Kerajaan Arab Saudi yang WAHABI Salafi "SERANG" Negara Yaman, Kenapa Tidak Zionis Israel ??? Islam Sunni & Islam Syi'ah TERZALIMI..!!!
Arab Saudi Bersahabat Dengan Israel?
LiputanIslam.com — Untuk menemukan pernyataan bahwa Iran bersahabat dengan Israel, rasanya lebih mudah daripada membalikkan telapak tangan. Lalu biasanya untuk membuktikan pernyataan tersebut, ‘para analis’ menggunakan teori konspirasi. Mungkin sesekali, ada baiknya kita tidak hanya mempertanyakan Iran, namun mempertanyakan negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah dan sikapnya terhadap Israel. Kali ini, kami akan mempertanyakan hubungan Arab Saudi dengan Israel.
Apakah Arab Saudi bersahabat dengan Israel?Dalam artikel ini, team Liputan Islam tidak akan menggunakan teori konspirasi yang untuk membuktikannya membutuhkan banyak waktu dan analisis yang mendalam. Hal yang lain mudah untuk dicek-ricek adalah data-data, dan karenanya, melalui data-data ini para pembaca bisa menyimpulkan sendiri, apakah Arab Saudi bekerja sama dengan Israel.
*****
Kelompok G4S Amankan Ibadah Haji
Situs rahasia Arab telah mengungkapkan bahwa Arab Saudi telah menggunakan jasa dari perusahaan keamanan Inggris, G4S Inggris, untuk memberikan bantuan untuk menjaga keamanan pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Dilaporkan laman Middle East Monitor, Selasa, 24 September 2013, situs ini juga mengungkapkan bahwa operasi G4S di Arab Saudi saat ini dikelola oleh seorang mantan petugas keamanan Saudi, Khalid Baghdadi.
Perusahaan yang mulai bekerja pada pemerintah Saudi sejak tahun 2010 ini menyandang nama Almajal G4S. Informasi keterlibatan G4S di Arab diperoleh dari majalah internal G4S yang diterbitkan di London. Sebuah artikel di majalah ini menyebutkan, perusahaan G4S cabang London akan mengelola pengaturan keamanan yang berkaitan dengan ibadah haji di Mekah.
G4S merupakan salah satu perusahaan keamanan terkemuka di dunia. Kelompok ini diduga membantu keamanan pasukan Israel. Jasa kelompok G4S digunakan di pusat-pusat penahanan Israel. Mereka diduga memberikan perlakuan kejam, termasuk penyiksaan kepada para tahanan. Dalam beberapa kasus, penyiksaan ini berujung pada kematian di dalam penjara-penjara Israel.
Sumber: http://goo.gl/eYIKzm
Data yang diperoleh, Arab Saudi menggunakan G4S untuk mengamankan jemaah haji di Mekkah. Sedangkan Israel, juga menggunakan G4S untuk di pusat-pusat penahanan Israel, yang sering menyiksa tahanan Palestina.
On the 4th of July 2013, an Early day motion was tabled in the UK Parliament condemning G4S’s conduct in Israel/Palestine:
That this House condemns G4S for providing services to Israeli prisons to which Palestinian prisoners are illegally transferred in serious violation of the Fourth Geneva Convention and also, in the case of child prisoners, the United Nations Convention on the Rights of the Child; further condemns G4S for being associated with treatment of Palestinian prisoners, including children, who are routinely subjected to violence and inhumane treatment at G4S-serviced prisons in Israel and Palestine; and urges the Government not to renew any contracts with G4S while it continues to support Israel in its breach of human rights, UN resolutions, international law and the Geneva Convention.Campaigns director of the Palestine Solidarity Campaign, Sarah Colborne told MEMO: “G4S has made itself an international target due to its role in facilitating serial human rights abuses. It provides services to Israeli prisons where Palestinians are transferred in violation of the Geneva Convention and in which torture is widespread. Palestinians have called on the international community to boycott G4S and we have a responsibly to heed that call.”Meanwhile the chair of Friends of Al Aqsa, Ismail Patel said, “We have posted an open letter to the Saudi Ambassador to the UK raising our concerns about the use of G4S during the Hajj season. This is the most spiritual journey which most Muslims will undertake in their lives and it is unacceptable for Saudi to allow a company which is complicit in Israel’s occupation and subjugation of the Palestinian people, to manage the security of pilgrims,” stated Ismail Patel, Chair of FOA.”
Dari kutipan tersebut, dinyatakan bahwa beberapa pihak yang peduli Palestina mengutuk keberadaan G4S atas perlakuannya terhadap Palestina. Namun anehnya, Arab Saudi tetap mempergunakan G4S, bahkan khusus untuk Arab Saudi, G4S ini dikelola oleh mantan petugas keamanan Saudi, yaitu Khalid Baghdadi.
Hal ini menimbulkan pertanyaan baru. Jika G4S memperlakukan Palestina secara tidak manusiawi, maka seharusnya Arab Saudi dan seluruh umat muslim akan mengutuk, memusuhi dan bila perlu menuntut secara hukum atas tindakan sewenang-wenang mereka. Namun mengapa Arab Saudi justru memakai jasa keamanan G4S, dan bahkan salah satu pengelolanya adalah mantan dari petugas keamanan Saudi? Dengan melihat data ini, maka ke arah manakah Arab Saudi berpihak, kepada Palestina ataukah kepada Israel? Dengan siapakah Arab Saudi bersahabat, dengan Palestina atau Israel? (ba/http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel/)
Arab Saudi Bersahabat Dengan Israel? (2)
LiputanIslam.com — Untuk menemukan pernyataan bahwa Iran bersahabat dengan Israel, rasanya lebih mudah daripada membalikkan telapak tangan. Lalu biasanya untuk membuktikan pernyataan tersebut, ‘para analis’ menggunakan teori konspirasi. Mungkin sesekali, ada baiknya kita tidak hanya mempertanyakan Iran, namun mempertanyakan negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah dan sikapnya terhadap Israel. Kali ini, Liputan Islam (LI)akan mempertanyakan hubungan Arab Saudi dengan Israel.
Apakah Arab Saudi bersahabat dengan Israel?
Dalam artikel ini, LI tidak akan menggunakan teori konspirasi yang untuk membuktikannya membutuhkan banyak waktu dan analisis yang mendalam. Hal yang mudah untuk dicek-ricek adalah data-data, dan karenanya, melalui data-data ini para pembaca bisa menyimpulkan sendiri, apakah Arab Saudi bekerja sama dengan Israel.
Bagian pertama ulasan mengenai hubungan Arab Saudi dengan Israel bisa dibaca di :http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel/
*****
Ulama kerajaan Arab Saudi berfatwa: “Haram demo anti Israel dan dukung Palestina.”
Lagi, fatwa heboh ulama kerajaan Arab Saudi, disaat manusia yang punya nurani dan rasa kemanusiaan baik dibelahan dunia Islam maupun Barat menangis dan prihatin atas tragedi kemanusian di Gaza, serta memprotes tindakan biadab Israel yang membantai penduduk sipil Palestina dari anak-anak sampai orang dewasa, tiba-tiba seorang ulama Wahabi asal Saudi Arabia yaitu Sheikh Saleh al-Lahidan -lihat foto diatas- (Ketua Majlis Tinggi Urusan Hukum – رئيس المجلس الأعلى للقضاء ) mengeluarkan fatwa aneh, yakni haram demo dukung Palestina dan anti Israel serta menentang kebiadabannya di Gaza.
Al-Lahidan dalam fatwanya mengatakan bahwa demo menentang kebiadaban Israel dan unjuk rasa membela bangsa Palestina yang tertindas adalah bentuk perbuatan anarkis, merusak di bumi Allah (fasad), tidak ada kebaikannya dan perbuatan yang melalaikan manusia dari mengingat Allah SWT. Oleh karenanya diharamkan secara mutlak. ( http://bondett.wordpress.com/2009/01/30/ulama-wahabi-berfatwa-haram-demo-anti-israel-dan-dukung-palestina/
Fatwa ini menunjukkan, bahwa ulama yang bernaung di dalam kekuasaan Arab Saudi dimanfaatkan untuk mengecilkan suara-suara dukungan terhadap Palestina, khususnya di kalangan umat muslim. Bagi yang berpikir dengan jernih, tentunya akan bisa menjawab pertanyaan, fatwa tersebut berpihak pada Israel atau Palestina? Arab Saudi lebih peduli kepada Israel atau Palestina? Boleh-boleh saja mengaku tidak punya hubungan diplomatik antara Arab Saudi dengan Israel, tetapi realitanya berkata lain. Kebijakan Arab Saudi lebih cenderung menguntungkan Israel.
Selain fatwa haram demo untu Palestina, sebelumnya ulama Arab Saudi Sheikh Muqbil bin Hadi yang juga pernah berfatwa bahwa gerakan perlawanan Islam HAMAS adalah gerakan jihad yang menyimpang. Apakah menurutnya, Sheikh Ahmad Yasin yang telah menghabiskan hidupnya demi memperjuangkan Palestina adalah tokoh yang menyimpang? ( http://www.inilah-salafi-takfiri.com/salafi-takfiri/fatwa-heboh-wahabi-atas-pembantaian-di-palestina#sthash.hhqDdlBi.dpuf ). Dengan keluarnya fatwa seperti ini, siapakah yang diuntungkan? Palestina, atau Israel? (ba/http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel-2/)
Arab Saudi Bersahabat Dengan Israel? (3)
LiputanIslam.com — Untuk menemukan pernyataan bahwa Iran bersahabat dengan Israel, rasanya lebih mudah daripada membalikkan telapak tangan. Lalu biasanya untuk membuktikan pernyataan tersebut, ‘para analis’ menggunakan teori konspirasi. Mungkin sesekali, ada baiknya kita tidak hanya mempertanyakan Iran, namun mempertanyakan negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah dan sikapnya terhadap Israel. Kali ini, kami akan mempertanyakan hubungan Arab Saudi dengan Israel.
Apakah Arab Saudi bersahabat dengan Israel? Dalam artikel ini, Liputan Islam tidak akan menggunakan teori konspirasi yang untuk membuktikannya membutuhkan banyak waktu dan analisis yang mendalam. Hal yang lain mudah untuk dicek-ricek adalah data-data, dan karenanya, melalui data-data ini para pembaca bisa menyimpulkan sendiri, apakah Arab Saudi bekerja sama dengan Israel.
Bagian pertama ulasan mengenai hubungan Arab Saudi dengan Israel bisa dibaca di :
- http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel/
- http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel-2/
Saudi Beli Senjata Israel untuk Disuplai kepada Teroris di Suriah
Radio Israel melaporkan bahwa Arab Saudi menandatangani kesepakatan 50 juta dolar dengan militer rezim Zionis untuk memasok militan di Suriah dengan peralatan militer Israel. Menurut laporan Press TV pada tanggal 27 Juli 2013, Arab Saudi memesan senjata dalam jenis rudal anti-tank, kendaraan militer, peralatan artileri, dan perangkat night vision. Disebutkan, senjata-senjata Israel tersebut akan digunakan untuk mempertahankan kontrol atas kota Aleppo dan sekitarnya.
The Daily Telegraph juga melaporkan pada bulan sebelumnya, Arab Saudi telah memberikan para militan Takfiri dengan berbagai senjata, sebagaimana yang pernah diakui oleh para militant bahwa mreka menerima batch pertama dari persenjataan berat dari Arab Saudi di utara kota Aleppo.
Di Homs, sebelumnya juga ditemukan persenjataan milik Israel, bisa disaksikan di: https://www.youtube.com/watch?v=Jv87JAoAyZI
Sementara hubungan baik antara Arab Saudi dengan Israel, diakui oleh Netanyahu sendiri. Menurutnya, Israel dan Arab Saudi memiliki kepentingan bersama di berbagai bidang seperti ekonomi, politik dan lainnya. Rekaman wawancara bisa disaksikan di: https://www.youtube.com/watch?v=kvJMJcVb3ZA#t=17
Jadi dengan fakta-fakta tersebut, semoga para pembaca bisa menjawab pertanyaan, “Apakah Arab Saudi bersahabat dengan Israel?” (ba/http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel-3/)
Arab Saudi Bersahabat Dengan Israel? (4)
LiputanIslam.com — Jauh sebelum Arab Saudi dan sekutunya menggempur Yaman, dengan meminta bantuan Israel, Liputan Islam telah merilis artikel yang mengungkap beberapa peristiwa yang menunjukkan adanya hubungan mesra antara Arab Saudi dan Israel. Mulai dari diturunkannya G4S untuk mengawal pelaksanaan ibadah haji, fatwa kontroversial terkait krisis di Palestina, hingga pengakuan dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Artikel sebelumnya, bisa disimak dalam tautan-tautan ini:
- http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel/
- http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel-2/
- http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel-3/
Dan dunia tersentak, ketika muncul laporan bahwa pesawat tempur Israel telah mengambil bagian dalam serangan udara untuk menggempur pejuang revolusioner Ansarullah di Yaman.
”Ini adalah untuk pertama kalinya bahwa Zionis sedang melakukan operasi bersama koalisi Arab,” tulis Sekretaris Jenderal Partai Al-Haq Yaman, Hassan Zayd di halaman Facebook-nya, seperti dikutipGlobal Research, pada Minggu (29/3/2015).
Dia mencatat bahwa Netanyahu, telah mengeluarkan perintah langsung untuk Angkatan Udara Israel agar mengirim pesawat jet tempur untuk bergabung dengan koalisi Arab guna melakukan serangan udara di Yaman.
Bergabungnya Israel dengan koalisi negara-negara Arab telah diangkat oleh media-media nasional, seperti Sindonews dan Merdeka, yang menimbulkan berbagai pro dan kontra.
Mengapa mereka menolak kenyataan ini ?
Selama ini, Arab Saudi merupakan negara yang dianggap sebagai representasi Islam. Islam lahir di negara itu, dan dua kota suci ummat Islam, Mekkah dan Madinah juga terletak di Arab Saudi.
Negara ini juga memberlakukan berbagai aturan yang dianggap berlandaskan atas Islam, seperti aturan berpakaian ataupun hukuman mati. Tentu saja, banyak juga aturan kontroversial yang menimbulkan kritik dari berbagai pihak. Namun secara keseluruhan, Arab Saudi paling diidentikkan dengan Islam. Sementara itu, Israel selalu identik dengan ‘musuh Islam’ lantaran kebiadabannya dalam memperlakukan rakyat Palestina selama puluhan tahun.
Negara ini juga memberlakukan berbagai aturan yang dianggap berlandaskan atas Islam, seperti aturan berpakaian ataupun hukuman mati. Tentu saja, banyak juga aturan kontroversial yang menimbulkan kritik dari berbagai pihak. Namun secara keseluruhan, Arab Saudi paling diidentikkan dengan Islam. Sementara itu, Israel selalu identik dengan ‘musuh Islam’ lantaran kebiadabannya dalam memperlakukan rakyat Palestina selama puluhan tahun.
Sehingga, pihak yang meyakini bahwa Arab Saudi adalah ‘representasi Islam’ dan Israel adalah ‘musuh Islam’, mereka cenderung tidak percaya bahwa kedua negara ini bekerjasama dan menyebut hal ini sebagai fitnah. Dari pantauan Liputan Islam, pihak yang menyangkal kerjasama kedua negara ini bahkan menuduh Merdeka.com sebagai salah satu media Syiah. Namun dari penelusuran LI, diketahui bahwa Merdeka.com didirikan oleh Steve Christian.
Namun kini, salah satu bukti kerjasama Arab Saudi dan Israel pun muncul ke permukaan. Perhatikan video berikut ini:
Minggu, 5 April 2015, Whatsupic mempublikasi sebuah audio yang diyakini sebagai rekaman suara Abu Omar al–Jabouri – penasehat kepala Raja Salman. Ia menyesalkan ketidakmampuan pilot Saudi untuk menghancurkan sistem pertahanan udara Yaman peninggalan Uni Sovyet yang sudah ‘uzur’. Lantas, al-Jabouri menyarankan agar meminta bantuan kepada Angkatan Udara Israel (IAF) yang memiliki jet tempur F-16 jet untuk memborbadir Yaman.
“… UAE mengirim 30 jet tempur, Kuwait dan Bahrain keduanya berpartisipasi dengan 15 jet, sementara Qatar mengambil bagian dengan 10 pesawat dan tentu saja, Yordania mengirim beberapa pesawat tapi kita tidak memiliki pilot … dan di sini kita harus berhadapan dengan sistem pertahanan udara Yaman dan untuk itu, pesawat F-16 memiliki kemampuan lebih…”
“Arab Saudi tidak memiliki pesawat F-16, dan karena masalah serius yang kita hadapi, maka sebaiknya menggunakan jet F-16 milik Israel karena mereka tahu bagaimana cara menangani Syiah. Namun masalahnya, tidak ada port udara di Arab Saudi yang bisa menjadi tempat mendarat jet Israel. Karenanya, kita garus menggunakan landasan di Bahrain, dan Amerika Serikat (AS) telah berjanji untuk membantu,” tambah al-Jabouri.(ba/http://liputanislam.com/tabayun/arab-saudi-bersahabat-dengan-israel-4/)
Iran Di Atas Angin
Dihasilkannya kesepakatan dalam putaran perundingan nuklir Iran di Lausanne, Swiss (2/4/2015) telah menempatkan posisi Iran di atas angin. Di meja yang sama, para negosiator muslim dari Iran berunding dengan enam kekuatan besar dunia, mempertahankan hak mereka untuk memanfaatkan energi nuklir dengan tujuan damai. Iran, sebuah negara mayoritas muslim berpenduduk 70 juta jiwa, mampu membuat negara-negara superpower berunding alot selama 18 bulan. Iran mampu bertahan mengatakan “tidak” di hadapan tekanan besar mereka yang ingin menghentikan perkembangan sains dan teknologinya yang sedemikian pesat.
Tak heran bila Presiden Rouhani berpidato, “Hari ini adalah hari yang akan lestari dalam ingatan sejarah bangsa Iran, hari yang menurut saya adalah penghargaan dan apresiasi bagi bangsa Iran yang besar. Dengan solid dan resistensinya rakyat Iran telah menjejakkan satu lagi langkah di jalur peraihan cita-cita tinggi nasionalnya.”
Para petinggi Iran, termasuk Pemimpin spritualnya, Ayatullah Ali Khamenei, telah menegaskan berkali-kali bahwa program nuklirnya untuk tujuan-tujuan non-militer. Lebih dari itu, ditegaskan pula bahwa dalam pandangan agama Islam, hukum pengembangan dan pembuatan senjata nuklir itu haram, sehingga tidak mungkin Republik Islam Iran (RII) membuat senjata nuklir.
Sejak tahun 1979, tepatnya sejak berhasilnya revolusi Islam menggulingkan rezim Syah Pahlevi yang bersekutu erat dengan AS, Iran telah diembargo oleh Amerika sampai saat ini. Artinya embargo telah berlangsung selama tiga puluh enam tahun. Namun, apa yang terjadi? Harus diakui oleh dunia internasional bahwa RII menjadi negara yang kuat dari sisi militer non-nuklir dan maju dengan pesat dalam bidang sains dan teknologi.
Di antaranya, RII sejak tahun 2007 hingga kini berhasil menempati posisi tinggi di bidang teknologi nano di kawasan Timur Tengah. Ketua Dewan Pengembangan Nanoteknologi Iran, Saeed Sarkar mengungkapkan peningkatan ekspor RII di bidang teknologi nano ke luar negeri. Dia mengatakan, volume ekspor RII di bidang teknologi nano meningkat tajam, dan akan mencapai nilai miliaran dolar di masa mendatang.
Pada tahun 2005, RII menempati peringkat ke-35 di bidang produksi ilmu pengetahuan untuk kategori teknologi nano di dunia.Tapi kemudian posisi tersebut terus diperbaiki. Posisi RII di bidang teknologi nano terus melesat di peringkat 31 di tahun 2006. Kemudian, di tahun 2010, Iran bertengger di posisi ke-10, dan akhirnya kini menempati posisi 7.
Jurnal Newscientist edisi Kamis (18/2) memuat hasil penelitian Science-Metrix, sebuah perusahaan di Motreal, Kanada yang melakukan evaluasi atas perkembangan dan produk ilmu pengetahuan serta teknologi di berbagai negara. Dalam laporan hasil penelitiannya, Science-Metrix menyebutkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di negara Iran sebelas kali lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
Laporan yang ditulis Eric Archambault itu menyebutkan, “Iran menunjukkan pertumbuhan yang paling cepat di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan. Asia terus mengejar, bahkan lebih cepat dari yang kami pekirakan sebelumnya. Eropa mempertahankan posisinya lebih dari yang diharapkan, dan Timur Tengah adalah kawasan yang patut diperhatikan.”
Eric juga mengatakan, publikasi karya-karya ilmiah dari Iran kebanyakan tentang kimia nuklir dan tentang fisika partikel.
“Iran juga mengalami kemajuan pesat di bidang ilmu kedokteran dan pengembangan pertanian,” tulisnya.
Sebelum itu, RII juga menjadi negara pertama di Timur Tengah yang mampu mengembangbiakkan hewan ternak transgenik, seperti domba dan kambing. RII juga tercatat sebagai salah satu negara dari sedikit negara yang berhasil mengembangkan teknologi dan perangkat untuk mengkloning hewan ternak yang bisa digunakan untuk keperluan penelitian di bidang kedokteran dan untuk memproduksi zat antibodi manusia untuk menangkal penyakit. Anak domba bernama Royana dan dua sapi bernama Bonyana dan Tamina adalah hewa-hewan hasil kloning pertama di Iran.
Di bidang antariksa , RII berhasil meluncurkan satelit yang diberi nama Kavoshgar 3 ke ruang angkasa. Satelit itu membawa berbagai organisma hidup seperti tikus, dua ekor kura-kura dan cacing untuk keperluan penelitian.
Semua kemajuan yang diraih Iran inilah yang menjadi ganjalan besar dalam perundingan Iran vs Kelompok 5+1. Iran mendesakkan perjanjian bahwa pihaknya akan memberikan izin pengawasan langsung atas proyek nuklirnya, dengan imbalan, semua embargo atas Iran dicabut. Barat melihat, dalam kondisi diembargo saja, Iran sudah mampu mencapai kemajuan sains dan teknologi yang pesat. Apalagi jika embargo itu dicabut? Namun, bila Barat melanjutkan embargo, Iran tetap akan meneruskan pengembangan nuklirnya. Dengan kata lain, diembargo atau tidak diembargo, Iran akan terus maju dengan teknologi nuklir damainya.
Pada akhirnya, perundingan di Swiss menghasilkan keputusan bahwa Barat berjanji akan membatalkan seluruh embargo terhadap Iran, asal Iran juga ‘memperlambat’ proses pengayaan uraniumnya. Ini menunjukkan bahwa Barat sudah kehilangan akal, mencari cara untuk menekan Iran. Yang ditakutkan Barat adalah jika RII dibiarkan mengembangkan program nuklirnya, RII akan mandiri dalam pemenuhan kebutuhan energinya sehingga akan menjadi kekuatan baru di dunia dan sekaligus dapat mengubah peta kekuatan superpower dunia.
Lalu, bagaimana bila Barat ingkar janji? Tak masalah. Mau diembargo atau tidak, Iran akan jalan terus meraih berbagai kemajuan. Inilah untungnya jadi negara mandiri.
*penulis adalah alumnus Hauzah Ilmiyah Qom dan magister UIN Sunan Gunung Jati Bandung
Sumber:http://liputanislam.com/analisis/iran-di-atas-angin/
Beritakan Konflik Yaman, Al-Arabiya Gunakan Foto Palsu
LiputanIslam.com—Selain jatuhnya korban jiwa atas serangan jet tempur pasukan koalisi Arab, hal yang tak kalah mengkhawatirkan lainnya adalah munculnya propaganda atau manipulasi informasi terkait konflik Yaman.
Sebagaimana Suriah, kini Yaman juga digempur. Bedanya, jika pasukan Arab dan Barat dulu menyokong pasukan pemberontak untuk memerangi pemerintah yang Suriah yang sah, tidak demikian halnya dengan Yaman. Mereka menggempur Yaman untuk melumpuhkan kelompok Syiah Houti yang mereka sebut sebagai ‘pemberontak’ atau ‘ekstremis’. (Baca: Mewaspadai Narasi Krisis Yaman Versi Barat)
Dan Al-Arabiya pun mulai melancarkan propagandanya. Mengunggah sebuah foto di akun Twitternya, media milik Arab Saudi ini mengklaim bahwa pasukan Arab Saudi berhasil menghancurkan kelompok Syiah Houti yang tengah melakukan konvoy militer.
“Al Arabiya exclusive: Saudi Arabia’s Operation Decisive Storm destroys a Houthi military convoy in Saada [Yemen],” tulis Al-Arabiya, dalam bahasa Arab, 30 Maret 2015.
Namun sayangnya propaganda ini tidak berhasil. Tak lama berselang, netizen pun mengenali bahwa foto yang diunggah ini merupakan foto Perang Teluk I yang terjadi pada tahun 1991.
“Menurut informasi dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, yang mengunggah gambar ini dalam domain publik, menunjukkan bahwa gambar diambil oleh fotografer militer pada 4 Maret 1991 selama Operation Desert Storm. Foto menunjukkan kendaraan militer Irak yang hancur oleh pasukan koalisi,” jelas France 24, 31 Maret 2015.
Melawan Lupa: Suriah Hancur Akibat Propaganda
Tak bosan-bosannya Liputan Islam menyampaikan, bahwa hancurnya Suriah saat ini tak lepas dari peran media-media Barat dan media takfiri radikal yang tak kenal lelah menyebarkan propaganda terhadap Suriah. Bermodal foto dan video palsu, mereka menggalang dana dan simpati masyarakat. Seruan jihad pun semarak dikumandangkan di berbagai seminar, majelis, maupun media. Tak heran jika akhirnya ratusan Warga Negara Indonesia yang telah tercuci otaknya, ikut mengangkat senjata di Suriah, bergabung dengan kelompok-kelompok teroris dari berbagai faksi.
Berikut ini, adalah contoh propaganda atas Suriah dengan menggunakan foto palsu:
Sebuah foto yang menampilkan anak sedang tidur diantara dua kuburan orang tuanya yang populer di Facebook dan Twitter ternyata adalah sebuah foto rekayasa dari sebuah proyek seni. Oleh berbagai media, foto ini disebut sebagai seorang anak di Suriah kedua orang tuanya menjadi korban perang.
Dua kuburan itu ternyata hanyalah tumpukan batu, anak yang dilaporkan sebagai anak yatim itu ternyata bukan anak yatim, melainkan keponakan dari sang fotografer, dan foto itu sendiri sebenarnya diambil di Saudi Arabia.
Harald Doornbos, yang mewawancarai fotografer dari foto tersebut, mengungkapkan bahwa Abdul Aziz al Otaibi sangat terkejut melihat foto karyanya bisa dipelintir, bahwa dia sudah menjelaskan bahwa kuburan-kuburan itu palsu ketika dia mempostingnya di Facebook.
“Lihat, fotoku tidak ada bubungannya dengan kejadian di Suriah. Saya sangat terkejut bagaimana orang memelintir foto karya saya. Saya mencintai fotografi,” lanjutnya.
“Setiap seniman mempunyai gagasan di kepalanya. Jadi saya mewujudkan gagasan saya dalam sebuah proyek dimana saya hendak menunjukkan bagaimana cinta seorang anak tidak dapat digantikan. Cinta ini tidak bisa digantikan dengan apapun atau siapapun, bahkan ketika kedua orang tuanya telah meninggal.
“Saya sangat terganggu dengan kejadian ini. Tidak adil menggunakan foto karya saya di luar konteknya dan menggunakannya untuk kepentingan propaganda,” tegasnya. (ba/http://liputanislam.com/tabayun/beritakan-konflik-yaman-al-arabiya-gunakan-foto-palsu/)
Surat Terbuka untuk Ustadz Arifin Ilham dan Kegalauan Republika
LiputanIslam.com — Sejak dua hari terakhir, linimasa dihebohkan oleh surat terbuka kepada Ustadz Arifin Ilham yang ditulis oleh Dina Y Sulaiman, seorang pengamat Timur Tengah yang juga merupakan kandidat doktor Hubungan Internasional Universitas Padjajaran.
Dina, melalui blog pribadinya Kajian Timur Tengah, mengungkapkan kegundahan hatinya atas seruan jihad Ustadz Arifin terhadap Syiah, yang dinilai, bisa memicu konflik horizontal dan membawa Indonesia seperti Libya dan Suriah. Seperti diketahui, kedua negara tersebut telah hancur lebur akibat perang yang tak berkesudahan.
Surat terbuka ini disambut positif oleh netizen, dari pantauanLiputan Islam, terakhir kali sudah dibagikan lebih dari 17.000 kali di media sosial. Ada juga media-media lain yang mempublikasi ulang, seperti: Republika Online,Inilah.com, dan Muslimedianews. Namun sayangnya, surat yang telah dipublikasi di Republika ataupun Muslimedianews, telah dihapus.
Bagi sebuah media online, banyaknya kunjungan pembaca merupakan sebuah keuntungan tersendiri. Berbagai artikel, dengan judul yang bombastis kerap dipakai demi menarik pembaca. Hal ini bisa dimengerti, karena tingginya traffic akan berpengaruh pada pendapatan iklan.
Maka, jika ditimbang dari sudut pandang bisnis, artikel surat terbuka untuk Ustadz Arifin Ilham tersebut tentulah menguntungkan, karena menduduki peringkat teratas dari Top Lima Terpopuler, alias paling banyak dikunjungi. Tapi, mengapa artikel itu dihapus? Mungkinkah, ada pihak yang meminta Republika untuk menghapus surat terbuka tersebut? Jika ada, lalu siapa?
Wajah Republika, Media Islam Indonesia
Sebagai salah satu media ‘Islam’ di Indonesia, Republika memberikan ruang khusus yang diisi dengan berbagai Kajian Islam. Sudah berlalu cukup lama, Republika memberikan kolom khusus bagi 3 ulama kondang, salah satunya adalah KH Athian Ali Dai.
Athian Ali, merupakan Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) yang sepak terjangnya dalam gerakan anti-Syiah memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Dalam berbagai kesempatan, ia selalu menyerukan bahaya Syiah – yang menurutnya – merupakan sebuah aliran yang diciptakan untuk kepentingan Yahudi. Masjid al-Fajr, Bandung, sering digunakan sebagai tempat diselenggarakannya seminar ataupun deklarasi anti-Syiah. Di lokasi ini pula, seorang wartawan dari organisasi Ahlul Bait Indonesia, pernah dihajar beramai-ramai seusai meliput acara deklarasi.
Dari sekian banyak ulama-ulama termasyur di Indonesia, sebut saja; Prof Dr Quraish Shihab, Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, Habib Luthfi bin Yahya, dll, ternyata Republika memilih memberikan kolom khusus untuk Athian Ali – yang begitu anti terhadap Syiah – sementara Republika sendiri mengetahui — Syiah merupakan mazhab yang sah di dalam Islam.
Siapa yang menyatakan bahwa Syiah adalah Islam? Perhatikan artikel-artikel Republika yang telah di screenshoot sebagai berikut:
Sekarang kita bahas tentang isi dari surat terbuka tersebut. Dina, yang juga telah menulis buku Prahara Suriah, menyebut bahwa konflik Suriah sesungguhnya bukanlah konflik sekterian, melainkan lebih disebabkan karena kepentingan ekonomi, dan geopolitik. Pihak pemberontak Suriah – yang mengklaim sedang berjihad, sebenarnya tengah dimanfaatkan oleh aliansi Barat, Arab, dan Israel untuk menumbangkan Bashar al-Assad yang ‘keras kepala’. Dan, bagaimana posisi Republikadalam menghadapi konflik Suriah?
Dalam artikel pada poin 1, Republika, menyebut Front al-Nusra sebagai kelompok pemberontak, yang menghancurkan Masdid Imam Nawawi. Namun oleh media ‘Islam’ seperti Arrahmah.com, Front Al-Nusra dianggap sebagai Mujahidin.
Kali ini, Republika menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) melatih pemberontak Suriah. Pemberontak di sini adalah kelompok yang oleh AS dan sekutunya, disebut sebagai ‘moderat’.
4. Teroris Al-Nusra Rencanakan Tembaki Arab dan Barat5. Kelompok Al-Nusra Tahan 150 Tentara Pembebasan Suriah
Dalam artikel pada poin 5, Republika mengungkapkan bahwa kelompok pemberontak dari Front Al-Nusra dan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) telah saling bentrok satu sama lain. Ulasan lengkapnya, telah ditulis di sini.
Jika melihat isi artikel Republika terkait konflik Suriah, maka mudah untuk dipahami mengapa pada awalnya, Republika mempublikasi ulang surat terbuka Dina. Kondisi Suriah yang hancur setelah pemberontakan, keberadaan militan radikal yang membantai tanpa pandang bulu, yang menghancurkan makam para wali maupun masjid, dan sekaligus fakta bahwa mereka disokong oleh AS dan sekutunya, bisa dibilang telah sesuai dengan data-data yang diungkapkan oleh Dina.
Tetapi, mengapa artikel tersebut dihapus?
Hanya Republika yang mengetahui jawaban pastinya, dan kita, hanya bisa menerka-nerka. Jika ingin mencoba menerka, ini sangat mungkin berkaitan dengan adanya kolom khusus (dan artinya ada kerjasama) tokoh Anti-Syiah di Indonesia, KH. Athian Ali. Tentunya, sebuah kerjasama terbentuk atas dasar kesepakatan-kesepakatan tertentu. Akibatnya, di satu sisi, ada kebenaran yang ingin disampaikan, namun di sisi lain, ada sebuah ‘kerjasama’ yang harus tetap dijaga. Di sinilah, pembaca harus memahami dan memaklumi kegalauan Republika — sehingga mau tak mau — media itu memilih untuk menghapus sebuah artikel terpopuler. (ba/http://liputanislam.com/tabayun/surat-terbuka-untuk-ustadz-arifin-ilham-dan-kegalauan-republika/)
Sejuta Arab, Sebaris Kuku Zionis
LiputanIslam.com — Netanyahu tiba di Dataran Tinggi Golan, mengenakan jaket hitam tebal dan menghampiri para “Mujahidin” yang tengah berbaring lemah. Dengan senyum penuh arti, Perdana Menteri itu mengulurkan tangan dan menyalami para pemberontak yang telah tiga tahun lamanya berperang di Suriah untuk menumbangkan Presiden Suriah Bashar al Assad.
Berita ini pun menyebar luas dan sampai kepada pimpinan oposisi Suriah yang bermarkas di Turki. Muhammad Badie, tokoh oposisi Suriah mengatakan, bahwa oposisi Suriah berterima kasih kepada Netanyahu atas kunjungannya pada 18 Februari ke sebuah rumah sakit darurat di wilayah Golan, tempat dimana para pemberontak Suriah yang terluka dirawat. Hal tersebut disampaikan Badie kepada Israel Radio, Sabtu (22/2). Badie juga menuturkan, dirinya dan teman-temannya berterima kasih kepada pemimpin negeri Yahudi itu karena menyampaikan dukungan secara terbuka bagi para militan Suriah yang terluka. Apakah Israel merupakan sahabat bagi bangsa Arab Suriah?
Mari Melawan Lupa
Ketika Israel mendadak begitu baik kepada bangsa Arab, seharusnya kita mengingat kembali ucapan Rabbi Yaacov Perrin, tanggal 27 Februari 1994 di New York Times — tentang bagaimana Yahudi memandang Arab (catatan: Yahudi yang dimaksud di sini adalah Yahudi Zionis yang menjajah Palestina). Saat itu Perrin berucap, “Satu juta orang Arab tidak sebanding dengan kuku seorang Yahudi.”
Jika demikian halnya, berapa juta orang Arab yang sebanding dengan jari orang Yahudi? Berapa juta orang Arab yang sebanding dengan tangan orang Yahudi? Berapa juta orang Arab yang sebanding dengan badan orang Yahudi? Berapa juta orang Arab yang sebanding dengan kepala orang Yahudi? Serendah itukah bangsa Arab di hadapan bangsa Yahudi? Tentu tidak, bagi kelompok Yahudi penentang Zionisme seperti Yahudi Naturei Karta, namun jawabannya berubah menjadi iya untuk Yahudi seperti Ariel Sharon, Netanyahu dan para pengikutnya.
Meski dimuat di sebuah media terkemuka dan disebarkan ke seluruh dunia yang bisa diakses dengan sangat mudah, tidak lantas menjadikan orang orang Arab ataupun kaum muslimin lantas menyadari siapakah musuh mereka yang sesungguhnya. Sampai hari ini, umat Nabi Muhammad Saw di seluruh dunia lebih memilih bertikai satu sama lain.
Darimanakah Kutipan Tersebut Berasal?
Konon kutipan “Satu juta orang Arab tidak sebanding dengan kukunya orang Yahudi,” berasal dari Midrash Ulangan dalam bahasa Ibrani. Pada bagian yang menceritakan kematian Musa as, disebutkan “God informs Moses that He can either pardon the Israelites for having made the Golden Calf or permit Moses to enter the Promised Land, but not both, whereupon Moses immediately responds, “Let Moses and a thousand like him be destroyed but let not the fingernail of a single Israelite be harmed.”
Terjemahan bebas: Allah memberitahu Musa bahwa Dia bisa mengampuni orang Israel karena telah membuat lembu emas – atau (pilihan kedua) – mengizinkan Musa untuk memasuki tanah yang dijanjikan , tetapi tidak (mengabulkan ) keduanya, dimana Musa segera menjawab, “Biarlah Musa dan seribu (orang) seperti dia dihancurkan, tapi janganlah sampai menghancurkan kuku dari seorang bangsa Israel.
Kejadian itu kemudian ditafsirkan oleh Yahudi Zionis sebagaimana yang diungkapkan Rabbi Perrin, sehingga perlakuan tidak manusiwi Israel kepada bangsa Arab Palestina bisa diartikan sebagai implementasi Israel atas tafsir kitab sucinya. Saat mereka memborbadir anak-anak Palestina yang tak berdosa, atau ketika menembaki petani-petani Palestina di sekitar perbatasan, mungkin bagi mereka hal itu hanyalah sedang memotong kuku!
Terkait sandaran dalil mereka ke Midrash Ulangan ini, seorang Rabbi Yahudi lainnya yang bernama Alan W. Miller memberikan tanggapan: “Dalam angan-angan Zionis yaitu orang-orang sinting dari ultra –orthodox, mendistorsi nilai-nilai mulia kemanusiaan saja tidak cukup. Mereka juga dengan sangat kejam mendistorsi teks-teks kitab suci sehingga keluar dari makna yang sesungguhnya.”
Untuk mengetahui siapakah orang Yahudi Zionis ini yang sebenarnya, Rabbi Allan lebih jauh mengungkapkan, “Mulai saja dengan asumsi awal bahwa Iblis dapat mengutip Alkitab untuk mencapai tujuannya.”
Kemiripan Pola Pikir Yahudi dan Takfiri
Orang-orang yang disebut orang sinting oleh Rabbi Alan mungkin akan mengingatkan kita sekelompok kaum di dalam tubuh Islam yang memiliki kemiripan dan cara yang hampir sama dalam mendapatkan tujuannya. Mereka gemar menafsirkan teks-teks Kitab Suci dengan penalarannya sendiri tanpa ilmu yang memadai sebagaimana para ulama-ulama terdahulu. Hanya berbekal Al-Qur’an terjemahan, mereka sanggup mengkafirkan sesama muslim lainnya. Kelompok ini juga sangat gemar memotong teks, memalsu kitab-kitab klasik, memodifikasi kitab-kitab agar sesuai dengan kepentingan kelompoknya.
Merekalah kelompok Takfiri yang kini tengah berperang di Suriah. Dalam petualangannya, mereka terbagi menjadi pecahan kelompok sesuai ideologinya masing-masing. FSA, Al Nusra dan ISIS adalah kelompok jihadis yang didukung oleh negara-negara asing, termasuk Israel baik secara diam-diam ataupun terang-terangan. Akibatnya, Suriah hancur dan merengut nyawa 140.000 rakyatnya. Jutaan lainnya mengungsi dan hidup menyedihkan.
Ketika Badie berterimakasih kepada Netanyahu, apakah dia sama sekali tidak mengetahui bahwa dia dan sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang Arab lainnya, “hanya” sama dengan kuku-kukunya seorang Yahudi? Biarlah Badie yang menjawabnya, namun kita harus menyadari bahwa di dalam percaturan politik dan kekuasaan, biasanya selalu berlaku atas dasar kepentingan.
Sayangnya, Badie tidak sendiri. Masih ada begitu banyak Badie-Badie lainnya yang akan selalu berangkulan dengan Israel, untuk menganiaya Palestina, Suriah dan negeri-negeri muslim lainnya.
Referensi: The New York Times: From Orthodox Jewish Education to Hebron; Scripture Distorted.
Liputan Islam: Pemimpin Suriah Puji Netanyahu
(ba/LiputanIslam.com/http://liputanislam.com/tabayun/sejuta-arab-sebaris-kuku-zionis/)
Di Tengah Serangan Udara Saudi Cs, Al-Houthi Malah Rebut Lokasi-Lokasi Baru di Aden
Aden, LiputanIslam.com – Milisi Ansarullah (al-Houthi) dilaporkan berhasil merebut beberapa lokasi baru dari tangan pasukan loyalis presiden pelarian Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi di kota Aden di bagian selatan negara ini. Mereka meringsek masuk ke distrik Mualla dan Qalwa’a di Aden, Minggu (5/4/2015).
Press TV melaporkan, pejabat lokal yang meminta namanya tidak disebutkan membenarkan bahwa para petempur Ansarullah sudah berada di distrik Mualla dan merebut markas pemerintahan provinsi dari tangan milisi pro-Hadi.
Para petempur Ansarullah juga menjadikan stasiun televisi milik loyalis Hadi di Hadi sebagai sasaran serangan untuk memaksanya agar menghentikan siaran.
Pejabat pemerintahan pelarian Yaman mengatakan kepada AFP bahwa milisi Ansarullah menembakkan peluru-peluru mortir ke sekitar bangunan stasiun TV tersebut hingga menyebabkan kerusakan, namun tidak menjatuhkan korban.
Dalam dua pekan terakhir ini milisi Ansarullah di Yaman terlibat pertempuran sengit melawan kelompok teroris al-Qaeda serta pasukan dan milisi pendukung Mansur Hadi yang dibantu serangan udara Saudi dan sekutunya sejak 26 Maret lalu. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/di-tengah-serangan-udara-saudi-cs-al-houthi-malah-rebut-lokasi-lokasi-baru-di-aden/)
Iran Imbau Saudi Memetik Pelajaran Dari Sejarah Intervensi Militer AS di Timteng
Teheran, LiputanIslam.com – Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir Abdollahian mendesak pemerintah Arab Saudi supaya segera menghentikan serangannya ke Yaman dengan memetik pelajaran dari sejarah intervensi militer Amerika Serikat (AS) di kawasan.
“Musuh-musuh dunia Islam telah membuat Arab Saudi terlibat perang terhadap Yaman dengan tujuan menjadikan Arab Saudi sebagai Libya kedua, dan melemahkah negara-negara Islam,” ungkap Abdollahian, sebagaimana dilansir kantor berita resmi Iran, IRNA, Minggu (6/4/2015).
Dia mengingatkan bahwa tragedi kemanusiaan sedang terjadi Yaman.
“Blokade terhadap Yaman dan tidak diperbolehkannnya pengiriman bantuan kemanusiaan PBB ke sana sama sekali tidak bisa dibenarkan,” tuturnya.
“Blokade terhadap Yaman dan tidak diperbolehkannnya pengiriman bantuan kemanusiaan PBB ke sana sama sekali tidak bisa dibenarkan,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan serangan Saudi Yaman hanya akan menyebabkan menjamurnya terorisme dan kehancuran kekuatan umat Islam yang pada gilirannya akan menguatkan posisi rezim Zionis Israel di Timur Tengah.
“Membantu perkembangan terorisme dan Zionisme di Yaman dan kawasan bertolak belakang dengan keamanan Haramaian (Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah) di Arab Saudi, dan Teheran akan terus aktif berusaha menghentikan secepatnya serangan militer itu dan berkonsentrasi pada jalur diplomatik dan bantuan kemanusiaan,” katanya.
Amir Hussain Abdollahian juga menegaskan bahwa negara-negara yang ikut terlibat dalam serangan militer ke Yaman akan tercatat sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kacaunya keamanan negara mereka sendiri dan keamanan kolektif Timur Tengah.
Seperti diketahui, Saudi dan beberapa negara Arab sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman sejak 26 Maret lalu dengan dalih demi memulihkan kekuasaan presiden yang mereka anggap sah, Abd Rabbuh Mansur Hadi yang melarikan diri ke Arab Saudi.
Dalam serangan itu mereka juga tidak dilaporkan tidak memperkenankan masuknya bantuan kemanusiaan ke Yaman serta menolak permintaan PBB supaya diberlakukan gencatan senjata 2 jam/hari demi penyaluran bantuan kemanusiaan dan menyelamatkan serta mengevakuasi warga sipil yang menjadi korban serangan udara. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/iran-imbau-saudi-memetik-pelajaran-dari-sejarah-intervensi-militer-as-di-timteng/)
NU Cirebon Turun Tangan, Sesi Deklarasi Anti-Syiah Batal
Cirebon, LiputanIslam.com – Hingga hari ini, acara-acara yang bermuatan hate speech dan kental isu SARA masih marak dilakukan oleh sekelompok oknum di berbagai kota, termasuk Cirebon. Sabtu, 4 April 2015, bertempat di kota Cirebon, digelar acara yang bertajuk ‘Diskusi Ilmiah Memperkuat Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah dari Noda Kesesatan’ di Islamic Center Masjid Raya At Taqwa, Cirebon. Hanya saja, menurut media online Kiblat.co.id, sesi deklarasi anti-Syiah ini akhirnya dibatalkan.
“Massa dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mendesak panitia untuk membatalkan acara tersebut,” demikian keterangan Kiblat.co.id.
“Sedianya di akhir acara itu akan dilakukan Deklarasi Anti Syiah oleh seluruh elemen umat Islam di Cirebon, namun akhirnya batal dilakukan,” tambahnya.
Menurut keterangan dari Muslimedianews, yang bersumber dari Cirebon Publisher, Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Cirebon dari berbagai elemen seperti PCNU Kota dan Kabupaten, Cirebon, PC GP Ansor Kota dan Kabupaten Cirebon, Satkorcab Banser Kota dan Kabupaten Cirebon, IPNU Kota dan Kabupaten Cirebon, Muslimat NU Kota dan Kabupaten Cirebon, Fatayat NU Kota dan Kabupaten Cirebon, IPPNU Kota dan Kabupaten Cirebon, dan PMII Cirebon, juga bersiap menempuh jalur hukum atas pencatutan logo NU.
“Kami akan melakukan tindakan hukum kepada panitia karena telah merugikan Nahdlatul Ulama secara hukum dan etika,” ujar KH. Yusuf, SE, MM selaku Katib Suriyah PCNU Kota Cirebon.
“Pencantuman logo Nahdlatul Ulama dalam acara “Deklarasi Cirebon Menolak Syiah” atau “Diskusi Ilmiah Memperkuat Ahlusunnah Waljamaah dari Noda Kesesatan” adalah tindakan pencatutan yang illegal, karena tanpa kordinasi dan persetujuan Pengurus NU di semua tingkatan.”
Yusuf menambahkan,Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Cirebon sangat menentang upaya provokasi yang dengan mudah menyesatkan kelompok lain. Selain mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat Cirebon yang berbeda-beda, juga mengancam kebhinekaan masyarakat yang sudah hidup damai dalam keragaman.
”Maka dari itu sikap intoleran ini sangat mengancam keutuhan NKRI yang terdiri dari berbagai macam perbedaan suku, ras, agama dan golongan,” tambahnya.
Pihaknya juga menghimbau kepada ummat Islam, khususnya warga NU, dan seluruh element lapisan masyarakat, agar tidak mudah terprovokasi terhadap upaya adu domba dan penyesatan kelompok tertentu.
“Masyarakat agar lebih jeli dan perlu waspada skenario besar konflik kelompok tertentu dari Timur Tengah yang hendak ditarik ke Indonesia yang akan mengganggu stabilitas sosial dan politik nasional. Pada akhirnya, Indonesia akan menjadi medan baru perang saudara antar ummat Islam sendiri,” tegasnya.
Pihaknya juga meminta kepada aparat yang berwenang untuk mengantisipasi dan mengimbau untuk menghentikan acara tersebut karena dikhawatirkan akan menjadi legitimasi kelompok tertentu untuk melakukan tindak kekerasan atas nama agama. (ba/http://liputanislam.com/indonesiana/nu-cirebon-turun-tangan-sesi-deklarasi-anti-syiah-batal/)
Abdel Bari Atwan: Di Dunia Arab Belum Ada Pemimpin Ksatria Seperti di Iran
London, LiputanIslam.com – Jurnalis terkemuka Arab Abdel Bari Atwan dalam komentarnya mengenai perkembangan negosiasi nuklir Iran mengapreasiasi ketangguhan Teheran dalam bertahan di depan tekananan negara-negara Barat.
Pemimpin redaksi media online Rai al-Youm yang berbasis di London, Inggris, ini menilai kesepakatan awal yang telah dicapai negara Republik Islam itu dengan enam negara terkemuka dunia yang disebut P5+1 seharusnya menjadi momen bagi negara-negara Arab untuk bangkit dari kondisinya selama ini dan mengikuti jejak ketangguhan Iran.
“Kesepakatan Amerika Serikat dengan Iran bisa jadi merupakan kekalahan bagi sebagian negara Arab dan sekaligus satu sinyalemen baru bahwa pengaruh Iran akan terus menanjak. Namun demikian, kesepakatan itu juga merupakan pertanda buruk bagi masa depan Israel, dan merupakan salah satu poin positif yang paling spektakuler,” tulis Atwan dalam editorialnya untuk Rai al-Youm, Sabtu (4/4/2015).
Jurnalis kelahiran Palestina ini melanjutkan, “Poin positif lainnya ialah bahwa seandainya di dunia Arab sekarang ini terdapat para pemimpin sejati, maka yang tersimpulkan ialah keharusan mereka menjadikan kesepakatan itu sebagai titik tolak untuk kebangkitan Arab di segala bidang; membangun tatanan Arab, belajar dari kepiawaian Iran dalam berunding dengan lisan yang tajam dan cara negara ini dalam memainkan kartu As-nya di dalam berinteraksi dengan negara-negara, dan konsistensinya dalam pengambilan keputusan yang independen.”
Atwan mengingatkan, “13 tahun Iran bertahan dengan sangat solid di meja perundingan dengan enam negara besar, tidak takut terhadap armada perang dan kapal-kapal induk, sementara perunding Arab (Anwar Sadat) tak mampu bertahan dua minggu di Camp David, dan Palestina empat bulan di Oslo. Di sinilah letak perbedaannya.”
Di bagian akhir editorialnya dia menyatakan bahwa yang dikehendaki sekarang bagi dunia Arab ialah kebangkitan yang sejati dan terjauh dari kepalsuan.
“Yaitu kebangkitan sains, militer, kebudayaan dan politik di bawah komando para ksatria dalam pengertiannya yang hakiki, yang pantang membebek, yang percaya diri, dan yang bermartabat kebangsaan. Sayangnya, kami tidak melihat tanda-tanda adanya orang-orang demikian, setidaknya dalam waktu sekarang ini. Silakan koreksi kami jika kami keliru,” pungkas Atwan.
Seperti diketahui, Kamis lalu (2/4/2015) Iran dan enam negara besar dunia yang tergabung dalam P5+1 telah mencapai kesepakatan kerangka kerja di bidang nuklir Iran setelah kedua pihak melakukan pembicaraan secara maraton selama delapan hari di Laussane, Swiss, dengan tujuan mengatasi kecurigaan berbagai negara, terutama negara-negara Barat, terhadap program nuklir Iran. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/abdel-bari-atwan-di-dunia-arab-belum-ada-pemimpin-ksatria-seperti-di-iran/)
Negara-Negara Arab Teluk: Masalahnya Bukan Nuklir, Melainkan Ekspansionisme Iran
London, LiputanIslam.com – Para pemimpin negara-negara Arab pesisir selatan Teluk Persia menyatakan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama bahwa yang menjadi persoalan bagi mereka bukanlah program nuklir Iran, melainkan “kecenderungan ekspansif Iran di kawasan.”
Sebagaimana dilaporkan koran al-Arab yang bermarkas di London, Inggris, Minggu (5/4/2015), sumber-sumber diplomatik mengatakan bahwa hal tersebut dikemukakan para pemimpin Arab Teluk ketika dihubungi via telefon oleh Obama tak lama setelah terjalin perjanjian kerangka kerja di bidang nuklir antara Iran dan negara-negara besar dunia yang tergabung dalam P5+1 di Laussane, Swiss, Kamis pekan lalu (2/4/2015).
Disebutkan bahwa respon para pemimpin Arab Teluk terhadap Obama ialah bahwa kerisauan mereka terhadap Iran berbeda dengan kerisauan negara-negara Barat.
“Kekuatiran mereka bukan terhadap program nuklir Iran, melainkan terhadap rencana-rencana ekspansionistik Iran di kawasan serta upayanya membangkitkan konflik sektarian yang menjadi ancaman bagi keamanan dan stabilitas Teluk dan semua kawasan,” ungkap sumber-sumber tersebut.
Al-Arab menyebutkan bahwa sebagian pengamat berpendapat bahwa kesempatan Obama sangat kecil untuk dapat memfinalkan kesepakatan awal yang sudah dicapai tersebut. Mereka juga menilai Obama gagal meyakinkan sekutu-sekutu Arabnya, terutama negara-negara Teluk, terkait perjanjian yang akan menghapus semua sanksi Barat dan Dewan Keamanan PBB terhadap Iran tersebut.
Obama Jumat lalu (3/4/2015) menghubungi raja Bahraiin, raja Arab Saudi, putera mahkota Abu Dhabi, Emir Kuwait dan Emir Qatar untuk memberitahu mereka perihal kesepakatan awal yang telah dicapai antara Iran dan negara-negara yang tergabung dalam P5+1, yaitu AS, Inggris, Perancis, Rusia, Tiongkok (lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB) serta Jerman. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/negara-negara-arab-teluk-masalahnya-bukan-nuklir-melainkan-ekspansionisme-iran/)
Iran Serukan Dialog Nasional untuk Akhiri Konflik Yaman
Teheran, LiputanIslam.com — Juru bicara dari Iran’s Parliament (Majelis Iran), Ali Larijani , mengatakan bahwa Republik Islam Iran mendukung digelarnya negosiasi/ dialog antara semua pihak yang terlibat dalam krisis Yaman. Menurut Iran, dialog nasional adalah satu-satunya jalan keluar untuk mengakhiri konflik.
Dalam pembicaraannya melalui telepon dengan Ketua Majelis Nasional Pakistan Sardar Ayaz Sadiq, Larijani menyesalkan serangan udara yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya, yang telah mengakibatkan tewasnya ratusan warga Yaman dan hancurnya insfratruktur negara. (Baca: Lembaga HAM Yaman: Jumlah Korban Tewas Warga Sipil Yaman 857 Orang)
“Agresi militer tersebut, terlepas dari tujuannya, merupakan pukulan bagi umat Islam dan mendatangkan manfaat rezim Zionis (Israel) dan negara-negara adidaya lainnya. Negara-negara yang agresif ini harus menjelaskan mengapa mereka menggunakan fasilitas mereka untuk menggempur sebuah negara Muslim,” ucapnya, seperti dilansir Press TV, 5 April 2015.
Larijani juga menyebut Yaman sebagai bangsa yang berani, yang telah membekukan penyusup asing yang berusaha masuk ke negaranya. Ia menilai, perlawanan yang dilakukan rakyat Yaman akan menjadikan para agresor ini menyesal.
Dia juga meminta negara-negara yang menggempur Yaman ini mengambil pelajaran dari tindakan militer yang dilakukan oleh Uni Sovyet dan Amerika Serikat di Afghanistan, yang berujung pada kegagalan.
Menanggapi pernyataan Larijani, Sardar Sadiq mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memiliki niat untuk terlibat dalam krisis Yaman, dan berupaya untuk turut berpartisipasi dalam perdamaian Yaman, yang sejalan dengan kepentingan dunia Muslim.
Seperti diketahui, serangan militer yang dilakukan Arab Saudi dan sekutunya atas Yaman mulai dilakukan pada tanggal 26 Maret, tanpa adanya mandat dari PBB, untuk mengembalikan kekuasaan mantan Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi, dan menumpas gerakan revolusioner Ansarullah. (ba/http://liputanislam.com/internasional/iran-serukan-dialog-nasional-untuk-akhiri-konflik-yaman/)
Berdiri Diantara Dua Blok : Pengorbanan Soekarno Untuk Indonesia
ISLAMTOLERAN.COM- uni soviet juga dalang dari jatuhnya bung karno. jangan terus terusan menuduh pak harto dan CIA saja yang dikatakan dalang di balik jatuhnya bung karno.
I. Pendahuluan
Mungkin tidak banyak orang yang tahu tentang apa yang melatar belakangi kebijakan politik Soekarno yang di kenal berani frontal dalam menentukan nasib rakyat Irian Barat melalui Trikora yang kemudian di lanjutkan dengan Dwikora sebagai upaya Indonesia mendongkel Inggris dari tanah persekutuan melayu (Malaysia).
Seperti yang kita ketahui, Trikora dan Dwikora adalah perjuangan politik Indonesia yang di lakukan lewat sebuah konfrontasi total dengan pengerahan kekuatan militer keperbatasan sebagai jawaban Indonesia atas kebuntuan politik yang dialaminya. Konfrontasi ini bersifat tertutup karena sebelumnya Indonesia tidak pernah mengumumkan pengerahan militer secara terbuka seperti layaknya perang konvensional pada umumnya.
Tidak sedikit dunia Internasional sering di buat tercengang dengan setiap langkah Indonesia di bawah pimpinan Soekarno dimana dalam memperjuangkan suatu kebijakan poltik selalu di ikuti dengan pengerahan militer. Apalagi yang dihadapinya rata – rata adalah Negara yang tergabung dalam NATO dan SEATO di bawah kendali Amerika Serikat (AS).
Lantas apa yang membuat Soekarno sangat berani membawa Indonesia berhadapan dengan Negara koalisi yang sudah pasti jauh lebih kuat daripada Indonesia ?
Dalam sebuah diskusi non formal penulis pernah mendapatkan jawaban yang beraneka macam dari para pesertanya, tapi tidak ada satupun jawaban yang dapat melegakan hati penulis sehingga penulis perlu melakukan suatu kajian tersendiri tentang perihal yang melatar belakangi keberanian Soekarno membawa bangsa Indonesia berhadapan dengan negara koalisi yang jauh lebih modern saat itu.
Karena setting dari kajian ini menyangkut peristiwa Trikora dan Dwikora maka tidak ada salahnya bila penulis mencoba mengawalinya dari tahun 1949 dimana waktu itu Indonesia sedang berunding dengan Belanda membahas status Republik Indonesia dan Irian Barat di Den Haag Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (KMB).
II. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundara atau yang disingkat KMB di gelar oleh Pemerintah Indonesia dengan Pemerintahan Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 November tahun 1949, KMB di gelar dikarenakan adanya tekanan dunia internasional terkait usaha Belanda meredam kemerdekaan Indonesia lewat jalan kekerasan. Sebelumnya kedua negara sudah pernah melakukan beberapa kali pertemuan seperti Perundingan Linggarjati (1946), Perjanjian Renville (1947 – 1948) dan Perjanjian Roem – Van Roijem (1949) namun Belanda terus mengingkarinya, hingga akhirnya keduanya kembali duduk di meja perundingan di Den Haag Belanda dalam sebuah Konferensi Meja Bundar (KMB). Dalam KMB ini Belanda setuju dengan di bentuknya Republik Indonesia Serikat yang mencakup seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda kecuali Irian Barat. Belanda menganggap secara antropologi Irian barat tidak memiliki kesamaan suku dan ras dengan Indonesia sehingga bagaimanapun juga Irian Barat harus tetap menjadi milik Belanda. Pendapat Belanda ini kemudian mendapat tentangan keras dari Indonesia dimana sejak di proklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia berhak atas seluruh wilayah bekas jajahan Belanda dari Sabang sampai Meraoke.
Perundingan di Den Haag Belanda berjalan alot, hingga akhirnya tanggal 2 November 1949 keduanya sepakat dengan menghasilkan 4 point perjanjian :
1. Belanda Mengakui disahkannya Republik Indonesia Serikat (RIS)
2. Belanda mengakui seluruh wilayah kedaulatan RIS kecuali Irian Barat yang akan di bahas kembali setelah 1 tahun berikutnya.
3. Di bentuknya persekutuan Indonesia – Belanda yang di sebut Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala negaranya.
4. Pengambil alihan seluruh hutang Hindia Belanda oleh RIS
Tapi setelah lewat 1 tahun sesuai dengan kesepakatan KMB ternyata Belanda masih tidak ingin menyerahkan Irian Barat kepada RIS. Tanggal 24 Maret 1950 kembali diselenggarakan Konferensi Tingkat Menteri Uni Indonesia – Belanda. Dalam konferensi ini diputuskan untuk membentuk suatu komisi yang beranggotakan wakil – wakil dari Indonesia dan Belanda untuk menyelidiki permasalahan Irian Barat. Namun dalam komisi ini ternyata tetap saja tidak menghasilkan penyelesaian sama sekali terkait status Irian Barat. Kemudian tahun 1952 dan 1954 juga demikian tidak adanya titik temu antara Belanda dengan Indonesia.
Gagal lewat hubungan Bilateral kemudian Indonesia membawa permasalah Irian Barat ke PBB untuk diselesaikan secara Regional, bahkan termasuk mencari dukungan negara – negara Asia – Afrika. Akan tetapi semua itu tidak membuahkan hasil sama sekali bagi Indonesia. Sebaliknya, selama Indonesia memperjuangkan status Irian Barat, Belanda secara militer diam – diam meningkatkan kekuatannya termasuk mendatangkan kapal Induk Kareel Doorman ke Irian Barat. Sikap Belanda yang dianggap keras kepala ini akhirnya memancing kemarahan Soekarno dan melakukan tekanan politik lewat kekuatan militer. Bukan itu saja, dengan penerbitan UU No 86 tahun 1958 Soekarno juga melakukan tekanan lewat ekonomi yaitu menasionalisasi seluruh asset Belanda yang ada di Indonesia. Sikap Soekarno terkait sikap Belanda ini di kemukakan dengan tegas pada pidatonya tanggal 17 Agustus 1958.
“Jika Belanda tetap membandel dalam persoalan Irian Barat tamatlah riwayat semua modal Belanda dan konco – konconya, imperialis tentu akan geger, marah oleh keputusan kita ini dan kegegeran mereka itupun harus kita layani di dunia Internasional”
Indonesia perlu bersikap keras kepada Belanda karena permasalahan Irian Barat bagi Soekarno sudah dianggap deadlock sehingga harus menempuh “jalan lain”. Tentang jalan lain yang di kemukakan oleh Soekarno telah membuat dunia Internasional melakukan banyak spekulasi terkait rencana Soekarno menyelesaikan Irian Barat termasuk Belanda yang secara diam – diam juga terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan Indonesia. Namun dikarenakan perekonomian Indonesia yang saat itu masih tidak stabil serta belum dimilikinya militer yang memadai maka Belanda menganggapnya sebagai “gertakan” biasa.
Demi meyakinkan Belanda dan dunia internasional tentang jalan lain yang di maksud Indonesia pada tanggal 23 September 1960 Indonesia mengirimkan sebuah tim kecil untuk melakukan misi militer dalam rangka mencari dan melakukan pembelian senjata guna memperkuat Angkatan Perang Indonesia. Sebenarnya dalam kurun waktu 1958 dan 1959 Indonesia sudah melakukan berbagai pembelian senjata dari Polandia, Cekoslovakia, Yugoslavia, AS sampai dengan Eropa Barat namun beberapa negara yang tergabung dalam NATO menghentikan proses pembelian tersebut karena adanya pemberontakan PRRI/Permesta di Indonesia. Dengan adanya penghentian penjualan senjata oleh NATO maka dengan terpaksa Indonesia mengalihkan pembeliannya ke Blok Timur.
III. Perjanjian Indonesia – Uni Soviet
Selama ini kita tahu sekitar tahun 60’an Indonesia pernah mendapat kiriman persenjataan dari blok timur seperti kapal selam, kapal penjelajah, pesawat bomber, pesawat tempur sampai dengan pesawat angkut. Tapi dari sekian banyaknya kiriman senjata sangat sedikit di ketahui oleh publik tentang bagaimana proses yang terjadi antara Indonesia – Uni Soviet waktu itu. Kalau hanya lewat lobi tanpa ada deal tentu mustahil bagi Uni Soviet mengirimkan begitu banyak persenjataan strategisnya kepada Indonesia apalagi Indonesia pernah memiliki track record buruk dimata Uni Soviet tahun 1948 dimana partai komunis pada waktu itu di tumpas habis oleh Indonesia di bawah pimpinan Soekarno saat hendak mendirikan Negara Republik Soviet Indonesia (RSI).
Deal antara Indonesia – Uni Soviet inilah yang nantinya akan menjadi cikal bakal partai komunis di Indonesia dapat berkembang pesat di bawah Soekarno dan membuka gerbang konfrontasi ke dua antara Indonesia – Inggris di tanah persekutuan melayu (Malaysia) yang dikenal Dwikora. Berikut deal yang terjadi antara Indonesia – Uni Soviet :
1. Indonesia harus memberikan perlindungan, kebebasan serta tidak menghalang – halangi perkembangan Partai Komunis di Indonesia yaitu PKI.
2. Indonesia harus memprakarsai pengusiran inggris dan sekutunya yang di personifikasikan sebagai Nekolim dari wilayah Malaysia dan singapura.
(Keterangan diatas didapat dari percakapan Mayjen (purn) Samsudin dengan Alm. Jenderal (purn) M. Panggabean)
Awalnya Soekarno merasa berat dengan adanya dua syarat yang di ajukan pihak Uni Soviet, namun Irian Barat bagaimanapun juga harus di rebut dari Belanda. Setelah melewati pertimbangan yang matang, Soekarno mensetujui persyaratan yang di berikan oleh pihak Moskow untuk turut membesarkan partai komunis di Indonesia sekaligus membantu penyebaran komunis di kawasan Asia Tenggara. Sungguh dilematis memang bagi seorang Soekarno yang nasionalis sejati. Tentu masih ingat Soekarno ketika PKI berupaya menggulingkan dirinya pada tahun 1948 di Madiun yang dipimpin oleh Muso, selain itu PKI juga musuh bagi AD yang dianggapnya berkhianat saat bangsa Indonesia tengah menghadapi Agresi Belanda ke II hingga menyebabkan pergolakan politik yang hebat pada masa itu dengan jatuhnya korban yang tidak sedikit di rakyat.
Kemudian terkait upaya yang akan memprakarsai pengusiran Inggris dan sekutunya di wilayah Malaysia dan Singapura tentu saja akan menyeret Indonesia yang masih belum sembuh dari kejatuhan ekonominya akan berdampak sangat menyakitkan bagi bangsa Indonesia secara luas. Tapi kembali lagi, Soekarno adalah Soekarno yang tidak ingin dianggap sebagai “macan ompong” yang artinya teriak tanpa tindakan tentu mustahil di lakukan oleh seorang Soekarno yang memiliki harga diri tinggi serta menjunjung tinggi kewibawaan Indonesia di tangannya.
Setelah ada kesepakatan, maka sepanjang tahun 1961 – 1962 Uni Soviet mengirim semua persenjataan pesanan Indonesia secara bertahap dengan segala kemudahannya melalui pembayaran kredit lunak jangka panjang termasuk melatih seluruh personel yang akan mengawaki persenjataan dari Uni Soviet.
Tentang adanya pandangan Soekarno yang katanya komunis, Presiden AS JF. Kennedy sebagai kawan dekatnya memiliki pendapat lain setelah pertemuannya di AS pada tahun 1961. Menurut JF. Kennedy melalui Departemen Luar Negerinya mengakui bahwa Soekarno lebih nasionalis dari pada komunis dan itu sudah di buktikannya melalui pembersihan komunis (PKI) yang dilakukan oleh Soekarno di tahun 1948. Menurutnya lagi, Soekarno bersikap demikian juga di karenakan adanya ketergantungannya dengan negara komunis (Uni Soviet) yang memasok senjata bagi keperluan militer Indonesia.
IV. Tri Komando Rakyat (TRIKORA)
Trikora di serukan oleh Soekarno pada suatu rapat raksasa 19 Desember 1961 di alun – alun Jogjakarta, tanggal tersebut sengaja di ambil karena bertepatan dengan 13 tahun penyerbuan Belanda pada kota Yogyakarta untuk merespon tindakan Belanda yang dianggapnya keras kepala. Berikut adalah isi lengkap dari Trikora :
“Komando Rakyat. Kami presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia, dalam rangka politik konfrontasi dengan Belanda untuk membebaskan Irian Barat, telah memberikan instruksi kepada Angkatan Bersenjata untuk pada setiap waktu yang kami akan tetapkan menjalankan tugas kewajiban membebaskan Irian Barat Tanah Air Indonesia dari belenggu kolonialisme Belanda.
Oleh karena Belanda masih tetap bersedia melanjutkan kolonialisme di tanah air kita Irian Barat, dengan memecah belah bangsa dan tanah air Indonesia, maka kami perintahkan rakyat Indonesia juga yang berada di daerah Irian Barat, untuk melaksanakan Tri Komando sebagai berikut :
1. Gagalkan pembentukan Negara Boneka Papua buatan Belanda Kolonial.
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.”
Sebagai tindak lanjut dari pidato Soekarno, Angkatan Perang Indonesia segera menggelar berbagai latihan dan operasi yang di persiapkan untuk melakukan kegiatan infiltrasi dan penerjunan di jantung pertahanan Belanda di Irian Barat. Melihat meningkatknya kegiatan militer yang di lakukan oleh Indonesia, telah mengundang keprihatinan tersendiri bagi AS yang tidak ingin kedua “sekutu”nya terlibat dalam aksi militer. Selain itu AS melihat Belanda juga tidak siap menghadapi agresifitas militer Indonesia yang terus melakukan penyerangan dan infiltrasi di kantong – kantong pertahanan Belanda di Irian Barat. Melalui foto – foto surveillance yang didapat dari pesawat mata – mata U2 Dragon Lady AS mencoba meyakinkan Belanda untuk tidak berkonfrontasi dengan Indonesia.
Tanggal 15 Agustus 1962 dalam sebuah perundingan yang difasilitasi oleh AS atau lebih tepatnya di New York yang kemudian dikenal dengan sebutan New York Agreement, Belanda bersedia menyerahkan kembali Irian Barat kepada Indonesia dengan mediasi PBB. Setelah melalui berbagai proses akhirnya pada tanggal 1 Mei 1963, wilayah Irian Barat secara resmi dinyatakan kembali sepenuhnya kepada Indonesia.
Dengan kembalinya wilayah Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia maka kemenangan sudah berhasil di peroleh Indonesia dalam memperjuangkan wilayahnya dari pendudukan Belanda. Selain itu, Angkatan Perang Republik Indonesia juga telah berhasil menobatkan diri sebagai kekuatan militer terkuat di belahan Asia Tenggara.
V. Dwi Komando Rakyat (Dwikora)
Pasukan Gurkha di deploy dari helikopter untuk membantu Inggris di Malaya
Dua tahun setelah kembalinya Irian Barat ke Indonesia 1962, pada tahun 1964 Indonesia kembali melakukan konfrontasinya yang kedua. Kali ini Indonesia bersikap keras kepada Inggris yang hendak membentuk negara Federasi Malaysia yang meliputi Sabah, Sarawak, Brunei dan Singapura. Inggris membentuk negara Federasi Malaysia di karenakan adanya politik Indonesia yang sangat di pengaruhi oleh komunis (PKI), adanya dominasi warga cina di Singapura yang di curigai oleh Inggris akan bergabung dengan negara komunis serta gencarnya dukungan Indonesia di Kalimantan utara yang di dominasi komunis melakukan pemberontakan terhadap Brunei dan tanah persekutuan melayu yang berada di bawah kendali Inggris. Tujuan daripada Inggris menyatukan wilayah tersebut di bawah satu administrasi terpusat yaitu Malaysia di harapkan mampu memotong pengaruh komunis dan tidak membahayakan wilayah jajahannya. Sedangkan di mata Indonesia di bawah Soekarno langkah tersebut adalah suatu tindakan yang dapat mengancam revolusi Indonesia di masa yang akan datang (merasa terkepung).
Indonesia sadar, bahwa dengan mengusili pembentukan negara Federasi Malaysia akan membawanya berurusan dengan tiga negara sekaligus yaitu Inggris, New Zealand dan Australia yang secara militer gabungan ketiganya bukanlah tandingan bagi Indonesia yang pada waktu itu sedang di landa krisis ekonomi yang hebat. Akan tetapi bagi Indonesia sikap ini perlu diambil karena Indonesia merasa harus “balas budi” kepada kawan timurnya yang sudah bersedia memberikan bantuan senjata kepada Indonesia pada saat menghadapi Belanda di Irian Barat. Selain itu, kebijakan politik Indonesia juga di pengaruhi oleh dominasi partai komunis yang duduk di Kabinet Dwikora dimana partai tersebut juga memiliki link up dengan Uni Soviet dan Cina.
Meski Indonesia sudah pernah ikut meratifikasi Gerakan Non Blok (GNB) pada tahun 1955 di Bandung, pada kenyataannya Indonesia melibatkan negara ketiga saat terjadi perebutan Irian Barat dengan Belanda. Langkah ini terpaksa diambil karena pada waktu melawan Belanda, Indonesia kesulitan mengungguli militer Belanda yang di perkuat kapal induk Karel Doorman. Langkah ini juga pernah di tempuh oleh Kuba dimana sebagai anggota GNB, Kuba juga diam – diam bersekutu dengan Uni Soviet.
Kembali lagi ke pokok permasalahan Malaysia, kuatnya pengaruh partai komunis di Kabinet Dwikora telah mendorong Soekarno untuk melakukan konfrontasi total kepada Malaysia. Situasi semakin memanas ketika rakyat Malaysia yang tidak suka dengan politik Indonesia menyerbu KBRI di Malaysia dan merobek foto Soekarno selain itu juga menyuruh Perdana Menteri Tanah Persekutuan Melayu Tengku Abdul Rahman untuk menginjak Burung Garuda. Tidak terima dirinya dan bangsa Indonesia di hina Soekarno menyerukan “GANYANG MALAYSIA”.
Pada tanggal 3 Mei 1964 di hadapan para sukarelawan Sukarno kemudian menyampaikan isi dari Dwi Komando Rakyat (Dwikora).
“Perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sabah, Sarawak, Brunei untuk membubarkan Negara Boneka Malaysia”
Kemudian tujuh belas hari setelah di kumandangkannya Dwikora, tanggal 20 Mei 1964 Brigade Sukarelawan Tempur Dwikora di bentuk oleh Sukarno di bawah pimpinan Kolonel Sabirin Muchtar.
AL dan AU mendukung penuh keputusan Soekarno selaku Panglima Besar Revolusi Indonesia kecuali AD yang melihat keputusan tersebut berpotensi menghancurkan Indonesia sendiri akibat dilanda krisis ekonomi serta masih banyaknya persenjataan AD yang tidak ada spare partnya. Meski tidak sepaham dengan keputusan tersebut, AD tetap mengirim pasukan khususnya yaitu RPKAD.
Selama dalam konfrontasi, kedua Negara tidak jarang kerap terlibat bentrokan bersenjata di perbatasan. Berhubung yang di libatkan di garis depan bukan pasukan asli Malaysia otomatis yang menjadi lawan bagi para gerilyawan adalah pasukan khusus dari Inggris, Australia, New Zealand dan Nepal.
Konfrontasi Indonesia – Malaysia tidak pernah di umumkan secara resmi oleh Sukarno sehingga yang terlibat di dalamnya mayoritas adalah gerilyawan yang terdiri dari para sukarelawan dan prajurit “tidak resmi” yang disusupkanuntuk melakukan aksi sabotase, infiltrasi dan Raid. Selama dalam konfrontasi tidak sedikit gerilyawan Indonesia yang terbunuh dan tertangkap oleh pasukan commontwealth. Begitu juga dengan pihak Inggris yang sering mengalami kerugian personil ketika berhadapan langsung dengan prajurit KKO AL, RPKAD dan PGT yang menyamar sebagai gerilyawan mendukung pemberontakan rakyat Kalimantan Utara, seperti peristiwa kalabakan dimana Peleton X dari KKO AL berhasil menewaskan 8 prajurit Inggris termasuk perwiranya dan melukai 38 prajurit lainnya, kemudian penyergapan pos mapu yang di lakukan oleh RPKAD yang berhasil menewaskan beberapa pasukan Inggris termasuk seorang dari SAS. Secara kualitas tentu kemampuan pasukan Indonesia tidak perlu diragukan mengingat pengalamannya yang sudah terbiasa menghadapi berbagai konflik meski dalam keterbatasan. Namun tiadanya dukungan alutsista secara langsung dilapangan tentunya mempersulit manuver pasukan gerilya.
Dalam konfrontasi tertutup ini militer Indonesia tidak dapat mengerahkan unit – unit tempurnya secara total karena belum adanya pernyataan perang oleh Soekarno yang di nyatakan secara resmi. Sehingga penggunaan unit – unit tempur hanya sebatas pada patroli dan pengawasan perbatasan saja. Beda dengan Malaysia yang di bantu Negara commontwealth lainnya di mana secara teratur mereka terus menerus melakukan tembakan howitzer ke sepanjang perbatasan Kalimantan timur dan barat.
VI. G30S/PKI dan Berakhirnya Konfrontasi
Upaya untuk menghentikan konfrontasi sebenarnya sudah di mulai sejak bulan januari tahun 1964 di Tokyo namun hasilnya tidak memuaskan. Kemudian bulan juli 1965 upaya tersebut kembali di lakukan di Hotel Amarin Bangkok. Para pimpinan ABRI sepakat konfrontasi harus segera di hentikan demi keselamatan Negara dari bahaya agresi, sehingga upaya mencari kontak ke PM Persekutuan Tanah Melayu Tengku Abdul Rahman perlu dilakukan melalui para pengusaha besar yang biasa melaksanakan hubungan dagang antara Jakarta – Kuala lumpur – Singapura – Bangkok dan Hongkong antara lain Yerri Sumendap, Jan Walandauw, Daan Mogot, Welly Pesik dan orang – orang Indonesia yang ada di Malaysia. Upaya penghentian konfrontasi tersebut di kendalikan langsung oleh Mayjen Soeharto melalui Letkol Ali Murtopo di bantu oleh sejumlah perwira antara lain : Mayor L.B Moerdani, Letkol A. Rachman Ramli dan Letkol Soegeng Djarot.
Saat sejumlah pimpinan ABRI sedang berusaha menghentikan konfrontasi khususnya AD, terjadilah G30S yang dilakukan oleh PKI dengan menculik dan membunuh para petinggi AD untuk mengambil alih kekuasaan dan mengganti Ideologi Negara menjadi komunis. Akibat adanya pemberontakan PKI di Jakarta membuat komunikasi dengan Malaysia terhenti sementara karena seluruh perhatian Angkatan Perang Republik Indonesia di pusatkan pada tindakan penumpasan unsur G30S/PKI. Setelah berhasil di tumpas, pada tanggal 27 Mei 1966 hubungan dengan Malaysia kembali di lanjutkan dan ditingkatkan. Kemudian tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1966 terjadilah perundingan Bangkok yang di pimpin oleh Menteri Utama Bidang Luar Negeri Adam Malik dimana dari hasil perundingan tersebut disepakati adanya penghentian konfrontasi dan di tariknya kekuatan militer kedua belah pihak dari perbatasan secara berangsur – angsur.
VII. Perang Dingin Menyeret Indonesia Ke Dalam Konflik Berkepanjagan
Seperti yang kita ketahui bahwasannya di antara tahun 1947 – 1991 dunia sedang dilanda perang dingin yang melibatkan Uni Soviet dengan Blok Timurnya dan AS dengan Blok Baratnya. Selama dalam kondisi perang dingin kedua Negara Adi Kuasa saling berebut pengaruh lewat ideologi, psikologi, industri, teknologi, kompetisi sampai dengan perlombaan senjata dan tidak jarang saling mengintip kekuatan lawannya masing – masing.
Di Asia Tenggara (Asteng), perang dingin telah membuat Vietnam terpecah menjadi dua yaitu vietnam utara (komunis) dan Vietnam selatan (liberal). Vitenam utara di dukung oleh Uni Soviet dan RRC sedangkan Vietnam selatan di dukung AS, Korea selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina. Kedua Vietnam berperang pada tahun 1957 karena adanya perbedaan dalam membentuk sistem pemerintahan. Dan pada tahun 1979 perang tersebut berakhir setelah Vietnam utara berhasil mengalahkan Vietnam selatan dan menjadikan Vietnam sebagai negara komunis.
Selain Vietnam, Indonesia juga mengalami dampak yang sama imbas dari perseteruan blok timur dan barat yaitu munculnya peristiwa G30S/PKI dan Konfrontasi dengan Malaysia. Di Indonesia PKI yang komunis berusaha mengulingkan pemerintahan yang sah kemudian merubah ideologi Pancasila menjadi komunis, selain itu PKI juga mendorong Indonesia membuka konfrontasi total dengan Malaysia untuk membantu Uni Soviet mengkomuniskan dunia dengan mengusir Inggris dan sekutunya dari tanah persekutuan melayu.
VIII. Bukti Keterlibatan Dua Blok di Indonesia
Jejak keterlibatan dua blok di Indonesia sejak orde lama sampai dengan orde baru dapat kita lihat dari adanya deal – deal hingga munculnya pemberontakan yang disokong oleh keduanya.
AS dengan blok baratnya :
1. Mendukung pemberontakan PRRI/Permesta pada tahun 1957, yang kemudian tanggal 18 Mei 1957 salah satu “tentara bayarannya” bernama Allen Lawrence Pope pesawatnya (B-29) tertembak jatuh oleh kapal perang Indonesia di perairan Ambon.
2. Usaha dan percobaan pembunuhan atas Soekarno yang kemudian dikenal sebagai “Peristiwa Cikini” tahun 1957, mengakibatkan 45 karyawannya luka dan 9 orang meninggal.
3. Dukungan senjata dari AS untuk militer Indonesia tanggal 19 agustus 1958.
Sedangkan Uni Soviet dengan blok timurnya :
1. Melakukan dukungan lewat KGB yang kemudian meminta seorang agen Cekoslovakia membuat dokumen Gilchrist sebagai alat disinformasi (penyesatan informasi) yang akan menyudutkan AD lewat isu “Army local friends”
2. Mendukung 100.000 pucuk senjata jenis Chung lewat RRC untuk mempersenjatai angkatan kelima PKI yang terdiri dari buruh dan tani.
3. Menyediakan ribuan tentara regular dari RRC yang siap di mobilisasi ke Indonesia dan menyiapkan sekuadron udara untuk membantu Indonesia menghadapi operasi CIA di Riau dimana AS tengah menyiapkan Armada ke-7 untuk menginvasi Indonesia.
4. Memudahkan proses pembelian senjata untuk memperkuat militer Indonesia melawan Belanda di Irian Barat dengan syarat Indonesia bersedia membesarkan Partai Komunis di Indonesia dan membantu pemberontakan rakyat Kalimantan Utara yang seideologi (komunis).
IX. Kesimpulan
Keberanian Soekarno membawa Indonesia berhadapan dengan negara – negara yang tergabung dalam NATO dan SEATO dimana negara adi daya AS memberikan dukungan penuh patut kita acungi jempol. Namun seperti yang kita ketahui diatas Soekarno tidak sendiri karena ada Uni Soviet dan sekutunya yang mendukung penuh aksi tersebut.
Meskipun Indonesia pada tahun 1955 telah tergabung dalam GNB pada kenyataannya sekitar tahun 1960 Indonesia secara tidak langsung telah memihak pada salah satu blok. Dari keterlibatan blok timur ini kemudian berlanjut pada lahirnya konfrontasi kedua yang di kenal Dwikora pada tahun 1964 – 1966 sesuai dengan deal yang sudah di sepakati antara Indonesia dan Uni Soviet saat memperjuangkan Irian Barat (Trikora).
Jadi, pada intinya ganyang Malaysia yang digagas oleh Soekarno tidak murni dari ide sang maestro melainkan juga adanya dorongan pihak lain dalam hal ini adalah partai komunis Indonesia dan Uni Soviet dengan blok timurnya yang ingin mengkomuniskan dunia dengan memanfaatkan “kebuntuan” Indonesia saat menghadapi Belanda di Irian Barat. Hal ini dapat kita lihat dari dibentuknya 1 Brigade Sukarelawan oleh Soekarno untuk membantu perjuangan rakyat Kalimantan utara yang komunis menentang pemerintahan Inggris di persekutuan tanah melayu (Malaysia) serta usaha Soekarno yang mati – matian melindungi partai komunis di Indonesia. Ini adalah bukti yang tak terbantahkan dimana perang dingin yang terjadi antara tahun 1941 – 1991 telah memberikan dampak / pengaruh yang luar biasa bagi kelangsungan bangsa Indonesia khususnya dalam kebijakan politik Indonesia yang di kenal keras dan revolusioner.
Sejak meletusnya G30S/PKI, semua kebijakan politik Indonesia seketika itu berubah dan berbalik menghancurkan kekuasaan partai komunis itu sendiri. Dan tanggal 1 Juni 1966, disepakati adanya penghentian konfrontasi dengan Malaysia melalui perundingan yang kemudian di sebut sebagai Bangkok Agreement. Tahun 1967, Soeharto didaulat menjadi Presiden RI ke-2 oleh MPRS.
X. Pendapat Penulis Tentang Soekarno
Soekarno saat berpidato
Di mata penulis Soekarno adalah seorang bapak bangsa yang berjiwa besar serta seorang nasionalis sejati. Selama penulis membuat tulisan ini, penulis dapat meraskan seperti apa situasi serta kegundahan seorang Soekarno pada waktu itu khususnya saat dihadapkan pada pilihan yang amat sulit ketika memperjuangkan Irian Barat. Di satu sisi, Soekarno harus mengembalikan Irian Barat ke wilayah Indonesia dalam satu kedaulatan yang utuh. Namun disisi lain Soekarno dengan terpaksa harus menerima tawaran Uni Soviet untuk memperkuat partai komunis yang sudah jelas – jelas pernah berusaha meruntuhkan kekuasaannya melalui pemberontakan Madiun tahun 1948. Dan yang paling berat adalah membawa Indonesia berhadapan dengan Negara commontwealth di Malaysia dimana seperti yang kita ketahui saat itu kondisi Indonesia sedang dalam tidak fit serta tidak memungkinkan untuk menang namun langkah tersebut harus tetap diambil sebagai bukti bahwa Indonesia konsisten dengan keputusannya.
Mungkin disinilah tidak semua orang tahu apa yang ada di benak Soekarno pada waktu itu. Demi memegang teguh komitmen kepada kawan timurnya, Soekarno secara terbuka membela mati – matian partai komunis meski di hujat sebagian rakyatnya dan berusaha menyeimbangkannya dengan AD yang tentu saja adalah musuh bagi partai komunis tersebut, hingga akhirnya Soekarno tenggelam karena tidak mampu memikul keduanya.
Suatu pilihan yang pahit tapi harus tetap di telan agar Indonesia tetap berada di atas kejayaannya dan hidup sebagai bangsa yang benar – benar berdaulat penuh atas wilayahnya.
“Saya yang memperjuangkan Negara kesatuan dari muda sampai tua, kok sampai pecah persatuan. Kalau harus tenggelam biarlah saya yang tenggelam” Bung Karno.
Sumber:http://www.islamtoleran.com/berdiri-diantara-dua-blok-pengorbanan-soekarno-untuk-indonesia-2/
Berkat Ocehan Caleg Gagal PKS Ini, Website Islamtoleran.com Akhinya masuk acara TV One
ISLAMTOLERAN.COM- Website Islamtoleran.com akhinya dibahas juga Di Televisi kesayangan kita bersama " TV One" dalam acara " Apa Penyebab Situs Islam Di Blokir TVOne - 4 April 2015"
Dalam acara ini Tv one menghadirkan narasumber yang tidak asing lagi bagi kita yaitu mantan caleg gagal PKS Bernama "Mustofa Nahra"
Dalam acara Tersebut , caleg gagal PKS mustofa nahra ini mengatakan bahwa islamtoleran.com adalah website yang sangat berbahaya sekali ,tidak bijak & dianggap mengadu domba antar ummat
Entah ummat yang mana yang telah di adu domba oleh islamtoleran, Saya pun sebagai pemilik islamtoleran.com juga tidak faham dengan ocehan caleg gagal PKS " Mustofa Nahra " Tersebut, dimana letak mengadu dombanya dan umat mana yang kami adu domba?
Menurut mustofa nahra Dalam acara " Apa Penyebab Situs Islam Di Blokir TVOne - 4 April 2015" ia pernah menelpon pemilik islamtoleran.com lalu menanyakan siapa yang mendanai website islamtoleran.com ?
Mustofa nahra lalu mengatakan bahwa dari hasil perbincangan dengan pemilik web islamtoleran.com akhirnya diketahui bahwa donator Website islamtoleran.com berasal dari semua pemeluk agama.
Padahal saya sebagai pemilik islamtoleran.com sama sekali tak pernah telponan dengan si caleg gagal PKS ini hahhaha lucu sekali kan ini orang?
Kalau Begitu ,Lalu dengan siapakah mustofa nahwa telponan? ya mungkin saja dengan jin Ifrit peliharaan dia kali hahhaha
Seorang Facebooker Bernama Riyadi Pudji Surjono Ikut Menanggapi Tuduhan " Mustofa nahra " yang menyatakan bahwa portal berita islamtoleran.com sebagai website berbahaya, Tidak Bijak dan Pengadu Domba ,
Berikut ini Komentar dari facebooker Riyadi Pudji Surjono:
"Kayaknya kebalik sih, justru postingan islamtoleran.com cenderung global, tidak memihak... Apa karena "tidak memihak" itu kah yang dianggap "menyebar kebencian" ???
Kerusuhan etnis pun dari semua etnis pernah diposting, kerusuhan nuansa agama pun dari semua pihak di posting, ketika situs2 bermasalah menebar berbagai kebencian, malah disini (islamtoleran.com) posting sumber2 berita terpercaya menepis hoax 2 bernuansakan kebencian yg beredar, dan lain2 berita "tidak memihak" pernah diposting.
Nah apa karena "tidak memihak" itukah trus dianggap menebar kebencian?
Sekiranya mau membandingkan, coba bandingkan dengan postingan ustad "Felix siauw", dimana negara butuh tokoh pendamai, dia malah posting provokasi, diwaktu negara butuh tokoh untuk meredam "jilboobs" dia malah jadi juri kontes foto selfie, diwaktu negara butuh tokoh nasionalis, dia malah posting tidak perlu bela negara." ujar Riyadi Pudji Surjono
Ocehan caleg gagal PKS " mustofa nahra" yang menyinggung soal website islamtoleran.com dalam acara TV One tersebut bisa anda buka di link You Tube berikut ini pada menit ke 29:50 >>>> https://www.youtube.com/watch?v=vE5ZDsMYJRg
Biodata Lengkap tentang caleg gagal bernama" mustofa nahra " ini bisa dibaca di link berikut ini>>>> http://www.islamtoleran.com/mustofa-nahra-caleg-pks-berideologi-teroris-kalah-debat-dengan-seorang-bocah/
Sumber:http://www.islamtoleran.com/berkat-ocehan-caleg-gagal-pks-ini-website-islamtoleran-com-akhinya-masuk-acara-tv-one/
Inilah Sosok Ridwan Abdul Hayyie, Anak Abu Jibriel Yang Tewas Perang di Suriah Bersama ISIS
ISLAMTOLERAN.COM- Putra ke-6 Abu Muhammad Jibriel, Ridwan Abdul Hayyie, tewas dalam pertempuran melawan tentara Syi’ah Nushairiyah pimpinan Bashar Asad, di Suriah, kemarin.
Dilansir Arrahmah.com, Ridwan lahir pada 16 Juni 1993. Setahun setelah menamatkan pelajarannya di Pesantren Tahfidzul Quran Isykarima, Karangpandan, Solo, Jawa Tengah, ia pergi ke Suriah sebagai relawan kemanusiaan Majelis Mujahidin.
Bersama sembilan orang temannya, pada pertengahan Juli 2014, Ridwan menginjakkan kaki di Suriah. Selama di sana, hari-hari dilalui bersama pengungsi di Idlib dan bertempur melawan pasukan Presiden Bashar Al-Asad.
Kamis 26 Maret, dalam pertempuran dengan tentara Bashar Asad di Provinsi Idlib, Suriah Timur, warga negara Indonesia itu berada di garis terdepan. Setelah dihujani tembakan tank, ia akhirnya tewas.
Ridwan dan adiknya sempat berkomunikasi melalui media sosial Facebook setengah bulan lalu.
“Kapankah perang berkobar lagi?” tanya adiknya. “Perang tak perlu diundang, akan datang pada saatnya. Seperti kematian, tak pernah diundang, dia akan datang saat takdir Allah menentukan,” jawab Ridwan melalui Facebook-nya.(metrotvnews.com)
Sumber:http://www.islamtoleran.com/inilah-sosok-ridwan-abdul-hayyie-anak-abu-jibriel-yang-tewas-perang-di-suriah-bersama-isis/
Tags:
Pemuda