Permintaan Iblis kepada Allah SWT
“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.” Tentang permintaan Iblis ini, Allah berfirman, “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64).
“Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Dia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.” Allah berfirman, “Orang-orang yang boros adalah saudara-saudara syaithan.” (QS Al-Isra : 27)
“mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 – 119).
Inilah Perbudakan Modern di Qatar
Perlakuan tidak manusiawi, penindasan dan penghinaan telah menambah kesengsaraan para pekerja asing di Qatar.
Koran New York Times menulis, seorang pekerja asing di Qatar yang bekerja di sektor jasa mengatakan, saya hidup dalam kondisi sulit akibat situasi buruk di pekerjaan. Selama 24 jam saya hanya makan sekali dan selama sepekan penuh harus bekerja. Demikian televisi Alalam melaporkan, Ahad (21/4).
"Situasi ini lebih mirip dengan perbudaan daripada bekerja," ujarnya.
Ia menambahkan, setelah tujuh bulan bekerja di Qatar, saya memutuskan untuk berhenti dan kembali ke negara saya. Namun pemimpin di bagian jasa di tempat saya bekerja menghina saya dan mengatakan, "Anda tidak dapat mengudurkan diri tanpa persetujuan saya atau Anda harus tinggalkan Qatar!"
Koran Perancis, Courrier International, dalam laporannya menulis, lebih dari 1.200.000 pekerja asing berada di Qatar, di mana jumlah tersebut merupakan 94 persen dari pekerja di negara itu.
Menurut koran tersebut, sistem jaminan bagi pekerja asing telah menyengsarakan mereka, bahkan mereka tidak dapat mengundurkan diri atau meninggalkan Qatar tanpa persetujuan pengusaha di tempat mereka bekerja.
Berdasarkan laporan lembaga-lembaga pembela Hak Asasi Manusia, banyak pekerja asing di Qatar berada dalam kondisi memprihatinkan. Mereka dipaksa untuk bekerja dan semua urusan sepenuhnya berada di tangan majikan atau pengusaha di tempat mereka bekerja. (IRIB Indonesia/RA)
Inilah Statemen Mengejutkan Raja Saudi
Penguasa Arab Saudi, Raja Abdullah bin Abdul Aziz menuntut hukuman berat terhadap mereka yang mendorong para remaja di negara itu untuk berperang di Suriah mendampingi kelompok teroris, Front al-Nusra, dalam memerangi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
"Saya mendengar ada orang-orang yang menipu remaja kami dan menanamkan kebencian dan permusuhan dalam diri mereka. Hukuman penjara bagi orang-orang ini tidaklah cukup," kata Raja Abdullah dalam pertemuan dengan para pejabat dan ulama Saudi pada Selasa (23/4).
Ia menambahkan, mereka yang menipu anak-anak harus diganjar dengan hukuman yang lebih berat.
Lebih lanjut Raja Saudi menyebut permusuhan di antara bangsa sebagai "haram" terbesar dan menjelaskan bahwa orang-orang tersebut tengah berusaha menumbuhkan kebencian di antara masyarakat.
Statemen tersebut baru dilontarkan Raja Abdullah ketika sejak meletusnya kekerasan di Suriah dua tahun lalu, ratusan orang berkewarganegaraan Saudi telah dikirim ke Suriah untuk berperang dengan militer negara itu.
Pengiriman tersebut atas dasar fatwa provokatif Mufti dan ulama Wahabi dengan bantuan kelompok-kelompok Salafi ekstrim. (IRIB Indonesia/RA)
Al-Watan: Qardhawi Layani Kepentingan Rezim Qatar
Gelombang kecaman terhadap Sheikh Yusuf Qardhawi mengalir deras dari berbagai kalangan. Kali ini datang dari koran Aljazair, Al-Watan. Koran berbahasa Perancis itu mengkritik keras sepak terjang Qardhawi yang mengeluarkan fatwa pengobar fitnah di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Kini, kredibilitasnya sebagai pemimpin agama telah sirna. Sebab posisinya sebagai ulama telah dipergunakan untuk melayani kepentingan rezim Qatar," tulis koran al-Watan, mengutip Al-Alam (Jumat,26/4).
"Merpati perdamaian (sebagai simbol) bagi Qardhawi telah terbang dan kini berganti dengan datangnya elang-elang perang," ungkap koran Aljazair berbahasa Perancis itu menyindir fatwa tendensius Qardhawi tentang Suriah.
Koran al-Watan menulis, "Milisi teroris Front Al-Nusra senantiasa memuji fatwa provokatif Qardhawi dalam konflik Suriah,".
Menurut koran Aljazair itu, Qardhawi sangat tahu Front Al-Nusra mendapat dukungan persenjataan lengkap dari rezim Qatar demi menggulingkan rezim Assad atas nama jihad.
"Fatwa Qardhawi menguntungkan oposisi Suriah sekaligus menyulut fitnah bagi revolusi negara-negara Arab. Dengan air mata buayanya, Qardhawi mengobarkan perang yang semakin berkecamuk di Suriah," tulis Al-Watan.
Milisi al-Nusra yang mendapat "restu fatwa jihad" dari Qardhawi tercatat sebagai gerakan teroris internasional paling berbahaya yang menumpahkan begitu banyak darah di Suriah.
Selain membunuhi rakyat sipil dan menyerang pasukan keamanan Suriah, anggota kelompok teroris, Front al-Nusra juga menghancurkan infrastruktur hingga rumah ibadah. Baru-baru ini milisi teroris ini menghancurkan menara Masjid Jami Umayyah dan pintu masuk sebelah selatan masjid tersebut dengan bahan peledak. Berbagai laporan menunjukkan milisi teroris bersenjata sengaja didatangkan dari luar Suriah untuk menjatuhkan rezim Assad.(IRIBIndonesia/PH/SL)
Qaradhawi Kembali Berulah Tebar Klaim dan Tudingan Terhadap Syiah
Yusuf Qaradhawi, mufti Sunni Mesir dan bapak spiritual kelompok ekstrimis Salafi, kembali berulah mengecam Perdana Menteri Irak dan menyebut kaum Syiah sebagai mufsiduna fil ardh (perusak di muka bumi).
FNA (28/4) mengutip keterangan Aliraqnet menulis, mufti Mesir yang bermukim di Qatar dan sekaligus pembimbing kelompok ekstrimis Salafi itu mengecam Perdana Menteri Irak, Nouri Al-Maliki dan menudingnya sedang bekerjasama dengan Iran dan Hizbullah untuk membantai warga Sunni.
Dalam khutbah provokatifnya, Qaradhawi mengatakan, "Para saudara Sunni kita di Irak sedang berperang demi menjaga diri dan agama mereka… sekarang Irak hanya untuk orang-orang Syiah dan Maliki berkuasa dengan uang dan kehormatan mereka dan Iran mendukungnya."
Ditambahkannya, "Saudara-saudara kita telah bersabar untuk waktu yang sangat lama… semua orang Syiah sedang bergerak melawan Ahlussunnah dan mereka adalah mufsiduna fil ardh."
Dalam upayanya memprovokasi kelompok Sunni untuk memerangi Syiah, Qaradhawi mengatakan, "Kami memperingatkan kepada Al-Maliki dan orang-orang yang mendukungnya bahwa ini merupakan kekeliruan besar karena Anda sebenarnya sedang berperang dengan umat Islam yang 90 persennya adalah Sunni dan mereka tidak akan bungkam lagi."
Qaradhawi yang menilai aksi demonstrasi bangsa-bangsa sebagai jihad melawan kezalima dan kefasadan, beberapa waktu lalu mengemukakan pernyataan yang mendukung politik Arab Saudi, menilai revolusi dan demonstrasi warga Bahrain sebagai fitnah.
Diklaimnya bahwa apa yang sedang terjadi di Bahrain bukan revolusi sebuah bangsa melainkan revolusi sektarian dan etnis serta tidak berbeda dengan apa yang terjadi di Tunisia, Libya dan Mesir.
Di sisi lain, Qaradhawi juga terkenal dengan sikap-sikap ekstrimnya dalam menentang pemerintah Suriah serta dukungan penuhnya terhadap para teroris yang beroperasi di Suriah. Qaradhawi bahkan mendapat julukan "bapak angkat para teroris."
Beberapa waktu lalu, Qaradhawi meminta negara-negara Arab untuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan politik terhadap Iran dan Rusia karena dukungan kedua negara itu terhadap pemerintahan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Di saat para teroris dukungan Amerika Serikat, Barat, Israel dan sekutunya di kawasan setiap harinya membantai warga sipil dan tentara, Qaradhawi menyatakan bahwa tanggung jawab pembunuhan warga tak berdosa di Suriah itu harus ditanggung oleh Iran dan Rusia. (IRIB Indonesia/MZ)
Mantan Ketua Mossad: Israel Harus Jatuhkan Pemerintah Suriah
Mantan ketua Agen Spionase rezim Zionis Israel (Mossad) mendesak Tel Aviv agar mengerahkan segala upayanya untuk menggulingkan pemerintahan Suriah.
Meir Dagan mengatakan, Tel Aviv harus menurunkan Bashar Assad dari tampuk kekuasaannya karena dari sisi strategi itu akan menguntungkan Israel. Demikian dilaporkan Fars News (30/4).
Ditambahkannya, kejatuhan Assad memiliki banyak keuntungan, di antaranya adalah putusnya hubungan Iran dan Hizbullah, melemahnya posisi regional Iran dan memperlemah pengaruh Hizbullah dalam banyak peristiwa di kawasan.
Israel, kata Dagan, tidak boleh takut dengan kemungkinan munculnya pemerintahan Islam pengganti pemerintahan Damaskus saat ini, pasalnya Arab Saudi dan negara-negara Teluk Persia akan bekerja keras agar Suriah dipimpin oleh orang-orang yang mereka sebut moderat.
Sementara itu, Benyamin Ben Eliezer, anggota Knesset dari Partai Pekerja, sekaligus mantan Menteri Peperangan rezim Israel mengaku putus asa atas diamnya dunia internasional dalam menyikapi masalah Suriah. Ia juga memprotes penggunaan senjata non-konvensional di negara itu.
Dagan meminta Israel bersiap untuk melakukan invasi militer ke Suriah. Pasalnya penggunaan senjata kimia di Suriah tidak diragukan lagi, dan jika senjata-senjata itu jatuh ke tangan Hizbullah serta agen-agen teroris, pasti akan digunakan untuk melawan Israel.
"Keamanan Israel berada dalam bahaya dan ancaman tidak datang dari negara yang jauh, ancaman muncul dari sekitar perbatasan negara tetangga. Oleh karena itu intervensi Israel dalam krisis Suriah adalah keharusan," tegasnya.
Pasca kekalahan telak kelompok teroris dalam perang terbuka melawan pasukan pemerintah Suriah, dan kegagalan petinggi Tel Aviv dan sebagian negara kawasan untuk menggulingkan Bashar Assad, Israel berupaya untuk menyeret Washington dan kroninya dalam perang Suriah. (IRIB Indonesia/HS)
Yusuf Qaradawi: Pemberontak Suriah tidak Membahayakan Israel
Mufti Qatar mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Amerika Serikat karena telah mendukung kelompok-kelompok bersenjata di Suriah dan menepis kekhawatiran Washington terkait langkah kelompok-kelompok itu yang diprediksi akan melawan rezim Israel pasca kejatuhan pemerintahan Suriah.
Sebagaimana dilaporkan TV Alalam (30/4), Syeikh Yusuf Al Qaradhawi berterimakasih kepada Amerika karena telah membantu pemberontak bersenjata yang saat ini tengah berperang dengan militer, aparat keaman dan warga Suriah.
Mufti Mesir kewarganegaraan Qatar dan bapak spiritual kelompok Salafi garis keras itu mengatakan, "Kami berterimakasih kepada Amerika yang telah memberikan bantuan persenjataan senilai 60 juta dolar kepada para pejuang dan kami berharap agar bantuan itu ditingkatkan."
Ia menambahkan, "Amerika mengkhawatirkan Israel karena takut jika kelompok bersenjata menang, maka mereka akan berangkat ke Israel, dari mana asalnya klaim ini?".
"Kenapa Amerika tidak melakukan aksi di Suriah seperti yang pernah mereka lakukan di Libya?, lanjutnya.
Qaradawi mengklaim, Amerika harus membela rakyat Suriah. Amerika harus berjuang dengan jantan dan berperang demi Tuhan, nilai-nilai kebaikan serta kebenaran.
Mufti yang merupakan salah satu pendukung utama serangan NATO ke Libya itu seringkali menyampaikan keinginannya agar negara-negara asing dan Barat melakukan invasi militer ke Suriah untuk menggullingkan pemerintahan Bashar Assad. (IRIB Indonesia/HS)
Syeikh Wahabi Mesir Kecam Syeikh Qaradhawi
Syeikh Hafidh Salamah, pemimpin Front Rakyat—salah satu gerakan Wahabi—di kota Suez Mesir, mengecam Syeikh Yusuf Qaradhawi, Mufti Qatar, karena berterima kasih kepada Amerika Serikat yang telah membantu kelompok bersenjata di Suriah.
Alalam (5/4) melaporkan, Salamah dalam khutbahnya di Masjid Al-Nur pasca shalat Jumat mengemukakan pertanyaan ini "apakah bukan Amerika Serikat yang menduduki Irak dan Afghanistan?"
Syeikh Wahabi yang mendukung kelompok pemberontak di Suriah ini dan mengirim senjata serta dana kepada mereka mengatakan, "Masalah yang dipublikasikan tentang bantuan persenjataan senilai 60 juta USD itu tidak benar, karena saya sendiri beberapa waktu lalu berada di Suriah dan tidak melihat adanya senjata Amerika Serikat di tangan FSA."(IRIB Indonesia/MZ)
Wahabi Bakar Makam Sepupu Nabi Muhammad Saw
Hanya selang dua hari pasca penghancuran makam salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw, Hujr Ibn Adi, di Suriah, para Wahabi ekstrim kembali melakukan penodaan terhadap makam saudara Imam Ali bin Abi Thalib as di selatan Yordania.
Ratusan Wahabi ekstrim dan kelompok takfiri di Karak yang terletak di selatan Yordania membakar makam sepupu Nabi Muhammad Saw, Jafar bin Abi Thalib yang dikenal dengan Jafar al-Tayyar. Demikian dilaporkan FNA mengutip situs Arabpress, Sabtu (4/5).
Para pejabat Yordania hanya bungkam melihat aksi keji tersebut, bahkan media negara itu tidak mempublikasikannya.
Makam Jafar bin Abi Thalib terletak di wilayah al-Mazar, Provinsi Karak, sebelah selatan Yordania.
Pada Kamis, Front al-Nusra menyerang dan menggali makam salah satu sahabat dekat Nabi Muhammad Saw, Hujr Ibn Adi yang terletak di distrik Adra, dekat Damaskus dan mengambil jenazahnya ke tempat yang tidak diketahui.
.
Para ulama dari berbagai mazhab dan Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) langsung mengecam penodaan tersebut.
Hujr Ibn Adi adalah salah satu sahabat dekat Nabi Muhammad Saw dan juga sahabat Imam Ali as. Ia memimpin pasukan Muslim untuk meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran penting.
Meskipun dunia Islam mengecam berbagai penodaan terhadap tempat-tempat suci umat Islam dan makam para auliya Allah, namun kelompok-kelompok Wahabi terus melakukan tindakan keji tersebut. (IRIB Indonesia/RA/SL)
Qaradawi Sebut Hizbullah Partai Penjahat
Yusuf Qaradawi, Mufti Qatar dalam statemen terbarunya kembali menabuh gendang perpecahan mazhab dengan menyerang Hizbullah, Lebanon dan Nouri Al Maliki, Perdana Menteri Irak.
Seiring dengan ketakutan rezim Zionis Israel atas meningkatnya kekuatan gerakan perlawanan Islam, Qaradawi mengeluarkan statemen yang menyerang keras Hizbullah dan Sayid Hasan Nasrullah. Qaradawi berdoa agar Tuhan mengalahkan keduanya.
Seperti dikutip Fars News (4/5) dari situs berita Suriah, Jouhina News, Yusuf Qaradawi dalam khutbah Jumatnya di masjid Umar bin Khattab, kota Doha, Qatar menyinggung ancaman yang dikeluarkan Sayid Hasan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, hari Selalu lalu, dan mengatakan, "Hizbullah sama sekali tidak akan bisa memenangkan para penindas dan ini adalah partai setan." Jika mereka itu Hizbullah atau partai Allah Swt, mereka pasti membantu pengikut kebenaran dan rakyat Suriah dalam memerangi pemerintah zalim, namun partai ini, partai kejahatan dan pemberontak."
Pernyataan tersebut dikeluarkan Qaradawi mereaksi statemen Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah yang mengatakan, "Suriah di tingkat regional dan internasional memiliki sahabat-sahabat sejati yang sampai kapanpun tidak akan pernah membiarkan negara itu jatuh ke tangan Amerika Serikat, rezim Israel atau kelompok-kelompok Wahabi."
Pada kesempatan yang sama Qaradawi juga menyerang PM Irak, Nouri Al Maliki. Ia mengatakan, "Irak sekarang dimpimpin seseorang yang rakyat membencinya. Mereka melaknat pemimpin itu karena telah menyulitkan dan melakukan perbuatan-perbuatan melawan Ahlu Sunnah. Ia menuduh keyakinan itu salah dan menjatuhkan hukuman gantung bagi para pengikutnya."
Sejumlah sumber kepada Jouhina News menegaskan, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Qaradawi histeris atas kekalahan semua konspirasi yang dilancarkan Barat dan beberapa negara Arab, oleh karenanya ia tidak memiliki apa-apa lagi selain statemen-statemen provokatif yang menyerang mazhab, Hizbullah dan PM Irak.
Sumber-sumber itu mengolok-olok Qaradawi dengan mengatakan, "Qaradawi lupa bahwa Hizbullah telah mengalahkan Israel dan sepertinya mulut Qaradawi berlumuran tanah."
Terkait statemen Qaradawi yang menyerang Maliki, sumber itu mengatakan, "Memangnya Hamad bin Khalifa Al Thani menduduki posisi Emir Qatar karena dipilih rakyat, dan apakah kekuasannya bukan hasil kudeta terhadap ayahnya sendiri. Apakah ia tidak menjebloskan rakyatnya ke penjara dan bukankah pangkalan Al Adid tidak lain adalah masjid tempat Qaradawi dan orang-orang sepertinya shalat?". (IRIB Indonesia/HS)
Partai Al Shaab Palestina: Qaradawi Penyebar Fatwa-fatwa Fitnah
Palestinian Peoples Party atau Partai Al Shaab Palestina mengatakan tidak akan pernah menghadiri acara penyambutan Yusuf Qaradawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional.
Sebagaimana dilaporkan Fars News (6/5) mengutip Maan, Waleed Al Awad, anggota Biro Politik Partai Al Shaab, Palestina menyebut Qaradawi sebagai penyebar fatwa-fatwa fitnah dan partainya sampai kapanpun tidak akan menyambut kedatangan Mufti Qatar itu dalam kunjungannya ke Gaza. "Kami menghimbau kepada seluruh warga Gaza untuk memboikot kunjungan Qaradawi," tegasnya.
Al Awad lebih lanjut menjelaskan, Partai Al Shaab telah menerima undangan untuk menghadiri acara penyambutan Qaradawi yang akan mengunjungi Gaza melalui pintu perbatasaan Rafah.
Namun Partai Al Shaab menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa menghadiri acara tersebut. Alasan yang disampaikan partai itu karena Qaradawi adalah penyebar fatwa-fatwa fitnah dan telah menciptakan masalah di antara umat.
Masalah terbaru yang dibuat Qaradawi adalah fatwa terkait permohonan bantuan yang ia sampaikan kepada Amerika Serikat untuk melakukan agresi militer ke Suriah.
Partai Al Shaab, Palestina meminta seluruh warga Gaza untuk memboikot kunjungan Qaradawi ke kota mereka. (IRIB Indonesia/HS)
“Syeikh Qaradhawi Tidak Disambut di Gaza dan Palestina”
Brigade Syuhada Al-Aqsha dan Al-Audah merilis statemen menyatakan bahwa kunjungan Syeikh Qaradhawi ke Gaza, adalah "kunjungan negatif" dan berpotensi menyulut perpecahan khususnya masa dan motivasinya sangat mencurigakan.
Alalam (7/5) melaporkan, dua gerakan muqawama Palestina itu menyatakan, "Kami melihat kunjungan tersebut dengan mata penuh kecurigaan."
Disebutkan pula dalam pernyataan itu, "Kunjungan ini dilakukan atas instruksi Emir Qatar dan dalam rangka menutupi serangan udara Israel ke pinggiran Damaskus."
"Qaradhawi dan para pengikutnya harus mendukung Palestina dan Suriah, bukan justru menjadi pendukung pihak lawan, dan itu yang sedang dilakukan Qaradhawi saat ini. Pada hakikatnya dia sedang menyulut api fitnah dan perusakan."
Dua gerakan muqawama Palestina itu juga mengecam permintaan Qaradhawi kepada Amerika Serikat untuk memulai intervensi militernya ke Suriah. "Di Gaza, tidak ada yang menyambut kunjungan Qaradhawi, karena kunjungannya ke Gaza karena permintaan rezim Zionis Israel."
Di lain pihak, seorang pemimpin Fatah, Yahya Ribah mengatakan, "Kunjungan Qaradhawi ke Gaza tidak bermanfaat kecuali memprovokasi satu bagian dari Palestina untuk melawan bagian lainnya. Oleh karena itu kunjungan ini negatif bagi Palestina." (IRIB Indonesia/MZ)
Pasukan Israel Tangkap Mufti Palestina
Sejumlah media melaporkan bahwa pasukan keamanan rezim Zionis Israel menangkap seorang Mufti Palestina.
Menurut laporan Alalam, pasukan keamanan Israel pada Rabu (8/5) menyerbu kediaman Sheikh Muhammad Husein dan menangkapnya kemudian dibawa ke tempat yang tidak diketahui.
Sumber-sumber Palestina beberapa jam sebelum penyerbuan tersebut mengkonfirmasikan penangkapan Musthafa Abu Zahra, Ketua Komite Perbaikan Makam-makam Islam di Palestina. (IRIB Indonesia/RA/MF)
Militer Israel yang Bertugas Menjaga Qaradawi di Gaza
Beberapa sumber rezim Zionis Israel melaporkan, badan-badan keamanan rezim itu ditugasi untuk menjaga keamanan Yusuf Qaradawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional dalam kunjungannya ke Jalur Gaza.
Situs berita Israel Walla sebagaiman dikutip Fars News (8/5) mengumumkan, Qaradawi tiba di Jalur Gaza hari ini, Rabu (8/5) disertai rombongan yang terdiri dari 60 orang tokoh keagamaan dari beberapa negara Arab.
Walla menyebutkan, badan-badan keamanan Israel bertugas menjaga keamanan Qaradawi dalam kunjungannya ke Gaza yang akan berlangsung sampai Jumat mendatang. Mereka bertanggung jawab melindungi Qaradawi dari berbagai kemungkinan insiden dan aksi unjuk rasa warga Palestina.
Selain badan-badan keamanan Israel, sejumlah aparat keamanan Hamas juga dikabarkan ikut menjaga keamanan Mufti Qatar itu. Sehubungan dengan hal tersebut pengawasan keamanan telah diberlakukan di wilayah Selatan untuk mencegah terjadinya segala bentuk bentrokan di Gaza.
Kunjungan Qaradawi ke Gaza tetap dilakukan sekalipun mayoritas kelompok di Palestina menolak untuk menyambut kedatangannya dan menyebut ulama itu sebagai penyebar fatwa-fatwa perpecahan. (IRIB Indonesia/HS)
Otorita Ramallah: Paspor Qaradhawi Palsu
Kementerian Dalam Negeri Otorita Ramallah menyatakan bahwa Syeikh Yusuf Qaradhawi, Mufti Qatar, yang berkunjung ke Jalur Gaza atas instruksi para penguasa Qatar, ternyata menggunakan paspor palsu.
Alalam (10/5) melaporkan, pemerintah Otorita Ramallah telah menginformasikan kepada seluruh negara yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara bahwa Ketua Dewan Ulama Dunia, Syeikh Yusuf Qaradhawi, menggunakan paspor palsu.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa Kementerian Otorita Ramallah meminta negara-nengara tersebut untuk menyita paspor Qaradhawi dan menyerahkannya kepada pihak yang berwenang dalam hal ini.
Pemerintah Hamas Kamis (9/5) mengeluarkan visa kehormatan Palestina kepada Qaradhawi namun pihak Otorita Ramallah menolak visa tersebut dan bahkan menyebut seluruh dokumen yang dimiliki Qaradhawi palsu.
Kunjungan Syeikh Qaradhawi ke Jalur Gaza telah menimbulkan berbagai perselisihan antara para pejabat Otorita Ramallah dan Gaza. (IRIB Indonesia/MZ)
Saudi Ingin Capai Kesepakatan dengan Iran Soal Suriah
Situs berita rezim Zionis Israel, DEBKAfile mengabarkan, prioritas pertama Arab Saudi adalah stabilitas kondisi Lebanon melalui solusi bersama dengan Iran, dan setelah itu Riyadh berupaya mencapai kesepakatan dengan Tehran terkait nasib krisis Suriah.
Sebagaimana dilaporkan Fars News (14/5), DEBKAfile yang dekat dengan sumber intelijen dan militer Israel, dalam sebuah laporan tentang kemungkinan adanya perubahan pendekatan Saudi terkait masalah-masalah penting di kawasan seperti krisis Suriah dan kondisi internal Lebanon.
Menurut situs Israel itu, Saudi memutuskan untuk melanjutkan dialog dengan rival pentingnya di kawasan, Iran terkait upaya mengakhiri krisis Suriah dan menjamin masa depan politik Lebanon.
Dengan memperhatikan dukungan penuh Iran dan Rusia terhadap pemerintahan Bashar Assad, Presiden Suriah dan kemenangan akhir militer Suriah dalam menghadapi pemberontak, di sisi lain kebisuan Turki dalam menyikapi peledakan bom di desa Rihanly yang mengakibatkan 46 orang tewas, Riyadh memutuskan untuk mengakhiri langkahnya yang mengekor Amerika.
Sehubungan dengan hal ini, Saad Al Faisal, 13 Mei lalu memanfaatkan kesempatan pertemuan Organisasi Konferensi Islam untuk bertemu dengan Ali Akbar Salehi, Menteri Luar Negeri Iran.
DEBKAfile menjelaskan, petinggi Saudi berkesimpulan bahwa koalisi Iran, Hizbullah dan Suriah sedang mengalami kemajuan dan lebih baik mereka berpikir soal kepentingannya di Lebanon dan kelompok Saad Hariri, hasil yang belum mampu dicapai Barat dan Israel.
Dicapainya segala bentuk kesepakatan antara Iran dan Saudi bertentangan dengan bayangan Barack Obama, Presiden Amerika terkait masalah Suriah. (IRIB Indonesia/HS)
Fatwa Aneh Ulama Saudi: Perempuan Dilarang Nyalakan AC Saat Suami Tidak di Rumah
Salah satu ulama Salafi Wahabi di Arab Saudi merilis sebuah fatwa yang mengharamkan seorang perempuan menyalakan pendingin (AC) ketika suaminya tidak ada.
Seperti dilaporkan al-Alam, ulama Wahabi dalam beberapa tahun terakhir selain merilis beragam fatwa yang mengharamkan berbagai kelompok dan mazhab yang menentangnya, juga mengeluarkan fatwa menggelikan yang tidak sesuai sama sekali dengan akal dan rasio.
Contoh terakhir dari fatwa menggelikan tersebut adalah sikap seorang Salafi Wahabi yang menyebut dirinya Allamah Abu al-Barra dan menulis fatwa aneh di halaman twitternya. Ia menyatakan, "Menyalakan pendingin oleh seorang perempuan tanpa kehadiran suaminya haram hukumnya."
Ulama Saudi ini dalam menjustifikasi fatwanya mengatakan, "Tindakan seorang perempuan menyalakan pendingin (AS) ketika suaminya tidak ada adalah hal yang sangat berbahaya dan dapat menyebarkan kemunkaran di tengah masyarakat."
"Ketika seorang istri yang sendirian menyalakan pendingin di rumah, bisa jadi tetangga akan menyadari bahwa sang perempuan berada di rumah dan dengan demikian akan menimbulkan tindakan perzinaan serta kemungkaran lainnya," tandas Allamah Abu al-Barra. (IRIB Indonesia/MF)
Qaradhawi Menangis Karena Masalah Paspor Palestina
Mufti Qatar Yusuf Qaradhawi mereaksi klaim pemerintah Otorita Ramallah soal paspornya yang diberikan oleh pemerintah Hamas di Jalur Gaza, dalam khutbah Jumatnya (17/5) di Doha.
Alalam melaporkan, Qaradhawi dalam kunjungannya ke Gaza, menunaikan shalat Jumat di masjid Al-Amri serta mengapresiasi pemerintah Palestina di Gaza yang telah memberinya paspor kehormatan.
Namun di lain pihak, Otorita Ramallah mereaksi kebijakan pemerintah Gaza itu dan menyatakan, "Pihak yang tidak berhak (Hamas) telah memberikan sesuatu kepada orang yang tidak berhak."
Qaradhawi dalam khutbah Jumatnya di Doha, seraya menahan tangisnya, mengkritik para pejabat Otorita Ramallah dan menyatakan, "Alhamdulillah, saya masih punya paspor Qatar dan tidak perlu menggunakan paspor Palestina."
Mufti Qatar ini juga mengklaim bahwa dirinya telah berkhidmat dalam masalah Palestina selama puluhan tahun, namun dia menghadapi kesulitan untuk mendapat paspor Palestina sementara banyak orang yang pengkhidmatannya jauh di bawahnya dengan mudah mendapatkan paspor tersebut.
Qaradhawi dengan suara parau menahan tangis mengatakan, "Demi Allah, saya telah berkhidmat kepada Palestina sejak 15 tahun dan masih melanjutkannya di usia 72 tahun."(IRIB Indonesia/MZ)
Saudi Kembali Klaim Menangkap Mata-Mata Iran
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengklaim bahwa pasukan keamanan negara ini telah menangkap 10 mata-mata yang bekerja untuk Iran.
Alalam (21/5) melaporkan, koran Saudi Al-Riyadh mengutip keterangan juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi menulis, "Jumlah orang yang ditangkap dalam jaringan spionase ini mencapai 28 orang. Namun salah satu di antara oknum yang ditangkap adalah warga negara Lebanon dan telah dibebaskan."
Menurut pejabat tinggi Sauid ini, "24 orang yang ditangkap adalah warga Arab Saudi, tiga lainnya adalah warga Iran, Turki dan Lebanon."
Ini bukan pertama kalinya Arab Saudi mengemukakan klaim penangkapan orang yang dituding sebagai mata-mata Iran. Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Saudi juga mengklaim telah menangkap 18 orang anggota jaringan spionase yang beroperasi untuk Iran.
Klaim pertama dikemukakan hanya beberapa hari setelah seorang diplomat Saudi di Iran mengemudi dalam keadaan mabuk dan menabrak sebuah mobil yang menewaskan seorang warga Iran.
Para pejabat Iran mengecam aksi para diplomat Saudi yang tidak menghormati undang-undang negara tempat mereka ditugaskan. Republik Islam Iran juga menilai klaim tentang penangkapan mata-mata Iran itu, infaktual dan repetitif.(IRIB Indonesia/MZ)
Muslim Sunni dan Syiah Gelar Shalat Jumat Bersama di Irak
Muslim Syiah dan Ahlu Sunnah Irak, hari ini, Sabtu (25/5) untuk pertama kalinya menggelar shalat berjamaah bersama di ibukota negara itu.
Stasiun TV Alalam (25/5) melaporkan, sebelumnya pada tanggal 19 Mei, Nouri Al Maliki, Perdana Menteri Irak mengajak masyarakat Sunni dan Syiah negaranya untuk bersama-sama melakukan shalat Jumat bersama. Shalat Jumat ini adalah untuk yang pertama kalinya di Irak dan dihadiri oleh banyak ulama dan Muslim Syiah serta Sunni.
Syeikh Saleh Al Haidari, Ketua Dewan Wakaf Syiah pasca pelaksanaan shalat Jumat bersama kepada wartawan mengatakan, "Dialog ini digelar lewat shalat, dengan pelaksanaan shalat Jumat bersama ini kami umumkan bahwa kami adalah umat yang satu dan integral. Perdamaian dan persahabatan adalah titik temu Sunni dan Syiah."
Syeikh Adnan Abdulrahman, salah satu ulama Ahlu Sunnah Irak juga turut hadir dalam shalat Jumat bersama ini. Ia mengatakan, "Kami rakyat Irak, baik Sunni maupun Syiah adalah bersaudara, dan pihak-pihak yang ingin memecah belah Syiah dan Sunni akan kalah, pasalnya klaim dan langkah-langkah mereka salah."
Syeikh Ahmed Al Khafaji, seorang ulama Syiah dalam wawancaranya dengan Alalam menegaskan, "Pelaksanaan shalat Jumat bersama adalah pukulan telak bagi kelompok Wahabi dan orang-orang yang ingin memecah belah persatuan di Irak."
Syeikh Mohamed Ali, salah satu ulama Ahlu Sunnah kepada Alalam mengaku, "Pelaksanaan shalat Jumat bersama ini membawa pesan bahwa Irak adalah negara bersatu." (IRIB Indonesia/HS)
Kelompok Salafi Meningkatkan Bantuan Dana dan Senjata untuk Teroris di Suriah
Sumber-sumber kelompok Salafi mengkonfirmasikan pembentukan komite bernama Majlis Syuro Jihad yang tediri atas para anasir Salafi bersenjata Mesir yang bertugas mengirim para teroris ke Suriah dan menyediakan dana dan senjata bagi mereka.
Alalam (28/5) melaporkan, 20 tokoh Salafi termasuk Muhammad Al-Zawahiri—saudara Ayman Al-Zawahiri, gembong teroris Al-Qaeda—dalam pertemuannya menekankan bahwa pembentukan komisi tersebut adalah untuk berpartisipasi dalam pertempuran melawan pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan menyediakan dana serta senjata untuk para teroris.
Syeikh Marjan Salim, seorang tokoh Salafi jihadi menilai tujuan pembentukan komite ini adalah mendorong para pemuda untuk bertempur di Suriah.
Dia juga menyatakan yakin bahwa para pemuda dan kaum lelaki yang ikhlas akan mengikuti jalur pemikiran ini.
Syeikh Salafi ekstrim ini berpendapat bahwa dukungan terhadap pemerintah Suriah sama dengan bunuh diri dan kedunguan politik. Seraya menyatakan, "Kami sebelumnya juga telah memperingatkan kelompok Syiah (Iran dan Hizbullah)," Syeikh Salafi ini juga mengklaim bahwa permusuhan Syiah terhadap Ahlussunnah bahkan lebih buruk dari permusuhan dari kaum Yahudi.
Ali Faraj, satu lagi tokoh Salafi Mesir dalam hal ini mengatakan, "Keterlambatan dalam mendukung pertempuran di Suriah akan mengancam seluruh negara Arab."
Dia juga mengkonfirmasikan bahwa kelompok Salafi di luar Mesir akan mengumpulkan senajta untuk dikirim ke Suriah. (IRIB Indonesia/MZ)
Ulama Sunni Suriah: Perang Suriah, Perang Muslim Melawan Wahabi
Ketua Pusat Studi dan Riset Persatuan Islam Baladu Syam mengatakan, "Perang di Suriah sekarang menjadi perang antara Muslimin dan teroris Wahabi."
Syeikh Abdul Rahman Ali Zel, Selasa (28/5) kepada IRNA menjelaskan, "Orang-orang yang berperang melawan rakyat Suriah, sebelumnya dididik terorisme di beberapa negara kawasan oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel."
Terkait dukungan sejumlah ulama Arab terhadap teroris di Suriah, Ali Zel mengatakan, "Sejumlah Syeikh Wahabi yang hadir di tengah kelompok teroris hanya mentaati Israel dan Amerika."
"Lebih dari 12 ribu warga Yaman di perbatasan Bab Al Hawa, dekat perbatasan Turki saat ini sedang berperang melawan rakyat Suriah dibantu pemerintah Ankara," tandasnya.
Ali Zel melanjutkan, di wilayah Bab Al Salam, kota Aleppo terdapat beberapa kelompok bersenjata yang menghimpun sekitar 25 ribu teroris dari sejumlah negara berbeda dan berperang dengan warga sipil Suriah.
Sehubungan dengan bantuan-bantuan yang diberikan Iran kepada rakyat Suriah, Ulama Ahlu Sunnah Suriah itu mengatakan, "Republik Islam Iran sebagai sebuah negara Muslim besar dunia, membela kesucian-kesucian agama Islam."
Iran, katanya, adalah pendukung Muslimin dan Ahlul Bait as, dan kami Ahlu Sunnah memahami masalah ini dengan baik.
Lebih lanjut Ali Zel mengatakan, "Rakyat Suriah menyampaikan terimakasihnya kepada rakyat dan pemerintah Iran atas bantuan bahan makanan dan obat-obatan yang berlimpah." (IRIB Indonesia/HS)
Klaim Menggelikan Syeikh Wahabi: Sekjen Hizbullah akan diteror Iran
Salah satu tokoh Wahabi Arab Saudi paling ekstrem pendukung kelompok pemberontak bersenjata Suriah melancarkan serangan keras kepada Sayid Hasan Nasrullah dan mengklaim bahwa Sekjen Hizbullah, Lebanon itu akan diteror oleh Iran.
Menurut pandangan sejumlah pengamat, serangan Syeikh Muhammad Al Arifi bersamaan dengan serangan yang dilakukan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel terhadap Sekjen Hizbullah. Tokoh yang mampu mengalahkan Israel dan membebaskan Lebanon Selatan dari penjajahan rezim tersebut.
Al Arifi mengklaim, peran Nasrullah bagi Iran akan berakhir, pengaruhnya di dunia Arab akan lenyap, tidak menutup kemungkinan Iran akan meneror Nasrullah sehingga ia akan mati dengan seluruh rahasianya.
Ia mengatakan, "Orang-orang berakal memperingtakan Hasan Nasrullah, ia percaya bahwa kami kafir dan darah kami halal. Hari ini Syam (Suriah) telah mengutuknya karena telah membantai anak-anak, melanggar kehormatan masyarakat dan dengan semua ini ingin mendekatkan dirinya dengan Iran."
Al Arifi adalah salah satu pendukung kelompok teroris Suriah paling keras dan berperan besar dalam pengumpulan bantuan finansial. Petinggi pemerintah Swiss baru-bari ini melarang Al Arifi masuk ke Eropa.
Menurut keterangan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Swiss, Muhammad Al Arifi dilarang masuk ke Swiss dan negara-negara anggota Uni Eropa untuk jangka waktu lima tahun.
Fatwa anti-Islam dan kemanusiaan Jihad Nikah di Suriah juga berasal dari Syeikh Wahabi ini. Ia mengklaim jalan terbaik bagi para wanita yang ingin berjihad di Suriah adalah nikah dengan para teroris. Syaratnya wanita-wanita itu berumur antara 14, 16 tahun atau lebih, dan jika dilakukan mereka akan masuk surga.
Sejumlah besar ulama Ahlu Sunnah menegaskan, apa yang dilakukan oleh kelompok Wahabi dengan dukungan Saudi termasuk, Al Arifi tidak lain adalah upaya untuk melayani konspirasi. Jaringan Al Qaeda menjadi alat Barat untuk merusak wajah Islam. (IRIB Indonesia/HS)
Front al-Nusra Masuk Daftar Hitam PBB
Dewan Keamanan PBB menyetujui untuk menambah Front al-Nusra yang sedang menebar teror di Suriah ke dalam daftar hitam sanksi PBB.
Sumber diplomatik PBB, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan hari Kamis (30/5) bahwa sebuah komite Dewan Keamanan yang memantau sanksi terhadap al-Qaeda, memutuskan untuk memasukkan Front al-Nusra ke dalam daftar teroris PBB.
Keputusan tersebut akan diumumkan secara resmi pada hari Jumat.
Front al-Nusra telah banyak melakukan pemboman mematikan yang menargetkan warga sipil dan lembaga pemerintah di seluruh Suriah sejak pecahnya kekerasan pada Maret 2011.
Barat menerima banyak kritikan karena standar ganda mereka ketika berurusan dengan kelompok teroris.
Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Suriah juga menyerukan PBB untuk menetapkan Front al-Nusra sebagai kelompok teroris yang berafiliasi dengan al-Qaeda. Namun, seruan itu diblokir oleh Inggris dan Perancis.
Kelompok al-Qaeda yang terdaftar sebagai entitas teroris di bawah sanksi PBB, telah menerima semua bentuk dukungan dari Barat dan sekutu regionalnya untuk menebar teror di Suriah. (IRIB Indonesia/RM)
Assad: Israel Punya Dua Tujuan di Suriah
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan ia yakin Damaskus akan mengalahkan musuh-musuh Suriah dan negaranya akan mendukung muqawama lebih dari sebelumnya.
Dalam wawancara dengan televisi al-Manar, Lebanon pada Kamis (30/5), Assad menuturkan, tujuan militer berperang adalah untuk menjaga persatuan Suriah. "Suriah telah mengkonfirmasikan semua pihak Arab dan asing bahwa segala bentuk serangan baru Israel akan kami respon."
Assad juga mengatakan bahwa tentara Suriah sedang berjuang melawan 100.000 tentara asing bayaran.
Menurutnya, dukungan Israel kepada pemberontak memiliki dua tujuan, pertama menghapus gerakan muqawama dan kedua menghancurkan kemampuan pertahanan Suriah.
"Teroris pada awalnya mengusung slogan-slogan seperti revolusi, padahal revolusi membutuhkan faktor-faktor yang sesungguhnya, revolusi tidak akan tercipta dengan uang. Mereka tidak memahami kondisi yang sebenarnya di Suriah," jelas Assad.
Selama wawancara, Assad tidak menyangkal keberadaan pejuang Hizbullah di Suriah di perbatasan Lebanon, namun menekankan bahwa tentara Suriah – bukan Hizbullah – yang memerangi kelompok pemberontak bersenjata dan akan terus melakukannya sampai penghapusan total para teroris.
Dia meyakinkan bahwa Damaskus akan berpartisipasi dalam konferensi mendatang di Jenewa, namun menekankan bahwa tidak ada harapan akan lahirnya sebuah keputusan penting di sana. (IRIB Indonesia/RM/MF)
Teroris Suriah Hancurkan Makam Nabi Ibrahim as
Anasir-anasir teroris bersenjata yang berafiliasi ke Front Al Nushra, Kamis (30/5) pagi menghancurkan makam Nabi Ibrahim as dan masjid bersejarah di Suriah.
Stasiun TV Alalam (30/5) melaporkan, setelah meledakan dan membakar makam Nabi Ibrahim as, anasir-anasir teroris dari Front Al Nushra kemudian meratakannya dengan buldozer.
Media-media Suriah menulis, makam Nabi Ibrahim as adalah salah satu warisan bersejarah Suriah yang terletak di desa Ayn Al Arus di sekitar Ar Raqqah.
Di dekat makam Nabi Ibrahim as, terdapat sebuah mata air yang menurut keterangan riwayat adalah milik istri Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim as dan keluarganya pernah melewati tempat ini.
Selain itu, makam Nabi Ibrahim as merupakan tempat suci umat Islam yang selalu dipenuhi para peziarah di Suriah.
Sebelumnya Al Nushra juga melakukan penistaan yang sama terhadapa kesucian Islam dengan membongkar makam sahabat Nabi Muhammad Saw, Hujr bin Adi dan memindahkan jasadnya ke tempat yang tidak diketahui. (IRIB Indonesia/HS)
Warga Zionis Coreti Gereja dengan Tulisan Menghina Nabi Isa as
Pemukim ilegal Zionis Israel mencoret-coret tembok sebuah gereja tua di kota Baitul Maqdis dengan kata-kata menghina Nabi Isa as.
Stasiun TV Alalam (31/5) melaporkan, Jumat pagi tembok gereja Dormition yang disebut-sebut sebagai tempat meninggalnya Bunda Maria dicoreti tulisan-tulisan yang menghina Nabi Isa as.
Selain gereja, para pemukim ilegal Zionis juga mencoreti kuburan-kuburan yang ada didekatnya dengan tulisan-tulisan yang mencemooh Nabi Isa as.
Lebih dari itu mereka juga terus menyerang masjid-masjid, merusak kebun zaitun dan membakar kendaraan-kendaraan warga Palestina.
Sebelumnya serangan-serangan pemukim ilegal Zionis dilakukan di Tepi Barat namun sekarang sudah melebar ke wilayah Baitul Maqdis. (IRIB Indonesia/HS)
Ulama Wahabi ini Tidak Dapat Menahan Kemarahannya Terhadap Muqawama
Khatib Wahabi yang tampaknya sangat geram atas dukungan muqawama Lebanon (Hizbullah) terhadap Suriah dalam membarantas kelompok takfiri dan teroris, mengumbar tuduhan dan penghinaan terhadap Hizbullah.
Alalam (1/6) melaporkan, Salah Al-Badir, khatib Masjid Nabi di Madinah, mengecam muqawama Lebanon dan mengklaim, "Mereka ini adalah antek-antek musuh."
Di saat umat Islam dan ulama dunia menilai Arab Saudi serta para ulama dan syeikh takfirinya sebagai sumber takfiri dan terorisme di dunia, Al-Badir dalam khutbah shalat Jumatnya di Madinah mengatakan, "Ahlussunnah lebih kuat dari pada memusuhi orang-orang yang menjadikan kebohongan sebagai mazhab mereka dan yang mengakafirkan para auliya Allah Swt pasca Rasulullah Saw yakni para sahabat Nabi Muhammad Saw."
Al-Badir lebih lanjut mengatakan, "Mereka mengklaim mengibarkan panji muqawama (perlawanan) terhadap para penjajah... para Dajjal muqawama pengklaim ini tidak akan mampu mengubah sejarah yang terpaku dalam opini atau citra buruk mazhab mereka yang membolehkan pembunuhan anak-anak, perempuan, orang tua, perusakan masjid, rumah dan kota-kota Muslim."
Arab Saudi hingga kini belum pernah menembakkan bahkan satu peluru untuk perjuangan melawan para penjajah Baitul Maqdis atau mengirim senjata mendukung bangsa Palestina dalam melawan reim Zionis Israel.
Sejak krisis di Suriah berlangsung, Arab Saudi mengiringi langkah-langkah yang ditempuh Amerika Serikat dan Israel termasuk mengirim senjata dan teroris ke Suriah untuk menggulingkan pemerintahan Suriah.
Para ulama Wahabi-takfiri Arab Saudi mengeluarkan fatwa-fatwa distorsif termasuk di antaranya jihad dan penumpahan darah warga Muslim Suriah yang mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Assad. Dalam kasus terbaru yang sangat memalukan, mereka mengeluarkan fatwa "jihad nikah" yang menuai kecaman keras para ulama.(IRIB Indonesia/MZ)
Qaradhawi: Perangi Hizbullah!
Mufti Qatar, Syeikh Yusuf Qaradhawi, yang disebut-sebut sebagai bapak spiritual anasir bersenjata dan kelompok teroris Suriah setelah krisis di negara itu dimulai, dalam pernyataan terbarunya menyebut Alawi, Yahudi dan Kristen sebagai kafir.
Alalam (1/6) melaporkan, Qaradhawi dalam khutbah Jumatnya di Doha (31/5) mengklaim bahwa kelompok Alawi di Suriah "lebih kafir" dibanding Yahudi dan Kristen.
Mufti Qatar ini menyeru umat Islam di seluruh dunia membantu kelompok pemberontak dan anasir bersenjata asing dengan datang ke kota Al-Qusayr, Suriah, dan menurut klaimnya "demi berperang dengan Hizbullah."
Qaradhawi mengecam dukungan terhadap pemerintah Suriah termasuk dari Rusia, Iran dan Hizbullah Lebanon, serta menilai kelompok muqawama Lebanon itu sebagai "hizbuttaghut dan kelompok setan."
Qaradhawi dalam khutbahnya tidak menyinggung berbagai kejahatan para teroris yang dikirim dari banyak negara ke Suriah, termasuk pembunuhan sadis, pemerkosaan dan penjarahan.
Mufti Qatar ini sebelumnya tidak mengecam kejahatan rezim Zionis Israel terhadap bangsa Palestina dan Lebanon, bahkan beberapa waktu lalu, dia menepis kekhawatiran Washington terkait keamanan Israel dan mengatakan, "Kelompok pemberontak Suriah tidak membahayakan Israel."
Qaradhawi juga tidak mengomentari aksi-aksi tidak manusiawi para teroris Suriah seperti pembunuhan dan mutilasi warga sipil, penggalian makam sahabat nabi, penjarahan, penculikan dan pemerkosaan dengan dalih "jihad nikah".(IRIB Indonesia/MZ)
Qaradawi Menyesal Habiskan Waktu Pertemukan Sunni-Syiah
Mufti Qatar yang berulangkali menyatakan dukungannya terhadap pembunuhan massal warga Suriah oleh kelompok teroris, kembali menyampaikan statemen bernada perpecahan mazhab Ahlu Sunnah dan Syiah.
Fars News (3/6) melaporkan, Syeikh Yusuf Al Qaradawi dalam statemen terbarunya kembali menyerang Muslim Syiah.
Ia mengklaim, peristiwa yang terjadi di Suriah memperjelas identitas Hizbullah, Lebanon yang telah dirasuki setan dan membuat mereka lalai dari mengingat Tuhan.
Dalam pidato yang dimuat di situs berita resmi miliknya, Qaradawi meminta jihad terus dilanjutkan melawan pemerintah Suriah. Masalah ini, katanya, wajib bagi siapapun yang mampu untuk melaksanakannya.
Qaradawi terus berupaya menampilkan krisis Suriah sebagai konflik Sunni dan Syiah. Menurutnya Muslim Syiah telah mengerahkan seluruh upayanya untuk membantai Muslim Sunni di Suriah.
Untuk menjustifikasi perubahan sikapnya terkait Muslim Syiah atas pengaruh dikte-dikte asing, Qaradawi mengatakan, "Tidak ada satupun titik persamaan antara Sunni dan Syiah, karena orang-orang Iran, terutama kubu konservatif ingin memakan Ahlu Sunnah."
Ia mengaku menyesal telah menghabiskan banyak waktu untuk mempertemukan dua mazhab besar Islam, Ahlu Sunnah dan Syiah.
Pemimpin spiritual kelompok teroris Suriah yang baru-baru ini perjalanan rahasianya ke wilayah pendudukan di tahun 2010 terungkap itu, sebelumnya menyatakan percaya kepada Amerika Serikat dan kelompok pemberontak Suriah tidak membahayakan keamanan rezim Zionis Israel. (IRIB Indonesia/HS)
Front Pembebasan Palestina: Yusuf Qaradawi Harus di Qisas
Pusat komando Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (Popular Front for the Liberation of Palestine/PFLP), Ahad (2/6) mengutuk keras langkah Syeikh Yusuf Qaradawi, Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional yang memprovokasi musuh untuk melanjutkan perang di Suriah. PFLP menyebut Qaradawi Syeikh NATO dan Mufti Fitnah.
Sebagaimana dilaporkan IRNA (2/6), seorang petinggi PFLP dalam pidatonya mengumumkan, "Qaradawi adalah Mufti NATO yang hanya bisa menyulut api fitnah dan berjalan di atas kepentingan rezim Zionis Israel."
Ditambahkannya, "Tujuan Syeikh Fitnah hanya memprovokasi musuh untuk melanjutkan perang di Suriah."
Menurutnya, Syeikh NATO itu telah menghalalkan darah Muslimin di sebagian besar negara Arab melalui fatwa-fatwanya.
Qaradawi katanya, tidak pernah menyerukan ajakan serius kepada umat Islam untuk berjihad di Palestina.
"Di antara fatwa-fatwa Qaradawi adalah memprovokasi musuh untuk berperang melawan Hizbullah, pemerintah Suriah dan rakyat negara itu," tandasnya.
Pejabat tinggi PFLP itu menyebut fatwa-fatwa Qaradawi sebagai pelayanan yang diberikan untuk kepentingan Israel dan musuh Islam.
Lebih lanjut dijelaskannya, "Qaradawi adalah orang yang bertanggung jawab atas tumpahnya darah sebagian besar warga tak berdosa Arab dan negara-negara lain. Oleh karenanya ia harus di qisas." (IRIB Indonesia/HS)
Pemimpin Ekstrimis Salafi Yordania: Perang dengan Hizbullah Prioritas Kami!
Pemimpin kelompok ekstimis Wahabi-Salafi Yordania menyatakan, perang dengan Hizbullah Lebanon menjadi prioritas seluruh anggotanya.
Alalam (3/6) melaporkan, Muhammad Al-Shalbi atau yang dikenal dengan julukan Abu Sayyaf menyatakan bahwa Front Al-Nusra sedang mengirim pasukannya menuju titik-titik yang dikuasai oleh Hizbullah.
"Perang dengan Hizbullah merupakan prioritas utama kami," katanya.
Tokoh ekstrimis Wahabi-Salafi Yordania yang tidak mengemukakan pandangan apapun tentang rezim Zionis Israel dan kejahatannya terhadap bangsa Palestina serta perjuangan warga Lebanon dan Palestina melawan Israel ini mengatakan, "Dengan tegas saya menyerukan perang dengan Hizbullah, dan Ahlusunnah di dalam wilayah Lebanon dan Suriah harus menyerang semua tokoh dan posisi Hizbullah."
Sebelumnya, Mufti Qatar, Syeikh Yusuf Qaradhawi, yang disebut-sebut sebagai bapak spiritual anasir bersenjata dan kelompok teroris Suriah setelah krisis di negara itu dimulai, dalam pernyataan terbarunya menyebut Alawi, Yahudi dan Kristen sebagai kafir.
Mufti Qatar ini menyeru umat Islam di seluruh dunia membantu kelompok pemberontak dan anasir bersenjata asing dengan datang ke kota Al-Qusayr, Suriah, dan menurut klaimnya "demi berperang dengan Hizbullah."(IRIB Indonesia/MZ)
“Al-Qaradhawi Sudah dan Waktunya Pensiun”
Pernyataan anti-Syiah, Hizbullah dan Iran oleh Mufti Qatar, Yusuf Al-Qaradhawi, mengundang reaksi meluas di media massa dan di jejaring sosial.
Alalam (3/6) melaporkan, pernyataan Syeikh Al-Qaradhawi yang menyeru setiap warga Muslim yang mampu mengangkat senjata untuk pergi ke Suriah dan memerangi Suriah, menuai berbagai reaksi negatif.
Doktor Majid Alawi, mantan menteri tenaga kerja Bahrain menyatakan, "Al-Qaradhawi sudah tua dan Emir Qatar harus sudah mempensiunkannya."
Di lain pihak, Muna Shadzli, seorang aktivis Mesir dalam tayangan "Jumlah Mufidah" dalam jaringan televisi MBC juga meminta Al-Qaradhawi untuk merevisi perspektif dan pandangannya tentang Suriah."
Banyak tokoh yang mengomentari pernyataan Al-Qaradhawi di laman Twitternya menyatakan "Al-Qaradhawi bukan wakil saya" dan mengecam seruan ulama Qatar itu untuk membunuh kaum Syiah. Salah satu pengguna Twitter mengatakan, "Kita, sebagai seorang Muslim harus menentang seruan perang mazhab dan upaya menyulut perpecahan antara Sunni dan Syiah. Apakah Anda benar-benar menginginkan ini? Maka kita harus mengecam seruan Al-Qaradhawi!"
Komando Pusat Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina mengecam Qaradhawi dan menuntutnya di-qisas. Lembaga Palestina ini juga menuding Al-Qaradhawi menumpahkan darah warga Suriah.(IRIB Indonesia/MZ)
Penulis Saudi Protes Keras Doa Kehancuran Muslim Syiah
Seorang penulis wanita Arab Saudi memprotes masuknya pengaruh sektarianisme ke masjid-masjid di negara itu dan sikap para Imam masjid ekstrem yang mendoakan kebinasaan bagi Muslim Syiah di Irak juga di negara-negara lain.
TV Alalam (3/6) melaporkan, Maram Abdulrahman Makkawi dalam makalah berjudul "Mimbar-mimbar Hidayah atau Kutukan" yang dimuat di surat kabar Al Watan menulis, "Imam masjid daerah kami di kota Jeddah, ketika memimpin shalat, berdoa untuk kehancuran Muslim Syiah dengan sangat antusias dan bersemangat. Pada saat yang sama sebelumnya dalam khutbah shalat Jumat, khatib mengingatkan soal kepungan bahaya Syiah, padahal di daerah kami tidak ada satu pun orang Syiah."
Di bagian lain makalahnya Makkawi mengatakan, "Setelah sedikit melakukan penelitian, saya baru sadar bahwa masalah ini tidak hanya di Jeddah saja, tapi di seluruh wilayah Saudi. Masyarakat diprovokasi untuk mengutuk kelompok yang berbeda dan hal ini bahkan diajarkan kepada anak-anak kecil."
Makkawi mengaku menentang keras sikap-sikap semacam ini. "Mungkin saja di banyak masalah kita berbeda dengan saudara kita Syiah, namun sikap seperti itu terhadap mereka sangat tidak bisa diterima," tegasnya.
Ia ingin agar mimbar-mimbar masjid berubah menjadi tempat untuk menjalin persaudaraan dan bukan permusuhan. Makkawi mendesak pemerintah Saudi untuk menghadapi fenomena ini dan mencegah masjid-masjid terkontaminasi masalah-masalah semacam ini.
Ditambahkannya, "Saya tidak tahu bagaimana bisa orang-orang ini (Imam masjid) dapat mengatakan hal seperti itu tanpa mengkhawatirkan balasan atau kecaman. Menurut saya sudah habis masanya bagi orang-orang yang suka menyebarkan pemikiran-pemikiran beracun kepada masyarakat."
"Apakah setelah mendengar doa-doa yang dilantunkan untuk kehancuran mereka, warga Syiah akan tetap loyal terhadap negaranya?", tanya Makkawi.
Baru-baru ini sejumlah penulis Saudi memprotes keras kelompok garis keras Salafi anti-warga Syiah. Sebagian pengamat menilai, masalah ini muncul seiring dengan meningkatnya kontak dan hubungan Muslim Sunni dengan Muslim Syiah di Saudi. (IRIB Indonesia/HS)
Persatuan Ulama Syam: Fatwa Takfiri Qaradawi Bertentangan dengan Ushuluddin dan Sunnah!
Persatuan Ulama Syam mengeluarkan pernyataan dan menyebut fatwa-fatwa takfiri Syeikh Yusuf Qaradawi yang berafiliasi dengan rezim Qatar bertentangan dengan Ushuluddin dan Sunnah.
Menurut laporan Mehr News (4/6) mengutip kantor berita Suriah SANA, Persatuan Ulama Syam menegaskan, fatwa-fatwa takfiri Qaradawa dan provokasinya untuk penumpahan darah di Suriah keluar dari Ushuluddin, Hadis dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.
Persatuan Ulama Syam ini dalam pernyataannya menyebutkan, perilaku dan kinerja Qaradawi sebagai Ketua Persatuan Ulama Internasional telah menyoal posisi lembaga ini.
Dalam pernyataan itu juga disebutkan bahwa umat Islam benar-benar membutuhkan tokoh yang melindungi darah anak-anaknya dan berusaha mencari solusi dari fitnah yang telah menjerumuskan umat ke dalam nasib yang tidak menentu dan akhir yang tidak jelas.
Ulama Persatuan Ulama Syam meminta generasi umat Islam berusaha mencari faktor-faktor yang mempererat persatuan, solidaritas dan solusi untuk keluar dari fitnah ini.
Syeikh Qaradawi beberapa waktu lalu mengeluarkan pernyataan yang memprovokasi umat Islam untuk menyerang Hizbullah dan para pemeluk Syiah. Ia juga memobilisasi umat Islam dari mazhab Ahli Sunnah untuk berperang bersama kelompok teroris Jabhah al-Nusra. (IRIB Indonesia / SL)
Ribuan Warga Yaman Teriakkan Slogan Anti-AS dan Israel
Puluhan ribu warga di Yaman utara berdemonstrasi menentang AS dan rezim Israel pada acara pemakaman pendiri kelompok muqawama Al-Houthi.
Pada hari Rabu, warga di kota Sa'ada meneriakkan, yel-yel anti-Amerika dan Israel, pada acara pemakaman Hussein Badruddin Al-Houthi.
Jenazah pemimpin Al-Houthi ini awalnya dimakamkan di penjara pusat di ibukota, Sana'a, pada era kepemimpinan rezim diktator terguling Ali Abdullah Saleh. Pemerintah Yaman yang berkuasa pasca rezim Saleh menyerahkan jenazah Badruddin Al-Houthi kepada keluarganya.
Hussein al-Houthi tewas dalam pertempuran dengan pasukan rezim Yaman pada perang pertama di Sa'ada pada tahun 2004.
Mohammed Abdel-Salam, juru bicara Al-Houthi menuding pemerintah Abdrabuh Mansur Hadi, tidak memberikan visa kepada sejumlah tokoh yang ingin menghadiri acara pemakaman tersebut.
"Ini menunjukkan pemerintah belum mengambil jarak dari kebijakan sebelumnya," kata juru bicara Al-Houthi.(IRIB Indonesia/MZ)
Ini Reaksi Bahrain Pasca Jatuhnya Kota Al-Qusayr ke Tangan Militer Suriah
Menyusul pembersihan total kota Al-Qusayr di Suriah dari kehadiran anasir bersenjata teroris, rezim Bahrain menyatakan akan membekukan semua aset dan menutup nomor rekening milik Hizbullah Lebanon.
Alalam (6/6) melaporkan, Rashed bin Abdullah Al-Khalifah, Menteri Dalam Negeri Bahrain merilis instruksi kepada seluruh lembaga keamanan negara ini untuk mengumpulkan informasi terkait kepentingan, aset dan nomor-nomor rekening milik Hizbullah Lebanon.
Kantor berita Bahrain mengklaim bahwa aksi ini dalam rangka mengambil langkah-langkah hukum anti-Hizbullah. Namun tidak disebutkan lebih rinci tentang mekanisme langkah-langkah tersebut.
Ghanem Al-Buainain, Menteri Penasehat Pemerintah urusan Luar Negeri Bahrain, Senin lalu mengimbau negara-negara pesisir Teluk Persia menetapkan Gerakan Muqawama Islam Lebanon Hizbullah sebagai kelompok teroris dan mengambil langkah-langkah tegas terhadap kepentingan Hizbullah di negara mereka.
Pada sidang penutup konferensi periodik perwakilan dari negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia, Al-Buainain mengklaim, "Tidak ada pihak yang dapat menutupi aksi-aksi Hizbullah, kelompok ini teroris dan ini merupakan pendapat negara-negara Arab."
Ketika negara-negara sekutu Barat di kawasan khususnya Arab Saudi, Qatar dan Turki menjadi pendonor senjata, perlengkapan perang dan dana kepada kelompok-kelompok bersenjata dan teroris, Al-Buainain menilai upaya Hizbullah Lebanon dalam membantu warga Lebanon di wilayah perbatasan Suriah sebagai aksi terorisme.
Al-Buainain juga menyebut aksi-aksi Hizbullah di Suriah sebagai intervensi dan terorisme. Oleh karena itu menurutnya, kehadiran Hizbullah sangat merugikan Lebanon.
Pada tahun 2000, Hizbullah berhasil membebaskan wilayah-wilayah di Lebanon selatan dari pendudukan Israel. Hizbullah Lebanon juga berhasil mengalahkan rezim Zionis Israel pada Perang 33 Hari pada tahun 2006.
Berdasarkan pernyataan para pejabat tinggi Israel, kelompok muqawama Hizbullah merupakan salah satu halangan terbesar proyek ekspansionis Timur Tengah Raya dan Timur Tengah Baru oleh Amerika Serikat dan Israel. Kelompok ini menjadi ancaman konstan bagi kepentingan Amerika Serikat dan Israel. (IRIB Indonesia/MZ)
Makar Bahrain Anti-Hizbullah Diungkap
Sejumlah sumber mengkonfirmasikan pertemuan Pangeran Mahkota Bahrain, Salman bin Hamad Al-Khalifa dengan seorang pejabat tinggi Israel di Amerika Serikat.
Alalam melaporkan, koran Al-Manar terbitan Palestina edisi hari ini (Jumat, 7/6) menulis, "Pangeran Mahkota Bahrain menurut rencnaa dalam kunjungannya ke Washington akan bertemu dengan seorang pejabat tinggi Israel."
Sumber itu menyebutkan bahwa ini bukan pertemuan pertama dan puluhan permintaan dari negara-negara Arab terkait pertemuan dengan para pejabat Israel yang diterima oleh kantor Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, dan saat ini Netanyahu sedang membahas permintaan tersebut.
Diperkirakan Menteri Strategi dan Intelijen Israel, Yuval Steinitz berperan mengimplementasikan permintaan tersebut.
Pertemuan Pangeran Mahkota Bahrain dengan pejabat tinggi rezim Zionis itu terjadi di saat sejumlah negara Arab Teluk Persia sedang mengupayakan berbagai langkah keamanan dan politik dalam beberapa pekan terakhir, untuk menekan Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah).(IRIB Indonesia/MZ)
Lembaga Pimpinan Qaradhawi Serukan Protes Demi Mengecam Pembersihan Kota Al-Qusayr
Menyusul kekalahan berat para teroris dan kelompok takfiri di kota Al-Qusayr, Suriah, Persatuan Ulama Muslim di Qatar menyerukan pelaksanaan hari kemarahan dan bantuan kepada kelompok tersebut.
Alalam (/8/7) melaporkan, lembaga yang berbasis di Qatar itu menyinggung kekalahan kelompok takfiri dan teroris di kota Al-Qusayr, mengklaim bahwa kerjasama militer Suriah, Iran dan kelompok muqawama Hizbullah Lebanon di kota itu adalah pengumuman perang terhadap seluruh umat Islam di dunia dan bukan hanya terhadap Suriah."
Lembaga yang dipimpin oleh Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi, mufti serta bapak spiritual Wahabi dan takfiri ini, mengimbau digelar demonstrasi, aksi mogok, dan acara doa pada Jumat mendatang dalam membantu para anasir teroris dan kelompok bersenjata di Suriah.
Pembersihan total kota Al-Qusayr dari keberadaan para teroris membuat para pendukung mereka geram. Kelompok oposisi bersenjata dan teroris dukungan asing itu selama lebih dari dua tahun sejak dimulainya krisis di negara ini, melakukan kejahatan anti-kemanusiaan setiap harinya di Suriah.
Meski telah jelas terbukti bahwa kelompok teroris di Suriah merupakan afiliasi dari jaringan Al-Qaeda, namun Barat dan sejumlah sekutunya di kawasan termasuk Arab Saudi, Qatar dan Turki tetap saja menggelontorkan bantuan dana, informasi, media dan senjata kepada para teroris di Suriah. (IRIB Indonesia/MZ)
Tunisia Cegat Masuknya Delapan Ulama Salafi-Wahabi Ekstrim
Para pejabat Tunisia secara mengejutkan mencegah masuknya delapan mubaligh Salafi Wahabi ke negara ini.
Alalam (8/6) melaporkan, Kementerian Dalam Negeri Tunisia membenarkan pencegahan masuknya delapan orang ini dari salah satu negara Arab di Teluk Persia dalam rangka tabligh secara ekstrim.
Namun Kementerian Dalam Negeri Tunisia dalam pernyataan tegasnya tidak menyebutkan negara asal kedelapan mubaligh tersebut.
Pasca gelombang Kebangkitan Islam dan penggulingan rezim despotik Ben Ali, pemerintah Tunisia merekam pergerakan mencurigakan kelompok-kelompok Salafi-Wahabi ekstrim yang menimbulkan kekacauan dan meresahkan warga. (IRIB Indonesia/MZ)
Syeikh Wahabi Saudi Apresiasi Sikap Qaradhawi Anti-Hizbullah
Syeikh Abdullah bin Muni', anggota dewan ulama dan penasehat dewan kerajaan Arab Saudi, mengapresiasi sikap mufti Qatar, Syeikh Al-Qaradhawi yang menyatakan bahwa kelompok muqawama Hizbullah tidak dapat ditolerir dan menyebut Hizbullah sebagai musuh terburuk.
Dalam wawancaranya dengan koran Al-Sharq Arab Saudi mengklaim, "Memang tidak mungkin menolerir atau berkompromi dengan Hizbullah." Dikatakannya, Syeikh Al-Qaradhawi sebelumnya beranggapan bahwa mengakui Hizbullah merupakan salah satu cara pendekatan, dan dia pun membela kelompok itu. Akan tetapi saya mendengar bahwa dia sekarang telah mengetahui fakta dan menyadari bahwa Hizbullah tidak jujur dan munafik."
Al-Qaradhawi pada para syeikh pendukungnya di Qatar, merupakan pihak yang tampak sangat antusias dalam menjalin hubungan dengan rezim Zionis Israel. Kerjasama Qatar dan Israel sebagai penjajah Baitul Maqdis dan Palestina, di sektor keamanan dan militer, sudah tidak dapat dipungkiri lagi.
Syeikh Saudi ini menambahkan, "Saya bersyukur kepada Allah Swt bahwa syeikh kita (Qaradhawi) akhirnya memahami dan mengetahui bahwa para pejuang Hizbullah tidak pernah jujur dan berbagai transformasi di Suriah telah membuktikannya. Mereka itu lebih buruk dari musuh, oleh karena itu harus kita harus berterima kasih kepadanya karena telah mengubah pendapatnya terhadap Hizbullah."
Pernyataan dan reaksi anti-Hizbullah itu mengemuka setelah para pejuang kelompok muqawama Lebanon itu bersama-sama dengan militer Suriah berhasil mengusir para anasir teroris bersenjata dari kota Al-Qusayr, di Suriah. Setelah pertempuran selama tiga pekan, kota paling strategis untuk penyaluran senjata kepada kelompok teroris itu berhasil dikuasai kembali oleh militer Suriah.
Kemenangan militer Suriah dan Hizbullah di Al-Qusayr ini menuai kemarahan para pejabat Barat khususnya Amerika Serikat, Arab Saudi, Qatar dan Turki, yang dalam dua tahun terakhir mendukung anasir bersenjata yang menebar kejahatan anti-kemanusiaan di Suriah.(IRIB Indonesia/MZ)
“Mufti Arab Saudi dan Rekan-Rekannya Harus Mencuci Mulut Dulu”
Politisi Lebanon dan Ketua Partai Tauhid Arab , Wiam Wahhab menentang sikap anti-Suriah oleh Walid Jumblatt, dan menilai Mufti Arab Saudi "cacat mental."
Alalam (9/6) melaporkan, Wiam Wahhab mengatakan, "Mufti Arab Saudi dan para rekannya termasuk Mufti Qatar Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi, mereka sebelum mengucapkan nama para pejuang Hizbullah, harus terlebih dahulu mencuci mulut mereka."
Wahhab menambahkan, "Saya mendukung kaum Druze Suriah, karena mereka adalah kelompok minoritas dan tidak dapat bertahan dalam perang, oleh karena itu, sikap Walid Jumblatt, Ketua Uni Patriotik Nasional Lebanon, tidak menguntungkan kelompok tersebut."
Menurutnya, "Jumblatt sebelum mendengar pendapat para pemuka etnis Druze, dia lebih dahulu mendengarkan imbauan kedutaan besar asing."
Di bagian lain pernyataannya, Wiam Wahhab mengkritik Fouad Siniora (mantan perdana menteri Lebanon), dan menegaskan bahwa partisipasi Hizbullah dalam perang di Suriah sangat terbatas dan hanya berkaitan dengan sejumlah wilayah tertentu.
Dikatakannya, "Masalah Al-Qusayr sebelum menjadi masalah Suriah, adalah masalah Lebanon, oleh karena itu semua akan menyadari pentingnya keterlibatan Hizbullah dalam perang di Al-Qusayr, karena melalui cara ini sebenarnya Hizbullah sedang menjaga Lebanon."(IRIB Indonesia/MZ)
Imam Masjid Al Aqsa: Qaradawi Pengkhianat dan Pembohong
Imam Masjid Al Aqsa, Palestina menyebut Mufti Qatar pengkhianat dan pembohong karena telah mengeluarkan fatwa-fatwa jihad di Suriah.
Stasiun TV Alalam (11/6) melaporkan, Syeikh Salahuddin bin Ibrahim Abu Arafa dalam mereaksi fatwa terbaru Yusuf Al Qaradawi, Mufti Qatar mengatakan, "Jika apa yang diucapkannya benar, masalah jihad dan pembebasan Palestina semestinya menjadi prioritas dalam fatwa-fatwanya."
Surat kabar Al Ahram menulis, "Pengikut satu agama, satu satu sama lain tidak akan berjihad."
Abu Arafa menambahkan, "Bagaimana mungkin pintu-pintu surga terbuka di Damaskus, kami tetangga Suriah. Di Palestina, Gaza dan Baitul Maqdis kami dijajah dan tidak ada seorangpun yang pernah mengeluarkan fatwa jihad di wilayah ini baik secara lisan maupun praktek."
Menurut Abu Arafa, jika mereka benar, masalah Palestina seharusnya menjadi prioritas dalam seruannya. "Baitul Maqdis dijajah sejak 60 tahun lalu, selama ini kemana mereka dan kenapa mereka tidak mengirim pasukan seperti ke Suriah, dan kenapa mereka tidak membentuk pasukan untuk Palestina," tegasnya.
Lebih lanjut Abu Arafa menjelaskan, "Kelompok-kelompok yang menggunakan nama agama di Suriah sebenarnya sangat jauh dari agama. Pasalnya, setiap orang yang mengibarkan bendera Islam untuk menumpahkan darah sesama Muslim dan atau menjarah harta mereka, siapapun dia adalah pengkhianat dan pembohong."
Umat Islam, katanya, bersatu dan satu agama, kitab suci juga satu Nabi. Orang-orang yang menginginkan perpecahan dalam agama ini, atau mengangkat senjata untuk itu , bukan bagian dari umat ini. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Janganlah menjadi kafir setelahku dan jangan saling membunuh satu sama lain."
Abu Arafa mengaku sampai kapanpun tidak akan pernah jera untuk menyampaikan kebenaran dan mendukung teman juga sahabat-sahabatnya. Ia mengharapkan keamanan dan perdamaian untuk Suriah dan berdoa agar musuh-musuh kalah.
Baru-baru ini, Yusuf Qaradawi dalam khutbah Jumatnya di Doha, Qatar menyebut komunitas Alawi Suriah, Nasiri dan mengklaim, "Alawi lebih kafir dari Yahudi dan Kristen."
Mufti Qatar menyeru seluruh Muslimin di seluruh penjuru dunia untuk membantu pemberontak bersenjata asing di kota Al Qusayr, Suriah dan berperang dengan Hizbullah.
Statemen keras yang menyerang Suriah terus dikeluarkan Mufti Qatar itu padahal ia tidak pernah sekalipun memprotes kejahatan rezim Israel terhadap rakyat Palestina dan Lebanon. Bahkan baru-baru ini ia menepis kekhawatiran Amerika Serikat terkait Israel bahwa pemberontak Suriah tidak berbahaya bagi rezim penjajah itu. (IRIB Indonesia/HS)
Al Azhar Mesir Menentang Fatwa Jihad di Suriah
Universitas Al Azhar, Mesir mengumumkan penentangannya atas statemen bersama yang dikeluarkan sejumlah ulama dalam pertemuan Kairo.
Stasiun TV Alalam (14/6) melaporkan, Al Azhar mengatakan bahwa statemen yang dikeluarkan sebagian ulama dalam pertemuan yang digelar di ibukota Mesir, Kairo, sektarian.
Syeikh Ali Syams, salah satu ulama Al Azhar dalam sebuah pidatonya menegaskan penentangan Al Azhar terhadap statemen sejumlah ulama yang menyeru umat Islam untuk berjihad di Suriah.
Ia mengatakan, "Al Azhar tidak ikut serta dalam merilis statemen ini dan tidak menandatanganinya."
Orang-orang seperti Mohammed Al Arifi dan Yusuf Al Qaradawi sedang membuka kesempatan terjadinya pembantaian yang lebih besar terhadap oarang-orang tak berdosa di Suriah dengan mengeluarkan statemen semacam ini dan ajakan berjihad di Suriah. (IRIB Indonesia/HS)
Al-Manar Bongkar Kebohongan Berita Pengibaran Bendera Ya Husein di Al-Qusayr
Kebohongan berita televisi Al-Arabiya (Saudi) dan Aljazeera (Qatar) tentang berkibarnya bendera bertuliskan "Yaa Husein" di masjid Umar bin Khattab, di kota Suriah, terkuak setelah tersebarnya sebuah rekaman video.
Alalam (15/6) melaporkan, dalam rekaman video itu disebutkan bahwa sejumlah pemuda memasang bendera tersebut di masjid Imam Hasan as di Al-Qusayr, yang jaraknya dua kilometer dari dari masjid Umar bin Khattab.
Berita bohong pengibaran bendera Yaa Husein di masjid Umar bin Khattab itu sekali lagi membuktikan upaya tiada henti Al-Arabiya dan Aljazeera untuk menyulut fitnah antarmazhab di Suriah.
Di bagian lain rekaman video yang disiarkan oleh televisi Al-Manar itu, ditayangkan perbedaan gaya arsitektur menara di masjid Umar bin Khattab dan masjid Imam Hasan as.
Media massa Arab khususnya Aljazeera dan Al-Arabiya mempublikasikan rekaman video pertama itu dengan tajuk berita, "Upaya Syiah-isasi Masjid-Masjid di Al-Qusayr." (IRIB Indonesia/MZ)
Tiga Tahun Lagi, Jalur Gaza Tidak Dapat Dihuni
Reporter PBB Urusan HAM di Palestina menyatakan, "Jika kondisi saat ini di Gaza terus berlanjut, maka wilayah ini tidak akan dapat dihuni dalam tiga tahun mendatang."
Alalam (15/6) melaporkan, menyinggung blokade darat, laut dan udara terhadap Gaza oleh Israel, Richard Folk menuntut diakhirinya blokade kejam itu karena jika hal ini terus berlanjut maka dalam waktu dekat wilayah ini tidak akan dapat dihuni.
Pejabat tinggi PBB ini dalam pernyataannya menyebutkan, "Satu juga 700 ribu warga Palestina tinggal di Gaza dalam kondisi yang sangat mengenaskan akibat dampak ekonomi dan sosial dari blokade Israel."
"Blokade tahunan di Gaza telah menghentikan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini dan membuat warganya miskin serta sepenuhnya tergantung pada bantuan asing."
Folk menjelaskan, "Para nelayan Palestina di Gaza tidak dapat menangkap ikan lebih dari enam mil dari garis pantai dan para petani tidak dapat menjangkau tanah pertanian mereka akibat dinding pemisah Zionis, sementara di sisi lain, para pengusaha Gaza tidak dapat beraktivitas akibat batasan ketat yang diberlakukan rezim Zionis Israel."
Lebih lanjut Folk menyinggung 90 persen air bawah tanah di Jalur Gaza tidak tersaring dan tidak dapat digunakan untuk memasak atau minum. Selain itu, bahan bakar juga sangat langka di Jalur Gaza.(IRIB Indonesia/MZ)
Menteri Israel: Hasil Pilpres Iran Merugikan Israel
Rezim Zionis Israel dalam reaksi pertamanya menyikapi terpilihnya Hassan Rohani sebagai presiden baru Iran mengaku, terpilihnya Rohani akan menyebabkan embargo yang dijatuhkan kepada Iran akan berkurang.
Kantor berita Perancis, AFP sebagaimana dikutip Fars News (16/6) melaporkan, Gilad Erdan, Menteri Pertahanan Kota Israel mengatakan bahwa terpilihnya Rohani sebagai presiden baru Iran akan membawa dampak negatif bagi Israel. Pasalnya tekanan-tekanan dunia internasional terhadap program nuklir Iran akan berkurang.
Menteri Israel yang dikenal dekat dengan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, dalam wawancaranya dengan Kanal 10 televisi Israel menjelaskan, terpilihnya Rohani akan mengurangi tekanan sanksi yang dijatuhkan kepada Iran.
Shaul Mofaz, mantan Ketua Partai Kadima dan mantan Menteri Peperangan Israel mengaku, bangsa Iran menyampaikan keinginannya untuk perubahan dengan terpilihnya Rohani. Akan tetapi pandangan Israel sampai kapanpun tidak akan mengalami perubahan signifikan, baik dalam masalah program nuklir Iran, atau dalam masalah dukungan terhadap Hizbullah, juga dalam hal sikap Iran menyikapi Suriah.
Sebelum diumumkannya kemenangan Rohani dalam pilpres Iran ke-11, Moshe Yaalon, Menteri Peperangan Israel menekankan peningkatan sanksi bagi Iran. (IRIB Indonesia/HS)
Fatwa Takfiri Qaradhawi Didukung Rezim Zionis
Rezim Zionis mengapresiasi pernyataan fitnah Mufti Takfiri Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi dan menilainya menguntungkan Israel. Televisi Israel bahkan meluangkan waktu tayangnya khusus untuk fatwa dan fitnah pengkafiran oleh Al-Qaradhawi.
Alalam (16/6) melaporkan, analis masalah politik Israel Tzivi Yitzakili kepada televisi kanal 10 Israel mengatakan, "Saya mendengar Yusuf Al-Qaradhawi disebut sebagai menara dunia Ahlussunnah, saya setuju dengan hal ini karena fatwanya sangat penting… dia dalam wawancara dengan televisi Al-Arabiya (Arab Saudi) menyeru masyarakat dunia menilai fatwa jihad itu di dunia Ahlusunnah dan bukan Salafi."
Salah seorang tamu undangan televisi kanal 10 Israel mengatakan, "Yang pasti jihad tersebut adalah anti-Syiah dan Hizbullah."
Analis Israel itu menegaskan bahwa klaim-klaimnya sepenuhnya sejalan dengan pernyataan para mufti takfiri Saudi dan Qatar, seraya mengatakan, "Sekarang Ahlussunnah telah diseru untuk berperang melawan Syiah di Suriah… revolusi Suriah telah keluar dari tuntutan sebelumnya yaitu demokrasi."(IRIB Indonesia/MZ)
Koran Saudi Mengaku Khawatir dengan Sikap Rohani Terkait Suriah
Surat kabar Arab Saudi, Al Sharq Al Awsat menunjukkan kekhawatirannya atas sikap Presiden terpilih Iran terkait Suriah. Pada saat yang sama Al Sharq Al Awsat sama sekali tidak menyinggung masalah dukungan senjata rezim Al Saud terhadap teroris bersenjata di Suriah dan desakan parlemen Saudi untuk melawan pemerintah Damaskus.
Seperti dilaporkan Fars News (18/6), surat kabar Al Sharq Al Awsat edisi hari ini, Selasa (18/6) melansir pernyataan Hassan Rohani tentang sejumlah masalah dalam dan luar negeri Iran. Menurut surat kabar Saudi itu, sikap Rohani atas sebagian masalah tidak begitu jelas.
Al Sharq Al Awsat menulis, "Akan tetapi sikap Presiden terpilih Iran terkait masalah-masalah lain tidak terlalu jelas, pasalnya ditengah derasnya laporan yang menunjukkan peningkatan intervensi Iran di Suriah, Rohani mengatakan bahwa dirinya menentang intervensi asing di Suriah dan masalah negara itu harus diselesaikan oleh rakyatnya sendiri."
Ditambahkannya, "Rohani mengatakan, kami menentang terorisme dan perang saudara serta intervensi asing dalam urusan dalam negeri Suriah juga di negara-negara lain, dan dunia internasional harus bekerjasama untuk menyelesaikan masalah Suriah."
Al Sharq Al Awsat menuduh Iran melakukan intervensi di Suriah dan menafsirkan pernyataan Rohani sesuai dengan keinginannya.
Sementara itu surat kabar Jerman, Der Spiegel mengabarkan, Saudi memutuskan untuk mengirim senjata-senjata panggul anti-pesawat udara kepada kelompok bersenjata di Suriah guna menghadapi Angkatan Udara negara itu.
Berita yang sama dilaporkan Reuters mengutip sumber-sumber media lokal. Reuters menulis, "Arab Saudi menyerahkan paket persenjataan kepada pemberontak Suriah."
Parlemen Saudi di akhir sidangnya yang dipimpin langsung Raja Abdullah menyeru umat Islam untuk melawan upaya pengiriman senjata dan tentara bagi pasukan pemerintah Suriah sehingga mereka berhenti menindas rakyat negara itu. (IRIB Indonesia/HS)
Konspirasi Salafi Kobarkan Perang di Yaman
Kelompok Salafi bertekad mengobarkan perang baru anti al-Houthi di Yaman.
Televisi al-Alam dalam laporannya hari Selasa (18/6) menyebutkan pusat riset Eden memperingatkan sejumlah langkah sejumlah kelompok Salafi ekstrim dan partai reformasi Yaman untuk mengobarkan perang ketujuh antara al-Houthi dan pemerintah Sanaa serta mengulang skenario perang tahun 1994.
Pusat riset Eden di laporannya juga menyebutkan, kini tengah digalakkan berbagai langkah untuk mempersiapkan perang ketujuh antara al-Houthi dan pasukan pemerintah Yaman yang digalang oleh kelompok Salafi ekstrim dan partai reformasi Yaman guna mengulang perang pemerintah Yaman dan dengan dalih keberadaan al-Qaeda. Adapun kali ini yang menjadi target adalah Provinsi Saada dan al-Houthi.
Dalam hal ini, dinas intelijen internasional mendesak pemanfaatan kelompok ekstrim ini untuk menumpas al-Houthi dan meyakini bahwa al-Houthi berbahaya bagi masa depan Yaman, negara tetangga yang kaya minyak dan kepentingan Barat khususnya Amerika di Yaman serta kawasan. (IRIB Indonesia/MF)
Gadis Pengungsi Suriah Sering digoda, Al Zaatari Larang Mobil Arab Masuk
Kamp pengungsian Al Zaatari yang ditempati pengungsi-pengungsi Suriah di perbatasan Yordania, kemarin, Jumat (21/6) menutup akses masuk kendaraan-kendaraan berplat nomor selain Yordania. Langkah ini dilakukan untuk mencegah berlanjutnya gangguan sebagian warga negara-negara Arab Teluk Persia terhadap gadis-gadis Suriah di kamp tersebut.
Sumber-sumber keamanan Yordania seperti dikutip Fars News (22/6) mengumumkan, beberapa orang dari negara-negara Arab Teluk Persia menerobos masuk ke kamp pengungsian Al Zaatari untuk mencari gadis-gadis Suriah di tenda-tenda mereka dan mengajak mereka menikah Misyar atau melakukan hubungan di luar nikah.
Badan-badan keamanan Yordania menerima pengaduan para pengungsi Suriah yang sering diganggu kendaraan-kendaraan berplat nomor selain Yordania yang menggoda para gadis.
Menanggapi pengaduan ini, petugas kamp Al Zaatari sejak kemarin menerapkan pembatasan keluar-masuk kendaraan-kendaraan ke lokasi tersebut untuk mencegah masuknya kendaraan-kendaraan Arab. Mereka hanya mengizinkan kendaraan-kendaraan PBB yang membawa bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Suriah masuk.
Al Zaatari adalah kamp pengungsi terbesar kedua di dunia dan sampai sekarang 120 ribu pengungsi Suriah tinggal di sana. (IRIB Indonesia/HS)
Menteri Irak: Jika Syiah Suriah dibantai lagi, Ribuan Syiah Irak Serbu Damaskus
Menteri Transportasi Irak memperingatkan, jika kejahatan terhadap warga Syiah di Suriah terulang, atau makam suci Zainab as diserang, ribuan Muslim Syiah akan datang ke Damaskus untuk berperang dengan Al Qaeda.
Mareb Press seperti dikutip Fars News (22/6) melaporkan, Hadi Al Ameri, Menteri Transportasi Irak mengumumkan, "Ribuan Muslim Syiah Irak dan selain Irak akan datang ke Suriah jika kelompok teroris terus menyerang warga Syiah Suriah dan tempat-tempat suci di negara itu."
Ditambahkannya, "Apa anda ingin kami diam, pada saat yang sama Muslim Syiah diserang dan kalian dengan senjata dan uang terus mendukung para teroris. Amerika Serikat juga mendukung para teroris dengan senjata dan uangnya."
Al Ameri yang juga adalah Sekretaris Jenderal Badr, salah satu gerakan politik Irak mengatakan, "Warga Muslim Syiah marah dengan pembantaian 60 warga Syiah Suriah di tangan teroris di provinsi Deir Al Zour yang terletak di Timur Suriah baru-baru ini."
Menurut pengakuan Al Ameri, sepekan lalu dirinya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika dan dengan tegas ia katakan kepadanya, kami tidak pernah mendorong orang untuk berperang di Suriah, tapi harus saya katakan, jika kasus pembantaian seperti yang terjadi di Deir Al Zour kembali terulang, atau semoga tidak sampai terjadi, makam suci Zainab as diserang, tidak hanya satu atau dua orang yang akan berangkat ke Suriah, tetapi puluhan ribu Muslim Syiah akan datang ke sana untuk membantu pemerintah Damaskus melawan Al Qaeda. (IRIB Indonesia/HS)
Pertanyaan Warga Iran ini Tidak Dapat Dijawab Qaradhawi
Mufti Qatar Yusuf Al-Qaradhawi dalam sebuah tayangan langsung di televisi Aljazeera, berusaha menghindari pertanyaan seorang warga Iran melalui telepon dengan bersikap seolah tidak tahu-menahu.
Alalam (22/6) melaporkan, dalam tayangan langsung "Al-Syariah wa Al-Hayah" di televisi Aljazeera, disediakan layanan tanya jawab via telepon, dan pertanyaan seorang penelpon tidak dapat dijawab baik oleh Qaradhawi atau mufti para raja rezim-rezim Arab lainnya. Qaradhawi untuk lari dari pertanyaan itu mengatakan, "Saya tidak memahami pertanyaan itu!"
Seorang penelpon bernama Fouad Muhammaddari Iran, kepada para tamu tayangan tersebut bertanya, "Mengingat dalam Islam, minuman keras, kefasadan, diktatorisme dan penebaran fitnah itu diharamkan, apa pendapat Anda tentang para penguasa seperti Emir Qatar dan Raja Saudi yang berkuasa atas nama Islam dan melakukan hal ini?"
Pembawa acara program tersebut mengulangi pertanyaan tersebut secara detail dan menunggu jawaban, akan tetapi Qaradhawi berusaha menghindar dan mengatakan, "Saya tidak memahami pertanyaan ini!"(IRIB Indonesia/MZ)
Al Safir: Ada Konspirasi Serangan atas Kamp Pengungsi Suriah di Yordania
Surat kabar Lebanon mengabarkan kemungkinan adanya serangan bersenjata terhadap salah satu kamp pengungsian warga Suriah di Yordania.
Situs berita Day Press (23/6) mengutip surat kabar Al Safir menulis, "Informasi-informasi terpercaya menyebutkan adanya kemungkinan serangan kelompok bersenjata terhadap salah satu kamp pengungsian warga Suriah di Yordania dan upaya tuduhan serangan ini kepada pemerintah Damaskus sebagai jalan untuk melakukan invasi militer ke negara itu."
Dalam laporannya, Al Safir menjelaskan, "Penempatan ratusan tentara Amerika Serikat di Yordania mungkin adalah pendahuluan untuk melancarkan serangan ke kamp-kamp pengungsi Suriah."
Pasca berakhirnya manuver militer gabungan dengan Yordania pada Kamis pekan lalu, Amerika menempatkan ratusan militernya di negara itu.
Abdullah Al Ensour, Perdana Menteri Yordania, Sabtu (22/6) mengumumkan, 900 tentara Amerika ditempatkan di Yordania untuk memperkuat pertahanan negara itu menghadapi ancaman-ancaman potensial yang berasal dari krisis Suriah.
Ensour kepada wartawan mengatakan, "200 orang dari total pasukan Amerika itu adalah pakar militer yang dipekerjakan untuk menemukan cara bagaimana menghadapi serangan senjata kimia dan 800 tentara lainnya ditugasi menjaga sistem pertahanan rudal Patriot serta jet-jet tempur F-16 yang ditempatkan Washington di wilayah perbatasan Yordania pada Juni 2013." (IRIB Indonesia/HS)
DebkaFile: Teroris Suriah Punya Bahan untuk Membuat Senjata Kimia
Salah satu situs berita rezim Israel yang dekat dengan badan intelijen rezim itu mengabarkan, pemberontak Suriah memiliki bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat senjata kimia.
Situs berita Global Research seperti dikutip Fars News (23/6) melaporkan, DebkaFile baru-baru ini melansir laporan mengutip pejabat intelijen Israel yang menyebutkan bahwa pemberontak Suriah memiliki bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat senjata kimia. Ini adalah untuk pertama kalinya berita tersebut dilansir sejak bahan-bahan itu ditemukan di Turki.
Terkait hal ini Debka menulis, "Polisi Turki menangkap 12 anasir Al Qaeda dan Al Nushra dalam aksi-aksi demonstrasi di kota Istanbul dan kota-kota di Selatan negara itu. Di antara barang-barang yang berhasil disita dari para teroris tersebut adalah 4,5 kilogram gas Sarin, senjata tangan, granat, perlengkapan militer dan dokumen-dokumen operasi pemboman di kota Adana."
Debka juga mengungkap pengiriman senjata yang dilakukan Eropa, Amerika dan NATO untuk pemberontak Suriah, Debka menulis, "Sumber-sumber informasi mengatakan, NATO dan Inggris mengirim senjata berat ke pemberontak Suriah. Paket persenjataan pertama tiba di Turki dan Yordania tanggal 17 Juni lalu."
Ditambahkannya, "Rudal-rudal anti-jet dan anti-tank termasuk senjata-senjata yang dikirim kepada pemeberontak Suriah. Setelah tiba di Turki dan Yordania, senjata-senjata itu akan dimasukkan ke kota-kota di Selatan Suriah dan Aleppo hingga sampai ke tangan pemberontak."
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat secara resmi menyampaikan keputusannya untuk mengirim senjata ke Suriah. Negara-negara pendukung pemberontak Suriah kemarin, Sabtu (22/6) dalam pertemuan Friends of Syria mendukung suplai senjata lebih besar untuk kelompok teroris Suriah. (IRIB Indonesia/HS)
Militer Lebanon Akan Tindak Syeikh Salafi Penebar Fitnah
Militer Lebanon merilis pernyataan untuk berkomitmen menumpas segala bentuk fitnah di Seida dan berbagai wilayah di negara ini.
Alalam (23/6) melaporkaan, dalam pernyataan itu disebutkan, "Sekarang, dalan sebuah transformasi yang sangat disayangkan, kita menyaksikan pasukan militer terbunuh dan terluka bukan karena musuh melainkan oleh sekelompok Lebanon di jantung kota Seida. Sejak beberapa bulan lalu, militer berusaha menjauhkan negara dari berbagai peristiwa di Suriah, oleh karena itu pasukan militer tidak menjawab tuntutan repetitif untuk menindak kelompok Syeikh Ahmad Al-Asir guna mencegah fitnah serta memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk beraktivitas di bawah naungan undang-undang."
Militer Lebanon dalam pernyataannya menambahkan, "Namun berbagai peristiwa yang terjadi hari ini di Seida menunjukkan tujuan menyulut fitnah di Seida sama seperti yang terjadi pada tahun 1975 dan menyeret negara ke jurang kekerasan. Oleh karena itu, para tokoh di Seida harus bersama militer Lebanon untuk mendukung masyarakat dan memadamkan fitnah atau mereka memilih bersama para pefitnah dan pembunuh para pasukan militer Lebanon."
Militer Lebanon juga menyatakan komitmennya untuk tidak diam menghadapi serangan politik atau militer dan akan tegas dalam memberangusn fitnah di Seida dan berbagai wilayah lainnya.(IRIB Indonesia/MZ)
Arab Saudi Rekrut Pasukan dari Yaman untuk Dikirim ke Suriah
Ketua Lembaga Pertahanan Hak dan Kebebasan Yaman, Ali Al-Dulaimi menyatakan, "Arab Saudi merekrut pasukan dari Yaman dan berniat mengintervensi lebih dalam krisis di Suriah."
Dalam wawancaranya dengan Alalam (23/6), Al-Dulaimi mengatakan, "Pertemuan Abdurabbuh Mansour Hadi, Presiden Yaman dengan panglima pasukan penjaga perbatasan Yaman adalah untuk menarik persetujuan dari Arab Saudi, dan oleh karena itu, Menlu Yaman bertolak ke Arab Saudi untuk menyatakan kekhawatirannya atas apa yang diklaimnya sebagai intervensi Iran dalam urusan Yaman."
Al-Dulaimi menambahkan, "Kunjungan ini bersamaan dengan eskalasi penistaan Arab Saudi terhadap warga Yaman yang berdomisili di Saudi serta hukuman terhadap mereka."(IRIB Indonesia/MZ)
Meyakini Penghitungan di Hari Kiamat
Imam Husein as berkata:
"Berlakulah seperti seseorang yang akan disiksa karena melakukan dosa dan mendapat pahala karena melakukan perbuatan baik." (Bihar al-Anwar, jilid 75, hal 127)
Sesuai dengan ucapan Imam Husein as, seorang mukmin saat melakukan perbuatan dosa atau perbuatan baik, semestinya ia telah terlebih dahulu memikirkan siksa dan pahala atau akibat dari perbuatannya itu. Bila seseorang percaya akan penghitungan Hari Kiamat atas apa yang dilakukannya, maka dapat dipastikan bahwa keyakinannya itu akan mencegahnya dari perbuatan dosa. Sebaliknya, akidahnya akan pahala yang menanti atas setiap perbuatan baik, maka itu akan senantiasa mendorongnya untuk berbuat baik dalam kehidupannya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
Martabat Manusia dalam Pemerintahan Imam Mahdi af
Kelak di masa pemerintahan Imam Mahdi af, manusia akan memperoleh martabat yang sejati, yaitu martabat yang kokoh dan bersandar pada spiritual dan kesempurnaan transendenmanusia. Imam Mahdi af seperti seorang ayah bagi semua manusia dan mengantarkan mereka kepada martabat yang hakiki. Beliau akan menyempurnakan akhlak, menegakkan keadilan dan mencegah pelanggaran, kejahatan, penindasan dan penghinaan terhadap kumuliaan manusia. Selain itu, Imam Mahdi af akan memberikan kehidupan baru kepada hamba-hamba Allah Swt, dan mengokohkan kebenaran serta menghancurkan kebatilan.
Musim semi keadilan tersenyum lembut dan kota Samarra dipenuhi dengan udara harum pertengahan bulan Syaban. Ayunan bercahaya Imam Mahdi af berputar dan semua eksistensi secara serentak meneriakkan:
وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi." (Surat al-Qasas ayat 5).
Imam Mahdi af lahir pada tanggal 15 Syaban tahun 255 Hijriah di kota Samarra, Irak. Sang Juru Selamat di akhir zaman ini adalah putera dari Imam Hasan al-Askari as dan merupakan generasi keturunan Rasulullah Saw. Imam Mahdi af memiliki nama dan panggilan yang sama dengan Rasulullah Saw, yaitu Muhammad dan Abul Qasim. Ibunda beliau bernama Nargis Khatun.
Sampai berusia lima tahun, Imam Mahdi af berada di samping ayahnya. Pada usia itulah ayahandanya, Imam Hasan al-Askari as, meneguk cawan syahadah dan beliau menerima tampuk imamah atau kepimimpinan atas umat Islam. Atas kehendak Allah Swt, beliau kemudian ghaib untuk jangka waktu tertentu. Selama 69 tahun, beliau memimpin umat melalui perantara para utusan khususnya yang berjumlah empat orang.
Di usianya yang ke 74 tahun, Imam Mahdi as kemudian ghaib untuk jangka waktu yang sangat lama. Berdasarkan berbagai riwayat mutawatir, beliau kelak akan muncul kembali di akhir zaman untuk memimpin dunia ini dengan penuh keadilan dan ketentraman. Di masa beliau nanti, penindasan, kejahatan, kefakiran, dan diskriminasi akan dihapus dari muka bumi. Oleh karena itu, kemunculam kembali Imam Mahdi af menjadi harapan terbesar bagi para pencari keadilan, dan mereka selalu berupaya untuk menciptakan kondisi supaya dapat mempercepat kemunculan beliau.
Berdasarkan berbagai riwayat muatawatir dan kitab-kitab suci, Imam Mahdi af akan merealisasikan janji Allah Swt. Beliau akan membebaskan pemerintahan dari para penguasan zalim, dan dengan izin Allah Swt akan memerintah dunia dengan penuh keadilan. Di masa pemerintahannya kelak, peradilan dunia akan menyaksikan bahwa manusia akan mendapat martabatnya yang sejati.
Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki kehormatan dan martabat ilahi. Allah Swt menempatkan manusia sebagai "pengganti-Nya" di muka bumi dan memberikan kedudukan, kemuliaan dan martabat kepada manusia hingga memiliki derajat yang tinggi dan bahkan lebih tinggi dari malaikat sehingga malaikat pun bersujud dihadapan manusia.
Martabat adalah kehormatan, dan martabat ini merupakan bagian dari sifat manusia. Sejumlah ayat al-Quran menjelaskan tentang martabat dan keagungan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Misalnya, dalam surat al-Isra ayat 70 Allah Swt berfirman, "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam dan Kami angkut mereka di daratan dan di lautan dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."
Di dalam berbagai ayat lainnya ditegaskan bahwa apa yang di langit dan di bumi diciptakan untuk manusia. Hal itu menunjukkan keagungan dan kemuliaan manusia dibandingkan dengan makluk lainnya. Martabat tersebut pada dasarnya diperoleh manusia karena taat kepada Allah Swt. Manusia mencapai derajat yang tinggi dan jauh dari kehinaan karena ketaatannya kepada Allah Swt. Ketaatan tersebut akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan hakiki yaitu kehidupan yang suci dan abadi di bawah naungan rahmah Allah Swt.
Meski di mukadimah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ditegaskan tentang martabat dan jati diri manusia, namun sayangnya tidak diambil langkah serius terkait hal tersebut sehingga manusia jauh dari martabat yang sejati. Dengan demikian pengembalian martabat manusia memerlukan perubahan besar dan mendasar. Dewasa ini dunia menanti seorang juru selamat untuk menciptakan perubahan tersebut dan mengembalikan martabat dan kemuliaan manusia.
Di dalam Islam, sang juru selamat tersebut adalah keturunan Rasulullah Saw yaitu Imam Mahdi af. Beliau akan muncul untuk menegakkan keadilan, keamanan dan mengembalikan martabat sejati manusia serta menciptakan revolusi besar dalam hubungan sosial. Kemunculan beliau akan menghapus hambatan-hambatan internal dan eksternal kesempurnaan manusia dan menyiapkan faktor-faktor yang dapat menumbuhkankembangkan martabat manusia.
Dalam Islam, Rasulullah Saw dan Ahlul Bait-nya dijadikan sebagai pemberi petunjuk dan panutan bagi manusia untuk sampai kepada kesempurnaan. Imam Mahdi af sebagai cucu dan keturunan Rasulullah Saw akan muncul dan mengerahkan segenap upayanya untuk mengantarkan manusia kepada kesempurnaan sehingga martabat dan kemuliaan manusia yang telah hilang akan kembali lagi.
Salah satu langkah terpenting pasca kemunculan Imam Mahdi af adalah menciptakan berbagai faktor yang diperlukan untuk mewujudkan martabat sejati manusia. Dan untuk menghidupkan kembali martabat manusia itu beliau akan terfokus pada kekuatan intelektual manusia untuk mencapai kesempurnaan.
Di masa pemerintahan Imam Mahdi af, akan tercipta era kemakmuran bakat dan bebagai ilmu serta puncak humaniora dalam sejarah manusia. Sains dan ilmu pengetahuan akan merasuk ke dalam jiwa setiap manusia. Dengan kedatangan Imam Mahdi af, kebodohan akan diganti dengan ilmu dan manusia akan kembali mendapat martabatnya. Tentunya telah jelas bahwa sumber martabat dan kemuliaan manusia berasal dari ajaran kebenaran yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia. Dengan memanfaatkan ilmu tersebut manusia akan mendapatkan martabat dan kemuliaannya.
Terkait hal itu, Imam Jafar Shadiq as berkata, "Ilmu itu mempunyai 27 huruf (jenis). Semua yang dibawa oleh para Rasul tidak lebih dari pada dua huruf. Hingga kini manusia tidak mengetahui kecuali dua huruf tersebut. Jika al-Qaim dari keluarga kami kelak bangkit, dia akan mengeluarkan 25 huruf sisanya dan menyebarkannya kepada umat manusia. Kemudian beliau menambahkan dua huruf yang telah ada dengan 25 huruf yang dia bawa, sehingga genap menjadi 27 huruf."
Riwayat tersebut dengan gamblang menjelaskan perubahan yang luar biasa tentang keilmuan di masa kemunculan Imam Mahdi af. Cahaya ilmu ilahi di manapun tempatnya akan menghapus kehinaan, dan martabat manusia akan diperhatikan sehingga sikap-sikap seperti menghina dan menindas orang lain akan sirna.
Amat disayangkan, dewasa ini para penindas dan penjajah Barat telah mengabaikan martabat dan bahkan hak kehidupan manusia. Padahal Tuhan telah mengajak manusia untuk saling menghormati dan menjaga hak-hak materi dan spiritual masing-masing. Tuhan menilai manusia layak untuk menjaga keadilan tentang-Nya dan tidak mengizinkan manusia melakukan penjajahan, eksploitasi, penindasan dan diskriminasi.
Salah satu faktor yang dapat menghidupkan kembali martabat dan kemuliaan manusia adalah keadilan. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jika keadilan ditegakkan maka manusia akan sampai kepada kedudukan yang semestinya. Di masa kemunculan Imam Mahdi af, keadilan akan tegak di seluruh aspek kehidupan manusia dan mereka akan menikmati anugerah Allah Swt secara adil. Dengan tegaknya keadilan di muka bumi maka martabat dan kemulian akan dirasakan oleh seluruh manusia. Dengan demikian pemerintahan Imam Mahdi af berarti berakhirnya penindasan dan ketidakadilan di dunia. (IRIB Indonesia/RA/NA)
Misi Kelompok Takfiri di Dunia Islam
Dunia Islam dalam beberapa bulan terakhir melewati saat-saat yang sulit dan menentukan. Dari satu sisi, gerakan Kebangkitan Islam di negara-negara yang diperintahkan oleh diktator di Afrika Utara dan Timur Tengah telah mengancam kepentingan ilegal kekuatan hegemonik dan arogan dunia. Di sisi lain, gerakan-gerakan yang bertujuan untuk menciptakan perpecahan dan konflik sektarian di tengah umat semakin agresif melancarkan operasi mereka di kawasan. Kelompok Takfiri dan Salafi mendapat dukungan luas dari pemerintah-pemerintah Barat dan raja-raja Arab untuk menjalankan misi mereka.
Suriah saat ini telah menjadi medan untuk menyulut perang saudara di antara umat Islam. Barat dan sekutu regional mereka setelah sekian lama bahu-membahu untuk menggulingkan pemerintahan sah Suriah, kini mereka berupaya menciptakan sebuah perang sipil di negara itu dengan memanfaatkan jasa kelompok-kelompok Takfiri dan Salafi. Apa yang disebut sebagai konflik Sunni-Syiah di kawasan Timur Tengah, pada dasarnya bukan pertikaian di antara kedua kelompok tersebut, karena mereka telah hidup berdampingan dan damai selama bertahun-tahun dan tidak pernah saling membantai. Tentu saja, perbedaan mazhab selalu ada, tapi hal itu berhasil dikelola dengan baik.
Fakta yang sedang terjadi di wilayah ini adalah perluasan faham Wahabisme dan pemikiran dan perilaku Takfiri. Kelompok tersebut menganggap kafir dan menghalalkan darah semua pengikut aliran kepercayaan yang tidak sepaham dengan mereka. Perilaku kelompok Takfiri telah menyulut fanatisme buta dan ekstrimisme di tengah masyarakat Sunni. Sikap yang mengelabui opini publik ini membuat gerak langkah ulama-ulama moderat dan toleran semakin sempit. Amerika Serikat dan raja-raja Arab menentang Revolusi Islam di Iran yang menyerukan independensi dan perang melawan despotisme lokal dan imperialisme asing.
Revolusi Islam adalah bukan sebuah kebangkitan Syiah, tapi sebuah gerakan yang membawa pesan-pesan keadilan dan kebebasan, tidak hanya untuk Muslim, tapi untuk seluruh umat manusia. Kemenangan Revolusi Islam Iran telah mengguncang kawasan dan memberi inspirasi kepada kelompok-kelompok pejuang Islam di Timur Tengah. Fenomena ini membuat Barat ketakutan dan pada masa itu Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger menyatakan bahwa jika sebuah negara regional jatuh karena pengaruh Revolusi Islam, maka kasus itu akan menjalar ke negara-negara lain.
Amerika Serikat, pemerintah-pemerintah Barat, dan juga rezim Zionis Israel mulai mencari cara untuk melawan revolusi tersebut dan mencegah penyebarannya keluar dari wilayah Iran. Mereka di samping memberlakukan tekanan politik, ekonomi, dan bahkan memprovokasi Saddam Hussein untuk menyerang Iran, juga melancarkan serangan pemikiran dan budaya untuk mendongkel sistem Republik Islam serta memerangi pemikiran-pemikiran kebebasan yang disuarkan oleh Imam Khomeini ra. Untuk itu, Barat menggelar sejumlah seminar di universitas-universitas Haifa dan Tel Aviv, AS, dan beberapa negara Eropa untuk mengenal dimensi-dimensi ideologis Revolusi Islam Iran.
Barat mulai menemukan bahwa akar pemikiran revolusi tersebut adalah khazanah pemikiran Syiah dan nilai-nilai kebangkitan Karbala. Mereka juga memahami bahwa ada sebuah aliran bernama Wahabi yang mengkafirkan Syiah. Dengan kata lain, Barat khususnya AS bertekad untuk membenturkan Iran dengan Wahabi dan membatasi pengaruh Revolusi Islam. Padahal di Iran sendiri, masalah Sunni-Syiah tidak dipertentangkan, masyarakat Iran hanya menciptakan sebuah revolusi yang mengubah perimbangan regional. Rezim Shah Reza Pahlevi – sebagai sekutu dekat AS dan pendukung Israel – tumbang dan digantikan oleh sebuah pemerintah yang mendukung kaum tertindas di dunia, khususnya rakyat Palestina.
Menurut Barat, pemerintahan ala Imam Khomeini ra harus dicegah dan mereka mulai melancarkan kampanye Syiahphobia dan Iranphobia di negara-negara sekutu AS di Timur Tengah. Kampanye itu fokus pada dua isu yaitu, pertama menyulut perselisihan historis antara Persia dan Arab dan kedua mengangkat konflik Sunni-Syiah. Barat gencar memprovokasi masyarakat Muslim dengan menyatakan bahwa Iran adalah Syiah dan Persia, sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia Arab dan Sunni. Berdasarkan propaganda busuk ini, Iran berniat mensyiahkan Sunni atas nama agama Islam. Padahal, Revolusi Islam merupakan sebuah revolusi budaya dan pesan-pesannya diadopsi dari al-Quran dan ajaran-ajaran Nabi Saw yang menekankan pada perang melawan penindasan, menuntut keadilan, dan membangun persatuan umat.
Ekspor revolusi pada dasarnya juga menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada Muslim dan para penuntut keadilan di dunia. Para pemimpin Revolusi Islam tidak berniat memperluas penyebaran Syiah, tapi selalu menyerukan persatuan dan dialog di antara umat Islam. Sejalan dengan itu, sejak awal kemenangan Revolusi Islam, Iran aktif menyelenggarakan berbagai konferensi yang mengundang ulama-ulama Sunni dan Syiah dari berbagai negara di Tehran. Akan tetapi, AS dan sekutu regionalnya senantiasa mendistorsi fakta-fakta Revolusi Islam dan pesan-pesan revolusi. Mereka mengkampanyekan Revolusi Islam sebagai sebuah revolusi Syiah dan berbahaya bagi negara-negara mayoritas berpenduduk Sunni.
Kebijakan AS dan sekutunya untuk memerangi pemikiran dan ideologi Syiah telah memberi nafas baru kepada kelompok Wahabi untuk membuka sekolah-sekolah mereka di Pakistan, Afghanistan, dan kemudian di negara-negara Asia Tengah. Ribuan pelajar Wahabi dengan pemikiran Ibnu Taimiyyah berhasil didik dan mereka hanya dibekali satu mata pelajaran yaitu membunuh Syiah adalah jalan menuju surga! Ide gila ini pertama kali dilontarkan oleh Zbigniew Brzezinski, penasihat keamanan nasional AS pada masa presiden Jimmy Carter. Ia sendiri berangkat ke Pakistan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut.
Kelompok Taliban – dengan pola pikir ekstrim – pada pertengahan dekade 1990 berhasil mengontrol lebih dari 90 persen wilayah Afghanistan dan mengusir kaum Mujahidin dari Kabul. Keberhasilan itu diperoleh berkat bantuan dari dinas-dinas keamanan AS, Inggris, dan Pakistan. Pasca kemenangan muqawama Islam di Lebanon Selatan pada Agustus 2006, AS dan sekutunya di kawasan memperluas penyebaran pemikiran-pemikiran sesat Salafi dan Takfiri. Kemenangan Hizbullah terhadap Israel membuat AS dan rezim-rezim monarki Arab gusar. Bendera kuning Hizbullah dan poster-poster Sayid Hassan Nasrallah bertebaran di semua ibukota dan kota-kota besar di negara-negara Arab.
Kemenangan itu telah meningkatkan popularitas Hizbullah di kawasan, di mana tokoh penting Sunni Syeikh Rashid Al Ghannushi dalam sambungan telepon dengan Sekjen Hizbullah Lebanon, mengatakan, "Engkau adalah pemimpin dan imamku." Perkembangan itu membuat Menteri Luar Negeri AS saat itu, Condolezza Rice meminta pertemuan dengan pejabat keamanan dari empat negara Arab. Pemimpin dinas-dinas intelijen dan keamanan Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab berkumpul untuk membahas cara-cara memperluas Wahabisme, menciptakan konflik sektarian Sunni-Syiah, dan meredam pengaruh Hizbullah Lebanon.
Salah satu hasil pertemuan itu adalah kesepakatan untuk menciptakan konflik sektarian. Pada masa itu, Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni mengatakan, "Satu-satunya cara yang kita miliki adalah menyulut pertikaian Sunni-Syiah di kawasan." Israel percaya bahwa satu-satunya cara untuk menjaga keamanan rezim Zionis adalah memperkeruh konflik Sunni-Syiah dan menciptakan perang sektarian di dunia Arab. Krisis di Suriah dan upaya untuk menggulingkan pemerintah Damaskus pada dasarnya merupakan kelanjutan dari usaha untuk mengadu-domba Sunni-Syiah. Menurut perspektif Wahabi, setiap Sunni yang menentang pemikiran Salafi dan Takfiri, maka darahnya halal untuk ditumpahkan. (IRIB Indonesia)
Suriah dan Masa Depan Dunia
Dina Y. Sulaeman*
(Dimuat di Sindo Weekly Magazine No. 16 Thn II)
Aroma busuk perang Suriah telah menguar hingga ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Berbagai fatwa yang menyulut permusuhan dan kebencianditerbangkan oleh angin dengan sedemikian jauh, hingga baunya tercium sampai di Indonesia. Yusuf Qaradhawi, misalnya, berfatwa agar kaum Sunni berjihad melawan Syiah di Suriah. Padahal untuk pembebasan Palestina pun tak pernah ia sampai berfatwa sevulgar itu. Tak heran bila saat tulisan ini dibuat, sebuah ormas Islam sedang mengadakan road show penggalangan dana ke 35 kota se-Indonesia untuk membantu ‘umat muslim Sunni yang dibantai oleh rezim Syiah Suriah'. Dari beberapa lokasi awal saja, diberitakan sudah lebih dari seratus juta rupiah terkumpul.
Suriah, yang semula tak banyak dikenal rakyat Indonesia tiba-tiba menjadi sebuah isu penting, menyamai atau bahkan melebihi Palestina yang sejak lama menjadi sumber keprihatinanMusliminIndonesia. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sampai mengeluarkan ‘saran' agar Presiden Suriah Bashar al-Assad mengundurkan diri dari jabatannya. Saran SBY ini disampaikan dalam pertemuannyadengan ahli tafsir asal Suriah, Syekh Muhammad Ali Ash-Shobuni, di Istana Presiden Bogor (7/1/2013). Dari sisi etika diplomasi, ini sungguh sebuah pernyataan yang serius. Buat negara-negara Barat yang sangat seringmengabaikan etika diplomasi, hal ini mungkin biasa. Tapi, buat SBY yang selama ini selalu ‘hati-hati' dalam memberikan pernyataan, ini jelas luar biasa. Wow. Bila terhadap Israel yang sudah terbukti brutal, SBY tidak pernah menuntut agar Rezim Zionis dibubarkan dan digantikan oleh rezim yang demokratis, lalu mengapa terhadap Assad, SBY bertindak demikian?
Situasi ini menunjukkan bahwa konflik Suriah memang bukan konflik biasa dan akan membawa efek bagiIndonesia.Konflik ini perlu diwaspadai karena Indonesia adalah negara yang multietnis, agama, dan mazhab, sehingga menyimpan potensi konflik yang cukup besar.
Sayangnya, konflik Suriah juga dipenuhi berbagai penyesatan informasi, yang bahkan dilakukan oleh media massa terkemuka sekelas BBC, New York Times, atau Al Jazeera. Namun, meski informasi bersilang sengkarut, ada sebuah paradoks besar dari konflik ini yang tak mungkin tertutupi. Seiring dengan fatwa-fatwa kebencian ulama garis keras, seiring dengan aksi-aksi bom bunuh diri, pengeboman, dan mutilasi mayat yang disertai suara takbir yang dilakukan pasukan pemberontak, mengapa AS, Prancis, dan Inggris berkeras mendukung mereka? Sejak kapankah perjuangan jihad bisa seiring sejalan dengan agenda Barat?
Paradoks ini bisa dipahami dengan mempelajari peta konflik Suriah. Oposisi Suriah minimalnya terdiri dari tiga kubu. Pertama, kubu pemberontak yang mengklaim akan mendirikan khilafah (pemerintahan Islam) di Suriah, sehingga didukung oleh Hizbut Tahrir. Milisi yang bergabung dalam kubu ini antara lain Jabhah Al Nusrahyang berafiliasi dengan Al Qaida. Kedua, kubu yang bergabung dalam Syrian National Council(SNC) dan milisi Free Syrian Army, yang didominasi Ikhwanul Muslimin.
Didominasi Kelompok Pro-Israel
SNC bermarkas di Istanbul dan tak henti-hentinya bersidang dengandidampingi AS, Prancis, Inggris, Turki, Arab Saudi, dan Qatar. Kubu kedua ini lebih disukai Barat, meskipun pada saat yang sama sebenarnya Barat juga tetap mendorong Qatar dan Arab Saudi untuk terus membiayai kubu pertama. Sementara, kubu ketiga yang nyaris tak diberitakan media massa mainstream adalah kubu antiperang dan anti-intervensi asingyang tergabung dalam National Coalition Body.Bagi mereka, upaya penggulingan Assad haruslah dilakukan dengan cara-cara demokratis tanpa harus merusak perdamaian bangsa.
Lalu, dimana benang merah yang mempersatukan langkah Barat dengan kubu pertama dan kedua, yang secara umum sering disebut ‘mujahidin' itu? Tak lain, Israel. Sejarah mencatat betapa Suriah adalah duri dalam daging bagi Israel. Selain tak pernah mau berdamai dengan Israel, rezim Assad juga pendukung Hamas dan Hizbullah.
Seperti diungkap penulis Yahudi pengkritik Israel, Gilad Atzmon, pemerintah Inggris maupun Prancis sesungguhnya didominasi oleh kelompok lobby pro-Israel.Sekitar 80% anggota parlemen konservatif Inggris adalah anggota organisasi ultra Zionis, CFI (Conservatif Friend of Israel). Di Prancis situasinya bahkan lebih dahsyatkarena sistem politik negara itu seluruhnya dibajak oleh organisasi lobby Zionis, CRIF(Conseil Représentatif des Institutions juives de France). Itulah sebabnya, Prancis dan Inggris sedemikian berkeras menyuplai dana dan senjata kepada pemberontak Suriah. Dan, sudah menjadi rahasia umum pula bahwa politik AS juga didominasi oleh Israel. Sebagaimana dianalisis dua pakar Hubungan Internasional dari AS, Mearsheimer dan Walt, kelompok-kelompok lobby pro-Israel telah berhasil mengalihkan kebijakan politik AS menjauh dari kepentingan nasionalnya sendiri.
Bagi Barat, perang Suriah sebenarnya adalah perang proksimal untuk mengamankan kepentingan Israel. Artinya, untuk menjaga agar tangan mereka tetap bersih, Barat memperalat kelompok-kelompok Islam garis keras untuk berjihad di Suriah. Api kebencian agaknya telah membutakan sebagian dari mereka sehingga tak bisa menangkap realitas bahwa mereka sedang diadu jangkrik oleh Barat. Barat membantu dengan dana, senjata, dan yang terpenting, propaganda. Upaya propaganda ini sangat ampuh. Buktinya, semangat jihad dan kebencian terhadap Assad yang ‘kafir' itu bisa menyebar luas bahkan hingga ke kampung-kampung di Indonesia yang jauhnya lebih dari 8500 km dari Damaskus.
Inilah yang dinarasikan dalam film dokumenter karya jurnalis Rusia, Proddubniy, dkk, "Hasil perang ini tidak hanya berpengaruh bagi masa depan Suriah. Situasi di Suriah telah membagi dua dunia. Ini adalah konflik internal yang membawa konsekuensi global."Saat ini, dunia memang sudah terbelah, sebagian besar berdiri bersama Barat menentang Assad (Indonesia termasuk di dalamnya), dan sebagian kecilnya, antara lain Iran, Rusia, China, tetap bertahan membela Assad.
Sejak sepekan terakhir, Assad sudah kembali menguasai medan dan memukul mundur para pemberontak yang sebagian besarnya adalah tentara bayaran yang didatangkan dari berbagai negara asing. Namun, bila Barat tetap membabi buta ingin mengikuti kehendak Israel, bukan tak mungkin perang masih akan berlanjut ke tahap intervensi militer. Yang jelas, inilah suara hati seorang dokter dari Suriah yang diwawancarai Steve Inskeep dari NPR (29/5), "20% dari rakyat Suriahsangat mencintai Assad. Dan, 20 % lagi sangat membencinya. Tetapi, sisanya, 60% mencintai negara mereka. Mereka tidak mau negara mereka dihancurkan."(IRIB Indonesia)
*) Peneliti tamu di Global Future Institute, penulis buku ‘Prahara Suriah'
Syeikh Al-Azhar Rilis Fatwa Demo Anti-Mursi
Ahmad Al-Tayyib, Syeikh Al-Azhar Mesir mengeluarkan fatwa membolehkan demonstrasi dan protes damai terhadap Presiden Muhamamd Mursi. Menurut rencana kelompok oposisi Mesir akan menggelar demonstrasi akbar menentang pemerintahan Mursi pada tanggal 30 Juni mendatang. (IRIB Indonesia)
Apa Faktor di Balik Transisi Kekuasaan di Qatar?
Emir Qatar, Syeikh Hamad bin Al-Khalifa Al-Thani, yang telah berkuasa selama dua dekade melalui kudeta damai terhadap kekuasaan ayahnya, sekarang terpaksa harus bersiap-siap menyerahkan kekuasaannya kepada pangeran mahkota. Secara lahiriyah proses ini adalah dalam rangka menciptakan perubahan di negara Arab itu. Akan tetapi apa alasan sebenarnya di balik rencana lengsernya Emir Qatar dari kekuasaannya ini?
Sumber-sumber dekat dengan keluarga kerajaan Qatar menyatakan, muncul kondisi yang khusus di Qatar bahwa Syeikh Hamad bin Jassem Al-Thani, memaksa Emir Qatar untuk menyerahkan kekuasaan kepada putranya dan diperkirakan transisi kekuasaan itu akan dilakukan dalam beberapa pekan maksimal beberapa bulan mendatang.
Kondisi fisik Emir Qatar saat ini yang tetap bertahan hidup dengan menggunakan ginjal hasil cangkokan, terus memburuk dan oleh karena itu kemungkinan putranya setelah Idul Fitri nanti akan menggantikan kedudukannya.
Menurut laporan Middle East Online, keputusan Emir Qatar itu diambil setelah mendapat nasehat dari istrinya, Sheikha Mozah. Mozah mendesak suaminya lebih menyerahkan kekuasaan kepada Tamim, pangeran mahkota Qatar, selama ia (Emir Qatar) masih hidup, karena dikhawatirkan Tamim tidak akan mampu melaksanakan tugas dengan baik tanpa bimbingan ayahnya dan kemungkinan Syeikh Hamad bin Jassem bin Jabr Al-Thani, Perdana Menteri Qatar saat ini, tidak akan bekerjasama dengan Tamim.
Sheikha Mozah berpendapat bahwa Syeikh Hamad bin Jassem merasa berhak berkuasa karena dia juga ikut andil dalam kudeta damai tahun 1995 yang mengantarkan Emir Qatar ke kekuasaan. Oleh karena itu, selama ayahnya masih hidup, Tamim harus mampu menyusun kabinet baru terdiri dari para pejabat yang sama sekali tidak dikontrol oleh perdana menteri.
Tidak diragukan terjadi perselisihan hebat dan perebutan kekuasaan di dalam keluarga kerajaan Qatar. Bahkan beberapa waktu lalu, terjadi perang mulut antara dua pejabat Qatar. Namun berita-berita yang terpublikasi tentang hal ini, sebenarnya telah tersaring dan tujuannya mempersiapkan opini publik untuk proses transisi kekuasaan.
Akan tetapi benarkah hanya kondisi fisik sebagai faktor utama transisi kekuasaan di Qatar?
Amin Hatit, seorang analis Lebanon menyatakan, "Amerika Serikat sedang mengganti para penguasa di Turki dan Qatar setelah kegagalan mereka di Suriah."
Hatit dalam wawancaranya dengan Alalam (19/6) menyatakan, "Tidak mengherankan atau mengejutkan jika Amerika Serikat akan mengubah para pemimpin serangan ke Suriah, karena operasi militer sama seperti proses diplomatik yang ketika serangan gagal maka panglimanya akan diganti. Amerika Serikat juga terpaksa untuk mengubah para penguasa Qatar dan Turki. Oleh karena itu, Amerika Serikat memulainya dari Qatar yang lebih lemah dari Turki."
Ditambahkannya, "Amerika Serikat akan menggunakan kekuatan penggerak baru di Qatar dan memilih Tamim bin Hamad, pangeran mahkota dalam hal ini. Sementara di Turki, kelompok oposisi bangkit menentang Erdogan sampai akhirnya peluang untuk pengunduran dirinya tersedia."
Analis Lebanon ini menegaskan, "Qatar berhasil di Tunisia, Mesir dan Libya. Selain itu juga berhasil menggalang sejumlah anggota Hamas. Namun di Suriah, Qatar bersama Turki berjanji akan menggulingkan pemerintah berkuasa dalam tiga atau enam bulan, akan tetapi dua tahun berlalu hal itu tidak pernah terjadi."
Hatit berpendapat bahwa ini semua semua perkiraan Amerika Serikat melenceng. Dengan demikian harus dikatakan bahwa alih-alih Suriah tumbang, krisis di negara itu justru merobohkan rezim diktator boneka Amerika Serikat di kawasan. (IRIB Indonesia/MZ)
PM Qatar: Friends Of Syria Siapkan Rencana Rahasia di Suriah
Televisi France 24 (Sabtu, 22/6), dalam berita terkini mengutip dari Hamad bin Jassim, Perdana Menteri Qatar melaporkan bahwa negara-negara peserta dalam konferensi negara-negara penentang pemerintah Suriah yang lebih dikenal dengan Friends of Syria sepakat untuk melakukan langkah-langkah rahasia untuk menciptakan keseimbangan kekuatan militer di Suriah. (IRIB Indonesia / SL)
Negara-Negara Teluk Persia Siap Mengusir Warga Syiah Lebanon
Surat kabar Kuwait al-Seyasah (Jumat, 22/6) mengutip sumber-sumber terpercaya di pemerintah negara ini menulis, negara-negara di sekitar Teluk Persia dalam empat bulan ke depan sepakat untuk mengeluarkan empat ribu warga Syiah Lebanon dengan alasan mendukung Hizbullah dan pemerintah Suriah dari negaranya. (IRIB Indonesia / SL)
Perdamaian Versi Sidang Doha
Poin penting yang menjadi acuan sidang Doha adalah membentuk peran politik regional dan persatuan di koalisi kawasan serta mencitrakan perang di Suriah sebagai perang suci dengan memanfaatkan kondisi fitnah antar-mazhab.
Sidang di Doha, Qatar telah digelar. Dengan mengusung nama Friends of Syria, para peserta mengambil keputusan untuk memberi dukungan senjata kepada kelompok teroris yang merajalela di Suriah. Sidang ini lebih tampak sebagai gerakan kooordinasi strategi dan pengaturan kembali para pemain yang terlibat dalam proyek perang di Suriah. Karena Perancis dan Amerika adalah arsitek utama dalam hal ini. Diharapkan melalui koordinasi soal isu Suriah, kerjasama sejumlah pemain, maka perang Perancis dalam memerangi al-Qaeda di Mali akhirnya akan mendapat restu dunia.
Masalah seperti ini harus dengan bantuan Qatar, khsususnya dukungan finansial Doha jika ingin sukses. Perundingan dengan al-Qaeda di Mali utara akan berhasil dan pemerintahan pro Perancis akan semakin solid. Sedangkan Paris akan keluar dari Mali dengan rapor sukses. Akhir dari kesepakatan ini harus dilihat di Suriah.
Kekhawatiran terbesar Perancis, Qatar, Arab Saudi, Israel serta Amerika yang memaksa mereka seperti kebakarang jenggot adalah kekalahan al-Qusyair dan kekalahan ini jangan sampai terulang di Aleppo. Karena hal ini akan merusak perimbangan kekuatan. Oleh karena itu, proyek Mali harus selesai dengan cara seperti ini bahwa pasukan al-Qaeda di Mali akan dikirim ke Suriah melalui Turki untuk mencegah jatuhnya Aleppo ke tangan militer Suriah serta merebut perbatasan bersama dengan Turki.
Di sisi lain, mengingat masalah terbesar terkait perimbangan antara Amerika dan Rusia adalah isu intervensi militer atau zona larangan terbang telah mencapai jalan buntu, namun strategi pengiriman teroris ke Suriah tidak boleh sampai gagal sepenuhnya. Maka tak heran jika mereka yang mengatasnamakan Suriah dan berkumpul di Doha akan memanfaatkan kapasaitas lain dan di sektor lain guna menanajemen keamanan dan militer di Damaskus.
Oleh karena itu, lokasi pertemuan Friends of Syria ditetapkan di Doha di tempat yang sama kantor Taliban berada. Adapun peran Qatar dalam hal ini dengan dukungan finansial, media dan politik adalah mempermudah perundingan antara Amerika dan Taliban yang sebelumnya tercatat sebagai teroris di list pemerintah Washington serta memberikan paspor negara Arab dan Teluk Persia kepada sejumlah anggota elit Taliban untuk memasuki Lebanon dari desa Arsal atau jalan pegunungan lainnya. Kemudian pasukan elit Taliban ini baru memasuki Suriah untuk memperkuat kelompok teroris yang telah lama bercokol di negara ini dan mempertahankan wilayah yang telah berhasil dikuasai untuk tidak jatuh ke tangan militer Suriah.
Untuk mensukseskan misi ini, Kelompok 14 Maret di Lebanon bertugas untuk mempersiapkan jalannya rencana tersebut mulai dengan menciptakan kerusuhan di berbagai wilayah Lebnon dan Michel Sleiman yang dijanjikan untuk diperpanjang periode kepemimpinannya memiliki tugas untuk memberi dukungan politik.
Represi keras dalam proyek ini juga terlihat dengan upaya Qatar dan Arab Saudi meningkatkan bantuan finansial mereka kepada kubu politik di Lebanon yang mereka tuju dan di sisi lain, tekanan terhadap warga Lebanon di negara-negara Teluk Persia akan dikurangi atau mereka tidak akan jadi diusir.
Di sidang Doha meski ditekankan pentingnya mengirim senjata baru kepada kelompok teroris, namun para peserta sidang menyadari bahwa yang menjadi penentu dari perang di Damaskus adalah model serta berapa lama perang berlangsung dan senjata dalam hal ini bukan nomor pertama.
Untuk mensukseskan misi tersebut selain penempatan beberapa ribu pasukan Amerika di Yordania utara dan al-Qasr, jet tempur F16 serta rudal Patriot, juga dibuka tempat pelatihan di Yordania oleh Israel, Perancis serta Amerika yang selain dimaksudkan untuk meningkatkan semangat tempur para teroris juga mereka diajari strategi perang baru. Strategi ini juga diterapkan Amerika dan Perancis di Turki melalui instruktur perang mereka.
Poin aneh dalam wacana Sheikh Hamad bin Jassem, perdana Menteri Qatar adalah pendapatnya bahwa solusi tunggal untuk menggapai perdamaian hanya dapat diraih melalui dukungan senjata kepada kelompok teroris. Ini juga merupakan wacana dalam hubungan internasional bahwa kekuatan menjadi dasar interaksi dunia serta menjadi pedoman dalam mengkaji serta sampai pada tujuan. Jika sidang Jenewa 2 di Irlandia dan lobi-lobinya gagal, maka yang bakal menjadi pion-pion dalam strategi Barat-Israel serta Arab kawasan adalah kelompok Salafi dan Takfiri.
Poin penting yang menjadi acuan sidang Doha adalah membentuk peran politik regional dan persatuan di koalisi kawasan serta mencitrakan perang di Suriah sebagai perang suci dengan memanfaatkan kondisi fitnah antar-mazhab. Sehingga anasir teroris dan Israel serta seluruh kekuatan pendukung diktator menjadi bersih dan berhasil membentuk front regional. Bahkan jika gagasan yang dibentuk di Doha untuk mendukung kelompok teroris dalam prakteknya nanti gagal adalah rencana regional Barat-Israel serta pemerintahan Arab pro mereka yang sampai saat ini belum tumbang mampu melanjutkan kekuasaan mereka serta kepentingan AS dan Israel tetap terjamin. (IRIB Indonesia/Tasnim/MF)
Ketamakan Saudi untuk Menduduki Wilayah Yaman
Meski Kesepakatan Jeddah telah ditandatangani oleh Arab Saudi dan rezim Yaman di era diktator Abdullah Saleh, dan kesediaan pemerintah Yaman merelakan sebagian wilayahnya kepada Saudi, namun para pejabat Riyadh tetap tidak puas untuk merampas lebih banyak wilayah Yaman.
Alalam (21/4) melaporkan, sumber-sumber pemberitaan menyebutkan bahwa televisi Arab Saudi beberapa waktu lalu mempublikasi sebuah peta yang memasukkan wilayah-wilayah Yaman yang diduduki Riyadh kepada teritori Arab Saudi.
Bertahun-tahun berlalu pasca penandatangan Kesepakatan Jeddah, pemerintah Arab Saudi beberapa waktu lalu mengusir para buruh Yaman dan terus memperluas wilayah pendudukannya di Yaman.
Kini, Arab Saudi menuntut penggabungan sejumlah wilayah Yaman tanpa memberikan konsesi apapun. Masalah ini yang menyulut bentrokan antara militer Arab Saudi dengan kabilah-kabilah Yaman di dekat perbatasan.
Melihat kepasifan pemerintah Sanaa, kabilah-kabilah Yaman berusaha mempertahankan wilayah dan melawan militer Arab Saudi.(IRIB Indonesia/MZ)
Menurut Kantor Berita ABNA, Mufti Qatar Yusuf Al-Qaradhawi dalam sebuah tayangan langsung di televisi Aljazeera, berusaha menghindari pertanyaan seorang warga Iran melalui telepon dengan bersikap seolah tidak tahu-menahu.
Alalam (22/6) melaporkan, dalam tayangan langsung "Al-Syariah wa Al-Hayah" di televisi Aljazeera, disediakan layanan tanya jawab via telepon, dan pertanyaan seorang penelpon tidak dapat dijawab baik oleh Qaradhawi atau mufti para raja rezim-rezim Arab lainnya. Qaradhawi untuk lari dari pertanyaan itu mengatakan, "Saya tidak memahami pertanyaan itu!"
Seorang penelpon bernama Fouad Muhammaddari Iran, kepada para tamu tayangan tersebut bertanya, "Mengingat dalam Islam, minuman keras, kefasadan, diktatorisme dan penebaran fitnah itu diharamkan, apa pendapat Anda tentang para penguasa seperti Emir Qatar dan Raja Saudi yang berkuasa atas nama Islam dan melakukan hal ini?"
Pembawa acara program tersebut mengulangi pertanyaan tersebut secara detail dan menunggu jawaban, akan tetapi Qaradhawi berusaha menghindar dan mengatakan, "Saya tidak memahami pertanyaan ini!"
Salafi Takfiri dibantu Keamanan Bahrain Menyegel Masjid Syiah
|
Menurut Kantor Berita ABNA, sejumlah Salafi Takfiri Bahrain dengan bantuan dan dukungan kepolisian Ali Khalifah hari sabtu (22/6) menutup Masjid Abu Dzal al Ghifari di kawasan Al Anwar Yadrat, mereka mencegah dan menghina jama'ah Syiah yang akan menyelenggarakan shalat di masjid itu.
Masjid Abu Dzar al Ghifari adalah masjid yang dikelola jama'ah Syiah setempat yang pada tahun 2011 dirusak dan dibongkar oleh keamanan Bahrain dan pasukan militer yang dikirim oleh Arab Saudi sebagai jawaban atas aksi demonstrasi rakyat Bahrain yang menghendaki perubahan politik di negeri yang menerapkan sistem kerajaan tersebut. Warga Syiah setempat kembali membangun dan merenovasi masjid tersebut, sayang kelompok Salafi takfiri Bahrain mencegah masjid tersebut kembali diaktifkan.
Dalam pernyataan sikapnya, Al Wafaq menyatakan, "Rezim Bahrain dengan kepatuhan terhadap tekanan asing melakukan pelarangan kepada warga Syiah untuk menyelenggarakan shalat berjama'ah di masjid-masjid. Dengan adanya pelarangan penyelenggaraan shalat berjama'ah khususnya di Masjid Abu Dzar al Ghifari salah satu masjid dari 38 masjid yang telah dirusak rezim Bahrain menunjukkan rezim Ali Khalifah tidak memiliki keinginan serius untuk berdialog dengan rakyat dan kembali melanjutkan penghinaan dan pelecehan terhadap syiar-syiar agama."
Warga Syiah sebagai bagian mayoritas dari penduduk Bahrain sejak tahun 2011 menghendaki adanya perubahan politik di negeri mereka. Tuntutan yang disampaikan melalui aksi damai dibalas dengan kekerasan, penangkapan dan pembunuhan.
Tugas Umat Islam Saat Ini adalah Bersatu dan Bekerjasama
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei (7/6) dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi negara, Duta Besar negara-negara Islam, dan sejumlah keluarga syuhada menyatakan bahwa tugas paling penting bagi umat Islam dalam kondisi saat ini adalah waspada, mengenal peta jalan dan mengenal agenda musuh.
Beliau menekankan bahwa agenda utama musuh adalah menebar perselisihan dan konflik di tengah umat Islam. Karena itu, yang paling diperlukan saat ini oleh umat Islam adalah persatuan, kesepakatan, kerjasama dan solidaritas.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan untuk memperingati Bi'tsah atau Kenabian Rasulullah Saw itu, Ayatollah al-Udzma Khamenei di awal pembicaraannya mengucapkan selamat atas peringatan hari diangkatnya Rasulullah Muhammad Saw sebagai utusan Allah.
Menyinggung berbagai rintangan dan gangguan yang dihadapi oleh semua Nabi dalam menjalankan misi mengajak umat manusia kepada kebenaran, beliau mengatakan, "Penentangan dan gangguan yang dihadapi oleh Nabi Muhammad Saw dalam menjalankan misi dakwah lebih berat dan lebih menyeluruh dibanding para Nabi sebelumnya, dan gangguan itu selalu ada dengan berbagai bentuknya sampai akhir masa hidup beliau."
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan bahwa saat inipun seruan yang dikumandangkan Islam juga menghadapi gangguan dan penentangan dari musuh-musuh Allah. Beliau menegaskan, "Setelah seruan ajaran-ajaran yang datang dari selain Allah seperti marxisme dan liberalisme gagal mengantarkan umat manusia kepada kesejahteraan, saat ini hati dan mata umat manusia tertuju kepada Islam. Tak heran jika Islam yang diyakini sebagai pusat pemikiran keadilan dan kemuliaan manusia menjadi sasaran aksi-aksi permusuhan yang masif."
Salah satu contoh permusuhan itu, kata beliau, adalah penistaan yang mereka lakukan terhadap Nabi Muhammad Saw.
"Tak bisa dipercaya bahwa penistaan terhadap Islam dan permusuhan terhadap Islam di dunia ini terjadi tanpa didasari oleh program yang dirancang oleh dinas intelijen kekuatan-kekuatan adidaya dan dukungan finansial mereka," tambah beliau.
Rahbar mengingatkan bahwa permusuhan terhadap Islama ada kalanya dipicu oleh perilaku sebagian umat Islam seperti kejumudan dan sikap reaksionis. Sikap-sikap seperti ini dimanfaatkan adidaya dunia untuk menyulut kebencian terhadap Islam.
Beliau menandaskan, "Ajakan kepada Islam harus disampaikan dengan tegas dan berani serta dengan menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan. Dengan cara itu, hati akan terpanggil untuk mengikuti Islam."
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Dalam menghadapi sikap permusuhan terhadap pesan-pesan yang dibawa Islam, kaum muslimin harus tegar dan resisten seperti yang dilakukan oleh Nabi Saw dan kaum muslimin sepanjang sejarah."
Lebih lanjut beliau menyinggung tentang keharusan umat Islam untuk bersikap arif dan mengenal dengan baik peta jalan dan program, baik yang ada di tangan kaum muslimin maupun yang dimiliki oleh musuh.
Seraya menyebutnya sebagai hal yang sangat diperlukan, beliau mengungkapkan, "Agenda utama musuh adalah menebar perselisihan di tengah kaum muslimin dan permusuhan di antara pengikut berbagai madzhab Islam. Dengan cara ini, musuh bisa menyibukkan umat dan memalingkan perhatiannya dari agenda sebenarnya yang dirancang oleh musuh, yaitu kaum kapitalis bejat dan kaum zionis keji yang merampas negeri bangsa lain."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Kaum muslimin termasuk bangsa-bangsa Muslim, para politikus dan cendekiawan harus mengetahui peta jalan musuh sehingga bisa merancang agenda untuk melawannya dan tidak sampai melakukan kesalahan."
Menurut beliau, dengan menebar perselisihan di tengah umat, musuh berusaha keras memalingkan kaum muslimin dari permasalahan-permasalahan inti sehingga lalai akan masalah inti dan kemajuan-kemajuan yang mesti dicapai.
Dulu, kata Rahbar, untuk mewujudkannya Barat menggunakan cara penjajahan. Tapi sekarang, yang mereka lakukan adalah menciptakan perselisihan dan pertikaian di tengah umat Islam.
Beliau menambahkan, "Mengusung slogan-slogan demokrasi dan hak asasi manusia tak akan bisa membersihkan nama mereka yang buruk karena penjajahan yang mereka lakukan."
Di akhir pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyimpulkan, "Dengan mengandalkan kearifan serta kemampuannya mengenal musuh dan membaca peta jalan musuh, umat Islam harus bisa mengenal peta jalannya sendiri yang tak lain adalah persatuan, kesepakatan, kerjasama dan solidaritas."
Di awal pertemuan yang juga dihadiri oleh kepala tiga lembaga tinggi negara dan Ketua Dewan Penentu Kemaslahatan Negara, Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam kata sambutannya mengucapkan selamat atas peringatan hari diangkat Rasulullah Saw sebagai utusan Allah seraya menyebut Rasulullah sebagai khazanah ilmu dan rahasia Ilahi.
Menyinggung keutamaan-keutamaan Nabi Saw, Ahmadinejad mengatakan, "Misi utama Nabi Muhammad Saw adalah membawa hidayah kepada umat manusia. Dan dalam menjalankan misi ini, beliau dengan tabah menanggung berbagai macam kesulitan."
Menurutnya, tujuan dari risalah Nabi Saw adalah menyempurnakan akhlak yang mulia dan misi ini ditujukan kepada seluruh umat manusia.
Seraya menyebut revolusi Islam Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini (ra) sebagai seruan kepada ajaran para nabi yang penuh kebanggaan, Ahmadinejad menambahkan, "Tegaknya tauhid dan keadilan dengan sempurna akan terwujud nanti dengan kehadiran Juru Selamat terakhir, yaitu Imam Mahdi (as)."
Mengeluarkan Fatwa Pertumpahan Darah, Mufti Wahabi Menjadi Buronan
|
Menurut Kantor Berita ABNA, seorang Mufti Wahabi Kuwait, Shafi Al-Ajami, yang mengeluarkan fatwa penyembelihan anak-anak dan perempuan Syiah, lari ke Qatar setelah mendapat berbagai ancaman. Sekarang Al-Ajami merasa lebih tidak aman lagi di Qatar setelah seorang penguasaha Irak menentukan imbalan hadiah besar bagi siapa yang dapat membunuh Al-Ajami.
Shafi Al-Ajami, mufti Wahabi asal Kuwait itu juga tampil di televisi dan membanggakan kelompoknya di Deir Al-Zour yang membunuh seorang anak kecil di Suriah di hadapan kedua orang tuanya di halaman sebuah masjid milik warga Syiah di Deir Al-Zour. Setelah itu dia mendapat berbagai ancaman dan akhirnya melarikan diri dari Kuwait ke Qatar.
Seorang pengusaha Irak asal Basrah menjanjikan imbalan tunai dalam jumlah besar bagi orang yang dapat membunuh ulama penyebar pertumpahan darah dan fitnah antarmazhab itu. Namun tidak disebutkan jumlahnya.
Pada tanggal 12 Juni lalu, sekelompok ekstrimis afiliasi Front Al-Nusra membantai 60 warga desa Hatlah di Propinsi Deir Al-Zour karena mereka bermazhab Syiah. Termasuk di antara kejahatan tidak manusiawi mereka adalah menggorok leher Hujatul Islam Sayid Ibrahim Al-Sayid, juga istri dan anaknya.
Bangsa Iran Sukses Menciptakan Epik Politik
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Mohammad Ali Movahhedi Kermani, menilai pemilu presiden periode ke-11 Iran sebagai kemenangan besar bangsa Iran dalam menciptakan epik politik.
Ayatullah Movahhedi Kermani dalam khutbah Jumatnya (21/6) mengapresiasi paritisipasi massif rakyat Iran dalam menciptakan epik politik itu dan mengatakan, "Partisipasi epik ini merupakan jawaban atas seruan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran (Rahbar) agar masyarakat berpartisipasi massif dalam pemilu presiden."
Ditambahkannya pula bahwa epik politik 14 Juni 2013 itu kembali memuliakan bangsa Iran dan mengalahkan musuh Revolusi Islam.
Khatib shalat Jumat Tehran juga menyampaikan selamat kepada Presiden terpilih Iran Doktor Hassan Rohani dan menilainya sebagai seorang pemimpin yang handal dan patuh kepada Wali Faqih yang memiliki prestasi cemerlang baik sebelum atau setelah kemenangan Revolusi Islam Iran.
Ayatullah Movahhedi Kermani menjelaskan bahwa Presiden terpilih Iran harus senantiasa memegang teguh perintah Allah Swt dan Al-Quran serta memilih tim kerja dan penasehat yang layak, dalam mengarahkan beban berat tugas sebagai presiden untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Khatib shalat Jumat Tehran juga berharap Presiden terpilih Iran sukses dalam membentuk sebuah kabinet yang kokoh dan kompeten di bidang eksekutif.
Di bagian lain pernyataannya, Ayatullah Movahhedi Kermani juga menyampaikan selamat atas keberhasilan timnas sepakbola Iran "Tim Melli" lolos masuk ke Piala Dunia 2014 di Brazil.
Pada khutbah pertama, Ayatullah Movahhedi Kermani menjelaskan bahwa pada masa kemunculan Imam Mahdi as, tingkat kezaliman para kaum lalim terhadap orang-orang tertindas akan mencapai pada puncaknya.
Warga Syiah Direlokasi, Ribuan Warga Girang dan Ucap Syukur
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Ribuan massa yang mengklaim sebagai perwakilan santri dari berbagai pesantren di seluruh Madura melakukan demonstrasi sekaligus mengusir 168 pengungsi Syiah yang bertahan di GOR Sampang pada Kamis (20/6). Aksi ini dilakukan dibantu oleh aparat kepolisian. Demikian keterangan Drs. Ahmad Hidayat kepada Islam Indonesia di Jakarta.
Menurut Sekretaris Jenderal Ahlul Bait Indonesia (ABI) tersebut, para pengungsi yang tadinya memilih bertahan diseret secara paksa untuk masuk ke dalam mobil-mobl yang disediakan dan akan membawa mereka ke Sidoarjo. Beberapa anggota polisi wanita (Polwan) bahkan menggiring dan menyeret beberapa pengungsi wanita dari dalam GOR Sampang. "Sebetulnya kami tidak setuju dengan upaya relokasi tersebut dan memilih untuk bertahan di GOR Sampang, tapi apa daya kami menghadapi paksaan massa yang ribuan dan ratusan polisi yang mengusir kami," ujar Ahmad Hidayat.
Seorang pengungsi yang menolak disebutkan namanya mengisahkan proses pengusiran itu berlangsung dalam situasi yang panas dan menegangkan. Selain meneriakan takbir, banyak diantara para demonstran itu menghujat dan mengejek para pengungsi Syiah saat mereka digiring ke luar GOR Sampang. "Kami diperlakukan seolah maling, para perempuan kami banyak yang histeris dan shock diperlakukan seperti ini" ujarnya. Namun, dalam proses pengusiran itu, para demonstran tidak tergerak melakukan kekerasan secara fisik kepada para pengungsi.
Barang-barang pengungsi kemudian diangkut ke dalam sedikitnya enam truk. Satu unit bus milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur dioperasikan khusus untuk mengangkut para pengungsi.
"Kami ini bingung mau dibawa ke mana," Kata Matsali, salah seorang pengungsi, Kamis, 20 Juni 2013. Namun, dari sejumlah informasi yang dihimpun Tempo, pengungsi Syiah akan dibawa ke Puspoagro Sidoarjo.
Setelah semua barang diangkut, puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja menggiring seluruh pengungsi yang menolak diungsikan. Para pengungsi wanita berteriak histeris dan menangis karena dibentak oleh aparat keamanan. Para pengungsi diangkut dengan dua bus dan sebuah minibus. "Balas mereka, ya, Allah!" teriak pengungsi sambil masuk ke bus.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Sampang Rudy Setiadi menolak memberi tahu ke mana pengungsi akan direlokasi. "Saya tidak berwenang soal itu," katanya.
Melihat pengungsi direlokasi, ratusan warga Sunni yang memadati GOR Sampang berteriak-teriak girang sambil mengucap syukur.
Usai pengusiran, ABI merencanakan akan mengadukan soal ini ke pihak-pihak yang berwenang. Kendati merasa pesimis dengan sikap pemerintah, namun menurut Ahmad, mereka tak akan lelah untuk terus memperjuangkan nasib dan kebebasan mereka memeluk sebuah keyakinan. "Sebetulnya kami telah menghubungi para pejabat negara untuk mengadukan soal ini termasuk kepada Presiden SBY. Tapi tak ada respon sama sekali,"ungkapnya.
Pengungsi Syiah Sampang berada di GOR sejak sembilan bulan lalu. Mereka bertahan dan ingin dipulangkan ke kampung halamannya di Nangkernang, setelah terjadi pembakaran permukiman warga Syiah di Dusun Nangkernang dan Blu'uran, Sampang. Peristiwa ini menewaskan seorang warga Syiah.
RENUNGAN :
Yang perlu di INGAT, Republik INDONESIA adalah SUNNI terbesar di dunia dan Republik Islam Iran adalah SYI'ah terbesar didunia...dan 2 negara ini tidak pernah bersitegang SEDIKITPUN.
Indonesia mempunyai Dasar Negara UUD 1945 dan IDEOLOGI PANCASILA yang disana memuat tentang kebebasan beragama menurut aliran kepercayaan masing-masing.
Semua warganegara Indonesia BERHAK untuk hidup dimanapun selama masih di wilayah NKRI.
Jadi pembubaran atau Pengusiran warga SYI"AH Indonesia kedaerah yang NOTABENE BUKAN Rumah/wilayah/Kampungnya sendiri adalah RAWAN akan KEKERASAN berikutnya dan PEMAKSAAN KEHENDAK. Jadi kami mewakili SUKU BANJAR yang ada di Propinsi KALIMANTAN SELATAN yang NOTABENE dihuni begitu banyak suku MADURA, mengingatkan PEMERINTAH SAMPANG khususnya ORANG YANG "MENGAKU" SUNNI padahal tidak mewakili SUNNI secara INDONESIA, jangan merasa GERBONG duit/hasutan/iri dengki dan lainnya yang menganggap warga MADURA disana GAMPANG di PROVOKASI sehingga meneriakkan PERPECAHAN sesama ANAK BANGSA.
JANGAN merasa SOK ALIM, SOK PINTAR sehingga mengabaikan keamananan masyarakat INdonesia yang BHINEKA TUNGGAL IKA (Berbeda-beda tetapi tetap satu jua)...TIRULAH kami warga Banua BANJAR...walau di SAMPIT dulu (KALIMANTAN TENGAH) ada SKENARIO ADU DOMBA (DAYAK VS MADURA) tapi kami warga BANUA BANJAR tidak terpengaruh dan tetap mengakui suku MADURA yang teraniaya dan yang tidak berdosa adalah juga saudara KAMI sesama BANGSA INDONESIA.
SADARLAH Wahai Pemerintah SAMPANG Khususnya dan Pemerintah JAWA TIMUR UMUMnya...DUNIA MELIHAT KALIAN....Jangan mau diadu domba oleh orang yang MENJUAL AGAMA demi kepentingannya sendiri, demi menjaga EGO sesaat....Ini INDONESIA yang ber PANCASILA...bukan TIMUR TENGAH yang selalu BERKONFLIK karena GAMPANG DIADU DOMBA sesama MUSLIM. Kata PEPATAH BANJAR....JANGAN BECAKUT PAPADAAN (JANGAN BERTENGKAR SESAMA KITA sesama INDONESIA...sesama MUSLIM...sesama Makhluk ALLAH...sesama MANUSIA)...HIDUP PERSATUAN ISLAM...HIDUP PERSATUAN INDONESIA...HIDUP PERSATUAN DUNIA...HIDUP PERSATUAN SESAMA MANUSIA....!!!!!! team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/Sabtu/22/06/2013/R/AR/KNY/MFF [banjarkuumaibungasnya.blogspot]