Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam sebuah suratnya kepada Pemimpin Katolik Sedunia, Paus Benedictus XVI, mengapresiasi kecaman Paus XVI terhadap penistaan atas kesucian al-Quran, serta menekankan pentingnya interaksi antar agama dalam mencegah aksi-aksi destruktif.
IRNA melaporkan mengutip keterangan kantor kepresidenan Iran, Ahmadinejad menekankan pentingnya upaya kerjasama erat dan interaksi antaragama langit dalam rangka mencegah dekadensi masyarakat khususnya struktur hubungan keluarga dan juga generasi muda.
Berikut isi surat Ahmadinejad:
Bismillahirrahmanirrahim
Yang terhormat Paus Benedictus XVI
Pemimpin Katolik Sedunia
Saya menyampaikan salam hangat dan persahabatan kepada Anda serta mengucapkan terima kasih atas sikap Anda mengecam aksi penistaan terhadap al-Quran yang dilakukan sebuah gereja di Florida, Amerika Serikat, yang sangat menyakitkan hati umat Islam sedunia.
Situasi di dunia saat ini dan pengabaian umat manusia terhadap ajaran agama tauhid akibat dampak dari gerakan seperti sekularisme dan humanisme ekstrim Barat, serta kecenderungan berlebihan manusia kepada materialisme, profit oriented, dan hawa nafsu, yang terus meningkat, melebarkan peluang untuk dekadensi umat manusia khususnya hubunga keluarga dan generasi muda. Oleh karena itu kerjasama erat dan interaksi antaragama langit dalam rangka mencegah gerakan destruktif tersebut sudah menjadi hal yang tidak dapat dihindari.
Risalah tertinggi para nabi Allah Swt adalah seruan tauhid, serta penentangan terhadap kezaliman dan perwujudan keadilan. Atas dasar ini, para penganut agama-agama Ibrahim harus terdepan dalam memperkokoh keadilan, pemberantasan kezaliman dan kejahatan, serta dalam mencegah dualisme dan diskriminasi yang tidak menghasilkan apapun kecuali penumpukan kebencian yang diikuti dengan berbagai friksi dan problema dalam kancah internasional.
Republik Islam Iran sebagai sistem pemerintahan agama dan demokratis, senantiasa menekankan kerjasama erat dan perluasan hubungan bilateral dengan Vatikan sebagai prioritas dalam politik luar negerinya. Masalah penyelesaian kendala yang dihadapi umat manusia termasuk penistaan atas kesucian agama langit dan nabi-nabi Allah Swt, serta gerakan anti-agama, Islamophobia, dan goyahnya ikatan suci keluarga, termasuk di antara masalah penting yang dibahas dalam interaksi konstruktif dengan markas suci tersebut (Vatikan).
Seraya menyampaikan penghormatan khusus atas pandangan-pandangan keadilan dan kepedulian Anda dalam menafikan diskriminasi dan kekerasan, serta penekanan kembali atas posisi agama dan penghambaan dalam menyelesaikan problema dunia, saya juga menyampaikan kesiapan Republik Islam Iran dalam membantu mengubah sistem zalim yang berkuasa di dunia.
Saya berharap dengan pertolongan Allah Swt dan dalam kerjasama timbal balik, kita dapat menyaksikan peningkatan kecenderungan umat manusia ke arah spiritualitas serta perwujudan perdamaian dan keadilan di dunia.
Saya memohon kepada Allah Swt agar Anda selalu sehat dan berhasil dalam menyebarkan risalah para nabi.
Mahmoud Ahmadinejad
Presiden Republik Islam Iran
(IRIB/IRNA/MZ/PH/7/10/2010)
Ahmadinejad: Dunia Mengakui Kapitalis Telah Hancur
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, dalam acara peresmian Sekolah Tingkat Menengah Syahid Qasem Ali Hedayat menyatakan bahwa Iran harus mencapai puncak ilmu dan sains. Dikatakannya, "Ilmu dan sains akan disebar dari Iran ke seluruh penjuru dunia. Dunia akan merujuk Iran untuk mencari ilmu dan kemuliaan moral."Ahmadinejad, hari Kamis (7/10/2010) di Sekolah Syahid Qasem Ali Hedayat, Narmak Tehran, mengatakan, "Mencapai puncak ilmu dan sains adalah hal yang memungkinkan bagi Iran. Hal ini akan terealisasi dalam waktu dekat."
Ahmadinejad menjelaskan bahwa menghadapi berbagai kendala dan mencapai puncak kesempurnaan merupakan bentuk layanan kepada masyarakat. Dikatakannya, "Individu yang berjuang di jalan ini adalah manusia terbaik di muka bumi ini."
Ahmadinejad menambahkan, "Seseorang yang berjuang di jalan pendidikan dan pembimbingan generasi negeri ini sama halnya dengan mewakafkan dirinya untuk masa depan."
Lebih lanjut Ahmadinejad menyebut tanah air Iran sebagai kunci kelestarian bangsa ini. Ditegaskannya, "Kami tidak mempunyai fanatisme ras. Bangsa ini dalam sejarah tidak pernah menduduki wilayah lain."
Ahmadinejad menambahkan, "Kita sekarang ini berada di kondisi bahwa ilmu, keimanan, keadilan, kecintaan dan persahabatan tersebar dari Iran ke seluruh dunia."
Presiden Iran menekankan, "Saat ini, Iran mempunyai misi besar dalam sejarah, karena bangsa ini bukan sebuah suku, tapi spirit kemanusiaan yang agung dan pemikiran yang di dalamnya terkandung semua nilai-nilai ilahi dan manusiawi."
"Hingga kini, tidak ada negara seperti Iran yang membela dan rela berkorban demi hakikat Islam, " ujar Ahmadinejad
Ahmadinejad dalam pidatonya juga menyinggung wawancaranya dangan para wartawan di AS, dan mengatakan, "Ketika kami menyatakan bahwa sistem kapitalis telah hancur, tidak ada satupun pihak yang menyangkal pernyataan itu dengan menyatakan bahwa kapitalisme belum berakhir dan terus berlanjut ."
Presiden Iran menyinggung kemarahan Barat atas pernyataan-pernyataannya dan mengatakan, "Saya yakin bahwa dengan kemuliaan ilahi, Barat tidak dapat berbuat apa-apa karena kemarahannya."
Mengenai sanksi, Ahmadinejad mengatakan, "Apakah mungkin Barat menghancurkan sebuah bangsa yang mempercayai kemampuan dan kekuatan diri sendiri."
Ditegaskannya, "Sanksi adalah perang urat syaraf. Mereka hanya melancarkan perang urat syaraf, bukan mengerahkan fasilitas dan mengatur posisi."
Masih mengenai sanksi, Ahmadinejad menyinggung perdagangan bebas yang diterapkan Barat, dan mengatakan, "Dari satu sisi, Barat mengungkap perdagangan bebas, tapi dari sisi lain menerapkan sanksi yang melarang kita untuk membeli barang."
Dikatakannya pula, "Pada intinya, Barat menghendaki kepercayaan diri bangsa Iran melemah, karena itulah yang mendatangkan kekuatan di dunia."
Di penghujung pidatonya, Ahmadinejad mengaku senang mendengar pembangunan sekolah-sekolah Al-Quran. Dikatakannya, "Ketahuilah bahwa langkah ini akan membuat Iran berkembang pesat berkali lipat dari sisi ilmu."
Ahmadinejad juga menegaskan soal persatuan seraya mengatakan, "Tanpa persatuan, kita akan saling menghancurkan." (IRIB/AR/AHF/7/10/2010)Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuannya dengan lebih dari seribu teladan muda menyebut investasi di bidang sains, teknologi dan pembinaan para teladan sebagai prioritas utama agenda pembangunan ideal. Rahbar juga menyatakan pentingnya perkembangan yang tidak berujung pada semua bidang ilmu.
Kantor Berita IRNA melaporkan, Rahbar, hari Rabu (6/10) menyatakan bahwa ilmu menurut pandangan strategis, adalah landasan utama proses kekuatan materi dan spritual. Dikatakannya, "Mengejar keterbelakangan di berbagai bidang membutuhkan upaya serius dan kerja tanpa henti setiap warga Iran yang terhormat, para pejabat, teladan, mahasiswa dan dosen.
Lebih lanjut Rahbar menyinggung keberhasilan Iran sepuluh tahun terakhir ini di bidang sains, dan menyebutnya sebagai kesiapan semangat para pemuda yang tentunya meningkatkan optimisme untuk masa mendatang. Beliau menambahkan, "Kita harus optimis tanpa harus menyia-nyaikan waktu sesaat, dan kita juga harus bersandar pada kemampuan yang kita miliki. Kita dengan serius dan gigih harus segera menuju proses ilmu negara."
Seraya menyinggung keberhasilan Iran di bidang nuklir, sel induk, nano, teknologi lingkungan hidup dan bidang-bidang lainnya, Rahbar mengatakan, "Untuk menyempurnakan dan meratakan keberhasilan di semua bidang, kita harus membangun sebuah putaran dan struktul ilmu yang saling berhubungan."
Rahbar dalam pertemuan dengan para teladan muda menyatakan bahwa menfasilitasi para teladan muda dari sisi perangkat lunak dan keras adalah langkah terpenting untuk melindungi mereka. Dikatakannya, "Para teladan muda tengah berusaha dan berpikir untuk kemajuan negara. Untuk itu, harus ada fasilitas yang tepat untuk gerak mereka." Rahbar juga menambahkan, "Kita harus membentuk rotasi yang di sana ide teladan muda dapat ditampung oleh pusat-pusat ilmu. Setelah dikembangkan, ilmu itu akan diaplikasikan menjadi karya industri dan non industri. Instansi-instansi yang bersangkutan kemudian siap memproduksi dan memperdagangkan produksi hasil ide teladan muda itu."
Rahbar menilai pembangunan perdagangan sebagai hal yang penting. Dikatakannya, "Penemuan ilmu dan industri harus dapat menjadi sumber kekayaan dengan tepat. Para pejabat juga harus berpikir untuk memulai proyek-proyek ilmu dan insdustri dengan tujuan perdagangan."
Rahbar juga menilai usulan seorang teladan terkait pembentukan perusahaan di bidang sains dan teknologi sebagai hal yang bermanfaat. Terkait usulan ini, Rahbar menganjurkan pemerintah untuk memanej dan melindungi perusahaan -perusahaan semacam ini.
Dalam kesempatan itu, Rahbar juga menekankan bahwa tujuan kemajuan sains dalam sistem Islam, berbeda dengan tujuan kemajuan sains di Barat. Seraya menyinggung tragedi-tragedi Barat dalam mengembangkan kemajuan sains dan teknologi, Rahbar mengatakan, "Barat dalam meraih kemajuan sains bertujuan meraih kekayaan. Demi menggapai kemajuan sains, Barat dalam bersikap dengan bangsa-bangsa anak benua India, Afrika, Asia Timur dan Amerika Latin, tidak menjaga sedikitpun moral, keyakinan dan hak-hak masyarakat.
Rahbar juga menyebut meluasnya kezaliman, melebarnya kesenjangan sosial dan kurang memperhatikan hak dasar bangsa-bangsa di dunia sebagai di antara hasil tujuan keliru sains dan teknologi di Barat. Rahbar menambahkan, "Dalam Islam, tazkiyah atau penyucian diri selalu berada sebelum ilmu. Jika penyucian dan pembimbingan diri tidak ada, maka ilmu akan berubah menjadi alat untuk keburukan dan kejahatan.
Dalam khutbahnya, Rahbar menegaskan bahwa tujuan utama Republik Islam Iran adalah menggapai kemajuan sains dan teknologi, memperluas kemulian manusia dan menjaga hak-hak manusia. Dikatakannya, "Kami menilai ilmu sebagai upaya untuk mencapai kekuatan sebenarnya dan mengibarkan bendera keadilan hinga kmai dapat membela orang-orang tertibndas dan melawan arogansi para penguasa lalim." (IRIB/AR/MF/6/10/2010)
0 comments to "Isi Surat Lengkap Ahmadinejad Kepada Paus XVI"