Untuk pertama kalinya pada Agustus, Uni Emirat Arab (UEA) mengirim para pilotnya untuk berlatih di pusat pelatihan Red Flag, AS. Selama tujuh tahun, pilot-pilot UEA itu telah menggunakan pusat pelatihan pertempuran udara berteknologi tinggi di Teluk Persia tanpa diketahui oleh banyak pihak lain. Semua ini bermula pada tahun 1990-an ketika UEA memutuskan untuk lebih mempererat hubungan bilateral dengan AS terutama di bidang militer. Secara khusus UEA begitu tertarik untuk meng-upgrade angkatan udaranya.




Ada dua alasan terkait pola pelatihan di Pusat Pertempuran Udara UEA ini. Alasan yang jelas adalah untuk meningkatkan keterampilan tempur para pilot di UEA, dan negara-negara Arab lainnya. Namun alasan lain adalah untuk mempersiapkan pilot pesawat tempur Arab guna menghadapi setiap agresi Iran. UEA menempati sebagian besar pantai barat Teluk Persia, namun memiliki populasi kurang dari tiga juta dan angkatan bersenjata hanya 65.000. Sementara Ada 70 juta rakyat Iran, dan sekitar setengah juta dari mereka adalah militer.

UEA bahkan berharap untuk memiliki salah satu dari dua versi paling canggih dari F-16 (yang keduanya digunakan oleh angkatan udara asing). UAE memiliki 80 "Desert Falcons" (F-16E) yang sengaja dirancang untuk pertempuran udara. Ini adalah pesawat dengan berat 22 to berdasarkan model Blok 52, tapi dengan radar AESA dan banyak perlengkapan tambahan lainnya.

F-16 AS adalah salah satu jet tempur yang paling sering dimodifikasi. Sementara sebagian besar masih dikenal sebagai F-16C. Sebenarnya ada enam model utama, yang diidentifikasi dengan nomor blok (32, 40, 42, 50, 52, 60), plus F-16I buatan Israel, yang merupakan modifikasi utama Block 52.

Versi khusus lainnya (Blok 60), bagi UEA (Uni Emirat Arab), dikenal sebagai F-16E. F-16D adalah versi dua kursi pelatih dari F-16C. Berbagai mod blok termasuk berbagai komponen baru (lima mesin, empat set avionik, lima generasi peralatan perang elektronik, lima radar dan banyak jenis mekanik, perangkat lunak, kokpit dan elektrik lainnya).

F-16 adalah jet tempur pasca-Perang Dingin yang paling banyak, dengan lebih dari 4.200 dibuat, dan banyak lagi dalam diproduksi. Selama Perang Dingin, Rusia mengembangkan lebih dari 10.000 jet tempur jenis MiG-21, dan AS mengembangkan lebih dari 5.000 jet tempur jenis F-4. Tetapi sejak itu perusahaan kapal perang merosot sekitar 90 persen. Namun sejak akhir Perang Dingin, F-16 sudah cukup populer untuk menjaga kelangsungan produksi.

Garda Nasional Udara Arizona memiliki skuadron yang menerbangkan F-16E, satu-satunya unit AS melakukan hal itu, dengan tujuan memberikan pelatihan penerbangan untuk pilot UEA. Pilot-pilot Garda Nasional Arizona telah melatih pilot-pilot UEA selama delapan tahun. Pilot-Pilot UAE yang berpartisipasi dalam pusat pelatihan Arizona Red Flag akan menerbangkan F-16E yang ke-148.[islammuhammadi/mt/GFI]