BANJARMASIN, SENIN - Kabupaten Banjar memperketat pengawasan terhadap setiap pendatang, khususnya mereka yang mengenakan cadar atau burka. Langkah itu mengantisipasi masuknya teroris ke wilayah tersebut.
Bupati Banjar HG Khairul Saleh menginstruksikan warganya siaga penuh dan melaporkan setiap adanya tamu asing masuk lingkungannya. "Jika ada orang asing, bercadar, masuk kampung, jangan menunggu 1 x 24 jam, langsung laporkan ke pihak berwajib," katanya, Minggu (23/8).
Khairul Saleh perlu mengingatkan hal itu lantaran daerahnya merupakan wilayah perlintasan dari Banjarmasin ke Banua Lima, atau provinsi tetangga, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Dia tidak ingin wilayahnya dijadikan menjadi tempat persinggahan atau persembunyian teroris.
Gembong kasus teroris Noordin M Top selalu berhasil menghindari dari kejaran petugas karena selalu menyamar dengan mengenakan cadar atau burka. Noordin dikabarkan kini bersembunyi di wilayah Kaltim dekat perbatasan dengan Malaysia.
Bupati Banjar mengakui pengawasan terhadap warga pendatang di wilayahnya masih sangat kurang. Bahkan, tidak sedikit pendatang itu dibiarkan tanpa didata oleh setiap kepala wilayah
Berdasar kenyataan itu, Khairul Saleh menginstruksikan warganya memaksimalkan sistem keamanan lingkungan (siskamling) dan penerapan setiap tamu wajib lapor 1 x 24 jam. Khairil Saleh menegaskan tak ingin daerahnya kecolongan atau kemasukan orangorang yang punya niat tidak baik. "Jika memang melihat orang aneh dan mencurigakan segera lapor!" cetusnya.
Terkait itu, sejumlah ulama di Banjarmasin mengecam langkah pemerintah men-sweeping terhadap setiap orang yang mengenakan cadar. "Seperti tidak ada pekerjaan lain saja pemerintah," tandas sesepuh LPPTKA BKPRMI, Chairani Ideris.
Diingatkan dia, mereka (wanita) mengenakan cadar bukan karena apa-apa, tapi karena keyakinannya. "Silakan saja awasi, takkan ada hasilnya," cetusnya.
Pun, Ketua Badan Pengelola Masjid Jami Banjarmasin, KH Husin Nafarin tidak bisa menerima cara pemerintah yang akan mengawasi setiap wanita bercadar. Dia prihatin karena umat Islam selalu terpojok dan dipojokkan dengan isu teroris.
"Zaman nabi, cadar identik wanita baik-baik. Kaum musyrik tidak berani mengganggu. Sekarang terbalik, wanita bercadar justru dicurigai. Ini sudah berlebihan dan sudah suudzon (berprasangka buruk)," kata mantan Ketua MUI Kota Banjarmasin itu.
Dia meminta perempuan muslim jangan takut atau kecewa dengan keyakinannya mengenakan cadar karena menuruti istri Rasulullah SAW. "Kalau diperiksa, tunjukkan jangan takut. Tetapi yang memeriksa harus perempuan," tegas kiai itu.
Sikap lunak disuarakan Ketua PW Muhammadiyah Kalsel Adijani Al Alabij. Menurut dia, boleh saja diawasi jika ada indikasi cadar digunakan untuk mengelabui. Apalagi, menurut dia, bercadar tidak persis suruhan Islam. "Islam hanya menyuruh menutup aurat, bukan mesti bercadar," ujarnya.
Namun, Alabij juga meminta pengawasan dilakukan dalam batas tertentu dan tidak terus-menerus,
Jangan Hakimi
Terkait soal cadar, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tidak menghendaki masalah itu justru menimbulkan masalah baru di masyarakat. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu menghimbau masyarakat jangan menghakimi orang-orang yang mengenakan atribut agama seperti baju gamis atau cadar.
"Tidak setiap orang yang mengenakan baju sopan ala Muslim, sedang menyembunyikan sesuatu," kata anggota Komnas HAM Johny Nelson Simanjuntak.
Johny mengatakan hal itu menyusul pengalaman tidak menyenangkan dialami pasangan suami istri, Daud dan Kasitri. Warga mengintrogasi Daud yang mengenakan baju koko dengan celana menggantung, dan istrinya mengenakan cadar, usai bersembahyang di Masjid Al Barokah Kampung Kedinding, Kabupaten Serang, Banten. Keduanya sempat dibawa ke Polsek Cikande.
Kapolsek Ajun Komisaris Budhi Bathara menyesalkan tindakan warga. "Mereka bukan teroris. Mereka warga biasa, dan memiliki kartu identitas yang sah," katanya.
Johny berharap polisi hanya memeriksa orang-orang yang memang telah diduga keras sebagai pelaku tindakan radikalisme yang didukung informasi yang akurat. "Jangan serampangan main periksa. Ini justru bisa menimbulkan masalah," ujarnya.
Wakil Kepala Divisi Humas Brigjen Sulistyo Ishak membantah kepolisian akan melakukan sweeping terhadap wanita yang menggunakan cadar. "Nggak ada itu (sweeping wanita bercadar), polisi hanya melakukan pada tindak pidana," tegasnya.
Di jajaran Polda Metro Jaya, Kapolres Metro Bekasi Guntur Laode menegaskan tetap akan menggelar operasi terhadap mereka yang mengenakan cadar. "Kita akan melakukan sweeping pada wanita bercadar," tegasnya.
Meski begitu, lanjut dia, tidak semua wanita bercadar akan dirazia. "Hanya yang memang dicurigai dan berdasarkan informasi intelijen," cetusnya.(banjarmasinpost)
Home � Teroris � Banjar Awasi Orang Bercadar!!!
Banjar Awasi Orang Bercadar!!!
Posted by cinta Islam on 4:27 PM // 2 comments
Ciri Teroris yang jelas nyata di video amatir Bom Bali 2 : Pria berjaket hitam ala pendugem, berbaju perlente, membawa ransel, memakai mobil box. CCTV Marriot : Pria rapi, berjas, bertopi & berbaju ala amrik, membawa tas beroda.
Jenggot klimis, baju ala kafir amrik, pake celana jeans atawa pantalon, gak gabung ama tamu lain. Juelas... kalo jenggot dipanjangin, pake serban, jubah, istrina pamer cadar, YA PAS KETANGKEP untuk jelek2in ISLAM & cari muka di depan muslimin.
Jelas beda bung... NURDIN BANCI TOP bercadar ama cewek baik-baik bercadar, punya KTP, gak pernah ada yg ngebom dgn cadar, wanita baek-baek. Klik ajah http://antiteroris.salafy.or.id kalau mau tahu.... ok?
Jual Cytotec Obat Aborsi Asli
Obat Aborsi Pil Penggugur Kandungan