Lagi-lagi perusahaan-perusahaan perdagangan raksasa Amerika Serikat menentang rencana pemerintah memberlakukan sanksi baru terhadap Iran. Di saat kamar dagang Amerika dan sejumlah kelompok dagang di negara ini telah menyatakan penentangan mereka, dua lagi perusahaan minyak dan industri Negeri Paman Sam itu memperingatkan Washington untuk tidak mengaktifkan sanksi terhadap Tehran.
Menurut Bloomberg, Boeing dan Exxon Mobil dua perusahaan Amerika berpendapat bahwa pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran akan merugikan tingkat penjualan global. Disebutkan pula bahwa kedua perusahaan tersebut berupaya tetap melangkah tanpa menggubris rencana sanksi pemerintah Amerika.
Adapun kelompok pengusaha dan perdagangan sejak Januari lalu telah merilis dua statemen terpisah dalam rangka menentang sanksi terhadap Iran. Disebutkan bahwa sanksi itu akan mendatangkan kerugian besar hingga 25 milyar dolar pada sektor ekspor Amerika.
Gargil Corp, Conoco Phillips, Hanover, Bechtel, Halliburton, dan Siemens, termasuk di antara lebih dari 20 perusahaan yang berupaya melawan sanksi baru terhadap Iran.
William A. Reinsch, Ketua Dewan Perdagangan Nasional yang berbasis di Washington yang juga menjadi delegasi Exxon dan Boeing menyatakan, "Kami menuntut Kongres AS bertanggung jawab atas kerugian akibat sanksi tersebut."
Christopher Wang, pejabat Kamar Dagang Amerika, juga menentang pemberlakuan sanksi baru terhadap Iran dan menyatakan, "Sanksi anti-Iran banyak ditentang dan rencana itu mau tidak mau akan mendatangkan berbagai dampak buruk."
Penentangan Terus Bergulir
Para pengusaha dan investor Amerika percaya bahwa pemberlakuan sanksi terhadap Iran sangat merugikan Amerika. Oleh karena itu, Kamar Dagang Amerika beserta sejumlah kelompok dagang lainnya melayangkan surat peringatan kepada Gedung Putih atas rencana tersebut. Kepentingan ekonomi dan bahkan keamanan Amerika juga ikut terancam jika sanksi diberlakukan.
Lebih tegas lagi, dalam surat itu dicantumkan pula bahwa sanksi akan melahirkan konflik ekonomi, diplomatik, dan hukum dengan negara-negara sekutu Amerika.
Di lain pihak, pemimpin mayoritas di Kongres, Harry Reid dari kubu Demokrat berharap hingga beberapa pekan mendatang Kongres meratifikasi sanksi baru anti-Iran.
Surat yang dilayangkan kamar dagang dan kelompok dagang Amerika, ditujukan langsung kepada Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih, James Jones, dan Penasehat Tinggi Ekonomi Gedung Putih, Lorens Summers. Kedua kelompok tersebut mencemaskan beberapa poin dalam draf sanksi terhadap Iran.
Pasalnya dalam draf itu disebutkan bahwa semua perusahaan Amerika Serikat dilarang bertransaksi dengan berbagai perusahaan penting di banyak negara. Meskipun transaksi tersebut tidak ada kaitannya dengan perdagangan Iran. (IRIB/MZ/14/5/2010)
Gara-Gara Boikot Iran, AS Rugi Puluhan Miliar Dolar
Aksi boikot yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran justeru merugikan AS. Karena itu untuk menghindari kerugian yang lebih parah perusahaan raksasa Amerika Serikat, Boeing Co dan Exxon Mobil Corp sedang gencar melakukan lobi dengan Kongres AS untuk melonggarkan sanksi terhadap Iran.Kedua perusahaan tersebut yakin bahwa sanksi itu hanya akan menimbulkan kerugian sebesar 25 miliar dolar AS dalam ekspor AS. Demikian dilaporkan Bloomberg, Jumat (14/5/2010). Rencananya, Kongres AS akan memperpanjang undang-undang tahun 1996 yang masa berlakunya hampir habis, menyangkut pelarangan perusahaan-perusahaan asing berinvestasi dalam industri perminyakan Iran.
Perusahaan-perusahaan AS, yang telah dilarang untuk menanam investasi di Iran, mengatakan penjualan mereka di seluruh dunia akan hancur akibat larangan berbisnis dengan perusahaan-perusahaan Eropa, Rusia dan China yang menjalin hubungan perdagangan dengan Iran.
Cargill Inc., ConocoPhillips, Hannover Re, Bechtel Corp., Halliburton Co. dan Siemens AG merupakan di antara 20 perusahaan AS yang melakukan lobi untuk membendung pemberlakuan sanksi-sanksi tersebut. Satu laporan yang dilansir Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS Maret lalu menyatakan bahwa 41 perusahaan termasuk PetroChina Co., Petroleo Brasileiro SA, Total SA, Gazprom OAO dan Indian Oil Corp., berinvestasi dalam pengembangan perminyakan Iran.
Iran dijatuhi sanksi karena AS menuduh negara Islam ini mengembangkan senjata nuklir. Tehran membantah tuduhan tersebut.(15/5/2010)
0 comments to "Boeing dan Exxon Mobil bangkrut ..gara-gara boikot negara Iran"