Silaturahmi Nasional Ahlul Bait, Silatnas Ke-5, hari ini (Jumat, 2/4) resmi dibuka oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia, Profesor Moh Mahfud MD. Silatnas itu digelar di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta dari hari ini hingga Ahad, tanggal 4 April 2010.
Sebelumnya, Menteri Agama RI, Suryadharma Ali, dijadwalkan akan membuka Seminar Nasional Ahlul Bait ini. Akan tetapi karena adanya halangan, Menteri Agama tidak dapat meresmikan. Panitia Silatnas, Hisam Sulaiman ketika ditanya soal alasan ketidakhadiran Menteri Agama, menjawab, "Saya tidak tahu persis. Yang jelas, Menteri Agama tidak dapat hadir."
Silatnas ke -5 dimulai pada pukul 14.00 WIB. Dalam pidato pembukaan yang disampaikan Ketua Mahkamah Konstitusi Profesor Moh Mahfud MD, mengatakan, "Saya tertarik menghadiri Silatnas ini karena tema yang dipilih; Peran Dakwah dalam Membangun Persatuan dan Persaudaraan demi Keutuhan NKRI."
Para peserta dari 300 yayasan Ahlul Bait dari Papua hingga Aceh memadati ruangan Silatnas ke-5. Demikian disampaikan salah satu panitia kepada IRIB.
Selain Moh Mahfud MD, cendekiawan terkemuka, Haidar Bagir juga menjadi pembicara utama Silatnas ke-5 yang digelar hari ini.
Menurut laporan di lapangan, sekelompok orang yang terprovokasi menggelar aksi demo di depan Asrama Haji, Pondok Gede. Mereka menghendaki pembubaran acara silatnas yang dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi RI dan Menteri Kehutanan itu. Menurut klaim mereka, acara itu digelar tanpa izin.
Panitia penyelenggara Silatnas ke-5 pun menyikapi aksi demo ini dengan cara damai, dan mengajak mereka untuk berdiskusi. Upaya baik itu disambut polisi yang ditugaskan menjaga Silatnas ke-5. Dengan mediasi polisi, para pendemo bertemu dengan panitia penyelenggara yang diwakili Ust Miqdad Turkan dan Hisam Sulaiman.
"Kami mengadakan acara ini setelah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Mabes RI. Berdasarkan peraturan yang ada, pemberitahuan itu sudah cukup, " tutur Ustadz Miqdad, pemimpin Pondok Pesantren Darul Taqrib di Jepara.
Akan tetapi para pendemo tetap tidak puas dengan penjelasan Ust Miqdad yang juga disaksikan polisi. Pembicaraan pun bekembang ke isu mazhab, para pendemo menuding bahwa para pengikut Ahlul Bait itu adalah kafir. Mendengar tudingan itu, Ust Miqdad dengan ramah kembali menjelaskan, "Bila kami benar-benar kafir, kami tidak akan dizinkan untuk pergi haji. Akan tetapi buktinya, kami tetap diizinkan melakukan ibadah haji. Untuk itu, kami tidaklah kafir yang seperti anda tudingkan kepada kami."
Para pendemo tetap bersikeras akan mengancam membawa massa lebih banyak untuk menuntut pembubaran Seminar Ahlul Bait, Silatnas ke-5. Polisi yang memediasi pertemuan tersebut, bersikap akan mengecek surat pemberitahuan yang dikirimkan panitia Silatnas ke Mabes.
"Jika tidak ada konfirmasi dan koordinasi dengan Mabes, kami akan membubarkan Silatnas ini, " tegas polisi yang juga mediator pertemuan antara panitia Silatnas dan pihak-pihak yang terprovokasi.Asrama Haji Pondok Gede Jakarta hari ini (Jumat, 2/4). menjadi tempat perhelatan akbar dari Silaturrahmi Nasional Ahlul Bait. Silatnas ke-5 kali ini secara resmi dibuka oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia, Profesor Moh Mahfud MD. Silatnas itu digelar dari hari ini hingga Ahad, tanggal 4 April 2010.
Silatnas ke -5 dimulai pada pukul 14.00 WIB. Acara ini dirangkai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Shalawat yang dipimpin oleh Ustadz Hasan Daliel Alaydrus. Kemudian Sambutan dari Ketua Mahkamah Konstitusi Profesor Moh Mahfud MD sekaligus membuka secara resmi dengan memukul gong. Dalam pidato pembukaan yang disampaikan Ketua Mahkamah Konstitusi Profesor Moh Mahfud MD, mengatakan, "Saya tertarik menghadiri Silatnas ini karena tema yang dipilih; Peran Dakwah dalam Membangun Persatuan dan Persaudaraan demi Keutuhan NKRI."
Salah satu panitia Hisam Sulaiman mengatakan jumlah peserta berkisar 250 sampai 300 peserta dari 200 yayasan Ahlul Bait dari Papua hingga Aceh yang memadati ruangan Silatnas ke-5. Selain Moh Mahfud MD, Jend. (purn) Dr. AM Hendropriyono, cendekiawan terkemuka, Haidar Bagir juga menjadi pembicara utama Silatnas ke-5 yang digelar hari ini.
Berbicara sekitar 10 menit Moh Mahfud Md menyampaikan materinya “Hak, Kedudukan dan Tanggung Jawab Organisasi-organisasi Umat Islam Indonesia dalam bingkai konstitusi Negara Republik Indonesia”. Beliau menyampaikan bahwa negara agama adalah azas sedang negara adalah pengawal. Lebih lanjut beliau menyampaikan Indonesia adalah negara yang Islami dengan menjadikan nilai islam sebagai substansinya.
Pembicara kedua yang menyampaikan materinya adalah Bapak AM Hendropriyono dengan tema “Peta Gerakan Islam Indonesia dan Ancaman Terorisme/Fundamentalisme Bagi Keutuhan NKRI”. Menurut beliau terorisme itu ibarat sebuah pohon yang mempunyai akar, batang, cabang, ranting dan daun. Akar terorisme adalah ideologi politik bukan agama. “Ideologi atau akar berkembang di atas tanah yang subur yaitu fundamentalis yang menggunakan Islam sebagai simbol-simbol ideologi”. Tukasnya.
Cendekiawan Haidar Bagir membawakan materi “Dinamika Dakwah Islam Islam Indonesia : Antara Pemahaman, konflik dan Persatuan Islam” sebagai pematri ketiga. Beliau menyampaikan bahwa Dakwah itu landasannya adalah akhlak. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa “Tercerai berainya kita karena kita kurang baik”. Contoh terbaik dalam berdakwah adalah Rasulullah Saw. Kata beliau.
Yang menarik adalah ketika sesi tanya jawab salah satu penanya adalah KH. Nur Iskandar pengasuh Ponpes Shiddiqiyah Jakarta. Mengawali pertanyaan beliau menyampaikan bahwa ‘Saya mendengar bahwa acara sebaik ini katanya mau didemo, makanya saya datang ke sini”
Demo dari LPII
Menurut laporan di lapangan, sekelompok orang yang yang tergabung dalam LPII terprovokasi menggelar aksi demo di depan Asrama Haji, Pondok Gede. Mereka menghendaki pembubaran acara silatnas yang dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi RI dan Menteri Kehutanan itu. Menurut klaim mereka, acara itu digelar tanpa izin.
Panitia penyelenggara Silatnas ke-5 pun menyikapi aksi demo ini dengan cara damai, dan mengajak mereka untuk berdiskusi. Upaya baik itu disambut polisi yang ditugaskan menjaga Silatnas ke-5. Dengan mediasi polisi, para pendemo bertemu dengan panitia penyelenggara yang diwakili Ust Miqdad Turkan dan Hisam Sulaiman.
"Kami mengadakan acara ini setelah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Mabes RI. Berdasarkan peraturan yang ada, pemberitahuan itu sudah cukup, " tutur Ustadz Miqdad, pemimpin Pondok Pesantren Darul Taqrib di Jepara.
Akan tetapi para pendemo tetap tidak puas dengan penjelasan Ust Miqdad yang juga disaksikan polisi. Pembicaraan pun bekembang ke isu mazhab, para pendemo menuding bahwa para pengikut Ahlul Bait itu adalah kafir. Mendengar tudingan itu, Ust Miqdad dengan ramah kembali menjelaskan, "Bila kami benar-benar kafir, kami tidak akan dizinkan untuk pergi haji. Akan tetapi buktinya, kami tetap diizinkan melakukan ibadah haji. Untuk itu, kami tidaklah kafir yang seperti anda tudingkan kepada kami."
Para pendemo tetap bersikeras akan mengancam membawa massa lebih banyak untuk menuntut pembubaran Seminar Ahlul Bait, Silatnas ke-5. Polisi yang memediasi pertemuan tersebut, bersikap akan mengecek surat pemberitahuan yang dikirimkan panitia Silatnas ke Mabes.
"Jika tidak ada konfirmasi dan koordinasi dengan Mabes, kami akan membubarkan Silatnas ini, " tegas polisi yang juga mediator pertemuan antara panitia Silatnas dan pihak-pihak yang terprovokasi.
Sumber : Alqoimkaltim, IRIB Indonesia
0 comments to "Silaturahmi Nasional Ahlul Bait"