Bismillahirrahamnirrahim
Kami bersyukur kepada Allah karena kami menjadi tuan rumah rekan-rekan terbaik. Saya juga mengucapkan rasa terima kasih yang sangat dalam kepada para presiden yang terhormat dan tamu yang mulia khususnya para pejabat negara-negara anggota G15.
Para hadirin yang terhormat
Anda mengetahui bahwa selama jenjang waktu sejak pelaksanaan sidang sebelumnya hingga kini terjadi berbagai peristiwa penting di sektor ekonomi, politik, dan keamanan.
Meski peristiwa ekonomi lebih mendapat perhatian dari berbagai sisi oleh para pejabat dan media, namun rentetan peristiwa di sektor politik dan keamanan juga sangat penting dan determinan.
Perekonomian yang berdasarkan konsumerisme maksimum dan profit sebanyak-banyaknya, serta struktur ekonomi yang muncul dari hal tersebut bukan hanya secara praktis telah gagal melainkan juga dalam tidak lulus dalam ujian kejujuran, komitmen, dan pemeliharaan etika.
Terbukti pula bahwa watak "aset-aset kertas" dan jaringannya yang ruwet, dan hubungan ekonomi riba tidak mendatangkan apapun kecuali masalah. Selain itu juga menjadi kanal relokasi kekayaan bangsa-bangsa ke kantong-kantong para kapitalis. Dan imbasnya adalah relokasi berbagai permasalahan sejumlah negara ke negara-negara lain.
Politik ini menyebabkan runtuhnya sistem perekonomian internasional. Dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian puluhan ribu milyar terhadap perekonomian dunia. Dampak terbesarnya dirasakan di negara-negara miskin dengan meluasnya kemiskinan dan krisis makanan. Negara-negara lain pun juga menderita kerugian besar.
Menyusul peristiwa ini serta mengingat penyandaran ekonomi dunia pada ideologi kapitalisme liberal dan pasar bebas, ideologi ini terbukti gagal di tahap praktiknya dan memperluas ketidakpercayaan terhadap sistem yang berlaku dalam perekonomian internasional. Juga terbukti pula bagaimana dan secepat apa dampak berbagai krisis yang terjadi di pusat kapitalisme Barat merambat ke berbagai negara di dunia. Fenomena yang jarang padanannya ini membuat banyak negara lebih cenderung untuk mengurangi ketergantungannya terhadap sistem ekonomi yang berlaku serta berupaya membenahi struktur dan membentuk struktur ekonomi baru dunia.
Negara-negara yang berada di blok kapitalisme pada praktiknya telah mengakui kegagalan dan kekalahan ekonomi liberal dengan melampaui garis merah perekonomian liberal dan pasar dunia melalui campur tangan meluas dan pemberian paket-paket dukungan makro sampai pada tahap nasionalisasi sebagian besar pusat-pusat perekonomiannya.
Hingga kini stabilitas dan kepercayaan terhadap pasar belum pulih dan jelas pengobatan sesungguhnya tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan obat penenang saja. Karena kita saat ini menyaksikan indikasi krisis ekonomi baru di Yunani dan di pasar-pasar bursa Eropa. Meski dapat dicegah untuk sementara namun akar dan kendala utamanya termasuk ketidakadilan dan unilaterlisme dalam sistem ekonomi saat ini tetap ada.
Di sektor keamanan dan politik, sistem yang berkuasa menghadapi kegagalan dan inefisiensi. Kondisi di Afghanistan bahkan lebih tidak aman dengan kehadiran seratus ribu pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Krisis bahkan telah merambat ke Pakistan. Kondisi keamanan di Irak juga tidak menunjukkan pemulihan yang memuaskan.
Kisah menyedihkan pendudukan Palestina dan jutaan pengungsi Palestina di berbagai kamp yang berharap pulang ke tahan air mereka juga terus berlanjut. Gaza rusak berat akibat perang tidak seimbang. Banyak warganya yang gugur syahid dan menderita akibat blokade makanan dan obat-obatan. Negara-negara tetangga juga setiap harinya menghadapi berbagai ancaman rezim Zionis Israel. Jelas bahwa struktur keamanan-politik internasional tidak mampu mewujudkan keamanan yang bekesinambungan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertindak berdasarkan berbagai ketentuan kunonya pasca Perang Dunia II. Efisiensi dan kredibilitasnya telah sirna di mata bangsa-bangsa dunia. Sebagian anggota tetapnya hingga kini masih hidup di masa 65 tahun lalu dan mereka berharap negara-negara dan bangsa-bangsa dunia mematuhi mereka.
Kehadiran mereka di Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengakibatkan terhentinya pelaksanaan berbagai tugas utama lembaga ini dalam perlucutan senjata, non-proliferasi, dan bantuan terhadap penggunaan energi nuklir seluruh anggotanya. Bayangan ancaman senjata nuklir makin meluas di dunia dan bahkan kepemilikan, peningkatan senjata nuklir, serta ancaman penggunaannya, secara terang-terangan menjadi program resmi sejumlah negara.
Rekan dan saudara tercinta
Bapak-bapak dan ibu-ibu
Dewasa ini telah jelas bagi semua bahwa berlanjutnya kondisi sekarang ini sudah tidak memungkinkan lagi. Jika tetap berlanjut, permasalahan akan semakin menumpuk. Oleh karena itu, muncul ide dan tuntutan yang satu untuk mengubah dan membenahi kondisi dunia secara fundamental.
Tidak diragukan lagi bahwa saat ini dunia harus diatur oleh sistem tunggal. Namun harus dibahas pula faktor kegagalan dan ketidakmampuan sistem yang ada saat ini di satu sisi dan persyaratan serta kriteria sistem yang ideal di sisi lain.
Pondasi sistem yang berlaku saat ini adalah materialisme. Dalam ideologi ini, penguasaan menyeluruh terhadap segala hal, kekayaan, profit, kenikmatan, dan kekuatan secara maksimum, dinilai sebagai tujuan. Dan dalam mencapainya, segala cara dihalalkan. Kebohongan, tipu daya, tekanan propaganda, tekanan politik dan ekonomi, monopoli, intransparansi, pengerahan kekuatan militer meski pun dengan menggunakan senjata pemusnah massal dan bom atom, intervensi urusan pihak lain, dan pencegahan kemajuan dan perkembangan bangsa-bangsa, pelanggaran atas batas-batas budaya, etika, dan geografis, kepemilikan hak istimewa, ketidakadilan, diskriminasi, dan lain-lain, diperbolehkan. Dalam interaksi, etika, spiritualitas, dan kehormatan manusia tidak memiliki tempat. Dalam ideologi seperti ini jika etika, hak asasi manusia, dan kebebasan mengemuka, hanya berlaku agar kepentingan materi maksimum tidak terancam dan digunakan sebagai sarana politik untuk menyerang pihak lain.
Kapan pun diperlukan, dilakukan perilaku terburuk terhadap kemanusiaan dan diktatorisme terburuk. Sikap dan standar ganda sudah menjadi hal biasa. Perang Dunia I dan II dan berbagai perang pada abad lalu dan di awal abad sekarang ini juga berlandaskan pada pemikiran dan ideologi seperti ini. Jelas sekali bahwa struktur yang berlandaskan pada ideologi materialisme seperti ini tidak bisa diharapkan memberikan layanan yang jujur dan bersih kepada umat manusia.
Rekan-rekan
Dewasa ini, realisasi perubahan pada kondisi yang ada dan kebutuhan pembentukan sistem baru telah berubah menjadi tuntutan semua dan tekad semua pihak bergulir di jalan ini.
Sistem baru harus didefinisikan dan diatur dalam koridor ideologis dan filosofis yang berasaskan pada keimanan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, Pengasih, dan Bijaksana. Tuhan yang Maha Pengasih dan menyeru semua kepada kasih sayang dan persahabatan serta cinta. Yang Maha Adil dan menyeru semua pada keadilan. Yang memuliakan manusia dan memerintahkan seluruh umat manusia untuk menjaga kehormatan dan hak-hak manusia.
Kita semua adalah hamba-hamba Allah dan tidak ada seorang pun yang lebih unggul dari orang lain kecuali dengan kesucian, kejujuran, dan ketakwaannya.
Sistem baru yang ideal harus berlandaskan pada etika, keadilan, kesucian, kejujuran, dan penjagaan hak serta nilai-nilai manusia. Sistem global yang ideal harus membimbing manusia menuju kedaulatan orang-orang shaleh dan yang Maha Shaleh. Dengan demikian, segelintir pihak yang rakus dan agoran tidak akan diperbolehkan mengorbankan kepentingan bangsa-bangsa demi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu yang membuat dunia tidak aman dan bergejolak, serta yang menggunakan senjata dan kekuatan ketimbang logika, akal, dan keadilan.
Rekan-rekan yang terhormat
Syarat pertama realisasi perspektif seperti ini adalah kerjasama, kesepahaman, dan solidaritas kita semua dan seluruh negara yang bersama dengan kami. Harus terbuka peluang yang sama bagi partisipasi semua negara dalam manajemen global.
Mengingat kapasitas besar pemikiran, budaya, ilmiah, ekonomi, dan politik negara-negara anggota dan para tamu yang mulia, diusulkan penugasan sebuah komisi tetap yang terdiri atas delegasi negara-negara anggota untuk menyusun draf usulan perubahan sehingga setelah ditetapkan dapat dibahas pada sidang tingkat tinggi G15.
Juga diusulkan:
1- Merunut pada kondisi dunia saat ini, keselarasan dalam berbagai masalah regional dan global terasa lebih penting dari masa lalu. Komite musyawarah dengan partisipasi kementerian luar negeri harus dibentuk dalam rangka menindaklanjuti masalah ini secara teratur dalam sidang-sidangnya.
2- Mengingat berbagai kendala yang dihadapi di dunia ekonomi, penyandaran terhadap sumber-sumber dan kemampuan besar dan meluas dalam kelompok ini lebih dititikberatkan. Oleh karena itu diusulkan dibentuk komite khusus di sektor industri, pertanian, perbankan, energi, dan teknologi moderen, guna membahas mekanisme pengokohan hubungan dan perluasan interaksi di bidang ini dan menetapkan langkah-langkah kolektif dan hubungan. Juga pembentukan bank bersama dalam melakukan transaksi dan perdagangan melalui cara pertukaran produk atau dengan menggunakan paket valuta dunia atau valuta masing-masing negara.
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih yang sangat dalam kepada para presiden dan para pejabat negara terhormat serta para tamu yang mulia. Saya menggunakan kesempatan ini untuk menyerahkan kepemimpinan sidang ini kepada saudara saya bapak Mahindra Raja Paksa, Presiden Sri Lanka yang terhomat. Saya mengucapkan selamat kepada beliau dan berharap semoga kelompok G15 pada masa kepemimpinannya dapat mengambil langkah-langkah besar dalam mweujudkan keadilan, perdamaian, dan persahabatan di dunia, serta meningkatkan kerjasama dalam menggapai tujuan-tujuan tinggi.
Semoga kalian sukses dan menang.
(IRIB/MZ/18/5/2010)
Deklarasi Brazil-Turki Buyarkan Strategi Barat
Menurut para analis, Senin (17/5) Barat kebingungan setelah Brazil dan Turki, dua kekuatan baru itu berhasil mengubah upaya mediasinya di Iran menjadi sebuah deklarasi nuklir.Pada saat yang sama, negara-negara Eropa selain menyambut deklarasi yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Iran, Brazil, dan Turki juga menyatakan pesimis terhadap deklarasi tersebut. Menurut Eropa deklarasi tersebut tidak akan mengubah aturan main dalam perundingan terkait sanksi baru terhadap Iran.
Berdasarkan deklarasi tersebut, Iran akan mengirimkan 1.200 kg uranium diperkaya tingkat rendah ke Turki dan sebagai imbalannya, Tehran akan menerima bahan bakar nuklir yang diperlukannya.
Ankara percaya bahwa deklarasi tersebut praktis menggugurkan pentingnya perundingan lebih lanjut soal sanksi. Namun sejumlah pakar menegaskan bahwa deklarasi tersebut merupakan transformasi baru dalam lingkup friksi soal program nuklir Iran dan Barat tidak punya pilihan lain kecuali menanggapinya serius.
Pascal Boniface, Direktur Lembaga Hubungan Internasional dan Strategis yang berbasis di Paris mengatakan: "Berpura-pura seolah tidak ada yang terjadi hanya akan menyebabkan Barat terasing."
Ditambahkannya: "Masalah ini dapat mencuatkan asumsi bahwa Barat kaku dan terasing."
"Francois Hisburg" dari Lembaga Riset Strategis di Paris mengatakan: "Deklarasi tersebut sangat dekat dengan usulan tahun lalu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk Iran."
Menurutnya, "Jika perincian dalam deklarasi tersebut dari sisi ini tenggat waktu pertukaran dan jenis bahan bakar yang serahkan cukup memuaskan, maka tidka ada lagiruang untuk protes."
"Penolakan terhadap deklarasi Brazil-Turki itu berarti penolakan upaya yang telah dilakukan selama ini oleh IAEA dan penolakan seluruh langkah yang diupayakan oleh dua kekuatan baru itu."
Menyinggung kelompok diplomatik Inggris, Cina, Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat, ditambah Jerman - yang berupaya mencari solusi soal program nuklir Iran melalui perundingan, Hizburg mengatakan, "Kelompok 5+1 saat ini menghadapi masalah baru yang sangat sulit untuk ditolak."
Di lain pihak, Mehdi Maqdour, seorang analis Iran di Kelompok Riset dan Informasi Perdamaian dan Keamanan di Brussel menyatakan, "Deklarasi tersebut mencuatkan nama Brazil dan Turki sebagai kekuatan baru di dunia.
"Hanya dalam dua hari, Brazil dan Turki mampu menyelesaikan pekerjaan yang Perancis dan Amerika Serikat tidak dapat melaukannya dalam setahun." (IRIB/MZ/18/5/2010)
Iran Telah Buka Lebar Iklim Diplomasi, Bagaimana dengan Barat?
Kantor berita Cina Xinhua Selasa (18/5) menurunkan analisa menyebutkan bahwa Iran dalam kesepakatan pertukaran bahan bakar, telah membuka iklim diplomasi dalam penyelesaikan masalah nuklirnya.
Menyinggung kesepakatan Iran, Turki dan Brazil soal pertukaran bahan bakar nuklir, Xinhua menulis, melalui langkah tersebut, Iran membuka lebih lebar pintu diplomasi untuk memecah kebuntuan dalam hal ini.
Kantor berita resmi Cina ini menambahkan, kebijakan Tehran ini juga membawa pesan bahwa Iran telah mengubah mengubah sikapnya di bidang nuklir dengan perspektif jangka panjang.
"Sudah selama bertahun-tahun, aliansi Barat yang dipimpin Amerika menuding Iran memproduksi senjata nuklir sementara Tehran dengan tegas menyatakan bahwa program nuklir sepenuhnya untuk kepentingan damai."
Masalah nuklir Iran termasuk masalah internasional yang kompleks dan sangat berkaitan erat dengan stabilitas dan keamanan regional. Namun mayoritas masyarakat di kawasan percaya bahwa diplomasi merupakan solusi terbaik untuk menyelesaikan isu nuklir Iran.
Setiap langkah logis akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Dan kini Tehran telah mengajukan solusi diplomatik yang sesuai dengan usulan Baran Energi Atom Internasional (IAEA). Kini masyarakat dunia diharapkan berupaya mewujudkan jembatan penghubung antarkedua pihak. Mengingat Iran konsisten terhadap Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), maka masyarakat internasional tidak boleh menyia-nyiakan segala upaya untuk segera menyelesaikan masalah ini.
Kendala terbesar yang menghadang prosesnya, menurut Xinhua, adalah tidak adanya kepercayaan antara Iran dan Barat, yang jelas akan menggagalkan seluruh upaya konstruktif.
Meski demikian deklarasi Tehran diharapkan dapat menembus jalan buntu dalam kasus nuklir Iran ini sekaligus menjadi ujian bagi pihak-pihak terkait dalam memanfaatkan peluang. (IRIB/MZ/18/5/2010)
10 Butir Deklarasi Pertemuan Segi Tiga Tehran
Manouchehr Mottaki, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dalam sebuah konferensi pers yang dihadiri timpalannya dari Brazil dan dari Turki mengumumkan 10 butir deklarasi bersama Iran, Brazil dan Turki. Menlu Mottaki mengatakan, "Tiga negara Iran, Brazil dan Turki dalam pertemuan 17 Mei 2010 telah menandatangani dan menyepakati deklarasi:
1. Kami menegaskan komitmen untuk tidak menyebarkan senjata nuklir dan bahan-bahan yang terkait dengannya dan mengingatkan hak seluruh anggota, termasuk Republik Islam Iran untuk memanfaatkan energi nuklir demi kepentingan riset, produksi dan pemanfaatan energi nuklir dan siklus pengayaan untuk tujuan-tujuan damai tanpa ada diskriminasi.
2. Kami menjelaskan adanya keyakinan yang kuat untuk menciptakan situasi kondusif, positif dan non-konfrontasi agar sampai pada satu periode interaksi dan kerjasama.
3. Kami punya keyakinan bahwa pertukaran bahan bakar nuklir menjadi sarana bagi dimulainya kerjasama di pelbagai bidang, khususnya kerjasama nuklir untuk tujuan damai yang mencakup pembangunan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir dan reaktor riset.
4. Berdasarkan butir ini, pertukaran bahan bakar menjadi gerakan konstruktif, ke depan dan titik tolak bagi kerjasama antarbangsa-bangsa. Gerakan ini harus diarahkan menjadi interaksi positif dan kerjasama nuklir untuk tujuan damai dan meninggalkan setiap bentuk konfrontasi baik langkah, perilaku dan pernyataan-pernyataan keras yang merusak hak dan komitmen Iran berdasarkan traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT)
5. Berdasarkan butir di atas, demi mempermudah kerjasama nuklir yang telah disebutkan, Republik Islam Iran sepakat menyerahkan 1200 kilogram uranium dengan pengayaan lemah kepada Turki sebagai amanat. Uranium ini milik Iran dan berada di Turki dan Iran dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) berhak untuk melakukan pengawasan terhadapnya.
6. Iran akan mengumumkan kesepakatannya terkait poin di atas dengan IAEA paling lambat 7 hari setelah tanggal pengumuman deklarasi ini lewat jalur-jalur resmi. Setelah mendapat jawaban positif kelompok Wina mencakup negara Rusia, Amerika Perancis dan IAEA, akan dibeberkan lebih luas perincian pertukaran bahan bakar lewat sebuah nota kesepakatan tertulis dan mekanisme yang tepat antara Republik Islam Iran dan kelompok Wina yang secara transparan telah berjanji menyerahkan 120 kilogram bahan bakar yang diperlukan bagi reaktor riset Tehran.
7. Sejak kelompok Wina mengumumkan komitmennya sesuai syarat deklarasi ini, kedua pihak berkewajiban melaksanakan kesepakatan yang telah disebutkan dalam butir keenam. Iran akan mengumumkan kesiapannya untuk menyerahkan bahan bakarnya sebagai amanat sesuai dengan nota kesepakatan dalam jangka waktu satu bulan. Kelompok Wina sesuai dengan nota kesepakatan ini juga harus komitmen menyerahkan 120 kilogram uranium yang dibutuhkan reaktor Tehran kepada Iran paling lambat dalam setahun.
8. Bila butir ini tidak diindahkan, maka Turki sesuai dengan permintaan Iran LEU (uranium dengan pengayaan sedikit) dengan segera dan tanpa syarat dikembalikan kepada Iran.
9. Turki dan Brazil menyambut baik kesiapan berkelanjutan Republik Islam Iran untuk melanjutkan perundingan dengan kelompok 5 + 1 di negara manapun, termasuk Brazil dan Turki tentang masalah bersama berdasarkan komitmen seluruh negara sesuai dengan paket dan poin-poin usulan.
10. Turki dan Brazil menghargai kinerja konstruktif Republik Islam Iran dalam menindaklanjuti hak nuklir negara-negara anggota NPT dan sebaliknya, Republik Islam Iran menyampaikan rasa terima kasih kepada Brazil dan Turki atas usaha konstruktif negara-negara sahabat ini dalam menciptakan atmosfir kerjasama guna merealisasikan hak nuklir Iran.(IRIB/SL/18/5/2010)
0 comments to "Pidato Lengkap Ahmadinejad di Sidang G15 ( Nuklir Haram )"