BANJARMASIN, SELASA - Nerawati (19) , seorang sales promotion girl (SPG), sempat 'kecanduan' mengikuti kuis lewat via short message service (sms) yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta. Dalam setiap kuis yang ditayangkan, dia mampu mengirimkan berkali-kali sms.
"Mengirimkan jawaban melalui sms ke nomor provider terdiri atas empat angka. Satu kali mengikuti kuis menghabiskan pulsa puluhan ribu rupiah," katanya.
Warga Jalan Kuin Utara RT 9 itu akhirnya menyadari kesenangannya mengikuti sms itu lambat laun membuat kantongnya kering. Sehigga kebiasaannya mengirimkan sms ke provider empat angka lambat laut mulai dikurangi.
Perempuan berkulit putih itu mengakui, kuis melalui sms tersebut sangatlah merugikan dirinya. Dia mengharapkan, tarif yang dikenakan tidak lagi berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000, tetap lebih murah menjadi Rp 100 hingga Rp 500 saja.
Menang kuis berhadiah tentu menyenangkan. Apalagi menjelang Lebaran. Kuis berhadiah melalui SMS premium atau premium call di televisi selama Ramadan, ditetapkan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai judi.
"Itu karena harga normal SMS hanya Rp 150, tapi dijual Rp 2.000, lalu kelebihannya dijadikan hadiah," kata Rais Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar, Senin (24/8).
Menurut pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya itu, hadiah yang menggiurkan seperti mobil atau haji membuat banyak orang yang tertarik dengan keberuntungan itu.
"Cara seperti itu merupakan judi, karena ada unsur untung-untungan dan ada unsur tipuan, karena pengelola SMS itu pasti untung lebih besar lagi hingga miliaran rupiah," katanya.
Bahkan, bila fasilitas premium call itu digunakan menjawab kuis, tambahnya, maka ada uang yang masuk ke penyelenggara kuis, karena untuk menjawab kuis dibutuhkan waktu tiga menit.
Kuis sms melalui media elektronik televisi dianggap Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Kalsel sudah berbau judi. Meskipun belum difatwakan secara nasional, segala sesuatu yang tergolong judi maka dimensinya haram.
"Kita mendukung usulan dari PWNU di wilayah lain terkait permasalah itu. Setiap ada unsur perjudiannya, sudah pasti dinyatakan haram," kata Ketua PWNU Kalsel, Sarbaini Haira.
Dia mengatakan, kuis melalui sms dan via telepon masih dalam pengkajian lebih mendalam. Salah satu masalah kemasyarakatan itu akan dibahas dalam Muktamar 2010 mendatang.
"Unsur judi sudah ada, diantaranya berhadap-hadapan, sekarang melalui media elektronik. Ada pihak yang dirugikan, jika mengikuti kuis itu, sekian pulsa akan ditarik, padahal belum tentu connect dan hanya akal-akalan provider," ujarnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel, Prof Asywadie Syukur menegaskan setiap yang mengarah untung-untungan adalah judi. Setiap judi hukumnya jelas pula haram, termasuk kuis melalui sms.
"Sudah ada itjima (kesepakatan ulama) se-Indonesia pada 2007 lalu, segala sesuatu yang mengarah untung-untungan judi. Selama Ramadan menghimbau kepada masyarakat agar memelihara ibadahnya, jika berbuat seperti itu (ikut kuis via sms) tidak mustahil akan mengurangi pahala ibadahnya," pungkasnya.
KH Miftachul Akhyar menilai, televisi selama Ramadan merupakan media massa yang patut disikapi secara hati-hati, karena bila tidak mampu menahan diri akan membuat orang yang berpuasa tidak berzikir.
"Kalau kita seharian tidak tidur dan hanya nonton televisi, kita mungkin akan tergolong orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa, kecuali lapar dan haus," katanya.
Ditanya cara mengantisipasi keinginan menonton televisi, ia mengatakan televisi tidak harus dimatikan, asalkan umat Islam yang berpuasa dapat mengendalikan diri.
"Kita harus tahu batas dengan menonton televisi yang berkaitan dengan tayangan yang menambah ilmu agama kita, sedangkan sisanya tetap digunakan untuk bekerja dan beribadah, termasuk membaca Alquran," katanya.
Ia mengatakan cara menonton televisi dengan tahu batas itu merupakan hal yang penting, mengingat Ramadan merupakan bulan 'obral' pahala dari Allah SWT. "Kalau menonton televisi terus, kita akan rugi besar, karena pahala benar-benar diobral Allah SWT selama Ramadan, misalnya ibadah wajib dihitung hingga 70 kali lipat, sedangkan ibadah sunah dihitung sebagai ibadah wajib," katanya.
Menurutnya, orang yang berpuasa dengan mengendalikan diri dalam keseharian merupakan kelompok minoritas, karena mayoritas orang yang berpuasa justru hanya mendapatkan lapar dan haus.
"Jadi, berpuasa dengan menjadi kelompok minoritas justru bagus, sebab puasanya membuahkan hasil. Ciri orang yang berhasil dalam berpuasa adalah hati-hati dalam kehidupan dan mengembangkan rasa kasih sayang di antara sesama manusia," katanya.(b.post)
Home � Berita � SMS Kuis Ramadan Judi???
SMS Kuis Ramadan Judi???
Posted by cinta Islam on 5:06 PM // 0 comments
0 comments to "SMS Kuis Ramadan Judi???"