Pada saat Yaman menghadapi krisis fatal di wilayah utara dan selatan, para pejabat tinggi Amerika Serikat dengan dalih menumpas teroris justru menempatkan negara ini sebagai pusat perhatian. Bahkan, media massa AS makin getol menggembar-gemborkan isu bahwa Yaman saat ini adalah pusat terorisme guna mendukung kehadiran militer AS di negara ini. Kasus terbunuhnya tujuh staf Badan Intelejen AS (CIA) di Afghanistan dan peristiwa pemboman pesawat penumpang AS yang gagal, dijadikan alasan oleh Washington untuk menempatkan Yaman sebagai sasarannya.Para pejabat teras Washington melemparkan klaim baru mengenai perkembangan terorisme di Yaman dan relevansinya dengan keamanan AS.
Koran New York Times menyinggung keterbatasan sumber daya AS dalam menghadapi terorisme di Yaman, seraya menulis, Bantuan AS ke Yaman sejak tahun 2008 hingga kini mencapai tiga kali lipat, namun jumlah tersebut masih relatif kecil bagi negara yang tiba-tiba menjadi ancaman utama terhadap keamanan AS.
Agitasi media seperti yang dilakukan New York Times tersebut termasuk upaya AS untuk mewujudkan tujuannya di Timur Tengah. Dengan dalih menumpas milisi Taliban, al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya, AS sejak tahun 2001 menyulut perang di Afghanistan dan Irak dengan memanfatkan peristiwa 11 September silam. Sejumlah analis politik berkeyakinan bahwa para pejabat Washington mengulang alasan serupa untuk menjustifikasi amibisinya menjadikan Yaman sebagai Afghanistan kedua.
Sementara itu, media massa AS yang berkoordinasi penuh dengan kebijakan luar negeri para pejabat tinggi Gedung Putih terus memblow up isu terorisme di Yaman, guna menggolkan tujuan AS di Timur Tengah. Para analis politik menilai pengokohan posisi AS di Yaman yang merupakan pintu masuk menuju Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb serta Shah Afrika merupakan deretan alasan AS menjadikan Yaman sebagai pusat perhatian.
Sejak setahun lalu hingga kini, pusat-pusat kekuatan AS menggulirkan isu urgensi kehadiran angkatan laut negara ini di Teluk Aden. Alasan awal kehadiran AS di Teluk Aden untuk menghadapi para perompak laut. Namun, ironisnya AS saat ini malah mengincar tujuan lain yaitu memperkokoh posisinya di perairan Aden. Kini, ambisi AS mengusai Timur Tengah dan mengawasi seluruh perairan internasional Laut Merah, laut strategis Bab-el-Mandeb dan Teluk Aden yang disebut-sebut sebagai "Pintu Gerbang Asia", merupakan alasan utama Washington mengincar Yaman.
Tidak diragukan lagi, keberadaan militer AS di Yaman maupun negara lainnya di Timur Tengah mengancam stabilitas dan keamanan kawasan. Mengingat kondisi tersebut, sejumlah negara kawasan mengkhawatirkan intervensi AS di Yaman dan menyatakan kesediaannya membantu menjaga stabilitas di negara ini, sehingga Gedung Putih tidak punya alasan lagi untuk menempatkan militernya di Yaman.
0 comments to "Yaman is teroris???"