Kuburan bercahaya asal Banjarmasin
Bukan dongeng atau cerita fiksi dan bukan pula saingan cerita batu petirnya Ponari dan Dewi asal Jombang Jawa Timur, tapi ini satu fenomena yang terjadi dibumi Antasari wilayah Banjarmasin Selatan Propinsi Kalimantan Selatan.
Menurut asbah / juriyat / keturunan / anak mendiang almarhumah yang kuburannya bercahaya Bapak Basuni ( Kuncen kuburan bercahaya ) sebelum meninggal, sosok umanya ( ibunya ) suka sekali membantu orang dan tanpa pamrih, jadi guru mengaji yang nggak pernah marah sekalipun kepada murid-murid yang di didiknya serta sangat sabar ketika derita stroke / kelumpuhan anggota badan yang menimpa almarhumah lebih kurang 7 tahun samapai akhirnya beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Pihak keluarga menurut Bapak Basuni sebelum ditinggal almarhumah mempunyai firasat bahwa umanya ( ibunya ) akan meninggal , karena sudah ada tanda-tanda beliau akan meninggal ( fisik almarhumah begitu lemah sekali ) dan agar diketahui kata beliau ketika mau dimandikan ketika sudah meninggal ada secercah cahaya yang nampak ditubuh almarhumah , namun karena merasa hal tersebut bukan pertanda apa-apa pihak keluarga tidak menanggapinya.
Namun setelah 3 hari ( malam meniga hari kata orang Banjar ) digelar acara Tahlilan / selamatan almarhumah di Langgar / mushola / Surau Raudhatul Jannah, usai sholat Isya berjamaah dan acara Tahlillan tersebut, Undangan maupun pihak keluarga kaget bukan kepalang , karena ketika keluar dari Mushola tersebut menyaksikan kuburan almarhumah yang berada diseberang Mushola tersebut mengeluarkan Cahaya seperti sebuah Rumah yang baru dinyalakan lampu penerang.
Fenomena ini berlangsung cukup lama lebih kurang 2 jam dan akhirnya para undangan dan tuan rumah penyelenggara tahlillan pun menyebarluaskan cerita ( isu ) ini kemasyarakat...dari mulut kemulut akhirnya seantreo Banjarmasin...Kalimantan>>>>Indonesia>>>>bahkan dunia...
Selang tidak berapa lama sang suami almarhumahpun menyusul keharibaan Illahi, namun dikubur dibelakang rumah adik Bapak Basuni yaitu Bapak Syarkawi ( yang akhirnya menjadi juru kunci almarhum )>>> namun sayangnya kuburan beliau tidak mengeluarkan cahaya seperti umanya ( istrinya ).
Untuk orang yang penasaran mau ziarah, kuburan bercahaya tersebut dapat dilihat setiap habis sholat Isya disetiap malamnya. Namun kata juru kunci makam Pak Basuni bagi pengunjung atau penziarah umum tidak boleh menyeberang / masuk ke areal pekuburan pada waktu malam hari, kecuali para habaib , aparat desa atau aparat kepolisian atau pejabat lainnya boleh masuk keareal pemakaman ketentuan ini disebabkan letak pekuburan yang remang-remang bakan boleh dikatakan gelap, dimana menurut pak Basuni ditakutkan para penziarah umum mengotori areal makam tanpa disadari.
Yang menarik perlu dicermati menurut para pemuda dikampung tersebut , dulu sebelum ada "kuburan bercahaya" jarang yang bertandang kekampung mereka yang sepi nan asri. Tapi sekarang para pemuda kampung khususnya warga kampung maksudnya punya penghasilan baru selain bahuma ( bertani ) dan menangkap ikan , yaitu narik iuran karcis keamanan bagi para pedagang kecil dadakan dan tentunya antrian mobil dan motor mengakibatkan areal halaman rumah warga dan halaman langgar / mushola jadi tempat parkir bebas " berbayar ".
seterusnya pengangguran berakhir....setuju.....kalau nggak setuju nggak apa-apa deh ......
Dan untuk para penziarah yang doyan "air berkah" semacam air batu petirnya Ponari, khusus disiang hari disiapkan air mineral, kembang (bunga) dan tentunya celengan sumbangan sukarela buat itu, yah semoga para penziarah dan kita semua nantinya tidak terjerumus kedalam Syirik ...INsyaAllah ....
Yang jelas apakah fenomena -fenomena mistis semacam ini memang budaya Indonesia yang di Islamikan atau masyarakat memang sudah putus asa dengan para pemimpin yang berkuasa yang selalu mengakibatkan " Yang Miskin makin miskin , yang kaya makin kaya"...........
hehehehehe....kayak lagu Rhoma Irama ...semoga jadi Renungan...Wassallam......
Banjarmasin Selasa 14 April 2009 Copyright@banjarku.umaibungasnya.com
Bukan dongeng atau cerita fiksi dan bukan pula saingan cerita batu petirnya Ponari dan Dewi asal Jombang Jawa Timur, tapi ini satu fenomena yang terjadi dibumi Antasari wilayah Banjarmasin Selatan Propinsi Kalimantan Selatan.
Menurut asbah / juriyat / keturunan / anak mendiang almarhumah yang kuburannya bercahaya Bapak Basuni ( Kuncen kuburan bercahaya ) sebelum meninggal, sosok umanya ( ibunya ) suka sekali membantu orang dan tanpa pamrih, jadi guru mengaji yang nggak pernah marah sekalipun kepada murid-murid yang di didiknya serta sangat sabar ketika derita stroke / kelumpuhan anggota badan yang menimpa almarhumah lebih kurang 7 tahun samapai akhirnya beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Pihak keluarga menurut Bapak Basuni sebelum ditinggal almarhumah mempunyai firasat bahwa umanya ( ibunya ) akan meninggal , karena sudah ada tanda-tanda beliau akan meninggal ( fisik almarhumah begitu lemah sekali ) dan agar diketahui kata beliau ketika mau dimandikan ketika sudah meninggal ada secercah cahaya yang nampak ditubuh almarhumah , namun karena merasa hal tersebut bukan pertanda apa-apa pihak keluarga tidak menanggapinya.
Namun setelah 3 hari ( malam meniga hari kata orang Banjar ) digelar acara Tahlilan / selamatan almarhumah di Langgar / mushola / Surau Raudhatul Jannah, usai sholat Isya berjamaah dan acara Tahlillan tersebut, Undangan maupun pihak keluarga kaget bukan kepalang , karena ketika keluar dari Mushola tersebut menyaksikan kuburan almarhumah yang berada diseberang Mushola tersebut mengeluarkan Cahaya seperti sebuah Rumah yang baru dinyalakan lampu penerang.
Fenomena ini berlangsung cukup lama lebih kurang 2 jam dan akhirnya para undangan dan tuan rumah penyelenggara tahlillan pun menyebarluaskan cerita ( isu ) ini kemasyarakat...dari mulut kemulut akhirnya seantreo Banjarmasin...Kalimantan>>>>Indonesia>>>>bahkan dunia...
Selang tidak berapa lama sang suami almarhumahpun menyusul keharibaan Illahi, namun dikubur dibelakang rumah adik Bapak Basuni yaitu Bapak Syarkawi ( yang akhirnya menjadi juru kunci almarhum )>>> namun sayangnya kuburan beliau tidak mengeluarkan cahaya seperti umanya ( istrinya ).
Untuk orang yang penasaran mau ziarah, kuburan bercahaya tersebut dapat dilihat setiap habis sholat Isya disetiap malamnya. Namun kata juru kunci makam Pak Basuni bagi pengunjung atau penziarah umum tidak boleh menyeberang / masuk ke areal pekuburan pada waktu malam hari, kecuali para habaib , aparat desa atau aparat kepolisian atau pejabat lainnya boleh masuk keareal pemakaman ketentuan ini disebabkan letak pekuburan yang remang-remang bakan boleh dikatakan gelap, dimana menurut pak Basuni ditakutkan para penziarah umum mengotori areal makam tanpa disadari.
Yang menarik perlu dicermati menurut para pemuda dikampung tersebut , dulu sebelum ada "kuburan bercahaya" jarang yang bertandang kekampung mereka yang sepi nan asri. Tapi sekarang para pemuda kampung khususnya warga kampung maksudnya punya penghasilan baru selain bahuma ( bertani ) dan menangkap ikan , yaitu narik iuran karcis keamanan bagi para pedagang kecil dadakan dan tentunya antrian mobil dan motor mengakibatkan areal halaman rumah warga dan halaman langgar / mushola jadi tempat parkir bebas " berbayar ".
seterusnya pengangguran berakhir....setuju.....kalau nggak setuju nggak apa-apa deh ......
Dan untuk para penziarah yang doyan "air berkah" semacam air batu petirnya Ponari, khusus disiang hari disiapkan air mineral, kembang (bunga) dan tentunya celengan sumbangan sukarela buat itu, yah semoga para penziarah dan kita semua nantinya tidak terjerumus kedalam Syirik ...INsyaAllah ....
Yang jelas apakah fenomena -fenomena mistis semacam ini memang budaya Indonesia yang di Islamikan atau masyarakat memang sudah putus asa dengan para pemimpin yang berkuasa yang selalu mengakibatkan " Yang Miskin makin miskin , yang kaya makin kaya"...........
hehehehehe....kayak lagu Rhoma Irama ...semoga jadi Renungan...Wassallam......
Banjarmasin Selasa 14 April 2009 Copyright@banjarku.umaibungasnya.com
0 comments to "Kuburan bercahaya.........."