Kalian tidak tahu hari ini dengan siapa kalian berperang. Kalian telah memasuki medan perang dengan keturunan Muhammad Saw, Ali, Hasan, Husein, dengan Ahli Bait Rasulullah saw dan para sahabatnya. (Pesan Sayid Hasan Nasrullah pasca serangan Israel ke Lebanon)
Imam Musa Sadr Pemantik Perjuangan
Sayid Hasan Nasrullah dilahirkan pada 31 Agustus 1960 di kota al-Bazuriah, Lebanon Selatan. Ayahnya Abdulkarim seorang penjual sayur dan buah-buahan dan Sayid Hasan Nasrullah sering membantu ayahnya berjualan. Di toko ayahnya terpampang foto Imam Musa Sadr di dinding. Foto yang menjadi pemantik pertama kecintaannya kepada Imam Musa Sadr dan gerakan Amal yang waktu itu dikenal sebagai gerakan orang-orang miskin.
Sekalipun Sayid Hasan Nasrullah tidak punya hubungan dengan ulama waktu itu, keluarganya juga bukan keluarga beragama yang terkenal, namun ia begitu mencintai dan serius menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya. Apa yang dilakukannya tidak terbatas hanya pada shalat dan puasa, tapi ia melakukannya lebih dari itu. Itulah mengapa meskipun masih berusia muda pada tahun 1976 ia menuju kota Najaf untuk memulai pendidikan agamanya.
Pada tahun 1978 Sayid Hasan Nasrullah kembali ke Lebanon dan melanjutkan pendidikan agamanya di madrasah al-Imam al-Muntazhar yang dibangun oleh Sayid Abbas Musawi. Pada saat yang bersamaan ia juga melakukan aktifitas politiknya di gerakan Amal. Sayid Hasan Nasrullah pada waktu itu menjadi ketua bidang politik Amal di kawasan Beka.
Pembentukan Hizbullah
Pasca penculikan Imam Musa Sadr di Libya, muncul friksi luas di tingkat kepemimpinan gerakan Amal yang berujung pada keluarnya sejumlah pemimpin gerakan ini yang kemudian membentuk Hizbullah. Sayid Hasan Nasrullah punya sejumlah jabatan di gerakan yang baru dibentuk ini, termasuk anggota Dewan Kepemimpinan Hizbullah. Namun demikian, ia tidak meninggalkan pendidikan agamanya, bahkan serius melanjutkannya. Pada tahun 1989, untuk menyempurnakan pendidikan agamanya, Sayid Hasan Nasrullah menuju kota Qom, Iran.
Namun serangan hebat dan luas rezim Zionis Israel ke Lebanon dan perjuangan Hizbullah tidak memberikannya kesempatan lebih dari setahun belajar di Qom. Akhirnya Sayid Hasan Nasrullah kembali ke Lebanon bersama-sama para pejuang lainnya berjuang melawan rezim Zionis Israel.
Syahadah Sayid Abbas Musawi
Pada tahun 1992 dan pasca syahadah Sayid Abbas Musawi, Sekjen Hizbullah waktu itu, Dewan Kepemimpinan Hizbullah secara aklamasi memilih Sayid Hasan Nasrullah sebagai sekjen Hizbullah. Syahadah Sayid Abbas Musawi dan keluarganya sangat mempengaruhi mental rakyat Lebanon, terutama para pejuang Hizbullah. Namun setelah itu, perjuangan dan serangan Hizbullah mengambil bentuk lain.
Hizbullah berhasil mendapat dukungan luas masyarakat Lebanon. Di tahun 1993 dan 1996 Zionis Israel menggelar dua serangan militernya yang dihadapi secara gagah berani oleh para pejuang Hizbullah dengan persenjataan yang minim.
Syahadah Anak Tertua
September 1997 dua orang pejuang Hizbullah syahid dalam serangan mereka atas posisi-posisi militer Israel di kawasan Jabal al-Rafi’ di Lebanon Selatan. Jenazah keduanya jatuh ke tangan pasukan Israel. Televisi Israel tanpa mengetahui identitas kedua pejuang itu langsung menayangkan jenazah keduanya. Namun dengan segera tersebar bahwa satu dari dua orang itu adalah Sayid Hadi, anak tertua Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah.
Publikasi berita ini bak ledakan bom yang menyebar di tengah-tengah masyarakat Lebanon dan memunculkan transformasi baru di negara ini. Dalam sejarah Lebanon, baik di masa perang saudara atau dalam menghadapi agresi militer Israel, tidak pernah ada satu dari anak para pemimpin partai politik atau milisi yang tewas dalam perjuangan.
Kenyataan ini memunculkan rasa solidaritas tinggi masyarakat dan penghormatan luar biasa mereka kepada Sekjen Hizbullah. Apresiasi ini melintasi sekat-sekat mazhab, etnis dan kelompok. Para pemimpin politik Lebanon satu persatu menemui Sayid Hasan Nasrullah guna menyampaikan belasungkawa dan selamat atas syahadah Sayid Hadi. Mereka menyampaikan penghormatan kepada pribadi Sekjen Hizbullah yang dikenal jujur ini.
Pernyataan solidaritas ini tidak hanya terbatas di Lebanon, tapi juga datang dari tokoh-tokoh seperti Abdullah yang saat itu masih menjadi putra mahkota Arab Saudi. Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Hizbullah. Pangeran Abdullah mengirimkan pesan belasungkawa kepada Sekjen Hizbullah dan menyatakan dukungannya atas gerakan ini.
Tahun 2000 Rasa Manis Kemenangan
Pada tahun 2000 dan di masa kegagalan perundingan Yasser Arafat dengan para pejabat Amerika dan Israel guna mencari solusi ketegangan Timur Tengah, militer Israel keluar dari sejumlah daerah di Lebanon Selatan. Cukup aneh karena aksi keluar ini ternyata tanpa mengambil konsesi dari Hizbullah. Mereka menarik seluruh pasukannya dari Lebanon Selatan kecuali kawasan terbatas tanah pertanaian Sheba. Kekalahan memalukan ini selain mengokohkan posisi Hizbullah yang berlandaskan muqawama, ternyata meningkatkan popularitas Sayid Hasan Nasrullah di kalangan Arab. Sayid Hasan Nasrullah akhirnya dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di negara-negara Arab.
Di sisi lain, hizbullah dengan bersandar pada muqawama, ternyata berhasil memperkuat kehadirannya di kancah politik Lebanon. Hizbullah bukan hanya semakin banyak meraih kursi di parlemen, tapi juga berhasil mendapat posisi di sejumlah departemen.
Kemenangan berturut-turut Hizbullah di bidang politik dan militer sangat mempengaruhi bangsa Palestina. Para pengungsi Palestina, khususnya para pemuda yang telah jemu dengan proses perundingan damai tanpa hasil mua menyadari bahwa masalah Palestina dengan rezim penjajah Israel tidak dapat diselesaikan lewat meja perundingan. Dengan keyakinan ini, tercipta sarana yang memunculkan Intifada Masjidul Aqsa. Intifada ini berhasil mengantarkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) ke puncak kekuasaan. Kemenangan Hamas di pemilu legislatif Palestina menciptakan babak baru perjuangan bangsa Palestina. Sebuah periode di mana fenomena perjuangan bangsa Palestina tidak akan berakhir dengan perang 6 hari Arab dengan Israel.
Sayid Hasan Nasrullah dalam pesannya berkata:
''Kalian menginginkan perang besar-besaran. Nah, ini dia perang besar-besaran kalian. Inilah yang kalian inginkan. Pemerintahan kalian ingin mengubah aturan permainan. Baiklah, aturan kita ubah. Kalian tidak tahu hari ini dengan siapa kalian berperang. Kalian berperang dengan keturunan Muhammad Saw, Ali, Hasan, Husein as, Ahli Bait Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Kalian berperang dengan kaum yang imannya lebih tinggi dari seluruh manusia di atas bumi. Kalian ingin berperang habis-habisan dengan kaum yang bangga akan sejarah dan budayanya. Kaum yang memiliki kekuatan materi, fasilitas, keahlian, kecerdasan, ketenangan, tekad baja, kokoh dan berani. Kita akan menyaksikan apa yang terjadi di hari-hari akan datang antara kami dan kalian dengan berharap pada pertolongan Allah''.(Ap/SL/MZ/21/7/2010)
0 comments to "Sayid Hasan Nasrullah seorang Teroris..???!!!!....atau seorang pejuang..!!!!!.."