kambing berbeda dengan domba.
Jenis-jenis Kambing
Kambing kacang. Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Badannya kecil. Tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter, sedangkan yang betina 56 sentimeter. Bobot pada yang jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedang yang betina seberat 20 kilogram. Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek. Baik betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk yang pendek.
Kambing Etawa. Kambing Etawa didatangkan dari India yang disebut kambing Jamnapari. Badannya besar, tinggi gumba yang jantan 90 sentimeter hingga 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 63 kilogram. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah. Dahi dan hidungnya cembung. Baik jantan maupun betina bertanduk pendek. Kambing jenis ini mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing Etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai sebagai kambing "Peranakan Etawa" atau "PE". Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia.
Kambing Jawarandu. Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing Etawa dan separuh lagi mirip kambing Kacang. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.edo
Kambing Saenen. Kambing Saenen berasal dari Saenen, Swiss. Baik kambing jantan maupun betinanya tidak memliki tanduk. Warna bulunya putih atau krem pucat. Hidung, telinga dan kambingnya berwarna belan
Kambing dalam Astologi
Dalam astrologi China, kambing juga menjadi salah satu simbol karakter manusia. Orang-orang tenar yang bershio kambing cukup banyak,antara lain Alain Prost, pembalap F1, Bill Gates, CEO Microsoft, actor Bruce Willis dan Mel Gibson, aktor, seniman tenar Michelangelo, Boediono, Wakil Presiden Indonesia dll.
Kambing dalam Kuliner
Kambing menjadi lauk utama dalam masakan India dan Timur Tengah. Sebagian besar masakan daging kambing di Indonesia berasal dari India dan Timur Tengah, antara lain Kari kambing, Krengsengan kambing, Gulai Kambing dll. Dalam masakan Arab, masakan seperti Kabsah, Kebab dan sebagainya juga didominasi oleh kambing.
Kambing dalam Kesehatan
Susu Kambing
Salah satu manfaat medis kambing adalah susunya. Susu kambing yang paling diandalkan sebagai obat berhasiat adalah susu Kambing Otawa. Susu Kambing Ettawa kian hari kian diminati, seiring maraknya pelatihan-pelatihan di daerah mengenai budidaya kambing ettawa, kini produksi susu kambing kian meningkat di negara tercinta ini. Butiran lemak susu etawa berukuran antara 1-10 milimikron sama dengan susu sapi, tetapi jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak terdapat pada susu etawa sehingga susu etawa lebih mudah dicerna alat pencernaan manusia, serta tidak menimbulkan diare pada orang yang mengkonsumsinya. Susu kambing juga tidak mengandung karoten, sehingga warna susu kambing lebih putih daripada susu sapi.
Khasiat susu kambing antara lain untuk terapi TBC, membantu memulihkan kondisi orang yang baru sembuh dari sakit, mempu mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Untuk meningkatkan kesehatan kulit, terutama bagian wajah.
Kandungan gizi susu etawa dapat meningkatkan pertumbuhan bayi dan anak-anak serta membantu keseimbangan proses metabolisme, mendukung pertumbuhan tulang dan gigi, membantu pembentukan sel darah merah dan jaringan tubuh. Baik bagi wanita dewasa untuk mengembalikan zat besi setelah haid, kekurangan darah (anemia), kehamilan serta pendarahan setelah melahirkan.
Kandungan mineralnya memperlambat proses osteoporosis.
Susu kambing empunyai sifat antiseptik, Alami dan bisa membantu menekan pembiakan bakteri dalam tubuh. Hal ini di sebabkan adanya Flourin yang kadarnya 10-100 kali lebih besar dari pada susu sapi. Bersifatbasah (Alkaline Food) sehingga aman bagi tubuh. Proteinnya lembut dan efek laktasenya ringan, sehingga tidak menyebabkan diare. Lemaknya mudah di cerna karena mempunyai tekstur yang lembut dan halus lebih kecil dibandingkan dengan butiran lemak susu sapi atau susu lainya. Dan juga bersifat Homogen alami. Hal ini mempernudah untuk di cerna sehingga menekan timbulnya reaksireaksi alergi.
Dengan adanya sodium (Na), Fluorin(F), Kalsium(C), dan Fosfor(P) Sebagai elemen kimia yang dominan serta kandungan nutrisi lainya, Maka susu etawa berkhasiat:
• Membantu pencernaan dan mentralisir asam lambung.
• Menyembuuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit,Saluran nafas dan pencernaan.
• Menyembuhkan bermacam-macam penyakit paru-paru,Seperti Astma,TBC,Serta infeksi akut lainya pada paru-paru.
• Menyembuhkan beberapa kelainan ginjal,Sperti Nepbrotic Syndrom infeksi-infeksi Ginjal serta asam urat tinggi.
• Kandungan kalsium (Ca)yang tinggi dapat membantu menyembuhkan rematik dan mencegah kerapuhan tulang.
• Menambah Vitalitas dan daya tahan tubuh.
• Mengatasi masalah impotensi dan gairah seksual,Baik bagi pria maupun wanita.
• Berdasarkan beberapa penelitian di amerika,Susu kambing terbukti mempunyai efek anti kanker.
Daging Kambing
Daging kambing ternayata lebih menyehatkan ketimbang jenis daging lainnya. Dalam 100 gram daging kambing terdapat 154 kalori, 9.2 mg lemak, 3.6 mg lemak jenuh. Selain itu, daging kambing juga salah satu sumber zat besi, vitamin B, kolin, dan selenium terbaik. Namun, lemak kambing justru memiliki persentase kolesterol lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging ayam atau sapi. Maka itu, lebih baik mengonsumsi daging kambing yang berusia dibawah 6 bulan meski harganya mungkin sedikit lebih mahal.
Rata-rata bagi yang memiliki penyakit darah rendah, dianjurkan 2 hari sekali untuk memakan sate kambing, terutama bagian hatinya beberapa tusuk untuk meningkatkan tekanan darah. Memang belum ada uji medis tentang hal tersebut, tetapi telah banyak bukti bahwa memakan daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah.
Torpedo kambing juga banyak diburu kaum lelaki karena khasiatnya untuk meningkatkan potensi seksual. Tetapi untuk masalah vitalitas seksual ini tidak hanya torpedo kambing saja, banyak yang meyakini bahwa empedu kambing juga cukup berkhasiat. Perbedaannya adalah, jika topedo harus dimask/disate, sedangkan empedu harus ditelan mentah-mentah. Bahkan mengonsumsi empedu kambing juga dapat menyembuhkan penyakit malaria. Dalam beberapa buku pengobatan Cina, memang terdapat empedu untuk mengobati malaria, misalkan empedu ular. Akan tetapi ternyata empedu kambing juga memiliki khasiat yang sama dengan empedu ular.
Kambing dan Libido
Daging kambing rupanya punya tempat tersendiri, terutama di kalangan kaum pria. Katanya, daging ini dipercaya ampuh mendongkrak potensi seks pria.
"Awas, jangan kebanyakan makan 'kambing', nanti sakit maag!" Mendengar kata "mah", yang terpikir langsung penyakit maag atau lambung, yang gejalanya tak mengenakkan itu. Rupanya, si penutur hanya mau melucu: berkat makan sate kambing, gulai, atau tongsengnya - apalagi dicampur "torpedo"-nya - kaum pria dijamin malam-malam akan membangunkan istrinya yang sedang tidur, Ma(h) ... Ma(h) ..., bangun Ma(h)!
Anekdot itu dilatarbelakangi asumsi bahwa daging kambing ataupun masakan olahannya bisa meningkatkan gairah pria begitu tingginya sampai ia harus membangunkan istrinya malam-malam.
Dalam ritual-ritual Islam kambing selalu menjadi salah satu hewan favorit yang disembelihkan untuk dibagikan kepada kaum miskin, seperti dam dalam manasik haji, aqiqah dalam prosesi yang dilakukan pada hari ketujuh kelahiran.
Kambing dan Ritual Qurban
Sejarah qurban itu dibagi menjadi tiga, yaitu : zaman Nabi Adam As; zaman Nabi Ibrahim As; dan pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Pertama pada zaman Nabi Adam As. Qurban dilaksanakan oleh putra-putranya yaitu bernama Qabil dan Habil. Kekayaan yang dimiliki oleh Qabil mewakili kelompok petani, sedang Habil mewakili kelompok peternak. Saat itu sudah mulai ada perintah, siapa yang memiliki harta banyak maka sebagian hartanya dikeluarkan untuk qurban.
Sebagai petani si Qabil mengeluarkan kurbannya dari hasil pertaniannya dan sebagai peternak si Habil mengeluarkan hewan-hewan peliharaanya untuk kurban, untuk siapa semua itu diqurbankan, padahal waktu itu manusia belum banyak.
Diterangkan dalam sejarah, harta yang diqurbankan itu disimpan di suatu tempat yaitu di Padang Arafah yang sekarang menjadi napak tilas bagi para jemaah haji.
Baik buah-buahan yang diqurbankan si Qabil maupun hewan ternak yang diqurbankan si Habil, dari kedua orang tersebut mempunyai sifat berbeda. Si Habil mengeluarkan hewan diqurbankan dengan tulus ikhlas. Dipilih hewan yang gemuk dan sehat, dan dia taat terhadap petunjuk ayahnya Nabi Adam.Berbeda dengan si Qabil, Dia memilih buah-buahan yang jelek-jelek dan sudah afkiran.
Ketika keduanya melaksanakan qurban, ternyata yang habis adalah qurban yang dikeluarkan oleh si Habil sementara buah-buahan yang dikeluarkan si Qabil tetap utuh, tidak berkurang. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27 : "Ceritakan kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari meraka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil), Ia berkata : "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil " Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa".
Kurban si Habil di terima Allah SWT karena dia mengeluarkan sebagian hartanya yang bagus-bagus dan dikeluarkan dengan tulus dan ikhlas. Sementara si Qabil mengeluarkan sebagian harta yang jelek-jelek dan terpaksa. Oleh karena kurban tidak diterima Allah. Akhirnya si Qabil menaruh dendam kepada si Habil. Berawal dari perebutan calon istrinya, dimana peraturan waktu itu dengan sistem silang.
Kedua, pada zaman Nabi Ibrahim As. Dikisahkan dalam Al-Qur'an surat Ash-Shafaat ayat 100-111 yang menceritakan mengenai qurban dan pengorbanan. Ketika Nabi Ibrahim berusia 100 tahun beliau belum juga dikaruniai putra oleh Allah dan beliau selalu berdoa: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh" (Q.S>37:100)
Kemudian dari istrinya yang kedua yakni Siti Hajar yang dinikahinya ketika Nabi Ibrahim mengadakan silaturahmi ke Mesir (setiap kedatangan pembesar diberi hadiah seorang istri yang cantik oleh pembesar Mesir).Dari Siti Hajar lahirlah seorang putra yang kemudian diberi nama Islam, ia lahir di tengah-tengah padang pasir yang disebut. Bahkan kemudian dikenal dengan Mekkah.
Pada saat Nabi Ibrahim diberi petunjuk oleh Allah, agar meninggalkan istrinya Siti Hajar dengan seorang putranya yang dari lahir dan ia disuruh menemui istrinya yang pertamanya yakni Siti Sarah yang berada di Yerussalem kota tempat Masjidil Agsho. Beliau meninggalkan beberapa potong roti dan sebuah guci besiris air untuk Siti Hajar dan Ismail.
Pada waktu Siti Hajar kehabisan makanan dan air, ia melihat disebelah timur ada air yang ternyata adalah fatamorgana yaitu di Bukit Sofa. Di situ Ismail ditinggalkan dan Siti Hajar naik Kebukit Marwah serta kembali ke Sofa sampai berulang tujuh kali, tapi tidak juga mendapatkan air sampai ai kembali ke Bukit Marwah yang terakhir. Ia merasa khawatir terhadap anaknya barangkali Ismail kehausan dilihat kaki Ismail bergerak-gerak diatas tanah dan tiba-tiba keluar air dari dalam tanah. Siti Hajar berlari kebawah sambil berteriak kegirangan :"zami-zami?" itulah kemudian
menjadi sumur Zam-Zam itulah kemudian menjadi sumur Zam-zam. Di situlah Siti Hajar dan Nabi Ismail di padang pasir yang kering kerontang yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim dan ditempat itulah Allah SWT. Menetapkan sebagai tempat ibadah haji.
Allah SWT, berfirman dalam surat Al-Hajj : 27 : "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai onta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh".
Memang sudah disiapkan oleh Allah, disana tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada gunung berapi yang menyebabkan ada sumber kehidupan tapi atas kehendak Allah maka jadilah sumur "Zam-zam"."Nabi Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim yang berada di Yerusalem sampai Nabi Ismail menjelang remaja. Kemudian di Yerusalem ternyata Siti Sarah hamil yang melahirkan seorang putra yang diberi nama Iskhak. Nabi Ibrahim diperintahkan lagi oleh Allah untuk kembali ke Mekkah untuk menengok istri dan anaknya yang pertama yaitu Nabi Ismail, yang rupanya sudah mulai besar. Dalam suatu riwayat kira-kira berusia 6-7 tahun. Sejak dilahirkan sampai besar itu Nabi Ismail menjadi kesayangan. Tiba-tiba Allah memberi ujian kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash Shaffaat : 102 : "Maka tatkala sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata : Hai anakku aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pemdapatmu " Ia menjawab: "hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Sejak itu penyembelihan kambinga menjadi salah satu ritual penting dalam rangkaian ibadah haji dan ritual yang dianjurkan dalam Shalat Idul Qurban atau Idul Adha.
Kambing dalam Litaratur Islam
Dalam literature hadis dan sejarah, kambing juga memainkan peranan penting. Aisyah melaporkan bahwa bahwa ada satu lembaranyang berisi 2 ayat, termasuk ayat-ayat rajam, ditulis dalam lembaran yang disimpan dibawah tempat tidurnya. Sayang pada waktu pemakaman nabi SAW, seekor binatang memakannya hingga musnah.
Disebutkan dalam bahasa Arab “dajin”, yang dapat berarti hewan seperti kambing, domba ataupun unggas. Namun menurut hasil penelitian terakhir “dajin” dipastikan sebagai rayap. (Abd al Jalil al Qazwini, p 133, hmad b. Hanbal, vol 4 p 269, Ibn Maja, Sunan, vol 1 p 626, Ibn Qutaybah, Tawil, p 310, As-Syafi’i, Kitab al Umm, vol 5 p 23, vol 7 p 208).
Kambing dan Spiritualitas
Ternyata kambing diyakini oleh sebagian umat Islam sebagai salah satu sarana meningkatkan spiritualita. Boleh jadi, karena kambing dianggap sebagai symbol kesederhanaan dan kepatuhan. Bahkan para sufi disebut sufi karena mengenakan baju domba. Dalam sebuah riwayat dari Dari Abu Hurairoh berkata,” Rasulullah saw bersabda,’Shalatlah kalian di kandang kambing dan bersihkanlah tanahnya karena ia adalah binatang surga.” (HR. Baihaqi dan telah dishohihkan oleh al Albani dalam “Shohiul Jami’).
Tentu riwayat diatas terbuka bagi beragam penafsiran. Sebagian umat Islam yang mengikuti mazhab Ahlulbait tentu tidak terikat dengan teks riwayat diatas. Sebagian besar umat Islam menganggap riwayat-riwayat sahabat Abu Hurairah sebagai hadis yang taken for granted. Kalangan yang membenci Islam kerap menjadikan teks semacam ini sebagai bahan cemooh dengan pemahaman yang negativf dan uraian yang sinis.`
Selamat hari raya kurban.
Artikel ini dirangkum dari beberapa tulisan terutama Wikipedia/by fb muhsinlabiboktober2012
Judul diatas terasa aneh dan lucu bagi sebagian orang. Namun bila direnungkan dengan seksama, kita akan temukan banyak hal dalam literatur dan tradisi Islam yang bias ditautkan dengan salah satu makhluk herbivora ini.
Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya (daerah "Bulan sabit yang subur" dan Turki) dan Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram - 55 kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu.
Kambing sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannnya mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan.
Kambing berbeda dengan domba.
Jenis-jenis Kambing
Kambing kacang. Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Badannya kecil. Tinggi gumba pada yang jantan 60 sentimeter hingga 65 sentimeter, sedangkan yang betina 56 sentimeter. Bobot pada yang jantan bisa mencapai 25 kilogram, sedang yang betina seberat 20 kilogram. Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek. Baik betina maupun yang jantan memiliki dua tanduk yang pendek.
Kambing Etawa. Kambing Etawa didatangkan dari India yang disebut kambing Jamnapari. Badannya besar, tinggi gumba yang jantan 90 sentimeter hingga 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 63 kilogram. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah. Dahi dan hidungnya cembung. Baik jantan maupun betina bertanduk pendek. Kambing jenis ini mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing Etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai sebagai kambing "Peranakan Etawa" atau "PE". Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia.
Kambing Jawarandu. Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing Etawa dan separuh lagi mirip kambing Kacang. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.edo
Kambing Saenen. Kambing Saenen berasal dari Saenen, Swiss. Baik kambing jantan maupun betinanya tidak memliki tanduk. Warna bulunya putih atau krem pucat. Hidung, telinga dan kambingnya berwarna belan
Kambing dalam Astologi
Dalam astrologi China, kambing juga menjadi salah satu simbol karakter manusia. Orang-orang tenar yang bershio kambing cukup banyak,antara lain Alain Prost, pembalap F1, Bill Gates, CEO Microsoft, actor Bruce Willis dan Mel Gibson, aktor, seniman tenar Michelangelo, Boediono, Wakil Presiden Indonesia dll.
Kambing dalam Kuliner
Kambing menjadi lauk utama dalam masakan India dan Timur Tengah. Sebagian besar masakan daging kambing di Indonesia berasal dari India dan Timur Tengah, antara lain Kari kambing, Krengsengan kambing, Gulai Kambing dll. Dalam masakan Arab, masakan seperti Kabsah, Kebab dan sebagainya juga didominasi oleh kambing.
Kambing dalam Kesehatan
Susu Kambing
Salah satu manfaat medis kambing adalah susunya. Susu kambing yang paling diandalkan sebagai obat berhasiat adalah susu Kambing Otawa. Susu Kambing Ettawa kian hari kian diminati, seiring maraknya pelatihan-pelatihan di daerah mengenai budidaya kambing ettawa, kini produksi susu kambing kian meningkat di negara tercinta ini. Butiran lemak susu etawa berukuran antara 1-10 milimikron sama dengan susu sapi, tetapi jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak terdapat pada susu etawa sehingga susu etawa lebih mudah dicerna alat pencernaan manusia, serta tidak menimbulkan diare pada orang yang mengkonsumsinya. Susu kambing juga tidak mengandung karoten, sehingga warna susu kambing lebih putih daripada susu sapi.
Khasiat susu kambing antara lain untuk terapi TBC, membantu memulihkan kondisi orang yang baru sembuh dari sakit, mempu mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Untuk meningkatkan kesehatan kulit, terutama bagian wajah.
Kandungan gizi susu etawa dapat meningkatkan pertumbuhan bayi dan anak-anak serta membantu keseimbangan proses metabolisme, mendukung pertumbuhan tulang dan gigi, membantu pembentukan sel darah merah dan jaringan tubuh. Baik bagi wanita dewasa untuk mengembalikan zat besi setelah haid, kekurangan darah (anemia), kehamilan serta pendarahan setelah melahirkan.
Kandungan mineralnya memperlambat proses osteoporosis.
Susu kambing empunyai sifat antiseptik, Alami dan bisa membantu menekan pembiakan bakteri dalam tubuh. Hal ini di sebabkan adanya Flourin yang kadarnya 10-100 kali lebih besar dari pada susu sapi. Bersifatbasah (Alkaline Food) sehingga aman bagi tubuh. Proteinnya lembut dan efek laktasenya ringan, sehingga tidak menyebabkan diare. Lemaknya mudah di cerna karena mempunyai tekstur yang lembut dan halus lebih kecil dibandingkan dengan butiran lemak susu sapi atau susu lainya. Dan juga bersifat Homogen alami. Hal ini mempernudah untuk di cerna sehingga menekan timbulnya reaksireaksi alergi.
Dengan adanya sodium (Na), Fluorin(F), Kalsium(C), dan Fosfor(P) Sebagai elemen kimia yang dominan serta kandungan nutrisi lainya, Maka susu etawa berkhasiat:
• Membantu pencernaan dan mentralisir asam lambung.
• Menyembuuhkan reaksi-reaksi alergi pada kulit,Saluran nafas dan pencernaan.
• Menyembuhkan bermacam-macam penyakit paru-paru,Seperti Astma,TBC,Serta infeksi akut lainya pada paru-paru.
• Menyembuhkan beberapa kelainan ginjal,Sperti Nepbrotic Syndrom infeksi-infeksi Ginjal serta asam urat tinggi.
• Kandungan kalsium (Ca)yang tinggi dapat membantu menyembuhkan rematik dan mencegah kerapuhan tulang.
• Menambah Vitalitas dan daya tahan tubuh.
• Mengatasi masalah impotensi dan gairah seksual,Baik bagi pria maupun wanita.
• Berdasarkan beberapa penelitian di amerika,Susu kambing terbukti mempunyai efek anti kanker.
Daging Kambing
Daging kambing ternayata lebih menyehatkan ketimbang jenis daging lainnya. Dalam 100 gram daging kambing terdapat 154 kalori, 9.2 mg lemak, 3.6 mg lemak jenuh. Selain itu, daging kambing juga salah satu sumber zat besi, vitamin B, kolin, dan selenium terbaik. Namun, lemak kambing justru memiliki persentase kolesterol lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging ayam atau sapi. Maka itu, lebih baik mengonsumsi daging kambing yang berusia dibawah 6 bulan meski harganya mungkin sedikit lebih mahal.
Rata-rata bagi yang memiliki penyakit darah rendah, dianjurkan 2 hari sekali untuk memakan sate kambing, terutama bagian hatinya beberapa tusuk untuk meningkatkan tekanan darah. Memang belum ada uji medis tentang hal tersebut, tetapi telah banyak bukti bahwa memakan daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah.
Torpedo kambing juga banyak diburu kaum lelaki karena khasiatnya untuk meningkatkan potensi seksual. Tetapi untuk masalah vitalitas seksual ini tidak hanya torpedo kambing saja, banyak yang meyakini bahwa empedu kambing juga cukup berkhasiat. Perbedaannya adalah, jika topedo harus dimask/disate, sedangkan empedu harus ditelan mentah-mentah. Bahkan mengonsumsi empedu kambing juga dapat menyembuhkan penyakit malaria. Dalam beberapa buku pengobatan Cina, memang terdapat empedu untuk mengobati malaria, misalkan empedu ular. Akan tetapi ternyata empedu kambing juga memiliki khasiat yang sama dengan empedu ular.
Kambing dan Libido
Daging kambing rupanya punya tempat tersendiri, terutama di kalangan kaum pria. Katanya, daging ini dipercaya ampuh mendongkrak potensi seks pria.
"Awas, jangan kebanyakan makan 'kambing', nanti sakit maag!" Mendengar kata "mah", yang terpikir langsung penyakit maag atau lambung, yang gejalanya tak mengenakkan itu. Rupanya, si penutur hanya mau melucu: berkat makan sate kambing, gulai, atau tongsengnya - apalagi dicampur "torpedo"-nya - kaum pria dijamin malam-malam akan membangunkan istrinya yang sedang tidur, Ma(h) ... Ma(h) ..., bangun Ma(h)!
Anekdot itu dilatarbelakangi asumsi bahwa daging kambing ataupun masakan olahannya bisa meningkatkan gairah pria begitu tingginya sampai ia harus membangunkan istrinya malam-malam.
Dalam ritual-ritual Islam kambing selalu menjadi salah satu hewan favorit yang disembelihkan untuk dibagikan kepada kaum miskin, seperti dam dalam manasik haji, aqiqah dalam prosesi yang dilakukan pada hari ketujuh kelahiran.
Kambing dan Ritual Qurban
Sejarah qurban itu dibagi menjadi tiga, yaitu : zaman Nabi Adam As; zaman Nabi Ibrahim As; dan pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Pertama pada zaman Nabi Adam As. Qurban dilaksanakan oleh putra-putranya yaitu bernama Qabil dan Habil. Kekayaan yang dimiliki oleh Qabil mewakili kelompok petani, sedang Habil mewakili kelompok peternak. Saat itu sudah mulai ada perintah, siapa yang memiliki harta banyak maka sebagian hartanya dikeluarkan untuk qurban.
Sebagai petani si Qabil mengeluarkan kurbannya dari hasil pertaniannya dan sebagai peternak si Habil mengeluarkan hewan-hewan peliharaanya untuk kurban, untuk siapa semua itu diqurbankan, padahal waktu itu manusia belum banyak.
Diterangkan dalam sejarah, harta yang diqurbankan itu disimpan di suatu tempat yaitu di Padang Arafah yang sekarang menjadi napak tilas bagi para jemaah haji.
Baik buah-buahan yang diqurbankan si Qabil maupun hewan ternak yang diqurbankan si Habil, dari kedua orang tersebut mempunyai sifat berbeda. Si Habil mengeluarkan hewan diqurbankan dengan tulus ikhlas. Dipilih hewan yang gemuk dan sehat, dan dia taat terhadap petunjuk ayahnya Nabi Adam.Berbeda dengan si Qabil, Dia memilih buah-buahan yang jelek-jelek dan sudah afkiran.
Ketika keduanya melaksanakan qurban, ternyata yang habis adalah qurban yang dikeluarkan oleh si Habil sementara buah-buahan yang dikeluarkan si Qabil tetap utuh, tidak berkurang. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27 : "Ceritakan kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari meraka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil), Ia berkata : "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil " Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa".
Kurban si Habil di terima Allah SWT karena dia mengeluarkan sebagian hartanya yang bagus-bagus dan dikeluarkan dengan tulus dan ikhlas. Sementara si Qabil mengeluarkan sebagian harta yang jelek-jelek dan terpaksa. Oleh karena kurban tidak diterima Allah. Akhirnya si Qabil menaruh dendam kepada si Habil. Berawal dari perebutan calon istrinya, dimana peraturan waktu itu dengan sistem silang.
Kedua, pada zaman Nabi Ibrahim As. Dikisahkan dalam Al-Qur'an surat Ash-Shafaat ayat 100-111 yang menceritakan mengenai qurban dan pengorbanan. Ketika Nabi Ibrahim berusia 100 tahun beliau belum juga dikaruniai putra oleh Allah dan beliau selalu berdoa: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh" (Q.S>37:100)
Kemudian dari istrinya yang kedua yakni Siti Hajar yang dinikahinya ketika Nabi Ibrahim mengadakan silaturahmi ke Mesir (setiap kedatangan pembesar diberi hadiah seorang istri yang cantik oleh pembesar Mesir).Dari Siti Hajar lahirlah seorang putra yang kemudian diberi nama Islam, ia lahir di tengah-tengah padang pasir yang disebut. Bahkan kemudian dikenal dengan Mekkah.
Pada saat Nabi Ibrahim diberi petunjuk oleh Allah, agar meninggalkan istrinya Siti Hajar dengan seorang putranya yang dari lahir dan ia disuruh menemui istrinya yang pertamanya yakni Siti Sarah yang berada di Yerussalem kota tempat Masjidil Agsho. Beliau meninggalkan beberapa potong roti dan sebuah guci besiris air untuk Siti Hajar dan Ismail.
Pada waktu Siti Hajar kehabisan makanan dan air, ia melihat disebelah timur ada air yang ternyata adalah fatamorgana yaitu di Bukit Sofa. Di situ Ismail ditinggalkan dan Siti Hajar naik Kebukit Marwah serta kembali ke Sofa sampai berulang tujuh kali, tapi tidak juga mendapatkan air sampai ai kembali ke Bukit Marwah yang terakhir. Ia merasa khawatir terhadap anaknya barangkali Ismail kehausan dilihat kaki Ismail bergerak-gerak diatas tanah dan tiba-tiba keluar air dari dalam tanah. Siti Hajar berlari kebawah sambil berteriak kegirangan :"zami-zami?" itulah kemudian
menjadi sumur Zam-Zam itulah kemudian menjadi sumur Zam-zam. Di situlah Siti Hajar dan Nabi Ismail di padang pasir yang kering kerontang yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim dan ditempat itulah Allah SWT. Menetapkan sebagai tempat ibadah haji.
Allah SWT, berfirman dalam surat Al-Hajj : 27 : "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai onta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh".
Memang sudah disiapkan oleh Allah, disana tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada gunung berapi yang menyebabkan ada sumber kehidupan tapi atas kehendak Allah maka jadilah sumur "Zam-zam"."Nabi Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim yang berada di Yerusalem sampai Nabi Ismail menjelang remaja. Kemudian di Yerusalem ternyata Siti Sarah hamil yang melahirkan seorang putra yang diberi nama Iskhak. Nabi Ibrahim diperintahkan lagi oleh Allah untuk kembali ke Mekkah untuk menengok istri dan anaknya yang pertama yaitu Nabi Ismail, yang rupanya sudah mulai besar. Dalam suatu riwayat kira-kira berusia 6-7 tahun. Sejak dilahirkan sampai besar itu Nabi Ismail menjadi kesayangan. Tiba-tiba Allah memberi ujian kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash Shaffaat : 102 : "Maka tatkala sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata : Hai anakku aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pemdapatmu " Ia menjawab: "hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Sejak itu penyembelihan kambinga menjadi salah satu ritual penting dalam rangkaian ibadah haji dan ritual yang dianjurkan dalam Shalat Idul Qurban atau Idul Adha.
Kambing dalam Litaratur Islam
Dalam literature hadis dan sejarah, kambing juga memainkan peranan penting. Aisyah melaporkan bahwa bahwa ada satu lembaranyang berisi 2 ayat, termasuk ayat-ayat rajam, ditulis dalam lembaran yang disimpan dibawah tempat tidurnya. Sayang pada waktu pemakaman nabi SAW, seekor binatang memakannya hingga musnah.
Disebutkan dalam bahasa Arab “dajin”, yang dapat berarti hewan seperti kambing, domba ataupun unggas. Namun menurut hasil penelitian terakhir “dajin” dipastikan sebagai rayap. (Abd al Jalil al Qazwini, p 133, hmad b. Hanbal, vol 4 p 269, Ibn Maja, Sunan, vol 1 p 626, Ibn Qutaybah, Tawil, p 310, As-Syafi’i, Kitab al Umm, vol 5 p 23, vol 7 p 208).
Kambing dan Spiritualitas
Ternyata kambing diyakini oleh sebagian umat Islam sebagai salah satu sarana meningkatkan spiritualita. Boleh jadi, karena kambing dianggap sebagai symbol kesederhanaan dan kepatuhan. Bahkan para sufi disebut sufi karena mengenakan baju domba. Dalam sebuah riwayat dari Dari Abu Hurairoh berkata,” Rasulullah saw bersabda,’Shalatlah kalian di kandang kambing dan bersihkanlah tanahnya karena ia adalah binatang surga.” (HR. Baihaqi dan telah dishohihkan oleh al Albani dalam “Shohiul Jami’).
Tentu riwayat diatas terbuka bagi beragam penafsiran. Sebagian umat Islam yang mengikuti mazhab Ahlulbait tentu tidak terikat dengan teks riwayat diatas. Sebagian besar umat Islam menganggap riwayat-riwayat sahabat Abu Hurairah sebagai hadis yang taken for granted. Kalangan yang membenci Islam kerap menjadikan teks semacam ini sebagai bahan cemooh dengan pemahaman yang negativf dan uraian yang sinis.`
Selamat hari raya kurban.
Artikel ini dirangkum dari beberapa tulisan terutama Wikipedia/by fb muhsinlabiboktober2012
Sembelihan Allah
Manusia selalu dirundung
problem bahasa. Bahkanpun para penyair, yang biasanya berada di dalam “istana”
eksklusif yang jauh dari politik dan masyarakat umum. Dewasa ini problematika
budaya-bahasa dan politik-bahasa berkembang dan membengkak sedemikian rupa,
sehingga sangat menyempitkan kemungkinan kekayaan komunikasi.
Dulu penyair kontemplatif
Goenawan Muhamad kasih dalil: “Musuh utama penyair adalah salah cetak”. Kalau
“binatang jalang” salah cetak menjadi “binatang jalan”, atau “represi” menjadi
“ekspresi”, maka habislah semuanya. Tak hanya penyair, semua penulispun
mengalami tantangan yang sama. Para pelukispun bulan-bulan ini harus hati-hati:
sementara singkirkan dulu cat hijau, kuning dan merah.
Saya bukan benar-benar
seorang penyair, tapi sering disuruh bikin kalimat-kalimat yang nanti orang
menganggapnya puisi. Dan akhir-akhir ini rasa takut saya membengkak setiap kali
hendak memutuskan menggunakan suatu kosa kata atau susunan kalimat. Ketakutan
saya itu karena pada dasarnya saya sangat menghormati ajaran para leluhur bahwa
dalam hidup ini kita harus lebih banyak mendengarkan orang dibanding mengomongi
orang.
Bahkan Allah sendiri sangat
lebih menekankan fungsi sami’ (mendengar) dibanding bashir(melihat).
Jadi orang omong apa saja selalu saya anggap penting, karena mereka sudah
besar, sudah dewasa, sudah sangat mampu berpikir dan memutuskan segala sesuatu
yang hendak diungkapkan. Kalau saya acuhkan dan abaikan, itu kekeliruan sosial.
Suatu saat saya bikin
kalimat: “Muhammadkan hamba ya Allah….” Seseorang menuduh saya soksuci.
Manusia biasa yang banyak dosa kok pengin jadi Nabi. Padahal yang dimaksud
“muhammadkan hamba” adalah upaya dan doa mohon perkenan Allah agar membantu
kita memakai wacana kepribadian Muhammad untuk bisa kita terapkan dalam diri
kita.
Allah sendiri bahkan
kabarnya menciptakan manusia dengan formula seperti “miniatur” Dia sendiri. Itu
berarti merupakan anjuran agar kelengkapan dan komprehensi-dialektis asma Allah
kita jadikan acuan. Jadi, kita membina perilaku ini berdasarkan cakrawala
karakter Allah sendiri. Ia rahman rahim, penuh
kasih sayang. Tapi Ia juga bikin neraka, Ia juga qabidl (penahan rejeki), Ia juga syadid (penyiksa), Ia juga mutakabbir (pentakabur) — namun semua watak yang
dalam pandangan kita seolah negatif itu selalu berfungsi positif karena
diterapkan pada tempat dan konteksnya yang tepat.
Mentang-mentang kita
menganut ajaran kasih sayang rahman rahim maka lantas kita menolak bikin rumah
penjara, mengampuni koruptor, membatalkan pasal-pasal hukum mengenai
perampokan, penindasan atau kekejaman. Lembaga Pemasyarakatan itu bukan
institusi kekejaman. Nerakanya Allah adalah wujud dialektis dari kasih
sayangNya juga. Cara menyayangi anak yang bersalah adalah dengan menghukumnya.
Tapi hal-hal semacam itu
tidak selalu gampang dijelaskan kepada manusia. Sehingga tatkala untuk Idul
Adha saya mau bikin kalimat “Ismailkan hamba ya Rabbi….” — saya begitu kawatir
orang akan salah paham. Padahal maksud saya adalah kalau saya disembelih dalam
pengalaman sejarah, saya mohon kepada Allah agar kambing yang tersembelih.
Gelar Nabi Ismail AS adalah dzabihullah.
Sembelihan Allah. Saya ingin sekali menggunakannya untuk judul suatu tulisan,
namun dengan perasaan was-was. Apakah Allah tukang sembelih? Apakah Allah itu
Maha Jagal, sebagaimana dalam konteks lain saya juga takut mengumumkan idiom wallohu khoirul makirin, Allah itu Maha
Pemakar?
Mungkin sudah ratusan kali
kita mengkomunikasikan bahwa untuk urusan tertentu peradaban kita ini
pra-Ibrahim. Kalau Ibrahim AS. hidup sekarang dan pada suatu pagi menyembelih
anaknya, para tetangga segera akan melaporkannya ke Polsek, atau mungkin
langsung memukulinya sampai meninggal. Di zaman ini kita tidak memiliki
perangkat ilmu pengetahuan dan tingkat legalitas hukum yang sanggup
mengakomodasikan fenomena (vertikal) Ibrahim dan Ismail.
Jangankan fenomena
penyembelihan. Sedangkan kita suatu hari nongkrong di dekat kandang kambing
saja orang lantas menyimpulkan kita adalah kambing. Saya berpapasan dengan
angin pada suatu siang dan omong-omong sejenak, orang di sekitar saya langsung
menyangka saya masuk angin. Orang sekarang gila label.
Kalau saya jum’atan,
saya memutuskan untuk berjamaah hanya dengan kaum gelandangan. Kalauberjum’atan dengan pedagang kaki lima, saya
kawatir ada yang modalnya dari Pak Carik sehingga nanti saya ikut dituduh
direkrut oleh Pak Carik. Kalau ada satpam dalam jamaah di mana saya ikut, nanti
saya dituduh orangnya pejabat ini atau pengusaha itu di mana satpam itu bekerja.
Susahnya yang nuduh saya itu bukannya para gelandangan, melainkan orang yang
memang benar-benar bekerja di kekuasaan dan konglomerasi.
Bahkan terakhir saya
mendengar label baru bahwa saya adalah intel karena suka bergaul dengan
gelandangan, yang sebagian dari mereka adalah memang intel yang menyamar jadi
gelandangan.
Demikianlah saya senantiasa
bersetia mendengarkan orang lain. Dan itulah sumber pengetahuan hidup saya.
Tapi susahnya, orang sering tak bisa diduga apa maunya. Pernyataan orang juga
tidak selalu mencerminkan sikap dan kemauannya. Kalau seseorang bilang “Nun, kamu sekarang
bukan temanku lagi”, lantas saya percaya, saya terapkan, sehingga ketika
bertemu di jalan saya tidak berani menegur dan tatkala dia membutuhkan
pertolongan saya tidak menolong — ternyata reaksinya begini: “Kamu memang
sombong! Kamu tidak berperikemanusiaan, tidak peka terhadap kebutuhan orang
lain”.
Bahkan ketika saya butuh
pertolongan namun tidak merasa berhak minta tolong kepadanya, ia berkomentar:
“Dia memang sok kuat. Egosentris. Tidak merasa bahwa orang hidup itu saling
membutuhkan. Disangkanya saya sedemikian lemahnya sehingga tidak bisa menolong
dia!”
Saya melihat itu semua
adalah peristiwa cinta. Kalau kita tidak menimba, orang yang kita cintai dan
mencintai kita marah: “Kok nggak mau nimba sih?”.
Kalau kemudian kita menimba, ia tuding: “Terpaksa ya nimbanya!”. Lantas kita hentikan
menimba, ia bersungut-sungut: “Memang aslinya tidak mau menimba!”.
Cinta itu terkadang
over-sensitif. Kalau yang terlibat dalam percintaan adalah orang besar, lebih
susah lagi. Kalau bersikap biasa-biasa saja, ia naik pitam: “Nggak tahu siapa saya ya!
Belajar menghormati dikit kek!” Kalau kemudian
kita membungkuk menghormatinya, ia tuduh: “Nyindir
ya! Saya tidak mau
kau menghina dengan pura-pura menghormatiku!”. Kemudian kita kembali bersikap
biasa, dan ia serbu kita: “Dasar tak tahu diri!”
Lama-lama saya “curiga”, kayaknya doa saya dikabulkan oleh Allah.
Mudah-mudahan saya adalah the tiny Ismail yang sedang disembelih.
Mana
Ismail Kita?
Karbala, Irak
Alkisah,
putri Nabi SAW, Fatimah, dan keluarganya berpuasa. Kala itu ia, suaminya,
Ali bin Abi Thalib, dan kedua putra mereka, Hasan dan Husain, berpuasa tiga hari berturut-turut—sebagai pelunasan nazar yang
dilakukan setelah kesembuhan kedua putra mereka itu dari sakit. Mereka berempat
dikenal sebagai ahlulbait Nabi SAW yang dijamin kesuciannya dalam Al-Quran.
Sumber: Koran Tempo 5 November 2011 hal A 8 atau bisa dirujuk ke catatan Facebook ini.
Hari pertama, persis
menjelang saat buka puasa, datang seorang pengemis yang kelaparan. Mereka
berikan sedikit roti gandum yang mereka siapkan kepada sang pengemis, dan malam
itu mereka hanya berbuka dengan minum air. Hari kedua mereka puasa, datang
seorang anak yatim memohon makanan. Melihat anak kecil yang lapar, ahlulbait
Nabi itu merelakan makanan mereka. Pada hari kedua itu mereka kembali berbuka
hanya dengan air.
Hari ketiga, datang
seorang tawanan. Ia juga meminta makan. Untuk ketiga kalinya, keluarga Ali dan
Fatimah hanya berbuka dengan air.
Atas perilaku mulia
itu, menurut Ibnu Abbas, Malaikat Jibril turun membawa wahyu—dan termaktub
kisahnya dalam Al-Quran. Itulah rupanya akhlak sempurna atau “jalan lurus”yang
diajarkan agama. Tanpa pamrih, keluarga Ali dan Fatimah menunjukkan bahwa
mereka berkorban demi orang lain, semata-mata karena Tuhan. Kata mereka,“Kami
tidak mengharap dari kalian balasan ataupun terima kasih. Kami takutkan dari
Tuhan kami hari yang kelabu dan penuh duka.” Keteladanan berkorban demi orang
lain itu amat penting sebagai cermin beragama di “jalan yang lurus”. Keluarga
Nabi SAW mencontohkannya. Nabi Ibrahim dan Ismail juga memberikan
keteladanannya. Ibrahim berkomitmen mengorbankan nyawa anaknya. Sang putra
sendiri, Ismail, siap sedia di meja sembelihan.
Saat itu Ibrahim telah
menjadi tua dan sendirian. Di tengah kenabiannya, ia tetap seorang
“lelaki”yang, sebagaimana manusia lainnya, sangat menginginkan anak laki-laki.
Ismail sendiri adalah pemuda yang cerdas, berbudi, dan kuat. Ia adalah upah
kehidupan yang penuh perjuangan. Ia membawa kebahagiaan bagi Ibrahim. Ia juga
harapan, cinta, dan penerus keturunan Ibrahim—yang silsilahnya belakangan
mengalir hingga NabiMuhammad SAW dan anak cucunya. Tapi kini Tuhan
memintanya mengorbankan “milik”yang paling dicintainya itu. Sekiranya
pengorbanan yang diminta Tuhan adalah nyawanya sendiri, mungkin itu lebih mudah
bagi Ibrahim.
Maka Ibrahim membawa
anaknya ke Mina. Di situ Ibrahim masuk ke panggung untuk berevolusi, tempat
idealisme diunggah, tempat kebebasan absolut yang disertai penyerahan total
diwujudkan. Kalau Ibrahim mengorbankan putranya, kita patut
bertanya,“siapa”atau “apa”-kah Ismail kita? Jabatan? Kehormatan? Uang? Cinta?
Keluarga? Ilmu? Hidup kita? Tak ada yang tahu, kecuali diri kita sendiri. Tapi,
menurut intelektual Iran, Dr Ali Shariati, tandatanda “Ismail”kita adalah segala hal
yang melemahkan keyakinan (iman), segala yang menyebabkan kita mementingkan
diri sendiri, apa pun yang membuat kita tidak bisa mendengar pesan dan mengakui
kebenaran, serta segala hal yang mendorong kita mencari pembenaran demi
“kenyamanan”.
Itu sebabnya,
satusatunya cara mematuhi perintah Tuhan, sebagaimana dilakukan Ibrahim, adalah
dengan melakukan “perang besar”melawan bisikan “setan” dalam ego sendiri.
Maksudnya, agar manusia tidak merasa aman dan terlindungi dari pengaruh musuh
itu: masih banyak jeratan kemegahan artifisial yang bisa membutakan. Manusia
harus terus berusaha, dan minta kepada Allah, agar selalu bisa “diamankan”di jalan yang
lurus—shiratal mustaqiim.
Lewat pengorbanan itu,
Tuhan seperti mengingatkan Ibrahim agar tidak berpikir bahwa “urusan“-nya
dengan Allah sudah selesai setelah ia mengabdikan diri selama lebih dari 100
tahun sebagai nabi. Sebagai pendiri agama monoteisme (tauhid), pembangun jalan
bagi Musa,Yesus, dan Muhammad SAW, serta simbol kemenangan manusia, harga diri,
dan kesempurnaan-tugas Ibrahim dalam “pengabdian“sejati adalah jauh lebih
sulit. Tuhan seperti berpesan,“Engkau harus `bebas total’, dan jangan terlalu
yakin serta bangga pada dirimu, sebab selalu ada kemungkinan untuk `jatuh’ pada
setiap `puncak’.“
Jalan lurus Singkat
cerita, sesudah mengetahui komitmen Ibrahim dan putranya, kemudian Tuhan
menggantikan nyawa Ismail dengan “Penyembelihan Agung“. Belakangan banyak
ahli tafsir yang memaknai “Penyem belihan Agung“itu bukanlah seekor
kambing–mana mungkin domba lebih agung daripada seorang nabi–melainkan saat
disembelihnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husain, yang namanya disinggung di atas.
Baik sejarawan Sunni
maupun Syiah mencatat, Husain gugur sebagai syahid dalam upayanya menentang
penguasa tiran, Yazid bin Muawiyah. Pada 10 Muharram 61 H, kepala Husain
dipenggal bala tentara Yazid dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbala, Irak. Berhubung Nabi Muhammad SAW adalah
cucu Nabi Ismail AS, dan Husain adalah cucu Nabi, menjadi sebuah keniscayaan
bahwa “berkat pengorbanan Husain menggantikan pemenggalan Ismail itulah, Nabi
SAW “terselamatkan“. Itu sebabnya, dalam sebuah hadis nya, Nabi SAW me
nyatakan,“Husain dari aku dan aku dari Husain.“
Sebelum menuju
Karbala, sebenarnya Husain sudah siap berhaji–bahkan ia telah berada di Mekah sejak Ramadan tahun 60 H. Tapi belakangan ia
tinggalkan hajinya demi menunjukkan bahwa memerangi penguasa zalim dan
memperjuangkan keadilan merupakan sebuah tindakan yang lebih penting daripada
berhaji. Perjuangan demi keadilan, penentangan terhadap “berhala-berhala“
simbol kehidupan fana, kekuasaan, nafsu, egoisme, dan kebanggaan diri, semuanya
harus digapai lewat perjuangan serius serta pengorbanan diri–demi mewujudkan
sebuah penyerahan total kepada Tuhan.
Itulah makna hakiki
penghambaan (ibadah) kepada Allah SWT. Itulah shiratal mustaqiim, sebagaimana
yang selalu diminta muslimin dalam salat.
Barangkali bisa kita analogikan
bahwa shiratal mustaqiim dalam surat Al-Fatihah itu semacam jalan tol, jalan bebas hambatan. Jalan yang lurus
itu adalah juga jalur yang paling dekat. Ilmu ukur membuktikan bahwa “jarak
terpendek dari dua buah titik adalah garis lurus yang menghubungkan keduanya“.
Maka, kalau jaraknya terpendek, berarti jalan lurus itu adalah jarak yang
terdekat.
Secara spiritual
sejatinya Tuhan telah memberitahukan bahwa Dia memang dekat. Dan jalan terdekat
mencapai-Nya adalah lewat jalan lurus. Karena itu, Dia menyuruh sang hamba
menyeru-Nya. Tu han pun menjamin akan menjawab seruan itu, kecuali bila sang
hamba bersikap “arogan“dalam beribadah kepada-Nya. Sebab, ketika ada
keangkuhan, muncullah jarak yang menganga lebar antara sang hamba dan Tuhannya,
sehingga ia berada di tempat yang jauh “tak terjangkau“–dan akan dimurkai oleh
Dia. Al-Quran sendiri memandang arogansi sebagai sumber kemusyrikan
(politeisme), yang menyebabkan munculnya kezaliman; dan menganggap kezaliman
sebagai kesesatan. Arogansilah yang menghancurkan penguasa seperti Namrud,
Firaun, dan Yazid.
Mereka yang di jalan
lurus itu, dalam surat Al-Fatihah, adalah mereka yang “telah mendapat
nikmat“Tuhan; bukan mereka yang mendapat murka-Nya (al-maghdzuubi `alaihim)
ataupun orang-orang yang tersesat (adh-dhalliien). Para ulama menegaskan bahwa
“nikmat“yang dimaksud tentulah bukan sekadar “kesenangan“duniawi yang rendah
dan fana seperti harta atau takhta dan kekuasaan yang dimiliki Firaun,Yazid,
atau Abu Jahal.Yang dimaksud mereka “yang diberi nikmat“adalah orangorang yang
dekat dengan Allah, seperti Nabi SAW, sahabat Nabi yang baik, dan
ahlulbaitnya–yang berseberangan total dengan dua golongan lainnya.
Sedikitnya 17 kali
sehari muslimin mengulangi permohonan itu dalam salat guna menunjukkan
kerendahan hati kita bahwa kita bukan hamba yang arogan-karena kapan saja
manusia bisa terjerumus ke jurang kezaliman atau tersesat. Di tengah jalan
lurus yang penuh kerendahan hati itulah seorang hamba tunduk kepada Rabb-nya,
semata-mata karena cinta kepada-Nya. Rupanya kedekatan antara kita dan Yang
Kita Cintai hanya bisa terwujud lewat perjuangan keras (“jihad“) membersihkan
hati dari kotoran akibat memperturutkan nafsu duniawi, dan dengan menjalin cinta
dengan sesama manusia sebagaimana dicontohkan di atas. Kisah di atas juga
mengingatkan kita akan firman Tuhan kepada Nabi Musa AS, ketika Dia
mengatakan,“Satu-satunya ibadah yang Aku hitung sebagai benar-benar ibadah
kepada-Ku adalah membahagiakan orangorang yang hancur hatinya.“
Itulah sesungguhnya
makna Islam yang ditegaskan Nabi.“Sesungguhnya makna agama adalah mengenal
Allah (ma’rifatullah), dan ma’rifatullah hakikatnya adalah bertingkah laku
dengan akhlak yang baik. Akhlak adalah menghubungkan tali silaturahmi (kasih
sayang), dan silaturahmi adalah `memasukkan rasa bahagia di hati saudara
kita’.“
Pengurus Masjid Menangis Terima 2 Hewan
Qurban dari Pemulung
Redaksi
Salam-Online – Jum'at, 10 Zulhijjah 1433 H / 26 Oktober 2012 16:56
Yati & Maman (merdeka.com)
JAKARTA (SALAM-ONLINE.COM): Pasangan suami istri yang berprofesi sebagai
pemulung memberikan dua hewan qurban di Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta
Selatan. Pengurus masjid yang menerima dua ekor kambing itu menangis terharu.
“Saya
nangis, tidak kuat menahan haru,” ujar Juanda (50), salah satu pengurus Masjid
Al Ittihad kepada merdeka.com, Jumat (26/10/2012).
Juanda
menceritakan, Selasa (23/10/2012), seorang pemulung bernama Maman datang ke
Masjid Al Ittihad. Masjid megah ini terletak di kawasan elit Tebet Mas, Jaksel.
“Bawanya
pakai bajaj. Dia kasih dua ekor kambing untuk qurban. Dia bicara tegas, justru
saya yang menerimanya tak kuat. Saya menangis,” kata Juanda.
Dua
kambing qurban yang diserahkan pemulung itu berwarna cokelat dan putih. Kambing
itu justru yang paling besar di antara kambing-kambing lain.
Juanda
menceritakan, pengurus lain pun terharu mendengar cerita ini. Begitu juga
jamaah shalat Idul Adha saat mendengar pengumuman lewat pengeras suara sebelum
shalat dilaksanakan. Mungkin, saat membaca cerita ini, mata Anda pun berkaca-kaca.
Adalah
pasangan suami istri Yati (55) dan Maman (35), keduanya pemulung,
menabung susah payah untuk berqurban. Yati mengaku, sempat ditertawakan
saat bercerita seputar niatnya untuk berqurban.
“Pada
ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel, ngapain qurban,” cerita
Yati, Jumat (26/10/2012).
Tapi
Yati bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan qurban.
Akhirnya setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berqurban tahun ini.
“Pada
bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir
sekali seumur hidup masak tidak pernah qurban. Malu cuma nunggu daging kurban,”
beber Yati.
Yati
dan suaminya, Maman, sama-sama berprofesi sebagai pemulung. Pendapatan mereka
jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari. Tapi akhirnya mereka bisa membeli dua
ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta.
Dua
kambing ini disumbangkan ke Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Jemaah
masjid megah itu pun meneteskan air mata haru.
Pasangan
suami istri ini tinggal di gubuk triplek kecil di tempat sampah Tebet, Jakarta
Selatan. Saat merdeka.com mengunjungi gubuk Yati usai Shalat Idul Adha, Jumat
(26/10/2012), Juanda, pengurus Masjid Al Ittihad, ikut menemani.
Yati
membukakan pintu dan mempersilakan masuk. Tak ada barang berharga di gubuk 3×4
meter itu. Sebuah televisi rongsokan berada di pojok ruangan. Sudah
bertahun-tahun TV itu tak menyala.
Wanita
asal Madura ini bercerita soal mimpinya bisa berqurban. Dia malu setiap tahun
harus mengantre meminta daging. “Saya ingin sekali saja bisa berqurban. Malu
seumur hidup hanya minta daging,” katanya.
Yati
mengaku sudah lama tinggal di pondok itu. Dia tak ingat sudah berapa lama
membangun gubuk dari triplek di jalur hijau peninggalan Gubernur Legendaris Ali
Sadikin itu.
“Di
sini ya tidak bayar. Mau bayar ke siapa? Ya numpang hidup saja,” katanya ramah.
Setiap
hari Yati mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri. Dia pernah kena asam
urat sampai tak bisa jalan. Tapi Yati tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis.
“Biar
ngesot saya harus kerja. Waktu itu katanya saya asam urat karena kelelahan
kerja. Maklum sehari biasa jalan jauh. Ada kali sepuluh kilo,” akunya.
Juanda
yang menjaga Masjid Al Ittihad terharu saat Yati bercerita mimpi bisa berqurban
lalu berusaha keras mengumpulkan uang hingga akhirnya bisa membeli dua ekor
kambing.
“Man
jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil,” gumamnya.
Di
tengah kemiskinan yang mendera, Yati-Maman, dua pemulung ini berqurban dua
kambing–setelah dengan susah payah menabung selama 3 tahun. Bagaimana bagi yang
memiliki kemampuan, tapi tak tergerak untuk berqurban? (merdeka/salam-online)
Foto Exclusive : Indahnya berbagi di Hari Raya Qurban / Idhul Adha 1433 H Banjarmasin
Selamat Hari Raya Idul Adha 1433 H
|
Menurut Kantor Berita ABNA, 'Aid adalah masa pergantian. Sebuah gerakan alami menuju arah kesempurnaan. Setiap manusia yang mengalami kemajuan dan peningkatan ilmu, ma'rifat, kebahagiaan dan menemukan makna baru dalam kehidupannya disebut sedang mengalami 'aid. Riwayat yang masyhur dari Amirul Mukminin, "Hari dimana manusia pada hari itu tidak melakukan kemaksiatan dan keburukan maka itu adalah hari 'Aid baginya." Seseorang yang melakukan kemaksiatan atau keburukan maka pada hakekatnya baik secara lahiriah dan batiniah menjauhkan ia pada kebahagiaan dan kesempurnaan, sehingga bagi yang tidak melakukannya pantaslah baginya merayakannya.
Kisah Idul Qurban
Pada malam kesembilan dan sepuluh Zulhijjah, Nabi Ibrahim as menerima wahyu untuk menyembelih anaknya Ismail dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT di Mina dekat Makah.
Menyembelih sendiri anak kesayangan adalah sebuah ujian yang sangat besar dan berat. Namun ayah dan anak itu dengan kebesaran jiwanya mampu melewatinya. Nabi Ibrahim as tanpa sedikitpun rasa berat hati membawa puteranya ke Mina dalam keadaan tangan dan kakinya terikat, dengan niat memenuhi titah Ilahi beliau hendak menyembeli puteranya sendiri. Nabi Ismail as pun tanpa memiliki rasa keberatan apalagi penentangan ikhlas mengemban perintah Ilahi tersebut.
Namun atas kehendak Ilahi, sebelum pisau tajam menyentuh kulit leher nabi Ismail As, Allah SWT berfirman kepada nabi Ibrahim, "Wahai Ibrahim, kamu berhasil melalui ujian Ilahi dengan baik. Sekarang lepaskan anakmu, dan pada tempatnya letakkan kambing yang Aku kirimkan padamu sebagai hadiah untuk kau kurbankan."
Nabi Ibrahim as pun kemudian merasa sangat bahagia dengan firman Allah SWT yang membatalkan perintah untuk menyembelih putera yang teramat disayanginya. Nabi Ibrahim as pun mencium kening anaknya dan pada posisinya, ia menempatkan kambing dari surga yang telah dikirimkan untuknya untuk disembelih. Peristiwa tersebut diabadikan umat Islam sebagai hari Idul Qurban.
Sampai saat ini umat Islam dipenjuru dunia, baik yang sedang berhaji ataupun tidak, yang berada di Mina ataupun di tempat lain, setiap 10 Zulhijjah menyembelih unta, sapi, domba atau kambing sebagai kurban atas perintah Allah SWT.
Amalan Malam dan Hari Idul Qurban
Malam 10 Zulhijjah adalah malam yang penuh dengan keberkahan. Malam dimana pintu langit terbuka untuk menerima do'a-do'a yang dipanjatkan. Adapun amalan yang disunnahkan dilakukan pada malam tersebut diantaranya adalah:
1. Menghidupkan malam tersebut dengan ibadah.
2. Membaca ziarah Imam Husain as.
3. Membaca do'a "Ya daaimal fadhli 'alaal Bariyya…. Dan seterusnya.
Sementara amalan yang dianjurkan dilakukan pada hari Idul Qurban diantaranya:
1. Mandi. Hukum mandi pada hari ini adalah sunnah muakkad, bahkan menurut sebagian ulama hukumnya wajib.
2. Menyelenggarakan shalat Id secara berjama'ah. Pelaksanaannya sebagaimana shalat Idul Fitri.
3. Menyembelih hewan kurban.
4. Membaca do'a Nudbah.
5. Mengumandangkan takbir.
Bacaan Doa Hari Arafah
|
Menurut Kantor Berita ABNA, berkenaan dengan datangnya Hari Arafah 9 Zulhijjah, redaksi menukilkan do'a Arafah berikut yang menurut riwayat tidak hanya disunnahkan untuk dibaca oleh jemaah haji, tetapi juga oleh seluruh kaum muslimin pada hari Arafah, hari semua jemaah haji berkumpul di Padang Arafah simbol Padang Mahsyar. Berikut nukilan doanya:
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
اَللّهُمَّ يَا اَجْوَدَ مَنْ اَعْطى، وَيَا خَيْرَ مَنْ سُئِلَ، وَيَا اَرْحَمَ مَنِ اسْتُرْحِمَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ فِى الاَْوَّلِينَ، وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ فِى الاْخِرِينَ. وَصَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَآلِهِ فِى الْمَلاَءِ الاَْعْلَى. وَصَلِّ عَلى مُحَمَّد وَآلِهِ فِى الْمُرْسَلينَ. اَللَّهُمَّ اَعْطِ مُحَمَّداً وَآلَهِ الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالشَّرَفَ وَالرَّفْعَةَ وَالدَّرَجَةَ الْكَبِيرَةَ. اَللَّهُمَّ اِنِّى آمَنْتُ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَلَمْ اَرَهُ فَلاَ تَحْرِمْنِى فِى الْقِيَامَةِ رُؤْيَتَهُ، وَارْزُقْـنِى صُحْبَتَهُ وَتَوَفَّنِى عَلَى مِلَّتِهِ، وَاسْقِنِى مِنْ حَوْضِهِ مَشْرَباً رَوِيّاً سَآئِغاً هَنِيئاً لاَ اَظْمَأُ بَعْدَهُ اَبَداً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْء قَدِيرٌ. اَللَّهُمَّ اِنّى آمَنْتُ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَلَمْ اَرَهُ فَعَرَِّفْنِى فِى الْجِنَانِ وَجْهَهُ. اَللَّهُمَّ بَلِّغْ مُحَمَّداً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ مِنِّى تَحِيَّةً كَثِيْرَةً وَسَلاَماً
Allâhumma yâ Ajwada man a‘thâ, wa yâ khayra man suila, wa yâ Arhama manisturhima. Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi fil awwalîn. Wa shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi fil âkhirîn. Wa shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi fil malail a‘lâ. Wa shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi fil mursalîn.
Allâhumma a‘thi Muhammadan wa alahul wasîlata wal fadhîlata wasy syarafa warrif‘ata waddarajatal kabîrah.
Allâhumma innî âmantu bi-Muhammadin shallallâhu ‘alayhi wa âlihi, wa lam arahu falâ tahrimnî fil qiyâmati ru’yatahu, warzuqnî shuhbatahu, wa tawaffanî ‘alâ millatihi, wasqinî min hawdhihi masyraban rawiyyan sâighan hanîan lâ azhmau ba‘dahu Abadan, innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr.
Allâhumma âmantu bi-Muhammadin shallallâhu ‘alayhi wa âlihi. Wa lam arahu fa‘arrifnî fil jinâni wajhahu. Allâhumma balligh Muhammadan shallallâhu ‘alayhi wa âlihi minnî tahiyyatan katsîratan wa salâmâ.
Ya Allah, wahai Yang Paling Dermawan dari semua yang memberi, wahai Yang Paling Baik dari semua yang dimintai, wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang terdahulu.
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang belakangan. Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang berada dalam kafilah para malaikat. Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang berada dalam kafilah para Rasul. Ya Allah, karuniakan kepada Muhammad dan keluarganya: wasilah, keutamaan, kemuliaan dan derajat yang agung.
Ya Allah, sungguh aku mempercayai Muhammad saw, dan aku belum pernah melihatnya. Maka, jangan halangi aku untuk melihatnya pada hari kiamat. Anugerahkan padaku kedekatan dengannya. Matikan aku dalam agamanya. Berilah daku minuman dari telaganya minuman yang segar yang tak ada lagi dahaga selamanya sesudahnya. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ya Allah, sungguh aku mempercayai Muhammad saw, dan aku belum pernah melihatnya,
maka perkenalkan padaku wajahnya di surga.
Ya Allah, sampaikan salamku yang tak terhingga kepada Muhammad dan keluarganya.
(Dinukil dari Kitab Mafâtihul Jinân: bab 2, pasal 5)
Serta-serbi Hari Raya Kurban
Umat muslim dunia baru saja merayakan Hari Raya Idul Adha atau yang lebih dikenal dengan Hari Raya Kurban dengan menyembelih binatang kurban baik sapi, unta atau kambing. Masyarakat muslim Indonesia pun tak ketinggalan pula. Mereka yang mampu menyisihkan uangnya untuk meramaikan hari bahagia ini dengan menyembelih kurban dan dagingnya dibagikan kepada mereka yang tidak mampu untuk berbagi kebahagiaan dengan dengan saudara-saudara mereka.
Namun kerap terjadi insiden yang tak mengenakkan di saat pembagian daging kurban. Ada yang meninggal karena terinjak-injak saat antrian atau ada pula yang menjual kupon daging qurban. Di balik pembagian kupon daging kurban, ada saja pihak yang ingin mengambil keuntungan meskipun tak seberapa nominalnya. Hal itu dituturkan Dadang, pria berusia 60 tahun asal Bandung, Jawa Barat yang telah empat tahun merayakan Idul Adha di Jakarta, saat ditemui di lokasi pembagian daging qurban Mesjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat, (26/10).
Menurutnya, hal itu baru ditemuinya pada Idul Adha tahun ini saat ia mengantre kupon pembagian daging qurba di Mesjid Agung Al Azhar. Setelah ia antre dan mendapatkan kupon, ia ditawari kupon oleh sejumlah orang dengan harga Rp 25.000 ribu per kupon. "Dapat kupon satu, saya antri usai sholat Idul Adha. Ada kupon yang dijualin sama teman-teman. Tapi tidak semua. Harga kupon dijual seiktar Rp 15 sampai Rp 25 ribu. Tadi saya mau beli, tapi sudah dapat saat antri. Kebanyakan mereka yang menjual kupon itu, biasanya anak-anak jalanan atau pengamen," ungkap Dadang.
Panitia qurban Mesjid Agung Al Azhar sendiri telah membagikan 800 buah kopun kepada warga sekitar dan kaum duafa atau warga tidak mampu seusai sholat Idul Adha pagi tadi. Sebelumnya, panitia juga telah menyebar 1.800 kupon kepada yang berhak menerima daging qurban di beberapa tempat. Pembagian daging kurban sendiri baru bisa dilakukan mulai pukul 15:00 WIB.
Pada Idul Adha tahun ini, panitia qurban Mesjid Agung Al Azhar menerima 1.360 ekor kambing dan 80 sapi yang dikurbankan sejumlah orang melalui Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. "Khusus qurban yang di potong di Mesjid Agung Al-Azhar itu, sebanyak 272 ekor kambing dan 28 ekor Sapi," kata Pengurus Mesjid Al Azhar, Memed Sururi. Sedangkan hewan qurban sisanya telah disebar ke unit-unit Yayasan Al-Azhar, seperti sekolah dan perguruan tinggi, serta panti sosial. Menurut Memed, warga yang telah mendapakan kupon akan menerima masing-masing sekitar 2 kilo gram daging
Selain kasus penjualan kupon daging kurban, ada pula kejadian yang tidak mengenakkan lain. Petugas dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta masih menemukan cacing hati di sejumlah hewan kurban yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha 1433 Hijriah. "Temuan cacing hati masih ada. Dari empat tempat penyembelihan di Kecamatan Umbulharjo yang kami pantau, ada tujuh sapi yang terkena cacing hati," kata Kepala Seksi Pengawasan Mutu Komoditas dan Kesehatan Hewan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Endang Finiarti di Yogyakarta, Jum`at (26/10).
Menurutnya, temuan cacing hati di tempat penyembelihan di Kecamatan Umbulharjo tersebut baru menyerang pembuluh darah di hati sehingga daging hewan kurban tersebut masih bisa dikonsumsi. "Untuk bagian hati sapi yang terkena cacing, sudah diamankan karena tidak boleh dikonsumsi," katanya.
Antara menyebutkan, hati sapi yang terserang cacing biasanya berwarna lebih gelap dan terdapat lubang-lubang kecil. Cacing hati berbentuk segitiga, pipih, berwarna abu-abu kehijauan sampai kecoklatan dengan panjang tubuh antara dua hingga tiga centimeter. "Sampai saat ini, cacing hanya ditemukan menyerang hati belum ada yang menyebar ke bagian tubuh lain. Jika sudah menyebar ke daging maka itu patut diwaspadai," katanya.
Selain kasus cacing hati, petugas dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian juga menemukan satu ekor sapi yang menderita skabies atau penyakit kulit. "Penyakit ini tidak merusak kualitas daging. Tetapi, kami meminta agar sapi ini tidak disembelih dan diganti dengan sapi yang benar-benar sehat," katanya.
Di Kota Yogyakarta terdapat sebanyak 421 lokasi penyembelihan hewan kurban yang telah terdaftar. Petugas dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dibantu dokter hewan dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada akan melakukan pemantauan post mortem di seluruh lokasi penyembelihan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Benny Nurhantara mengatakan, jika masyarakat melihat indikasi kondisi daging kurban tidak baik, maka bisa memanggil petugas pemantau untuk datang ke lokasi dan memastikan kondisi daging. "Penyakit yang cukup sering ditemukan adalah cacing hati. Hati yang terserang cacing harus dibakar dan dikubur," katanya.
Sementara itu, Masjid Istiqlal memilliki cara unik dalam pembagian daging kurban. Masjid ini pada pemotongan hewan kurban Idul Adha 1433 H, mengatur pembagian daging kurban bagi orang yang berhak menerimanya dengan cara mencelupkan jarinya pada tinta, guna menghindari penerimaan jatahnya itu lebih dari satu kali; mirip saat mencoblos di TPS.
Proses pembagian daging kurban di Masjid Istiqlal, Jakarta akan dilakukan, pada Sabtu (27/10). Hal ini disampaikan Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Mubarok, saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jumat (26/10).
"Pembagian daging kurban akan dilakukan besok setelah subuh," kata Mubarok. Pembagian, menurut Mubarok, akan dimulai sekitar pukul 05.00 WIB. Pembagian diharapkan selesai pada pukul 10.00 WIB. "Tergantung dari ketersediaan daging juga," katanya.
Satu orang hanya boleh mendapatkan satu kupon yang bisa ditukar dengan satu kilogram daging. "Setelah mengambil daging, nanti jarinya dicelupkan ke tinta," katanya.
Menurut dia, warga yang ingin mendapatkan daging kurban harus mengantri kupon di hari pembagian daging. Kupon yang akan disebar pihak Masjid Istiqlal mencapai sekitar 6.000 kupon. Tidak ada kriteria mengenai warga yang bisa mendapatkan daging kurban. "Harus ikut antri kupon siapapun dia," katanya.
Proses pengambilan kupon, dimulai sejak pukul 04.00 WIB. Panitia sudah menyiapkan 1.000 tempat untuk mengantri. "Kami siapkan 500 kursi laki-laki dan 500 kursi untuk perempuan," katanya.
Hingga kini, Masjid Istiqlal sudah mendapat 36 kambing dan 47 sapi. Beberapa di antaranya kurban dari Presiden Susilo Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, dan beberapa pejabat lain negara ini.
Di masjid terbesar di belahan selatan dunia dan dirancang seorang Protestan, Frederik Silaban, itu prosesi dan ritual penyembelihan hewan-hewan kurban dimulai sejak Jum'at pukul 16.00 WIB.
"Proses pemotongan hingga pembungkusan diharapkan Sabtu dini hari pukul 03.00 WIB," katanya. Tenaga pemotong hewan didatangkan dari Rumah Potong Hewan yang berlokasi di Pulo Gadung dan Klender. Sedangkan tenaga pembungkus daging adalah orang-orang yang berada di sekitar masjid. "Kami ambil tenaga yang ada di sekitar masjid," kata Mubarok. (IRIB Indonesia/Gatra)
Kini Ahlul Bait as Dinistakan di Film Mesir
Film layar lebar berjudul Abdo Moota yang disiarkan di Hari Raya Idul Adha di sinema-sinama Mesir, mengandung penistaan terhadap Ahlul Bait (as) dan warga Mesir menuntut larangan penayangannya.
Fars News (27/10) melaporkan, film sinema Abdoo Moohta karya sutradara Ismail Farouq disiarkan di seluruh sinema Mesir bersamaan dengan peringatan Idul Adha.
Sebagian cuplikan dalam film tersebut dinilai menistakan kesucian Sayidah Fatimah az-Zahra sa, putri Rasulullah Saw, yang langsung mengundang kemarahan warga Mesir, khususnya kaum Syiah.
Aliansi Muslim Pendukung Ahlul Bait as di Mesir melayangkan surat kepada Syeikh al-Azhar, Ahmad Tayyib, dan memintanya turun tangan dalam masalah ini dan melarang penayangan film tersebut.
Walid Ismail, anggota Aliansi menjelaskan bahwa dalam film tersebut dibacakan syair-syair terhadap Ahlul Bait namun sangat tidak sopan. "Jika Syeikh al-Azhar tidak menunjukkan sikap dalam hal ini, maka kami akan menggugat al-Tayyib, karena penistaan telah terjadi dan dia bungkam," kata Ismail.
Sementara itu, warga Syiah Mesir juga merilis statemen resmi yang menuntut campur tangan al-Azhar dan mengkritik kebungkaman Syeikh al-Azhar dalam hal ini.
Baha' Anwar Muhammad, juru bicara Syiah Mesir dan Direktur Pusat Fatimi untuk HAM Mesir mengatakan, "Warga Syiah Mesir berusaha menempuh langkah-langkah legal dalam hal ini."
Dia menuntut aksi cepat dalam hal ini seraya mengatakan, "Kebungkaman al-Azhar dan Mufti Agung Mesir menyusul aksi penistaan terhadap sosok mulia yang diakui baik oleh Syiah dan Sunni itu sangat tidak proporsional, di saat sebelumnya mereka telah berulangkali berkomentar tentang penistaan terhadap para sahabat."(IRIB Indonesia/MZ)
Tags:
Agama
,
Arab Saudi
,
Barat
,
Indonesia
,
IRAN
,
Israel
,
Mesir
,
Politik
,
Sunni dan Syi'ah
,
Tokoh