Ironis memang, sampai sekarang kian banyak saja para politisi negara-negara Barat yang masih paranoid dengan Islam. Setelah melontarkan pernyataan kontroversial yang menyinggung perasaan warga muslim, Menteri Dalam Negeri Jerman Hans-Peter Friedrich kembali melontarkan isu yang tak kalah pedasnya. Politisi Partai Kristen Demokrat yang baru saja ditunjuk sebagai mendagri sejak awal Maret lalu itu, justru meminta masyarakat muslim untuk mempererat kerjasama keamanan dengan pemerintah termasuk dengan cara memata-matai warga muslim lainnya.
Tentu saja ajakan sarat muatan islamfobia itu menuai banyak kritikan. Yang patut disesalkan lagi, ajakan tersebut justru dilontarkan Friedrich di sela-sela Konferensi Islam Ketiga di Berlin. Padahal, konferensi ini diharapkan menjadi momentum bagi Friedrich untuk kembali memperbaiki hubungannya dengan warga muslim. Sebelumnya, tak lama setelah ia diangkat sebagai mendagri, ia sempat menyebut Islam bukan bagian dari identitas nasional Jerman dan hanya terbilang sebagai bagian dari masyarakat modern negara itu.
Dalam Konferensi Islam yang digelar setiap tahun sejak 2006 di Jerman itu, Hans-Peter Friedrich menyeru masyarakat muslim untuk menjalin kemitraan keamanan dengan pemerintah guna mencegah tumbuhnya ekstrimisme di kalangan 4,2 juta warga muslim Jerman. Secara blak-blakan, tokoh konservatif Bavaria itu meminta warga muslim untuk menghimpun informasi dan laporan mengenai ceramah keagamaan para ulama dan aktifitas kelompok-kelompok dan organisasi keislaman di Jerman.
Tak ayal, seruan bernada sentimen anti-Islam itu langsung mendapat reaksi keras dari para kelompok-kelompok Islam yang turut berpartisipasi dalam konferensi tersebut. Konferensi yang awalnya digagas untuk mencari solusi untuk memberantas kemiskinan di kalangan komunitas muslim dan menyelesaikan masalah yang dihadapi para pelajar muslim dalam sistem pendidikan Jerman itu, tiba-tiba berubah menjadi konferensi keamanan.
Banyak tokoh-tokoh Islam dan kalangan oposisi yang menilai Konferensi Islam di Berlin kali ini hanya sebagai ajang bagi pemerintah untuk mempromosikan kebijakan keamanannya yang justru merugikan integrasi nasional. Bahkan program kemitraan keamanan yang dilontarkan Friedrich itu disebut-sebut oleh sejumlah kalangan sebagai gerakan kampanye terbuka yang mengajak masyarakat muslim untuk saling memata-matai dengan imbalan bantuan sosial pemerintah.
Karuan saja, kebijakan kontroversial mendagri Jerman itu bukan hanya menyulut reaksi di kalangan warga muslim saja. Bahkan rekan-rekan satu kabinet Friedrich pun merasa gusar dan khawatir. Menteri Kehakiman Jerman Brigitte Zypries menuding Friedrich telah merusak usaha-usaha untuk memperkuat integrasi nasional.
Yang jelas, kenyataan ini membuktikan bahwa masih banyak politisi Barat yang berpegang pada asumsi keliru soal Islam dengan menyamakan agama ini dengan terorisme. Tak syak, jika hal itu terus dibiarkan, maka segala upaya untuk menghapus friksi sosial di kalangan warga Jerman terhadap saudara sebangsanya yang muslim bakal terancam pudar. (IRIB/LV/NA/30/3/2011)
0 comments to "Beginilah Kampanye Mematai-matai Sesama Muslim ala Jerman"