Angka pengangguran di Amerika Serikat mencapai tingkat tertinggi dalam 26 tahun terakhir. Saat ini, pengangguran di Negeri Paman Sam telah mencapai 9,7 persen, dan pada bulan Agustus lalu tercatat 216 ribu orang kehilangan pekerjaan. Sekitar 15 juta warga AS menganggur dan sejak dimulainya krisis ekonomi pada bulan Desember 2007, tujuh juta warga kehilangan pekerjaan mereka. Diperkirakan hingga akhir tahun 2009, angka tersebut akan melampaui 10 persen.

Berlanjutnya krisis finansial di sektor industri dan ketidakpercayaan konsumen AS, merupakan faktor eskalasi angka pengangguran di negara ini. Pada saat yang sama, pekan lalu diumumkan pula bahwa jumlah bank AS yang bangkrut sejak awal tahun 2009 telah mencapai 84 bank.

Bangkrutnya bank-bank AS menurut para pengamat mengalami percepatan dan saat ini mencapai tingkat tertinggi sejak tahun 1989. Pada tahun 1989, sebanyak 534 bank bangkrut karena krisis utang. Namun di sisi lain, jumlah total aset 84 bank yang bangkrut saat ini berkali-lipat lebih banyak daripada aset 534 bank pada tahun 1989.

Untuk meredam gejolak, pemerintah AS pekan lalu mengklaim bahwa indikasi keluarnya AS dari krisis ekonomi jangka panjang sudah mulai terlihat. Menteri Keuangan Amerika Serikat, Timothy Geithner Rabu (2/9) mengatakan, saat ini telah tampak indikasi pertumbuhan ekonomi AS dan dunia.

Ia juga mengatakan, hingga saat ini jarak untuk mencapai pemulihan ekonomi AS masih sangat jauh. Sebelumnya, Presiden Bank Sentral AS, Ben Bernanke, juga menyebutkan adanya indikasi pemulihan ekonomi global. Sejumlah prediksi menunjukkan bahwa pada triwulan tahun ini, ekonomi AS akan memulih. Namun harapan tersebut memudar setelah angka pengangguran di Amerika Serikat terus meningkat.[islammuhammadi/mt]