Abdullah Saleh: Presiden Yaman

Anggota Parlemen Yaman mengeluarkan pernyataan yang menyebut ‎serangan militer pemerintah terhadap penduduk kawasan utara negara ini ‎sebagai tindakan dhalim dan menuntut agar konflik bersenjata segera dihentikan. ‎Enam partai pemrakarsa Fraksi "Pertemuan Bersama" di Parlemen Yaman ‎meminta kedua pihak untuk kembali ke meja perundingan. Partai-partai ini ‎menegaskan, perundingan satu-satunya solusi masalah yang ada di Yaman.‎
Sekitar dua pekan lalu seluruh jalan penghubungan ke kawasan utara Yaman telah ‎ditutup oleh pasukan pemerintah. Sebagian fraksi-fraksi parlemen Yaman meminta ‎kepada pemerintah Sana'a agar membuka jalur-jalur penghubung ke kawasan ‎utara demi mempermudah sampai bantuan ke sana. Para pejabat Yaman ‎mengakui, dalam perang selama dua pekan di kawasan utara, lebih dari 100 orang ‎Syiah yang tewas di kawasan ini.‎

Peserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam laporannya mengumumkan, akibat ‎berlanjutnya perang antara pasukan pemerintah dan kelompok Al-Hauthi di ‎sejumlah provinsi bagian utara negara ini, khususnya Provinsi Saadah, ribuan ‎penduduk terpaksa meninggalkan rumahnya. Disebutkan pula, hanya dalam dua ‎pekan lalu, sedikitnya 35 ribu warga Yaman telah menjadi pengungsi. Dengan ‎mencermati berlanjutnya serangan udara dan darat pasukan pemerintah terhadap ‎para penduduk kawasan utara Yaman, dikhawatirkan kondisi penduduk Syiah di ‎kawasan ini semakin memprihatinkan.‎





Saat ini sebagian kawasan utara Yaman berada dalam blokade pasukan ‎pemerintah. Jalan-jalan yang menghubungkan daerah ini juga ditutup dan ‎menyebabkan upaya membantu korban perang menjadi semakin sulit. PBB dan ‎Palang Merah Internasional baru-baru ini memperingatkan dampak buruk ‎berlanjutnya kondisi perang di utara Yaman. Jurubicara Komisaris Tinggi ‎Pengungsi PBB kemarin (Selasa, 25/8) mengumumkan, "Bertambahnya konflik ‎antara kelompok Al-Hauthi dan pasukan pemerintah akan semakin memperburuk ‎situasi di kawasan utara Yaman." Ketua Delegasi Internasional Palang Merah ‎Internasional Jean Nicolas Mati di Yaman juga mengatakan, "Kebanyakan ‎masyarakat di kawasan utara Yaman kebingungan tanpa tempat tinggal."‎

Kondisi krisis di kawasan utara Yaman ternyata membangkitkan reaksi dalam ‎negeri. Sebagian wakil parlemen Yaman menyatakan kekhawatirannya atas kondisi ‎yang ada dan meminta lembaga-lembaga hak asasi manusia untuk melakukan ‎tugasnya demi mengurangi kepedihan yang diderita rakyat.‎[islammuhammadi/mt/iribnews]