Home � Banjarbaru kembali menangis

Banjarbaru kembali menangis


Longsor Terjang Pemburu Intan

Warga bergotong royong menggali tanah melakukan pencarian warga yang tertimbun longsor dipendulangan intan tradisional Kampung Ujung Murung, Transpol, Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Kamis (1/10). Dalam musibah tanah longsor tersebut 4 warga meninggal.

BANJARBARU, JUMAT: Hujan lebat yang mengguyur Kota Banjabaru, Kamis (1/10) siang, disambut suka cita oleh warganya. Tapi tidak bagi para pendulang intan tradisional di Kampung Ujung Murung, Jalan Transpol, RT32 Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru.

Guyuran hujan sekitar satu jam itu justru menimbulkan petaka sekaligis duka bagi sebagian para pemburu intan. Seusai hujan, sekitar pukul 16.00 Wita, tujuh orang penambang intan di Kampung Ujung Murung diterjang tanah longsor. Mereka adalah Syaiful (35), IJai (30), Suni (35), Adar (30), Sugi (25), Masrun (47) dan Slamet (35).

Tiga dari tujuh penambang intan itu, yakni Syaiful, Ijai dan Suni, berhasil diselamatkan. Karena ketiganya cepat ditemukan dan hanya tertimbun tanah longsor setengah badan.

Sedangkan empat orang lainnya, yakni Adar (30), Sugi (25), Masrun (47) dan Slamet (35), tidak berhasil diselamatkan. Mereka tertimbun tanah se dalam empat meter .

Pantauan Metro Banjar di lapangan, pencarian para korban tersebut melibatkan hampir seratus orang. Mereka mencari para korban yang terseret tanah longsor hanya dengan alat seadanya, seperti linggis, sekop dan cangkul. Bahkan ada pula yang hanya menggunakan kedua tangannya.

Syaiful, Ijai dan Suni ditemukan dalam waktu yang hampir bersamaan. Saat ditemukan ketiganya tidak bisa bergerak-gerak. Separuh badannya, dari kaki sampai pinggul, tertimbun tanah longsor.

Dari ketiga orang tersebut, Suni yang paling kritis keadaannya. Ketika ditemukan, dia sangat lemas. Napasnya tinggal satu-satu.

Untuk menyelamatkan Suni dari kematian, tim penolong pun harus berpacu dengan waktu. Setidaknya ada sepuluh orang berkerja keras menyingkirkan tanah yang membalut tubuh Suni. Sekitar setengah jam, Suni baru terbebas dari longsor tersebut.

Setelah tiga orang tersebut berhasil diselamatkan, warga kembali mencari Adar, Sugi, Masrun dan Slamet. Ratusan orang bahu-membahu memindahkan tanah longsor. Tanah dikeruk, lalu dibuang dengan tangguk secara estafet.

Di antara warga tersebut ada juga yang bertugas menembakan air ke tanah dengan menggunakan mesin pompa. Air doa juga dipercikan di sekitar lokasi longsor. Ini semua untuk mempermudah penggalian dan pencarian para korban.

Pencarian empat korban tersebut sangat sulit. Pasalnya, titik penggalian berada sekitar delapan meter di bawah tebing dan sangat rawan terjadinya longsor susulan.

Untuk mencegah timbul korban baru, sejumlah petugas Polsekta Banjarbaru Timur yang dipimpin langsung Kapolseknya, AKP Pardiya, meminta warga menyingkir dari tepi tebing tambang. Tapi begitu dibubarkan, massa kembali berkerumunan di tepi tebing menyaksikan jalannya proses evakuasi.

Pencarian korban pun tidak sia-sia. Setelah dilakukan pengalian se dalam empat meter, empat korban berhasil ditemukan. Sayangnya, saat ditemukan Adar, Sugi, Masrun dan Slamet sudah tidak bernyawa lagi. Oleh warga jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka masing-masing. (sar), b.post

Tags:

0 comments to "Banjarbaru kembali menangis"

Leave a comment