"Hari ini Iran telah muncul sebagai salah satu dari sepuluh pelopor dalam bidang penelitian dan teknologi ruang angkasa," kata Vahidi dalam pidato rapat umum memperingati ulang tahun ke-31 Revolusi Islam hari Kamis. "Kemajuan kita di ruang angkasa ilmu pengetahuan kedirgantaraan adalah hanya salah satu dari banyak manfaat yang diperoleh dari kemenangan Revolusi Islam lebih dari tiga puluh tahun yang lalu," tambahnya.

Menurut Vahidi, Revolusi Islam juga telah membantu Iran menjadi kekuatan strategis di wilayah ini – kenyataan yang telah diganggu adikuasa Barat.

Industri kedirgantaraan Iran telah membuat langkah besar dalam beberapa tahun terakhir. Negara ini menandai suatu terobosan pada tanggal 2 Februari setelah meluncurkan Kavoshgar 3 (Explorer 3) pembawa satelit ke ruang angkasa dengan organisme hidup - tikus, dua kura-kura dan cacing -.

Kavoshgar 3, yang membawa percobaan kapsul, yang memiliki kemampuan untuk mentransfer informasi telemetric, gambar hidup serta analisis penerbangan dan data lingkungan.

Pada bulan Februari 2009, Iran menempatkan satelit buatan dalam negerimua ke orbit dan dengan demikian bergabung dengan sekelompok kecil negara-negara yang memiliki kemampuan memproduksi satelit dan mengirimkan mereka ke luar angkasa dengan menggunakan peluncur domestik.

Satelit pengolahan data –Omid- dirancang untuk mengelilingi Bumi 15 kali setiap 24 jam dan untuk mengirim data melalui dua band frekuensi pada delapan antena untuk stasiun ruang angkasa Iran.

Negara saat ini sedang mempelajari rencana awal untuk mengirimkan astronot pertama ke orbit dalam waktu dekat. Prestasi ruang angkasa Iran terkait telah datang sebagai kejutan untuk kekuatan Eropa dan AS, terutama karena negara telah berada di bawah sanksi Barat selama hampir 30 tahun.[IslamTimes/R]