Sheikh al-Azhar sambil menyambut fatwa Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei terkait pengharaman penistaan isteri Nabi dan para sahabatnya disampaikan di saat yang tepat demi mencegah munculnya fitnah.
Ahmed al-Tayeb dalam pernyataannya menyebutkan, saya sangat memuji dan gembira dengan fatwa penuh berkah Imam Ali Khamenei terkait penistaan kepada para sahabat dan isteri Rasulullah Saw dan saya telah menerimanya. Fatwa ini dikeluarkan dengan pengetahuan sempurna, dalam dan benar soal bahaya besar yang dilakukan oleh para pelaku fitnah. Fatwa ini menggambarkan kecintaan akan persatuan Islam.
"Apa yang membuat fatwa ini menjadi lebih penting dikarenakan dikeluarkan oleh seorang alim dari ulama besar Islam dan marji Syiah terbesar yang juga menjabat sebagai Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran," tambah al-Tayep.
Di bagian lain dari pernyataannya Sheikh al-Azhar mengatakan bahwa dengan posisi keilmuan dan tanggung jawab syar'i yang saya miliki, harus saya katakan bahwa segala usaha untuk menciptakan persatuan Islam hukumnya adalah wajib. Sementara perbedaan antara pengikut mazha-mazhab yang ada harus dibatasi dalam perbedaan pandangan antara ulama dan para pakar. Perbedaan ini juga tidak boleh merusak persatuan umat Islam. Karena Allah berfirman, "...dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
"Saya mengumumkan bahwa setiap orang yang menciptakan perpecahan di antara umat Islam, berarti pendosa, berhak mendapat azab ilahi dan terusir dari tengah-tengah masyarakat," tegas Ahmed al-Tayeb. (IRIB/INN/SL/MF/3/9/2010)
Fatwa Rahbar Haram Mengumpat Sahabat
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualakim wa rahmatullahi wabarakatuhu
Umat Islam mengalami krisis metode yang mengakibatkan penyebaran fitnah (cekcok) antar para penganut mazhab-mazhab Islam dan mengakibatkan diabaikannya prioritas-prioritas bagi persatuan barisan Muslimin. Hal ini menjadi sumber bagi kekacauan internal dan terhamburkannya kontribusi Islam dalam penyelesaian isu-isu penting dan menentukan. Salah satu akibatnya adalah teralihkannya perhatian terhadap capaian-capaian putra-putra umat Islam di Palestina, Lebanon, Irak, Turki, Iran dan negara-negara Islam lainnya.
Salah satu hasil dari metode ekstrim ini adalah tindakan-tindakan yang menjurus kepada pelecehan secara sengaja dan konstan terhadap ikon-ikon dan keyakinan-keyakinan yang diagungkan oleh para penganut mazhab Sunni yang kami muliakan.
Maka, bagaimanakah pendapat Yang Mulia tentang hal-hal yang dilontarkan dalam berbagai media televisi satelit dan internet oleh sebagian orang yang menyandang predikat ilmu berupa penghinaan terang-terangan dan pelecehan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan istri Rasul Saw, Ummul Mu'minin Aisyah serta menuduhkan dengan hal-hal yang menodai kehormatan dan harkat istri-istri Nabi, semoga Allah ta'ala meridhai mereka?
Karenanya, kami memohon YM berkenan memberikan pernyataan tentang sikap syar'i secara jelas terhadap akibat-akibat yang timbul dari sensasi negatif berupa ketegangan di tengah masyarakat Islam dan menciptakan suasana yang diliputi ketegangan psikologis antarsesama Muslim baik di kalangan para penganut mazhab Ahlulbait maupun kaum Muslimin dari mazhab-mazhab Islam lainnya, mengingat penghujatan-penghujatan demikian telah dieksploitasi secara sistematis oleh para provokator dan penebar fitnah dalam sejumlah televisi satelit dan internet demi mengacaukan dan mengotori dunia Islam dan menyebarkan perpecahan antar muslimin.
Sebagai penutup, kami berdoa semoga YM senantiasa menjadi pusaka bagi Islam dan Muslimin.
Tertanda
Sejumlah ulama dan cendekiawan Ahsa, Arab Saudi
4/ Syawal 1431 H
Jawaban Imam Khamenei:
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullah wa barakatuh
Diharamkan menghina simbol-simbol (yang diagungkan) saudara-saudara seagama kita, Ahussunnah, berupa tuduhan terhadap istri Nabi Saw dengan hal-hal yang mencederai kehormatannya, bahkan tindakan ini diharamkan terhadap istri- istri para Nabi terutama penghulunya, yaitu Rasul termulia Saw.
Semoga Anda semua mendapatkan taufik untuk setiap kebaikan.
(IRIB/AR/30/9/2010)
Sumber bahasa Arab klik di sini, sumber bahasa Indonesia klik di sini.
Foto Pencerah Hati - GALANG PERSATUAN SUNNAH-SYI'AH MENUJU KEJAYAAN ISLAM
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
7 s/d 10 Mei 2010 / 22 s/d 25 Jumadil Awwal 1431 H. Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur
Habib Hasan Daliel Alaydrus hadir sebagai peserta KUII ke-5 mewakili AHLUL BAYT INDONESIA
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Sekedar info : habib dhiya' shahab yg ada di foto diatas terakhir beliau tinggal di saudi. beliau memiliki perpustakaan pribadi, kesukaan beliau mengumpulkan biografi para auliya' alawiyin. suatu ketika saat beliau sedang sibuk , beliau did...atangi arwah datuk2nya yg telah lama meninggal diantaranya al habib ubaidillah dan satunya saya lupa, kalo gak salah al habib abdurrahman assegaf. mereka datang dalam keadaan wujud bukan dalam mimpi. mereka mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kemudian meminta agar habib dhiya' duduk ditempat, karena saat itu habib dhiya' akan berdiri memberi hormat. mereka mengatakan bahwa putra habib dhiya' yaitu jawad yg saat itu ada di ruangan yg sama tdk akan melihat mereka. kemudian mereka mengkabarkan bahwa al habib dhiya' syahab 2 minggu lagi akan dipanggil ke rahmatullah (meninggal) dan mereka berdua yg akan mendampingi. lalu mereka juga nitip salam untuk habib abdul qadir bin ahmad assegaf yg juga sahabat habib dhiya' , beliau berpesan pada habib abdul qadir agar jgn khawatir dgn keadaan hadhramaut, hadhramaut sebentar lagi aman. dan memang tak lama kemudian hadhramaut yg saat itu dibawah kekuasaan komunis akhirnya komunis runtuh. tak lupa habib ubaidillah menanyakan mengapa di majlis habib abdul qadir beliau tdk dibacakan fatehah padahal beliau (ruhnya) selalu hadir disitu, setelah itu mereka berdua mengucapkan salam dan pergi.
kemudian habib dhiya' ,mengirim surat pada habib abdul qadir menceritakan apa yg terjadi dan menyampaikan salam dan pesan dari para auliya' yg telah mengunjungi habib dhiya'. habib dhiya' , memohon maaf karena waktunya terbatas, banyak yg harus diselesaikan hingga beliau tdk bisa datang ke habib abdul qadir.
tepat 2 minggu kemudian beliau dipanggil ke rahmatullah, dan surat beliau oleh habib abdul qadir bin ahmad difoto copy dan disebarkan, saya sempat membaca sendiri foto copy surat tersebut. al habib dhiya' dikenal sebagai seorang syi 'i yg alim dan tawadhu' , putra beliau yg bernama jawad saat ini tinggal di jkt, kalo mungin ada diantara ikhwan yg ingin bertanya langsung tentang hal ini bisa berhubungan dgn beliau.
Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita
.(Sayid Muhammad Assegaf)
PENTINGNYA PERSATUAN DAN PERSAUDARAAN
Cukup banyak himbauan dalam Al-Quran dan As-Sunnah untuk menjalin hubungan persahabatan dan persaudaraan. Antara lain, firman-firman Allah SWT dalam kitab suci-Nya:
"Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara". (Al-Hujurat: 10) "Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi wali (penolong) bagi sebagian yang lain." (At-Taubah: 71)
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang berpecah-belah dan berselisih sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan siksa yang berat." (Ali Imran: 105)
"Dan berpegang-teguhlah pada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (Ali Imran: 103)
Rasulullah SAW bersabda:
"Kamu tidak akan masuk surga sebelum kamu benar-benar beriman. Dan kamu tidak benar-benar beriman, sebelum kamu saling berkasih-sayang. Sukakah kamu saya tunjuki sesuatu jika kamu mengamalkannya, niscaya akan timbul kasih-sayang di antara sesamamu? Sebarkanlah salam (kedamaian) di antara kamu!"
Agama itu adalah ketulusan. Kami bertanya: "Terhadap siapa?" Jawab Nabi SAW, "Terhadap Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, dan pemimpin-pemimpin kaum Muslim serta rakyat Muslim pada umumnya. Demi Allah yang jiwaku berada ditangan-Nya; tidaklah seorang benar-benar beriman, sampai ia menyukai bagi saudaranya yang Muslim, segala yang ia sukai bagi dirinya sendiri."
"Hindarkan dirimu dari prasangka buruk, sesungguhnya yang demikian itu adalah sebohong-bohong omongan. Jangan mencari-cari aib orang lain, jangan memata-matai, jangan bersaingan menawar barang dengan maksud merugikan orang lain, jangan saling menghasut, jangan saling bermusuhan dan jangan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Tidak boleh ia menganiayanya, dan tidak pula membiarkannya dianiaya. Barangsiapa mengurusi hajat saudaranya, niscaya Allah akan memenuhi hajatnya sendiri. Dan barangsiapa membebaskan beban penderitaan saudaranya, maka Allah akan membebaskan penderitaannya di Hari Kiamat kelak. Dan barangsiapa menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutupi aibnya di Hari Kiamat."
Al-Imam Ja'far Ash-Shadiq berkata: "Seorang Muslim adalah saudara bagi sesama Muslim. Dia adalah matanya, cerminnya dan penunjuk jalannya. Dia tidak akan mengkhianati, memperdayakan, menganiaya, membohongi, dan mengumpatnya." Beliau berkata pula kepada sekelompok orang dari para pengikut dan pecintanya: "Bertakwalah kalian kepada Allah. Dan jadilah kamu sekalian saudara-saudara yang senantiasa berbuat baik kepada sesamanya, saling mencintai karena Allah, saling menghubungi, saling merendahkan diri, saling mengasihani, saling mengunjungi dan saling bertemu, serta hidupkan (siarkan) ajaran kami (Ahlul-Bayt)."
Dan telah diriwayatkan dari Rasulullah SAW: "Sesungguhnya yang terdekat --di antara kamu-- tempat duduknya dari sisiku ialah orang-orang yang terbaik budi pekertinya, yang senantiasa merendah, saling menyayangi dan disayangi." Sabda beliau pula: "Seorang Mukmin itu senantiasa menyayang dan disayang. Maka tidak ada kebaikan dalam diri siapa saja yang tidak menyayang dan disayang."
Dalam hadis lain, beliau bersabda: "Sesungguhnya orang-orang yang paling dicintai oleh Allah --di antara kamu-- ialah mereka yang saling sayang-menyayangi. Dan yang paling dibenci oleh Allah adalah mereka yang gemar menyebarkan fitnah dan memecah-belah di antara sesama saudara."
Sabdanya lagi: "Orang-orang yang saling mencintai karena Allah, akan berkedudukan di bagian teratas bangunan yang terbuat dari batu permata merah delima. Di puncak bangunan itu terdapat tujuh puluh ribu kamar; dari sana mereka memandang ke arah surga di bawah. Wajah-wajah mereka bersinar-sinar bagaikan cahaya mentari. Mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari kain sutera berwarna hijau, di atas dahi-dahi mereka tertulis: 'Inilah orang-orang yang saling mencintai karena Allah.'"
Dan telah bersabda Rasulullah SAW: "Pada Hari Kiamat kelak, Allah SWT akan berfirman: 'Di manakah orang-orang yang saling mengasihi demi keagungan-Ku? Kini akan Kunaungi mereka di bawah naungan-Ku!'"
Dari sebuah hadis panjang yang diriwayatkan oleh Al-lmam Muhammad Al-Baqir, dari para Leluhurnya Ahlul Bayt, para Khalifah yang bijak; dari Nabi SAW, datuk mereka; penghulu para utusan Allah (salam sejahtera atas mereka semuanya), katanya: Apabila datang Hari Kiamat, ada suara memanggil: "Di manakah tetangga-tetangga Allah?" Maka berdirilah sekelompok manusia yang segera disambut oleh para Malaikat seraya bertanya kepada mereka: "Amalan-amalan apakah yang telah kalian kerjakan sehingga kalian bisa memperoleh kedudukan sebagai tetangga-tetangga Allah di tempat kediaman-Nya?" Jawab mereka: "Kami dahulu di dunia, saling mencintai karena Allah, saling memberi karena Allah dan saling mengunjungi karena Allah SWT." Lalu berkata Rasulullah SAWW: Maka terdengarlah suara menyeru: "Hamba-hamba-Ku itu telah berkata sebenarnya. Biarkanlah mereka langsung pergi menuju tempat di sisi Allah, tanpa melalui hisab."
Berkata 'Abdul-Mukmin Al-Anshary: Aku pernah mengunjungi Al-Imam Musa Al-Kazhim yang pada saat itu sedang duduk bersama Muhammad bin 'Abdillah Al-Ja'fari. Ketika melihataku tersenyum kepada Al-Ja'fari, beliau (Musa Al-Kazhim) bertanya kepadaku: "Kau mencintainya?" Aku menjawab: "Ya, sungguh aku mencintainya semata-mata karena kalian (Ahlul-Bayt)" Kata beliau selanjutnya: "Memang benar. Ia adalah saudaramu. Seorang Mukmin adalah bagaikan saudara kandung bagi Mukmin lainnya. Terkutuklah orang yang melontarkan tuduhan kepada saudaranya. Terkutuklah orang yang menipu saudaranya. Terkutuklah orang yang tidak bertindak jujur terhadap saudaranya. Terkutuklah orang yang tidak mementingkan saudaranya. Dan terkutuklah orang yang mengumpat saudaranya."
Berkata Amirul-Mukminin, 'Ali bin Abi Thalib. : "Jagalah hubungan baik dengan saudara-saudaramu. Sungguh mereka itu sangat diperlukan, di dunia dan akhirat.
Demikianlah, sungguh amat banyak hadist sahih tentang hal persatuan dan persaudaraan. Jika saja Kita mau menelaah Firman Allah SWT dan Hadis-hadis ini, niscaya terbitlah kebenaran bagaikan fajar menyingsing di hadapan Kita. Dan kiranya hal ini cukup bagi siapa saja yang beroleh hidayah Allah SWT.
SERUAN ULAMA SUNNI-SYI'AH UNTUK GALANG PERSATUAN
Agresi militer Amerika Serikat dan sekutunya ke Irak empat tahun lalu, tak hanya berhasil menggulingkan Presiden Saddam Hussein dari tampuk kepemimpinannya. Mereka juga menanam bom waktu: pertikaian antarkelompok. Lebih tepatnya, antara kubu Syiah dan Suni.
Ulama terkemuka asal Damaskus, Suriah, Syekh Abdullah An-Nidzam mengungkapkan konflik Syiah-Suni yang terjadi belakangan ini di Irak, bukanlah murni konflik ideologi antarmereka. “Konflik diciptakan oleh agresor militer Amerika Serikat dan sekutunya,” ujarnya, di sela-sela Konferensi Ulama dan Pemimpin Islam untuk Rekonsiliasi Irak di Bogor Rabu 4/4).
Sejak awal invasi militer Amerika Serikat ke Irak tahun 2003, sambung An-Nidzam, pihaknya mengaku sudah sangat khawatir hal ini bakal terjadi. Dekan Fakultas Dirasah Islamiyah pada Universitas Islam Damaskus ini menyatakan perlunya perhatian umat Islam dari seluruh dunia untuk segera mengakhiri konflik dan penderitaan rakyat Irak.
Sejak dulu, kata Syeikh Az-Nidzam, dalam Islam tidak dikenal istilah pengkotak-kotakan. Kita sekarang ini justru sangat menyayangkan sikap Amerika Serikat maupun Israel yang terus mendorong terciptanya upaya pengkotak-kotakan antar kelompok Islam di Irak.
Dalam sejarah Irak, sejak berabad-abad lamanya antara Suni dan Syiah di Irakdapat hidup berdampingan dan rukun, tanpa ada gejolak apalagi peperangan seperti yang terjadi sekarang ini. ''Ini memang siasat mereka, ketika ingin menghancurkan satu negara, maka mereka ciptakan kelompok-kelompok,'' tegasnya.
Syekh AEM Hussein dari Universitas Al Azhar menyuarakan hal yang sama. Antara Suni dan Syiah, kata dia, sama-sama Islam. ''Mereka menyembah Tuhan yang satu, mereka shalat menghadap kiblat yang sama. Mereka sama-sama Muslim.''
Sedang menurut Jalaluddin Rakhmat, cendekiawan Muslim, kekerasan di Irak dipicu oleh kepentingan politik. Ada provokator yang merancang konflik sosial yang kini terjadi di Irak. “Tak disebabkan oleh perbedaan teologis antara Suni-Syiah. Selama ini perbedaan itu ada namun tak menjadi masalah yang melahirkan sebuah konflik.
Politik adu domba
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi yang bersama-sama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah Prof Dr Din Syamsuddin menjadi penggagas Konferensi Internasional Ulama dan Pimpinan Islam Dunia untuk Rekonsiliasi Irak mengungkapkan, apa yang dilakukan AS di Irak adalah bentuk politik adu domba. ''Dendam sejarah dibangkitkan kembali, tempat-tempat suci dirusak melalui gerakan intelijen untuk menciptakan peperangan antara kelompok Suni dan Syiah, sehingga dengan demikian pertentangan ini sebenarnya didesain untuk kemenangan penjajah secara gratis.''
Pandangan sama diungkapkan Din Syamsuddin. “Peperangan yang terjadi di Irak tahun 2003, tak hanya menimbulkan korban dari orang-orang yang tidak berdosa, tapi juga telah menimbulkan kedengkian, iri dan permusuhan di tengah masyarakat Irak. Kemudian timbul peperangan antar kelompok dan etnis serta fitnah yang besar di Irak,” ujarnya.
Sarat konflik?
Benarkah sejarah Syiah-Suni selalu kelam dan penuh permusuhan? Salah seorang ketua PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Prof Dr Said Agil Siraj mengungkapkan di sejumlah negara Islam maupun Timur Tengah yang hidup faham Suni dan Syiah, dapat hidup rukun dan berdampingan. ''Bahkan Mufti Syria Badruddin Hassun yang berasal dari Suni, fatwa-fatwanya sangat didengar oleh kelompok Syiah,'' jelas Kiai Siraj seraya menambahkan kondisi serupa terjadi di Saudi Arabia, Pakistan, maupun Libanon. ''Bahkan di Libanon Selatan Hizbullah yang dari kelompok Syiah yang sangat berperan dalam mengusir penjajah Israel didukung juga oleh kelompok Suni.''
Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengakui sepanjang sejarah sebenarnya perbedaan yang terjadi antara Suni dan Syiah pada soal kekuasaan atau lazim disebut imamah. Karena itu, kelompok Syiah memasukkan masalah imamah ke dalam rukun agama dan sejak dini anak-anak mereka diajarkan pengetahuan tentang imamah.
Dalam perkembangan Islam, kedua kelompok Suni dan Syiah sama-sama memberikan andil dan peran yang sangat besar dalam peradaban Islam,'' tegas kyai Siraj.
Ia lalu menyebut sejumlah tokoh Syiah yang memberikan andil besar bagi kemajuan Islam. Sebut saja misalnya Ibnu Sina, seorang filsuf yang juga dikenal sebagai seorang dokter, Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai penemu ilmu hitung atau aljabbar, dan seorang sufi Abu Yazid al Busthami. Mereka yang beraliran Syiah ini telah menyumbangkan ilmunya bagi kemajuan Islam. “Jadi, kedua kelompok ini adalah aset yang sangat berharga bagi umat Islam.
Ketua Umum Ikadi (Ikatan Dai Indonesia) Prof Dr Ahmad Satori menyatakan potren kehidupan yang rukun antara kelompok Suni dan Syiah juga dapat dilihat di Mesir, Saudi Arabia, Niger, dan negara Islam lainnya.''Bahkan di Iran, terdapat juga kelompok Suni dan ternyata mereka dapat hidup rukun dengan kelompok Syiah yang mayoritas,'' ujar Satori.
Satori memandang perlunya sosialisasi fiqh i'tilaf (Fiqh Penyatuan) dan bukan fiqh ikhtilaf (fiqh perbedaan). ''Yang kita perlukan sekarang ini adalah fiqh i'tilaf supaya umat Islam menjadi kuat dan tidak gampang diadudomba seperti yang terjadi di Irak,'' tegasnya. (Dikutip dari majalah Republika,Bukan Konflik Sunni-Syiah)
Konspirasi Anti-Syiah dan Upaya Adu Domba CIA.
oleh Pencerah Hati pada 20 Agustus 2010 jam 22:21
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program.
----------------------------------------
Sebuah buku berjudul "A Plan to Divide and Destroy the Theology" telah terbit di AS.Buku ini berisi wawancara detail dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA.
Dalam wawancara ini diungkapkan hal-hal yang sangat mengejutkan. Dikatakan bahwa CIA telah mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dolar untuk melancarkan berbagai aktivitas anti-Syiah. Dr. Michael Brant sendiri telah lama bertugas di bagian tersebut, akan tetapi ia kemudian dipecat dengan tuduhan korupsi dan penyelewengan jabatan.
Tampaknya dalam rangka balas dendam, ia membongkar rencana-rencana rahasia CIA ini. Brant berkata bahwa sejak beberapa abad silam dunia Islam berada di bawah kekuasaan negara-negara Barat. Meskipun kemudian sebagian besar negara-negara Islam ini sudah merdeka, akan tetapi negara-negara Barat tetap menguasai kebebasan, politik, pendidikan, dan budaya mereka, terutama sistem politik dan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, meski telah merdeka dari penjajahan fisik, mereka masih banyak terikat kepada Barat.
Pada tahun 1979, kemenangan Revolusi Islam telah menggagalkan politik-politik kami. Pada mulanya Revolusi Islam ini dianggap hanya sebagai reaksi wajar dari politik-politik Syah Iran. Dan setelah Syah tersingkir, kami (AS) akan menempatkan lagi orang-orang kami di dalam pemerintahan Iran yang baru, sehingga kami akan dapat melanjutkan politik-politik kami di Iran.
Setelah kegagalan besar AS dalam dua tahun pertama (dikuasainya Kedubes AS di Teheran dan hancurnya pesawat-pesawat tempur AS di Tabas) dan setelah semakin meningkatnya kebangkitan Islam dan kebencian terhadap Barat, juga setelah munculnya pengaruh-pengaruh Revolusi Islam Iran di kalangan Syiah di berbagai negara–terutama Libanon, Irak, Kuwait, Bahrain, dan Pakistan–akhirnya para pejabat tinggi CIA menggelar pertemuan besar yang disertai pula oleh wakil-wakil dari Badan Intelijen Inggris. Inggris dikenal telah memiliki pengalaman luas dalam berurusan dengan negara-negara ini.
Dalam pertemuan tersebut, kami sampai pada beberapa kesimpulan, di antaranya bahwa Revolusi Islam Iran bukan sekadar reaksi alami dari politik Syah Iran. Tetapi, terdapat berbagai faktor dan hakikat lain, di mana faktor terkuatnya adalah adanya kepemimpinan politik Marjaiyah (kepemimpinan agama) dan syahidnya Husein, cucu Rasulullah, 1400 tahun lalu, yang hingga kini masih tetap diperingati oleh kaum Syiah melalui upacara-upacara kesedihan secara luas. Sesungguhnya dua faktor ini yang membuat Syiah lebih aktif dibanding Muslimin lainnya.
Dalam pertemuan CIA itu, telah diputuskan bahwa sebuah lembaga independen akan didirikan untuk mempelajari Islam Syiah secara khusus dan menyusun strategi dalam menghadapi Syiah. Bujet awal sebesar 40 juta US dolar juga telah disediakan. Untuk penyempurnaan proyek ini, ada tiga tahap program:
1. Pengumpulan informasi tentang Syiah, markas-markas dan jumlah lengkap pengikutnya.
2. Program-program jangka pendek: propaganda anti-Syiah, mencetuskan permusuhan dan bentrokan besar antara Syiah dan Sunni dalam rangka membenturkan Syiah dengan Sunni yang merupakan mayoritas Muslim, lalu menarik mereka (kaum Syiah) kepada AS.
3. Program-program jangka panjang: demi merealisasikan tahap pertama, CIA telah mengutus para peneliti ke seluruh dunia, di mana enam orang dari mereka telah diutus ke Pakistan, untuk mengadakan penelitian tentang upacara kesedihan bulan Muharram. Para peneliti CIA ini harus mendapatkan jawaban bagi soal-soal berikut:
a. Di kawasan dunia manakah kaum Syiah tinggal, dan berapa jumlah mereka?
b. Bagaimanakah status sosial-ekonomi kaum Syiah, dan apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?
c. Bagaimanakah cara untuk menciptakan pertentangan internal di kalangan Syiah?
d. Bagaimanakah cara memperbesar perpecahan antara Syiah dan Sunni?
e. Mengapa mereka kuatir terhadap Syiah?
Dr. Michael Brant berkata bahwa setelah melalui berbagai polling tahap pertama dan setelah terkumpulnya informasi tentang pengikut Syiah di berbagai negara, didapat poin-poin yang disepakati, sebagai berikut:
Para Marja' Syiah adalah sumber utama kekuatan mazhab ini, yang di setiap zaman selalu melindungi mazhab Syiah dan menjaga sendi-sendinya. Dalam sejarah panjang Syiah, kaum ulama (para Marja) tidak pernah menyatakan baiat (kesetiaan) kepada penguasa yang tidak Islami. Akibat fatwa Ayatullah Syirazi, Marja Syiah saat itu, Inggris tidak mampu bertahan di Iran.
Di Irak yang merupakan pusat terbesar ilmu-ilmu Syiah, Saddam dengan segala kekuatan dan segenap usaha tidak mampu membasmi Syiah. Pada akhirnya, ia terpaksa mengakhiri usahanya itu.
Ketika semua pusat ilmu lain di dunia selalu mengambil langkah beriringan dengan para penguasa, Hauzah Ilmiyah Qom justru menggulung singgasana kerajaan tirani Syah.
Di Libanon, Ayatullah Musa Shadr memaksa pasukan militer Inggris, Perancis, dan Israel melarikan diri. Keberadaan Israel juga terancam oleh sang Ayatullah dalam bentuk Hizbullah.
Setelah semua penelitian ini, kami sampai pada kesimpulan bahwa berbenturan langsung dengan Syiah akan banyak menimbulkan kerugian, dan kemungkinan menang atas mereka sangat kecil.
Oleh sebab itu, kami mesti bekerja di balik layar. Sebagai ganti slogan lama Inggris: Pecah-belah dan Kuasai (Divide and Rule), kami memiliki slogan baru: Pecah-belah dan Musnahkan (Divide and Annihilate).Rencana mereka sebagai berikut:
1. Mendorong kelompok-kelompok yang membenci Syiah untuk melancarkan aksi-aksi anti-Syiah.
2. Memanfaatkan propaganda negatif terhadap Syiah, untuk mengisolasi mereka dari masyarakat Muslim lainnya.
3. Mencetak buku-buku yang menghasut Syiah.
4. Ketika kuantitas kelompok anti-Syiah meningkat, gunakan mereka sebagai senjata melawan Syiah (contohnya: Taliban di Afghanistan dan Sipah-e Sahabah di Pakistan).
5. Menyebarkan propaganda palsu tentang para Marja dan ulama Syiah.
Orang-orang Syiah selalu berkumpul untuk memperingati tragedi Karbala. Dalam peringatan itu, seorang akan berceramah dan menguraikan sejarah tragedi Karbala, dan hadirin pun mendengarkannya. Lalu mereka akan memukul dada dan melakukan 'upacara kesedihan' (azadari). Penceramah dan para pendengar ini sangat penting bagi kita. Karena, azadari-azadari seperti inilah yang selalu menciptakan semangat menggelora kaum Syiah dan mendorong mereka untuk selalu siap memerangi kebatilan demi menegakkan kebenaran. Untuk itu:
1. Kita harus mendapatkan orang-orang Syiah yang materialistis dan memiliki akidah lemah, tetapi memiliki kemasyhuran dan kata-kata yang berpengaruh. Karena, melalui orang-orang inilah kita bisa menyusup ke dalam upacara-upacara azadari (wafat para Imam Ahlul Bait).
2. Mencetak atau menguasai para penceramah yang tidak begitu banyak mengetahui akidah Syiah.
3. Mencari sejumlah orang Syiah yang butuh duit, lalu memanfaatkan mereka untuk kampanye anti-Syiah. Sehingga, melalui tulisan-tulisan, mereka akan melemahkan fondasi-fondasi Syiah dan melemparkan kesalahan kepada para Marja dan ulama Syiah.
4. Memunculkan praktik-praktik azadari yang tidak sesuai dan bertentangan dengan ajaran Syiah yang sebenarnya.
5. Tampilkan praktik azadari (seburuk mungkin), sehingga muncul kesan bahwa orang-orang Syiah ini adalah sekelompok orang dungu, penuh khurafat, yang di bulan Muharram melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain.
6. Untuk menyukseskan semua rencana itu harus disediakan dana besar, termasuk mencetak penceramah-penceram ah yang dapat menistakan praktik azadari. Sehingga, mazhab Syiah yang berbasis logika itu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang tidak logis dan palsu. Hal ini akan memunculkan kesulitan dan perpecahan di antara mereka.
7. Jika sudah demikian, tinggal kita kerahkan sedikit kekuatan untuk membasmi mereka secara tuntas.
8. Kucurkan dana besar untuk mempropagandakan informasi palsu.
9. Berbagai topik anti-Marjaiyah harus disusun, lalu diserahkan kepada para penulis bayaran untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Marjaiyah, yang merupakan pusat kekuatan Syiah, harus dimusnahkan. Akibatnya, para pengikut Syiah akan bertebaran tanpa arah, sehingga mudah untuk menghancurkan mereka.
Catatan : Kaidah baku para anti Syi'ah dalam memfitnah syi'ah dan disetujui oleh musuh-musuh Islam : " Setiap kebencian harus beralasan kecuali membenci orang syi'ah, setiap kedustaan harus berdasarkan bukti kecuali kedustaan yg ditujukan kpd org2 syi'ah, sesungguhnya orang2 yg telah dilabeli syi'ah untuk menghinakannya berdusta pun boleh dilakukan sebagaimana arahan Syaikh panutan mereka Ibnu Taimiyah "Apabila anda menjumpai sebuah hadist shahih dan dijadikan hujjah bagi kaum syi'ah maka carilah hadist tandingannya sekalipun hadist lemah ataupun palsu".
"Di dunia ini semua hal mengalami perubahan adapun hal yg tetap dan tak berubah adalah FITNAH DAN KEDUSTAAN KEPADA SYI"AH"
Untuk Info lebih lengkapnya:
http://www.victorynewsmagazine.com/image
SEBAGIAN DARI AYAT-AYAT TENTANG MUNAFIK
oleh Agus Abubakar Arsal Alhabsyi pada 13 Agustus 2010 jam 22:34
Benar! Tidak ADA yg lebih buruk drpd mereka yg mengaku sbg pengikut tapi munafik, berkhianat.
2:8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
2:14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."
2:204. Dan di antara manusia ada orang (yi munafikin) yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.
63:1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
33:60. Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar,
9:56. Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu). 9:68. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.
9:73. Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
4:138. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,
4:142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
9:61. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
9:101. Di antara orang-orang A'rab (badwi) yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
8:21. dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) vang berkata "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan.
48:6. dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.
57:13. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu." Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)." Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.
57:14. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.
66:9. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
5:61. Dan apabila orang-orang (munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
4:145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada TINGKATAN YANG PALING BAWAH DARI NERAKA. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Redaksi Mubahalah :
• "Ya Allah yaa Rabb, jika keyakinan kami terhadap kebenaran kepengikutan Terhadap Rasul-Mu dan Ahlulbaitnya (Imamiah Itsna'asyar), adalah keyakinan yg sesat, maka dgn kekuasaan-Mu yg mel...iputi segala sesuatu, segerakanlah azab-Mu bagi kami hari ini juga."
Adapun bagi komunitas anti-syi’ah (Yasir,Haidar, Ali Alaydrus Sakran, Sempurna Jaya Nafis, dll), redaksi ikrarnya sbb:
"Ya Allah yaa Rabb, jika keyakinan kami terhadap "kesesatan kepengikutan Terhadap Rasul-Mu dan Ahlulbaitnya (Imamiah Itsna'asyar), ad...alah keyakinan yg sesat, maka dgn kekuasaan-Mu yg meliputi segala sesuatu, segerakanlah azab-Mu bagi kami hari ini juga."
Fatwa Habib Umar bin Hafidz Tentang Syiah Jakarta 2008 http://www.youtube.com/watch?v=HIIITu6J7
Sambutan Ketua Rabithah Alawiyyah Indonesia Sayid Zein bin Smith http://www.youtube.com/watch?v=zNDAGbe7h
Dialog Ustadz Hasan Daliel dgn Habib Umar bin Hafidz http://www.youtube.com/watch?v=Iiq7CZ14z
Berbeda dengan apa yang disebutkan oleh albayyinat.net yang menyatakan bahwa Habib Umar bin Hafiz menyebut syiah sebagai “sesat dan menyesatkan”, dalam pertemuan dengan habaib dan ustadz syiah di Jakarta, Habib Umar mempunyai jawaban yang berbeda. Berikut transkrip pertemuan tersebut pada Februari 2008.
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Semoga Jasa beliau kepada bangsa ini dan Cinta Kasihnya Kepada Junjungan kita Baginda Rasulullah Saaw manjadi saksi di sisi Allah Swt...amin Allahuma amin....
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Khomeini, menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH
Hasyim Muzadi, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (6/2 2010).
Dalam pertemuan itu, keduanya membicarakan permasalahan umat Islam di
masing-masing negara.
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Muzadi
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Terlontar pertanyaan kepada beliau bahwa: Sebagian orang memandang bahwa seorang muslim agar ibadah dan mu’amalahnya menjadi sah, harus bertaklid kepada salah satu dari empat mazhab yang masyhur. Di antara empat mazhab itu tidak termasuk mazhab Syiah Imamiyah maupun Syiah Zaidiyah. Apakah Anda sepakat dengan pandangan ini kemudian Anda melarang taklid kepada mazhab Syiah Imamiyah Istna ‘Asyariyah?
Teks Fatwa:
Fatwa yang dikeluarkan oleh guru besar Syekh Mahmud Syaltut rektor al-Azhar, adalah soal bolehnya bermazhab Syiah Imamiyah.
Beliau menjawab:
1-Sesungguhnya Islam tidak mewajibkan seorangpun dari para pemeluknya agar bermazhab tertentu. Tetapi ia menyatakan bahwa setiap muslim berhak bertaklid pada mazhab manapun yang dinukil secara benar dan tertulis hukum-hukumnya dalam kitab-kitab tertentu. Tidak apa-apa bagi siapa yang telah mengikuti satu mazhab (kemudian) berpindah kepada mazhab lainnya.
2-Mazhab Ja’fari yang dikenal dengan mazhab Syiah Imamiyah Istna ‘Asyariyah adalah mazhab yang boleh diikuti secara syar’i seperti segenap mazhab Islam.
Maka hendaklah kaum muslimin mengetahui hal ini, dan agar terlepas dari fanatisme yang tidak dibenarkan terhadap mazhab tertentu. Agama dan syariat Allah tidak mengikuti satu mazhab atau terbatas pada satu mazhab. Mereka semua adalah para mujtahid yang dikabulkan (amal mereka) di sisi Allah swt. Boleh bagi yang tak layak berijtihad (tidak mencapai tingkatan ijtihad), bertaklid kepada mereka dan mengamalkan apa yang difatwakan dalam fikih mereka. Dalam hal ini tak ada perbedaan antara perkara-perkara ibadah dan perkara-perkara mu’amalah.
(Kepada) Ustadz Allamah Sayid Muhammad Taqi al-Qummi, sekretaris umum Daru at-Taqrib baina al-Madzahib al-Islamiyah:
Salamun alaikum warahmatuh. Amma ba’du: “Dengan senang hati saya mengirimkan kepada Anda, (surat) yang ditanda tangani dengan stempel fatwa yang telah saya keluarkan mengenai bolehnya mengikuti mazhab Syiah Imamiyah. Harapan saya, agar Anda memeliharanya dalam arsip Darut Taqrib baina al-Madzahib al-Islamiyah yang kami bersama Anda turut andil dalam pendiriannya. Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk mewujudkan risalahnya. Wassalamu ‘alaikum warahmatullah.
Rektor Universitas Al-Azhar:
as-Syaikh Mahmud Syaltut
Fatwa Habib Umar bin Hafidz Tentang Syiah Jakarta 2008 http://www.youtube.com/watch?v=HIIITu6J7
Sambutan Ketua Rabithah Alawiyyah Indonesia Sayid Zein bin Smith http://www.youtube.com/watch?v=zNDAGbe7h
Dialog Ustadz Hasan Daliel dgn Habib Umar bin Hafidz http://www.youtube.com/watch?v=Iiq7CZ14z
Berbeda dengan apa yang disebutkan oleh albayyinat.net yang menyatakan bahwa Habib Umar bin Hafiz menyebut syiah sebagai “sesat dan menyesatkan”, dalam pertemuan dengan habaib dan ustadz syiah di Jakarta, Habib Umar mempunyai jawaban yang berbeda. Berikut transkrip pertemuan tersebut pada Februari 2008.
Habib Zen Umar bin Smith (Ketua Umum Rabithah Alawiyah Indonesia):
Assalamualaikum Wr. Wb. Terima kasih atas kedatangan saudara-saudara ikhwan semua. Maksud pertemuan kita ini, saya sengaja atas nama Rabithah dan atas nama saya secara pribadi menginginkan pertemuan ini dan sengaja meminta Habib Umar berada pada lingkungan kita untuk jalsah bersama-sama dan bisa sedikit banyak menyarankan segala sesuatu permasalahan yang sekarang menyelimuti kita saat ini. Di mana saat ini kita berada pada posisi yang, terutama Rabithah, menghadapi berbagai masalah yang ada di kalangan Bani Alawi atau Alawiyyin dan masing-masing mempunyai pendapat.
Bagi kami sebenarnya perbedaan itu pasti akan ada di mana-mana karena biar bagaimana saudara sekandung pun bisa berbeda tetapi mudah-mudahan tidak menyebutkan perpecahan karena ini yang kita inginkan bahwa semua kita ini satu. Kita harus menghormati. Kita beda baik beda tetapi saling menghormati perbedaan masing-masing. Ini yang kita inginkan. Dalam kaitan ini sengaja saya harapkan kepada ikhwan yang ada di sini tafadhal karena ada Habib Umar, ada habaib yang lain kita bisa berdiskusi secara bebas, rileks.
Fadhal kalau ada pertanyaan yang kami mintakan bahwa segala sesuatunya harus didasari dengan husnuzhan, ikhlas, dan tentunya dengan akhlak ini yang menjadi persyaratan bagi kita karena kalau kita bertanya, kita mengajukan suatu pendapat ada permasalahan di mana kita tidak bisa menghormati perbedaan akan sulit kita kembali kepada Thariqah Bani Alawi, Thariqah Alawiah yang didasari dengan tentunya ‘ilm, amal, ikhlas, lalu wara’, lalu khauf. Hal ini menjadi dasar bagi kita semua.
Nah untuk itu saya persilahkan bagi saudara-saudara kita yang ada di sini tanpa canggung bertanya. Apabila kita sependapat, alhamdulillah. Apabila kita tidak sependapat mari kita hormati perbedaan masing-masing. Ini yang kita harapkan jangan sekali-kali kita merasa yang paling benar sendiri karena kalau itu sudah menjadi permasalahan akan timbul permasalahan yang baru lagi. Kadang-kadang kita lupa bahwa kita menyelesaikan masalah tapi menimbulkan masalah baru. Nah ini yang terjadi. Tafadhal dan saya yakin karena kita semua berada pada zuriah Rasulullah saw., kita menjadi cucu Fatimah Az-Zahra pasti kita akan menonjolkan pada akhlak yang mulia dan saya tidak yakin di antara kita itu ada yang didasari dengan kedengkian, insya Allah.
Di sini kita mulai tafadhal kalau ada pertanyaan. Di sini ada sudah beberapa yang apa namanya pertanyaan masuk tapi saya harapkan nanti ada pertanyaan yang akan diajukan dan kita minta bahwa permasalahan keluar dari tempat kita ini, insya Allah. Kita tidak ada lagi ganjelan-ganjelan yang ada di hati, insya Allah dan saya harapkan bahwa ini permintaaan saya sebagai ketua Rabithah Alawiyah dan juga sebagai sahibulbait… Fadhal…
Ustadz Hasan Daliel Alaydrus:
Bismillâhirrahmânirrahîm. Pecintamu Hasan bin Ahmad bin Husain Alaydrus. Hari ini kami sangat bergembira sekali, ceramahan antum (Habib Umar bin Hafiz), arahan-arahan antum, membuat gembira dan sejuk kami. Sayyidah Nisa’il Alamin, Fatimah binti Rasulillah ‘alaihâ salâmullâh dan keturunan Sayidah Fatimah di Indonesia banyak sekali sebagaimana antum ketahui. Adalah sebuah realitas wahai Habib, bahwa keturunan Sayidah Fatimah saat ini… dan mereka adalah saudara-saudara antum kami ingin tentu perkataan antum di dengar karena itu kami bertanya di depan saudara-saudara kita, agar apa? Agar tidak ada lagi sesuatu yang samar atau tidak jelas. Agar jelas, hari ini, sebelum kita keluar dari rumah kediaman Sayid Zen bin Smith, sebelum kita berpisah dan kembali ke rumah kita masing-masing, masalah ini harus jelas terlebih dahulu.
Tentu kami mengharapkan dari antum bimbingan-bimbingan antum, perkataan dan fatwa antum, agar menjadi jelas. Kami ingin mencintai karena Allah Swt. Wahai Habib, kami menangisi perpecahan ini, kami sedih, kami malu kepada Allah, kepada Rasul… kami ingin… antum baru saja katakan bahwa ridha Allah, ridha Rasul saw. akan turun dengan adanya jalinan hubungan antarsesama dan kami menginginkan hal itu. Akan tetapi ada suatu hal penting, di setiap majelis, di atas mimbar-mimbar yang diberkati, antum perlu selalu menyerukan persatuan ya Habib. Menyerukan persatuan barisan, khususnya diantara kita sesama Alawiyin.
Karena itu ya Habib, berilah kami pengetahuan, semoga Allah menganugrahi Antum pengetahuan, kita menemukan sebuah realitas di masyarakat Alawiyin saat ini, bahwa sebagian dari mereka bermazhab Syiah ya Habib. Saya adalah seorang bermazhab syiah. Saya adalah salah seorang murid Almarhum Al-Habib Abdullah Syami’, khususnya saya berguru kepada Habib Hadi bin Ahmad Assegaf dan Syekh Hadi bin Sa’id Jawwas. Mereka semua tahu bahwa saya seorang syiah. Saya duduk bersama mereka. Mereka mencintai saya. Banyak dari saudara-saudara kita menyaksikan. Saya, Ustaz Othman Shihab, Ustaz Muhammad bin Alwi Bin Syekh Abu Bakar.
Kami bermazhab syiah, namun sangat disayangkan, kadang-kadang sebagian orang berkata: “Mereka orang syiah meninggalkan turats datuk-datuk mereka dari kalangan habaib dan para wali di Hadramaut.” Tidak! Kami membaca ratib, doa-doa, munajat-munajat. Bahkan terkadang kami mengutip ucapan antum dalam Adh-Dhiya’al Lami’. Kami ingin membangkitkan semangat para Alawiyyin, maka kami mengutip ucapan Antum dalam Adh-Dhiya’al Lami’: “Demi Allah, tidak disebut sang kekasih oleh pecinta, melainkan ia dibuatnya mabuk kepayang. Manakah gerangan para pecinta yang bagi mereka mengerahkan segenap jiwa dan hal-hal berharga adalah sesuatu yang tidak berarti.”
Kami tidak meninggalkan Hadramaut. Akan tetapi, terus terang, pada kenyataannya kami katakan bahwa kami bermazhab syiah. Kami menganut mazhab Imam Jakfar As-Sadiq alaihi salam. Kami menukil ilmu fikih, ushûluddîn, dan lain-lain, sebagaimana Antum singgung tadi. Karena itu, saya ingin bertanya kepada Antum, dengan segala takzim dan hormat saya: Apakah syiah kafir atau tidak? Inilah pertanyaan saya ya Habib, agar apabila jawabannya keluar dari lisan Antum yang diberkahi, insya Allah saudara-saudara akan mendengar, dan tidak akan lagi ada ketidakjelasan, dan insya Allah, besok saya akan mengunjungi Habib Naqib bin Syekh Abu Bakar, dan besok saya… ringan bagi saya insya Allah. Saya pergi mengucapkan salam dan duduk bersama Habib siapa saja… seluruhnya. Maka, karena itu, ya Habib, berilah kami pengetahuan, semoga Allah menganugrahi Antum pengetahuan, terima kasih untuk Antum
Habib Umar bin Hafidz:
Semoga Allah memberkati dan memberi taufik-Nya kepada anda dan kita semua. Apa yang anda sebutkan, pada ucapan anda, mengenai adanya tali hubungan (ittishal) dengan dengan Sayid Abdullah Syami’ atau yang lainnya, semua itu insya Allah akan tetap berlangsung. Seperti Anda ketahui, bahwa di antara kewajiban seorang yang muttashil (menyambungkan diri) dengan seorang guru, atau siapa pun, begitu pula berkaitan dengan mazhab Imam Ja’far Ash-Shadiq, perlu anda ketahui bahwa tidak ada seorang pun dari syekh-syekh Anda, syekh-syekh dan datuk-datuk kita semua, yang keluar dari manhaj Sayidina Ja’far Ash-Shadiq atau bertentangan dengannya.
Berkaitan dengan penukilan masalah-masalah yang bersifat fiqhiyyah, maka dalam hal ini terdapat banyak jalur (periwayatan) dan menjadi bahan diskusi di antara apara ulama. Terdapat banyak jalur dalam hal metode penukilannya. Maka jika kita telah mengetahui demikian, kita katakan bahwa Sayidina Ali Al-Uraidhi ra. adalah penggalan jiwa ayahandanya, seperti saudara (Imam) Musa Al-Kazhim ra. apa yang berada pada keduanya tidak ada yang keluar dari manhaj ayah mereka, Sayidina Ash-Shadiq ra.
Seperti Anda singgung dalam pembicaraan Anda, bahwa Anda berpegangan pada mazhab yang di pegang oleh mereka, kemudian, cabang-cabang ilmu fikih dalam syariat Islam sangat luas sekali, dan bukan masalah dalam mengambil satu dari sekian banyak cabang ilmu fikih, bahkan tak jarang ditemukan sebuah pendapat yang menjadi pegangan mazhab tertentu dan terdapat padanannya pada mazhab-mazhab lain yang populer di kalangan ahlusunah.
Karena itu di tempat kami terdapat kelompok zaidiah di Yaman. zaidiah adalah salah sebuah firqah syiah, mereka adalah firqah syiah yang paling dekat dengan ahlusunah. Kelompok ini hidup selama ratusan tahun, di antara mereka dengan kalangan ulama dan masyarakat kita terjalin hubungan baik, kehidupan bertetangga yang baik, dan akhlak yang baik, diantara mereka juga terjalin hubungan surat-menyurat dan saling kunjung mengunjungi, dan lain sebagainya. Mereka hidup berdampingan, di masjid-masjid mereka, mereka shalat dengan selain mereka tanpa ada perselisihan, masalah atau pertentangan.
Mereka memiliki banyak cabang dalam masalah fikih, bahkan sebagian mereka dinilai sebagai para penganut mazhab Hanafi karena banyaknya kesamaan dalam masalah-masalah fikih mereka dengan mazhab Imam Abu Hanifah. Padahal mereka bukan para penganut mazhab Hanafi. Terdapat banyak kesamaan pendapat di antara dua mazhab tersebut dan hal ini tidak masalah. Kalau hal ini Anda ketahui, maka jawaban atas pertanyaan Anda adalah bahwa kami tidak mengkafirkan suatu kelompok pun dari sekian banyak kelompok Islam kecuali yang secara terang-terangan menunjukkan pertentangan terhadap sebuah persoalan agama yang diketahui secara pasti, lalu mereka mengingkarinya.
Karena itu, kita tidak bisa menghukumi secara umum. Banyak dari pengikut ahlusunah yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kekufuran, apabila salah seorang dari mereka mengerjakan sesuatu yang dapat menyebabkan kekufuran yang disepakati secara ijmak, disepakati dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam maka status “pengkafiran” ini untuk pelaku perbuatan penyebab kekufuran tersebut, bersifat umum. Adapun dalam menindak si pelaku secara khusus, itu adalah tugas walî amr. Sedangkan penyebutan status “kafir” tidak dilakukan dengan menyebutkan nama individu terkait. Namun dengan cara menyebutkan perbuatan penyebab kekufuran, dan keyakinan penyebab kekufuran, karena itu orang-orang seperti Anda yang berpendapat apa pun, misalnya Anda berkata, “Saya syiah, saya pengikut Imam Ja’far Ash-Shadiq,” tidak boleh dikafirkan, dengan ucapan ini, pandangan ini, tidak bisa dikafirkan.
Tidak yang diyakini orang-orang seperti Anda kecuali bahwa Anda mengagungkan Allah Swt., mengagungkan rasul-Nya, mengagungkan Alquran, mengagungkan umumnya kaum mukminin dan kalangan khusus dari mereka, serta keinginan untuk mensucikan diri Anda dari berbagai bentuk cacian, laknat dan makian kepada yang kecil dan besar. Inilah yang diyakini dan diduga berada pada orang seperti Anda, dan dikenal pada Anda. Ini tentu tidak membuat Anda keluar dari maslak keislaman. Yakni seperti ucapan Anda, “Saya adalah seorang syiah,” dari sini Anda tahu, bahwa kami, serta para ulama dan manusia-manusia terbaik umat ini, khususnya salaf shaleh kita dari Âl Abi Alawi, mereka adalah orang-orang yang paling jauh dari kebiasaan mengkafirkan, khususnya terhadap umat Islam, sampai seperti bunyi redaksi hadis Nabi saw., “Sampai kalian lihat mereka menunjukkan kekufuran secara benar-benar jelas.” Yakni tidak lagi perlu di takwil.
Namun demikian, mereka mengatasi perkara ini (kekufuran seseorang yang benar-benar jelas) tidak dengan atau dengan mencaci dan memaki, tetapi dengan memintanya bertaubat, dan menjelaskan masalah kepadanya, jika ia tidak juga bertaubat maka di serahkan kepada walî amr. Penyelesaian masalah oleh mereka hanya sampai di sini saja. Inilah cara yang di tempuh oleh para salaf saleh kita.
Maka, kami sedikit pun tidak membenarkan takfir (pengkafiran) yang merupakan budaya kaum khawarij yang telah mengkafirkan para sahabat, mengkafirkan Sayidina Ali dan para pengikutnya dan siapa saja yang bersamanya, meski demikian, Imam Ali tak mau mengkafirkan mereka. Maka kami bersama mazhab Imam Ali tersebut. Para sahabat bertanya, “Apakah mereka (kaum khawarij) adalah orang-orang kafir?” Imam Ali menjawab, “Tidak , mereka lari dari kekufuran.” “Apakah mereka orang munafik?” tanya mereka lagi. “Tidak, orang-orang munafik tidak berzikir menyebut nama Allah, sedangkan mereka banyak berzikir menyebut-Nya.” “Lalu kami namakan apakah mereka?” tanya mereka. “Mereka adalah saudara-saudara kita yang telah memerangi kita.”
Dalam riwayat lain Sayidina Ali berkata, “Mereka telah ditimpa fitnah, maka mereka buta dan tuli…” Beliau tidak mau menyebut mereka kafir atau munafik. Maka manhaj Sayidina Ali inilah yang juga merupakan manhaj Al-Faqih Al-Muqaddam, Sayidina Assegaf, Sayidina Al-Muhdhar, dan juga berarti manhaj kita semua. Inilah yang kita anut dan pegang teguh. Padahal, orang-orang khawarij membawa pedang dan memerangi Imam Ali. Mereka telah memerangi manusia-manusia terbaik dari umat ini yang begitu jelas disaksikan keutamaan mereka oleh Alquran dengan sebutan as-sâbiqûn al-awwalûn; as-sâbiqûn al-awwalûn berada pada barisan pasuka Imam Ali. Kaum Khawarij memerangi mereka, mereka mengangkat senjata mereka memerangi manusia-manusia terbaik umat ini. Namun Imam Ali tak mau mengkafirkan mereka, karena sifat wara’ dan ketakwaannya, serta karena keluasan ilmunya, dan beliaulah pintu masuk kota ilmu. Maka manhaj inilah yang kita gunakan, dan inilah manhaj para salaf kita, semoga Allah Swt. meridhai mereka semua.
Paling penting yang harus kita perhatikan banyak sekali dari kalangan putra-putri kita yang menjadi sasaran kristenisasi dan target incaran orang-orang Nasrani. Seperti apa upaya Anda dalam menghadang gerakan ini? Wajib bagi Anda sekalian untuk memikirkan secara serius dalam menghadapi fitnah dan bencana besar ini, dimana putra-putri kita menjadi target kristenisasi, di kepulauan manapun di kawasan Indonesia secara khusus. Kedua, sejumlah putra-putri kita biasa meninggalkan salat-salat fardu, tidak mengerjakannya, ada juga yang menunda-nunda pelaksanaannya, tiga waktu, empat waktu, dan tidak mempedulikannya. Mereka salat setelah lewat waktu-waktu shalat fardu yang ditetapkan, di antara mereka ada juga yang tidak mengetahui kewajiban-kewajiban yang bersifat fardhu ‘ain, dan ada juga dari mereka yang saling memutuskan silaturahmi, pelanggaran-pelanggaran mereka itu berdampak pada siapa?
Barangkali, beberapa bencana yang turun di tengah-tengah kita, yang dialami beberapa saudara kita adalah peringatan dan sanksi atas kelalaian Anda sekalian terhadap kewajiban yang seharusnya Anda tunaikan. Karena Anda lalai, maka dampaknya kembali kepada Anda sekalian dengan lebih dahsyat. Maka, persoalan ini adalah di antara sekian banyak persoalan yang menuntut kerja sama dan kekompakan kita semua, demi melindungi putra-putri kita dari bahaya kekufuran dan melindungi mereka dari berbagai bentuk kemungkaran yang disepakati khususnya dalam lingkup kalangan zuriah suci, kemudian untuk saudara-saudara kita yang lain. Ini adalah satu di antara sejumlah kewajiban utama yang patut menjadi bahan perhatian sejauh kemampuan kita sejauh.
Adapun dalam menyikapi apa yang terjadi berupa munculnya sejumlah perbedaan pendapat, adalah menyikapi dengan bijaksana, dan memberikan bimbingan dengan rahmat dan kasih sayang, serta dengan berusaha untuk menjelaskan hakikat permasalahan semaksimal mungkin, merekatkan kembali perpecahan, dan meredam fitnah semampu kita. Inilah seharusnya sikap yang harus kita miliki. Marilah semaksimal mungkin kita berusaha agar jangan ada di antara kita pencaci, pemaki, pelaknat, dan yang sering mengkafir-kafirkan.
Sedangkan mengenai kapan hasilnya dapat kita wujudkan, apakah dalam satu-dua hari, satu bulan, atau satu tahun, hal itu sesuai kadar ketulusan kerja keras kita, Insya Allah hasilnya dapat kita wujudkan. Alhamdulillah, setiap individu dari kita sungguh jauh sekali dari keraguan kitabullah atau sunah Rasul saw. atau petunjuk para salaf saleh masing-masing dari Anda sekalian jauh sekali dari keraguan akan Kitab Tuhannya dan sunah Nabinya, serta ajaran salaf salehnya. Lalu bagaimana mungkin (salah seorang dari Anda) dapat diberi cap kafir, yang berarti keluarnya seseorang dari Islam, seperti ketika saya jawab pertanyaan Anda, karena takfir (pengkafiran) adalah sesuatu adalah sesuatu yang paling keji di alam wujud ini. Tidak ada yang paling keji melebihi takfir dan lebih buruk lagi adalah kemusyrikan, yakni mempersekutukan sesuatu bersama Allah. Inilah hal terburuk.
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Jakarta - Indonesia
Tak Ada Yang Bisa Jelaskan Cinta
Akal Tak Berdaya Dalam Menguraikan Cinta (Rumi)
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
Sayyid Muhamad al Maliki bersama para ulama dan cendikian Muslim Syi’ah dan Sunni asal Arab Saudi.
Dari kiri Ali Baqir al Musawi, Doktor Muhammad Sa’id Thayyib, Sayyid Hasyim as Salmân, al marhûm Sayyid Muhammad Alawi al- Maliki, Doktor Sâmi dan Amin al Aththâs.
Foto ini diambil di sela-sela Dialog Nasional yang diselenggarakan Kerajaan Arab Saudi yang dihadiri oleh para ulama dan pemikir Saudi dari berbagai mazhab Islam.
Klik wajah orang pada foto untuk memberi tanda. Pencerah akan diminta untuk menyetujui semua tanda sebelum orang lain dapat melihatnya. |
sumber:http://www.facebook.com/home.php?#!/alghauts
0 comments to "Sunni, Syi'ah, Wahabi bersatu demi Islam hadapi Zionis Internasional...!!!!"