Pemimpin Libya Moammar Gadhafi dalam pidatonya di Majelis Umum PBB telah menggambarkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) sebagai "dewan teror ," dan mendesak untuk dilakukan reformasi.
Kolonel Muamar Gadhafi, Libya

"Ini tidak boleh disebut Dewan Keamanan, itu harus disebut sebagai" dewan teror," kata Ghadafi di pertemuan New York pada hari Rabu.

Gadhafi membayangkan UNSC dirombak di mana anggotaan permanennya, seperti Amerika Serikat, Britania Raya, Perancis, Cina dan Rusia, tidak menikmati hak veto atas seluruh keputusan yang dibuat oleh badan itu.

Dewan Reformasi sebagai alternatif yang bisa menyerap lebih banyak anggota, tambahnya.

Pidato didahului oleh Presiden AS Barack Obama yang hadir bersama-sama dengan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan duta negaranya untuk PBB, Susan Rice mewakili Washington pada pertemuan tersebut.

Pada satu titik dalam pidato yang berapi-api, Gadhafi melemparkan salinan Piagam PBB yang dipegangnya, sementara Presiden Majelis Ali Treki duduk di tingkat atas di belakangnya.

Dubes AS untuk PBB Susan Rice, yang pergi sebelum Gadhafi berpidato, telah, sejak awal bulan, memperingatkan atas perilaku di konvensi Gadhafi.

Dia telah memperingatkan bagaimana Gadhafi "memilih untuk menyenangkan diri sendiri" dapat "memperburuk" marah Amerika terhadap pembebasan narapidana Libya baru baru ini yang terkait kasus pemboman Lockerbie tahun 1988 di Skotlandia yang diklaim adanya 189 warga negara Amerika Serikat didalamnya.

Pemimpin Libya juga menuding ketidakmampuan badan dunia itu untuk mencegah kekerasan sejak berdirinya di tahun 1945.

"... 65 perang agresif telah berlangsung tanpa tindakan kolektif dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencegah mereka."

Dia, bagaimanapun, memuji presentasi Obama di mana, presiden AS telah menyerukan rasa tanggung jawab internasional dalam menghadapi tantangan global.

"Mereka yang biasa membiarkan Amerika untuk bertindak sendirian di dunia sekarang tidak boleh hanya berdiri dan menunggu Amerika untuk yang akan memecahkan masalah dunia," Obama telah berkata. [IslamTimes/R]