Mahasiswa Berpanghasilan Rp 20 Juta Sebulan
BANGKU perguruan tinggi menjadi masa transisi antara menuntut ilmu ke dunia kerja. Banyak mahasiswa memilih fokus kuliah, tidak sedikit juga yang larut dalam dunia 'kebebasan'. Sedikit di antara mereka justru sukses meniti usaha sambil kuliah.
Penampilan Wildan Kurniawan tidak ubahnya mahasiswa-mahasiswa lainnya, termasuk di almamaternya Universitas Lambung Mangkurat. Kesan tongkrongan anak muda masih melekat, hem ketat, dipadu jeans ngepres. Di luar kuliah, cukup dengan kaos junkies dengan bawahan jeans.
Dari segi penampilan, remaja kelahiran Kandangan 23 Maret 1985 ini memang tidak mau meninggalkan style anak muda. Ia juga gemar kongkow bersama teman-teman kuliah. Namun remaja satu ini memiliki otak bisnis yang tidak banyak dimiliki mahasiswa lain.
Wildan Kurniawan meninggalkan kampung halamannya, Desa Bamban, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), pada 2006. Tujuannya, menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Unlam.
Tak ingin terus-terusan mengandalkan kiriman orangtua yang bekerja sebagai PNS, Wildan pun mencoba peruntungan bisnis di kota besar. Pengalaman bisnis yang terasah sejak di bangku SMP menjadi modal keberanian.
"Di kampung, saya bisnis jual beli beras sejak SMP. Karena saya kuliah di Banjarmasin, abah deh yang menanganinya," ujar sulung dari tiga bersaudara ini
Pernah gagal membangun bisnis Distribution Outlet (Distro) bersama teman, tidak lantas membuatnya patah arang. Terpenting baginya, telah memiliki link produsen pakaian di Bandung. Jaringan itulah yang digunakan untuk menerima orderan dari temen-temen, seperti membuat baju 'angkatan mahasiswa'.
"Alhamdulillah, bisnis order pakaian masih eksis sampai sekarang. Hasilnya lumayan, rata-rata dalam sebulan dapat untung sekitar Rp 2 juta," ujarnya.
Order pakaian hanyalah bisnis sampingan. Bisnis utama yang sekarang digeluti Wildan adalah warung internet (warnet) yang diberi embel-embel game online.
Kendala dana sempat menghadang. Kebetulan, sang paman memiliki harta yang bisa diagunkan ke bank. Ia pun menyusun proposal dan diajukan ke bank. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Bank menyetujui mengucurkan kredit Rp 250 juta.
"Dana dibagi dua dengan paman. Beliau buka usaha sendiri dan saya membuka warnet dekat lingkungan kampus di Jalan Brigjen Hasan Basri," tutur Wildan.
Begitu buka, warnetnya langsung mendapat animo besar, terutama para mahasiswa. Sebanyak 15 unit komputer yang disediakan selalu terisi penuh. Berjalannya waktu, Wildan pun menambah komputer sehingga kini berjumlah 28 unit.
Dengan 28 unit komputer, omset per bulan warnetnya rata-rata Rp 27 juta. Dipotong gaji karyawan dan biaya operasional lain, termasuk cicilan sewa ruko Rp 40 juta per tahun, Wildan bisa memperoleh laba bersih tidak kurang dari Rp 10 juta.
Sayap usahanya kian dilebarkan. Dengan dukungan orangtua yang mengizinkan mengagunkan tanah rumah mereka ke bank, didirikanlah cabang warnetnya di kawasan Jalan Cemara, Banjarmasin Utara. Dilengkapi 20 unit komputer, dua warnetnya meraup Rp 45 juta. Keuntungan bersihnya, Rp 20 juta per bulan!
Pengusaha Pupuk
Kisah mahasiswa menjadi pengusaha juga dilakoni Fakih Dienullah. Remaja kelahiran Banjarmasin, 20 Juli 1987, ini memilih bisnis pengadaan pupuk tanaman dengan menggunakan bendera CV Alam Borneo Mandiri yang masih berumur hitungan bulan. Pemasarannya merambah dua provinsi tetangga, Kalteng dan Kaltim.
Berapa omset yang bisa diraih, Fakih masih enggan membeberkan. Selain itu, yang dikerjakan berupa proyek dengan kata lain distribusi tidak ajeg.
Selama ini, pengadaan pupuk terbesar yang diperoleh mahasiswa Fakultas Ekonomi Unlam semester delapan tersebut adalah senilai Rp 210 juta. Yang lain berkisar antara puluhan hingga seratus juta lebih.
"Kami mengandalkan marketing. Begitu deal, baru kami ambil barang di Malang, lantas dikirim ke pembeli. Setelah terjadi pembayaran dari pembeli, baru uangnya disetor ke tempat ngambil barang," urainyanya.
Dikatakan, bisnisnya memiliki risiko cukup tinggi. Pernah terjadi, sudah deal dengan pembeli, barang sudah naik kapal, tibatiba saja pembeli membatalkan diri.
"Untung setelah itu kami dapat konsumen lain sehingga langsung dialihkan. Kalau tidak, bakal kacau karena kami tidak punya gudang dan yang pasti tagihan ada dead line pembayaran," ujarnya.
Agen Eksklusif BPost
Azan subuh berkumandang, Derly Hendry terbangun dari tidur nyenyaknya. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika Komputer (STIMIK) Banjarmasin itu beranjak dari kasur empuknya untuk memulai akitivitas menjual surat kabar pagi.
Remaja kelahiran 1986 itu menjual korang terbitan lokal, tidak terkecuali surat kabar yang bernaung di bawah Banjarmasin Post Group. Mulai mengawali kariernya sejak 2005, tercatat sebagai sales harian umum Kompas.
"Atas ajakan seorang sirkulasi Banjarmasin Post, sekitar 2006, menjadi agen koran. Dulunya sempat menjadi sales sekaligus agen, akhirnya memilih menjadi agen koran saja lagi," katanya, Senin (14/9).
Warga Jalan S Parman, Gang Nusa Indah, itu memulai usahanya hanya bermodalkan kemauan. Setoran koran pada saat itu boleh belakangan, sedangkan surat kabar yang tidak laku bisa di kembalikan yang biasa disebut retur.
Seiring perjalanan waktu, dia mulai mengembangkan usahanya. Duduk bersila setiap pagi di trotoar Jalan Haryono MT, setelah menyusun lembaran koran, mulailah membagikan ke rumah pelanggan dengan dibantu seorang loper.
"Bertahap saja, kemudian satu persatu anak buah mulai bertambah. Sekarang, Alhamdulillah, saya dibantu 17 orang yang terdiri dari kanvaser sebanyak tiga orang, lima orang loper dan sembilan orang pengecer," sebutnya.
Keuntungan dari penjualan surat kabar, menurutnya, jangan dianggap remeh. Pendapatan bersihnya setiap bulan mencapai Rp 2 juta. Badai krisis global turut berdampak pada penurunan penghasilannya, menjadi sekitar Rp 1,5 juta per bulan, meski tetaplah dirasa banyak bagi seorang mahasiswa seperti dirinya. Pekerjaan yang dilakoninya selama tiga tahun terakhir bukanlah pekerjaan berat, justru sebaliknya, mudah dan ringan. Atas dedikasinya, dia pun dipercaya sirkulasi Banjarmasin Post Group sebagai agen ekslusif koran terbesar di Kalsel ini.
"Intinya, asalkan ada kemauan. Insya Allah diberi kemudahan oleh-Nya. Tidak ada yang tidak bisa, yang ada hanyalah tidak mau mengerjakan," ujarnya optimistis.
Aktivitas sebagai agen dimulai sekitar pukul 05.00 Wita hingga sekitar pukul 08.00 Wita, tentunya tidak menghambat kuliahnya. Sore, urang Rantau ini menyambangi rumah pelanggan untuk menarik tagihan koran. "Alhamdulillah, selama ini tidak ada kendala berarti," tandasnya seraya menambahkan bercita-cita menjadi PNS.
Home � Pemuda � Muda kaya raya tua masuk surga..nikmatnya..betulbetulbetul...
Muda kaya raya tua masuk surga..nikmatnya..betulbetulbetul...
Posted by cinta Islam on 4:11 PM // 0 comments
0 comments to "Muda kaya raya tua masuk surga..nikmatnya..betulbetulbetul..."