Jangan BENCI Wahabi Salafi Takfiri ?!?!? Waspada Barabai, Kandangan, Amuntai, Banjarmasin & Martapura..!!! (Wahabi Salafi Takfiri BENCI Maulid, Tapi Kami Warga Banua Banjar baik Islam Sunni maupun Islam Syi'ah akan terus Menggelar Acara Maulid Nabi Muhammad ... Amin Ya Rabbal 'allamin) - "NEW"
Team Buletin MPR-Banjarmasin- Gerakan Ulama Salafi Wahabi Takfiri diberbagai belahan dunia memang sangat masif, Gerakan Teroris Boko Haram, Teroris ISIS dan para Mujahidin yang ingin mengadu domba warga negara Suriah agar terpecah-belah, Amerika & Negara-negara sekitar Irak yang pura-pura membasmi Teroris ISIS tapi sebenarnya adalah otak dari para Teroris tersebut juga berpura-pura membom Teroris ISIS tapi malah membom rakyat sipil, tentara Irak dan para Serdadu Pengusir Teroris ISIS..??? Sungguh Trick LICIK para Durjana IBLIS...!!!!! Bahkan Negara-negara Pendukung Gerakan Wahabi Salafi Takfiri ini seperti Kerajaan Arab Saudi yang mayoritas Pemerintahannya ber Mazhab Wahabi Salafi pun ikut menyumbangkan Dana Besar kepada Gerakan mereka lewat Mesjid, Pesantren & Dunia Pendidikan yang memang berideologi Wahabi Salafi, bahkan Organisasi-organisasi Kemasyarakatan yang bersifat Sosial pun tidak luput dari Gerakan Wahabi Salafi Takfiri ini, desas-desusnya Suntikan Dana tersebut berasal dari Dana Umroh Kaum Muslimin dari seluruh dunia yang terus menjadi Devisa Wisata Religi Tanpa Promosi bagi Kerajaan Arab Saudi.
Agar tidak melenceng dari Judul artikel kali ini, maka Team Buletin MPR membatasi masalah dengan memaparkan Gerakan Wahabi Salafi Takfiri yang ada di Kalimantan Selatan.
Kita tahu bersama Bumi Kalimantan Selatan sangat terbuka dalam menerima berbagai aliran-aliran yang mengisi Perbedaan Keagamaan / Aliran / Kepercayaan di Bumi Lambung Mangkurat ini.
Agama/Aliran Kepercayaan terbesar yang mengisi Bumi Kalimantan Selatan tempo dulu adalah Kaharingan atau Kepercayaan Kepada Para Dewa yang mengatur alam semesta yang dianut Suku Dayak. Agama Hindu & Budha pun telah mengalami masa jayanya di Bumi Kalimantan Selatan ini, hingga ada tawaran dari Kerajaan Islam Demak dari Pulau Jawa untuk membantu Kerajaan Banjar dalam menghadapi Penjajah Belanda dengan syarat para Petinggi atau Pemimpin Kerajaan Banjar masuk Islam, yang mana hal inipun diikuti oleh hampir seluruh Rakyat Banua Banjar. Hingga hari ini Islam pun mendominasi Propinsi Kalimantan Selatan ini.
Untuk diketahui pembaca www.buletinmajelispecintarasul.blogspot.com , aliran Tasawuf pun yang masih diyakini oleh segelintir warga Banua Banjar yang mengutamakan Akhlak ketimbang Agamapun berkembang dengan bebas di Kalimantan Selatan. Bahkan aliran semacam Ahmadiyah yang berbasis di Kebun Sayur Banjarmasin serta Aliran Tijaniyah pun ikut lestari dibanua ini tanpa ada Gangguan, juga Islam Syi'ah ( Syi'ah 12 Imam / Mazhab Jakfari) dan Islam Sunni (NU dan Muhammadiyah) pun berkembang dan Hidup Rukun dan Damai tanpa ada Intimidasi. Tapi Tetap mereka harus Tunduk pada NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila & UUD 45.
Namun sangat disayangkan, akhir-akhir ini Aliran Radikal bermazhab Wahabi Salafi Takfiri membuat Trick/Kedustaan dengan mendirikan berbagai Mesjid, seperti Mesjid Imam Syafi'i, tapi pengelolanya Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc PEMBENCI Maulid & Haul , sedangkan Pengikut Imam Syafi'i ala Indonesia sesungguhnya adalah PENCINTA Maulid & Haul, kemudian Gerakan Wahabi Salafi Takfiri ini pun membuat Buku dengan Mencatut Nama Petinggi MUI Pusat yang cinta Damai , agar Islam Sunni dan Islam Syi'ah saling Bentrok??? Kemudian lagi membuat akun-akun PALSU dengan mengatasnamakan MENCINTAI Kalimantan Selatan, tetapi pada intinya agar warga Kalimantan Selatan "Saling Bacakut Papadaan" / Berkelahi Sesama Warga Banua, contoh Proyek Adu Domba Islam Sunni dan Islam Syi'ah di Mesjid Hasan Majedi Kayutangi Banjarmasin...????? (Kunjungi artikel kami sebelumnya di www.buletinmajelispecintarasul.blogspot.com )
Pura-pura membela Islam Sunni tapi Menghujat Habis Ulama Islam Sunni Kalimantan Selatan seperti website ini menghina habis Guru Ijai Martapura Kalimantan Selatan : http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/532-ternyata-ada-sahabat-nabi-dari-indonesia :
dan inilah artikelnya kami re-post :
(Fenomena Guru Ijai Al-Banjari dan Habib Munzir)
Definisi sahabat –sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Hajar al-'Asqolaani (seorang ulama besar madzhab Syafi'i) adalah : Orang yang bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan beriman kepadanya pula.
Karenanya barang siapa yang –setelah wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- masih bisa bertemu dengan Nabi dalam keadaan terjaga (tidak tidur) maka ia adalah termasuk jajaran para sahabat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah. Beliau berkata :
ونُقِلَ عن جماعة من الصالحين أنهم رأوا النبي صلى الله عليه وسلم في المنام ثم رأوه بعد ذلك في اليقظة وسألوه عن أشياء كانوا منها متخوفين فأرشدهم إلى طريق تفريجها فجاء الأمر كذلك قلت وهذا مشكل جدا ولو حمل على ظاهره لكان هؤلاء صحابة ولأمكن بقاء الصحبة إلى يوم القيامة ويعكر عليه أن جمعا جما رأوه في المنام ثم لم يذكر واحد منهم أنه رآه في اليقظة وخبر الصادق لا يتخلف
"Dinukilan dari sekelompok orang-orang sholeh bahwasanya mereka telah melihat Nabi shallallahu 'alahi wa sallam dalam mimpi lalu merekapun melihatnya setelah itu dalam kondisi terjaga. Lalu mereka bertanya kepada Nabi tentang perkara-perkara yang mereka khawatirkan, maka Nabipun memberi arahan kepada solusi, lalu datanglah solusi tersebut. Aku (Ibnu Hajar) berkata : Ini merupakan perkara yang sangat menimbulkan permasalahan. Kalau nukilan ini dibawakan kepada makna dzohirnya maka para orang-orang sholeh tersebut tentunya adalah para sahabat Nabi, dan akhirnya kemungkinan menjadi sahabat Nabi akan terus terbuka hingga hari kiamat. Dan yang merusak makna dzohir ini bahwasanya ada banyak orang yang telah melihat Nabi dalam mimpi lalu tidak seorangpun dari mereka menyebutkan bahwa ia telah melihat Nabi dalam kondisi terjaga. Dan pengkhabaran orang jujur tidak akan berbeda" (Fathul Baari 12/385)
Karenanya orang-orang yang mengaku bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam kondisi terjaga (tidak tidur) maka mereka adalah para sahabat. Mereka adalah para sahabat "BARU", yang belum sempat tertulis dalam buku-buku para ulama yang menjelaskan tentang nama-nama dan biografi para sahabat. Ternyata diantara para sahabat "baru" tersebut ada yang berasal dari tanah air Indonesia, yaitu (1) Guru Ijai dari kota Banjarmasin dan (2) Habib Munzir dari Pancoran Jakarta.
Adapun sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang pertama adalah Guru Ijai "radhiallahu 'anhu??!!" (KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang Tokoh Sufi Banjarmasin), ia telah mengaku bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari kuburnya dan bertemu dengannya. (lihat : http://www.youtube.com/watch?v=NtLfgfeaSvU).
Bahkan yang lebih parah Guru Ijai bukan hanya mengaku bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tapi juga mengaku Nabi mencium lututnya ??!!. Tokoh sufi Banjarmasin ini sangat digandrungi oleh orang-orang besar Negara. Ia mengaku –di masa hidupnya- banyak tokoh-tokoh yang telah menemuinya. Diantaranya presiden, wakil presiden, para menteri, para jenderal, demikian juga Duta Besar, bahkan Sultan Selangor (dari luar negeri).
Berikut transkrip perkataan guru Ijai :
((Dan pina-pinanya babinian-babinian nang sama-sama handak ke masjid melihat ulun berkursi roda, anu…bagamis, basurban anak ulun Muhammad di kanan dan Ahmad di kiri, pina-pinanya babinian nang mesir turki iran, pinanya itu pinanya tecangan semunyaan, iiih Cuma kedada takdir lalu kada kawin, maka pinanya babiniannya itu burit ganal-ganal, munnya burit ganal tukan umpama ditunggang tukan kinyal-kinyal, napa sunyi…? Hmm…)) (lihat https://app.box.com/s/i7qjgi3ty1gdnxmp954q, dari menit ke 14:40)) Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, "Dan sepertinya para wanita yang sama-sama ingin pergi ke masjid, ketika melihat saya berkursi roda, anu…berpakaian gamis, bersurban, anak saya yang bernama Muhammad di sebelah kanan dan Ahmad di sebelah kiri, sepertinya para perempuan yang berasal dari Mesir, dari Turki, dan dari Iran, sepertinya semuanya tercengang, akan tetapi tidak ada takdir sehingga aku tidak kawin dengan mereka, maka sepertinya para wanita tersebut pantat-pantatnya besar-besar, kalau pantatnya besar itu, bukankah jika ditunggangi terasa kenyal-kenyal, napa sunyi…? Hmm…"
Guru Ijai juga berkata ((Masuk ke dalam masjid mulai babussalam menuju raudhoh, maka terperangah urang di masjid melihat terutama tentaranya, seakan-akan tentara itu tadi patuh lawas, lalu memberikan jalan untuk kursi roda kita menuju raudhoh, urang nang di raudhoh tu semuanya kagum, selesai ziarah ke makam Nabi, ulun ziarah ke makan nabi polisi-polisi itu semua menjaga akan, begitu ziarah membuka mata, kita melihat dan merasa akan, bahwa Rasulullah keluar dari kuburnya, dan selalu Rasulullah itu mencium "lintuhut ulun" (dalam bahasa Banjar : Lutut Saya-pen), maka ulunpun gugur dari kursi roda menangis karena rasa kada patut Rasulullah ini mencium lintuhut saurang, percaya tidak percaya terserah, namun ulun badusta kada wani, malam pertama, tatkala masuk madinah, maka melihat akan lampu-lampu di…apa narannya itu di menara-menara masjid, kemudian, kita naik di atas mobil duduk sampai di muka rumah, maka masing-masing anak buah turunan badahulu, kita kada kawa turun karena batis dan parut bangkak, kemudian naik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke dalam motor lalu maangkat ulun, menuntun sampai ke ranjang, maka ulun menangis, lalu teguring, sekali bangun siti Fatimah dan semua urang nang baqi’il gharqad kada ketinggalan istri nabi semuanya dan syeikh seman madani dan semua shahabat-shahabat nabi semua ada dihiga ulun, ulun melihat, menangis pulang sampai urang adzan pertama, sebelum subuh, semua mengatakan aku tahu ikam garing, semestinya ikam kada usah kemari karena ikam sakit, tapi ikam kesini jua, jadi aku nang mendatangi ke rumah ikam, supaya ikam biar kada usah lagi ke kubur aku, subhanallah sangat berkesanlah umrah kita pada sekali itu) (lihat https://app.box.com/s/i7qjgi3ty1gdnxmp954q, dari menit ke 25:36)
(Ditranskrip oleh sahabat saya Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc hafizohullah yang berasal dari Banjarmasin, karena dalam ceramahnya Guru Ijai terkadang menggunakan lafal-lafal dari bahasa Banjarmasin).
Lihatlah dalam pengakuan Guru Ijai di atas :
- Dalam kondisi terjaga, ia melihat Nabi keluar dari kuburannya
- Nabi mencium lututnya !!!
- Nabi mengantarnya sampai ke ranjangnya…
- Seluruh sahabat Nabi dan seluruh istri-istri Nabi juga bertemu dengannya –dalam keadaan terjaga-?
Sungguh… super khurofat kelas kakap..!!!, bukankah jumlah sahabat yang dikubur di Baqi' puluhan ribu??!
Inikah sahabat Nabi dari tanah air Indonesia…??, lihatlah juga perkataan pornonya : ((para wanita tersebut pantat-pantatnya besar-besar, kalau pantatnya besar itu, bukankah jika ditunggangi terasa kenyal-kenyal)), perkataan yang diucapkan oleh Guru Ijai dihadapan murid-muridnya tanpa malu-malu. Di masjid Nabawi…, tatkalau mau ziarah makam Nabi malah berpikiran porno…??
Adapun sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang kedua adalah Habib Munzir Al-Musaawa "radhiallahu 'anhu??!!". Ia telah meyakini bahwasanya ruh Nabi hadir dalam acara maulid yang dirayakannya. Habib Munzir berkata dalam ceramahnya ((Jangan diantara kalian merasa kalau di dalam maulid itu ruh Nabi tidak hadir. Kalau orang merasa ruh Nabi tidak hadir dalam maulid berarti dia mahjuub, dia tertutup dari cinta kepada Nabi)). Lalu Habib Munzir menceritakan bahwa malamnya Nabi datang dalam mimpinya dan menegur agar Habib Munzir tidak mengucapkan kata-kata kasar dan marah-marah kepada hadirin, karena yang hadir di acara maulid adalah tamu-tamu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Akan tetapi hendaknya Habib Munzir menyampaikan kepada para mereka yang menghadiri acara maulid bahwasanya Nabi mencintai mereka dan Nabi merindukan mereka. (Silahkan lihat di : http://www.youtube.com/watch?v=4mo8nw-skPE)
Dan kita ketahui bersama bahwasanya barang siapa yang bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam –meskipun tidak bisa melihatnya dengan kedua matanya- maka ia tetap digolongkan sebagai sahabat. Karenanya Abdullah bin Umi Maktum radhiallahu 'anhu tetap dikatakan sebagai sahabat meskipun kedua matanya buta akan tetapi beliau bertemu dengan Nabi dan semajelis dengan Nabi. Sebagaimana Habib Munzir yang meyakini bahwa Nabi semajelis dengan beliau tatkala beliau merayakan maulid Nabi shallallahu 'alahi wa sallam.
Tentunya kita –sebagai orang Indoensia- sangatlah bangga ternyata ada diantara para sahabat Nabi yang berasal dari tanah air??. Ternyata fenomena munculnya "Sahabat Nabi BARU" ini bukanlah fenomena yang baru dalam dunia Islam. Telah banyak tokoh-tokoh sufiyah yang mengaku bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan terjaga dan tidak tidur. Diantara mereka adalah :
Pertama : Ahmad At-Tijaaani.
Thoriqot At-Tijaaniyah mengakui bahwa imam mereka Ahmad At-Tijaani sering bertemu dengan Nabi dan bercengkrama dengan Nabi shallallahu 'alahi wasallam.
Mereka berkata :
مما لسيدنا رضي الله عنه من الكرامات المأثورة والمناقب المشهورة، رؤيته واجتماعه بسيد الأنام عليه الصلاة والسلام في حال اليقظة والمشافهة لا في حال المنام ، وهي لدى الرجال الكاملين أجل مقصد وأسنى مرام
"Diantara keistimewaan sayyid kami (Ahmad At-Tijaani) radhiallahu 'anhu berupa karomat yang diriwayatkan dan juga manaqib yang masyhuur adalah beliau melihat dan berkumpul dengan pemimpin manusia (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wasallam dalam kondisi terjaga dan dalam kondisi saling berbicara bukan dalam kondisi tidur. Dan karomat ini merupakan tujuan yang mulia dan impian yang tertinggi di sisi orang-orang yang sempurna" (Sebagaimana mereka akui di website mereka : http://www.tidjaniya.com/ar/vision-prophete-etat-veille.php)
Dengan demikian maka Ahmad At-Tijaani telah mengambil cara beragama tarikat At-Tijaaniyah langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. (lihat : http://www.youtube.com/watch?v=Zh5cWQMaaIg). Tidak seperti Al-Imam Asy-Syafi'i (dan juga seluruh imam madzhab, dan juga seluruh para ulama) yang harus melalui perantara sanad (dangan para perawi) untuk bisa menukil dari Rasulullah.
Kedua : Ahmad Ar-Rifaa'i
Dari Syaikh 'Izzuddin Abul Afaroj Al-Waasithy ia berkata :
كنت مع شيخنا ومفزِعنا وسيدنا أبي العباس القطب الغوث الجامع الشيخ السيد أحمد الرفاعي الحسيني رضي الله عنه، عام خمس وخمسين وخمسمائة العام الذي قدّر الله له فيه الحج، فلما وصل مدينة الرسول صلى الله عليه وسلم، وقف تجاه حجرة النبي عليه الصلاة والسلام وقال على رءوس الأشهاد:
“السلام عليك يا جدي”، فقال له عليه الصلاة والسلام: “وعليك السلام يا ولدي”. سمع ذلك كل من في المسجد النبوي. فتواجد سيدنا السيد أحمد وأرعد واصفرّ لونه وجثا على ركبتيه ثم قام وبكى وأنَّ طويلا وقال:
يا جداه:
في حالة البعد روحي كنت أرسلها … تقبل الأرض عني وهيَ نائبتي
وهذه دولة الأشباح قد حضرتْ … فامددْ يمينك كي تحظى بها شفتي
فمدَّ له رسول الله صلى الله عليه وسلم يده الشريفة العطرة من قبره الأزهر المكرم فقبلها السيّد أحمد الرفاعي رضي الله عنه في ملأ يقرُبُ من تسعين ألف رجل والناس ينظرون اليد الشريفة
"Aku bersama guru kami, sayyid kami Al-Quthub, Al-Ghouts Al-Jaami', Abul 'Abbaas Asy-Syaikh As-Sayyid Ahmad Ar-Rifaa'i Al-Husaini radhiallahu 'anhu pada tahun 555 Hijriyah yaitu tahun dimana Allah menaqdirkan beliau untuk berhaji. Tatkala beliau sampai di kota Madinah maka beliau berdiri ke arah kuburan Nabi 'alaihi as-sholaatu wassalaam dan beliau berkata di hadapan banyak orang : "Assalaamu'alaika wahai kakekku"
Maka Nabi 'alaihi as-sholaatu wassalaam menjawab : "Wa'alaikas salaam wahai putraku"
Semua orang yang ada di masjid Nabawi mendengar jawaban Nabi tersebut. Maka Sayyid Ahmad Ar-Rifaa'i pun gemetar dan pucat warna kulitnya lalu iapun tersungkur di atas kedua lututnya lalu beliau berdiri dan menangis lama dan berkata :
"Tatkala aku jauh (darimu) akupun mengirim ruhku….untuk mencium tanah tanah dan itu adalah wakil diriku…
Dan inilah orang-orang telah hadir… maka ulurkanlah tanganmu agar bibirku bisa menciumnya…
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengeluarkan tangannya yang mulia yang harum dari kuburannya yang mulia, lalu dicium oleh As-Sayyih Ahmad Ar-Rifaa'i dihadapan banyak orang yang berjumlah sekitar 90 ribu, dan orang-orang melihat tangan Nabi yang mulia..
(Sebagaimana dinukil dalam website toriqoh Ar-Rifaa'iyah : http://rifaiyyah.com/?page_id=40)
Ketiga : Mantan Mufti Mesir DR Ali Jum'ah. Ia mengaku telah bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam kondisi terjaga. (silahkan lihat http://www.youtube.com/watch?v=rg610HvsQUs)
Pengingkaran Ulama Syafi'iyah Terhadap Khurofat Ini
Para ulama madzhab Syafi'iyyah telah mengingkari khurofat bertemu Nabi shallallahu 'alahi wasallam dalam kondisi terjaga setelah wafatnya Nabi. Diantara mereka adalah :
Pertama : Al-Hafiz Ibnu Hajar al-'Asqolani rahimahullah, beliau telah menukil perkataan Abu Bakr bin al-'Arobi sbb :
وَشَذَّ بَعْضُ الصَّالِحِيْنَ فَزَعَمَ أَنَّهَا تَقَعُ بِعَيْنِي الرَّأَسِ حَقِيْقَةً
"Dan telah aneh sebagian orang-orang sholeh, mereka menyangka bahwa mimpi ketemu Nabi shallallahu 'alahi wa sallam akan menjadi kenyataan (di alam nyata)" (Fathul Baari 12/384)
Ibnu Hajar juga berkata :
وَقَدِ اشْتَدَّ إِنْكَارُ الْقُرْطُبِي عَلَى مَنْ قَالَ مَنْ رَآهُ فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَأَى حَقِيْقَتَهُ ثُمَّ يَرَاهَا كَذَلِكَ فِي الْيَقْظَةِ
"Sungguh Al-Qurthubi telah mengingkari dengan keras terhadap orang yang berkata bahwasanya barang siapa yang melihat Nabi dalam mimpi maka sungguh telah melihatnya hakikat Nabi, kemudian dia melihatnya juga dalam keadaan terjaga" (Fathul Baari 12/385)
Dan telah lalu perkataan Ibnu Hajar :
وَنُقِلَ عن جماعة من الصالحين أنهم رأوا النبي صلى الله عليه وسلم في المنام ثم رأوه بعد ذلك في اليقظة وسألوه عن أشياء كانوا منها متخوفين فأرشدهم إلى طريق تفريجها فجاء الأمر كذلك قلت وهذا مشكل جدا ولو حمل على ظاهره لكان هؤلاء صحابة ولأمكن بقاء الصحبة إلى يوم القيامة ويعكر عليه أن جمعا جما رأوه في المنام ثم لم يذكر واحد منهم أنه رآه في اليقظة وخبر الصادق لا يتخلف
"Dinukilan dari sekelompok orang-orang sholeh bahwasanya mereka telah melihat Nabi shallallahu 'alahi wa sallam dalam mimpi lalu merekapun melihatnya setelah itu dalam kondisi terjaga. Lalu mereka bertanya kepada Nabi tentang perkara-perkara yang mereka khawatirkan, maka Nabipun memberi arahan kepada solusi, lalu datanglah solusi tersebut. Aku (Ibnu Hajar) berkata : Ini merupakan perkara yang sangat menimbulkan permasalahan. Kalau nukilan ini dibawakan kepada makna dzohirnya maka para orang-orang sholeh tersebut tentunya adalah para sahabat Nabi, dan akhirnya kemungkinan menjadi sahabat Nabi akan terus terbuka hingga hari kiamat. Dan yang merusak makna dzohir ini bahwasanya ada banyak orang yang telah melihat Nabi dalam mimpi lalu tidak seorangpun dari mereka menyebutkan bahwa ia telah melihat Nabi dalam kondisi terjaga. Dan pengkhabaran orang jujur tidak akan berbeda" (Fathul Baari 12/385)
Kedua : Adz-Dzahabi rahimahullah menyatakan bahwa orang yang mengaku telah mendengar suara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga sebagai Dajjaal dan Pendusta, lantas bagaimana jika orang tersebut mengaku melihat dan bertemu ruh Nabi atau jasad Nabi??
Adz-Dzahabi rahimahullah berkata :
الربيع بن محمود المارديني، دجال مفتر، ادعى الصحبة والتعمير في سنة تسع وتسعين وخمسمائة.
"Ar-Robii' bin Muhammad Al-Mardini : Dajjaal pendusta, ia mengaku sebagai seorang sahabat dan dipanjangkan umurnya pada tahun 599 Hijriyah" (Mizaanul I'tidaal 2/42)
Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
"Ar-Robii' bin Mahmuud Al-Maardini. Ia termasuk syaikh-syaikh kaum sufiyah, dan ia mengaku sebagai seorang sahabat. Demikianlah yang disebutkan oleh Adz-Dzhabi dalam kita Mizaanul I'tidaal. Dan dikatakan ia adalah Dajjal (pendusta) yang pada tahun 599 H, ia mengaku sebagai seorang sahabat dan berumur panjang…
Aku (Ibnu Hajar) berkata : Yang nampak bagiku dari ceritanya adalah yang dimaksud dengan "sahabat" yang diakui olehnya adalah kabar yang datang tentang dirinya bahwasanya ia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam mimpi tatkala ia di kota Madinah yang mulia. Maka Nabi berkata kepadanya, "Engkau telah beruntung di dunia dan di akhirat". Lalu Ia (Ar-Robii' bin Mahmud) setelah terjaga dari tidurnya mengaku bahwa ia mendengar Nabi mengatakan demikian.(Al-Isoobah 2/223, biografi no 2745)
Ketiga : Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah.
Dalam kitabnya Al-Bidaayah wa An-Nihaayah –pada biografi Abul Fath At-Thuusy (Ahmad bin Muhammad bin Muhammad)- Ibnu Katsir berkata :
ثُمَّ أَوْرَدَ ابْنُ الْجَوْزِيِّ أَشْيَاءَ مُنْكَرَةً مِنْ كَلَامِهِ فاللَّه أَعْلَمُ، مِنْ ذَلِكَ أَنَّهُ كَانَ كُلَّمَا أَشْكَلَ عَلَيْهِ شَيْءٌ رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْيَقَظَةِ فَسَأَلَهُ عَنْ ذلك فدله على الصواب
"Kemudian Ibnul Jauzi menyebutkan perkara-perkara yang mungkar dari perkataan Abul Fath At-Thusy –Allahu A'lam- diantaranya bahwasanya setiap kali Abul Fath mengalami kesulitan tentang sesuatu maka iapun melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga, lalu ia bertanya kepada Rasulullah tentang perkara yang menyulitkan tadi, lalu Nabi menunjukkan kebenaran kepadanya" (Al-Bidaayah wa An-Nihaayah 12/196).
Sangat jelas bahwasanya bertemunya seseorang -dalam keadaan terjaga- dengan Nabi merupakan perkara yang mungkar menurut Ibnul Jauzi, dan hal ini diakui oleh Ibnu Katsir.
Keempat : As-Sakhoowi rahimahullah
Al-Qostholaani berkata :
وأما رؤيته- صلى الله عليه وسلم- فى اليقظة بعد موته- صلى الله عليه وسلم- فقال شيخنا: لم يصل إلينا ذلك عن أحد من الصحابة، ولا عن من بعدهم.
وقد اشتد حزن فاطمة عليه- صلى الله عليه وسلم- حتى ماتت كمدا بعده بستة أشهر- على الصحيح- وبيتها مجاور لضريحه الشريف، ولم ينقل عنها رؤيته فى المدة التى تأخرت عنه
"Adapun melihat Nabi shallallahu 'alahi wasallam dalam keadaan terjaga (tidak tidur) setelah wafatnya Nabi, maka guru kami (As-Sakhoowi rahimahullah) berkata : "Tidaklah sampai kepada kami hal tersebut (melihat Nabi dalam keadaan terjaga) dari seorangpun dari kalangan para sahabat Nabi, dan juga dari kalangan setelah para sahabat. Dan sungguh telah berat kesedihan Fathimah atas wafatnya Nabi shallallahu 'alahi wa sallam, sampai-sampai Fathimah -setelah enam bulan menurut pendapat yang shahih- akhirnya meninggal karena kesedihan yang amat parah. Padahal rumahnya berdekatan dengan kuburan Nabi yang mulia, akan tetapi tidak dinukilkan dari Fathimah bahwa beliau melihat Nabi di masa –enam bulan tersebut-" (Al-Mawaahib Al-Laduniyah bi Al-Minah Al-Muhammadiyah 2/371)
Demikianlah perkataan para ulama madzhab Syafi'iyyah dan pengingkaran mereka terhadap orang yang mengaku melihat Nabi dalam keadaan terjaga (tidak tidur)
BANTAHAN
Tentunya jika memang –setelah wafatnya Nabi- ruh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masih hadir dalam acara maulid, atau memungkinkan untuk melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga maka melazimkan hal-hal berikut :
Pertama : Berarti Ruh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bisa berjumlah ganda. Karena sangat memungkinkan dalam satu waktu (terutama tanggal 12 Robi'ul Awwal) dilaksanakan banyak maulid Nabi di penjuru dunia. Dan ruh Nabi akan hadir di acara-acara maulid tersebut ??!!. Karenanya tidaklah mengherankan jika sebagian orang-orang yang melaksanakan acara maulid berdiri serentak dalam rangka menyambut kedatangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam acara mereka !!. Bukankah tatkala Nabi masih hidup saja beliau tidak bisa menjadikan jasad beliau ganda berada di dua tempat apalagi setelah meninggal??.
Ataukah maksud Habib Munzir bahwasanya ruh Nabi hanya hadir di acara maulid yang dihadiri oleh Habib Munzir saja, agar ruh Nabi tetap dikatakan hanya satu??!
Kedua : Meyakini ruh Nabi masih bisa berjalan-jalan diatas muka bumi melazimkan kita masih bisa berkomunikasi dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, meminta Nabi untuk memberi solusi tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Dan ini tentunya merupakan khurofat besar. Bukankah terjadi perselisihan diantara para sahabat karena kesalahpahaman dan peran kaum khowarij sehingga terjadi pertumpahan darah, lantas kenapa mereka (para sahabat) tidak berdiskusi dengan ruh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk memecahkan permasalahan dan memberi solusi dalam perselisihan mereka??.
Demikian juga kisah Fatimah radhiallahu 'anhaa yang menuntut warisan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam kepada Abu Bakar radhiallahu 'anhu. Lantas kenapa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menemui Fathimah atau Abu Bakar dan menjelaskan hukum yang sebenarnya atau menengahi mereka berdua??!
Ketiga : Jika ada yang berkata bahwa ruh Nabi hanya muncul di acara maulid, tentunya para sahabat akan sangat bersemangat untuk mengadakan acara maulidan setiap tahun, karena kerinduan dan kecintaan mereka terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan tentunya untuk bisa berdiskusi dengan Nabi ??!!. Atau bila perlu para sahabat akan melaksanakan acara maulid Nabi setiap hari demi bisa berjumpa dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam !!
Apakah ada orang sekarang yang mengaku lebih cinta dan lebih rindu kepada Nabi daripada para sahabat??!!
Keempat : Jika bisa bertemu dengan ruh Nabi melazimkan orang yang bertemu tersebut adalah para sahabat. Karena definisi seorang sahabat –sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-'Asqolani dan ulama yang lainnya- adalah : "Seseorang yang bertemu dengan Nabi dalam keadaan beriman dan orang tersebut meninggal dalam keadaan beriman". Jika perkaranya demikian maka para sahabat tidak hanya terhenti pada zaman Nabi shallahu 'alaihi wasallam tapi akan bisa berlanjut hingga hari kiamat.
Karenanya buku yang ditulis oleh Ibnu Hajar rahimahullah dengan judul (الإِصَابَةُ فِي مَعْرِفَةِ الصَّحَابَةِ) yang menjelaskan tentang nama-nama sahabat adalah buku yang penuh dengan kekurangan. Karena masih terlalu banyak sahabat baru yang datang belakangan karena ketemu ruh Nabi, atau ketemu Nabi dalam keadaan terjaga.
Kelima : Dan jika masih bisa ketemu Nabi setelah wafat beliau dalam keadaan terjaga maka tentunya buku-buku hadits yang ada sekarang seperti shahih Al-Bukhari, shahih Muslim, Musnad Al-Imam Ahmad, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Thirmidzi, Sunan Ibni Maajah, Sunan An-Nasaai, Sunan Ad-Daarimi, Sunan Al-Baihaqi, dll…, ternyata masih jauh dari kelengkapan. Karena masih banyak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat "baru" yang bertemu dengan Nabi dan ngobrol-ngobrol dengan Nabi setelah wafatnya Nabi. Diantara sahabat tersebut –sebagaimana telah lalu- adalah Ahmad At-Tijany "radhiallahu 'anhu", Ahmad Ar-Rifaa'i radhiallahu 'anhu, DR Ali Jum'ah radhiallahu 'anhu, dan juga Habib Munzir radhiallahu 'anhu??!!
Keenam : Jika bisa ketemu ruh Nabi dalam kondisi terjaga (setelah wafatnya Nabi) maka sungguh perjalanan jauh yang ditempuh oleh Al-Imam Al-Bukhari dan para ahli hadits lainnya dalam mengumpulkan hadits-hadits Nabi merupakan pekerjaan yang tolol dan membuang-buang waktu dan energi serta biaya. Sebenarnya caranya mudah saja, yaitu janjian sama Nabi shallallahu 'alahi wasallam untuk ketemuan lalu belajar langsung dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ketujuh : Jika bisa bertemu Nabi dalam keadaan terjaga (setelah wafat beliau), maka pernyataan para ulama "Buku yang paling shahih/valid/benar setelah al-Qur'an adalah kitab Shahih Al-Bukhari' merupakan pernyataan yang sangat ngawur. Karena dalam kitab Shahih Al-Bukhari, al-Imam Al-Bukhari masih meriwayatkan hadits-hadits Nabi melalui perantara jalur-jalur sanad yang dalam satu sanad terdapat beberapa perawi. Adapun para sahabat "baru" yang bertemu Nabi dalam keadaan terjaga (setelah wafatnya Nabi) mereka telah meriwayatkan langsung dari Nabi tanpa perantara. Jadi kalau hadits-hadits "sahabat baru' ini dikumpulkan maka lebih shahih daripada kitab Shahih Al-Bukhari.
Kedelapan : Jika ternyata setelah wafat Nabi masih bisa berjalan-jalan di dunia dan muncul di dunia untuk bertemu dengan para sahabat, maka buat apa para sahabat menangis dan bersedih tatkala meninggalnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam??!!. Bukankah seharusnya mereka santai saja…, toh tidak ada bedanya antara Nabi sebelum dan sesudah wafat…, sama saja masih hidup dan masih bisa ditemui dan diajak ngobrol dan diskusi ??!!
Kesembilan : Jika Nabi masih bisa berjalan-jalan di dunia setelah wafatnya, lantas kenapa Umar bin Al-Khottoh bertawassul meminta paman Nabi yaitu Al-'Abbas bin Abdil Muttholib untuk mendoakan agar Allah menurunkan hujan??, kenapa Umar tidak langsung saja ketemu ruh Nabi dan meminta Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berdoa agar Allah menurunkan hujan??!!
Kesepuluh : Jika ruh Nabi berjalan-jalan di dunia berarti orang-orang yang menziarahi kuburan Nabi dan memberi salam kepada Nabi ternyata hanyalah menziarahi jasad Nabi yang kosong dari ruhnya. Dan barang siapa yang menganggap bisa ketemu Nabi secara lengkap –jasad dan ruhnya- setelah wafatnya Nabi, berarti kuburan Nabi lagi kosong sama sekali, sehingga para penziarah hanya menziarahi kuburan kosong??!!
Tentunya khurofat bertemu Nabi dalam kondisi terjaga sangatlah bertentangan dengan hadits berikut ini :
ألا وإن أول الخلائق يكسى يوم القيامة إبراهيم ألا وإنه يجاء برجال من أمتي فيؤخذ بهم ذات الشمال فأقول يا رب أصيحابي فيقال إنك لا تدري ما أحدثوا بعدك فأقول كما قال العبد الصالح { وكنت عليهم شهيدا ما دمت فيهم فلما توفيتني كنت أنت الرقيب عليهم وأنت على كل شيء شهيد } فيقال إن هؤلاء لم يزالوا مرتدين على أعقابهم منذ فارقتهم
"Ketahuilah bahwasanya yang pertama kali dipakaikan pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim 'alaihis salam. Ketahuilah akan didatangkan beberapa orang dari umatku lalu di bawa ke arah kiri (ke neraka-epn). Maka aku berkata, "Wahai Robbi, mereka adalah para sahabatku yang sangat sedikit". Maka dikatakan kepadaku, "Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang telah mereka ada-adakan setelahmu". Maka akupun berkata sebagaimana perkataan seorang hamba yang sholeh (Nabi Isa-pen) : "dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu" (QS Al-Maaidah : 117). Maka dikatakan : Sesungguhnya mereka selalu kembali ke belakang mereka (murtad) semenjak engkau berpisah dari mereka" "(HR Al-Bukhari no 4652 dan Muslim no 2860)
Tentunya jika Nabi masih bisa berjalan-jalan setelah wafat beliau maka beliau akan mengetahui apa yang terjadi dengan sebagian sedikit orang-orang pernah bertemu dengannya lalu murtad setelah wafat beliau.
Demikian juga dengan Nabi Isa 'alaihis salaam yang pada hakekatnya ia belumlah meninggal akan tetapi diangkat oleh Allah ke langit. Meskipun belum meninggalpun Nabi Isa tidak mengetahui apa yang terjadi dengan kaumnya setelah ia berpisah dari mereka. Lantas bagaimana dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah meninggal dunia??.
Catatan :
Mereka yang menyatakan bisa bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam kondisi terjaga, telah berdalil dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
مَنْ رآنِي فِي الْمَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي الْيَقْظَةِ
"Barang siapa yang melihatku dalam mimpi maka ia akan melihatku dalam keadaan terjaga" (HR Al-Bukhari no 6993 dan Muslim no 2266)
Sisi pendalilan adalah sabda Nabi "Ia akan melihatku dalam kondisi terjaga".
Bantahan terhadap pendalilan ini adalah:
Pertama : Hadits ini tidaklah sebagaimana yang mereka pahami. Para ulama telah menjelaskan maksud dan makna hadits ini. Diantaranya Al-Imam An-Nawawi rahimahullah, beliau berkata :
"...سيراني في اليقظة ففيه أقوال أحدها المراد به أهل عصره ومعناه أن من رآه في النوم ولم يكن هاجر يوفقه الله تعالى للهجرة ورؤيته صلى الله عليه وسلم في اليقظة عيانا والثاني معناه أنه يرى تصديق تلك الرؤيا في اليقظة في الدار الآخرة لأنه يراه في الآخرة جميع أمته من رآه في الدنيا ومن لم يره والثالث يراه في الآخرة رؤية خاصته في القرب منه وحصول شفاعته"
"…(Dia akan melihatku dalam keadaan terjaga), maka ada beberapa pendapat.
Pertama : Maksudnya adalah orang-orang yang tinggal semasa dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan maknanya adalah : Barang siapa yang melihatnya di dalam tidur dan belum berhijroh, maka Allah akan memberikan taufiq kepadanya untuk berhijroh dan melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam kondisi terjaga .
Kedua : Maknanya adalah ia melihat kebenaran mimpi tersebut dalam kondisi terjaga di akhirat, karena semua umat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan melihat Nabi di akhirat, baik yang pernah melihatnya di dunia ataupaun yang tidak melihatnya di dunia
Ketiga : Ia akan melihat Nabi di akhirat dengan penglihatan yang khusus yaitu dekat dengan Nabi dan akan memperoleh syafa'atnya" (Al-Minhaaj syarh Shahih Muslim 15/26)
Kedua : Kalau kita memahami hadits ini sebagaimana yang dipahami oleh mereka, maka melazimkan setiap orang yang bermimpi ketemu Nabi maka pasti ia akan melihat Nabi dalam kondisi terjaga. Dan ini adalah perkara yang didustakan oleh kenyataan. Karena kenyataannya, banyak orang yang bermimpi ketemu Nabi shallallahu 'alahi wa sallam dalam mimpi akan tetapi mereka tidak melihat Nabi dalam kondisi terjaga.
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 26-11-1434 H / 2 Oktober 2013 M
Abu Abdil Muhsin Firanda, sumber :
www.firanda.com (http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/532-ternyata-ada-sahabat-nabi-dari-indonesia)
Abu Abdil Muhsin Firanda, sumber :
www.firanda.com (http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/532-ternyata-ada-sahabat-nabi-dari-indonesia)
Artikel yang disebut diatas sungguh MENGHINA Ulama Islam Sunni asal Kalimantan Selatan yaitu Guru Ijai, terlepas apapun yang beliau kerjakan, dikarenakan beliau sudah meninggal dunia tentu akan sulit kita klarifikasi... dan kenapa Ustadz Firanda yang beraliran Islam Radikal Wahabi Salafi Takfiri tidak langsung mengklarifikasi ke Habib Munzir Al Musawwa yang masih Hidup, padahal sama-sama tinggal di Jakarta ?????
Dalam Berdakwah pun mereka Salafi Wahabi Takfiri Tidak Segan-segan menggelontorkan dana besar kepada Kaum Muslimin yang Mau Menjadi Anggota / Jama'ah nya, dengan "iming-iming uang" ini dapat dilihat dari sepak terjang mereka yang selalu bersifat GRATIS.
Khusus di Dunia Maya / Internet pun Mereka Salafi Wahabi Takfiri pun mengelola Website Berbayar yang dikelola rutin, bahkan Mobil-mobil dakwahsunnah.com mondar-mandir dikota Banjarmasin dan Mobil Ambulance Imam Syafi'i pun sering mampir di Pondok-pondok Yatim Piatu, semisal Panti Asuhan Sentosa di jalan Belitung Banjarmasin . Orang-orang pun berfikir , pastilah Anak-anak Yatim Piatu tersebut akan terus ditanamkan Akidah Salafi Wahabi Takfiri..sungguh kasihan..!!!
Kota Martapura yang disebut sebagai Kota Santri pun tidak luput dari Gerakan Wahabi Salafi Takfiri, Radio semisal Radio gema madinah 93 7fm martapura kalsel juga punya wahabi salafi takfiri sekaligus menjadi corong Pengajian Takfiri Wahabi Salafi ini.
Hanya satu hal bagi Team Buletin MPR, Kalimantan Selatan Umumnya mempunyai Warga Banua yang Ramah-Tamah tanpa Membeda-bedakan Aliran/Mazhab , tetapi Kehadiran Gerakan Salafi Wahabi Takfiri yang Tersistematis dan bahkan Menguasai Media Cetak, Elektronik dan Radio sudah selayaknya membuat kita WASPADA, Mengapa Perizinan Mereka Cepat Terbit / Diizinkan, satu misal apakah KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) sudah bekerja maksimal atau hanya bekerja maksimal setelah adanya "KOMISI"...Allahhu'allam.
Sebenarnya judul artikel Team Buletin MPR kali ini adalah "Jangan Benci Wahabi" , namun dari kenyataan ini dapat ditarik kesimpulan masih layakkah kita sebagai Warga Banua untuk TIDAK MEMBENCI & MEWASPADAI aliran radikal Salafi Wahabi Takfiri ini yang kerjaannya hanya Membuat Tidak Solidnya Islam di Banua Kalimantan Selatan , Sungguh Ironis agar dapat mengelabui warga Banua Banjar yang Mencintai Maulid & Haul , Mesjid Imam Syafi'i dibuat, tapi pengelolanya PEMBENCI Maulid & Haul, Apakah Pengikut Gerakan Salafi Wahabi Takfiri ini TIDAK PERCAYA DIRI dengan mengasih nama Mesjid Wahabi atau Mesjid Salafi ??? Menyebar Dakwah koq Sambil MENIPU ??? Mesjid Salafi Wahabi Takfiri, tapi NGAKU-NGAKU Mesjid Islam Sunni..???? Takut Tidak Punya Jama'ah ya ^_^ .
Agar pembaca www.buletinmajelispecintarasul.blogspot.com masih Fresh/Segar ingatannya tentang Ulama-ulama Salafi Wahabi Takfiri Kalimantan Selatan, maka kami ingatkan kembali bahwa Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc adalah Pengelola Mesjid Imam Syafi'i Banjarmasin, Kemudian Ustadz Khairullah, Lc pada siaran Banjar TV pada tanggal 2 Januari 2015 hari Jum'at Malam pada Acara Majelis Ta'lim Arrahmat, Pengajian dan Dialog telah Memusyrikkan / Mengkafirkan OrangTua Nabi Muhammad yaitu Abdullah & Aminah serta Menghukum orang yang mengasuh dan mendidik Nabi Muhammad dari kecil dan menjaga beliau yaitu Abu Thalib sebagai Orang Musyrik / Orang Kafir ???
Dan sungguh Menggelikan ditengah pemutaran Acara Ustadz Wahabi Salafi Takfiri PEMBENCI MAULID & HAUL, Khairullah, Lc, Running Text Banjar TV menginfokan Kegiatan Acara Maulid di Mesjid An-Noor jalan Bumi Mas Raya Banjarmasin, tanggal 2 Januari 2015 setelah/ba'da Isya yang diisi oleh Prof.DR.KH.Aqiel Siradj Ketua Umum PBNU.
Artinya Banjar TV terkesan TIDAK Membela siapapun , baik Salafi Wahabi, Islam Sunni atau Islam Syi'ah atau Bisa Jadi Crew Banjar TV memang Tidak Memahami Ulama beraliran apa yang mereka tayangkan ...Wallahu'allam.
Terakhir Team Buletin MPR Mengucapkan Selamat atas Kelahiran Junjungan Besar Nabi Muhammad Saww di Bulan Rabi'ul Awwal ini, walau Ulama-ulama Salafi Wahabi Takfiri bicara apapun tentang KEBENCIAN mereka terhadap Acara Maulid Nabi Muhammad Sang Habibullah / Kekasih Allah ini, Semoga Kita Warga Banua Banjar akan TERUS dan TERUS bisa menyelenggarakan Acara Maulid Nabi Muhammad ini, Semoga Kita akan terus bisa meneladani Akhlak Beliau yang Mulia, hingga bisa diamalkan dalam Kehidupan sehari-hari..Amin ya Rabbal 'allamin. (R/RA/FFM/NYK/3/01/2015/12rabiulawwal1436h)
Hadiri Maulid Nabi di Monas, ini Pesan Presiden Jokowi
Jakarta, LiputanIslam.com – Presiden Joko Widodo menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 Hijriah yang diadakan oleh Majelis Rasulullah SAW di kawasan Monas Jakarta, Sabtu, 3 Januari 2015. Seperti diketahui, Majelis Rasulullah adalah salah satu majelis dzikir dan shalawat terbesar di Jakarta, dan saat acara berlangsung, sekitar 5.000 santri dari wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menghadiri acara tersebut. Sebagian besar pria memakai baju koko dan peci, sementara untuk perempuan memakai baju gamis dan jilbab. Maulid adalah acara rutin yang diselenggarakan setiap tahun.
“Sudah dua kali, saya hadir di majelis ini di tempat yang sama. Pagi hari ini, kita semua bisa hadir dalam peringatan maulid Nabi. Kita semua perlu mengingatkan diri kita betapa keteladanan Nabi Muhammad adalah inspirasi bagi umat Islam. Inspirasi bagi kita semua untuk menghadapi masalah dan tantangan,” tutur Jokowi.
Dari laporan kabar24.com, dalam sambutannya, Jokowiberpesan agar masyarakat meniru akhlak Nabi Muhammad SAW yang begitu mulia, seperti tabah dalam menghadapi segala tantangan dan cobaan, tabah dalam menghadapi hinaan, dan tabah menghadapi caci maki. Nabi Muhammad semasa hidupnya sering mendapatkan hinaan dan cacian. Namun, beliau selalu membalasnya dengan doa dan kebaikan.
“Kalau kita sanggup enggak menghadapi itu, dihina orang lalu membalas hinaan itu dengan doa? Ada di antara kita yang seperti itu? Insya Allah di Majelis Rasulullah bisa semuanya, karena kita semuanya ingin meneladani apa yang telah dikerjakan oleh Nabi,” ujarnya.
Peringatan maulid tersebut dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi, Menteri Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Pengurus Dewan Syuro Majelis Rasulullah Habib Nabiel al-Musawa, dan ceramah disampaikan Habib Jindan bin Novel.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga meminta kepada seluruh umat untuk mendoakan saudara-saudara setanah air yang sedang terkena musibah, baik itu kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 maupun bencana alam seperti longsor dan banjir yang terjadi di sejumlah tempat.
“Semoga saudara yang wafat dan meninggal diampuni salah dan khilafnya, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” kata Jokowi.
Sedangkan tadi malam, acara maulid juga digelar di Istana Negara, yang dihadiri oleh Jokowi-JK beserta istri, pimpinan lembaga negara, perwakilan duta besar negara sahabat, sejumlah menteri Kabinet Kerja, dan tamu kenegaraan lainnya. Tausyah disampaikan oleh Sekretaris Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mukti, dengan tema ‘Membangun Mental Kerja Melalui Spirit Nabi Muhammad SAW’.(ba/http://liputanislam.com/berita/hadiri-maulid-nabi-di-monas-ini-pesan-presiden-jokowi/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+LiputanIslam+%28Liputan+Islam%29)
Dana Bansos Dihapus, MUI Mengeluh
Jakarta, LiputanIslam.com — Penghapusan dana bantuan sosial oleh Presiden Joko Widodo, dikeluhkan oleh Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain. Menurutnya, ada upaya peminggiran terhadap umat Islam sepanjang 2014. Baik dari peran politik, ekonomi dan budaya.
“Islam sengaja dihancurkan dan dihilangkan. Dengan tidak mencairkan bansos jelas-jelas membunuh ormas-ormas terutama ormas Islam,” kata Tengku, 30 Desember 2014.
Sepanjang 2014, menurut Tengku, pemerintah tidak adil terhadap umat Islam Indonesia yang notabene merupakan penduduk mayoritas. Timbulnya banyak konflik selama ini juga dianggap karena umat Muslim sebagai kaum mayoritas justru dipinggirkan. Jika pemerintah tidak sungguh-sungguh memperhatikan umat Muslim sebagai mayoritas, maka konflik akan terus tersulut di 2015.
“Setiap ada perayaan umat Islam tidak pernah datang. Tapi kemudian rela jauh-jauh pergi ke Papua. Ini kan secara transparan rakyat melihat pemerintah berpihak ke minoritas,” papar Tengku, seperti dilansir republika.co.id.
Seperti diketahui, Jokowi telah menginstruksikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo untuk menghapus dana bantuan sosial di seluruh Indonesia.
“Atas perintah Pak Presiden, dana bansos akan ditarik secara nasional. Penghapusan anggaran bansos dilakukan atas dasar banyaknya penyelewengan atas dana tersebut,” jelasnya.
“Masih banyak anggaran bansos yang tidak tepat sasaran dan berakhir pada persoalan hukum yang menjerat kepala daerah dan DPRD,” lanjut Tjahjo.
KPK Dukung Dana Bansos Dihapus
Komisi Pemberantasan Korupsi mendukung rencana pemerintah menghapus program dana bantuan sosial di daerah ataupun di kementerian dan lembaga negara. Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengatakan hasil riset lembaganya bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menunjukkan pengelolaan dana bantuan sosial cenderung bermasalah.
“Program itu sudah salah sejak perencanaan yang berujung pelaksanaan yang tak terkelola dengan baik. Akibatnya, muncul masalah dalam pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan,” ujar Zulkarnain, 21 Desember 2014. Dari laporan tempo.co, berikut ini adalah para pejabat yang terlilit kasus terkat dana bansos;
1. Empat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan–Adil Patu, Mudjiburahman, Mutaqbir Sabri, dan Kahar Gani–ditetapkan sebagai tersangka oleh kejaksaan tinggi setempat. Mereka diduga terlibat penyalahgunaan dana bansos 2008 yang merugikan negara hingga Rp 8,87 miliar.
2. Bekas Wakil Gubernur Sumatera Selatan Eddy Yusuf divonis 1 tahun 6 bulan penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Palembang. Dia terbukti menilap dana bansos selama menjabat Bupati Ogan Komering Ulu pada 2005-2010. Total kerugian negara akibat perbuatannya sebesar Rp 1,6 miliar.
3. Tujuh orang pejabat Provinsi Banten menjadi tersangka kasus bansos 2011-2012 senilai Rp 7,6 miliar. Salah satunya adalah bekas Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Banten Zaenal Muttaqien.
4. Mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada sebagai tersangka kasus suap dana bansos Pemerintah Kota Bandung. Kasus ini juga menyeret Sekretaris Daerah Kota Bandung Edi Siswadi. Dada telah divonis 10 tahun penjara atas kasus ini.
Bansos Diselewengkan
Dari berbagai informasi yang dihimpun Liputan Islam, bansos adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Namun pada praktiknya,banyak terjadi penyelewengan.
Penyelewengan tidak hanya dilakukan oleh para pejabat. Pada tahun 2012 lalu, Gamawan Fauzi yang masih menjabat sebagai Mendagri menyatakan bahwa ada sekitar sembilan ribu organisasi masyarakat (ormas) yang berdiri dan tercatat di Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementrian Dalam Negeri . Jumlah itu, belum termasuk yang tidak terdaftar.
Ironisnya, dari laporan kemendagri.go.id, kehadiran ormas-ormas malah dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Ada sejumlah ormas yang sering mengajukan proposal dan meminta dana bansos serta dana hibah. Untuk itu, ia menyatakan bahwa aliran dana bansos harus dipertanggungjawabkan, meliputi laporan penggunaan hibah, bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan. Kewajiban pertanggungjawaban penggunaan hibah dan bansos oleh ormas akan menjadi pintu masuk bagi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit. (ba/http://liputanislam.com/berita/dana-bansos-dihapus-mui-mengeluh/)
Pentingnya Memperingati Maulid Nabi Saw
Oleh: Ismail Amin*
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa oleh penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan dan penyayang terhadap orang-orang mu’min.”
(Qs. At-Taubah : 128).
(Qs. At-Taubah : 128).
Mencermati kondisi ummat Islam yang secara eksternal mendapatkan serangan dan permusuhan dari musuh-musuhnya dan secara internal teramat rapuh dengan jauhnya mereka dari cahaya risalah kenabian, Shalahuddin Al-Ayyubi (1138-1193 M) pahlawan legendaris Muslim dalam Perang Salib mencetuskan ide Peringatan Hari Kelahiran Nabi Saw dan menjadikannya sebagai wasilah yang dapat mengobarkan kembali kecintaan kepada agama, meneriakkan kebenaran Ilahi yang tampak senyap, menyulut api spritualitas yang sempat meredup sekaligus merajut kembali secara rapi tali ukhuwah yang kusut dan bercerai berai dengan mengingat kembali keteladanan yang dicontohkan Rasululullah Saw dalam berbagai aspek kehidupan. Dan hasilnya, ternyata memuaskan, semangat jihad berkobar, api spritualitas menyala terang, ukhuwah terjalin dan ummat Islam yang diambang kehancuran berbalik arah ditaburi kemenangan dan sejarah keagungan yang tak terlupakan.
Lewat peringatan maulid yang berhasil menggelorakan kembali semangat pantang hina umat Islam, pasukan Shalahudin Al Ayyubi berhasil memukul mundur tentara gabungan salib dari Eropa yang dikomandani Raja Inggris Richard Lion Heart dan merebut kembali Palestina dan Masjidil Aqsha dari genggaman para penjajah.
Lewat peringatan maulid yang berhasil menggelorakan kembali semangat pantang hina umat Islam, pasukan Shalahudin Al Ayyubi berhasil memukul mundur tentara gabungan salib dari Eropa yang dikomandani Raja Inggris Richard Lion Heart dan merebut kembali Palestina dan Masjidil Aqsha dari genggaman para penjajah.
Karenanya, jika kita di bulan ini memperingati Maulid Nabi Saw, hendaknya termotivasi sebagaimana Shalahuddin Al Ayyubi melakukannya, yaitu untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat ini. Terlebih lagi, bumi Palestina dan Masjid al Aqsha kembali dalam penguasaan kaum kuffar. Momentum peringatan kelahiran Nabi mestinya menjadi media pemersatu ummat bukan malah menjadi ajang salih berselisih.
Hukum Peringatan Maulid
Meskipun di negeri ini secara resmi hari Maulid Nabi ditetapkan sebagai hari besar keagamaan, kita tidak bisa memungkiri keberadaan kelompok Islam yang enggan untuk turut memperingatinya. Keengganan itu patut kita apresiasi sebagai bentuk kecintaan juga. Sebab keengganan mereka dikhawatirkan bahwa perbuatan tersebut terkategorikan bid’ah yang dilarang Islam. Atau minimal menyerupai perayaan kelompok Nashrani yang memperingati kelahiran Yesus Kristus. Sebab Nabi Saw telah mewanti-wanti, “Siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dalam golongan kaum itu” (Sunan abu Dawud Juz 4/78). Tentu pendapat tersebut patut dihargai, bukan dijadikan dalih untuk saling bermusuhan dan berpecah belah.
Namun tetap patut diketahui, setidaknya oleh dua ulama besar Islam, Syaikh Ibnu Hajar al Atsqalani dan Imam Jalaluddin as-Suyuti meskipun tetap menyebut peringatan Maulid Nabi sebagai amalan bid’ah namun tidak mengkategorikannya sebagai bid’ah yang terlarang melainkan bid’ah hasanah (inovasi yang baik). Keduanya mengatakan bahwa status hukum maulid Nabi adalah bid’ah mahmudah (bid’ah terpuji). Karenanya bisa dikatakan, bahwa tidak semua yang tidak dilakukan Nabi itu tertolak dan dipastikan sebagai bid’ah sesat. Untuk menguatkan pendapatnya, Ibnu Hajar menukil hadits Nabi Saw, “Siapa saja yang membuat suatu tradisi yang baik (tidak bertentangan dengan syariat) maka dia mendapatkan pahala dan pahala orang yang mengerjakannya” (Shahih Bukhari).
Beragama : Penghayatan dan Kesemarakan
Tidak ada seorang muslimpun yang mengingkari wajibnya memberikan kecintaan kepada Nabi bahkan diharuskan melebihi dari kecintaan terhadap diri sendiri. Para sahabat mengapresiasikan kecintaannya kepada Nabi dengan mencintai apa saja yang datang dari beliau, hatta ludah sekalipun. Karena kecintaan kepada Nabi Saw, para sahabat berebutan mengambil lembaran rambut, tetesan air wudhu, keringat, atau apa saja yang ditinggalkan Rasul. Salah satu ungkapan cinta ialah mengenang dan memuliakan atsar, yakni apa saja –waktu, peristiwa, tempat- yang berkaitan dengan yang kita cintai. Lihatlah, dinegara manapun selalu ada monumen-monumen besar untuk mengenang peristiwa besar, tempat-tempat bersejarah dan momen-momen penting dari pemimpin negara yang mereka cintai, setiap Negara bahkan termasuk Kerajaan Arab Saudi sekalipun setiap tahunnya memperingati ulang tahun negaranya. Karena itulah, sangat sulit orang untuk melarang kaum muslimin untuk memperingati maulid nabi, peristiwa Hijrah, Isra’ Miraj, Nuzulul Qur’an dan momen-momen penting lainnya yang berkaitan dengan sang kekasih Muhammad Saw meskipun peringatan tersebut dikatakan bid’ah. Selama kaum muslimin mencintai Nabi, selama itu pula peringatan dan ziarah ke makam, gua Hira dan sebagainya akan terus berlangsung.
Imam As-Suyuti mengapresiasi peringatan maulid sebagai ungkapan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad Saw ke muka bumi. Penuturan ini dapat dilihat dalam Kitab Al-Ni’mah Al-Kubra Ala Al-Alam fi Maulid Sayyid Wuld Adam. Memperingati maulid Nabi adalah ungkapan kecintaan sekaligus kesyukuran atas kehadiran beliau di muka bumi menghidayai ummat manusia dan menyelematkannya dari lembah kesesatan. Karenanya, peringatan ceremonial semacam maulid sangatlah dibutuhkan umat akhir-akhir ini, sebagai momentum untuk membincangkan keagungan dan kemuliaan nabi Muhammad Saw, untuk menyiarkan banyak dari sunnah-sunnah nabi yang terabaikan, untuk lebih memperkenalkan kemulian akhlak Rasulullah kepada mereka yang memendam dendam dan kebencian karena ketidak tahuan. Saya rasa kita punya kaidah penetapan hukum untuk itu, bahwa setiap yang menjadi perantara pelaksanaan amalan yang wajib maka wajib pula pelaksanaannya. Membeli baju hukumnya mubah, namun menjadi wajib jika kita tidak memiliki baju untuk menutup aurat dalam pelaksanaan shalat. Mengenang apapun yang berkenaan dengan Rasulullah menjadi wajib hukumnya karena menjadi syarat untuk menimbulkan kecintaan kepada Rasulullah Saw yang merupakan kewajiban bagi kaum muslimin. Hari kelahiran Nabi sesungguhnya termasuk hari-hari Allah tentangnya Allah berfirman, “Keluarkanlah kaummu dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.” (Qs. Ibrahim: 5).
Mari kita jadikan Rabiul Awal (yang masyhur dikenal sebagai bulan lahir dan wafatnya Rasulullah Muhammad Saw) sebagai momentum untuk memperingatinya, sebagai ungkapan kecintaan kita kepada Rasulullah Saw, untuk menghidupkan ghirah keislaman kita, membina semangat profetis agar bulan-bulan selanjutnya sampai ke bulan Rabiul Awal selanjutnya yang kita lakukan adalah kerja-kerja kenabian. Secara sosiologis, dengan asumsi kehidupan manusia di abad ini, dengan kecenderungan bergaya hidup konsumeristik, hedonistik, dan materialistik, punya andil cukup besar terhadap terkikisnya tingkat kesadaran seseorang termasuk kecenderungannya dalam beragama, maka peringatan maulid Nabi menjadi tuntutan religius yang penting. Kita berupaya menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah agar membuat takjub kaum muslimin dan pada saat yang sama membuat murka musuh-musuh Islam. Kesemarakan yang terjadi dalam setiap peringatan Maulid bukanlah untuk dilarang, tetapi untuk diluruskan penyimpangan yang terjadi di dalamnya, untuk diarahkan kepada penghayatan makna peringatan perjalanan nabi sesungguhnya. Kesemarakan adalah bagian dari syiar agama, sementara syiar sendiri bagian dari pendalaman agama. Dengan syiar para ulama atau tokoh agama bisa berperan dalam membina masyarakat.
“Dan tetaplah mengadakan peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Adz Dzariyat : 55). Wallahu ‘alam Bishshawwab.
*tulisan ini pernah dimuat di koran dan disalin dari akun facebook penulis.(http://liputanislam.com/kajian-islam/pentingnya-memperingati-maulid-nabi-saw/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+LiputanIslam+%28Liputan+Islam%29)
Sunni dan Syiah Rayakan Maulid Nabi, ISIS dan Wahhabi Mengharamkannya
Kairo, LiputanIslam.co m – Tak seperti di banyak tempat lain di dunia, umat Islam di kota Mosul, provinsi Ninawa di bagian utara Irak, tak dapat turut bersuka cita memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad saw. Hal ini tak lain karena terdapat larangan keras dari para ekstrimis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang beraliran Wahhabi dan menduduki kota itu.
“ISIS telah menebar pengumuman ke semua masjid di kota ini supaya warga tidak merayakan peringatan Maulid Nabi Besar saw,” ungkap seorang pemuka masjid di kota Mosul, sebagaimana dilaporkan situs berita Rudaw dan dikutip Alalam, Jumat (2/1/2015).
Tokoh yang meminta namanya dirahasiakan itu menambahkan, “ISIS menganggap perayaan Maulid Nabi saw sebagai bagian dari bid’ah yang menyusup ke dalam Islam.”
Di kalangan Salafi/Wahhabi memang terdapat larangan keras bagi peringatan Maulid Nabi saw. Mufti Besar Arab Saudi Syeikh Abdulaziz bin Abdullah al-Sheikh, misalnya, menegaskan tradisi yang ada di mayoritas umat Islam Sunni dan Syiah ini sebagai bid’ah yang tidak pernah dipraktikkan oleh Rasulullah saw, para sahabat dan orang-orang salih terdahulu.
“Merayakan Maulid Nabi adalah praktik bid’ah yang tak berdasar, dan layak dipersoalkan,” ungkapnya, sebagaimana dimuat di Harian al-Madinah 25 Februari 2010.
Dia menambahkan, “Semua (perayaan) ini tidak berasal dari nabi kita maupun para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti manhaj dan jejak mereka.”
Berbeda dengan al-Syeikh, Mufti Mesir Dr. Ali Gomaa yang bermazhab Sunni Syafi’i, sebagaimana dimuat situs Darul Ifta’ (Lembaga Fatwa Mesir) 30 Juli 2007, menilai perayaan Maulid Nabi saw sebagai salah satu amalan terbaik
“Perayaan Maulid Nabi saw merupakan salah satu amalan terbaik dan dapat mendekatkan kepada Allah Swt karena merupakan bentuk ekspresi kebahagiaan dan kecintaan kepada Rasulullah saw, sedangkan kecintaan kepada beliau adalah bagian dari prinsip keimanan.”
Dia mengutip sabda Nabi saw; “Demi Zat yang jiwaku ada dalam genggamanNya, tidak akan beriman seseorang di antara kalian sebelum aku dicintai olehnya melebihi cintanya kepada ayah dan anaknya.”
Dia menjelaskan perayaaan Maulid Nabi saw mulai mentradisi di tengah umat Islam sejak abad ke-4 dan ke-5. Saat itu orang-orang salih terdahulu merayakannya dengan cara memeriahkan suasana malam Maulid dengan amalan-amalan “taqarrub” (pendekatan kepada Allah) semisal berbagi makanan, membaca al-Quran, berzikir dan membacakan syair-syair tentang Rasulullah saw.
Menurutnya, hal tersebut dicatat dengan jelas oleh para sejarawan termasuk Ibnu al-Jauzi, Ibnu Katsir, al-Hafid Ibnu Dihyah al-Andalusi, dan al-Hafidh Ibnu Hajar.
Di kalangan Syiah, peringatan Maulid Nabi saw juga sudah menjadi tradisi yang mendarah daging.
Sebagaimana dimuat situs berita al-Shorouk, Jumat (2/2/2015) Tahir al-Hasyimi, anggota Lembaga Ahlul Bait Sedunia di Mesir mengatakan, “Perayaan Maulid Nabi Besar saw di kalangan Syiah tidak berbeda dengan kalangan Ahlussunnah. Ini telah disepakati, dan tidak ada pula ritual khusus di kalangan Syiah yang berbeda dengan Ahlussunnah.”
Dia menambahkan bahwa pada peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw itu kaum Syiah membagi-bagikan kue sebagai ungkapan rasa gembira yang muncul di tengah keluarga, memilih hari itu sebagai hari pernikahan dengan harapan mendapat berkah dari beliau, serta membacakan sirah atau riwayat hidup dan sejarah kelahiran beliau.
“Semua orang memperingati Maulid Nabi saw kecuali kaum Wahhabi. Mereka dan para ulama mereka mengharamkannya. Padahal tak syak lagi, perayaan tahunan Maulid Nabi saw merupakan sebentuk kebangkitan Islam dengan spiritualitas yang tinggi dan mengingatkan kita kepada sang pembawa rahmat, petunjuk dan pelita yang menerangi,” pungkasnya. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/sunni-dan-syiah-rayakan-maulid-nabi-isis-dan-wahhabi-mengharamkannya/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+LiputanIslam+%28Liputan+Islam%29)
Catatan Tambahan
Catatan Tambahan
Di awal muncul media wahabi salafi takfiri teroris isis pecinta kerajaan
arab saudi, yaitu dakwahsunnah.com Kalimantan Selatan tampil "Sangat Berani" dengan menyebut memperingati maulid nabi sebagai keburukan..???!!! Lihat gambar dibawah ini (lihat linknya) :
tetapi setelah lama "dibiarkan".. ternyata video tersebut pun "dihapus"... hem..apakah ustadz ahmad zainuddin, lc dan antek-antek pengikutnya yang ada di Masjid Imam Syafii Banjarmasin mulai "Tercium" merupakan kaki tangan wahabi salafi takfiri teroris isis pecinta kerajaan arab saudi penebar kebencian kepada sesama ummat manusia dan ummat islam serta PEMBENCI MAULID dan HAUL...!!!! inilah gambar terakhir yang berhasil dicrop (lihat linknya) :
tetapi setelah lama "dibiarkan".. ternyata video tersebut pun "dihapus"... hem..apakah ustadz ahmad zainuddin, lc dan antek-antek pengikutnya yang ada di Masjid Imam Syafii Banjarmasin mulai "Tercium" merupakan kaki tangan wahabi salafi takfiri teroris isis pecinta kerajaan arab saudi penebar kebencian kepada sesama ummat manusia dan ummat islam serta PEMBENCI MAULID dan HAUL...!!!! inilah gambar terakhir yang berhasil dicrop (lihat linknya) :
Agar kalian tau wahai PENEBAR KEBENCIAN sesama ummat manusia dan
Islam..wahai wahabi salafi takfiri teroris isis pecinta kerajaan arab
saudi... KAMI warga Banua Banjar akan terus dan terus meng Haul dan Ber
Maulid atas junjungan kami Nabi Muhammad Saw... !!!!!
Mainsource: http://buletinmajelispecintarasul.blogspot.co.id/2015/11/ayo-bela-wahabi-hati2-mengkafirkan-satu.html
JAKARTA, SALAFYNEWS.COM – Terus terang Ustad sampai hari ini tidak tahu siapa yang pertama kali mengatakan kata-kata mutiara tersebut “Banyak yang sibuk Beragama sampai lupa Ber-Tuhan”, hihihi.. ada yang tahu?
BERAGAMA TAPI TAK BERTUHAN
Apakah memungkinkan seseorang beragama
tapi tidak Bertuhan? jawab: SANGAT MUNGKIN. kita ambil saja contoh
TERORISME. terorisme adalah BUKTI tak terbantahkan bahwa manusia bisa
beragama tapi tidak bertuhan. (Baca Stempel Syiah Cara Wahabi, Teroris Serta Kelompok Radikal Padamkan Cahaya Qur’an dan Sunnah yang Cinta Persatuan)
Karena ketika sebuah aksi teror
dilakukan TERORIS entah itu oleh Al-Qaeda , atau Nusrah, atau ISIS
dengan cara meledakkan bom di tempat umum, yang tewas terbunuh adalah
ORANG TAK BERDOSA, bahkan wanita dan anak2.. BUKAN memerangi musuh
seperti yang DIKLAIM mereka.
Banyak Yang Sibuk Beragama Tapi Tak Ber-Tuhan
Kita ambil saja contoh bom bunuh diri di
Mesjid MAPOLRES Cirebon beberapa tahun silam yang dilakukan oleh
Syaifudin jebolan pesantren WAHABI As-Sunnah di Cirebon. Saat sholat
Jumat sedang berlangsung, DUARRRR!!!! bom diledakkan membunuh Muslim tak
berdosa yang sedang ibadah. (Baca Wahabi Adalah ISIS, ISIS Bukan Aswaja)
Padahal sudah jelas membunuh orang tak berdosa adalah DOSA TIDAK DIAMPUNI.. Allah berfirman, “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.” (Al-Quran, surat Al-Ma’idah, ayat 32)
Padahal sudah jelas Rosulullah
memurtadkan Muslim yang sengaja membunuh orang tak bersalah, “Hilang
Islam seorang Muslim (meskipun bersyahadat) disebabkan tiga perkara,
salah satunya membunuh orang lain dengan sengaja.” (Hadits Sahih
HR.Bukhari dan HR.Muslim) (Baca Wahabi Menuhankan dan Menabikan Muhammad bin Abdul Wahab, Benarkah?)
APALAGI APABILA DIA membunuh sesama
Muslim dengan sengaja, “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin
dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, ia kekal di dalamnya dan
Allah murka kepadanya, dan mengutukinyaserta menyediakan azab yang
besar baginya.” (Al-Quran, surat An-Nisa’, ayat 93)
Lalu mengapa santri PESANTREN WAHABI As-Sunnah Cirebon Syaifudin tetap meledakkan bom di Mesjid Mapolres ketika Sholat Jum’at sedang berlangsung? KARENA WAHABI BERAGAMA TAPI TAK BERTUHAN. simpel saja toh? (Baca Wahabi Membakar Al-Qur’an, Kitab Hadis dan Hancurkan Kuburan Sahabat Nabi)
Foto ditengah itu adalah ABU JIBRIL,
seorang terduga TERORIS yang pernah ditangkap pada tahun 2004 silam. Abu
Jibril ditangkap di Malaysia setelah memberikan ceramah TERORISME di
Shah Alam Selangor. ia ditangkap karena dianggap membahayakan karena
menjadi bagian kelompok TERORIS Mujahidin Malaysia. (Baca Pemilik “Arrahmah” Mantan Teroris dari Keluarga Pendukung Al-Qaeda)
Ustad WAHABI Abu Jibril yang pernah
mengancam akan BINASAKAN PANCASILA ini yang saat ini gencar bekampanye
menebar paham Ekstrimisme KHILAFAH anti NKRI anti Pancasila, juga
menebar isu sektarian “Sunni VS. Syiah” mencoba melakukan pembenturan
umat dan provokasi konflik horisontal.
KARENA WAHABI BERAGAMA TAPI TAK BERTUHAN.
SUMBER: TEMPO, Abu Jibril Ditangkap
Anak Abu Jibril, Muhammad Jibril PENDIRI
SITUS TERORIS Arrahmah yang sempat diblokir Kominfo pun ditangkap
DENSUS88 setelah sebelumnya ditetapkan sebagai BURONAN TERORIS.
Muhammad Jibril pendiri situs teroris
Arrahmah ditetapkan sebagai buronan dan ditangkap Densus88 terkait aksi
PENGEBOMAN Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton. Muhammad Jibril diduga
terlibat pendanaan luar negeri untuk membiayai aksi pengeboman tersebut.
Abu Jibril dan Muhammad Jibril adalah
pegiat MMI (Majelis Mujahidin Indonesia) yang gencar mempromosikan
KHILAFAH ISIS sebagai satu-satunya pilihan sistem pemerintahan bagi
muslim Indonesia, agar menegakkan Khilafah menggulingkan Pancasila. saat
pawai MMI tak segan-segan mengibarkan BENDERA ISIS seperti pada Parade
Tauhid di Car Free Day Jakarta tempo hari.
Bareskrim Mabes POLRI pernah mendalami
dugaan keterkaitan DANA TERORIS dalam operasi situs TERORIS Arrahmah
(com) Penangkapan Muhammad Jibril adalah berdasarkan bukti-bukti awal
adanya keterkaitan tersebut.
Abu Jibril dan Muhammad Jibril adalah
JARINGAN TERORIS WAHABI yang menjadi PINTU AKSES DANA dari negara-negara
Arab sponsor terorisme yang mendanai kegiatan Al-Qaeda, dan promosi
Khilafah ISIS di tanah air.
Tak hanya itu mereka juga yang membantu
aliran dana mengalir ke Media Media TERORIS PENEBAR HOAX yang sempat
diblokir Kominfo seperti VOA Islam, ERA Muslim, Panji Mas, Dakwatuna,
Hidayatullah, Nahimunkar, dll yang operasi nya didanai oleh DANA TERORIS
dari negara Arab tersebut.
OKEZONE: POLRI Dalami Pendanaan Arrahmah
Media-media TERORIS WAHABI ini semakin
hari semakin gencar menyebarkan kebencian Sektarian, penghasutan
permusuhan antar agama, provokasi konflik horisontal, mengkafir-kafirkan
orang lain, bahkan mengkafirkan saudara sesama muslim.
Mengapa aliran sayap kanan ultra ekstrim
SALAFI WAHABI ini menyerukan Jihad untuk membunuh orang secara
sembarangan dan asal-asalan? menyerukan membunuh orang tidak bersalah
padahal JELAS2 DIMURKAI ALLAH DIKUTUK ROSULULLAH seperti yang telah
dijelaskan pada tiga dalil diatas?
KARENA WAHABI BERAGAMA TAPI TAK BERTUHAN. KOMPAS: VOA Islam dan Arrahmah Didanai Teroris
WAHABI BERAGAMA TAPI TAK BERTUHAN. Selama menunaikan ibadah Jum’at. (SFA/MM)
Sumber: Akun Facebook Abu Janda Al-Boliwudi (http://www.salafynews.com/2015/11/13/wahabi-beragama-tapi-tak-bertuhan/)