PM Noor Dimakamkan Dekat Raja Banjar
Sabtu, 19 Juni 2010 | 09:30 WITA/b.post
Di belakangnya, dua anggota militer mengusung peti berisi kerangka gubernur pertama Kalimantan tersebut. Perlakuan serupa diterapkan terhadap kerangka Gusti Aminah.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin bersama anak cucu Ir PM Noor mengiringinya memasuki Kompleks Pemakaman Sultan Adam, Martapura, Kabupaten Banjar.
Di pemakaman, telah menanti tokoh ulama KH Anang Dzajuli Seman, Bupati Banjar HG Khairul Saleh, sejumlah pejabat dan tokoh Kalsel.
Kedua peti selanjutnya dibawa ke bangunan tempat Sultan Adam (Raja Banjar) dan keturunannya dimakamkan. Bupati Banjar didaulat menjadi inspektur upacara pemakaman, Kamis (18/6/2010) itu
Sejumlah anggota Kodim 1006 Martapura melepaskan tembakan salvo ke udara saat peti dimasukkan ke liang lahat. Selanjutnya secara bergantian, gubernur, bupati Banjar dan keluarga almarhum menaburkan bunga ke lubang pemakaman.
Demikian proses pemakaman kembali tokoh nasional asal Kalimantan tersebut. Menteri Pekerjaan Umum pada 1956 1957 itu memang ingin dimakamkan di kampung halamannnya di Martapura. Sebelumnya, selama 31 tahun, pria kelahiran Martapura 24 Juni 1901 itu dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta. Demikian pula istrinya.
Cucu almarhum, Gt Firdaus, mengucapkan terima kasih kepada gubernur, bupati Banjar serta semua pihak yang membantu pemindahan kerangka jenazah kakek-neneknya.
"Ini memang telah menjadi keputusan keluarga. Satu lagi, dia juga berpesan agar kami tidak lupa tanah leluhur," ungkapnya.
Gubernur menyambut baik 'kembalinya' pejuang nasional asal Kalimantan tersebut ke Kalsel. Sebelumnya makam Pangeran Antasari yang dipindahkan dari Tanah Dusun Kalteng.
Menurutnya, kontribusi PM Noor terhadap daerah ini sangat besar. Salah satunya berupa gagasan membangun waduk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Riam Kanan.
Saat itu listrik di Kalsel disuplai dari pembangkit listrik tenaga disel (PLTD) yang dikelola masing-masing daerah. Menyala dari pukul 18.00 sampai 06.00. "Setelah ada PLTA sekitar 1975, kondisi kelistrikan di Kalsel menjadi lebih baik," kata Rudy.
Kiprahnya di tingkat nasional juga sangat besar. Dia merupakan salah satu anggota Badan Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia, yang di dalamnya juga terdapat Soekarno dan Muhammad Hatta.
Demikian besarnya perjuangan PM Noor mendukung kemerdekaan negeri ini, Khairul mengusulkan agar Ir P M Noor menjadi pahlawan nasional.
"Almarhum mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Kelas III yang artinya memiliki hak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Hanya karena ingin berdampingan dengan istri, dia dimakamkan di TPU Karet Bivak," ujarnya.
Rudy Ariffin juga sependapat dengan usulan tersebut. "Kami akan usulkan. Saya kira almarhum layak mendapatkan gelar pahlawan nasional," katanya.
Saat ini, baru dua pejuang Kalsel yang mendapatkan gelar pahlawan nasional yakni Pangeran Antasari dan Brigjen Hassan Basry. Menindaklanjuti usulan tersebut, Pemprov Kalsel akan mengumpulkan sejarah perjalanan hidup almarhum berikut bintang tanda jasa yang didapatkannya.
(wid)
0 comments to "Almarhum Ir Pangeran Muhammad Noor : warga & Tokoh Banjar"