Ahmadinejad Bicara Tentang Islam (1)
Pemerintahan periode pertama Mahmoud Ahmadinejad memulai kerjanya di saat para pendukung liberal, sekular, teknokrat dan lain-lainnya berusaha secara luas bersama musuh-musuh asing untuk menghancurkan semangat revolusi dari struktur kekuasaan politik, hubungan sosial dan keyakinan agama masyarakat. Sekalipun demikian, dengan keutamaan ilahi semangat menuntut keadilan menjadi sebab bagi Iran mampu melumpuhkan langkah-langkah mereka. Kemenangan pemerintahan yang di masa pemilu presiden Iran 3 Tir 1384 (4 Juli 2005) slogannya adalah memasyarakat dan berwilayah kembali mengangkat wacana keadilan, kasih sayang, pelayanan dan keberagamaan menggantikan pelbagai tolok ukur tidak benar yang disebarkan oleh mereka yang haus kekuasaan rapuh Barat.
Pemerintahan Ahmadinejad tidak dipengaruhi kecenderungan liberalisme, tidak menerima secara buta terhadap pelbagai advis Bank Dunia, tidak pula menerima para penguasa Barat dan Timur, tapi berkiblat pada revolusi dan sesuai dengan cita-cita negara Republik Islam Iran. Sikap prinsip dan tegas Ahmadinejad dalam pelbagai masalah seperti nuklir, holocoust, rezim Zionis Israel dan lain-lainnya membuat kekuatan hegemoni global di pelbagai kesempatan menjadi bingung, bahkan terperangkap dalam krisis pengambilan keputusan.
Tulisan-tulisan berantai ini akan menguak secara sekilas pelbagai ide dan pemikiran Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Republik Islam Iran agar prinsip-prinsip dasar pemerintahannya dapat lebih terkuak dan dapat dijadikan rujukan.
Islam Pondasi Budaya dan Pemikiran Bangsa Iran
Negara kita adalah negara Islam. Semua usaha keras dan pelayanan yang dilakukan pada akhirnya harus berujung pada kesempurnaan manusia. Islam pondasi budaya dan pemikiran bangsa Iran. Identitas dan budaya kita berdasarkan agama Islam. Bila agama dilemahkan, budaya kita dan simbol-simbol berharganya seperti sastra, puisi, seni, irfan, pengorbanan, jihad, cinta dan kasih sayang bakal ikut melemah.
Di tahun-tahun dan dekade terakhir telah dilakukan usaha keras agar peran agama dalam kehidupan individu dan sosial di kancah politik dan pemerintah semakin pudar warnanya. Apakah sebabnya selain ini? Bila agama melemah, niscaya identitas kita juga ikut melemah dan bila identitas kita telah lemah, pada waktu itu mereka mampu mengambil segalanya dari kita. Apa yang mereka inginkan bakal diberikan kepada kita, bahkan gaya, cara pandang dan budaya pun akan dipaksakan kepada kita.
Islam satu-satunya jalan penyelamat manusia
Hari ini manusia menghadapi tantangan dan masalah penting. Dari satu sisi ada jurang pemisah yang teramat dalam antara negara-negara kaya dan miskin, eskalasi ketegangan baik di tingkat regional dan internasional, perang, pemerkosaan, kebusukan hati dan kedengkian semakin meningkat. Hancur dan rusaknya pondasi institusi keluarga di kebanyakan negara dan serangan hebat terhadap budaya, tradisi dan sejarah bangsa-bangsa. Sementara di sisi lain, manusia kini menghadapi kondisi yang begitu kompleks.
Bila kita menjadikan opini publik bangsa-bangsa sebagai rujukan, dapat kita saksikan betapa bangsa-bangsa tidak menyaksikan persepektif cerah dalam proses yang ada di hadapan manusia. Dengan kata lain, bila kita andaikan berlanjutnya gerakan masyarakat manusia di jalur yang ada ini, tidak bakal disaksikan ufuk cerah demi terciptanya perdamaian dan ketenangan berkelanjutan di dunia.
Kini aliran-aliran Atheis dan Humanisme tidak mampu menjawab kebutuhan alami dan fitrah manusia. Kita dapat menyaksikan hal ini dalam kinerja politik dan sosial yang dihasilkan oleh aliran-aliran ini di dunia saat ini. Kini tidak hanya bangsa-bangsa di dunia yang tidak dapat menerima kenyataan ini dan bergerak sesuai dengan aliran-aliran pemikiran ini, tapi negara-negara di dunia juga sudah tidak dapat menerimanya.
Dalam kondisi yang demikian, Islam sebagai agama sempurna mampu tampil menjawab segala kebutuhan manusia. Semua menerima manuia haus akan keadilan. Keadilan hanya akan langgeng bila berdasarkan nilai-nilai spiritual. Kini semua manusia mencari perdamaian dan ketenangan, namun perdamaian dan ketenangan yang berkelanjutan hanya tercipta berdasarkan keadilan dan spiritual. Perdamaian dan ketenangan yang tidak berdasarkan keadilan dan spiritual tidak akang langgeng. Tidak lebih dari perdamaian yang dipaksakan. Perdamaian yang dipaksakan di balik bayang-bayang sejumlah gudang senjata nuklir, kimia dan biologi. Pada dasarnya perdamaian yang semacam ini sejatinya bukan perdamaian, bila tetap dipaksakan untuk disebut sebagai perdamaian tidak bakal kokoh dan berkelanjutan.
Manusia saat ini mendambakan keadilan dan obat bagi semua penyakit manusia adalah penerapan keadilan di tingkat global. Keadilan adalah tuntutan fitrah manusia. Sesuatu yang diinginkan oleh seluruh institusi umat manusia dan kebetulan sekali seluruh masalah manusia saat ini bersumber dari ketidakadilan.
Islam adalah agama penyeru keadilan. Islam menyerukan spiritual. Sebuah agama yang sempurna dan agama terakhir. Satu-satunya jalan penyelamat manusia adalah berpegangan dengan Islam dan penerapan hukum-hukum dan budaya tinggi Islam. Saat ini kepala-kepala negara Islam berkewajiban dan kita semua wajib untuk memperkenalkan Islam sebagaimana adanya. Pengalaman sejarah membuktikan, ketika Islam murni diperkenalkan hakikatnya di satu periode sejarah dan di sebuah daerah, hati manusia yang mendengarnya bakal cenderung mengikuti Islam. Kini tuntutan akan keadilan dan spiritual telah menjadi tuntutan global umat manusia. Di sini kita sebagai umat Islam berkewajiban memberikan jawaban tepat dan benar terhadap tuntutan yang benar ini[2]. Bersambung…. [islammuhammadi/mt/sl]
1. Pidato di Acara Pengambilan Sumpah Presiden, 15 Mordad 1384 (6 Agustus 2005)
2.Wawancara dengan media Arab Saudi, 17 Azar 1384 (8 Desember 2005)
Ahmadinejad Bicara Tentang Islam (2)
Islam Agama Pembebas Kegagalan Atheisme dan Liberalisme
Manusia saat ini berada pada periode paling penting, satu periode di mana di hadapannya ada satu pilihan historik dan paling menentukan. Kegagalan aliran materialisme; Atheisme dan Liberalisme, meluasnya kezaliman, ketidakadilan, kemiskinan, ketegangan dalam hubungan regional dan internasional, perlombaan tanpa henti persenjataan, terisolasinya moral dalam hubungan politik, tiada ketenangan dan perdamaian berkelanjutan kondisi umum masyarakat manusia, keputusasaan akan terciptanya dunia yang penuh keadilan, ketenangan dan perdamaian dengan berlanjutnya kondisi saat ini membuat dunia kekinian menanti dan haus mencari sebuah model sempurna guna menciptakan dunia penuh kebahagiaan. Dunia yang melindungi kehormatan manusia bersandarkan keadilan, perdamaian dan spiritual.
Semua ini adalah tuntutan para ilmuwan, kalangan elit, seluruh bangsa merdeka dan setiap individu yang berpikiran bebas. Untungnya, agama pembebas Islam dan dunia Islam memiliki kapasitas dan kemampuan yang lazim guna memberikan jawaban sesuai dan sempurna terhadap kebutuhan yang berlandaskan fitrah ini. Dunia Islam memiliki seluruh potensi dan fasilitas materi serta spiritual guna menjamin kebutuhan saat ini masyarakat manusia[1].
Harus Menciptakan Kondisi Islami di Tengah Masyarakat
Undang-undang Islam merupakan bagian dari pemerintahan Islam. Sebagian dari undang-undang Islam diterapkan secara Islam oleh aparat negara. Sebagian lainnya direalisasikan oleh masyarakat yang sudah semestinya berpikiran secara islami, hidup secara islami dan juga mempelajari Islam. Yakni, kehidupan, berpikir dan keinginan-keinginan mereka tepat sesuai dengan yang diinginkan Islam dan negara Islam. Bagian ini tampaknya adalah yang paling sulit dan kita belum memasukinya.
Suatu waktu saya menyampaikan kepada salah satu tokoh bahwa UUD kita disebutkan bahwa negara adalah negara Islam. Bila menginginkan undang-undang kita islami atau setidaknya bukan non-Islam, petunjuk teknis yang jelas telah terdefinisikan. Agar para pejabat kita konsekwen dengan Islam dan negara Islam, petunjuk teknis secara detil juga telah diprediksikan dalam UUD. Namun belum ada yang bertanggungjawab mengenai masyarakat senantiasa bernapas dalam atmosfir Islam, berpikir secara islami dan menginginkan Islam. Siapa yang beratanggung jawab atas kondisi ini? Di sini permasalahannya. Tidak jelas.
Bila kita terima masalah ini belum jelas, tentu dapat pula dikatakan bahwa masalah ini terlupakan atau mungkin kita dapat mengatakan bahwa kemungkinan masalah ini menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Bila kita ingin berpikiran secara positif, tentu opsi kedua yang dipilih dan itu berarti tanggung jawab masalah ini berada di pundak seluruh masyarakat dan pemerintah[2].
Islam Agama Universal dan Global
Islam adalah agama yang tidak dibatasi oleh batas-batas geografi atau satu etnis, ahkan satu bangsa. Islam adalah agama dunia. Islam adalah agama global. Pada prinsipnya Islam didatangkan untuk mengarahkan dunia bergerak menuju keadilan dan berdasarkan keadilan. Islam datang untuk mengantarkan manusia ke titik yangdijanjikan. Kini kewajiban ini, berkat perhatian Allah, menjadi tugas dan tanggung jawab bangsa Iran. Inti tugas ini adalah aksi budaya. Yakni, menjelaskan dan mensosialisasikan Islam.
Islam datang untuk mengatur dunia. Kami tidak enggan untuk menyatakan hal ini. Mereka yang tidak bersandar pada satu prinsip dari prinsip-prinsip kemanusiaan dan moral, mereka yang secara resmi menentang campur tangan akhlak dan spiritual dalam politik dan ekonomi ternyata mengaku pemikirannya universal! Lalu mengapa kita tidak bisa? Dengan bangga kami menyatkan bahwa Islam ingin mengatur dunia dan mampu mengelola dunia[3].
Islam Satu-Satunya Jalan Penyelamat Manusia
Saya yakin Islam adalah agama yang paling sempurna dan agama kehidupan. Islam satu-satunya jalan penyelamat manusia di mana dalam Islam ada penyembahan kepada Allah, keadilan, kehormatan manusia, perdamaian dan ketenangan bagi semua umat manusia. Kini di dunia Islam banyak universitas, pusat-pusat riset, ulama, para ilmuwan dan begitu juga berlimpahnya potensi keilmuan dan budaya. Hari ini kita bertanggung jawab. Hari ini dengan pengetahuan dan upaya memperkenalkan Islam murni, Islam yang dihadiahkan Nabi Muhammad saw kepada manusia, kita harus mampu menjawab tuntutan hakiki dan prinsip dari bangsa-bangsa.
Dalam Islam ada penyembahan kepada Allah. Penyembahan kepada Allah adalah inti agama Islam. Dalam aspek sosial, keadilan merupakan inti sistem masyarakat Islam. Dengan penyembahan kepada Allah dan keadilan, dapat diraih dunia yang layak bagi manusia. Persatuan dan semakin menguatnya dunia Islam menguntungkan seluruh bangsa di dunia, menguntungkan perdamaian dan ketenangan dunia. Dalam bayang-bayang Islam semua orang yang menyembah Allah dan semua manusia dapat hidup penuh kedamaian dan tenang dengan kemuliaan. Namun di negara-negara yang mengaku persamaan dan manusia tanpa warna, dapat disaksikan puncak diskriminasi agama dan keterbatasan bagi minoritas agama.
Kita hari ini bertanggung jawab. Dengan pertolongan Allah hari ini kita saksikan gelombang besar kesadaran Islam di seluruh dunia Islam. Gelombang yang berangkat dari fitrah suci manusia. Gelombang yang meniupkan harapan terciptanya masyarakat yang bahagia. Kita harus bergerak bersama gelombang ini dan di jalur ini menuju titik puncak. Insya Allah. Saya tidak ragu dunia Islam dengan pemahaman yang benar atas tanggung jawab historis akan menjadi model aktual dari kedaulatan Islam dan akan menghadiahkan spiritual kepada umat manusia[4]. [islammuhammadi/sl]
1. Pidato di Sidang KTT Negara-Negara Islam di Arab Saudi, 14 Azar 1384 (7 Desember 2005).
2. Pidato di hadapan pengurus Hawzah Ilmiyah Qom (khusus akhawat), 6 Mehr 1384 (28 September 2005).
3. Pidato saat bertemu dengan ulama dan talabeh (santri) Qom, 15 Dey 1384 (5 Januari 2006).
4. Pidato di hadapan kalangan elit dan terpelajar Suriah, 29 Dey 1384 (19 Januari 2006).
Home � Persatuan Islam � Ahmadinejad, simbol perlawanan Islam atas penjajahan
Ahmadinejad, simbol perlawanan Islam atas penjajahan
Posted by cinta Islam on 4:56 PM // 0 comments
0 comments to "Ahmadinejad, simbol perlawanan Islam atas penjajahan"