Jurubicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, Ramin Mehmanparast, menyebut Amerika Serikat sebagai pendukung terorisme terbesar dalam tiga dekade terakhir dan dengan cara menuding negara lain, Amerika berusaha menutup-nutupi seluruh aksi-aksinya di balik layar.
Hal itu dikemukakan Mehmanparast hari ini (kamis,19/8/2010) dalam mereaksi laporan tahunan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyangkut peran Iran dalam terorisme. Mehmanparast menilai klaim tersebut tidak berdasar dan mengecamnya. "Di saat bukti dari seluruh aksi Amerika menunjukkan bahwa negara ini merupakan pendukung terbesar terorisme dalam tiga dekade terakhir, namun mereka berupaya menutupinya dengan menuding negara-negara lain," tambahnya.
Seraya menekankan pentingnya pencegahan klaim-klain infaktual dan tidak berdasar kepada negara lain sebagai penyebarluas dan pendukung terorisme, Mehmanparast memperingatkan pula bahwa hal ini akan berdampak buruk pada kepercayaan timbal balik di kancah internasional sebagai faktor utama stabilitas dan keamanan dunia.
Di bagian lain Mehmaparast juga menegaskan bahwa Republik Islam Iran sangat memperhatikan kerjasama masyarakat dunia dalam memberantas terorisme. Namun negara-negara Barat dan Amerika Serikat dengan standar ganda mereka dalam masalah terorisme yang menghambat upaya tersebut.
Hasil dari kehadiran pasukan Amerika dan sejumlah negara Barat di Afghanistan menurut Mehmanparast adalah eskalasi produksi narkoba yang menjadi sumber pendapatan kelompok teroris dan ekstrimis.
Selain itu, dukungan penuh terhadap aksi teror dan kejahatan rezim Zionis Israel dalam membantai bangsa Palestina dan Lebanon, merupakan bukti lain peran Amerika dalam menyebarluaskan terorisme
Lebih lanjut Mehmanparast menjelaskan, "Masyarakat dunia telah menanggung kerugian besar akibat kebijakan unilateral Amerika Serikat yang diberi label pemberantasan terorisme oleh karena itu Washington harus ditekan untuk mewujudkan perubahan dalam hal ini. (IRIB/MZ/SL/19/8/2010)
0 comments to "Terorisme Tiga Dekade...produksi narkoba...."