Agresi terus menerus yang dilakukan rezim Zionis Israel ke kawasan Gaza dan eskalasi ketegangan di wilayah ini mengisyaratkan akan niat Zionis untuk menyulut kembali perang di kawasan. Namun demikian, aksi itu ditanggapi dengan enteng oleh bangsa Palestina di Gaza, khususnya pemerintahan Hamas. PM Ismail Haniyah mengatakan, "Dengan kekalahannya melawan pejuang muqawama di Gaza, kecil kemungkinan Rezim Zionis Israel akan menyulut perang baru di kawasan." Haniyah menepis adanya rencana Israel untuk menggelar perang baru setelah rezim itu dipermalukan dalam perang 22 hari tahun 2009.
Mengenai gertakan para petinggi Zionis yang meningkat akhir-akhir ini, PM Palestina menegaskan, ancaman menyulut perang baru hanya gertakan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti rakyat Palestina. Dengan demikian, Israel berharap bisa melemahkan semangat muqawama bangsa Palestina.
Seraya menyinggung dampak buruk yang harus dihadapi Israel akibat serangan pasukan komandonya ke kapal Mavi Marmara dan konvoi Freedom Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza beberapa bulan lalu, Ismail Haniyah menandaskan, dalam kondisi seperti ini kecil kemungkinan Rezim Zionis akan kembali melakukan tindakan bodoh. Haniyah menyatakan bahwa sebagai pihak yang dirugikan oleh muqawama, Rezim Zionis jelas akan melakukan segala cara untuk melemahkan resistensi bangsa Palestina.
Namun demikian, para petinggi Hamas menegaskan akan membalas dengan sengit segala tindakan bodoh yang mungkin dilakukan Israel. Salah Bardawil, salah seorang tokoh Hamas mengatakan, "Bangsa Palestina siap melawan tindakan gegabah Israel dalam menyulut perang baru terhadap Gaza."
Bardawil menandaskan, tahun 2009 yang lalu warga Gaza telah menunjukkan resistensi dan perlawanannya yang sengit dalam perang 22 hari. Dengan izin Allah, dalam bentrokan di masa mendatang perlawanan mereka akan lebih sengit dari sebelumnya.
Pernyataan senada juga disampaikan Ismail Ridhwan, tokoh Hamas lainnya. Ridhwan bahkan menjamin bahwa hanya kekalahan yang bakal didapat Israel jika berani menyerang Gaza. Juru bicara Hamas ini menepis kemungkinan terjadinya perang baru Israel di Gaza seraya menambahkan, "Para petinggi Zionis sendiri menyadari bahwa menyerang Gaza berarti kekalahan." Sama dengan PM Ismail Haniyah, Ridhwan dalam pernyataannya menyebut ancaman dan gertakan yang akhir-akhir ini kerap terlontar dari mulut para petinggi Zionios tak lebih dari perang urat saraf yang hanya berguna untuk kepentingan internal Israel. (IRIB/AHF/AR/31/10/2010)Rakyat Gaza, Palestina, kembali menunjukkan rasa ukhuwah dan solidaritasnya kepada rakyat dan bangsa Indonesia yang terus dilanda bencana, khususnya bencana tsunami di Mentawai dan letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Rakyat Gaza menyumbang masing-masing sebesar dua ribu dolar AS untuk korban tsunami dan letusan gunung Merapi.
Ziad Said Mahmud asal Gaza, kordinator bantuan kemanusiaan internasional Palestina dan juga Direktur Al-Sarraa Foundation menjelaskan, sumbangan untuk korban bencana di Indonesia merupakan hasil keputusan musyawarah antara ulama dan rakyat Palestina, baik yang ada di Jalur Gaza maupun di Suriah. Demkian ujar Ziad dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (31/10).
Lebih lanjut, Ziad menjelaskan, "Kami tahu, jumlah ini tidak seberapa dibandingkan kesusahan yang sedang dialami saudara-saudara kami di Mentawai dan Merapi. Tapi terimalah ini sebagai tanda cinta kami. Kita satu tubuh. Kalian sakit, kami ikut sakit, sebagaimana kalian merasa sakit ketika melihat kami sakit dan menderita karena dijajah Israel,"
Bantuan untuk korban Tsunami di Mentawai sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Ustadz Ferry Nur, Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), sedangkan bantuan untuk korban letusan Gunung Merapi juga sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Amirul Iman, Direktur Operasional Sahabat Al-Aqsha.
''Insya Allah, bantuan dari rakyat Gaza, Palestina akan kami sampaikan kepada mereka yang berhak secara langsung dan saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya kepada rakyat dan bangsa Indonesia,'' ujar Ustad Ferry Nur.
Beberapa kali rakyat Gaza memberikan sumbangan untuk korban bencana di Indonesia. Sebelumnya pada 2006, rakyat Gaza juga memberikan sumbangan sebesar Rp 5 juta bagi korban gempa di Yogyakarta dan Klaten, Jawa tengah.
Begitu pula saat gempa bumi tektonik berkekuatan 7,6 skala richter di Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang, Sumatra Barat. Rakt Gaza tak lupa memberikan sumbangann yang diserahkan melalui pengurus KISPA. (IRIB/Republika/RM/31/10/2010)Perdana Menteri pilihan rakyat Palestina, Ismail Haniyah menilai ancaman Rezim Zionis Israel untuk kembali menyerang Jalur Gaza sebagai perang urat syarat dengan tujuan menggembosi semangat perjuangan bangsa Palestina.
Pernyataan ini dikemukakan Haniyah kemarin malam (Sabtu 30/10) saat menghadiri acara pernikahan massal para korban perang 22 hari. Ia menekankan bahwa kecil kemungkinan Israel berani memulai perang baru di kawasan Jalur Gaza. Demikian dilaporkan Fars News mengutip pusat informasi Palestina.
"Saya tidak melihat keberanian Israel dalam waktu dekat untuk menggelar perang, karena musuh telah kalah total dalam perang Furqan. Kemudian Israel dililit berbagai kesulitan termasuk laporan Goldstone serta aksi brutal terhadap kapal Mavi Marmara. Saat ini para petinggi Israel tidak berani keluar dan melawat berbagai negara karena takut ditangkap pengadilan tinggi internasional karena kejahatan mereka," demikian ditegaskan Haniyah.
Ia menjelaskan, meski kami mengetahui dengan jelas kondisi musuh, kami tetap bersabar dan sejumlah isu yang disebar oleh Israel dengan didukung sejumlah pihak di kawasan tidak akan memperlemah tekad kami. "Pernikahan massal para korban perang 22 hari adalah bukti nyata," ungkap Haniyah.
Perdana menteri pemerintahan Hamas di Gaza mengatakan, musuh menggunakan berbagai metode untuk menghancurkan perlawanan rakyat Palestina. Di sisi lain kami berusaha membentuk jati diri dan menyiapkan faktor-faktor yang dapat memperkokoh bangsa ini serta menghidupkan rekonsiliasi nasional dan muqawama, ujar Haniyah.
Di bagian lain pidatonya, Haniyah mengisyaratkan brutalitas warga Zionis ke kota Ummul Fahm di Tepi Barat. Dikatakannya, meski adanya upaya gencar Israel untuk mengubah nama kota ini namun Ummul Fahm tetap berhasil menjaga identitas kePalestinannya. Kota ini akan tetap bertahan dalam menghadapi aksi brutal musuh. (IRIB/Fars/MF/SL/31/10/2010)Bulan Desember 2008 rezim Zionis Israel menyerang Jalur Gaza yang menggugurkan 1.500 warga Palestina dan mencederai lebih dari 5.000 lainnya. Sebagian korban cedera itu mengalami cacat. Meski demikian mereka tetap tidak kehilangan semangat untuk melanjutkan hidup.
Para korban cacat di Gaza yang masih bujang juga tetap bertekad membangun "keluarga sakinah". Demikian dilaporkan Qodsna. Berikut ini foto-foto acara pernikahan para korban perang 22 hari di Gaza.
Seruan "mampus Amerika" dan "mampus Israel" menggema di hampir seluruh jalan-jalan Gaza kemarin (29/10) yang diteriakkan oleh ribuan warga yang mendukung muqawama.
Yediot Aharonot melaporkan, para remaja, pemuda dan anak laki-laki mengenakan T-shirt putih diwarnai slogan dan potret para syuhada mengibarkan bendera-bendera hitam sebagai simbol muqawama.
"Israel tidak akan membawa perdamaian ke wilayah ini, dan hanya menyulut perang dan kehancuran. Oleh karena itu, slogan semua pihak harus menyerukan penghapusan eksistensi Israel," kata Ramadhan Sallah, pemimpin muaqawama Palestina di Damaskus, Suriah.
Sallah, pejuang Palestina yang namanya tercantum dalam daftar buron Israel dan Amerika Serikat itu, mengirimkan pesan yang direkam untuk peringatan gugur syahidnya pemimpin Jihad Islam Palestina, Fathi Shiqaqi di Malta tahun 1995, akibat teror agen-agen Zionis.
Para pejabat senior Hamas juga bergabung pada acara yang digelar di lapangan terbuka. Diperkirakan para peserta acara tersebut mencapai 100.000 orang.
Hamas mengizinkan kelompok Jihad Islam menggunakan lapangan yang biasanya digunakan untuk latihan dan demonstrasi para pejuang Hamas.
Pada acara akbar tersebut, Jihad Islam menekankan penolakan perundingan damai dengan Israel. "Opsi negosiasi telah membentur jalan buntu, dan kami bertanya-tanya mengapa Otorita Palestina bersikeras untuk berunding dengan musuh," tegas Sallah.
Ia mendesak pengakhiran perundingan dan upaya lebih lanjut dalam menyelesaikan friksi antargerakan muqawama. (IRIB/MZ/SL/30/10/2010)
UNESCO Bikin Geram Israel
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah membuat geram Israel dengan menyatakan bahwa tempat-tempat bersejarah di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Baitul Maqdis (Yerusalem)-yang disucikan baik oleh kaum Muslim dan Yahudi-adalah milik bangsa Palestina.
Dewan UNESCO, dalam sidang dua tahunan yang berakhir pekan lalu, menetapkan proposal yang diajukan oleh negara-negara anggota Islam tentang situs-situs bersejarah dan dinilai suci baik oleh Kaum Yahudi dan Muslim.
Israel, awal tahun ini, memasukkan dua situs suci di Tepi Barat yaitu masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal ke daftar warisan mereka.
Warga Palestina menilai penambahan dua situs tersebut ke dalam daftar warisan bersejarah Israel sebagai perampasan wilayah.
DPA (29/10) melaporkan, "Terkait masalah Masjid Bilal ewan UNESCO melakukan voting dengan hasi 44 suara setuju melawan satu suara menentang dan 12 abstain. Hasil voting tersebut menegaskan kembali bahwa situs tersebut "merupakan bagian tidak terpisahkan dari wilayah Palestina dan bahwa setiap tindakan sepihak dari pihak Israel harus dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional."
Pada saat yang sama, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, mengeluarkan pernyataan yang menilai keputusan UNESCO itu bersifat politis. "Penentuan situs-situs bersejarah di Tepi Barat yang disucikan baik oleh kaum Muslim dan Yahudi adalah tindakan "tidak masuk akal," katanya.
Dewan Eksekutif UNESCO juga menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas operasi penggalian yang sedang berlangsung di bahwa tanah Masjid Al-Aqsa.
UNESCO dikecam para pejabat dan media Israel dengan alasan yang mereka sebut dengan "pendistorsian sejarah dan politisasi warisan budaya".
Selama konflik 1967, Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Baitu Maqdis timur, aksi yang telah berulang kali dikecam masyarakat internasional. (IRIB/MZ/SL/30/10/2010)
0 comments to "Zionis menggertak dibalas dengan gertakan!!!!!!"