Home � Mati tarus lampu...uma aiiiiiiii...munyak banarrr.....rr

Mati tarus lampu...uma aiiiiiiii...munyak banarrr.....rr


Percuma Indah Kalau Tidak Nyala
DUA pekan terakhir, wajah situs jejaring sosial, facebook, dihiasi oleh sumpah serapah terkait pemadaman listrik secara bergilir. Tak hanya ratusan facebooker di Kalimantan yang kecewa terhadap kinerja PLN, di Jawa dan Sumatera juga menggaungkan kekecewaan yang sama.

Wajar masyarakat kecewa. Tiap hari, masyarakat yang tak bisa lepas dari ketergantungan terhadap listrik merasa terganggu aktivitasnya. Tak hanya untuk penerangan rumah, sejumlah industri kecil yang tak mampu membeli genset, pasti terpukul akibat ketiadaan listrik.

Bayangkan, sebuah home industry dengan puluhan tenaga kerja tiba-tiba berhenti aktivitasnya. Tanpa genset, mereka pasti kehilangan waktu berharga, dan tentu saja kehilangan uang. Itu, belum termasuk kantor-kantor kecil yang terpaksa menganggurkan karyawannya pada saat jam produktif. Jika dikalkulasi, miliaran rupiah terbuang percuma akibat mati listrik pada jam produktif.

Bagi masyarakat Kalimantan, byarpet adalah makanan sehari-hari. Hampir tiada hari tanpa mati listrik. Bahkan, sehari bisa dua hingga tiga kali pemadaman listrik.

Itu cukup ironis. Mengingat, sumber energi untuk memasok pembangkit listrik, seperti minyak, batu bara, dan uap, berasal dari Kalimantan. Sumber energi dari Kalimantan dikeruk untuk menyalakan listrik di seluruh Indonesia. Tapi ternyata, pasokan listrik ke Kalimantan terpinggirkan.

Kemarin, warga Kabupaten Banjar mengeluh karena lampu penerangan jalan umum (PJU) di daerah mereka tak berfungsi karena tak ada pasokan listrik. Kasatlantas Polres Banjar, AKP Rudi Hartono berharap, instalasi PJU yang baru dipasang bukan hanya indah tapi juga berfungsi.

Instalasi PJU itu menghabiskan anggaran daerah sebesar Rp 500 juta. “Percuma PJU dibuat bagus, kalau malam hari tidak berfungsi. Tujuan PJU itu untuk menerangi jalan agar pengendara aman,” katanya.

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Mustafa Abubakar dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh, atas nama pemerintah meminta maaf kepada masyarakat atas gangguan aliran listrik tersebut.

Mustafa berjanji akan memberikan bonus kenaikan pangkat istimewa kepada direksi PLN jika mampu menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Namun, ia juga sudah menyiapkan sanksi kepada jajaran PLN yang tidak becus. Hukumannya berupa penundaan kenaikan pangkat atau penurunan pangkat.

Penyebab utama krisis listrik adalah kurangnya pasokan. Kapasitas pembangkit yang dimiliki PLN jauh tertinggal dibanding peningkatan permintaan.

Di area Kaltelteng, sebetulnya ada rencana penambahan kapasitas listrik, salah satunya PLTU Pulangpisau. Namun entah kenapa, rencana itu tak pernah jelas. Bahkan, yang kerap mengemuka adalah menghilangnya investor yang berniat mendukung proyek itu, dan masalah lain seputar lahan.

Berulangkali, Pemprov Kalteng menanyakan masalah itu ke pusat. Tapi tak pernah mendapat jawaban yang jelas.

Itu juga mengindikasikan lemahnya kinerja manajemen PLN dan pemerintah. Jika masalah investor saja tak bisa mengatasi, apalagi mengatasi masalah kelistrikan yang lebih kompleks. Semoga, reward and punishment yang akan diberlakukan menteri BUMN bisa mengubah paradigma dan kinerja manajemen PLN. ( b.post)

Tags:

0 comments to "Mati tarus lampu...uma aiiiiiiii...munyak banarrr.....rr"

Leave a comment