PELAIHARI, Iklim benar-benar tak menentu. Panas terik Kamis (7/8) sore mendadak berubah gelap. Seketika angin kencang bertiup dan merusak sejumlah rumah warga di Desa Tirtajaya Kecamatan Bajuin.
Data dari pihak desa, jumlah rumah warga yang rusak sebanyak 21 buah di empat RT (1,2,3, dan 7). Sementara, data dari pihak Kecamatan, jumlah rumah yang rusak hanya 16 buah. Namun kedua pihak sama-sama menyebutkan rumah yang mengalami kerusakan parah hanya dua buah milik rumah Junaedi dan Sungkono di RT 1.
Sementara rumah Sungkono hanya atap bagian dapurnya yang rusak. Atap yang terbuat dari asbes itu bolong-bolong, beberapa lembar lainnya berhamburan. Namun bangunan pembuatan batu bata merah miliknya ludes diterjang amukan puting beliung.
Kendati rumahnya hancur, namun kedua keluarga tersebut terlihat tetap tabah. Meski begitu gurat kesedihan mendalam terpancar dari sorot mata mereka, terutama Supini, istri Sungkono.
Wanita lanjut usia itu sesekali menarik nafas panjang saat melihat bangunan pembuatan batu bata merah miliknya ludes. "Itu batu bata yang baru selesai dicetak turut hancur," ucap Supini lirih.
Penuturan warga setempat, selama ini desa mereka relatif aman dari bencana alam, termasuk puting beliung. Itu sebabnya mereka terkejut dan sebagian anak-anak masih trauma dengan kejadian itu. "Malam setelah kejadian itu, kami sekeluarga tak bisa tidur. Anak saya, Ika Nuraini (11), gelisah dan teriak-teriak terus," tutur Junaedi.
Beruntung tak ada korban jiwa. Kerusakan perabot rumah tangga pun tak seberapa. Perabotan milik Junaedi yang rusak (hancur) hanya meja kursi kaca dan beberapa barang sederhana lainnya. Perabot tak banyak yang rusak, karena memang tak banyak harta berharga yang dimiliki para korban angin puting beliung.
Rumah Junaedi dan Sungkono pun sederhana (tak permanen). Hanya berkontruksi kayu dan beratapkan seng yang mulai kusam. Bahkan atap rumah Sungkono hanya berupa daun nipah, hanya bagian dapur yang terbuat dari asbes. Dinding kayunya juga mulai compang-camping. "Untungnya rumah saya tak kena puting beliung. Kalau saja kena, pasti ludes, karena kondisi rumah saya reot begini," ucap Supini.
Hingga kemarin belum ada bantuan yang mengalir dari Pemkab Tala. Pejabat yang datang ke lokasi pun baru Camat Bajuin Akhmad Jayadi. Camat langsung turun ke lokasi beberapa jam usai kejadian guna mendata rumah yang menjadi korban.
"Saya sudah menyampaikan laporan terkait musibah itu kepada Pak Wabup dan instansi teknis terkait. Mudah-mudahan bantuan akan segera disalurkan," ucap Camat Bajuin Akhmad Jayadi.
TERJANGAN angin puting beliung yang menyapu sejumlah rumah di Desa Tirtajaya Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut (Tala) berlangsung begitu cepat, hanya dalam hitungan beberapa menit. "Cepat sekali kejadiannya. Saya bahkan tak tahu rumah saya ambruk," tutur Junaedi.
Saat kejadian, pria berusia 35an tahun itu berada di dapur. Junaedi memeluk erat istri dan anaknya. Ia tak berani ke luar, karena angin bertiup sangat kencang dan cuaca gelap gulita di luar rumah. "Semula saya kira suara hujan turun. Eh, ternyata rumah saya yang ambruk," ucap Junaedi.
"Suaranya gaduh sekali, seperti suara helikopter. Wusss...wuss...brak!" timpal Supini.
Kendati rumahnya selamat, namun bangunan pembuatan bata merahnya hancur. Supini sangat bersedih. Pasalnya itu adalah sumber kehidupannya. Tanah pertanian tak punya, menjadi buruh tani juga tak memungkinkan lagi karena usianya yang telah renta. Apalagi sang suami, Sungkono, sakit-sakitan dan tidak bisa melihat (buta).
Selama ini Supini lah yang menjalankan usaha pembuata batu bata merah itu. Sang suami, lantaran keterbatasan fisik, hanya bisa membantu mengaduk adonan tanah. Usaha batu bata merah itu pun hanya berkapasitas kecil, paling tinggi 3.000 keping per bulan dengan penghasilan tak lebih dari Rp500-750 ribu per bulan.
Empat orang anak Supini seluruhnya telah berkeluarga dan berada di tempat yang jauh. Seperti di Batulicin, Tanahbumbu. Kemarin sebagian anaknya datang menjenguk.
Korban Puting Beliung------------------------------------------------------------
Nama RT Jumlah Jiwa
------------------------------------------------------------
Junaedi 1 3
Sungkono 1 2
Marhamah 7 8
Hadi Supeno 3 4
Suhari 3 10
Supiati 3 3
Harto 3 3
Mulyanto 3 4
Mulyono 2 4
Kaseni 2 5
Hariadi 2 5
Pardi 2 6
Tumijan 2 4
Jasmanu 1 2
Jumanto 1 3
Bambang H 1 5
Ngalimin 2 3
Sumilah 1 5
Tabuono 1 5
Katini 1 4
Sumaryanto 1 3
-----------------------------------------------
Sumber data: Pemerintah Desa Tirtajaya
0 comments to "Tanah Laut diterjang angin putingbeliung...."