BANJARMASIN, KAMIS - Dubes RI untuk Mesir, Abdurrahman Muhammad Fachir mengatakan, Mesir tidak cuma jadi tempat tujuan wisata atau bekerja sebagian masyarakat Indonesia, tapi juga tempat menuntut ilmu.
Fachir yang berbicara saat acara Coffee Morning di Graha Abdi Persada, Rabu (17/6) menjelaskan, saat ini di Mesir ada sekitar 3.800 mahasiswa asal Indonesia. DUa ratus sembilan puluh lima di antaranya berasal dari Kalsel. Mereka umumnya menuntut ilmu di universitas ternama di sana, Universitas Al Azhar.
Tiap tahun, jumlah mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar di Mesir meningkat, 500 sampai 700 orang. Namun, tingkat keberhasilan menempuh studi masih belum bagus karena berbagai kendala.
Faktor yang menyebabkan kegagalan mahasiswa Indonesia di sana di antaranya masih rendahnya kesiapan akademis dan mental. Mereka juga jarang mengikuti perkuliahan karena jarak pemondokan yang disewa rata-rata jauh dari kampus.
Selain itu pola pendidikan di Al Azhar tidak mewajibkan mahasiswa hadir di perkuliahan. Mahasiswa Indonesia juga masih dipusingkan dengan mencari penghasilan tambahan untuk menutupi kebutuhan hidup selama studi di sana.
Terkait masalah pemondokan, untuk membantu mahasiswa agar lebih fokus belajar dan memberikan kenyamanan selama menempuh studi, Abdurrahman mengatakan ada peluang untuk membangun asrama menggunakan infaq tanah dari universitas Al Azhar.
Al Azhar telah menyiapkan lahan 80x200 meter persegi yang cukup untuk membangun lima gedung dan bisa menampung sekitar 5.000 mahasiswa Indonesia.
Satu gedung diperkirakan memerlukan dana sekitar Rp 70 miliar. Tahun ini Departemen Agama sudah menyisihkan Rp 10 miliar untuk membantu pembangunan.
"Kekurangannya diharapkan partisipasi daerah. Saat ini yang sudah sepakat untuk sharing adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur," kata Fachir.
Ulama Kalsel, KH Husin Nafarin setuju bila pemprov membantu pembangunan asrama sebagai wujud amal jariah. Ulama yang pernah menuntut ilmu di Al Azhar pada 1978 itu, mahasiswa yang belajar di Al Azhar kerap kesulitan karena jumlah kampus makin banyak dan lokasinya berjauhan.
Sekdaprov Kalsel Muchlis Gafuri, mengatakan, dia telah mendapat mandat dari Gubernur Rudy Ariffin untuk mengapresiasi tawaran sharing tersebut. Namun keputusannya menunggu hasil rapat.
Seperti diketahui, Pemprov Kalsel pun telah memiliki asrama sendiri yang beberapa waktu diresmikan Rudy Ariffin. Asrama di Cairo itu dibangun setelah gubernur menerima usulan dari 144 mahasiswa Kalsel yang belajar di sana. Namun karena bertentangan dengan PP Nomor 58 Tahun 2006, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Revisi Permendagri 59, akhirnya diputuskan membeli melalui KBRI di Cairo.
0 comments to "Berbagi Membangun Asrama di Mesir"