Home , � Festival Radio dan Televisi Islam

Festival Radio dan Televisi Islam


Menelisik Pertemuan Festival Radio dan Televisi Islam

Ahmadinejad dan Karimian

Meningkatnya kebutuhan publik dunia terhadap informasi menyebabkan peran vital media massa semakin urgen melebihi sebelumnya. Namun, berita yang tersebar ke seluruh penjuru saat ini belum berimbang, bahkan cenderung sepihak. Pasalnya, segelintir negara Eropa yang menguasai media massa mainstream mengarahkan informasi demi memenuhi ambisinya. Negara-negara Barat, melakukan westernisasi budaya secara masif melalui beragam produk budayanya seperti film, game dan propaganda berita untuk menggerus budaya pribumi negara-negara berkembang, terutama dunia Islam.

Kini telah dimulai berbagai upaya yang terbilang sukses dalam menghadapi westernisasi budaya. Salah satunya adalah pendirian Uni Radio dan Televisi Islam (IRTVU). Salah satu program lembaga ini adalah penyelenggaraan sidang keempat Dewan Umum IRTVU, dan festival kedua produksi radio dan televisi Islam yang berlangsung di Tehran.

Uni Radio dan Televisi Islam dibentuk pada tahun 2007, namun secara resmi memulai aktivitasnya sejak tahun lalu. Tujuan pembentukan lembaga ini adalah menyebarkan ajaran-ajaran Islam, serta menghadapi segala bentuk propaganda anti-Islam dan kaum muslimin. Saat ini, IRTVU beranggotakan lebih dari 200 media dengan 27 bahasa dari 30 negara dunia.

Sidang Majelis Umum IRTVU berlangsung baru-baru ini di Tehran dengan agenda utama "Bersama-sama Suarakan Keadilan." Selain sidang Majelis Umum juga berlangsung festival produksi IRTVU yang mengikutsertakan 650 karya dari 17 negara dunia. Diakhir acara ini diberikan penghargaan kepada media massa Islam terbaik.

Tampaknya urgensi keberadaan lembaga media massa independen seperti IRTVU semakin jelas mengingat ketimpangan informasi di dunia yang dilakukan media massa mainstream. Perdana Menteri Konstitusional Palestina, Ismail Haniyah dalam pesan via video conference di sidang Dewan umum IRTVU keempat, mengatakan, "Kita semua bisa melangkah mewujudkan tujuan kolektif, karena sebagian besar dunia Arab dan Islam menentang segala bentuk intervensi asing di berbagai level, termasuk media massa.

Selain itu, keberhasilan dalam perang media, menyebabkan keberhasilan dalam perang di bidang lainnya." Dengan kata lain, Islam tidak pernah sudi mengakui domiasi asing terhadap umat Islam. Islam menentang Intervensi asing dan propaganda Barat. Untuk itu, media massa dunia Islam harus melakukan berbagai upaya guna menghadapi Westernisasi budaya.

Ali Karimian, Sekjen IRTVU dalam statemennya pada pembukaan Sidang Majelis Umum Uni Radio dan Televisi Islam menyinggung tiga pesan penting pertemuan ini. Karimian menuturkan, IRTVU memiliki tiga pesan penting yaitu menumbuhkan optimisme bagi dunia Islam, meningkatkan keyakinan bagi para pemeluk agama dan menyuarakan ketakutan bagi musuh.

Dampak pertama dari pertemuan ini adalah menumbuhkan optimisme bagi kemajuan umat Islam dan penyelesaian friksi di tubuh kaum muslim. Adapun pesan kedua pertemuan ini adalah para pemeluk agama yakin bahwa media massa anggota IRTVU tidak akan menghina keyakinan agama langit. Dampak ketiga dari pertemuan ini adalah memberikan pesan bagi adidaya global, Zionis dan hegemoni global serta kelompok-kelompok ekstrim, karena program-program media massa anggota IRTVU mengancam kepentingan ilegalnya. IRTVU berperan melawan dan menjegal adidaya global dan Islamophobia, sekaligus menumbuhkan harapan cerah bagi umat Islam.

Sebagian pembicara dalam sidang Majelis Umum IRTVU berupaya menjelaskan aktivitas anti Islam media massa Barat. Karena tidak mungkin menghadapi Barat, tanpa mengenali strategi dan metode yang mereka pergunakan. Direktur Utama Radio dan Televisi Republik Islam Iran (IRIB), Ezzatollah Zarghami menyinggung salah satu metode yang dipergunakan media massa mainstream di antaranya mengikatkan sekte sesat ke dalam Islam, mempersoalkan adab Islam dan mendistorsi realitas dunia Islam. Zarghami menuturkan, Media massa Barat menggunakan metode terbaru untuk menjegal penyebaran Islam di dunia.

Sebagian dari program IRTVU adalah menghadapi arus media massa Barat terhadap umat Islam. Karimian dalam pidatonya menyatakan, salah satu tujuan IRTVU adalah meningkatkan kerjasama dan koordinasi antarradio dan televisi media massa Islam di bidang teknis, sumber daya manusia dan pendidikan. Ditegaskannya, kerjasama ini berdasarkan komitmen penuh demi kepentingan umat Islam. Terkait hal ini, nota pembelaan terhadap kemaslahatan Islam di dunia kini bagi para anggota yang menunjukkan komitmen media massa Islam dengan dukungan kaum muslim.

Poin lain yang menjadi sorotan pandangan para peserta sidang ini adalah urgensi perhatian anggota IRTVU terhadap masalah penting Dunia Islam. Mengenai tugas terpenting anggota IRTVU, Zarghami mengatakan, "Salah satu kewajiban anggota IRTVU adalah menyebarkan wajah logis dan rasional Islam yang holistik dan damai."

Realitasnya, agama Islam adalah ajaran yang sempurna dan holistik. Islam juga memiliki program yang terang mengenai sebuah kehidupan yang bahagia. Sejatinya, Islam bisa menjadi ajaran yang menarik bagi publik dunia, jika Islam dijelaskan dengan benar. Untuk itu, media mainstream berupaya keras merusak wajah Islam dan menistakan al-Quran, Rasulullah Saw dan kesucian ajaran Islam. Negara-negara Barat dengan berbagai media massanya berupaya menampilkan wajah Islam yang bengis dan terbelakang. Padahal, agama Islam adalah agama yang damai dan bersahabat. Jika ajaran agama Islam diterapkan dengan benar dan baik, akan membawa manusia menuju kebahagiaan.

Uni Radio dan Televisi Islam berupaya menjawab berbagai penghinaan terhadap Islam, terutama menghadapi konspirasi negara-negara Barat yang memanfaatkan kekerasan segelintir orang-orang ekstrim guna meneror umat Islam dunia. Namun hal tersebut bisa ditangkal dengan menyebarkan berita yang benar mengenai kebenaran Islam. Sejatinya Islam menentang segala bentuk kekerasan, dan umat Islam menjadi pihak yang menjadi korban terorisme melebihi yang lainnya.

Ali Akbar Velayati, Penasehat tinggi Pemimpin Revolusi Islam Iran menyinggung sejumlah prioritas Uni Radio dan Televisi Islam. Velayati mendesak perbaikan kondisi umat Islam dunia, seraya mengatakan, "Kini harus dicari strategi untuk mengangkat kemuliaan dan kehormatan dunia Islam." Ditegaskannya, umat Islam memiliki potensi yang besar untuk mencapai keagungan, namun potensi tersebut tidak pernah dipergunakan dengan baik. Ditegaskannya, salah satu hambatan bagi kemuliaan dan keagungan dunia Islam adalah friksi mazhab, etnis dan suku. Negara-negara Barat menyulut friksi antarmazhab hingga mereka lemah.

Velayati menyinggung masalah lainnya, dengan menuturkan, "Keutuhan masyarakat berada dalam keharmonisan keluarga. Barat berupaya menghancurkan fondasi keluarga, sedangkan negara-negara Islam tetap berusaha menjaga keutuhan keluarga." Kini, fondasi keluarga di negara-negara Barat sedang mengalami kehancuran akibat hubungan sosial yang tidak sehat dan meningkatnya ketidakpercayaan di tengah masyarakat."

Media massa Barat menyebarkan film dan berbagai program Westernisasi budaya yang merusak dunia Barat sendiri, dan kini memaksakannya bagi dunia Islam. Menghadapi realitas ini, media Islam harus cerdas menghadapi propaganda yang menyimpang tersebut. Sejatinya, anggota Uni Radio dan Televisi Islam saat ini menanggung tanggung jawab yang besar. Untuk mencapai tujuan ini media massa dunia Islam harus memproduksi program berita bidang, reportasi, film yang menarik dan bermutu, hingga bisa bersaing dengan produk-produk media massa Barat. (IRIB/PH/SL/24/10/2010)

0 comments to "Festival Radio dan Televisi Islam"

Leave a comment