Washington, LiputanIslam.com –
Juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pentagon,
Kolonel Steve Warren menyatakan pihaknya terus memantau pergerakan kapal
kargo “Shahed Iran” yang dinyatakan oleh pemerintah Iran semata-mata
membawa bantuan kemanusiaan untuk korban perang Yaman.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, hal itu dinyatakan Warran
dalam jumpa pers Selasa (19/5). Dia menambahkan bahwa dua kapal perang
Iran “telah ditautkan” dengan kapal kargo itu saat melintas di kawasan
di mana kapal-kapal perang Iran menjalankan operasi kontra-pembajakan.
“Sementara ini kami tidak terlalu khawatir,” kata Warren.
Dia juga mengatakan bahwa lokasi kapal “sedang dipantau pada setiap langkah perjalanannya.”
Sebelumnya, dua aktivis asing yang berada di atas kapal kargo Shahed
Iran mengatakan kepada Reuters bahwa kapal ini tidak dikawal oleh kapal
perang Iran.
“Ini semata-mata misi kemanusiaan. Tak ada kapal yang menyertai kami,
apalagi kapal-kapal perang Iran,“ kata Christoph Horstel, aktivis
politik Jerman yang berada di atas kapal kargo Iran.
“Sejauh saya memandang cakrawala, tidak ada kapal sama sekali, dan
selama perjalanan tidak pernah ada kapal perang,” kata Horstel yang
pernah bekerja untuk TV ARD Jerman. Menurutnya, hanya ada pesawat terbang tak dikenal yang tiga kali mengitari kapal itu pada Senin lalu (18/5).
Berbeda dengan pernyataan Horstel, wartawan Alalam yang juga
berada di dalam kapal Minggu lalu melaporkan bahwa kapal itu segera
disambut dan diiringi oleh kapal perang Iran ketika memasuki Teluk Aden
di perairan Yaman. (Baca: Diiringi Kapal Perang, Kapal Bantuan Iran Masuki Teluk Aden, Peringatan AS Tak Digubris)
Laporan serupa dinyatakan oleh wartawan lembaga pemberitaan Iran lainnya, Tasnim,
yang juga berada di atas kapal itu. Disebutkan bahwa kapten kapal Iran
Shahid menyatakan kapalnya mulai dikawal oleh dua kapal perang iran.
Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Masoud Jazayeri
pekan lalu mengingatkan Arab Saudi dan AS bahwa serangan dalam bentuk
apapun terhadap kapal Iran Shahed dapat menyulut perang yang “kobaran
apinya tak akan dapat dikendalikan oleh AS dan Saudi.” (Baca: Jenderal
Iran: Perang Besar Berkobar Jika Kapal Bantuan Kemanusiaan Iran Diserang)
Kapal Iran Shahed yang dinyatakan memuat 2500 ton bantuan kemanusiaan
berupa beras, tepung gandum, ikan kaleng, tenda, selimut dan
obat-obatan itu dijadwalkan merapat ke pelabuhan Hudayda, Yaman, pada
hari Kamis besok (21/5). Pelayaran kapal ini terus mendapat sorotan
internasional karena menjadi salah satu cara Iran untuk menunjukkan
ketidak takutannya kepada AS, apalagi Arab Saudi. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/pentagon-mengaku-pantau-saat-demi-saat-kapal-bantuan-iran-untuk-yaman/)
PERNAHKAN Para TERORIS semacam ISIS, Al qaeda dll (Penganut Islam Radikal Wahabi Salafi Takfiri) MENYERANG ZIONIS ISRAEL cs ?????????
PERNAHKAN Para TERORIS semacam ISIS, Al qaeda dll MENYERANG ZIONIS ISRAEL cs ?????????
Kerajaan Arab Saudi cs BERANINYA hanya sama negara miskin seperti YAMAN, tetapi ketika Zionis Israel MENZALIMI Palestina, Hanya DIAM..Dasar PENGECUT !!!!
Palestina yg Sunni (HAMAS) dibantu Syi'ah (HIZBULLAH) menghadapi zionis israel, Kerajaan Arab SAUDI yg WAHABI SALAFI TAKFIRI ZIONIS menzalimi YAMAN yang Sunni, Yamanpun DIBANTU Republik Islam Iran yg SYI'AH
INDAHNYA Sunni dan SYi'ah yg saling tolong menolong, tapi WAHABI SALAFI TAKFIRI Kerajaan Arab Saudi kerjanya hanya menghamburkan uang HAJI dan UMROH kaum muslim seluruh dunia, miskin prestasi, tidak ada yg layak dibanggakan.... BANGSA PENGECUT hanya diikuti para PENGECUT yg bisanya cuma ketawa, Mengadudomba dan menebarkan KEBENCIAN = TERORIS.. !!!!
DAZZAL menginginkan ISLAM Sunni dan Islam Syi'ah berkelahi dan akhirnya SALAFI WAHABI TAKFIRI PEmenangnya (Maunya sih ^_^)
Sunni punya Ibunda Khadijah
Syi'ah punya BUnda Fatimah
Sedangkan WAHABI SALAFI TAKFIRI punya Bunda HINDUN pemakan Hati Sayidina Hamzah as syahid paman Nabi MUhammad SAW
Sunni punya HAMAS untuk serang ZIONIS ISRAEL
Syi'ah punya HIZBULLAH untuk serang Zionis Israel
Sedangkan WAHABI SALAFI TAKFIRI punya TERORIS ISIS, AL QAEDA dan TEroris lainnya yg berbaju agama ISLAM tp sebenarnya DAZZAL as SYAITHON.... dan Tidak PERNAH BERANI menyerang Zionis Israel cs (Karena Tercipta sebagai Antek Zionis cs !!!!!)
PEMBENCI Syi'ah hingga Sunni di PASTIKAN adalah TERORIS PENCINTA WAHABI SALAFI TAKFIRI penebar KEBENCIAN !!!!!!
by Facebooker Mei 2015
Pentagon Mengaku Pantau Saat Demi Saat Kapal Bantuan Iran Untuk Yaman
Iran Siap Berikan Dukungan Militer Tambahan Untuk Irak
Baghdad, LiputanIslam.com – Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan menyatakan negaranya siap memberikan dukungan militer lebih optimal kepada Irak dalam perang melawan teroris ISIS. Sebagaimana dilaporkan Anatolia, hal itu dia nyatakan dalam kunjungannya ke Baghdad, ibu kota Irak, Senin (18/5), untuk jangka waktu yang tak diumumkan.Dalam siaran pers kantor Perdana Menteri Irak Haider Abadi disebutkan bahwa dalam pertemuan Abadi dengan Dehghan telah dibahas tema penguatan kerjasama kedua negara di bidang keamanan dan militer, perang melawan kelompok teroris ISIS, dan berbagai isu regional lain.
Abadi menegaskan pentingnya bantuan semua negara kepada Irak, khususnya negara-negara regional, “karena gerombolan DAISH (ISIS) sudah menjadi ancaman bagi semua negara.” Dia juga mengapresiasi besarnya dukungan Iran selama ini kepada Irak.
Di pihak lain, Hossein Dehghan menyatakan negaranya mendukung penuh rakyat dan pemerintah Irak dalam perang melawan ISIS serta kesiapan Iran memberikan dukungan lebih besar di berbagai bidang.
Dehghan juga mengadakan pertemuan dengan sejawatnya di Irak, Khaled al-Obeidi, dan membahas kerjasama militer kedua negara dan perkembangan situasi keamanan Irak.
Dalam statemennya, Obeidi memberikan laporan singkat mengenai operasi yang sedang berlangsung melawan ISIS serta menyatakan apresiasinya atas dukungan Iran kepada Irak.
Iran selama ini gigih memberikan dukungan senjata serta mengirim para penasehat militernya ke Irak untuk operasi kontra teroris. Namun demikian, Iran menolak terlibat dalam koalisi anti ISIS yang pimpin oleh Amerika Serikat (AS). Iran malah menuding AS tidak serius memerangi ISIS.
Menteri Pertahanan Iran berkunjung ke Baghdad ketika dalam beberapa hari terakhir ini tentara Irak terdesak hebat di Anbar hingga ibu kota provinsi ini, Ramadi, jatuh ke tangan ISIS.
AFP dalam laporannya Senin kemarin menyebutkan bahwa jatuhnya Ramadi ke tangan ISIS merupakan pukulan telak bagi kubu perang anti ISIS yang dipimpin AS serta menimbulkan pertanyaan tersendiri mengenai strategi perang Washington dan kemampuan militer sekutu Gedung Putih di Irak.
Menurut AFP, pasukan keamanan Irak di Anbar terdesak oleh ISIS padahal koalisi pimpinan AS mengklaim telah melancarkan 160 kali serangan udara dalam satu bulan lalu serta memberikan dukungan senjata dan pelatihan militer bagi pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok suku di Irak selama satu tahun terakhir. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/iran-siap-berikan-dukungan-militer-tambahan-untuk-irak/)
60.000 Pejuang Shiah Menjaga Kota Baghdad
Baghdad, LiputanIslam.com
— Setidaknya ada 60.000 pejuang Shiah di luar tentara reguler Irak yang
menjaga keamanan kota Baghdad. Demikian pernyataan Komite Dewan
Provinsi Baghdad menyebutkan, Selasa (19/5).
Pengumuman itu dikeluarkan menanggapi ancaman yang dikeluarkan kelompok ISIS setelah kelompok itu merebut kota Ramadi, Provinsi Anbar. Demikian seperti dilaporkan Press TV, mengutip kantor berita Kurdi Rudaw.
Pemimpin ISIS Ibrahim al-Samarrai alias Abu Bakr al-Baghdadi, hari Senin, mengeluarkan ancaman akan menyerang Baghdad dan Karbala. Ancaman itu dikeluarkan setelah anggota-anggotanya berhasil merebut kota Ramadi.
Sementara itu untuk merebut kembali kota Ramadi dari kelompok ISIS, sebanyak 3.000 pejuang relawan Shiah telah dikerahkan ke dekat kota itu. Pengiriman tersebut menyusul seruan Perdana Menteri Haider al-Abadi untuk mengusir ISIS dari ibukota provinsi yang mayoritas warganya penganut Sunni itu.
Pada hari Senin (18/5), Dewan Provinsi Anbar mengeluarkan pernyataan bahwa para pejuang Shiah dari Provinsi Babil telah dikerahkan ke pangkalan militer Al-Habaniyah, 30 km sebelah timur Ramadi.
Pejuang-pejuang Shiah kini menjadi tulang punggung pertahanan Irak setelah tentara reguler menunjukkan performa yang buruk. Selain gagal menghadang invasi ISIS di Mosul hingga Tikrit tahun lalu, tentara reguler kembali menunjukkan performa buruknya dengan gagal mempertahankan Ramadi dari serangan ISIS. Para pejuang Shiah pulalah yang berhasil merebut kembali kota Tikrit dari pendudukan ISIS belum lama berselang.
Hari Senin, PBB menyebutkan bahwa serangan ISIS ke Ramadi telah memaksa lebih dari 25.000 warga kota itu untuk mengungsi keluar kota dengan tujuan utama Baghdad.
Sementara itu dikabarkan juga bahwa ISIS telah membebaskan 400 anggotanya yang ditahan di penjara kota Ramadi.(ca/http://liputanislam.com/berita/60-000-pejuang-shiah-menjaga-kota-baghdad/)
Pengumuman itu dikeluarkan menanggapi ancaman yang dikeluarkan kelompok ISIS setelah kelompok itu merebut kota Ramadi, Provinsi Anbar. Demikian seperti dilaporkan Press TV, mengutip kantor berita Kurdi Rudaw.
Pemimpin ISIS Ibrahim al-Samarrai alias Abu Bakr al-Baghdadi, hari Senin, mengeluarkan ancaman akan menyerang Baghdad dan Karbala. Ancaman itu dikeluarkan setelah anggota-anggotanya berhasil merebut kota Ramadi.
Sementara itu untuk merebut kembali kota Ramadi dari kelompok ISIS, sebanyak 3.000 pejuang relawan Shiah telah dikerahkan ke dekat kota itu. Pengiriman tersebut menyusul seruan Perdana Menteri Haider al-Abadi untuk mengusir ISIS dari ibukota provinsi yang mayoritas warganya penganut Sunni itu.
Pada hari Senin (18/5), Dewan Provinsi Anbar mengeluarkan pernyataan bahwa para pejuang Shiah dari Provinsi Babil telah dikerahkan ke pangkalan militer Al-Habaniyah, 30 km sebelah timur Ramadi.
Pejuang-pejuang Shiah kini menjadi tulang punggung pertahanan Irak setelah tentara reguler menunjukkan performa yang buruk. Selain gagal menghadang invasi ISIS di Mosul hingga Tikrit tahun lalu, tentara reguler kembali menunjukkan performa buruknya dengan gagal mempertahankan Ramadi dari serangan ISIS. Para pejuang Shiah pulalah yang berhasil merebut kembali kota Tikrit dari pendudukan ISIS belum lama berselang.
Hari Senin, PBB menyebutkan bahwa serangan ISIS ke Ramadi telah memaksa lebih dari 25.000 warga kota itu untuk mengungsi keluar kota dengan tujuan utama Baghdad.
Sementara itu dikabarkan juga bahwa ISIS telah membebaskan 400 anggotanya yang ditahan di penjara kota Ramadi.(ca/http://liputanislam.com/berita/60-000-pejuang-shiah-menjaga-kota-baghdad/)
Radio Israel Ungkap Pertemuan Rahasia Israel Dengan Beberapa Negara Arab
TelAviv, LiputanIslam.com –
Radio Israel mengungkapkan bahwa sebuah pertemuan antara delegasi
Israel dan para delegasi dari beberapa negara Arab yang tidak menjalin
hubungan diplomatik dengan Israel belum lama ini telah berlangsung di
Yordania dan dihadiri pula oleh para diplomat Amerika Serikat (AS) dan
Eropa.
Sebagaimana diberitakan berbagai laman berita yang berbasis di Timur Tengah, radio Israel tidak menyebutkan level delegasi itu maupun nama negara-negara Arab tersebut serta kapan pertemuan itu berlangsung.
“Telah diketahui bahwa para delegasi negara-negara Arab yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel belakangan ini telah mengadakan pertemuan dengan delegasi Israel di Yordania, dan hadir pula dalam pertemuan itu para diplomat Uni Eropa dan AS,” lapor
Radio Israel, sebagaimana dikutip Alalam dan Akhbarak, Selasa (19/5).
Belum ada komentar apapun dari pemerintah Israel, Yordania dan AS terkait laporan radio Israel tersebut.
Radio Israel menyebutkan, “Sebagian delegasi Arab mengatakan bahwa negara-negara Arab harus siap menerima realitas keamanan di mana pengaruh AS menurun di kawasan.”
Radio ini menambahkan, “Para delegasi Arab menunjukkan hasratnya untuk memotivasi kerjasama keamanan negara-negara Sunni Arab dengan Israel, namun kebekuan politik antara Israel dan Palestina tidak memungkinkan kerjasama demikian.”
Media Israel dari waktu ke waktu selalu mengungkapkan adanya pertemuan-pertemuan antara para pejabat Arab dan Israel di ibu kota negara-negara Eropa maupun Arab, tetapi juga selalu menyembunyikan nama-nama negara Arab yang terlibat di dalamnya.
Dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen ketika dia berkunjung ke Israel Selasa pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku telah menjalin kesepakatan damai dengan dua negara jirannya, Mesir dan Yordania. Dia juga kembali menyebut Iran sebagai ancaman terbesar bagi Israel. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/radio-israel-ungkap-pertemuan-rahasia-israel-dengan-beberapa-negara-arab/)
Sebagaimana diberitakan berbagai laman berita yang berbasis di Timur Tengah, radio Israel tidak menyebutkan level delegasi itu maupun nama negara-negara Arab tersebut serta kapan pertemuan itu berlangsung.
“Telah diketahui bahwa para delegasi negara-negara Arab yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel belakangan ini telah mengadakan pertemuan dengan delegasi Israel di Yordania, dan hadir pula dalam pertemuan itu para diplomat Uni Eropa dan AS,” lapor
Radio Israel, sebagaimana dikutip Alalam dan Akhbarak, Selasa (19/5).
Belum ada komentar apapun dari pemerintah Israel, Yordania dan AS terkait laporan radio Israel tersebut.
Radio Israel menyebutkan, “Sebagian delegasi Arab mengatakan bahwa negara-negara Arab harus siap menerima realitas keamanan di mana pengaruh AS menurun di kawasan.”
Radio ini menambahkan, “Para delegasi Arab menunjukkan hasratnya untuk memotivasi kerjasama keamanan negara-negara Sunni Arab dengan Israel, namun kebekuan politik antara Israel dan Palestina tidak memungkinkan kerjasama demikian.”
Media Israel dari waktu ke waktu selalu mengungkapkan adanya pertemuan-pertemuan antara para pejabat Arab dan Israel di ibu kota negara-negara Eropa maupun Arab, tetapi juga selalu menyembunyikan nama-nama negara Arab yang terlibat di dalamnya.
Dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen ketika dia berkunjung ke Israel Selasa pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku telah menjalin kesepakatan damai dengan dua negara jirannya, Mesir dan Yordania. Dia juga kembali menyebut Iran sebagai ancaman terbesar bagi Israel. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/radio-israel-ungkap-pertemuan-rahasia-israel-dengan-beberapa-negara-arab/)
Daily Telegraph: Tanpa Bantuan Iran, Ramadi Tidak Dapat Dibebaskan
London, LiputanIslam.com –
Koran Inggris Daily Telegraph menilai Ramadi, ibu kota provinsi Anbar,
Irak, tidak akan bisa dibebaskan oleh pasukan Irak dari cengkraman
kelompok teroris takfiri negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tanpa
bantuan Iran.
Sebagaimana dikutip Fars News Selasa (19/5), laporan yang ditulis oleh Richard Spencer itu juga menyebutkan bahwa sebagian besar pasukan yang dikerahkan untuk menjaga keamanan Ramadi adalah pasukan Irak yang dilatih oleh Amerika Serikat (AS), tetapi sekarang pemerintah Irak lebih mengandalkan pasukan relawan al-Hasyd al-Sakbi yang dilatih Iran.
“Ketidak hadiran al-Hasyd al-Sakbi selama ini di Ramadi adalah sesuatu yang sudah diperhitungkan dan terjadi akibat tekanan AS,” tulis Spencer.
Menurutnya, AS sekarang harus membenahi skala prioritasnya, seiring dengan program pemerintah Irak dan relawan untuk memulai operasi pembebasan Ramadi.
“Tak syak lagi bahwa sekarang jet-jet AS telah berubah menjadi pasukan udara Iran,” klaim Spencer.
Di bagian akhir tulisannya dia menyebutkan bahwa sekarang “Pemerintah Irak maupun AS sama-sama memerlukan mereka (Iran).”
Sementara itu, pakar keamanan dan strategi regional Timur Tengah Mohammad Mohyi menuding AS justru bersekongkol supaya Ramadi jatuh ke tangan ISIS.
“Pasukan koalisi pimpinan AS sebenarnya bisa mencegah jatuhnya Ramadi ke tangan ISIS. Namun mereka sengaja tidak melakukan tindakan yang semestinya untuk itu,” katanya dalam wawancara dengan Baghdad Times, Selasa (19/5).
Dia menilai pasukan koalisi tidak serius memerangi ISIS, karena seandainya serius mereka pasti dapat melakukan pengendalian ketat melalui zona udara Irak dan berperan besar dalam penumpasan ISIS.
“Lebih dari 2000 petempur masuk ke Irak dari wilayah Suriah tanpa ada tindakan apapun dari pasukan udara koalisi untuk mencegah kedatangan mereka,” keluhnya.
Dia menambahkan bahwa jatuhnya Ramadi ke tangan ISIS telah membuat AS dan beberapa faksi politik Irak menjadi sasaran tuduhan bermain mata untuk menjatuhkan Ramadi ke tangan ISIS.
“Dengan jatuhnya Ramadi, AS bermaksud menekan pemerintah Irak supaya menjalankan agenda-agenda disintegrasi Irak yang kemungkinan obyek pertamanya adalah wilayah-wilayah yang berpenduduk Sunni,” paparnya.
Seperti diketahui, Ramadi jatuh ke tangan ISIS sejak beberapa hari lalu. Hal ini mendorong Perdana Menteri Irak Haider Abadi untuk meloloskan desakan banyak pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Anbar, supaya relawan al-Hasyd al-Sakbi yang selama ini sukses membebaskan berbagai kawasan Irak dari tangan ISIS dibiarkan masuk ke Anbar. Sekitar 3000 relawan itu belum lama ini dikabarkan sudah masuk ke wilayah Anbar untuk membantu tentara Irak dan pasukan adat Sunni Anbar menumpas ISIS. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/daily-telegraph-tanpa-bantuan-iran-ramadi-tidak-dapat-dibebaskan/)
Sebagaimana dikutip Fars News Selasa (19/5), laporan yang ditulis oleh Richard Spencer itu juga menyebutkan bahwa sebagian besar pasukan yang dikerahkan untuk menjaga keamanan Ramadi adalah pasukan Irak yang dilatih oleh Amerika Serikat (AS), tetapi sekarang pemerintah Irak lebih mengandalkan pasukan relawan al-Hasyd al-Sakbi yang dilatih Iran.
“Ketidak hadiran al-Hasyd al-Sakbi selama ini di Ramadi adalah sesuatu yang sudah diperhitungkan dan terjadi akibat tekanan AS,” tulis Spencer.
Menurutnya, AS sekarang harus membenahi skala prioritasnya, seiring dengan program pemerintah Irak dan relawan untuk memulai operasi pembebasan Ramadi.
“Tak syak lagi bahwa sekarang jet-jet AS telah berubah menjadi pasukan udara Iran,” klaim Spencer.
Di bagian akhir tulisannya dia menyebutkan bahwa sekarang “Pemerintah Irak maupun AS sama-sama memerlukan mereka (Iran).”
Sementara itu, pakar keamanan dan strategi regional Timur Tengah Mohammad Mohyi menuding AS justru bersekongkol supaya Ramadi jatuh ke tangan ISIS.
“Pasukan koalisi pimpinan AS sebenarnya bisa mencegah jatuhnya Ramadi ke tangan ISIS. Namun mereka sengaja tidak melakukan tindakan yang semestinya untuk itu,” katanya dalam wawancara dengan Baghdad Times, Selasa (19/5).
Dia menilai pasukan koalisi tidak serius memerangi ISIS, karena seandainya serius mereka pasti dapat melakukan pengendalian ketat melalui zona udara Irak dan berperan besar dalam penumpasan ISIS.
“Lebih dari 2000 petempur masuk ke Irak dari wilayah Suriah tanpa ada tindakan apapun dari pasukan udara koalisi untuk mencegah kedatangan mereka,” keluhnya.
Dia menambahkan bahwa jatuhnya Ramadi ke tangan ISIS telah membuat AS dan beberapa faksi politik Irak menjadi sasaran tuduhan bermain mata untuk menjatuhkan Ramadi ke tangan ISIS.
“Dengan jatuhnya Ramadi, AS bermaksud menekan pemerintah Irak supaya menjalankan agenda-agenda disintegrasi Irak yang kemungkinan obyek pertamanya adalah wilayah-wilayah yang berpenduduk Sunni,” paparnya.
Seperti diketahui, Ramadi jatuh ke tangan ISIS sejak beberapa hari lalu. Hal ini mendorong Perdana Menteri Irak Haider Abadi untuk meloloskan desakan banyak pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Anbar, supaya relawan al-Hasyd al-Sakbi yang selama ini sukses membebaskan berbagai kawasan Irak dari tangan ISIS dibiarkan masuk ke Anbar. Sekitar 3000 relawan itu belum lama ini dikabarkan sudah masuk ke wilayah Anbar untuk membantu tentara Irak dan pasukan adat Sunni Anbar menumpas ISIS. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/daily-telegraph-tanpa-bantuan-iran-ramadi-tidak-dapat-dibebaskan/)
Kesaksian Hafiz Al-Qur’an Asal Nigeria Tentang Iran
LiputanIslam.com
— Republik Islam Iran yang mayoritas penduduknya bermazhab Syiah masih
saja menjadi bulan-bulanan kaum takfiri di seluruh dunia. Fitnah,
propaganda, dan penyesatan informasi dilakukan secara masif dan
berulang-ulang di berbagai media maupun mimbar. Meski demikian, tidak
semua orang bisa dipengaruhi ataupun dikelabui, apalagi yang sudah
pernah melihat langsung kondisi kehidupan masyarakat di negeri Mullah
tersebut.
Hal itu pula yang dituturkan oleh seorang hafiz Al-Qur’an asal Nigeria, Mukhtar Muhammad Barnumi Mahmud, yang menjadi peserta MTQ Internasional ke-32 yang berlangsung di Teheran. Sebagaimana dirilis oleh Kantor Berita Abna, 18 Mei 2015, ia mengaku mendapatkan penyambutan yang baik.
“Sejak kedatangan saya ke negara ini untuk mengikuti musabaqah ini saya mendapatkan sambutan dan pelayanan yang luar biasa dari para panitia, sementara dari awal saya tidak membayangkan akan mendapatkan pelayanan seistimewa ini.”
Mahmud, ketika ditanya pengalamannya mengikuti MTQ menyatakan, “Tahun 2007 saya ikut MTQ di Malaysia dan tahun 2009 saya tercatat sebagai peserta di musabaqah tafsir Al-Qur’an di Arab Saudi, dan saya mendapat peringkat ketiga pada waktu itu.”
“Dibandingkan penyelenggaraan MTQ di negara lain, saya menilai yang diadakan di Iran ini lebih baik dalam segala hal. Meskipun di negara-negara penyelenggara lainnya memiliki keistimewaan masing-masing namun penyambutan dan penyelenggaraan MTQ di Iran ini sangat memberikan kesan mendalam bagi saya, terutama sebelumnya sebelum diutus untuk mengikuti MTQ ini ada sedikit kekhawatiran dalam diri saya mengenai Iran karena saya banyak mendapat informasi yang negatif mengenai Iran. Namun hari ini saya malah tertarik kembali diutus lagi untuk mengikuti cabang-cabang lomba Qur’ani lainnya yang diadakan Iran secara internasional.” lanjutnya sambil tersenyum.
Muslim Nigeria yang mengaku bermazhab Maliki ini lebih lanjut menambahkan, “Imam Malik ra pernah berkata bahwa apa saja yang bisa menjadi penyebab hidayah bagi seseorang maka lakukanlah, terutama dalam menyebarkan pesan-pesan Al-Qur’an bagi umat manusia di dunia. Inilah yang mendorong saya untuk aktif dalam kegiatan Qur’ani seperti ini.”
“Pengalaman saya sebagai peserta MTQ, sebelumnya saya mengikuti MTQ di daerah saya dalam cabang hafalan Qur’an, kemudian secara bertahap saya mengikuti MTQ tingkat provinsi kemudian tingkat nasional. Dianggap bisa mewakili negara, sayapun kemudian menjadi delegasi Nigeria untuk mengikuti MTQ internasional di Malaysia, Arab Saudi, Emirat dan selanjutnya di Iran ini,” tambahnya.
“Yang istimewa di Nigeria negara kami, adalah orang-orang kaya sangat mendukung aktivitas menghafal Al-Qur’an. Mereka memberikan bantuan dana pada siapapun yang hendak menghafalkan al-Qur’an termasuk membiayai pendidikannya. Sayang, aturan pemerintah Nigeria sangat membatasi rakyatnya untuk bisa bebas menuntut ilmu ke luar negeri khususnya ilmu-ilmu agama,” jelasnya.
Di bagian akhir pembicaraannya, Muhammad Barnumi mengatakan, “Musuh-musuh Islam demi mempertahankan eksistensi dan kepentingannya sangat tidak rela jika umat Islam bersatu, karena itu mereka gencar melakukan propaganda agar umat Islam disejumlah negara muslim membenci dan memusuhi negara Iran, karena negara Iran-lah yang paling getol menggalakkan upaya persatuan umat Islam.”
“Bahkan bagian dari propaganda mereka menyebutkan, bahwa rakyat Iran itu bukan Muslim dan tidak memiliki hubungan apapun dengan Islam. Namun dengan mendatangi Iran secara langsung, dan membayangkan seberapa besar dana yang digunakan Iran untuk menyelenggarakan MTQ tingkat internasional ini dan itu berlangsung setiap tahunnya, maka saya katakan bahwa propaganda tersebut tidak benar. Rakyat Iran adalah juga Muslim, dan persatuan Islam bagi mereka sangat penting.”
“Para muballigh takfiri mengatakan kepada kami bahwa perempuan Iran itu bebas keluar rumah dan mau melakukan apa saja tanpa larangan dan aturan, namun saya melihat dengan kepala sendiri di Iran, sangat berbeda dengan apa yang mereka sampaikan, sangat jauh dengan realitas apa yang telah mereka propagandakan. Tidak ada satupun perempuan Iran yang saya lihat tampil bebas, semuanya mengenakan jilbab yang memenuhi hukum syar’i. Justru inilah yang paling menguatkan saya untuk merubah pandangan saya mengenai Iran dan penganut Islam Syiah.” tutupnya. (ba/http://liputanislam.com/tabayun/kesaksian-hafiz-al-quran-asal-nigeria-tentang-iran/)
Indonesia diwakili oleh Jalaluddin Rubai, juara MTQ nasional hafalan Al-Qur’an tahun 2014 dan H. Ja’far Hasibuan qari asal Medan, juara pertama MTQ nasional tilawah Al-Qur’an.
Prof. Dr. Aqil Munawar, Mantan Menteri Agama dan spesialis Ulumul Quran dan hadis juga diundang untuk menjadi juri dalam MTQ yang berlangsung di Iran ini.
Disela-sela acara juga ada agenda “Mengenal Mushaf Al-Qur’an Cetakan Iran”, dari Indonesia diikuti oleh Bapak Mukhlis Muhammad Hanafi, Ketua Komite Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran dari Kementerian Agama Indonesia. Dalam acara ini, diberikan kesempatan kepada para pakar Al-Qur’an dari negara-negara muslim untuk mengenali dan mengkritisi mushaf Al-Qur’an cetakan Iran, menyusul fitnah yang masih terus gencar bergulir, yang menuduh bahwa Iran memiliki Al-Qur’an yang berbeda. (ba/http://liputanislam.com/multimedia/foto-mtq-internasional-ke-32-di-republik-islam-iran/)
Hal itu pula yang dituturkan oleh seorang hafiz Al-Qur’an asal Nigeria, Mukhtar Muhammad Barnumi Mahmud, yang menjadi peserta MTQ Internasional ke-32 yang berlangsung di Teheran. Sebagaimana dirilis oleh Kantor Berita Abna, 18 Mei 2015, ia mengaku mendapatkan penyambutan yang baik.
“Sejak kedatangan saya ke negara ini untuk mengikuti musabaqah ini saya mendapatkan sambutan dan pelayanan yang luar biasa dari para panitia, sementara dari awal saya tidak membayangkan akan mendapatkan pelayanan seistimewa ini.”
Mahmud, ketika ditanya pengalamannya mengikuti MTQ menyatakan, “Tahun 2007 saya ikut MTQ di Malaysia dan tahun 2009 saya tercatat sebagai peserta di musabaqah tafsir Al-Qur’an di Arab Saudi, dan saya mendapat peringkat ketiga pada waktu itu.”
“Dibandingkan penyelenggaraan MTQ di negara lain, saya menilai yang diadakan di Iran ini lebih baik dalam segala hal. Meskipun di negara-negara penyelenggara lainnya memiliki keistimewaan masing-masing namun penyambutan dan penyelenggaraan MTQ di Iran ini sangat memberikan kesan mendalam bagi saya, terutama sebelumnya sebelum diutus untuk mengikuti MTQ ini ada sedikit kekhawatiran dalam diri saya mengenai Iran karena saya banyak mendapat informasi yang negatif mengenai Iran. Namun hari ini saya malah tertarik kembali diutus lagi untuk mengikuti cabang-cabang lomba Qur’ani lainnya yang diadakan Iran secara internasional.” lanjutnya sambil tersenyum.
Muslim Nigeria yang mengaku bermazhab Maliki ini lebih lanjut menambahkan, “Imam Malik ra pernah berkata bahwa apa saja yang bisa menjadi penyebab hidayah bagi seseorang maka lakukanlah, terutama dalam menyebarkan pesan-pesan Al-Qur’an bagi umat manusia di dunia. Inilah yang mendorong saya untuk aktif dalam kegiatan Qur’ani seperti ini.”
“Pengalaman saya sebagai peserta MTQ, sebelumnya saya mengikuti MTQ di daerah saya dalam cabang hafalan Qur’an, kemudian secara bertahap saya mengikuti MTQ tingkat provinsi kemudian tingkat nasional. Dianggap bisa mewakili negara, sayapun kemudian menjadi delegasi Nigeria untuk mengikuti MTQ internasional di Malaysia, Arab Saudi, Emirat dan selanjutnya di Iran ini,” tambahnya.
“Yang istimewa di Nigeria negara kami, adalah orang-orang kaya sangat mendukung aktivitas menghafal Al-Qur’an. Mereka memberikan bantuan dana pada siapapun yang hendak menghafalkan al-Qur’an termasuk membiayai pendidikannya. Sayang, aturan pemerintah Nigeria sangat membatasi rakyatnya untuk bisa bebas menuntut ilmu ke luar negeri khususnya ilmu-ilmu agama,” jelasnya.
Di bagian akhir pembicaraannya, Muhammad Barnumi mengatakan, “Musuh-musuh Islam demi mempertahankan eksistensi dan kepentingannya sangat tidak rela jika umat Islam bersatu, karena itu mereka gencar melakukan propaganda agar umat Islam disejumlah negara muslim membenci dan memusuhi negara Iran, karena negara Iran-lah yang paling getol menggalakkan upaya persatuan umat Islam.”
“Bahkan bagian dari propaganda mereka menyebutkan, bahwa rakyat Iran itu bukan Muslim dan tidak memiliki hubungan apapun dengan Islam. Namun dengan mendatangi Iran secara langsung, dan membayangkan seberapa besar dana yang digunakan Iran untuk menyelenggarakan MTQ tingkat internasional ini dan itu berlangsung setiap tahunnya, maka saya katakan bahwa propaganda tersebut tidak benar. Rakyat Iran adalah juga Muslim, dan persatuan Islam bagi mereka sangat penting.”
“Para muballigh takfiri mengatakan kepada kami bahwa perempuan Iran itu bebas keluar rumah dan mau melakukan apa saja tanpa larangan dan aturan, namun saya melihat dengan kepala sendiri di Iran, sangat berbeda dengan apa yang mereka sampaikan, sangat jauh dengan realitas apa yang telah mereka propagandakan. Tidak ada satupun perempuan Iran yang saya lihat tampil bebas, semuanya mengenakan jilbab yang memenuhi hukum syar’i. Justru inilah yang paling menguatkan saya untuk merubah pandangan saya mengenai Iran dan penganut Islam Syiah.” tutupnya. (ba/http://liputanislam.com/tabayun/kesaksian-hafiz-al-quran-asal-nigeria-tentang-iran/)
[Foto] MTQ Internasional ke-32 di Republik Islam Iran
LiputanIslam.com — Republik Islam Iran kembali menyelenggarakan MTQ Internasional ke-32 di Teheran, yang diikuti oleh ratusan peserta dari 85 negara, termasuk Indonesia.Indonesia diwakili oleh Jalaluddin Rubai, juara MTQ nasional hafalan Al-Qur’an tahun 2014 dan H. Ja’far Hasibuan qari asal Medan, juara pertama MTQ nasional tilawah Al-Qur’an.
Prof. Dr. Aqil Munawar, Mantan Menteri Agama dan spesialis Ulumul Quran dan hadis juga diundang untuk menjadi juri dalam MTQ yang berlangsung di Iran ini.
Disela-sela acara juga ada agenda “Mengenal Mushaf Al-Qur’an Cetakan Iran”, dari Indonesia diikuti oleh Bapak Mukhlis Muhammad Hanafi, Ketua Komite Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran dari Kementerian Agama Indonesia. Dalam acara ini, diberikan kesempatan kepada para pakar Al-Qur’an dari negara-negara muslim untuk mengenali dan mengkritisi mushaf Al-Qur’an cetakan Iran, menyusul fitnah yang masih terus gencar bergulir, yang menuduh bahwa Iran memiliki Al-Qur’an yang berbeda. (ba/http://liputanislam.com/multimedia/foto-mtq-internasional-ke-32-di-republik-islam-iran/)
Ansarullah Diperkirakan Akan Menyerang AL Saudi
Sanaa, LiputanIslam.com –
Kelompok Ansarullah (Houthi) diperkirakan akan melancarkan serangan
terhadap Angkatan Laut (AL) Arab Saudi sebagai reaksi atas blokade laut.
Sebuah sumber yang tak disebutkan namanya kepada laman berita analisis al-Waght
Senin kemarin (18/5) mengatakan, “Tentara Arab Saudi dari laut telah
memblokir rakyat Yaman sehingga ada kemungkinan Ansarullah akan
menyerang AL Saudi.”
Sekitar dua pekan lalu Ansarullah berhasil melancarkan serangan laut dan dapat menawan salah satu perwira AL Saudi di kawasan sekitar pantai Aden.
Menurut al-Waght, Saudi bermaksud memblokir perairan Yaman, terutama di kawasan utara, untuk menekan rakyat Yaman yang sebagian besar kebutuhan pokoknya dipenuhi dari luar. Karena itu, tindakan Saudi tersebut dapat menyulut perang laut antara Ansarullah dan Saudi yang bisa jadi akan menjalar hingga ke Selat Bab al-Mandeb.
Sementara itu, Senin sore kemarin rakyat Yaman kembali menggelar unjuk rasa akbar di Sanaa, ibu kota Yaman, dengan tema “Pemecahan Blokade” dalam rangka mengutuk serangan dan blokade Saudi dan pelanggarannya terhadap perjanjian gencatan senjata yang berlangsung lima hari dan berakhir sejak Minggu malam (17/5).
TV al-Mayadeen menyebutkan bahwa unjuk rasa itu adalah yang terbesar selama Saudi dan sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman sejak 26 Maret lalu.
Redaktur media online Rai al-Youm Abdel Bari Atwan dalam editorial terbarunya menilai perkembangan situasi di Yaman menunjukkan bahwa rakyat Yaman tak kenal kata menyerah di depan koalisi yang mengagresi negara mereka.
“Menyerah adalah kata yang tidak memiliki tempat dalam kamus bangsa Yaman,” tulisnya.
Saudi dan beberapa negara sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman dengan tujuan membasmi milisi Ansarullah yang telah menggerakkan revolusi terhadap pemerintahan Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi. Namun demikian, hingga kini belum ada tanda-tanda milisi itu melemah akibat serangan udara koalisi, sementara Hadi yang didukung Saudi juga masih berstatus pelarian dan bersembunyi di Riyadh setelah sebelumnya sempat bertahan di kota Aden di bagian selatan Yaman.
Serangan Saudi dan sekutunya ke Yaman telah menewaskan sedikitnya 1500 orang dan melukai ribuan lainnya. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/ansarullah-diperkirakan-akan-menyerang-al-saudi/)
Pasukan Israel Bentrok dengan Warga Palestina di Timur al-Qudsal-Quds
Sekitar dua pekan lalu Ansarullah berhasil melancarkan serangan laut dan dapat menawan salah satu perwira AL Saudi di kawasan sekitar pantai Aden.
Menurut al-Waght, Saudi bermaksud memblokir perairan Yaman, terutama di kawasan utara, untuk menekan rakyat Yaman yang sebagian besar kebutuhan pokoknya dipenuhi dari luar. Karena itu, tindakan Saudi tersebut dapat menyulut perang laut antara Ansarullah dan Saudi yang bisa jadi akan menjalar hingga ke Selat Bab al-Mandeb.
Sementara itu, Senin sore kemarin rakyat Yaman kembali menggelar unjuk rasa akbar di Sanaa, ibu kota Yaman, dengan tema “Pemecahan Blokade” dalam rangka mengutuk serangan dan blokade Saudi dan pelanggarannya terhadap perjanjian gencatan senjata yang berlangsung lima hari dan berakhir sejak Minggu malam (17/5).
TV al-Mayadeen menyebutkan bahwa unjuk rasa itu adalah yang terbesar selama Saudi dan sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman sejak 26 Maret lalu.
Redaktur media online Rai al-Youm Abdel Bari Atwan dalam editorial terbarunya menilai perkembangan situasi di Yaman menunjukkan bahwa rakyat Yaman tak kenal kata menyerah di depan koalisi yang mengagresi negara mereka.
“Menyerah adalah kata yang tidak memiliki tempat dalam kamus bangsa Yaman,” tulisnya.
Saudi dan beberapa negara sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman dengan tujuan membasmi milisi Ansarullah yang telah menggerakkan revolusi terhadap pemerintahan Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi. Namun demikian, hingga kini belum ada tanda-tanda milisi itu melemah akibat serangan udara koalisi, sementara Hadi yang didukung Saudi juga masih berstatus pelarian dan bersembunyi di Riyadh setelah sebelumnya sempat bertahan di kota Aden di bagian selatan Yaman.
Serangan Saudi dan sekutunya ke Yaman telah menewaskan sedikitnya 1500 orang dan melukai ribuan lainnya. (mm/http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/ansarullah-diperkirakan-akan-menyerang-al-saudi/)
Pasukan Israel Bentrok dengan Warga Palestina di Timur al-Qudsal-Quds
Pemuda Palestina, di tangan tentara Zionis Israel.jpg
Islam
Times - Bentrokan pecah antara pasukan Zionis dan warga Palestina di
Timur al-Quds (Yerusalem) dalam yang disebut Israel sebagai Hari
Yerusalem.
Kekerasan
pecah dekat gerbang Damaskus di Kota Tua al-Quds pada Minggu (17/5)
ketika kelompok garis keras Israel berbaris memperingati ulang tahun
ke-48 pendudukan rezim di Timur al-Quds.
Konfrontasi membuat dua petugas Israel terluka. Sementara dua warga Palestina ditahan oleh pasukan Israel.
Sementara itu, direktur Masjid al-Aqsa mengatakan Mesjid diserbu oleh 160 lebih warga Israel menjelang pawai.
Israel
mencoba mengubah demografi al-Quds dalam beberapa dekade terakhir
dengan membangun pemukiman ilegal, merusak situs sejarah dan mengusir
penduduk Palestina.
Lebih dari setengah juta warga Israel tinggal
di 120 pemukiman ilegal yang dibangun sejak pendudukan Israel di
wilayah Palestina, Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur al-Quds pada
tahun 1967.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461469/]
Pejabat AS: Arab Saudi Akan Beli Senjata Nuklir dari Pakistan
DF-3A, rudal balistik jarangkauan menengah Saudi Arabia.jpg
Islam
Times - Arab Saudi membuat "keputusan strategis" dengan membeli senjata
nuklir “siap-pakai” dari Pakistan, kata seorang pejabat AS.
Koran Sunday Times melaporkan dengan mengutip pernyataan seorang mantan pejabat pertahanan AS pada Minggu (17/5).
Dalam
tiga dekade terakhir Arab Saudi sudah membiayai sejumlah besar program
nuklir Islamabad dan menyediakan miliaran dolar dari subsidi minyak.
Mantan
Menteri Luar Negeri Inggris Lord David Owen mengatakan kontrak
pembelian senjata nuklir akan berjalan mengingat hubungan dekat kedua
negara.Pada Maret lalu, Arab Saudi menjadi importir senjata
terbesar di dunia. Menurut Global Defense Trade Report (Laporan
Perdagangan Pertahanan Global), Arab Saudi menghabiskan US $ 6,4 milyar
untuk membeli senjata pada tahun 2014.
Di banding tahun sebelumnya, impor senjata Saudi melonjak sebesar 54 persen.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461461/]
Arab Saudi Cari Delapan Algojo Baru
Algojo Saudi Arabia dengan pedangnya.jpg
Islam Times - Arab Saudi tengah mencari delapan algojo baru yang akan melaksanakan hukuman mati.
Portal
kerajaan memasang iklan yang menerima "fungsionaris agama" tanpa
kualifikasi khusus untuk "melaksanakan hukuman mati", Sputnik melaporkan
pada Senin (18/5).
Menurut iklan, selain melakukan hukuman mati
-- biasanya dengan memenggal kepala -- mereka juga akan melakukan
amputasi orang-orang yang dinyatakan bersalah.
Pada Minggu
(17/5), Arab Saudi memenggal warga Pakistan karena perdagangan narkoba.
Ini menjadikan jumlah eksekusi di kerajaan sejak awal tahun ini menjadi
84.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah besar warga negara
dan pekerja asing telah dipenggal di kerajaan. Hal ini memicu protes
organisasi hak asasi manusia.
Amnesty International mengatakan Arab Saudi memiliki tingkat eksekusi tertinggi di dunia.
Ulama Muslim juga mengecam Riyadh karena mendakwa dan mengeksekusi tersangka tanpa memberi kesempatan untuk membela diri.
Di
Saudi, pemerkosaan, pembunuhan, kemurtadan, perampokan bersenjata dan
perdagangan narkoba diganjar hukuman
mati.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461686/]
Saudi Arabia Sewa Ahli Israel untuk Mengawasi Perang Melawan Yaman
Al Saudi Israeli.jpg
IslamTimes
- Kementerian pertahanan Saudi telah mempekerjakan sejumlah ahli
militer Israel untuk mengawasi dan memberikan nasihat kepada pasukan
koalisi dalam perang melawan Yaman, sumber yang dekat dengan monarki
Saudi mengungkapkan pada hari Selasa (19/4/15).
"Para ahli Zionis mengawasi langsung operasi koalisi yang dipimpin Arab Saudi melawan Yaman selain melakukan koordinasi intelijen dan militer antara kedua belah pihak," kata sumber FNA, Selasa (19/5).
Mereka juga mengungkapkan bahwa delegasi lain dari Israel telah melakukan perjalanan ke Arab Saudi dalam beberapa hari terakhir untuk mengawasi pembangunan sebuah situs kementerian pertahanan.
"Situs militer terletak 20km barat-laut Hay al-Yasmin di Riyadh," kata sumber itu.
Dalam sambutannya yang relevan pada hari Kamis (14/5), Kepala Dewan Tinggi Revolusi Yaman Mohammad Al-Houthi menggarisbawahi bahwa serangan rezim Saudi di Yaman itu dimaksudkan untuk menyelamatkan Israel, dan mengatakan bahwa agresi Al Saud berlangsung dibawah perintah Tel Aviv dan Washington.
"Arab Saudi menyerang kami karena kami telah menjadi penyebab keprihatinan bagi Israel dan itu dimaksudkan untuk menenangkan kekhawatiran Israel ...," kata al-Houthi.
Dia menegaskan bahwa agresi yang dipimpin Saudi melawan Yaman berlangsung dibawah perintah langsung dari Amerika Serikat dan Israel.
Arab Saudi meluncurkan serangan pengeboman terhadap Yaman pada 26 Maret dalam upaya untuk memulihkan kekuatan untuk buronan Presiden Mansour Hadi, sekutu setia Riyadh.
Hadi mengundurkan diri pada bulan Januari dan menolak untuk mempertimbangkan kembali keputusan-nya meskipun adanya seruan dari revolusioner gerakan Ansarullah Houthi.
Meskipun klaim Riyadh bahwa dia membom posisi para pejuang Ansarullah, pesawat-pesawat tempur Arab Saudi meratakan daerah pemukiman dan infrastruktur sipil.
Serangan Monarki sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 3.815 warga sipil, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut penghitungan independen FNA ini.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461865/]
"Para ahli Zionis mengawasi langsung operasi koalisi yang dipimpin Arab Saudi melawan Yaman selain melakukan koordinasi intelijen dan militer antara kedua belah pihak," kata sumber FNA, Selasa (19/5).
Mereka juga mengungkapkan bahwa delegasi lain dari Israel telah melakukan perjalanan ke Arab Saudi dalam beberapa hari terakhir untuk mengawasi pembangunan sebuah situs kementerian pertahanan.
"Situs militer terletak 20km barat-laut Hay al-Yasmin di Riyadh," kata sumber itu.
Dalam sambutannya yang relevan pada hari Kamis (14/5), Kepala Dewan Tinggi Revolusi Yaman Mohammad Al-Houthi menggarisbawahi bahwa serangan rezim Saudi di Yaman itu dimaksudkan untuk menyelamatkan Israel, dan mengatakan bahwa agresi Al Saud berlangsung dibawah perintah Tel Aviv dan Washington.
"Arab Saudi menyerang kami karena kami telah menjadi penyebab keprihatinan bagi Israel dan itu dimaksudkan untuk menenangkan kekhawatiran Israel ...," kata al-Houthi.
Dia menegaskan bahwa agresi yang dipimpin Saudi melawan Yaman berlangsung dibawah perintah langsung dari Amerika Serikat dan Israel.
Arab Saudi meluncurkan serangan pengeboman terhadap Yaman pada 26 Maret dalam upaya untuk memulihkan kekuatan untuk buronan Presiden Mansour Hadi, sekutu setia Riyadh.
Hadi mengundurkan diri pada bulan Januari dan menolak untuk mempertimbangkan kembali keputusan-nya meskipun adanya seruan dari revolusioner gerakan Ansarullah Houthi.
Meskipun klaim Riyadh bahwa dia membom posisi para pejuang Ansarullah, pesawat-pesawat tempur Arab Saudi meratakan daerah pemukiman dan infrastruktur sipil.
Serangan Monarki sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 3.815 warga sipil, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut penghitungan independen FNA ini.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461865/]
Diam-diam Diplomat Arab Temui Para Pejabat Israel di Yordania
IslamTimes
- Para diplomat dari negara Arab tertentu yang tidak memiliki hubungan
diplomatik terbuka dengan rezim Tel Aviv telah melakukan pertemuan
rahasia dengan para pejabat Israel di Yordania.
IslamTimes - Para diplomat dari negara Arab tertentu yang tidak memiliki hubungan diplomatik terbuka dengan rezim Tel Aviv telah melakukan pertemuan rahasia dengan para pejabat Israel di Yordania.
Laporan, yang diterbitkan pada hari Selasa (19/5/15) oleh situs Arab dan stasiun radio Israel, Voice of Israel, tidak menyebutkan kebangsaan para diplomat Arab yang dikatakan telah hadir pada pertemuan tersebut, kantor berita berbahasa Arab Ma'an melaporkan.
Dalam pertemuan, perwakilan Arab menyatakan berminat untuk bekerja sama dengan Israel terkait masalah "keamanan" di Timur Tengah.
Laporan itu menambahkan bahwa delegasi dari Uni Eropa (UE) serta Amerika Serikat juga hadir dalam pertemuan rahasia itu.
Selain itu, beberapa diplomat Arab mengatakan negara-negara di Timur Tengah harus mempersiapkan "realitas baru" di wilayah tersebut.
Mesir dan Yordania adalah dua negara Arab yang memiliki hubungan dekat dengan Israel.
Pada tanggal 15 April 2014, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mengatakan Tel Aviv melakukan pembicaraan rahasia dengan beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi dan Kuwait, dalam upaya untuk menciptakan hubungan diplomatik untuk bersatu melawan Iran.
" Kami melakukan kointak dan pembicaraan secara tertutup dan rahasia, tapi dalam satu tahun atau 18 bulan hal itu tidak akan lagi menjadi rahasia, itu akan dilakukan secara terbuka," kata Lieberman, sebagaimana yang dikutip koran berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth.
Surat kabar itu juga mengutip menteri Israel mengatakan bahwa kesepakatan "perdamaian" baru antara Israel dan negara-negara Arab akan ditandatangani tahun 2019.
Arab Saudi dan Kuwait, dengan tegas membantah adanya pembicaraan tersebut dengan Tel Aviv.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461871/]
Arab Saudi Abaikan Panggilan Dunia untuk Hentikan Perang di Yaman
IslamTimes-
Laporan media pada hari Selasa (19/5/15) mengatakan bahwa sedikitnya
empat orang tewas dan enam orang lainnya menderita luka-luka dalam
serangan udara Saudi di provinsi Ibb barat daya Yaman.
Arab Saudi terus melakukan serangan militer terhadap Yaman meskipun dunia Internasional memanggil untuk menghentikan agresi terhadap negara miskin itu.
Laporan media pada hari Selasa (19/5/15) mengatakan bahwa sedikitnya empat orang tewas dan enam orang lainnya menderita luka-luka dalam serangan udara Saudi di provinsi Ibb barat daya Yaman.
Jet tempur Saudi juga menghantam daerah al-Seifi dan Beit al-Ahmer yang terletak di sebelah selatan ibukota, Sana'a.
Laporan juga mengatakan bahwa pesawat tempur Saudi melancarkan serangan di provinsi Sa'ada Yaman barat.
Riyadh juga meluncurkan beberapa serangan udara di pangkalan militer Yaman di kota Ta'izz Yaman selatan.
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai korban menyusul serangan di Sanhan, Ta'izz dan Sa'ada.
Pada hari Senin, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan perpanjangan jeda kemanusiaan, satu panggilan yang ditolak oleh Arab Saudi.(IT/TGM/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461876/)
Houthi: Iran Harus Berpartisipasi Dalam Pembicaraan Yaman
IslamTimes-
Ansarullah, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (18/5/15),
bersikeras menyatakan Teheran harus berpartisipasi dalam pembicaraan
itu, Ismail Ould Cheikh Ahmed, utusan perdamaian PBB baru untuk Yaman,
sedang mempersiapkan pembicaraan terkait perang Saudi terhadap Yaman di
Jenewa, Swiss, pada 28 Mei.
Gerakan Houthi Ansarullah Yaman telah menyerukan kehadiran Iran dalam perundingan perdamaian yang ditengahi PBB yang bertujuan untuk mengakhiri agresi Saudi terhadap negara Arab miskin itu.
Ansarullah, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (18/5/15), bersikeras menyatakan Teheran harus berpartisipasi dalam pembicaraan itu, Ismail Ould Cheikh Ahmed, utusan perdamaian PBB baru untuk Yaman, sedang mempersiapkan pembicaraan terkait perang Saudi terhadap Yaman di Jenewa, Swiss, pada 28 Mei.
Pada hari Senin, Hamza al-Houthi, anggota dari jabatan politik Huthi ', menyerukan kepada semua kelompok saingan Yaman untuk mengambil bagian dalam pembicaraan damai Jenewa yang akan datang.
Houthi menekankan bahwa partisipasi semua pihak dalam pembicaraan tersebut adalah satu keharusan."
Gerakan Ansarullah, sebelumnya mengecam pembicaraan terkait perang di Yaman baru-baru ini di Arab Saudi, mengatakan ia hanya akan terlibat dalam dialog di Yaman atau negara netral. Kelompok ini mengatakan negosiasi terakhir tidak mewakili tuntutan warga Yaman.(IT/TGM/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461882/)
PBB: Setangah Juta Warga Yaman Terpaksa Mengungsi
IslamTimes-
Seorang juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR),
Adrian Edwards, kepada wartawan di Jenewa mengatakan bahwa diperkirakan
545.000 orang telah mengungsi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari setengah juta warga di Yaman telah mengungsi sejak Arab Saudi memulai agresi militer terhadap negara itu pada akhir Maret.
Seorang juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Adrian Edwards, kepada wartawan di Jenewa mengatakan bahwa diperkirakan 545.000 orang telah mengungsi.
Pejabat PBB mengatakan bahwa masuknya bantuan selama lima hari gencatan senjata telah menunjukkan kesulitan besar bagi ribuan warga sipil yang mengungsi akibat konflik yang melanda negara itu."
Tim bantuan menyatakan bahwa populasi Yaman mengalami trauma, takut, marah dan warga terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, "kata Edwards.
Mengutip pejabat kesehatan Yaman, PBB mengatakan bahwa, laporan pada 15 Mei, menyatkaan bahwa 1.850 orang tewas dan 7.394 terluka dalam kekerasan di Yaman.
Program Pangan Dunia juga telah mengeluh menyatakan bahwa gencatan senjata itu "tidak cukup lama untuk mencapai semua daerah yang membutuhkan bantuan.(IT/TGM/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461889/)
Pasukan Irak Berhasil Ambil Alih 30 Persen Ramadi
IslamTimes- Presiden Dewan Provinsi Anbar, Sabah Karhoot, membuat pengumuman dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (19/5/15).
Pasukan keamanan Irak berhasil mengendalikan sebanyak 30 persen kota Ramadi di provinsi Anbar, Irak barat, kata seorang pejabat senior di provinsi bergolak itu, yang menghadapi serangan teroris Takfiri ISIS.
Presiden Dewan Provinsi Anbar, Sabah Karhoot, membuat pengumuman dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (19/5/15).
Daerah-daerah yang di bawah kendali pemerintah adalah al-Sajariyah, al-Sufiyah dan daerah dekat al-Mallab, yang mewakili 30 persen dari kota Ramadi," tambahnya.
Militan takfiri ISIS baru-baru ini mengambil alih sebagian wilayah di Ramadi.
Pasukan Mobilisasi populer telah dikerahkan ke kota itu untuk melawan Takfiris. pasukan relawan Syiah, salah satu kelompok relawan yang telah bergabung dengan tentara Irak yang dikirim ke Anbar setelah Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi meminta mereka untuk bergabung dengan perang dan mengusir militan Takfiri dari Ramadi.(IT/TGM/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461885/)
Jepang Hapus Nama Israel dari Buku Panduan Pariwisata
Boikot Zionis Israel.jpg
Islam
Times - Dalam sebuah langkah terbaru, Jepang menerbitkan panduan
pariwisata berjudul Selamat Datang di Palestina, Persimpangan Peradaban
dengan tidak mencantumkan kata Israel dan nama-nama tempat berbahasa
Ibrani di dalamnya.
Pemerintah
Jepang menerbitkan buku panduan pariwisata daerah Palestina yang tanpa
menyebut nama Israel, situs berita berbahasa Arab, Palestine Today
melaporkan.
Laporan mengatakan nama-nama Ibrani dari kota-kota Palestina juga diganti dengan nama Arab mereka.
Channel 7 Israel melaporkan langkah terbaru pemerintah Jepang itu.
Jepang adalah negara ketiga setelah Spanyol dan Jerman yang menerbitkan buku panduan pariwisata di wilayah Palestina.
Banyak asosiasi Muslim di seluruh dunia mengapresiasi secara tulus tindakan pemerintah Jepang yang berani itu.
Palestina adalah sebuah negara kecil dengan sejarah dan budaya yang kaya dan beragam, penuh sejarah, arkeologi, warisan agama. Palestina adalah rumah bagi tiga agama monoteistik dan tempat kelahiran Yesus Kristus, begitu bunyi sebagian kalimat di dalam buku.
Palestina diakui oleh PBB sebagai negara pada tahun 2012. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi utama di Palestina, tambah buku.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461929/]
Laporan mengatakan nama-nama Ibrani dari kota-kota Palestina juga diganti dengan nama Arab mereka.
Channel 7 Israel melaporkan langkah terbaru pemerintah Jepang itu.
Jepang adalah negara ketiga setelah Spanyol dan Jerman yang menerbitkan buku panduan pariwisata di wilayah Palestina.
Banyak asosiasi Muslim di seluruh dunia mengapresiasi secara tulus tindakan pemerintah Jepang yang berani itu.
Palestina adalah sebuah negara kecil dengan sejarah dan budaya yang kaya dan beragam, penuh sejarah, arkeologi, warisan agama. Palestina adalah rumah bagi tiga agama monoteistik dan tempat kelahiran Yesus Kristus, begitu bunyi sebagian kalimat di dalam buku.
Palestina diakui oleh PBB sebagai negara pada tahun 2012. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi utama di Palestina, tambah buku.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461929/]
Iran Segera Pamerkan Rudal Perisai S-300 Versi Lokal
Rudal Iran, hasil swasembada Iran.jpg
Islam
Times - Seorang legislator senior Iran mengumumkan negaranya segera
memamerkan dan menguji sistem pertahanan rudal S-300 Rusia versi lokal
dalam sebuah latihan militer.
"Sistem
(rudal pertahanan) S-300 buatan Iran akan diresmikan oleh Kementerian
Pertahanan dan Angkatan Bersenjata serta diuji segera di depan mata
semua orang," kata Ketua Komite Keamanan Parlemen Mohammad Reza Mohseni
Sani pada Selasa (19/5).
Dia juga menyinggung janji Rusia untuk memberi sistem pertahanan udara S-300 pada Iran dan berharap hal itu segera terlaksana.
Akhir bulan lalu, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan mengumumkan negaranya akan menguji versi lokal sistem pertahanan rudal canggih S-300 Rusia --bernama Bavar (Kepercayaan) 373 -- sebelum pertengahan Maret 2016.
"... Kami berharap dapat menguji model produksi S-300 pada akhir tahun ini," katanya.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461930/]
Dia juga menyinggung janji Rusia untuk memberi sistem pertahanan udara S-300 pada Iran dan berharap hal itu segera terlaksana.
Akhir bulan lalu, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehqan mengumumkan negaranya akan menguji versi lokal sistem pertahanan rudal canggih S-300 Rusia --bernama Bavar (Kepercayaan) 373 -- sebelum pertengahan Maret 2016.
"... Kami berharap dapat menguji model produksi S-300 pada akhir tahun ini," katanya.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461930/]
Iran Prihatin Vonis Hukuman Mati di Mesir
Mohamed Morsi - Egypt's ousted president.jpg
Islam
Times - Iran menyatakan keprihatinan mendalam dan menyesali hukuman
mati yang dijatuhkan di Mesir terhadap Presiden Mohamed Mursi dan
seratus lebih pendukungnya.
Pada
Selasa (19/5), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marziyeh Afkham
memperingatkan bahwa putusan pengadilan tersebut hanya akan
memprovokasi metode pengambilalihan kekuatan lewat kekerasan dan
eliminasi.
Dia juga mengatakan vonis tersebut merusak reputasi Mesir. "Kami percaya bahwa masalah-masalah dan perbedaan tertentu bisa diselesaikan melalui perundingan nasional dan konsensus politik antara aliran politik dan sosial yang berdasarkan tujuan mulia revolusi rakyat Mesir," kata Afkham.
Pengadilan Mesir pada Minggu (17/5) menjatuhkan hukuman mati untuk Mursi dan 106 pendukung Ikhwanul Muslimin sehubungan aksi pelarian massal dari penjara pada 2011. Keputusan akhir akan diumumkan pada 2 Juni mendatang.
PBB dan Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinan mendalam atas hukuman mati tersebut. Sementara Turki memperingatkan munculnya gejolak di Timur Tengah jika hukuman dilaksanakan.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan akan memantau proses banding untuk hukuman mati tersebut.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461928/id/doc/news/461147/]
Dia juga mengatakan vonis tersebut merusak reputasi Mesir. "Kami percaya bahwa masalah-masalah dan perbedaan tertentu bisa diselesaikan melalui perundingan nasional dan konsensus politik antara aliran politik dan sosial yang berdasarkan tujuan mulia revolusi rakyat Mesir," kata Afkham.
Pengadilan Mesir pada Minggu (17/5) menjatuhkan hukuman mati untuk Mursi dan 106 pendukung Ikhwanul Muslimin sehubungan aksi pelarian massal dari penjara pada 2011. Keputusan akhir akan diumumkan pada 2 Juni mendatang.
PBB dan Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinan mendalam atas hukuman mati tersebut. Sementara Turki memperingatkan munculnya gejolak di Timur Tengah jika hukuman dilaksanakan.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan akan memantau proses banding untuk hukuman mati tersebut.[IT/r/http://www.islamtimes.org/id/doc/news/461928/id/doc/news/461147/]
Mainsource : http://buletinmajelispecintarasul.blogspot.com/2015/05/pernahkan-para-teroris-semacam-isis-al.html