Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung 20 menit ini berlanjut hingga satu jam. Media-media Turki memberitakan terjadinya keributan antara para pejabat AS dan Turki yang bertugas menyusun agenda pertemuan.

Sebagaimana dilaporkan Press TV, keributan antara Duta Besar AS untuk Qatar dan penasehat PM Turki terjadi seusai pertemuan Erdogan dengan Clinton. Keributan ini terjadi ketika Duta Besar AS memasuki ruangan dan mengumumkan berakhirnya waktu pertemuan.

Menurut keterangan koran Today's Zaman Turki, penasehat Erdogan saat mereaksi sikap Dubes AS, mengatakan, "Ini bukan urusan Anda (Dubes AS) untuk mengeluarkan pendapat tentang pentingnya pertemuan kami." Perang verbal ini membuat kedua diplomat itu saling menyerang dan terlibat adu jotos."

Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya di konferensi ‘Hubungan Amerika Serikat dan Dunia Islam' di Qatar, kemarin (Sabtu,13/2/2010) mengkritik keras sikap bungkam terhadap tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza. Sebagaimana dilaporkan televisi TRT Turki, Erdogan mengatakan, "Gaza menjadi sasaran bom fosfor, 1500 anak-anak tewas dan 5000 lainnya cidera. Namun, pihak yang memprotes pembantaian etnis Armenia silam, tidak memprotes pembantaian anak-anak dengan fosfor di Jalur Gaza." Di lain statemennya, Erdogan mengecam keras penyamaan antara Islam dan terorisme, seraya mengatakan, tidak ada sebuah agama langit pun yang mengizinkan peneroran dan tidak membentangkan jalan bagi teroris. Ditegaskannya, Islamphobia merupakan bentuk rasisme dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Perdana Menteri Turki menyerukan agar dunia Islam bersatu melawan terorisme.