Team Buletin MPR-Banjarmasin- Setelah "Provokasi" Anti Islam Syi'ah digelar di Mesjid Hasan Majedi Kayutangi Banjarmasin, yang di Pimpin Ustadz Ahmad Zainudin, LC Pimpinan Masjid Imam Syafe'i Banjarmasin yang beralamat di Komp. AMD Pemurus Banjarmasin, suasana Kalimantan Selatan berangsur-angsur mulai kondusif lagi, namun seiring Pemberitaan Teroris ISIS yang sangat gencar di Media Televisi, Media Online, Media Cetak hingga Media Sosial, maka Team Buletin MPR kembali mengingatkan Warga Banua khususnya Kalimantan Selatan dan umumnya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) agar dapat memahami Pola Gerakan Teroris ISIS yang menyusup di Masjid-masjid, Radio, Televisi, Media Online bahkan bergerak di dalam Juru-juru Dakwah.Mereka terlihat "Banyak", tapi sebenarnya "Tidak", karena pergerakan mereka penuh dengan "Aroma Kebencian" dan ingin memecah Persatuan Islam hingga Persatuan Bangsa Indonesia dengan menebarkan adu domba Islam Sunni & Islam Syi'ah, Islam dengan Kristen, Islam dengan berbagai Agama, bahkan memprovokasi Islam dengan Aparat Penegak Hukum NKRI...Waspadalah..!!!!Untuk itu Buletin MPR kembali menulis ulang artikel-artikel lama namun masih Up to Date tentang "Pergerakan Teroris ISIS" lewat tangan-tangan yang Ngaku-ngaku Islam Sunni, namun sebenarnya TAKFIRI (Penebar Kebencian & Selalu menganggap orang lain KAFIR dan merasa diri & golongannya saja yang paling Benar) yang berjudul"Pembenci Syi'ah dan "Bahkan" Pembenci Sunni adalah Pendukung Teroris ISIS, HATI-HATI KAL-SEL Pendukung Teroris ISIS sekarang "Betajak Las" (Pasang Pengaruh, lewat Masjid, Radio, TV, Media Online bahkan media cetak) di Kalimantan Selatan (Banjarmasin, Martapura, Kandangan & Barabai)..waspadalah..waspadalah !!!!!"Semoga Artikel ini dapat mencerahkan dan menambah wawasan kita, sehingga tidak cepat Terprovokasi dengan mereka yang Berbaju Agama, tetapi sebenarnya Tidak Lebih dari "Corong-corong Teroris".. !!!!!Hidup Persatuan Islam Sunni & Islam Syi'ah, Hidup Persatuan Islam, Hidup NKRI, Tebarkanlah Cinta & Kedamaian pada semua ummat Islam & seluruh Ummat Manusia. (Sabtu,30/08/2014/FFM/RA/R/YNK)
Team Buletin MPR-Banjarmasin- "Jangan Kada Ingat" atau "Jangan Tidak Ingat" atau arti Bebasnya menurut Team Buletin MPR adalah "Jangan Pernah Lupa akan Teori Adu Domba".Menurut sumber ILLAHI dari hadirnya Nabi Adam as dan Siti Hawa as yang akhirnya membuahkan Kelahiran Habil (Tokoh Baik) dan Qabil (Tokoh Jahat), IBLIS selalu berperan dengan Bisikannya untuk "Tergoda" atau mengadu domba sesama ummat manusia.Tidak sampai disitu, Ingatkah Anda akan Riwayat Sejarah Kehidupan Nabi Yusuf as yang harus menghadapi kedengkian saudara-saudaranya, sehingga Nabi Yusuf as mereka ceburkan kedalam sumur ini adalah atas peran serta IBLIS dan Hawa Nafsu manusia itu sendiri.Demikian juga ketika Nabi Ibrahim as hendak mengorbankan Nabi Ismail as yang nantinya dikenal sebagai Ritual Idhul Adha / Hari Raya Qurban nantinya, IBLIS pun ikut andil dengan menggoda mereka dengan BISIKAN, namun akhirnya Tidak Berhasil dan nati kita tahu bersama menjadi Ritual Lempar Batu / Jumroh dalam Pelaksanaan Haji (Umroh) terhadap IBLIS.Disaat Nabi Muhammad sedang sakit dan hendak wafatpun, para sahabat (http://www.balaghah.net/nahj-htm/id/id/bio-imam/09.htm) sempat membuat Baginda Nabi Muhammad Gusar dan Mengusir mereka dari kamar peristirahatannya karena tidak mau mengambil Kertas dan Tinta untuk menuliskan Wasiat Nabi yang Terakhir...IRONIS....Modal IBLIS hanya BISIKAN, tapi Hawa Nafsu & Godaan IBLIS tersebut mampu membuat Manusia dapat diadu domba, karena Keimanan yang pas-pasan. =====>
=====> Berbicara Timur Tengah saat ini, Negara Suriah yang merupakan Negara Penampung Pengungsi Terbesar Negara Palestina yang telah dijajah Zionis Israel saat inipun terkena dampak Politik Adu Domba, dimana para Teroris Zionis Takfiri Pengadu Domba Ummat Manusia dan ummat Islam MENGHEMBUSKAN isu dahsyat, bahwa telah terjadi Konflik antara Islam Sunni dan Islam Syi'ah. Padahal kita tahu bersama, negara Suriah (Bumi Syam) adalah Mayoritas penduduk dan pemerintahannya menganut Islam Sunni dan masyarakat Kristen, serta sedikit sekali yang menganut Islam Syi'ah. disana.Tapi para Zionis Teroris Takfiri Wahabi cs (Amerika, Kerajaan Arab Saudi, Zionis Israel cs) menginginkan CHAOS atauKekacauan terjadi di Negara Suriah, Untunglah Negara Suriah yang sangat BENCI dengan Zionis Israel dari dulu kala hingga kini dibantu oleh Republik Islam Iran yang menganut Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari serta para Pejuang Hizbullah di Lebanon yang juga Syi'ah, masyarakat Kristen Suriah dan Masyarakat Islam Sunni & Syi'ah Suriah saling bahu-membahu MENGUSIR para Teroris Zionis Takfiri Pengadu Domba Ummat Manusia dan ummat Islam.Bukankah kita tahu bersama, negara Libya yang masyarakat dan negaranya terkenal TIDAK PUNYA HUTANG Luar Negeri dan kaya raya serta Penghasil Minyak Murni yang terkenal didunia, akhirnya setelah Muammar Qhadafi tewas dan terjadi CHAOS atau Kacau negaranya mengakibatkan Negara Libya mesti berhutang....Ini disebabkan Proyek / Agenda Adu Domba BERHASIL diterapkan di Libya hingga kini, yang mana Proyek ini dimulai dari kota-kota pinggiran / kota kecil hingga akhirnya sampai ke Tripoli, dengan Isu Penggulingan Rezim Muammar Qhadafi.Bukankah kita tahu bersama Muammar Qhadafi dengan TEGAS mengatakan Tidak akan Menjual Minyak negaranya yang Murni kepada Amerika cs dengan Pembayaran Uang Dollar, tetapi Muammar Qhadafi menginginkan dibayar dengan EMAS.Dan inilah yang menyebabkan NATO (Organisasi Keamanan PBB pimpinan Amerika cs) bergerak dengan cepat memborbardir Libya dengan Isu Menyelamatkan Rakyat Libya, Padahal ingin menguasai Minyak Murni negara Libya dengan MURAH dengan cara LICIK. Dan akhirnya membuat Negara Libya berhutang untuk memulihkan negara yang kaya raya tersebut....Ironis...sekali lagi ironis....Politik Adu Domba IBLIS kembali Berhasil......Setelah di Suriah tidak berhasil mengadu domba Islam Sunni dan Islam Syi'ah serta masyarakat beragama disana, Artis terkenal HOLLYWOOD Angelina Jolie dikirim ke Perbatasan Suriah dan Lebanon dengan Proyek / Agenda Misi Kemanusiaan "Begitu kejamnya Rezim Suriah Bashar Ashad",
tidak sampai disitu didalam negeri Indonesia artis Pendatang Baru Meyda Sefira pun menyebut "Bashar Ashad adalah Rezim yang menindas rakyatnya,
bahkan Penyanyi Terkenal Maher Zein dari Inggrispun ikut-ikutan membuat video klip tentang Kekejaman Bashar Ashad di Suriah...
Padahal kalau kita mau meluangkan waktu untuk Tabayun / Cek dan Ricek , Negara Suriah saat ini sedang BERJUANG untuk Mengusir Zionis Teroris Takfiri Wahabi cs (Amerika, Kerajaan Arab Saudi, Zionis Israel cs) dari Negaranya yang terus mendukung Palestina yang Islam Sunni.
Pertanyaan Kecil saja, jika memang para Zionis Teroris Takfiri Wahabi cs (Amerika, Kerajaan Arab Saudi, Zionis Israel cs) itu menganggap JIHAD bertempur di Suriah, kenapa Mereka tidak langsung menyerang ISRAEL sebagai Medan Jihad yang paling utama..????? (Kabar terbaru tahun 2014 ini, para Teroris ini dikunjungi oleh para Pejabat Zionis Israel...!!!!!
ketika berada di Rumah Sakit, sungguh Fakta yang tak terbantahkan bahwa para Teroris yang mengaku Jihadis ini adalah Agen-agen Kebencian / IBLIS Pengadu domba Ummat Manusia dan Ummat Islam).Kemudian Pertanyaan Kecil selanjutnya, kalau Teroris Zionis Takfiri ini anggap bahwa di Suriah adalah Pertempuran Islam Sunni dan Islam Syi'ah, mengapa yang banyak mati JUSTRU para Ulama-ulama Terkemuka Islam Sunni Suriah ????? dan masyarakat Islam Sunni dan Kristen...???? Lalu kenapa mereka Para Teroris Zionis Takfiri Wahabi ini tidak langsung saja menyerang Republik Islam Iran yang mayoritas menganut Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari..yang menurut mereka KAFIR?????Kembali suka tidak suka, Islam Sunni Syafe'i ala Indonesia terbesar di dunia adalah dianut mayoritas pemerintah & penduduk Republik Indonesia, Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari terbesar di dunia adalah dianut mayoritas pemerintah & penduduk Republik Islam Iran, sedangkan Islam Wahabi terbesar di dunia adalah dianut mayoritas pemerintah Kerajaan Arab Saudi.Kembali kepada pertanyaan kecil saja, Kenapa Arab Saudi memakai Nama Kerajaan dan bukan nama Negara Islam Arab Saudi..????? Sedangkan Iran berani memakai nama Negara Republik Islam Iran..?????Kenapa baik didarat, laut maupun udara Kerajaan Arab Saudi meminta bantuan Amerika cs untuk menjaga kedaulatan bangsanya, sdangkan Iran malah diembargo Amerika cs hingga kini tahun 2014...????? Walaupun akhirnya berkat "Kelihaian" Diplomasi Presiden terbaru Republik Islam Iran Hasan Rouhani membuat Amerika cs "tidak berdaya" dan mesti memberikan / membuka embargo tersebut selama 6 bulan dan ini membuat Negara-negara Eropa langsung berinvestasi ke Iran yang terkenal akan Negara Minyak No.3 terkaya didunia.Ketika Kapal Perang Indonesia bernama Usman-Harun diTolak oleh negara Kecil yaitu Singapura, Republik Indonesia seperti "Tidak Berdaya", karena Singapura sebagai PengEkspor terbesar "Minyak Jadi / Bukan Mentah" ke Indonesia. Bahkan DPR pun sebagai wakil rakyatpun tidak bisa berbuat apa-apa, ketika Kebijakan Ekonomi Indonesia mesti taat kepada Amerika cs dengan selalu menggunakan DOLLAR dalam setiap transaksi jual-beli luar negerinya.....Negara Malaysia yang selalu bilang Syi'ah KAFIR pun, bekerjasama dengan Iran dalam Pengadaan Minyak Jadi, walaupun agak terlambat akhirnya Republik Indonesia (RI) dan Republik Islam Iran (RII) membuat AGGREEMENT / Perjanjian / Persetujuan tentang Pembuatan Kilang Minyak di Indonesia, sehingga diharapkan tidak diperlukan lagi ekspor minyak jadi / olahan dari Singapura (dimana Indonesia menjual minyak mentah ke Singapura dengan Harga Murah, kemudian Singapura menjual minyak olahan / minyak jadi ke Indonesia dengan harga Mahal atau sesuai Kurs Dollar...Ironis...!!!!!).Dan mudah-mudahan Kerjasama TERDAHSYAT antara Islam Syi'ah (Iran) dan Islam Sunni (Indonesia) yang merupakan 2 Mazhab terbesar dalam Islam saat ini membuat Ekonomi kedua Negara semakin membaik...amin ya rabbal 'allamin... (Kalau perlu ketika bertransaksi ke Iran membayar memakai Mata Uang Iran yaitu TOMAN Iran, sedangkan kalau bertransaksi ke Indonesia membayar memakai Mata Uang RUPIAH Indonesia atau Islam membikin Mata Uang tersendiri seperti Eropa dengan EURO nya....)Kembali kepada Proyek Adu Domba oleh IBLIS tadi, di Indonesia yang ber Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi tetap satu jua) dan mempunyai UUD 45 & PANCASILA serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai HARGA MATI, kini diterpa Isu Perpecahan oleh Zionis Takfiri Pembenci Maulid & Haul, contoh kasus di Komplek AMD Pemurus Dalam telah dibikin Mesjid bernama Imam Syafe'i, tetapi Pengasuhnya Ustadz Ahmad Zainuddin LC Pembenci Maulid dan Haul, padahal Penganut Islam Sunni Syafe'i ala Indonesia meyakini dan mencintai HAUL dan MAULIDan.
Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
- Ketua Umum Masjid Imam Syafi’i Banjarmasin Kalsel
- Dai Islamic Center Damman, Saudi Arabia (2005-2013)
- Alumnus S1 Universitas Islam Madinah, Fak Hadits
alummbjm.wordpress corong takfiri wahabi salafi banjarmasin
gemamadinah corong takfiri wahabi salafi banjarmasin
Di Jawa Timurpun terkena Dampak Agenda Proyek Adu Domba ini, diawali dari Dusun Karang Ganyam, Sampang Madura telah terjadi Pembakaran, Penyerangan dan Pembunuhan yang mana telah berseteru 2 bersaudara, antara Rois yang Islam Sunni dan Tajul Mulk yang Islam Syi'ah, amuk massa di Dusun kecil inipun tidak dapat dihindari, karena di Tunggangi Zionis Takfiri Pengadu Domba Ummat Islam dan Ummat Manusia....IRONIS...
Kembali pada Pertanyaan Kecil saja, Ada Rumah orang yang dibakar & dibunuh, akhirnya di Pengadilan Orang-orang yang membakar dan Membunuh BEBAS ( Rois cs ), sedangkan orang yang dibakar dan dibunuh malah di PENJARA (Tajul Mulk cs), ketika Tajul Mulk mengajukan ke MK (Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Aqil Mochtar), Bandingnya Tajul Mulk di TOLAK MK (karena menurut berbagai sumber yang dipercaya Team Buletin MPR, Pihak Ketiga yang Mengadu Domba Islam Sunni dan Islam Syi'ah di Sampang Madudra tersebut telah "Menyogok" Aqil Mochtar agar Konflik ini ABADI dan TERORISlah pemenangnya..!!!!!).
Namun tidak berapa lama, Aqil Mochtar pun akhirnya ditangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pimpinan Abraham Shamad atas kasus-kasus korupsi yang menimpa Aqil Mochtar dan khirnya di Penjara.
Tentu ini bukan karena Islam Sunni, Islam Syi'ah atau Islam Wahabi, tetapi lebih dikarenakan "Do'a orang yang terzalimi akan cepat dikabulkan oleh Allah Swt.", tidak perduli Islam Sunni, Islam Syi'ah atau Islam Wahabi.
Setelah "Putus Asa" di Suriah, Teroris Zionis Takfiri Tidak Berhasil mengadu domba Islam Sunni dan Islam Syi'ah, bahkan hanya mengakibatkan sesama Zionis Takfiri saling bunuh, mereka para Teroris Zionis Takfiri ini menggaungkannya ke Indonesia, dengan Langkah-langkah yang cukup sistematis lewat Mesjid-mesjid dan bahkan MUI (Majelis Ulama Indonesia), dengan Membuat Buku Panduan MUI Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia, dimana MUI Jawa Timur menfatwakan SESAT Pengikut Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari di Indonesia dan itu berarti telah mensesatkan = mengkafirkan Republik Islam Iran....!!!!!! Dan ini berarti pula menganggap MUI Jawa Timur saja yang punya kavling SURGA sedangkan Republik Islam Iran di NERAKA..!!!!!! boro-boro bikin Fatwa MUI untuk menutup tempat Prostitusi DOLLY..malah mengkafirkan negara orang lain...Sungguh ironis, kembali Hawa Nafsu dan Proyek Adu Domba IBLIS Berhasil...ironis....!!!!!Namun, tidak berapa lama, Kekuatan Alampun Murka, sehingga selain Lumpur Lapindo yang belum teratasi hingga kini, Gunung Kelud pun mulai bereaksi, hingga dikabarkan Gunung Merapi pun bersiap memuntahkan isinya, peristiwa inipun berdampak keseluruh Pelosok Jawa Timur.....Bukankah ini bisa menjadi Bahan Renungan MUI Jawa Timur, agar lebih arif dan bijaksanadalam menyikapi suatu masalah, dimana Indonesia mempunyai keberagaman Agama dan Mazhab dan sudah seharusnya MENCABUT Fatwa tersebut yang tentu atas BISIKAN Zionis Takfiri dan Hawa Nafsu Manusia Pengadu Domba Ummat Islam dan Ummat Manusia.
Dan sekarang MUI disoroti tentang Biaya sertifikasi HALAL, karena Lembaga inipun Menyatakan Bukan Lembaga Negara, Lalu pertanyaannya Uang Sertifikasi itu disetorkan kemana????? atau mampir kerekening siapa saja?????Contoh Kasus tentang Impor Sapi dari Australia, Bagaimana Prosedur HALAL tersebut bisa tercipta dan harus dipublikasikan ke Publik, Apakah Petugas MUI tiap hari berada di Australia, mengecek HALAL atau HARAMnya makanan sapi yang akan di Ekspor ke Indonesia..???Kalau MUI bukan Lembaga Negara, Mengapa ketika Buku Panduan MUI Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia yang disebarkan secara Masif keseluruh pelosok negeri Indonesia dengan GRATIS, biayanya dari mana?????Kalau bukan MUI yang menyebarkan..!!!!! Mengapa ketika namanya dicatut, agar terjadi KONFLIK antara Islam Sunni dan Islam Syi'ah di Indonesia, MUI tidak melaporkannya kepada Pihak Yang Berwajib dan malah seperti "Membiarkannya"....???Atas 2 Kasus ini saja MUI seharusnya sudah ditangani oleh KPK, tentang Aliran-aliran Dana Yang Masuk ke MUI..!!!!
Akhir kata Team Buletin MPR hanya ingin mengatakan, Biarlah Anda Bebas meyakini Agama atau Mazhab apapun yang anda pegang tetapi tidak MELANGGAR UUD 45, Pancasila, BHINEKA TUNGGAL IKA dan NKRI serta tetap berbuat Baik dan Berakhlak Baik kepada sesama Manusia menjadi Panduan Hidup kita bersama.Biarlah nanti ketika Mati, ALLAH saja yang berhak mengadili kita Masuk Neraka atau Surga.Mau Kristen Khatolik, Kristen Protestan, Islam Syi'ah, Islam Sunni atau Islam Wahabi sekalipun, Budha, Hindu Konghuchu, Kaharingan, atau lainnya, biarlah ANDA sendiri yang menentukan, namun Persatuan sesama Ummat Manusia dengan Menebarkan Cinta dan Persaudaraan membuat Hidup kita di Dunia yang sebentar ini dapat menjadi Ladang Amal Kebajikan buat Sangu kita di Akherat kelak.
Artikel ini disusun bukan bermaksud Menggurui, Mancaci atau Menghakimi, namun sekedar Bahan Renungan, " Damai itu Lebih Baik, sedangkan Tabayun / Cek dan Ricek itu menghasilkan Kedamaian Bersama". (Minggu Malam, 2/3/2014/01.45 Wita/ YNK/FMM/RA/R)
Main Source : http://buletinmajelispecintarasul.blogspot.com/2014/06/mesjid-imam-syafei-banjarmasin-yang.html
Team Buletin Majelis Pecinta Rasul (MPR)-Banjarmasin- Kita tahu bersama bahwa Republik Indonesia yang pemerintah & rakyatnya mayoritas menganut Islam Sunni Syafe'i ala Indonesia yang CINTA Maulid dan HAUL bersama Republik Islam Iran yang mayoritas pemerintah & penduduknya menganut Islam Syi'ah 12 Imam / Imamiah / Mazhab Jakfari yang juga CINTA Maulid & HAUL dan dua-duanya bukan bangsa arab (ajam) BERHASIL menjalin PERSAHABATAN antar sesama bangsa Muslim Terbesar didunia, namun Kerajaan Arab Saudi yang mayoritas pemerintahannya berfaham Islam Wahabi (dan Negara Arab atau BUkan Ajam) menebarkan TEROR & KEBENCIAN, agar sesama Islam saling GILAS & BUNUH dengan seruan BENCI MAULID & HAUL, KAFIR, SESAT, MUSYRIK, BID'AH, KUBURIYUN, HALAL DARAHNYA dan sumpah serapah lainnya...ckckckckck...ajaran HOROR & KEBENCIAN.... pemecah belah ummat manusia.Sebagai Catatan, agar tidak mudah terprovokasi dari agen-agen zionis berbaju agama, menurut Hendro Priyono mantan Kepala BIN di ILC (Indonesia Lawyers Club) asuhan Ilyas Karni TV One, bahwa PERLU DI INGAT, Muhammadiyah Bukan WAHABI..dan team Buletin MPR setuju atas statemen tersebut, tapi penyusup-penyusup ANTI Persatuan Islam, baik yang ada di NU, MUHAMMADIYAH, ABI, IJABI, SUNNI dan SYI'AH serta lainnya adalah kepanjangan tangan dari ZIONIS TAKFIRI sang Pengadu domba ummat Islam dan Manusia dan ini yang harus kita BASMI dari NKRI kita tercinta ini )Dan sebagai INFO, dari hasil wawancara team Buletin MPR dengan warga Kelayan A dan Kelayan B Banjarmasin, sungguh mencengangkan, menurut warga Kelayan A yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, bahwa Mesjid kami di GG.H.Arif/GG.12 Kelayan A yang mengarah ke N.U (Kaum Tuha) bertahun-tahun baru selesai pembuatannya, karena murni dari bantuan masyarakat, sedangkan kami liat pembangunan Masjid di Muara Kelayan B, tanpa minta bantuan masyarakat secara konstan (karena makan aja susah apalagi nyumbang kata sebagian warga), dengan cepat selesai pembangunannya (tanpa perlu bertahun-tahun seperti Mesjid N.U), tau kenapa, karena Kerajaan Arab Saudi yang mayoritas pemerintahannya menganut Islam Wahabi mengucurkan dana yang besar untuk pembangunnannya. Tapi semoga tidak disusupi agen Ulama-ulama Pemecah-belah ummat manusia...Amin. ( Artinya, ambil duitnya, jangan mau dijadikan Mesjid Corong Anti Persatuan... tapi jadikan Mesjid yang Rahmatan Lil 'Allamin ).
Nah, untuk selanjutnya menurut team Buletin MPR (dan orang-orang yang biasa Bedah buku agar Hasil Bedah Buku Berbobot & Berkwalitas hasilnya), setiap ada Kegiatan Bedah Buku, maka harus ada Tim Pembanding atau orang atau buku/mazhab/aliran yang akan dibedah, sehingga menciptakan Pembicaraan Dua Arah yang menampung perbedaan dan persamaan, tapi CORONG ZIONIS TAKFIRI yang menyusup Menjadi Ulama-ulama Karbitan tersebut hanya MENGHAKIMI dengan In Absentia (Tidak ada Perwakilan yang dihakimi), kemudian bawa-bawa "Mesjid & berada diketek MUI Gadungan" untuk mensyahkan Acaranya...ckckckckckck. dan acara Bedah Buku tersebut akan di selenggarakan di Mesjid Muhammadiyah Hasanuddin Majedi, dengan Judul Banner yang cukup mengernyitkan dahi..heheheh... Hadirilah Bedah Buku Panduan MUI Mengenal & Mewaswpadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia, pada Hari Sabtu tanggal 25 Januari 2014 (Masih Bulan Maulid Nabi Muhammad, bukannya Maulid an malah saling berpecah-belah sesama Islam) dari Pukul 08.00-11.45 wita bertempat di Mesjid Muhammadiyah, Hasanuddin Majedi, Bundaran Kayutangi Banjarmasin.
bersama Pembicara Ustadz Ahmad Zainuddin Lc, pengasuh Mesjid Muhammadiyah Imam Syafe'i
dan Pembicara Ustadz Zezen Zainal Mursalin, Lc
serta Ustadz Khairullah,Lc :
Dan sebagai Pembaca Blog Buletin MPR, ada baiknya kita baca artikel ini :
Cilebut (Bogor), liputanislam.com—Di tengah semaraknya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai tempat, sekelompok orang pada Selasa (14/1/2014) di Masjid al-Muhajirin, Cilebut, Bogor, justru menyelenggarakan acara bedah buku yang beraroma kebencian. Buku yang dimaksud, dan diklaim sebagai Panduan MUI Pusat itu, berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” (MMPSI), yang sejak November 2013 disebarkan dengan gencar secara gratis di berbagai masjid seraya ditopang publikasi lewat jejaring sosial.
Membedah Buku, Tapi Ditutupi
Menurut jadwal, acara dimulai pada jam 09.00, tetapi molor sekitar satu jam. Dilihat dari jumlah pesertanya yang sekitar 150 orang, acara tersebut dapat dianggap sukses, meski hadirinnya cenderung homogen, terutama didominasi mereka yang beridentitas khas bercelana cingkrang dengan jenggot lebat. Panitia membagi-bagikan buku MMPSI secara gratis kepada mereka.
Tidak seperti lazimnya acara-acara bedah buku biasa, event ini bernuansa tegang. Sejak awal pembawa acara membacakan peraturan, di mana para peserta diminta tidak meliput, merekam, atau mengambil gambar sepanjang acara berlangsung. Kemudian, pada sesi tanya jawab, hanya dibolehkan menulis pertanyaan di kertas. “Bedah buku ini dimaksudkan untuk membina masyarakat, khususnya keluarga, agar selamat dari ajaran Syiah,” ungkap Ustadz Trisugianto dalam kata sambutannya selaku Ketua DKM sekaligus mewakili Panitia.
***
Selanjutnya, para penceramah menyampaikan berbagai klaim yang tidak seimbang (karena pembicara dari pihak Syiah sama sekali tidak dihadirkan). Diskusi berjalan satu arah dan bersifat indoktrinasi. Ustadz Jazuli, Lc (narasumber di Radio Rodja), sebagai pembicara pertama dalam acara tersebut, menyatakan bahwa Syiah adalah golongan yang tidak selamat, membawa misi mensyiahkan seluruh dunia, selalu berpihak kepada kaum kafir (dengan mencontohkan kasus pembantaian di Suriah saat ini). Dia juga memberikan ulasan tentang Abdullah bin Saba, Al-Kulaini, Mirza Husein bin Muhammad, dan Imam Khomeini yang dilengkapi dengan sumpah serapah “Laknatullah” tatkala mengucapkan nama-nama tersebut.
Jazuli mengklaim bahwa orang Syiah ketika melihat perselisihan di antara kaum Muslim dan kaum kafir maka pastilah Syiah akan berpihak kepada orang kafir. Dia mencontohkan konflik Suriah, pemerintah Iran berpihak kepada kaum kafir. Dia menyebut nama Imam Khomeini dengan diikuti ucapan ‘laknat’. Selain itu, Jazuli menuduh perlawanan Iran terhadap Israel adalah sandiwara karena sesungguhnya –menurut Jazuli—Iran adalah mitra sejati musuh Islam, yaitu AS dan Israel.
Ustadz Irfan Hilmi, Lc (yang mengaku dari MUI Pusat), pembicara kedua, lebih banyak membahas isibuku MMPSI. Selain itu dia menyatakan bahwa ribuan santri Indonesia yang dikirim ke Iran kerjanya hanya makan, minum, dan tidur. Mereka tidak belajar, melainkan hanya dicuci otak. Sepulang dari sana, mereka menyebarkan paham Syiah dan akan menjadi bom waktu karena bermaksud mendirikan Negara Syiah (di Indonesia).
Irfan juga menginformasikan nama-nama tokoh, penerbit buku, dan lembaga-lembaga yang dituduhnya sebagai Syiah, dengan mencampuradukkan mana yang benar-benar Syiah, mana yang fitnah belaka. Antara lain, dia menyebut Rasil FM (Radio Silaturahmi) sebagai radio Syiah, padahal radio ini dikelola muslim Ahlussunnah wal Jamaah. Lalu, anggota MUI Dr. Kholid al Walid disebut Syiah hanya dengan alasan beliau pernah berkunjung ke Sampang (lokasi kaum Syiah yang menjadi korban pembakaran dan pengusiran di Madura).
***
Daur Ulang Isu
Isi pembicaraan para ustad dalam bedah buku itu sebenarnya daur ulang belaka dari berbagai tuduhan terhadap Syiah yang sebelumnya juga sudah sering mengemuka sejak tahun 1980-an (setelah kemenangan Revolusi Islam Iran). Bantahan atas tuduhan-tuduhan itu telah ditulis dan dipublikasikan secara meluas, misalnya seperti yang dilakukan oleh Dr. O. Hashem –cendekiawan yang dihormati oleh Mohammad Natsir, Gus Dur, dan Nurkholish Madjid. O. Hashem telah menerbitkan beberapa buku yang menjawab semua tudingan miring atau fitnah terhadap Syiah, seraya mengajak pihak-pihak yang menuduh untuk mendiskusikan bukunya itu. Secara khusus, O. Hashem menyampaikan ajakannya itu kepada pihak-pihak yang mengkafirkan Syiah dalam Seminar Nasional Sehari Tentang Syiah di Masjid Istiqlal pada 21 September 1997. Hanya saja, ajakan itu sama sekali tidak direspons
Demikian juga dengan ABI (Ahlul Bait Indonesia), salah satu ormas komunitas Syiah Indonesia. Lembaga ini juga sudah mengeluarkan Buku Putih yang menjelaskan dengan gamblang bagaimana sebenarnya ajaran Syiah, yang sama sekali berbeda dengan apa yang dituduhkan para pembicara bedah buku ini. ABI menyatakan bahwa buku ini bisa di-download secara gratis.
Risalah Amman, yang awalnya ditandatangani 200-an ulama tingkat dunia, bahkan termasuk Al Qaradhawi, Asy-Syahid Ramadhan Al Buthy, Dr. Din Syamsuddin, KH Hasyim Muzadi, juga menyatakan bahwa Syiah adalah mazhab yang diakui dalam Islam. Belakangan, penanda tangan Risalah Amman semakin banyak, hingga 552 ulama.
Para tokoh Islam Indonesia juga menyampaikan berbagai statemen yang intinya sama: pengakuan Syiah sebagai bagian dari Islam. Saat mengomentari fatwa Syiah sesat yang dirilis MUI Jatim,
Pimpinan PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan, “Atas dasar apa MUI Jatim mengeluarkan fatwa itu? Baik Sunni maupun Syiah adalah sama-sama Muslim karena masih berada di lingkaran syahadat. Menurut kami, yang mempercayai syahadat itu otomatis Islam, apa pun mazhabnya.” (Kompas, 6/9/2012). Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengatakan, “Di universitas Islam mana pun tidak ada yang menggap Syiah sesat.” Said merujuk pada kurikulum pendidikan pada almamaternya Universitas Umm Al Quro di Arab Saudi yang dikenal sebagai pusat Wahabi yang keras. “Ulama Sunni seperti Ibnu Hazm menilai Syiah itu Islam,” katanya (Tempo, 26/1/2012).
***
Buku Resmi MUI?
Terbitnya buku itu dengan mengatasnamakan MUI Pusat tentu saja patut dipertanyakan, mengingat pandangan MUI Pusat selama ini yang menjunjung tinggi persatuan Islam, dan mendukung pendekatan antar mazhab Sunni-Syiah (taqrib baynal madzahib). Hal ini bisa dilihat dari pandangan-pandangan yang disampaikan para pengurus teras MUI Pusat selama ini, seperti KH Sahal Mahfudz (Ketua Umum), Prof Dr Din Syamsuddin (Wakil Ketua), Prof Dr Umar Shihab (Ketua), dan tokoh-tokoh MUI Pusat lainnya yang berwawasan luas dan mendukung persatuan ummah.
Sementara itu, menurut seorang sumber Liputan Islam, secara informal KH Dr. M Hidayat, anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, pernah menyatakan bahwa tidak ada satu pun keputusan resmi dari MUI tentang fatwa yang tidak diketahuinya. Sehingga, aneh bila masyarakat menerima buku panduan MUI tentang Penyimpangan Syiah, sedangkan anggota DSN-MUI tidak pernah menerbitkannya. “MUI itu dananya terbatas. Tak mungkin bisa menyelenggarakan banyak acara ceramah sambil bagi-bagi buku gratis,” kata KH Dr. M Hidayat. Ia menambahkan, bila ada paham sesat, MUI menerbitkan fatwa yang hanya terdiri dari 2 hingga 3 halaman.
Prof. Dr. H. Rahim Yunus, MA, ( Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan) sebagaimana dikutip lppimakassar.net, juga menyatakan bahwa MMPSI bukan terbitan resmi MUI. Beliau menyatakan, “Jika benar buku itu resmi terbitan MUI Pusat, mestinya di buku itu ada surat resmi, kop surat, dan stempel MUI Pusat. Demikian juga, jika benar resmi, mestinya juga ditandatangani Ketua MUI Pusat sekarang.”
Selain itu, bila dicek daftar buku terbitan MUI di situs resmi MUI, buku MMPSI sama sekali tidak ada dalam daftar.
***
Benang Merah Gerakan Takfiriah Al Qaida
Fakta ini seharusnya membuat kita lebih kritis lagi. Siapa yang mendanai penerbitan buku-buku dan aneka propaganda pemecah-belahan kaum muslimin di Indonesia? Bila ditelisik, ormas-ormas radikal takfiri di Indonesia adalah ormas-ormas yang juga sangat getol mendukung jihad ke Suriah dan dalam berbagai aksi demonya selalu membawa bendera hitam khas Al Qaida.
Jamaah Anshorut-Tauhid (JAT), misalnya. Organisasi bentukan Abu Bakar Baasyir ini adalah salah satu ormas yang aktif menggalang demo pembubaran peringatan Asyura bulan November 2013 lalu.
JAT sebut teroris Ciputat ‘syuhada’
Beberapa anggota JAT telah ditangkap, atau tewas ditembak mati Densus 88 atas tuduhan terorisme. Sebagaimana dilaporkan dalam hasil investigasi jurnalis Associated Press, orang-orang Indonesia yang berjihad ke Suriah ternyata sebagiannya alumnus Pesantren Ngruki, yang juga didirikan Abu Bakar Baasyir. Abu Bakar Baasyir pun dari penjara menyerukan untuk jihad ke Suriah.
Sementara itu, tahun lalu Kepala Intelijen Arab Saudi, Bandar bin Sultan, telah mengancam Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahwa bila Putin tidak berhenti mendukung Suriah, maka Bandar akan menggerakkan kelompok radikal Chechnya. Dan benar saja, tak lama setelah itu terjadi berbagai aksi bom bunuh diri yang dilakukan jihadis Chechnya di Rusia.
Liputan Islam menemukan info bahwa pada bulan November 2013, Bandar bin Sultan juga datang ke Indonesia. Kedatangan ini luput diberitakan media massa Indonesia. Segera setelah itu, upaya pembubaran acara Asyuro yang dilakukan ormas-ormas takfiri di seluruh Indonesia berlangsung sangat masif; yang tidak pernah terjadi sebelumnya, mengingat acara Asyuro sudah belasan, bahkan puluhan tahun di Indonesia secara aman. Tentunya, fenomena yang tak mungkin terjadi bila tidak ada dana besar yang digelontorkan entah oleh siapa.
Dalam operasi penangkapan teroris Ciputat, pada malam tahun baru 2014, Densus 88 menemukan buku MMPSI. Densus 88 juga menangkap teroris lainnya, Sadullah Rojak pada Rabu 1 Januari 2014, di Desa Pasirlaja, Bogor. Saat itu, buku MMPSI juga ditemukan. Tak tanggung-tanggung jumlahnya, ada 310 eksemplar terbungkus rapi dalam dua kardus.
Fakta-fakta ini menunjukkan benang merah antara sikap ormas takfiri Indonesia dengan kasus Suriah, dan keterlibatan negara asing.
Pada akhirnya, perang di Suriah, di mana sesama muslim saling bantai dengan membawa-bawa nama jihad, sangatlah menguntungkan Israel. Suriah, salah satu musuh utama Israel, kini sibuk melawan ribuan milisi yang datang dari berbagai penjuru dunia yang merasa sedang berjihad.
Saudi Larang Wanita Main Ayunan
Kamis, 16 Januari 2014, 03:37 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebuah foto yang tersebar di jejaring sosial Arab Saudi memperlihatkan polisi syariah yang tengah merazia wanita Arab Saudi di sebuah taman bermain. Razia tersebut sebagai penerapan aturan baru yang dikeluarkan pemerintah setempat yang melarang wanita bermain ayunan.
Dalam razia tersebut, para wanita yang tengah asik bermain ayunan tiba-tiba saja diusir. Mereka yang terjaring razia diperingatkan untuk tidak mengulangi tindakan mereka.
Foto tersebut menuai tanggapan beragam dari warga Saudi. Pro-kontra tersebut dimuat dalam suratkabar harian Arab Saudi Al Sada.
"Beberapa orang mendukung tindakan polisi dengan alasan perempuan yang bermain ayunan bisa mendorong pelecehan oleh pria terhadap mereka," tulis suratkabar tersebut seperti dilansir emirates247.com.
Selain itu, mereka yang mengecam peraturan yang dianggap aneh tersebut juga tak kalah banyaknya. "Yang lainnya mengatakan tindakan polisi itu tidak bisa diterima dan menunjukkan ketidakadilan dan tekanan terhadap wanita oleh polisi," tulis suratkabar itu.
Dan Ini adalah Foto Pembenci DENSUS 88 (POLISI & TNI / Anshor Thogut menurut Islam Radikal Zionis Takfiri ini) sedangkan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dianggap mereka BERHALA .... Wahai TNI & POLRI, berantas para Teroris hingga keakar-akarnya dan rakyat Indonesia pasti membantu kalian...!!!!! :
ini link yang pantas juga untuk dibaca Pembaca Blog Buletin MPR :
Teroris diberantas, Anti NKRI "masih Gentayangan" ?
Bersama Sekjen OKI, SBY Bahas "Teroris" ISIS dan Boko Haram
=================================================Munculnya gerakan terorisme dari berbagai kelompok militan seperti ISIS dan Bokoh Haram, menjadi pembahasan dalam pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Sekretaris Jenderal OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) Iyad Ameen Madani, di Hotel Laguna, Nusa Dua, Bali. Pertemuan tersebut digelar di sela-sela Pertemuan ke-6 United Nations Alliance of Civilitations.
Info selengkapnya klik di http://goo.gl/BweAq6
==> Baca juga: 90 Anggota ISIS Tewas di Irak, 1 Kilang Minyak dan 14 Desa Bebas, klik di http://liputanislam.com/.../90-anggota-isis-tewas-di.../
==> Baca juga: Al-Baghdadi Larang Publikasi Rekaman Pemenggalan Kepala, klik di http://liputanislam.com/.../al-baghdadi-larang-publikasi.../
==> Baca juga: Jubir Presiden Suriah: James Foley Tewas Tahun Lalu, klik dihttp://liputanislam.com/.../jubir-presiden-suriah-james.../
==> Baca juga: Dr. Abdul Muta’ali: ISIS Bukan Representasi Islam, klik dihttp://liputanislam.com/.../dr-abdul-mutaali-isis-bukan.../
==> Baca juga: Majalah Digital ISIS, Eksis, klik dihttp://liputanislam.com/berita/majalah-digital-isis-eksis/
"Setelah Menteri jadi Walikota" ?
Demi Surga, Jadi Walikota Tak Mengapa : PKS
=====================================
Demi surga, jadi walikota pun tak mengapa. Seperti itulah pernyataan Muhammad Suparyono, Ketua PKS Kota Depok, menanggapi tudingan ‘rakus kekuasaan’ yang dialamatkan kepada Menkominfo, Tifatul Sembiring.
Menanggapi masuknya nama Tifatul dalam bursa calon walikota Depok, sejarawan yang juga warga Kota Depok, JJ Rizal melakukan gerakan yang diberi nama Save Depok Twitter dengan tagar #SaveDepok. Hal ini berawal dari perang kata-kata antara Tifatul dengan JJ Rizal.
Info selengkapnya klik di http://goo.gl/xmKEeo
==> Baca juga: Tifatul Mengaku Dekat Dengan Jokowi, Ada Apa?, klik dihttp://liputanislam.com/.../serba-serbi-pks-pdip-benci.../
==> Baca juga: Komentari Boko Haram, Tifatul Dikecam, klik dihttp://liputanislam.com/.../komentari-boko-haram-tifatul.../
==> Baca: Ketifatulan Pak Tifatul, klik di http://liputanislam.com/opini/ketifatulan-pak-tifatul/
==> Baca: Pak Tifatul, Boko Haram Bukan Sekedar Halal Haram, klik dihttp://liputanislam.com/.../pak-tifatul-boko-haram-bukan.../
==> Yang kemudian menjadi kritik masyarakat adalah, meski pemerintah Indonesia telah melarang penyebaran ideologi/ajaran ISIS, namun web-web pendukung ISIS masih tetap eksis, bahkan beberapa waktu yang lalu, majalah digital ISIS pun dibiarkan bebas beredar. Padahal Menterinya Menkominfo, Tifatul Sembiring (Kader PKS).???
Baca: Majalah Digital ISIS, Eksis, klik di http://liputanislam.com/berita/majalah-digital-isis-eksis/
Kevin Barret
Oleh: Kevin Barret*
Media Barat seringkali menggambarkan teroris ISIS ultra -ekstremis yang mendestabilisasi Irak dan Suriah sebagai “militan Sunni.” Headline-nya berbunyi, ‘Militan Islam Sunni Menguasai Mosul, ‘Militan Sunni Menguasai Kota Irak Utara’ atau ‘Tentara Irak Mencoba Membalikkan Kemajuan Militan Sunni’.
Media berkorporasi menggambarkan pertempuran di Irak sebagai konflik Sunni vs Syiah. Dan yang disebut Sunni, menurut laporan tersebut, adalah kelompok ISIS yang telah “bercerai” dengan Al-Qaeda karena terlalu ekstrem.
Tapi benarkah bahwa ISIS benar-benar Sunni? Banyak ahli mengatakan “tidak.” Sebagian lagi mempertanyakan apakah ISIS memiliki hak untuk menyebut dirinya sebagai kelompok Islam.
Dalam sebuah wawancara dengan Truth Jihad Radio, cendekiawan Muslim Dr John Andrew Morrow (Ilyas Abd al-’Alim Islam) mempertanyakan keabsahan Islam-nya ISIS. “Banyak yang disebut jihadis (seperti ISIS itu) sama sekali tidak berakar pada nilai Islam. Terutama jika Anda melihat siapa yang mendanai, siapa yang mendukung, dan siapa yang berada di balik mereka. Negara-negara Barat memiliki sejarah panjang menggunakan jihadis dan Islamis untuk melanjutkan ambisi negara mereka sendiri. Dalam hal ini, para jihadis mungkin berpikir bahwa mereka berjuang untuk Islam. Tetapi jika Anda melihat lebih dekat, niscaya Anda menemukan bahwa mereka penyebab musuh [Islam] mengalami kemajuan.”
Dr Morrow menunjukkan bahwa banyak perilaku ISIS yang terang-terangan tidak islami. Dia mengatakan bahwa para teroris ISIS merekam diri mereka sendiri saat melakukan kejahatan perang yang dilarang oleh Islam, “Mereka sangat bangga melakukan kekejaman. Mereka mem-filmkan [kekejaman] itu. Mereka lantas meng-upload ke internet, dan mereka memiliki situs web sendiri. ”
Dr Morrow mengomentari video terkenal menunjukkan seorang teroris Takfiri memakan hati seorang tentara yang telah meninggal. “Inilah yang dilakukan Hindun. Anda [Takfiri] tidak mengikuti para sahabat, Anda tidak mengikuti Nabi. Anda mengikuti [perilaku] orang musyrik yang memerangi Nabi — jika Anda menyiksa mayat.”
“Dan ada video lain, seorang muslimah miskin yang dicekik sampai mati. Maksudku, mereka yang berkerumun diantara pencekik itu, meneriakan Allahu Akbar.”
Lalu, teroris ISIS baru-baru ini juga memposting video di internet untuk menunjukkan bahwa mereka telah membunuh 1.700 tentara Irak yang ditangkap. Mereka juga dilaporkan menewaskan puluhan Imam Sunni yang menolak untuk bersumpah setia kepada ISIS. Dan mereka membunuh Muslim Syiah tanpa pandang bulu.
Jika teroris adalah Muslim Sunni, mengapa mereka secara sistematis melanggar prinsip-prinsip Islam Sunni?
Bahkan, ISIS tampaknya jauh nilai-nilai Islam Sunni. Jenis “Islam” yang usung oleh Takfiri ISIS merupakan Islam versi ekstrem dari ideologi Salafi-Wahhabi. Orang-orang ini menolak lima mazhab besar Islam (aliran pemikiran) termasuk mazhab Sunni yang empat. Jika Anda menolak semua empat mazhab Sunni, bagaimana Anda dapat menyebut diri Sunni?
Bahkan, Salafi-Wahhabi ekstrem, termasuk ultra-ekstrim seperti ISIS, telah merusak kemuliaan Islam seperti yang telah ada selama empat belas abad. Dengan membuang prinsip-prinsip mazhab dalam Islam, dan melangkah di luar Islam seperti yang biasa dipahami, mereka telah memasuki wilayah yang sangat berbahaya. Yang mana mereka merasa bahwa hanya mereka yang bisa membuat suatu aturan.
Jadi mereka membuat aturan seperti, “Tidak apa-apa untuk memperkosa wanita Kristen dan Syiah. Tidak apa-apa untuk makan organ dalam musuh yang telah mati. Tidak apa-apa untuk menikah atas nama ‘jihad nikah ‘ untuk melakukan hubungan seks dan menceraikan mereka setelah 30 menit. Tidak apa-apa untuk menyalib orang-orang Kristen. Tidak apa-apa mencekik wanita sampai mati. Tidak apa-apa melakukan pembunuhan massal pada warga sipil. Tidak apa-apa mengeksekusi tawanan perang secara massal.” Tidak ada orang Sunni dalam sejarah yang mengakui [teroris] ini sebagai Islam Sunni.
Zaid Hamid, seorang Muslim Sunni yang menjadi analis bidang pertahanan dari Pakistan, mengungkapkan bahwa ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya, tidak terkait dengan Sunni, tapi mereka adalah Khawarij pelaku bid’ah yang melayani agenda plot anti-Islam. Khawarij adalah kelompok ultra-radikal yang menolak sejak awal baik Sunni dan Syiah.
Hamid berpendapat bahwa kelompok-kelompok ultra-radikal mendestabilisasi Pakistan, Suriah dan Irak memang telah melangkah di luar rambu-rambu Islam, dan memerangi Islam dan umat Islam demi Zionisme dan imperialisme.
Tapi bukankah banyak Muslim Sunni di Irak mendukung ISIS?
Ya dan tidak. Memang benar bahwa beberapa orang Irak biasa dari latar belakang Sunni telah bergabung melakukan pemberontakan bersama ISIS di Irak. Terutama, kelompok pro-Saddam. Jadi, mereka tidak berorientasi pada Muslim Sunni. Saddam Hussein, tentu saja, adalah seorang sekuler radikal yang mengidolakan Stalin dan Hitler.
Partai Ba’ath ala Saddam adalah sebuah partai yang anti-agama dan pro-sekuler, terbukti dengan kebencian Saddam pada kebangkitan Islam — begitu ekstrim – ia memerangi Republik Islam Iran yang baru berdiri dibawah pimpinan Ayatollah Khomeini – dengan tujuan mencegah kembali lahirnya kekuatan Islam. Jadi, menyebut para pendukung Saddam Hussein yang bergabung dengan ISIS dengan predikat “Sunni” adalah hal yang menyesatkan. Pasukan Saddam, seperti halnya ISIS, menentang Islam baik Sunni maupun Syiah tradisional.
Sunni adalah “orang-orang yang mengikuti tradisi Nabi dan para sahabatnya (ahl as-sunnah wa l-jamaah)”. Memakan hati musuh yang telah mati bukan bagian dari tradisi Nabi, dan itu adalah tradisi musuh Nabi. Perilaku seperti itu jelas tidak benarkan oleh komunitas Muslim.
Tradisi Nabi Muhammad Saw adalah salah bertoleransi, saling menghormati, dan membina hubungan diantara orang-orang dari suku dan agama yang berbeda. Komunitas Muslim asli, tercermin dalam Piagam Madinah, yang mana umat Kristen, Yahudi dan Muslim hidup bersama dan berbagi kekuasaan dan kewajiban secara adil.
Tradisi lainnya, berpegang pada musyawarah/ dialog, dan menjadikan kekerasan sebagai pilihan terakhir. Nabi Muhammad Saw dan keluarga beserta sahabatnya melakukan dakwah damai selama 12 tahun, meskipun mereka mendapatkan penyiksaan yang kejam, hingga akhirnya Allah “mengizinkan” mereka untuk melakukan perlawanan.
Tradisi Nabi Saw, begitu menghormati ilmu pengetahuan sehingga diibaratkan, “Tinta [tulisannya] seorang yang berilmu lebih berharga daripada darah seorang syuhada.”
Lima mazhab Islam, baik empat mazhab Sunni dan madzhab Syiah Ja’fari – merupakan pengejawantahan Islam. Semua Muslim Sunni sangat menghormati Imam Ja’far al-Shadiq, Imamnya mazhab Syiah. Sehingga, para teroris yang menolak, dan ingin membunuh semua orang yang tidak sepaham dengan mereka, jauh di luar normatif Islam Sunni.
Jadi mengapa media mainstream Barat memberikan label “anti-Sunni”, atau kelompok anti-Syiah seperti ISIS sebagai “Sunni”?
Mungkin faktornya adalah kemalasan. Sejak ISIS terang-terangan menunjukkan kebenciannya secara khusus terhadap Muslim Syiah, cara paling sederhana untuk menggambarkan pertikaian tersebut sebagai konflik Sunni vs Syiah. Dengan ini, media tidak perlu menjelaskan secara rinci apa yang sebenarnya terjadi.
Tetapi, mungkin saja media sengaja memberikan informasi yang salah saat melaporkan situasi. Para neokonservatif ekstrim Zionis meluncurkan invasi AS ke Irak, yang bertujuan untuk memecah negara tersebut, dan [memecah] Timur Tengah secara keseluruhan, dengan menghasut perselisihan etnis dan sektarian. Konflik Sunni vs Syiah sengaja diciptakan dan disebarkan oleh penjajah melalui gelombang operasi bendera palsu terorisme. Mungkin corong media mereka memang “bertugas” memperkeruhnya.
Dalam kasus apapun, sesungguhnya Muslim Sunni di dunia sedang difitnah setiap kali media menyebut ISIS sebagai “Sunni.” Sudah saatnya Muslim Sunni menolak pembunuhan karakter atas keyakinan mereka. Mungkin Muslim Sunni harus mengajukan gugatan terhadap media yang menyebarkan fitnah ini. [Diterjemahkan dari tulisan Kevin Barret di Press TV] Sumber :
http://liputanislam.com/analisis/dan-kini-muslim-sunni-pun-difitnah/
Cacing Panas Pendukung ISIS
Islam Times- Publik Indonesia makin terbuka dan paham mencari informasi tentang Syiah dan tentang siapa sesungguhnya musuh sejati Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Publik juga paham bahwa kajian MUI Jatim dan PWNU Jatim tentang Syiah hanya merujuk pada karya-karya Ahmad bin Zein Alkaff dan buletin-buletin Yayasan Albayyinaat yang dipimpinnya.
|
Ahmad Zein Alkaf dan Bos Wahabi (Foto dokumen Islam Times)
Belingsatan, kelabakan, senewen dan pusing tujuh keliling. Itulah para pendukung ISIS di Indonesia. Seperti banteng yang tertusuk, mereka berjibaku menyeruduk ke semua penjuru. Bagaimana bisa tiba-tiba ada konsensus untuk melawan ISIS dari Sabang sampai Merauke? Bagaimana bisa orang mulai melupakan ‘kaum kafir’ Syiah? Bagaimana bisa mendadak kini mereka yang justru jadi tertuduh, terpojok dan harus sibuk membela diri di hadapan aparat hukum dan masyarakat yang jengah dengan cheerleaders kebiadaan ISIS di Suriah dan Irak?
Dan di antara yang paling tergopoh-gopoh menyaksikan konsensus nasional anti ISIS itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ahmad bin Zein Alkaff (AZA)—pria bangkotan yang pernah kita perkenalkan di sini beberapa pekan lalu. Tak ada cara lain baginya sekarang kecuali memutar jarum jam dan mengembalikan Syiah sebagai ‘musuh bersama’. Tapi AZA nampaknya harus bersedih. Nasi sudah menjadi bubur. Banyak orang sudah menelusuri kebohongan, fitnah, tipu muslihat dan lidah beracun AZA dan konco-konconya. Tali dusta yang digenggam AZA dan saudara-saudarnya memang terlalu pendek dan mudah retas.
Publik Indonesia makin terbuka dan paham mencari informasi tentang Syiah dan tentang siapa sesungguhnya musuh sejati Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Publik juga paham bahwa kajian MUI Jatim dan PWNU Jatim tentang Syiah hanya merujuk pada karya-karya Ahmad bin Zein Alkaff dan buletin-buletin Yayasan Albayyinaat yang dipimpinnya.
Padahal, seperti telah kita ekspos pada tulisan sebelumnya, pria paling getol melawan Syiah ini hanya lulusan Sekolah Dasar dan tidak mampu berbahasa Arab - blas.
Pertanyaannya: apakah isi buku-buku yang dirujuknya dalam bahasa Arab itu bukan hasil rekaan kepalanya sendiri?
Apakah mungkin seorang lulusan SD dapat membuat sekian banyak buku tentang sebuah aliran dan mazhab dalam Islam yang telah melahirkan ratusan ribu karya dalam semua ilmu, termasuk filsafat?
Bahkan, mana bisa karya-karya seorang AZA dijadikan referensi utama menelaah mazhab yang mampu melahirkan revolusi Islam terbesar sepanjang abad 20 dan melahirkan Republik Islam yang paling layak hidup dan stabil di Timur Tengah?
Sudah barang tentu publik paham bahwa Syiah tidak pernah terlibat aksi makar, separatisme, korupsi, dan sejenisnya. Publik juga sadar bahwa musuh terbesar bangsa dan negara sekarang ini adalah intoleransi, sikap menafikan yang lain, menyesatkan dan mengkafirkan yang lain untuk menolak hak hidup dan membungkam kebebasan berbicara, berpendapat dan berkeyakinan bagi yang lain. Dan sikap ini ada pada ISIS dan semua kalangan yang mengkafirkan Syiah atau —sebutlah— agen ISIS yang sedang ‘dinas luar’.
Untuk itu, AZA, sebagaimana dikutip oleh Republika (26/08/2014), langsung memobilisasi Aliansi Nasional Anti Syiah (ANAS). Organisasi penyembur lidah intoleransi yang digagasnya bersama Abu Jibril, Bachtiar Nasir, Athian Ali, Safiuddin Gersempal dan sekelasnya itu menyatakan bahwa Syiah lebih berbahaya daripada ISIS. “Aliran sesat Syiah lebih berbahaya dari ISIS karena penganutnya keluar dari syari'ah Islam dan Syiah didukung oleh satu negara kaya yaitu Iran," tutur AZA.
ANAS, menurut berita, menuntut MUI untuk ‘berani’ berbicara kebenaran. Apalagi, menurut lembaga jadi-jadian ini, ‘kesesatan Syiah ini sudah difatwakan ulama di seluruh dunia’. "Hanya MUI saja yang belum berani menyatakan Syiah sesat," katanya.
Tidak hanya itu. Sekondan AZA dari ANAS, eks perwira intelijen Herman Ibrahim, dalam orasinya di depan Ketua MUI, Ma’ruf Amin, menjustifikasi keberadaan ISIS dengan menyatakan bahwa ISIS lahir akibat keberadaan Syiah di Irak. Herman – dan juga Ma’ruf yang kerap offside berdiri di belakang penceramah-penceramah radikal – rupanya tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa Syiah di Irak itu telah berumur 1400 tahun, jauh sebelum ISIS dan kakek Herman mengenal Islam.
Tapi begitulah kenyataannya. Bagi para pembela ISIS, Syiah adalah musuh bersama. Kehadiran Syiah di Indonesia berarti karamnya angan-angan mereka mendirikan ilusi khilafah di atas prinsip intoleransi dan penafian yang lain. Syiah adalah tafsir Islam yang bertolak belakang dengan tafsir Islam versi ISIS dan saudara-saudaranya. AZA dan kaum intolen yang hidup dengan kebencian, kebohongan, irasionalitas dan absurditas tak mungkin bisa hidup lama dalam habitat yang di dalamnya ada Syiah. Mau tak mau, suka tak suka, mereka bersikukuh mati-matian melawan Syiah karena mereka memahami dirinya akan segera karam . (Islam Times / http://www.islamtimes.org/vdchiqnkv23nvid.yrt2.html)
AZA, "Habib" Pendukung Takfiri ISIS
Islam Times- “Kami Front Anti Aliran Sesat (FAAS) siap menghancurkan Syiah di Indonesia tanpa bantuan ISIS. Sebab Syiah lebih bahaya dari ISIS,” ujar Habib Achmad bin Zein Al-Kaff kepada Kiblat.net, Selasa (5/8) malam.
|
Di tengah gencarnya perhatian dan keprihatinan masyarakat dan pemerintah Indonesia atas keberadaan Islamic State (sebelumnya disebut ISIS), Ahmad bin Zein Alkaf (AZA) justru melontarkan ocehan yang berbeda. AZA, pejabat teras MUI Jawa Timur dan Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur, menyatakan bahwa keberadaan Syiah lebih berbahaya daripada ISIS di Indonesia. “Kami Front Anti Aliran Sesat (FAAS) siap menghancurkan Syiah di Indonesia tanpa bantuan ISIS. Sebab Syiah lebih bahaya dari ISIS,” ujar Habib Achmad bin Zein Al-Kaff kepada Kiblat.net, Selasa (5/8) malam.
Bagi AZA, masih ada sederet ‘aliran-aliran sesat’ yang lebih patut dicemaskan. Dia mencontohkan Syiah, Jaringan Islam Liberal, dan Ahmadiyah. “Aliran-aliran sesat tumbuh subur di Indonesia karena pemerintah tidak tegas, tapi ISIS lebih mudah dideteksi karena gerakannya jelas, berbeda dengan aliran sesat yang bersifat menyusup memiliki misi dan kekuatan finansial yang cukup besar.”
Menariknya, pernyataan AZAyang terkesan mendukung ISIS itu muncul berbarengan dengan pernyataan ‘saudara kandungnya’ dalam soal demonisasi Syiah: Abu Jibril, bos besar Majelis Mujahidin Indonesia.
Nah, pertanyaan yang segera timbul dalam benak kita adalah sebagai berikut: Bagaimana bisa seorang yang mengaku sebagai habib, menjadi pengurus di NU dan bertahun-tahun ikut mengurus makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, bisa memiliki pandangan yang serupa dengan Abu Jibril yang, notabene, beraliran Wahabi, anti maulid, tahlil, dan menganggap ziarah kubur sebagai syirik? Apa rahasia dari hubungan mematikan ini?
Sebelum memecahkan teka-teki di atas, ada baiknya kita beberkan sekilas saja latarbelakang AZA. Lahir dari keluarga miskin keturunan Arab yang bekerja sebagai pengurus Makam Maulana Malik Ibrahim, AZA sejak kecil memang hidup dalam kekerasan emosional, verbal dan fisik yang serius. Sekolahnya yang hanya sampai SD menunjukkan apa yang dialaminya di masa kecilnya hingga beranjak dewasa. Sejak dini dia telah bekerja sebagai buruh yang semuanya tidak membutuhkan pada keterampilan apapun.
Sepeninggal ayahnya, beberapa warga negara Indonesia keturunan Arab di Gresik memutuskan untuk menyerahkan manajemen Makam Maulana Malik Ibrahih kepada AZA muda. Tapi, kebiasaan buruknya menyelewengkan dana sumbangan menyebabkan banyak orang memprotes dan mencurigai AZA. Salah satunya adalah almarhum ‘AS’. Terkait dengan urusan manajemen Makam ini pula yang akhirnya membuat AZA terusir dari Gresik secara tidak hormat, setelah bertengkar keras dengan tokoh habib yang dituakan di sana.
Informasi soal mismanajemen akut Makam Maulana Malik Ibrahim bisa digali dari banyak sumber di kalangan keturunan Arab di Gresik. Skandal ini bukan berita baru dan telah menjadi rahasia umum. Bahkan, dengan sedikit usaha investigasi, kita bisa menemukan seabrek informasi soal perilaku korup AZA sejak usia muda dari banyak orang Arab yang tinggal di Gresik.
Gagal membangun karir yang terhormat di Gresik mengantarkan AZA ke Surabaya. Di sini peruntungannya juga tidak berubah. Agresifitasnya dalam berbisnis membawanya pada tumpukan hutang. Jika Anda kebetulan ke Surabaya, mampirlah sejenak ke daerah Sunan Ampel dan mulailah gali sisi lain dari AZA. Di sana Anda akan menemukan banyak informasi miring seputar sosok ini.
Tiba-tiba, revolusi Islam Iran meletus. AZA seperti menemukan kesempatan emas mengubah nasib dan keturunannya. Mulailah dia berhubungan dengan sejumlah pihak yang berujung pada seorang donatur kuat Wahabi yang punya bisnis di Arab Saudi. Sejak itu, kehidupan AZA berubah, demikian pula seluruh misi hidupnya.
Tidak ada bukti konkret bahwa AZA ini telah menjadi agen dari kepentingan asing. Tapi sikap dan perbuatannya menunjukkan dia sama sekali tidak memiliki kepentingan dengan bangsa dan negara Indonesia. Kegigihannya memprovokasi, menghasut, bahkan sampai merencanakan aksi kejahatan atas minoritas Syiah di Indonesia memperlihatkan bahwa dia bekerja untuk kepentingan yang tidak nasionalis.
Sumber-sumber menyatakan bahwa AZA berada di lokasi penyerangan, pembakaran dan penghancuran rumah-rumah komunitas Syiah di Omben dan Karang Gayam pada saat kejadian berlangsung. Tapi dia berhasil lolos karena kemampuannya berkelit dan penghormatan aparat atas penampilannya sebagai habib. Padahal, jika aparat mau sedikit mengabaikan tampilan luarnya, maka mereka akan menemukan siapa sosok di balik baju takwa, kopiah putih dan sarung itu: provokator di masa kini dan koruptor di masa lalu.
Dengan latarbelakang seperti ini, maka kita tidak perlu heran dengan pernyataannya yang meremehkan fenomena ISIS di Indonesia. Sikapnya sejalan belaka dengan kepentingannya menjaga kucuran dana proyek anti Syiah dari seberang. Bagi AZA, perhatian publik dan pemerintah pada IS/ISIS akan menghilangkan periuk nasinya. Tanpa isu Syiah, AZA akan kembali menjadi lulusan SD yang kesulitan mencari nafkah bagi diri dan keluarganya. Tanpa ujaran-ujaran kebencian yang senantiasa keluar dari mulutnya, AZA akan susut menjadi bukan siapa-siapa. Atau bahkan lebih parah, tanpa semua ujaran kebencian itu, AZA akan dikejar-kejar banyak orang untuk mempertanggungjawabkan berbagai kasus menyangkut perilaku korupnya selama mengurus Makam Maulana Malik Ibrahim dan sejumlah kasus hutang piutang yang menjeratnya.
Sayangnya, sampai sejauh ini, aparat keamanan terus menerus mengabaikan aduan tentang AZA. Dia menjadi penting atau dipentingkan karena dianggap sebagai “habib” yang mengerti Syiah. Padahal, semua yang dekat dengan dia tahu persis bahwa “habib” AZA tidak bisa membaca teks bahasa Arab dengan benar. Lha bagaimana bisa dia membaca dan menerjemahkan buku-buku Syiah yang berbahasa Arab?! Wallahu a’alam. (Islam Times/http://www.islamtimes.org/vdcbzsba5rhbg8p.qnur.html)
Emir ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi atau al-Syuhyuni?
Islam Times- Yang menarik dicatat ihwal serangan kali ini ialah kian terangnya hubungan zionis dengan kelompok-kelompok teroris takfiri di kawasan. Tentu saja pendapat ini bakal diputarbalikkan oleh fanboy ISIS. Bagi mereka, Israel menyerang Gaza justru lantaran panik menyaksikan deklarasi Khilafah Islam oleh Abu Bakr Al-Baghdadi alian Amirul Mukminin Ibrahim.
|
Rezim zionis Israel kembali menyerang Gaza. Dalam beberapa jam saja sudah tidak kurang dari 50 warga Gaza yang gugur. Menurut versi Israel, casus belli serangan ini adalah kematian 3 pemukim Yahudi pekan lalu. Tapi, benarkah demikian? Jawabannya jelas tidak. Publik zionis pun paham bahwa para politisi Israel paling tidak bisa dipercaya. Sampai-sampai sebuah survei menyebutkan bahwa publik Israel lebih percaya musuh terbesarnya, Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nashrallah, ketimbang pemimpin-pemimpin mereka sendiri.
Nah, apa sebenarnya casus belli serangan zionis ke Gaza? Jawabannya: Israel ingin menunjukkan taringnya di tengah merosotnya kans kejatuhan Assad, ketakmampuan sekutu-sekutunya mengubah peta geopolitik dan pudarnya ancaman ISIS atas Hizbullah—musuh zionis paling gahar. Di samping itu, PM Netanyahu ingin menunjukkan bahwa apapun yang terjadi di kawasan, Israel tetap yang terkuat. Tapi, agaknya target itu jauh panggang dari api, karena kian keras usaha zionis menunjukkan gigi kian terlihat bahwa ia kini tak ubahnya macan ompong.
Yang menarik dicatat ihwal serangan kali ini ialah kian terangnya hubungan zionis dengan kelompok-kelompok teroris takfiri di kawasan. Tentu saja pendapat ini bakal diputarbalikkan oleh fanboy ISIS. Bagi mereka, Israel menyerang Gaza justru lantaran panik menyaksikan deklarasi Khilafah Islam oleh Abu Bakr Al-Baghdadi alian Amirul Mukminin Ibrahim.
Tetapi, benarkah Israel panik pada deklarasi khilafah Al-Baghdadi? Atau sebaliknya, Israel senang dan berbesar hati atas deklarasi khilafah ini? Mari kita kemukakan fakta-fakta berikut. Pertama, ISIS dan kelompok-kelompok teror takfiri serupa lainnya hampir tidak pernah melakukan kerusakan dan mengobarkan perang kecuali di tengah-tengah umat Islam dan di negara-negara umat Islam, entah itu yang berpenduduk mayoritas Syiah seperti Irak maupun yang berpenduduk mayoritas Sunni seperti Suriah, Yaman, Afghanistan, Nigeria, Somalia dan sebagainya.
Dari sini timbul pertanyaan: jenis senjata apa dan milik siapa ISIS dan kelompok-kelompok takfiri ini? Bila mereka sebenarnya—seperti klaim mereka sendiri—adalah jundullah (tentara Allah), maka mengapa mereka justru tampak nyata hanya keras saat menghadapi Muslimin dan hanya mampu menumpahkan darah umat ini? Mengapa kita tidak mendengar kegagahan serupa mereka saat menghadapi AS di Afghanistan, di Irak, dan terlebih lagi Israel yang sama sekali tidak pernah mereka perangi?
Tidak hanya itu. Tanpa sungkan dan tedeng aling-aling, Israel membantu, menyelamatkan dan merawat para pemberontak ISIS dan Jabhat An-Nusro saat bertempur melawan Tentara Arab Suriah di perbatasan dengan Israel di wilayah Qunaitirah. Ya, kelompok teroris takfiri ini menyerang Tentara Suriah yang berada di tanah Suriah dari wilayah Suriah yang diduduki Israel. Anda tidak salah baca karena memang itulah yang terjadi. Tentu saja dalih yang mereka kemukakan saat digugat soal fakta ini tak lain adalah sebagai berikut: kami tidak bisa membebaskan Palestina kecuali dengan membebaskan Suriah, karena pembebasan Palestina melewati Suriah. Sekalipun sebenarnya mereka sudah sampai di wilayah Suriah yang dijajah Israel.
Itu baru separuh cerita. Separuhnya lagi adalah fakta kedua yang membuktikan keterikatan kepentingan dan koordinasi strategis antara kelompok-kelompok teroris takfiri ini dengan Israel. Faktanya, baik Israel dan kelompokj-kelompok
” Tapi, angan-angan tinggallah angan-angan. Hingga puncaknya timbul satir di kalangan pengamat Arab seperti ini: jika Anda ingin masyarakat Arab melawan Israel dengan sungguh-sungguh, maka yakinkanlah mereka bahwa Israel adalah Syiah/rafidhoh. Hanya dengan cara ini mereka akan mengerahkan segala kemampuan untuk memerangi Israel. Dan bukan mustahil melupakan orang-orang Syiah yang sebenarnya untuk selamanya. “
takfiri ini memiliki musuh yang sama: Iran, Hizbullah, Suriah, dan Al-Houtsi di Yaman. Hanya saja, Israel memilih menyebut mereka dengan nama-nama resmi yang dikenal oleh Barat sementara ISIS dan sebangsanya menyebut mereka dengan labelisasi sektarian seperti Syiah Nushariyyah, Rawafidh, Safawi dan sebagainya. Ujung-ujungnya, zionis dan takfiri punya sosok, kriteria dan sifat musuh yang sama, yakni yang gigih melawan hegemoni zionis dan AS di kawasan.
Media zionis dan takfiri dalam 3 tahun pasca meletusnya pemberontakan bersenjata di Suriah sama-sama fokus menciptakan musuh baru bagi publik Arab dan Muslim: kaum Syiah. Akibatnya, kini di mata banyak masyarakat Arab Syiah dan zionis sama-sama berbahaya, bahkan lebih berbahaya daripada zionis. Pertanyaannya, terlepas dari benar-salahnya asumsi ini, hasil akhir apa yang ingin dicapai dengan memusuhi dan memerangi Syiah di kawasan dan di dunia Islam? Membantai, menghabisi dan memunahkan mereka? Apakah tujuan bodoh itu mungkin tercapai? Bagaimana caranya? Ataukah tujuan itu mustahil tercapai karena Syiah ada di mana-mana dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Islam dan Timur Tengah modern? Orang yang paham Timur Tengah akan sepenuhnya yakin bahwa Syiah tidak akan bisa dipunahkan. Yang bakal terjadi hanyalah pertumpahan darah tanpa tujuan, arah dan tidak ada batasnya. Destruksi total yang konstan tanpa hasil yang jelas dan terukur.
Dari sudut pandang strategis zionis, yang paling penting ialah alpanya rakyat Palestina, publik Arab dan umat Muslim secara umum terhadap tanggungjawab moral dan agama mereka untuk melawan penjajah yang sebenarnya, yakni Israel. Israel dan di belakang AS yakin bahwa taktik memunculkan Syiah sebagai musuh Sunni paling ampuh untuk mengalihkan api kemarahan Muslimin yang berkobar pada AS sejak invasi Irak pertama tahun 1991, invasi ke Afganistan 2001, invasi Irak kedua 2003, kini dapat menyembur ke arah orang-orang Syiah, dan Iran sebagai ujung tombaknya.
Dan terbukti, sebuah ironi yang tak bisa dipungkiri bahwa ISIS dan kelompok-kelompok takfiri berhasil merekrut ribuan remaja Muslim untuk menumpahkan darah sesama penganut tauhid di negeri-negeri Muslim sendiri. Sekiranya massa sebanyak itu melakukan jihad ke Palestina dan melancarkan aksi bom bunuh diri sebanyak yang mereka lakukan di Irak dan Suriah, maka mungkin dalam waktu kurang dari setahun Israel akan sunyi senyap dari penduduk dan pemukiman akan berhenti dibangun. Haqqul yaqin imigrasi Yahudi dari Eropa dan AS ke Israel akan menyusut drastis.
Tapi, angan-angan tinggallah angan-angan. Hingga puncaknya timbul satir di kalangan pengamat Arab seperti ini: jika Anda ingin masyarakat Arab melawan Israel dengan sungguh-sungguh, maka yakinkanlah mereka bahwa Israel adalah Syiah/rafidhoh. Hanya dengan cara ini mereka akan mengerahkan segala kemampuan untuk memerangi Israel. Dan bukan mustahil melupakan orang-orang Syiah yang sebenarnya untuk selamanya.
Fakta ketiga melengkapi dua fakta di atas. Mengapa dalam ceramah pertamanya, yang seharusnya menjadi platform politik khilafah Al-Baghdadi, sang khalifah sama sekali tidak mengecam Israel? Mengapa dia tidak menyebut pembantaian dan penjajahan zionis yang telah berlangsung 66 tahun? Mengapa dia tidak berdoa secara khusus untuk perjuangan pembebasan Al-Quds dan Masjidil Aqsa—sekalipun hanya basa-basi?
Mari kita lihat sebaliknya, yakni musuh ISIS: Iran dan Hizbullah. Konstitusi Republik Islam Iran juga menekankan secara khusus soal dukungan kepada Palestina. Agaknya ini satu-satunya di dunia. Anda juga tinggal google dan temukan sendiri betapa banyak pernyataan Imam Khomeini yang membela perjuangan rakyat Palestina melawan Israel. Demikian pula pernyataan Pemimpin Spiritual Iran, Ali Khamenei dan mantan presiden Ahmadinejad. Semuanya terdokumentasi dengan baik. Yang lebih menarik ialah pernyataan Sekjen Hizbullah yang mempertautkan kesyiahan dengan dukungan kepada perjaungan Palestina, persis seperti Sukarno dulu mempertautkan keindonesiaan dengan dukungan pada perjuangan yang sama.
Sampai di sini, Anda boleh percaya dan boleh tidak. Anda tinggal kaji dan gali sendiri seluruh fakta dan data yang terpampang di sini. [Islam Times/http://www.islamtimes.org/vdcfvcdmyw6d1va.,8iw.html]
6.000 Elemen ISIS Siap Ganyang Turki, Bagaimana dengan Indonesia?
Islam Times- ISIS bahkan mendirikan sejumlah pusat-pusat keagamaan untuk merekrut orang-orang muda di Istanbul, Gungoren, Bagcilar dan Fatih, yang dikenal sebagai daerah konservatif.
|
Takfiri ISIS siap ganyang Turki
Lebih dari 6.000 warga Turki bergabung dengan kelompok jaringan Takfiri ISIS yang sebagian dari mereka tidak terlibat dalam perang, dan kembali ke Turki setelah merampungkan latihan selama dua bulan, demikian menurut mantan militan ISIS asli Turki.
Mantan militan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya dan hanya memberikan inisial A.C itu adalah seorang wakil komandan ISIS dan bertanggung jawab penuh atas perbatasan Turki.
ISIS aktif dalam berbagai perang sipil dan mengontrol wilayah Suriah di sepanjang perbatasan Turki. Kelompok ini juga sebelumnya diakui oleh komando pusat al-Qaeda sebelum terjadi betrokan dan pembunuhan antara anggota Front al-Nusra yang merupakan sayap resmi al-Qaeda di Suriah. A.C berbicara mengenai hal itu kepada surat kabar Today Zaman pada Selasa (08/07/14), dari rumah keluarganya di provinsi selatan Hatay. Dia memulai berbicara mengenai hal yang mendorongnya untuk meninggalkan desa kecil di Hatay untuk pergi ke Suriah dan bergabung bersama elemen-elemen Takfiri ISIS.
Berbicara dengan antusias mengenai bentrokan di mana ia sendiri berpartisipasi di Suriah, A.C mengatakan apa yang paling mengejutkannya tentang ISIS adalah berbagai etnis orang bergabung dalam sebuah organisasi bernama ISIS.
"Ada seorang wanita petempur dari Mesir yang telah meninggalkan suaminya untuk bergabung dengan organisasi. Dia punya dua anak. Ada juga prajurit-prajurit dari Amerika Serikat, Jerman dan banyak negara-negara Eropa. Sebagian besar dari mereka tahu beberapa bahasa. Ada juga beberapa prajurit berasal dari Mesir dan Suriah," katanya.
Laporan intelijen Turki sebelumnya menunjukkan, banyak para militan asing itu berasal dari berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Perancis, Inggris dan Jerman di samping Turki. Mereka menyeberang ke Suriah dari Turki untuk bergabung dengan ISIS dan berbagai kelompok teroris lainnya di wilayah tersebut. Menurut laporan media setempat, mereka dengan keahliannya dapat dengan mudah melintasi perbatasan Turki-Suriah di provinsi perbatasan Sanliurfa, Kilis, Gaziantep dan Hatay dengan bantuan penyelundup ilegal.
Militansi ISIS
Menurut A.C, lebih dari 23.000 militan ISIS di Suriah dan 17.000 dari mereka bersumpah melindungi organisasi sampai mereka mati. "Ribuan warga Turki bergabung bersama ISIS. Saya sudah berbicara dengan ratusan dari mereka. Saya pikir 5-6,000 prajurit Turki juga pergi ke Suriah. Saya membantu kelompok Mujahiddin Turki (militan fundamentalis Islam) untuk menyeberangi perbatasan, "katanya.
Menurut sumber media, ISIS berfokus pada upaya-upaya perekrutan warga Turki dari Istanbul dan menargetkan pemuda berpenghasilan rendah, biasanya kisaran usia 18 dan 25, yang memiliki masalah keluarga. ISIS bahkan mendirikan sejumlah pusat-pusat keagamaan untuk merekrut orang-orang muda di Istanbul, Gungoren, Bagcilar dan Fatih, yang dikenal sebagai daerah konservatif.
A.C juga mencerikan bahwa dirinya bertempur untuk ISIS di Damaskus, komandannya adalah mantan tentara AS yang bertempur di Afghanistan dan masuk Islam ketika ia berperang melawan Taliban di sana.
"Dia datang ke Suriah untuk [tujuan] jihad. Kami sangat menghormatinya. Ia telah memimpin berbagai bentrokan di berbagai tempat. Dia adalah seorang Mujahid yang sejati," kata A.C.
Sejak dirinya bertempur bersama ISIS, A.C telah menyaksikan berbagai bentuk kejahatan dan eksekusi massal yang dilakukan oleh ISIS. Salah satu eksekusi yang tidak bisa dia lupakan adalah eksekusi seorang anak berumur 16 tahun yang dituduh sebagai mata-mata yang menyebabkan tewasnya ratusan militan ISIS.
"Dia diadili dan mengaku melakukan pelanggaran itu. Saya katakan kepadanya untuk meminta ampunan kepada Tuhan. Saya menuntun dia untuk berwudhu dan kemudian dia berdoa. Empat hari berlalu. Kemudian, pengadilan Islam menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Saya pergi untuk menghampirinya dan mengatakan ia akan dieksekusi.
Militan Turki yang dilatih oleh ISIS di Suriah beroperasi di sejumlah yayasan Islam dan asosiasi di Turki. Dengan kedok menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan dengan tujuan menarik anggota baru dalam organisasi. Mereka sangat aktif bergerak berkunjung ke berbagai pelosok desa-desa dekat Laut Hitam, Laut Tengah dan Tenggara untuk meyakinkan orang-orang muda di sana untuk bergabung dengan ISIS. Para keluarga yang anak-anaknya bergabung dengan ISIS merasa ketakutan, harus tetap diam atau akan dibunuh.
Sebuah keluarga di Bitlis kepada Today Zaman dengan kondisi anonimitas mengatakan, satu-satunya hal yang mereka inginkan dari negara adalah memungkinkan kembalinya anak-anak mereka dan berharap anak-anaknya tidak akan dibunuh oleh sesama anggota ISIS.
Kasus yang sama terjadi di tanah air, nampak sekali ISIS sengaja dikembangbiakkan oleh oknum-oknum tertentu dalam lingkaran pemerintah untuk menciptakan kasus Suriah dan Irak di Republik Indonesia. Dalam berbagai kesempatan ISIS Indonesia unjuk kekuatan dan menantang tentara Republik Indonesia. [IT/Onh/Ass/http://www.islamtimes.org/vdcb5wbf0rhb98p.qnur.html]
Gerakan Takfiri Internasional |
KH. Alawi Nurul Alam Al Bantani: Arab Saudi Sponsor Utama Wahabi Indonesia
Islam Times- “Tiga bulan kemarin, saat rapat di PBNU, saya ketahui bahwa jumlah untuk menghadapi pemilu dan mewahabikan Indonesia itu mencapai angka 500 Miliar. Tapi berselang dua minggu kemudian, ternyata sudah berubah menjadi 1,2 atau 1,3 Triliun untuk satu Provinsi,” ungkapnya.
|
NU, KH. Alawi Nurul Alam Al Bantani (ABI Press)
Menyikapi fenomena meningkatnya gerakan takfiri (kelompok pengkafir; gemar mengkafirkan kelompok lain) akhir-akhir ini, ABI Press mewawancarai seorang tokoh NU, KH. Alawi Nurul Alam Al Bantani. Dia adalah salah seorang pengurus Tim Aswaja Center Lembaga Takmir Masjid Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (LTM) PBNU. Dari informasi yang kami dapat, tokoh muda NU yang satu ini memang mendapat mandat khusus dari PBNU untuk mengurusi hal-hal terkait permasalahan aktual Islam di Indonesia. Sebab itu ABI Press merasa tepat meminta pandangannya soal maraknya gerakan radikal dan aksi-aksi intoleransi di negeri kita.
“PBNU merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia, bahkan dunia,” tuturnya mengawali perbincangan dengan kami.
Kami tanyakan, apakah terkait meningkatnya gerakan kelompok radikal ini, memang ada peran dari luar?
“Ya, jelas,” tegas KH. Alawi lalu menambahkan, bahwa ajaran suka memecah-belah ini sebenarnya berasal dari Yahudi. “Karena Islam tidak mengajarkan itu. Ajaran Yahudi itulah yang kemudian diaplikasikan oleh Arab Saudi.”
Apa buktinya kalau Saudi justru lebih mementingkan agenda Yahudi daripada menjalankan apa yang diajarkan Islam?
“Makanya, coba lihat apakah Arab Saudi secara serius terus membantu perjuangan kaum muslimin di Palestina? Ya, nggak pernah! Tapi apakah Saudi memberikan bantuan kepada Yahudi atau Israel? Banyak bener bantuan yang telah diberikan!” tegasnya.
KH. Alawi juga menjelaskan bahwa para alumni dari luar yang pernah kuliah di universitas-universitas yang berada di Mekah dan Madinah juga mendapat banyak sumbangan saat mereka kembali ke negara masing-masing. Hal itu dilakukan demi melancarkan upaya penyebaran paham Wahabi yang dimotori negara minyak itu.
Tak hanya itu, lebih memprihatinkan lagi, menurut KH. Alawi, dana Saudi juga masuk ke Indonesia dalam jumlah besar untuk menghadapi pemilu dan mewahabikan Indonesia.
“Tiga bulan kemarin, saat rapat di PBNU, saya ketahui bahwa jumlah untuk menghadapi pemilu dan mewahabikan Indonesia itu mencapai angka 500 Miliar. Tapi berselang dua minggu kemudian, ternyata sudah berubah menjadi 1,2 atau 1,3 Triliun untuk satu Provinsi,” ungkapnya.
Apakah benar-benar ada data valid tentang itu?
“Semua datanya ada di PBNU dan PWNU, tapi saya nggak bisa kasih. Data penting itu mahal harganya,” seloroh KH. Alawi lalu menjelaskan bahwa dana-dana Saudi yang masuk ke Indonesia itu digunakan untuk membangun masjid-masjid, travel umrah, rumah zakat dan sebagainya.
“Bahkan di PBNU, kita juga punya data tentang salah seorang pejabat di Jawa Barat yang menggunakan 5 Miliar dana Zakat untuk kampanye,” tambahnya.
Terkait data yang disampaikannya, bagaimana seandainya ada pihak yang tidak terima dan ingin menuntut? KH. Alawi menanggapinya dengan enteng.
“Kalau mau jatuh tahun ini ya silakan saja menuntut. Kita tinggal undang wartawan, diumumkan dan baca datanya,” pungkas KH. Alawi mantap. [IT/ABI Press]
"Khalifah Teror" ISIS Berpengaruh pada "Jihadis" Indonesia?
Islam Times- Berkenaan dengan poin kedua, jumlah pendukung ISIS di Indonesia telah meningkat secara nyata. "Termasuk di antaranya, kelompok-kelompok jihad yang ada dan para pendukungnya serta kaum radikal non-kekerasan," imbuh keduanya.
|
Serangan bom bunuh diri baru-baru ini di Suriah yang dilakukan militan Malaysia telah menyoroti kehadiran teroris Asia Tenggara dalam perang sipil Suriah. Demikian ungkap dua peneliti masalah kemanan nasional, Nahvat Nuraniyah dan Sulastri Osman.
"Sebanyak 15 warga Malaysia lainnya juga telah dilaporkan tewas dalam sebuah bentrokan, sementara 'jihadis' Indonesia juga disebutkan berada di antara yang tewas di Suriah dan Irak," kata keduanya. Kebanyakan mereka dilaporkan ikut memberontak bersama kawanan ekstrimis Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
"Di antara orang Indonesia yang tewas adalah alumni sejumlah sekolah berbeda yang terkait dengan Jamaah Islamiyah di Indonesia," kata Nuraniyah Osman. Analis keamanan percaya, lanjutnya, jumlah teroris Indonesia di Suriah lebih besar dari angka 56 yang diperkirakan pemerintah.
Banyak militan Indonesia percaya Suriah menjadi pusat kekhalifahan terakhir dan di mana Peperangan Akhir, atau Armageddon, melawan Dajjal, atau mesiah palsu, akan terjadi. "Berdasarkan interpretasi kawanan 'jihadis' terhadap hadis tertentu, didalihkan bahwa konflik saat ini melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad kemungkinan bukan Peperangan Akhir, namun dipastikan itu merupakan mekanisme sanksi Ilahi untuk mengenyahkan orang-orang kafir dari tanah suci," ujar Nuraniyah dan Osman.
Dengan menelan narasi itu, kawanan jihadis Indonesia yang melakukan perjalanan, atau berniat pergi, ke Suriah untuk berperang dapat dengan mudah menganggap tiket perjalanannya sekali jalan, entah tinggal atau mati di sana demi menjadi bagian dari Kemenangan Akhir. "Pemerintah mengantisipasi jika beberapa darinya kembali, mereka akan melancarkan 'jihad' bersenjata dengan keterampilan dan komitmen yang ideologis baru," kata kedua peneliti tamu pada Centre of Excellence for National Security itu.
Indonesia sah-sah saja merasa kuatir terhadap veteran Suriah, bila mengingat beberapa serangan teroris paling mengerikan di negara itu dalam dekade terakhir didalangi kawanan teroris Wahhabi yang pernah berperang di Afghanistan atau Mindanao. "Namun, perhatian yang lebih mendesak boleh dibilang adalah membengkaknya jumlah pendukung lokal terhadap kawanan teroris Suriah, terutama ISIS," Nuraniyah dan Osman mengingatkan.
"Secara lokal, 'kekhalifahan' versi ISIS yang diplokamirkan secara sepihak telah membuahkan dua hasil," imbuh keduanya. Pertama, menyuntikkan dorongan baru dalam gagasan qital tamkin, peperangan bersenjata, yang ditujukan untuk mendapatkan kontrol teritorial ketimbang hanya menyerang musuh (qital nikayah). Kedua, memberi kontribusi terhadap pertumbuhan pendukung ISIS Indonesia melebihi orang-orang yang menghuni lingkaran Wahhabi militan.
"Di titik pertama, pencaplokan sebagian wilayah Suriah dan Irak oleh ISIS lebih jauh dapat memperkuat kelangsungan hidup ISIS gaya qital tamkin di Indonesia. Qital nikayah berskala kecil telah menjadi taktik yang disukai sebagian besar sampai sekarang karena lebih mudah dilancarkan," tutur Nuraniyah dan Osman. Namun, lanjut keduanya, pendekatan, yang diusung salah satunya oleh para pelaku bom Bali dan Noordin Top, dikritik habis-habisan sebagai terlalu merusak dan tidak menghasilkan keuntungan politik atau teritorial yang besar.
"Konsekuensinya, mereka yang mengusung qital tamkin, termasuk ideolog 'jihadis' berpengaruh, Aman Abdurrahman, menggunakan 'kemenangan' ISIS untuk menunjukkan bagaimana kawanan 'jihadis' Indonesia perlu fokus pada pembangunan basis yang aman di mana syariat dapat diterapkan," papar keduanya.
Pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Abu Bakar Baashir, juga baru-baru ini menganjurkan ISIS justru dikarenakan telah telah membentuk kontrol teritorial dan kemiripan otoritas yang mengaturnya. "Ini berfungsi untuk memulihkan energi guna menciptakan tempat berlindung yang aman bagi kawanan 'jihadis'. Strategi ini telah mendukung berbagai kampanye kekerasan selama bertahun-tahun, termasuk tawaran untuk mendirikan basis militan di Aceh pada akhir 2009, juha Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Santoso yang saat ini masih diburu di Poso," papar Nuraniyah dan Osman.
Berkenaan dengan poin kedua, jumlah pendukung ISIS di Indonesia telah meningkat secara nyata. "Termasuk di antaranya, kelompok-kelompok jihad yang ada dan para pendukungnya serta kaum radikal non-kekerasan," imbuh keduanya.
MIT dan JAT merupakan di antara mereka yang telah bersumpah setia terhadap atau mendukung ISIS. Kelompok baru juga telah dibentuk untuk mendukungan ISIS secara langsung, seperti Ansharullah, yang anggotanya telah mengungkapkan niatnya secara terbuka untuk berperang di Suriah, dan Anshar al-Daulah, yang anggotanya lebih cenderung mempromosikan ISIS melalui kegiatan berbasis masyarakat, seperti amal. Simpatisan ISIS juga datang dari kelompok-kelompok advokasi pro-syariah.
"Situs pro-ISIS yang baru, kelompok Facebook dan akun Twitter, juga terus bermunculan dengan ribuan pengikut," ujar Nuraniyah dan Osman. Kendati kebanyakannya berbagi romantisme tentang kekhalifahan Islam, namun tidak semua selalu mendukung metode kekerasan kelompok itu.
"Namun, mengingat bahwa teroris seperti Abu Roban telah dilaporkan telah merekrut pelaksana baru dengan mengidentifikasi para pemandu sorak yang mendukung 'jihad' bersenjata di Facebook, para pemandu sorak online ISIS juga dapat menjadi target perekrutan," imbuh keduanya.
Singkatnya, perkembangan di Suriah dan Irak dapat menentukan arah baru bagi gerakan Wahhabi militan di Indonesia. "'khalifah' yang baru dideklarasikan sepihak itu telah memikat pendukung lokal dan menghidupkan kembali gagasan qital tamkin," kata Nuraniyah dan Osman. Perkembangan ini dapat berimplikasi di seluruh kawasan, baik dalam hal efek luapan dari politik domestik atau gerakan klandestin dari elemen kekerasan lintas-batas Asia Tenggara.
"Terdapat kebutuhan untuk memonitor secara dekat perkembangan pendukung ISIS guna membedakan mana ancaman keamanan yang kredibel dan mana ulah kurang ajar para pemandu sorak," tegas Nuraniyah dan Osman. Tanpa harus menbunyikan alarm bahaya, terutama mengingat mayoritas Muslim global menilai ISIS tidak relevan dan tidak absah, melawan legitimasi baru "khalifah" serta setiap upaya untuk menirunya dalam konteks Indonesia tetaplah penting. (IT/ST/rj)
Gerakan Anti Takfiri Global |
Tolak Baiat Emir ISIS, 12 Ulama Sunni di Mosul Diekskusi
Islam Times- ISIS membunuh 12 ulama Sunni itu di depan Masjid al-Isra di Mosul karena menolak berbaiat dan sumpah setia kepada geng teror bengis pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi, demikian media al-Iraqiya melaporkan pada Sabtu, 14/06/14.
|
Kelompok Takfiri al-Qaeda, Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengekskusi 12 ulama Sunni di kota Mosul, Irak utara.
ISIS membunuh 12 ulama Sunni itu di depan Masjid al-Isra di Mosul karena menolak berbaiat dan sumpah setia kepada geng teror bengis pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi, demikian media al-Iraqiya melaporkan pada Sabtu (14/06/14).
Dalam insiden lain, elemen-elemen Takfiri ISIS juga mengeksekusi dan memutilasi Imam Masjid Mosul, Central Mosque yang menolak tawaran ISIS untuk bergabung dengan mereka, kata ulama lokal.
Sebelumnya diberitakan, organisasi Ulama Irak Basrah dalam sebuah pernyataan menegaskan bahwa Ahlu Sunnah Irak menolak eksistensi ISIS sebagai bagian dari Sunni, dan menegaskan dukungannya kepada tentara dan integritas Irak.
Pernyataan itu diutarakan oleh Syekh Mohammad Amin, salah satu anggota organisasi ulama Sunni Irak pada Sabtu, 14/06/14.
"Irak saat ini menjadi target serangan Takfiri sesat. Mereka berusaha merebut sebagian wilayah dan menyebar luaskan terorisme dari Irak ke semua negara Arab," katanya.
"Adalah ilusi, anggapan bahwa kelompok teroris ini (ISIS) terkait dengan Ahlus Sunnah. Bagaimana bisa kelompok ini dikatakan sebagai Ahlus Sunnah, dan perbuatannya disebut sebagai kudeta Ahlus Sunnah, sementara di Mosul mereka banyak membunuh dan mengusir warga Sunni," tegasnya.
Ditekankannya, Ahlu Sunnah Irak berada disamping tentara dan aparat keamanan Irak dan akan bangkit melawan siapapun yang hendak mencabik-cabik Irak menjadi beberapa bagian.
"Kapanpun tentara Irak menghendaki kami melepaskan jubah keagamaan, kami siap mengenakan baju perang,” tegas Syekh Mohammad Amin. [IT/Onh/Ass]
Rahbar: yang Terjadi di Irak adalah Perang Terorisme vs Anti-Terorisme
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei memperingatkan plot musuh dalam memprovokasi konflik sektarian antara Syiah dan Sunni di wilayah guna merusak gelombang Kebangkitan Islam."Hari ini, musuh berinvestasi dalam perang sipil di wilayah tersebut dan memaku harapan pada perang Syiah-Sunni guna meringankan diri mereka dari kekhawatiran terhadap Kebangkitan Islam," kata Rahbar, Sabtu (28/6).Menyinggung krisis yang sedang berlangsung di Irak Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa sisa-sisa rezim diktator terguling Irak Saddam Hossein dan sekelompok orang bodoh sedang melakukan kejahatan di negara itu."Apa yang terjadi [di Irak] bukanlah perang Syiah-Sunni. Ini adalah perang terorisme terhadap anti-terorisme dan perang antara pro-Barat dan para pendukung kemerdekaan bangsa-bangsa," tegas Rahbar.Ayatullah Khamenei mengemukakan hal itu di hadapan keluarga lebih dari 72 pejabat pemerintah Iran dan anggota parlemen, termasuk Ketua Mahkamah Agung Iran Ayatullah Mohammad Beheshti, yang gugur syahid dalam serangan bom teroris di markas Partai Republik Islam pada tanggal 28 Juni 1981 dan sejumlah syuhada lain dari kota Tehran.(IRIB Indonesia/MZ/http://indonesian.irib.ir/iran/rahbar/item/81997-Rahbar-_yang_Terjadi_di_Irak_adalah_Perang_Terorisme_vs_Anti-Terorisme)
Takfiri Anti Kebhinekaan Musuh Sejati Sunni Dan NKRI
Sejak kemarin ramai tersiar kabar di media sosial (FB dan Twitter) bahwa hari ini, Jumat 22 November 2013 kelompok intoleran MMI (Majelis Mujahidin Indonesia, yang konon merupakan sayap pendukung jaringan teroris Al Qaeda di negeri kita), FJI (Forum Jihad Islam, pecahan FPI), FUI (Forum Umat Islam), dan FPI sendiri berencana melakukan aksi pemberangusan terhadap sebuah lembaga/yayasan bernama Rausyan Fikr di Yogyakarta, hanya karena menurut kelompok “pengkapling surga” itu, lembaga/yayasan Rausyan Fikr tersebut sedang mengembangkan paham Syiah di Indonesia.
Sebuah tuduhan sepihak yang tampaknya sengaja dihembuskan sesuai selera dan prinsip organisasi mereka yang getol menyesatkan dan mengkafirkan kelompok lain di luar kelompoknya. Yakni prinsip-prinsip pengkafiran sebagaimana tertuang dalam hasil keputusan muktamar (dalam hal ini MMI) yang belum lama berselang mereka adakan.
Padahal kita tahu bahwa negara melalui Undang-undang Dasar menjamin sepenuhnya hak tiap warganya untuk berserikat dan berkumpul, menjalankan aktivitas ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing maupun untuk berekspresi dalam aktivitas pribadi maupun sosial kemasyarakatan sejauh tidak mengandung unsur menentang aturan dan melanggar hukum baik perdata maupun pidana.
Demikian juga halnya dengan aktivitas kelompok Syiah di negeri kita. Adakah selama ini aktivitas mereka di ranah privat maupun sosial menjadi ancaman bagi keutuhan NKRI sebagaimana yang MMI cs tuduhkan? Tidakkah sebaliknya tuduhan MMI cs yang salah alamat terhadap kelompok Syiah itu ibarat pepatah “menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri” ?
Tak perlu berpikir rumit atau njelimet untuk memahami: siapa sebenarnya yang selama ini sering berbuat onar dan kesewenangan di tengah masyarakat dengan mengatasnamakan agama (Islam)? Kelompok manakah yang sejak beberapa tahun lalu dan kian intensif dalam kurun waktu setahun terakhir seringkali getol merusak fasilitas pribadi maupun publik, melancarkan teror, melakukan ancaman dan menyebar ketakutan di tengah masyarakat karena merasa sebagai satu-satunya kelompok yang paling benar sendiri? Dan karenanya merasa berhak mengadili kelompok lain?
Siapa sebenarnya pemecah-belah ukhuwah di tengah umat yang seringkali mengatasnamakan dirinya sebagai kalangan Ahlussunnah hanya untuk menghantam Syiah, sementara kalangan Ahlussunnah (dalam hal ini diwakili kalangan mayoritas NU dan Muhammadiyah) sendiri berlepas tangan dari klaim dan pengatasnamaan itu?
Meskipun untuk sementara ini belum dapat diketahui pasti apakah berita yang tersebar di media sosial itu adalah berita yang benar hingga terbukti hari ini (setidaknya bakda shalat Jumat nanti), namun sebagai warga bangsa yang berakal sehat dan pro toleransi, kita semua setidaknya dapat memberikan perhatian lebih atas hal ini.
Sungguh, rencana aksi pemberangusan hari ini (jika terbukti benar-benar akan mereka lakukan) dan pengkafiran yang secara serampangan dilakukan kelompok intoleran macam MMI cs selama ini, sangat potensial mengancam kedamaian hidup bermasyarakat di tengah bangsa yang menghargai prinsip-prinsip keberagaman.
Saatnya kita bersatu dan menggalang dukungan sebanyak mungkin dari khalayak untuk menentang dan tak membiarkan aksi-aksi anarkis kelompok takfiri intoleran dan anti kebhinekaan ini terus terulang. Jangan biarkan kerukunan yang selama ini terjalin dengan sangat baik di tengah masyarakat bangsa kita, secara semena-mena dikoyak arogansi dan egoisme kelompok anti Pancasila dan NKRI ini. Jangan biarkan negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini menyaksikan penindasan atas kelompok minoritas apapun ras, agama dan suku bangsanya oleh segelintir orang berotak jumud dan segerombolan kaum yang merasa dirinya layak menghukumi segala hal ibarat Tuhan, bahkan bertindak seolah melebihi kewenangan-Nya.
Karena apabila pikiran, sikap, dan tindakan intoleran semacam itu terus dibiarkan tanpa pencegahan dan penentangan dari semua kalangan (dalam hal ini terutama Negara dan aparat kemanannya) maka tidak mustahil nasib negeri kita tak lama lagi akan menjadi seperti Afghanistan di bawah kuasa kelompok Taliban.
Kita harus percaya, tentu saja mayoritas penduduk Muslim di Indonesia tak menghendaki citra Islam yang damai dengan prinsip “rahmatan lil ‘alamin” itu menjadi tercoreng hanya gara-gara ulah naif sebagian orang berwatak arogan macam kelompok MMI yang hendak menjadikan negeri kita berada sepenuhnya di bawah kendali mereka itu.
Kita paham bahwa mayoritas bangsa kita dari Sumatera hingga Papua adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, prinsip kebhinekaan/keberagaman dan keadilan.
Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang menjunjung harkat martabat kemanusiaan. Bukan bangsa barbar yang gemar melakukan kerusakan atas dasar kesombongan, sok mau menang dan benar sendiri. Apalagi sampai menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan-tujuan jahatnya bahkan dengan menganggap halal darah sesamanya untuk ditumpahkan hanya karena pemahaman dangkal atas agama dan keyakinan yang dianutnya.
Tentu saja kita tidak ingin membayangkan bahwa ke depan kelompok-kelompok sok pinter tapi keblinger ini akan meniru idola mereka yakni kaum Wahabi ala Saudi yang membuldozer tempat-tempat bersejaran seperti rumah Nabi dll. maupun Taliban ala Afghanistan yang mengharamkan banyak hal yang bahkan Tuhan dan Nabi sendiripun tidak melarang.
Tentu akan sangat lucu sekaligus menyedihkan bila gerombolan mujahidin jadi-jadian ini tiba-tiba berniat merobohkan Borobudur (dan candi-candi lain yang selama ini telah menjadi warisan sejarah dan budaya yang diakui dunia sehingga keberadaannya harus dijaga dan dilestarikan) hanya karena menganggapnya sebagai warisan Budha dan bukan Islam. Demikian juga candi Prambanan dll. yang dikenal sebagai peninggalan sejarah agama Hindu. Tak luput juga Gereja, Klenteng dan tempat-tempat ibadah agama lain selain Islam.
Jika hal itu sampai terjadi, maka apa kata dunia? Sungguh akan menjadi catatan sejarah menggelikan bila tugu Monas, tugu Tani dan patung Pancoran dan patung atau tugu-tugu lain yang jumlahnya sangat banyak dan menyebar hampir di seluruh kota besar atau kota kecil di Indonesia itu tiba-tiba akan mereka ratakan dengan tanah hanya karena dianggap pembuatannya tidak sesuai syariah dan keberadaannya dicap bertentangan dengan akidah bla bla blah.
Pendeknya, kita sungguh tak mau berandai-andai bahwa apa yang bakal terjadi bisa saja jauh lebih nyeleneh daripada itu. Ala kulli hal, sudah tentu kita semua berharap agar bangsa kita tidak dikenal dan diolok-olok dunia sebagai bangsa super lucu hanya karena demikian bejibunnya pikiran dan tindakan-tindakan rancu dan tak bermutu sebagai produk unggulan kelompok-kelompok radikal itu.
(ERY/http://ahlulbaitindonesia.org/berita/1254/takfiri-anti-kebhinekaan-musuh-sejati-nkri/)
Candi Borobudur akan dihancurkan Teroris ISIS, Gawat Gan..Lapor kemana nih ???
Setelah di Timur Tengah, sekarang mau "Ngamuk" Di NKRI ! Agenda "Teroris" ISIS di Indonesia : "Hancurkan" Candi Borobudur
Kendati gerakan ISIS telah dilarang secara resmi oleh pemerintah, namun pendukung ISIS di media sosial masih tetap unjuk gigi, bahkan mengancam akan menghancurkan Candi Borobudur. Mengapa ?
Menurut keterangan di fanpage We Are Islamic State (WAIS), Candi Borobudur ini dianggap sebagai pengahamburan dana dan menabung dosa.
Ulasan selengkapnya klik di http://goo.gl/Sd3RY1
==> Baca: Potret Jihad ISIS: Menghancurkan Masjid, info lengkapnya klik di http://goo.gl/pFL13a
==> Baca: ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus as, info lengkapnya klik di http://goo.gl/TFAuWB
==> Baca: ISIS Hancurkan Makam Sahabat Uwais Al-Qarni ra, info lengkapnya klik dihttp://goo.gl/Q9t7Ee
Mengapa Situs Pro ISIS Masih Eksis ?! Majalah Digital "Teroris" ISIS, Eksis !
Selain menerbitkan majalah cetak, kelompok pendukung teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini telah menyediakan majalah versi digital.
Seperti laporan Waislama.net, salah satu situs pendukung ISIS, majalah digital yang berjudul “Dibawah Naungan Panji Islam” tersebut bisa didownload dalam dua jenis file, beresolusi tinggi dan rendah.
Info lengkapnya klik di http://goo.gl/OwbpI3
==> Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, telah memerintahkan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring untuk memblokir semua konten tentang ISIS di media sosial. Instruksi ini menjadi bagian dari usaha pemerintah mencegah dan menghapus pengaruh ISIS di Indonesia.
( Baca: Menyoal Sikap Pemerintah, Mengapa Kelompok Pro-teroris Dibiarkan Saja, silahkan klik di http://goo.gl/7yFQb1 )
Kalianlah yang bersalah atas lahirnya "Teroris" ISIS ! *Amnesia-nya Mereka Yang "Mendadak" Anti ISIS
...."Ada segelintir orang (termasuk saya) yang sejak 2012 mengingatkan bahayanya konflik di Suriah, yang apinya akan menyebar kemana-mana, termasuk Indonesia. Tapi, suara-suara kami lenyap ditelan dahsyatnya propaganda media mainstream, media nasional, media berlabel ‘Islam’, ustadz-ustadz yang aktif di media sosial, dan para netizen awam yang bak kerbau dicocok hidung men-share berita-berita pro-“mujahidin” dan narasi-narasi kebencian. Saat itu, para penjagal di Suriah itu dianggap layak disebut ‘mujahidin’ karena konon mereka Sunni yang sedang melawan rezim -konon- Syiah kafir terlaknat.
Ketika fakta kesadisan para penjagal itu sudah tak bisa ditutup-tutupi lagi dan tak bisa lagi diterima akal sehat manusia normal, dan memiliki nama “ISIS”, semua berteriak-teriak “Itu buatan Amerika dan Israel!” Dan seolah dengan teriakan itu, gugur sudah dosa-dosa mereka yang dulu menyebarkan berita palsu soal Suriah dan mengintimidasi segelintir orang yang berani bersuara berbeda. Kalian berusaha sebarkan narasi bahwa ISIS adalah organisasi ‘sesat’ (seperti kata salah satu pengamat yang sering masuk TVOne: jihadnya benar, tapi caranya salah; kelompok jihad yang lain itu benar, tapi ISIS ini salah).
Kalianlah yang bersalah atas lahirnya ISIS: kalian yang sekarang berteriak-teriak ISIS buatan AS, tapi di masa lalu (dan bahkan sampai sekarang) menyebarluaskan paham kebencian pada ‘orang yang berbeda’. Kalian, yang berkeliling Indonesia, menyebarkan kebencian, sambil menggalang dana, yang kalian salurkan kepada para jihadis."......
Ulasan selengkapnya klik di http://goo.gl/lePstF
*Disalin dari tulisan Dina Y. Sulaeman di Kajian Timur Tengah
==> "Pendukung Teroris ISIS" ! *PKS, Saya Masih Ingat…
=======================================
...."Kemarin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Kader PKS) mengaku heran gerakan ISIS tiba-tiba muncul dengan cepat begitu saja dan menjadi kuat. Gerakan itu mencuat bersamaan dengan pecahnya peperangan antara Israel dan Palestina.
“Jangan-jangan untuk mengalihkan pemberitaan di Gaza yang sedang dibantai penjajah zionis, kan begitu, boleh jadi kan begitu dugaannya,” kata Aher (Kompas, 6 Agustus 2014).
Pada saat kejadian Suriah itu, kami masih ingat kok bahwa yang paling ganas teriakannya mendukung ISIS, Al Qaeda dan FSA di suriah adalah kader PKS melalui Website PKS Piyungan, Dakwatuna, Bersama Dakwah yang bahu membahu menyebarkan informasi manipulatif dan foto palsu bersama Arrahmah.com dan VOA Islam."....
Ulasan selengkapnya klik di http://goo.gl/SD0P2V
*Rubrik Opini LI ini ditulis oleh Khairun Fajri Arief
==> Berkaitan dengan PKS & Teroris ISIS silahkan klik di http://goo.gl/Pk7op5
==> Setelah "Berlagak" seperti Pahlawan karena gempur ISIS, sekarang "Berlagak" memusuhi Teroris ISIS ? : McCain dan Rombongan Ke Indonesia, Ada Apa ?
==============================================
Ulasan selengkapnya klik di http://goo.gl/82gqKR
==> McCain pernah blusukan ke medan perang Suriah, dan menemui para pemberontak disana. Setelahnya, McCain mengungkapkan bahwa faksi teroris di Suriah membutuhkan bantuan AS. Videonya bisa disaksikan disini:
========================================
Info lengkapnya klik di http://goo.gl/i43uXT
==> "Kegagalan" Obama di Suriah Sebabkan Kemunculan "Ekstrimis" : Hillary Clinton
===============================================
Read More : http://goo.gl/ArOO71
==> "Media Informasi" Ungkap Siapa Mereka sesungguhnya !
"Saudi dan ISIS", Bak Pinang Dibelah Dua
=================================================
Selengkapnya Rubrik Opini LI kali ini klik di http://goo.gl/RgEGeV
==> AS "Sang Pahlawan" yang tumpas Teroris ISIS ?
Haahh Pahlawan!! Nggak Salah tuh ???
"Teroris" ISIS dan Pemadam Kebakaran yang "Bukan Pahlawan"
=================================================
Ulasan selengkapnya klik di http://goo.gl/lWMpye
==> Kurang Bukti apa lagi buat "Para Pengikut Teroris ISIS" !
Hillary Clinton "Terang-Terangan" Akui "Teroris" ISIS Buatan Amerika
================================================
Info lengkapnya klik di http://goo.gl/UIIqhl
==> Pembela & Pengikut ISIS "Tertipu", "Pimpinan Teroris ISIS" Al-Baghdadi atau Simon Elliot, Agen Mossad : Veterans Today
==================================================
Ulasan lengkapnya klik di http://goo.gl/2OwU3v
==> Dasar Media "Ngaku Islam", dulu Bela Teroris ISIS, sekarang tinggalkan ISIS ---> "Media Ngawur" penebar Fitnah,
Surat Terbuka untuk Arrahmah.com
===================================================
Ulasan lengkapnya silahkan klik di http://goo.gl/iqwxtC
==> Apa "Dosa" Teroris ISIS ?
"Teroris" ISIS dan Ideologi Kebencian kepada Syiah
=======================================
Info lengkapnya klik di http://goo.gl/hkvTfn
==> "Humanitarian Intervention"
Jolie Pelaknat Israel? Ah Masa Sih… (2)
================================
Mei lalu, Liputan Islam (LI) menurunkan artikel yang berjudul “Jolie Pelaknat Israel, Ah Masa sih?”. Reaksi pembaca bermacam-macam. Sampai sekarang, masih banyak pembaca LI yang mempercayai Angelina Jolie benar-benar mengutuk Israel.
Benarkah demikian? Secara kasat mata, mungkin demikian adanya. Namun disisi lain, rekam jejaknya juga harus dicatat. Pepe Escobar wartawan senior Asia Times, menyatakan,“Politik praktis itu bukanlah yang tersurat melainkan apa yang tersirat” (2007). Artinya, tampilan skenario politik yang muncul di panggung hegemoni, seringkali tak mencerminkan sesuatu yang riil dan sebenarnya.
Dina Y. Sulaeman, pengamat Timur Tengah dalam blog-nya mengungkapkan bahwa Angelina Jolie direkrut oleh PBB untuk menjadi ‘juru bicara’ bagi ‘Humanitarian Intervention’ atau intervensi kemanusiaan atas Suriah. Humanitarian intervention adalah serangan militer yang dianggap ‘layak’ untuk dilakukan sebuah negara terhadap negara lain dengan alasan kemanusiaan.
Dengan kata lain, Jolie menyerukan penyerbuan kepada negara Suriah yang berdaulat. Sedangkan disisi lain, Suriah adalah negara yang memiliki catatan sejarah sebagai satu-satunya negara yang hingga hari ini, masih konsisten melawan Israel. Suriah bahkan menjadi negara kedua bagi pengungsi Palestina. Bahkan biro politik Hamas, juga berkantor di Suriah sejak tahun 2000.
Bukankah ini sebuah hipokritas akut?
Ulasan selengkapnya klik di http://goo.gl/WkIlDV
==> Jolie Pelaknat Israel? Ah Masa Sih… Seharusnya, isu yang sangat sensitif seperti ini dipublikasikan dengan utuh – tanpa memotong bagian-bagian yang penting, seperti: ayah Jolie adalah pendukung Zionis Israel.
Di bagian lain, yaitu tidak adanya perselisihan yang terjadi antara ayah dan anak – meski keduanya memiliki perbedaan pandangan yang sangat bertolak belakang satu sama lain juga harus dipertanyakan, kok bisa – antara pendukung Zionis dan pelaknat Zionis tetap terjalin hubungan baik tanpa adanya gejolak – atau minimalnya perdebatan diantara mereka?
Info lengkapnya klik di http://goo.gl/g1UnTz
==> Baca: Jutaan Pengungsi Palestina di Suriah, Menjawab Felix Siaw: Proxy War di Suriah klik dihttp://goo.gl/MPPIYD
==> Menjawab Felix Siaw (2): Mufti Hingga Perdana Menteri di Suriah Adalah Muslim Sunni, klik dihttp://goo.gl/CCPc1J
==> Menjawab Felix Siaw (3): Mengaku Muslim Kok Tidak Tabayun?, info lengkapnya klik dihttp://goo.gl/MvSZ3k
==> Menjawab Felix Siauw (4) : Perang Suriah, Jihad Mengamankan Zionis Israel, silahkan klik dihttp://goo.gl/n8ls2A
==> Tolak ISIS, gabung disini: https://www.facebook.com/groups/806420299402889/
==> Tolak ISIS, isi petisi ini: http://goo.gl/rUkmAE
Main Source : http://m.kaskus.co.id/post/53f02719a1cb17833c8b4626
Negara Islam Irak dan Syam klik di http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam
Sejak awal, saya mendedikasikan blog ini untuk Kajian Timur Tengah dari perspektif studi politik internasional (bukan studi agama). Bahkan saat membahas Palestina pun, selama ini saya menggunakan argumen-argumen politik, bukan agama. Tapi, sejak konflik Suriah, agama/mazhab sangat dominan diposisikan sebagai akar masalah (pivotal factor). Kalau saya, lebih setuju melihat agama trigger/pemicu, bukan akar; akarnya adalah ekonomi. Rumusnya: follow the money, lihat siapa yang meraup keuntungan terbesar dari konflik. Selengkapnya aplikasi teori resolusi konflik untuk Suriah baca di sini:http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/03/23/resolusi-konflik-syria/)
Kini, seiring merebaknya teror mengerikan yang dilakukan ISIS/ISIL di Irak, media-media mainstream dan media-media nasional (apalagi media Islam-takfiri), kembali terjebak (atau sengaja) memetakan konflik ini sebagai Sunni vs Syiah. Mereka menyebut ISIS/ISIL sebagai militan Sunni yang sedang melawan Syiah. Benarkah? Mau tak mau, para penstudi HI perlu mengetahui ‘pemetaan mazhab’ ini, supaya tidak salah kaprah saat menganalisis.
Berikut saya posting ulang tulisan lama saya. Yang jelas, saya yakin, setiap Sunni sejati (bukan takfiri), pasti menolak bila militan sesadis para pembantai ini dikatakan sebagai ‘pejuang Sunni':
Sunni = Takfiri?
Dina Y. Sulaeman*
Mau tak mau, ada beberapa istilah yang sepertinya harus kita pahami bersama saat menganalisis atau membaca analisis tentang konflik Timur Tengah. Beberapa istilah yang sering muncul dalam membahas konflik Suriah adalahtakfiri dan wahabi. Era Muslim baru-baru ini dalam sebuah artikel yang mengutip pidato Sayyid Hassan Nasrallah, membuat judul yang provokatif :Hasan Nasrallah : Kami Tidak akan Biarkan Suriah Jatuh Ke ‘Takfiri’ (Muslim Sunni).
Eits, sebentar, judul ini cukup mengganggu pikiran saya. Takfiri adalah perilaku mengkafir-kafirkan sesama muslim dan melakukan kekerasan terhadap orang yang mereka anggap kafir. Apakah benar takfiri itu adalah muslim Sunni? Saya tanya kepada Anda semua yang mengaku Sunni, apakah Anda menyukai perilaku demikian? Apakah Anda menyukai perilaku main serang ke sebuah lembaga atau sebuah kampung hanya dengan alasan lembaga itu kafir atau penduduk kampung itu kafir (muslim tapi karena dinilai ‘sesat’, jadi dikategorikan kafir)? Atau apa Anda setuju dengan perilaku pemberontak Suriah yang makan jantung mayat atau memutilasi mayat sambil berteriak takbir? Saya yakin, jawaban sebagian besar dari kita semua adalah TIDAK.
Baru-baru ini ada kejadian yang menurut saya membuktikan bahwa kaum takfiri itu beda dengan Sunni. Kejadian ini berlangsung di kantor Grand Shaikh Al-Azhar Kairo Mesir (Masyikhah). Wah, para syekh Al Azhar ini kurang Sunni apa? Mereka kan benar-benar Sunni tulen, sudah tingkat ulama ‘Grand” pula? Tapi, kantor mereka digeruduk oleh para demonstran dari kalangan ‘Islam radikal’ (ini istilah yang dipakai dalam berita
ini. Tapi, di berita itu disebutkan pula bahwa mereka meneriakkan yel-yel dan cacian terhadap instansi Al-Azhar, Grand Shaikh Al-Azhar Prof. DR. Ahmad Thayeb, dan seluruh pegawai Al-Azhar. Mereka menyatakan bahwa Al-Azhar adalah instansi kafir. So tak salah lagi, inilah kaum takfiri itu. Bahwa para penentang ulama Al Azhar adalah kaum takfiri, bisa dibaca juga dalam pernyataan seorang Syekh Al Azhar, Dr. Ahmad Karimah di
sini.
Dina [D]: Apakah benar Sunni itu sama dengan takfiri?
Agus Nizami [AN]: Islam itu terbagi 3: Sunni, Syiah, dan Khawarij. Sunni dan Syiah diakui sebagai mahzab resmi dalam Islam melalui Deklarasi Amman. Khawarij itu akidah dan ibadahnya bagus, cuma mereka ini takfiri (suka mengkafirkan sesama muslim). Khawarij ini aliran keras yang menghalalkan darah sesama muslim dan terlibat dalam pembunuhan khalifah ke-3 Utsman bin Affan.
Nah, pemikiran kaum khawarij ini digunakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab dan para pengikutnya sehingga disebut ‘Wahabi’. Siapa sebenarnya Abdul Wahab ini, bisa dibaca dalam tulisan saya di
sini. Dr. Ali Jumah, mufti Mesir mengatakan bahwa Wahabi Salafi adalah gerakan militan dan teror. Dr. Ahmad Tayyib, Syekh al-Azhar, mengatakan bahwa Wahabi tidak pantas menyebut dirinya salafi karena mereka tidak berpijak pada manhaj salaf. Dr. Yusuf Qardawi mengatakan bahwa Wahabi adalah gerakan fanatik buta yang menganggap dirinya paling benar tanpa salah dan menganggap yang lain selalu salah tanpa ada kebenaran sedikitpun. Dr. Wahbah Az-Zuhayli mengatakan, Wahabi adalah orang-orang yang suka mengkafirkan mayoritas muslim selain dirinya sendiri. Syekh Hisyam Kabbani, ketua tariqah Naqshabandi dunia, mengatakan bahwa Wahabi Salafi adalah gerakan neo-Khawarij . KH. Agil Siradj, ketua PBNU, mengatakan dalam berbagai kesempatan melalui artikel yang ditulisnya, wawancara tv, dan seminar bahwa terorisme modern berakar dari ideologi Wahabi.
Pendapat para ulama Sunni tentang Wahabi selengkapnya bisa dibaca di tulisan saya
ini.
Tapi di era modern, paham Wahabi ini berintegrasi ke dalam organisasi-organisasi transnasional, seperti Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin. Orang-orang Wahabi modern ini meski pada dasarnya takfiri, tapi mereka tidak bersikap frontal dan lebih mengedepankan pemikiran (bukan fisik). Dan karena mereka bermain di pemikiran, penampilan mereka memang lebih modern, moderat, dan intelektual sehingga diterima oleh banyak kalangan intelektual (mahasiswa, akademisi, kaum profesional). Jadi, banyak dari mereka yang menolak disebut takfiri atau wahabi. Bahkan sebagian pengikut Wahabi kini menyebut diri dengan istilah baru, yaitu Salafi.
Tapi dalam konflik Suriah, akar pemikiran takfiri dari HT dan IM menjadi terungkap. Misalnya, dengan menuduh pemerintah Qaddafi atau Assad sebagai kafir kemudian menghalalkan bughot (pemberontakan terhadap pemerintah yang sah). Perilaku-perilaku takfiri atau khawarij atau wahabi yang selama ini tertutupi oleh modernitas dan keintelektualan pun terungkap dan membuat kaget banyak orang, misalnya pembantaian muslim yang dalam kondisi tanpa senjata dan kemudian memutilasinya atau milisi pemberontak yang makan jantung mayat.
[D]: Saya yakin, umat Islam Indonesia kalangan inteletual, yang tergabung dalam HT dan IM sebagian besarnya tidak setuju dengan perilaku seperti itu, ya kan?
[AN]: Bisa jadi. Tapi makanya kita musti menelusuri akar sebuah pemikiran, jangan hanya percaya pada hal-hal di permukaan. Pemikiran takfiri berakar pada sikap orang-orang Khawarij, dan sudah banyak ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits yang membahas hal itu. “Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) “Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)
Padahal ada banyak ayat Al Qur’an yang melarang kita bersu’uzhon (buruk sangka), mengolok-olok sesama, mengkafirkan sesama muslim, dan membunuh sesama muslim. Sayangnya justru dari mulut para takfiri alias wahabi ini justru sering terlontar berbagai caci-maki terhadap sesama muslim seperti ahlul bid’ah, sesat, kafir, dan sebagainya. Saya sudah menulis lebih lengkap soal perilaku takfiri ini di
sini
[D]: Bapak tadi menyebut Deklarasi Amman. Bisa dijelaskan?[AN]: Deklarasi Amman ditandatangani tahun 2006 oleh 200 Ulama (Sunni dan Syiah) dari 50 negara, isinya menyatakan Syiah tidak sesat dan dilarang mengkafirkan. Di antaranya yang menandatanganinya, adalah ulama NU, KH Hasyim Muzadi, ulama Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dan ulama Suriah yang syahid dibom teroris, Syekh Al Buthi, serta Yusuf Qardhawi. Sekarang, yang menandatangani deklarasi ini sudah lebih dari 500 ulama dari 84 negara. Infonya bisa dibaca di
sini.
[D]: Yusuf Qardhawi juga menandatangani Deklarasi Amman, dan bahkan juga memberikan definisi Wahabi, tapi mengapa dia mengeluarkan fatwa mati untuk Qaddafi dan seluruh pendukung Assad?
[AN]: Bisa saja dia berubah pikiran. Saat dia mengeluarkan fatwa mati untuk Qaddafi dan seluruh pendukung Assad termasuk ulama, padahal mereka ini muslim, artinya dia sudah masuk ke golongan takfiri.
[D]: Saya lihat, kaum takfiri di facebook juga suka mengkafir-kafirkan Syiah, alasannya karena Syiah konon suka mencaci sahabat.[AN]: Pertama, apakah parameter kekafiran itu mencaci-maki? Sesungguhnya ada 6 Rukun Iman (Allah, Malaikat, Kitab Suci, Nabi, Hari Akhir, dan Qadla serta Qadar) dan 5 Rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat Syahadah, Shalat 5 waktu, Puasa di bulan Ramadhan, Zakat, dan Haji jika mampu). Jika mengingkari salah satunya, misalnya tidak mau shalat, baru kita bisa mengatakan orang itu kafir, atau bila mengaku ada nabi setelah Nabi Muhammad. Selengkapnya bisa dibaca di
sini.
Kedua, harusnya sih tabayyun langsung ke kaum Syiah. Apa dari 200 juta kaum Syiah, semua mereka menghina sahabat apa cuma segelintir orang saja? Jadi tak bisa gebyah-uyah. Di setiap kelompok pasti ada saja yang melenceng. Di Sunni pun toh ada juga yang punya pemahaman melenceng. Setahu saya, pemimpin Syiah Ali Khamenei dan Ahmadinejad mengharamkan orang-orang Syiah menghina sahabat/istri Nabi. Bisa baca di
sini.
Kesalahan kaum takfiri atau wahabi adalah mereka tidak mau tabayyun ke kaum Syiah yang mereka fitnah karena memang niatnya memang cuma bikin fitnah. Padahal Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]
Mengkafirkan Muslim itu dosa dan berbalik ke dirinya jika tak benar. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu (atau mengucapkan Tahlil): “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta
benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu [dulu juga kafir], lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” [An Nisaa' 94]
[D]: Bughot itu sebenarnya gimana sih?
[AN]: Bughot itu artinya memberontak terhadap pemerintah yang sah dengan senjata. Firman Allah kepada Musa, “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” [Thaahaa 43-44]. Kepada Firaun saja Allah menyuruh Musa berlemah lembut.
Membunuh sesama Muslim tempatnya neraka, menurut hadis “Jika terjadi saling membunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh dan yang terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Itu untuk si pembunuh, lalu bagaimana tentang yang terbunuh?” Nabi Saw menjawab, “Yang terbunuh juga berusaha membunuh kawannya.” (HR. Bukhari).
Penjelasan selengkapnya soal hukum bughot sudah saya tulis di
sini.
[D]: Bagaimana pendapat bapak soal keinginan mendirikan khilafah di Libya dan Suriah?
[AN]: Sebenarnya, tindakan untuk mengajak umat kembali ke ajaran Islam yang benar adalah baik dan harus dilakukan. Yang penting jangan sampai melakukan kekerasan fisik, merusak harta benda orang lain, apalagi sampai buhgot. Tapi yang terjadi di Suriah kan sebaliknya. Puluhan ribu rakyat sipil terbunuh. Ada pemberontak yang bangga memenggal kepala korban dan menaruhnya di pembakaran sate, ada yang memakan jantungnya, ada juga yang dengan bangga menenteng kepala korbannya. Jika kebencian dan kedengkian diajarkan/diindoktrinasi, hasilnya ya seperti ini. Bisa lebih kejam/sadis daripada kelompok yang difitnah. Padahal bisa jadi korban yang mereka bunuh itu masih sholat.
Inilah kaum yang disebut Allah dalam Quran: “Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. [Al Baqarah 11-12]
[D]: Kaum takfiri juga menghancurkan makam sahabat Nabi di Suriah, saya pernah nulis laporan soal ini, lalu ada yang email ke saya, memrotes, katanya, dalam Islam memang tak boleh meninggikan kuburan dan harus dihancurkan.
[AN]: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, “Janganlah kamu biarkan satu patung pun melainkan harus kamu hancurkan, jangan pula kubur yang ditinggikan melainkan harus kamu ratakan.” Hadits ini shahih, diriwayatkan Muslim (3/61). Tapi ini menyangkut kuburan orang-orang nonmuslim yang ada berhalanya. Bukan kuburan Muslim. Justru Nabi mengajarkan kita agar menziarahi kuburan Muslim; bukan membongkarnya. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu setiap malam gilirannya di tempat Aisyah, beliau s.a.w. lalu keluar pada akhir malam ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai perkampungan kaum mu’minin, akan datang padamu semua apa-apa yang engkau semua dijanjikan besok yakni masih ditangguhkan waktunya. Sesungguhnya kita semua ini Insya Allah menyusul engkau semua pula. Ya Allah, ampunilah para penghuni makam Baqi’ Algharqad ini.” (Riwayat Muslim)
[D]: Kembali lagi ke pemberitaan Eramuslim yang menyebut Muslim Sunni sebagai Takfiri. Berarti itu salah ya?
[AN]: jelas salah. Takfiri itu adalah Wahabi, ajarannya sudah melenceng dari ajaran Islam Sunni.
*research associate of Global Future Institute
artikel ini ditulis untuk
The Global Review / http://dinasulaeman.wordpress.com/2014/06/24/say-no-to-isis-isis-bukan-sunni/
mari kita tolak keberadaan ISIS di indonesia....pendukung ISIS masuk sini lo pade !!!
Ane muslim tp ane menolak kekerasan ,NKRI harga mati !!!
para simpatisan atopun pendukung isis enyah lu dr negri ini ,klow lu" pade demen kekerasan ,mandi darah dll silahkan lu cari di luar negri ini ,,,,negri ini udah susah jgn lu" pade tambah bikin susah !!
klow lu cari rusuh jgn cari rusuh disini , jgn lu acak" negri ini ,rakyat jgn lu bikin tambah susah !....ane yakin sebagian kaskuser disini pst ada yg sependapat ma ane ,menolak mentah" isis !
udah segitu ja unek" ane , pergerakan mereka skrg udah mulai berani dan mengkhawatirkan ,dr mulai selebaran" ajakan untuk bergabung dgn mereka sampe ada yg udah ditangkepin pokis ,
wat simpatisan isis , apa sih yg lu" pade cari ??jannah / syurga ??syurga masi bisa diraih dgn jln lain bkn hanya dgn jln kekerasan