Home , , , , � AS main mata ???

AS main mata ???

Di Balik Lawatan Menlu AS ke Arab Saudi



Sample ImageMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton dalam lawatan lanjutan ke Timur tiba di Arab Saudi. Sebelumnya, Clinton mengunjungi Doha dan bertemu dengan para pejabat tinggi Qatar. Dijadwalkan, Menlu Amerika akan bertemu raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz dan sejawatnya dari Saudi, Saud al-Faisal di Riyadh.

Eskalasi sanksi terhadap Republik Islam Iran disebut-sebut menjadi agenda lawatan Hillary Clinton ke Arab Saudi. Sumber Barat menyinggung lawatan Clinton ke Riyadh untuk memenuhi kebutuhan minyak Cina guna memaksa Beijing mengamini tekanan sanksi terhadap Tehran.

Cina sebagai salah satu negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan juga kelompok 5+1 senantiasa menentang eskalasi sanksi terhadap Iran. Beijing berulangkali menyatakan dukungannya atas kelanjutan perundingan mengenai program nuklir sipil Iran.

Selain itu, tampaknya Clinton juga menyelipkan misi utama lawatannya ke Riyadh untuk memulihkan hubungan AS-Arab Saudi. Hubungan kedua negara renggang pasca peristiwa 11 September 2001. Pada massa pemerintahan Presiden George W. Bush, sejumlah politisi konservatif ekstrim di AS menggulirkan usulan sanksi terhadap Arab Saudi, bahkan isu separatisme di negara ini. Terang saja, statemen tersebut memicu reaksi keras politisi Riyadh yang berujung renggangnya hubungan Amerika-Arab Saudi.

Bersamaan dengan lawatan Hillary Clinton ke kawasan Timur Tengah, Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benjamin Netanyahu bertekad meningkatkan tekanan sanksi terhadap Iran.

Di saat Washington bertekad menebarkan Iranphobia di Timur Tengah untuk mewujudkan ambisinya, opini publik kawasan geram menyaksikan dukungan membabi buta AS terhadap Israel. Faktanya,


Obama di masa awal jabatannya pernah menggulirkan isu pembentukan negara independen Palestina. Namun, beberapa bulan kemudian, justru ia berbalik menarik kembali sikapnya tersebut akibat tekanan lobi Zionis.

Tentu saja, hal ini berdampak buruk terhadap posisi AS di Timur Tengah. Dengan demikian, meski muncul perbedaan pandangan antara Riyadh dan Tehran, namun tampaknya Arab Saudi enggan mendukung AS meningkatkan tekanan sanksi terhadap Iran. Sebab, Arab Saudi tidak ingin mengorbankan posisi strategisnya di tengah opini publik dunia Arab.(irib,berbagai sumber)

0 comments to "AS main mata ???"

Leave a comment