Home , , , , � Mata uang tunggal Teluk Persia

Mata uang tunggal Teluk Persia


Ketika Saudi dan UEA Saling Gontok

Antrian sepanjang 35 kilometer truk-truk dari UEA

Fars-Negara-negara Arab Teluk Persia selama ini berusaha keras menutup-nutupi berita percekcokan mereka, namun terkadang perselisihan itu sedemikian sengitnya sehingga tercium juga oleh media.

Friksi yang terjadi di antara negara-negara Arab Teluk Persia mulai tampak semakin sengit. Salah satunya terkait perselisihan perbatasan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Sejatinya, perselisihan kedua negara ini terbilang cukup lama sejak dekade 70-an, saat Uni Emirat Arab meraih kemerdekaannya.

Tokoh-tokoh keluarga Al Nahyan di hari kemerdekaan Emirat terpaksa menyerahkan kawasan laut al-Aidid kepada Arab Saudi, sekalipun masih diperselisihkan. Masalah ini sampai saat ini masih menjadi sumber perselisihan dan para pejabat Emirat menegaskan bahwa daerah yang kaya minyak itu masih haknya.

Selain punya perselisihan terkait masalah perbatasan, kedua negara ini menganggap masing-masing sebagai rival ekonomi dan berbeda pendapat soal strategi ekonomi kawasan Teluk Persia.

UEA menilai ekonominya yang terbaik di Teluk Persia dan di tahun-tahun terakhir mewacanakan mata uang tunggal Teluk Persia. UEA malah meminta agar sekretariat mata uang tunggal ini berada di negaranya. Namun penentangan Arab Saudi akan keingingan UEA membuat hubungan kedua negara semakin tegang. Tidak itu saja, penolakan Saudi membuat UEA terpaksa keluar dari rencana penyatuan mata uang Teluk Persia yang membuat rencana ini gagal.

Namun hal penting yang patut dicermati, ternyata begitu sengitnya perselisihan ini sehingga tidak terbatas hanya di bidang diplomasi, tapi sejak tahun kemarin telah menyebar hingga melibatkan masyarakat dua negara.

Tahun lalu langkah balas dendam Arab Saudi menolak masuknya warga Uni Emirat Arab ke negaranya membuat ketegangan dua negara semakin memuncak. UEA tidak tinggal diam dengan aksi Arab Saudi, beberapa bulan lalu UEA menembak karam sebuah kapal Arab Saudi yang diklaim memasuki teritorial negaranya.

Selain itu, di pekan-pekan terakhir, diberitakan dari perbatasan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di tempat penyebarangan Al-Ghuwaifat, Arab Saudi menolak masuknya ratusan truk UEA yang transit melewati negaranya. Penolakan ini menciptakan antrean di jalur penyeberangan Al-Ghuwaifat sepanjang 35 kilometer.

Pertanyaan bahwa perselisihan kedua negara ini akan berakhir di mana, hanya dapat dijawab oleh waktu, apa lagi pihak Barat, khususnya Amerika yang memiliki kepentingan di dua negara tidak berani beresiko memihak satu dari dua negara ini. Sementara itu, negara-negara Arab anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia lebih memihak Uni Emirat Arab dalam sengketa perbatasan, namun lebih memilih diam di hadapan Arab Saudi.

Setelah Tiga Tahun Menanti Akhirnya Dibebaskan

Arab Saudi

Pemerintah Arab Saudi membebaskan seorang warganya yang dipenjara dengan ‎dakwaan yang sangat lemah. ‎

Seperti dilaporkan DPA, aliansi hukum di Arab Saudi Selasa (6/4) menyatakan, ‎Fahd bin Mohammad As-Sakhra yang dipenjara selama tiga tahun dengan ‎dakwaan terlibat dengan teroris akhirnya dibebaskan. Selama dipenjara Fahd ‎belum pernah diproses secara hukum mengenai dakwaan tersebut.‎

Pengacara Fahd, Sami Abul Khair As-Sakhra mengatakan, diprediksikan sejumlah ‎tokoh reformasi seperti Abdul Rahman As-Shamiri, Dr. Musa Al-Qarni, Sulaiman ‎Ar-rashudi dan Ali bin Khasifan Al-Qarni juga akan dibebaskan. Ke empat orang ‎tersebut berada dalam satu penjara dengan Fahd.‎

Selain empat tokoh reformasi tersebut masih terdapat Dr. Mukhtar Al-Hashimi, ‎Abdul Rahman bin Shiddiq dan sejumlah aktivis lainnya yang masih mendekam di ‎penjara.‎

0 comments to "Mata uang tunggal Teluk Persia"

Leave a comment