Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, setelah pertemuannya dengan Raja Arab Saudi Abdullah (29/9/2010) di Gedung Putih, kepada para wartawan menyatakan bahwa perundingan mengacu pada upaya mengamankan Israel dan Palestina.
Ditambahkannya bahwa pertemuan di Gedung Putih itu juga membahas berbagai masalah termasuk program nuklir Iran, krisis di Pakistan dan Afghanistan.
Di lain pihak, Raja Abdullah mengapresiasi sambutan hangat Obama serta persahabatan kedua negara.
"Saya ingin menyatakan kepada rakyat Amerika yang bersahabat bahwa Amerika adalah sahabat Arab Saudi dan rakyatnya," tambah Abdullah. Bahkan menurutnya, Amerika adalah "sahabat" Arab dan kaum Muslim dan juga karib "kemanusiaan".
Setelah pertemuan tersebut, para pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa Raja Abdullah menyatakan dukungan penuhnya terhadap inisiatif Obama untuk perdamaian Timur Tengah. (IRIB/MZ/SL/30/6/2010)Umat Islam Indonesia secara geografis jauh dari tempat turunnya Quran, dan secara sosio kultural berbeda dengan kaum muslimin di jazirah Arab. Berada pada situasi dan kondisi demikian, tentu saja komunitas muslim terbesar di dunia ini menghadapi tantangan lebih besar dari umat Islam di berbagai belahan dunia lainnya. Oleh karena itu, Ijtihad di Indonesia menjadi sebuah keniscayaan.
Tanpa ijtihad, ajaran Islam akan mengalami stagnasi dan kejumudan. Meski demikian, ijtihad tetap harus dilakukan dengan niat dan tekad yang tulus serta sesuai aturan yang benar, supaya menghasilkan penyegaran pemikiran Islam yang mencerahkan dan konstruktif. Jika tidak, ijtihad justru menjadi jalan untuk menyelewengkan maupun menghancurkan ajaran Islam sendiri.
Berpijak dari pemikiran tersebut, Ikatan Alumni Jamiatul Musthafa (IKMAL) Qom, Iran akan menggelar seminar dengan tema "Ijtihad: Sebuah Dinamika Intelektual dalam Jurisprudensi Islam."
Seminar yang akan digelar pada 17 Juli 2010 di Hotel Sahid Jaya Jakarta ini mendatangkan pembicara kunci Prof. Dr. Quraisy Shihab. Seminar perdana ikatan alumni sebuah perguruan tinggi terkemuka di Iran yang berdiri tahun lalu itu, juga menghadirkan empat pembicara kondang dari ormas dan pemikir Islam Indonesia.
Dari PB NU, KH Arwani Faisal, MA akan mengupas Bahtsul Masail sebagai sebuah ijtihad alternatif. Tidak ketinggalan, pemikir Muhammadiyah, Dr. Abdul Fatah Wibisono akan menjelaskan peran Majlis Tarjih sebagai sebuah model Ijtihad Kolektif.
Selain menampilkan tokoh dari dua ormas Islam terbesar di Indonesia itu, seminar penyegaran ijtihad di Indonesia ini semakin menarik, karena mendatangkan intelektual prolifik syiah, Dr. H. Muhsin Labib yang sehari-harinya mengajar di ICAS Jakarta. Seminar tersebut juga semakin lengkap dengan kehadiran tokoh salafi, Ustadz Zainal Arifin, LC.
Terkait penyelenggaraan seminar Ijtihad ini, Ketua Pelaksana Seminar, Abdullah Beik menyatakan, seminar ini diharapkan bisa memperkenalkan berbagai varian metodologi ijtihad dari beragam mazhab Islam, sekaligus merealiasasikan persaudaraan dan persatuan di kalangan kaum muslim.
Penyelenggaraan seminar perdana yang digelar ikatan alumni pelajar Indonesia di Iran ini bertujuan membangun spirit keilmuan Islam, sekaligus menghidupkan kembali semangat ijtihad sebagai sebuah ikhtiar menyegarkan ajaran Islam dalam konteks keindonesiaan.(IRIB/PH/SL/30/6/2010)
Amerika Serikat (AS) rupanya masih kasak-kusuk untuk menyerang Republik Islam Iran. Kali ini Washington menggandeng Komando Operasi Khusus UsSoCom dan mengerahkan 57 ribu ahli strategi perang untuk menghadapi Tehran. Informasi ini dibeberkan oleh situs voltairenet.
Menurut laporan Fars News mengutip situs voltairenet, dalam sebuah artikelnya Manlio DiNucci menyebutkan, meski AS terpaksa memangkas anggaran belanjanya dalam jumlah yang cukup besar, namun negara adidaya ini masih terlibat perang di 75 negara dunia.
Pemikir asal AS ini menambahkan, perang yang berkecamuk di dunia lebih besar dari yang terlihat di luar karena selain invansi AS ke Irak dan Afghanistan, Pentagon meloloskan program perang rahasia terhadap Iran sebagai acuan utama departemen ini.
Program rahasia anti-Iran Pentogan digalang dengan menggandeng UsSoCom serta mengerahkan 57 ribu ahli perang dari empat angkatan bersenjata negara ini. Menurut DiNucci misi program rahasia tersebut adalah mengumpulkan data, serangan langsung pada sasaran, menangkap atau menghancurkan musuh, perang gerilya, operasi anti pemberontak guna membantu negara sekutu, perang syaraf untuk mempengaruhi opini publik asing serta menggalang dukungan dari pihak asing terhadap operasi militer yang digelar AS.
Sumber ini menambahkan, eskalasi tersebut menununjukkan realita sebenarnya bahwa para komandan operasi khusus AS di pemerintahan Barack Obama lebih aktif di banding dengan pemerintahan George W. Bush. Anggaran belanja perang resmi AS tercatat 10 miliar dolar dan sebagian besarnya difokuskan untuk perang di Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika Timur.
Sementara itu, situs United Press International (UPI) mengutip petinggi AS menulis, jika kasus program nuklir Iran mengalami masalah dan bertambah rumit, maka operasi rahasia yang dilancarkan Pentagon ini dapat membantu serangan militer ke Tehran. Jika perang sampai meletus, AS akan mengerahkan pasukan Xe Services (nama lain dari Blackwater) dalam berbagai operasi khususnya proses pengumpulan data.
Situs Voltairenet dalam lanjutan laporannya menulis, milisi anti pemerintah di Iran khususnya di wilayah tenggara negara ini baik langsung maupun tidak mendapat dukungan dari UsSoCom. Sejumlah kelompok tersebut malah tercatat sebagai teroris dalam list pemeritah AS. (IRIB/Fars/MF/SL/30/6/2010)
0 comments to "Amerika "Sahabat" Kemanusiaan dan Kaum Muslim...???...serta AS Kerahkan 57.000 Ahli Perang Hadapi Iran.!!!!???..."