Pemerintah Taiwan dan Hong Kong membuat “kejutan” dengan menarik produk mie instan Indomie karena disinyalir mengandung pengawet. Diperlukan penyelidikan terbuka terhadap semua proses produksi di Indofood, produsen Indomie.
Pihak berwenang Taiwan mengumumkan penarikan semua produk mie instan Indomie dari pasaran karena diduga mengandung sejumlah unsur yang berbahaya. Selain di Taiwan, jaringan supermarket di Hong Kong juga untuk sementara waktu tidak menjual mie instan asal Indonesia itu.
Harian Hong Kong, The Standard, menyebutkan, dua supermarket terkemuka di Hong Kong, ParknShop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer.
Taiwan menganggap Indomie yang dijual di negara tersebut mengandung dua bahan pengawet terlarang, yaitu methyl phy-droxybenzoate dan benzoic acid. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Penggunaan dua bahan pengawet itu dilarang digunakan untuk membuat makanan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa.
Masih dikutip dari harian The Standard, bila bahan-bahan tersebut dikonsumsi, maka konsumen bisa berisiko muntah-muntah. Selain itu, bila dikonsumsi secara rutin atau dalam jumlah substansial, konsumen akan menderita asidosis metabolik, atau terlalu banyak asam di dalam tubuh.
Menanggapi hal ini, pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak menyangkal bila mie instan produk Indonesia itu mengandung bahan kimia. Namun, kadarnya masih wajar.
Kepala BPOM Kustantinah mengakui, ada kandungan nipagin di mie instan itu. Zat pengawet tersebut berada dalam kecap yang juga bagian dari mie instan. Jika mengkonsumsi yang berlebihan bisa muntah-muntah dan berisiko kena penyakit kanker.
Menurutnya, dalam kecap dari produk mie instan, batas penggunaan Napigin 250 miligram (mg) per kg. Dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, batas maksimal 1.000 mg per kg.
Menurut Kustantinah, bila dilihat dari evaluasi pasar, mie instan di Indonesia sebenarnya aman dikonsumsi.
Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Taufik Wiraatmadja menjelaskan, mie instan yang diekspor ke Taiwan telah memenuhi aturan Biro Keamanan Makanan Taiwan sehingga aman dikonsumsi.
Red : Enoz Trapfosi
Sumber : Rakyat Merdeka,alqoimkaltim.com
Pengawet di Indomie Legal, Motif Penarikan Oleh Taiwan Dipertanyakan
Menurut Bimo A Tejo, Ph.D, dari Department of Chemistry Faculty of Science Universiti Putra Malaysia, Asam benzoat (E210) dan methylparaben (E218) dikenal sebagai bahah pengawet oleh Taiwan sebenarnya dinyatakan aman.
"Asam benzoat (E210) adalah pengawet makanan yang legal di Taiwan," kata Bimo dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (11/10/2010).
Bimo menjelaskan, dalam Journal of Food and Drug Analysis yang ditulis oleh Lee-Yen Lo dan rekan-rekan dari Department of Food Science, National Taiwan Ocean University, disebutkan asam benzoat adalah bahan pengawet yang legal di Taiwan dalam kadar 1.0 gram/kg.
"Makalah ini bahkan ditayangkan di situs FDA Taiwan," imbuhnya.
Lalu, bagaimana dengan methylparaben (E218)? Ternyata, bahan pengawet ini juga legal dipakai sebagai bahan makanan di Taiwan. Dalam sidang FAO (Organisasi Pangan PBB) di Beijing pada 15-19 Maret 2010 yang lalu, di salah satu dokumen persidangan terdapat kalimat ini:
"Beberapa negara, termasuk Taiwan dan Australia mengizinkan penggunaan
hydroxybenzoates sebagai pengawet bahan kandungan dalam pewarna dan juga perasa di dalam makanan."
Dengan argumen itu, motivasi razia Indomie di Taiwan perlu dipertanyakan. Apakah terkait dengan naiknya popularitas Indomie akhir-akhir ini yang terjadi seiring dengan meredupnya popularitas produsen mie terbesar di Taiwan di bawah bendera Uni-President?
"Apakah Uni-President merasa terancam dengan kehadiran Indomie yang merupakan mie instan paling terkenal di dunia? Hanya Tuhan dan otoritas Taiwan yang tahu persis jawabannya," ujarnya.
Bimo pun berharap agar pemerintah Indonesia meminta klarifikasi langsung dari pemerintah Taiwan mengenai apa motif sebenarnya di balik pelarangan ini.
"Karena efeknya berantai. Pemerintah Singapura dikabarkan juga akan mengikuti jejak Taiwan. Reputasi Indomie sebagai mie instan paling terkenal dan terbesar di dunia berada di ambang kehancuran! Dan disadari atau tidak, Indomie adalah duta tidak resmi Indonesia di luar negeri selama puluhan tahun," beber ilmuwan muda ini.
."
setiap gw makan indomie....Esokannya perut gw mules2x...Mungkin benar indomie terdapat zat beracun/berbahaya bagi kesehatan...
Jack, Jakarta
Aku bangga dengan indomie sebagai produk asli indonesia yang terkenal diluar negeri. Tapi aku lebih bangga lagi apabila indomie bisa lebih sehat dari yang pernah kita bayangkan untuk dikonsumsi...
Aku cinta Produk Indonesia....
saya tidak tau apa benar di indomie mengandung racun atau tidak, berefek cepat atau jangka panjang. tapi di artikel tadi sudah dijelaskan sih, pengawetnya masih batas wajar, kalau berlebihan dapat menyebabkan penyakit.
Jadi kemungkinan memang apabila menjadikan indomie makanan sehari-hari, dapat berefek dalam jangka panjang. sebaliknya jika mengkonsumsi dalam batasan tertentu (semisal seminggu 2 kali) mungkin tidak akan menyebabkan penyakit.
Ada baiknya bagi indofood mungkin tidak apa-apa untuk memberikan announcement atau menyatakan sesuatu dikemasannya seperti 'konsumsilah Indomie (atau kalau perlu kata" Mie Instan biar general) minimal 3 kali seminggu untuk selalu hidup sehat'.. karena untuk saat ini udah sangat Umum bagi masyarakat menilai bahwa mengkonsumsi mie instan (apapun) adalah tidak sehat. Maka, jika indomie menyatakan hal seperti tadi dikemasanannya akan membuat masyarakat lebih aware, sehingga dapat lebih menerima produk indomie dan juga dapat menjaga porsi makanannya, dan diharapkan Luar Negeri pun akan lebih aware dan menjaga porsinya. Hasilnya ya produk indomie dapat diterima oleh Masyarakat Indonesia dan Masyarakat Overseas :)
Salam