Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates menyatakan niatnya mengekspor pesawat tanpa awak ofensif Amerika Serikat ke seluruh penjuru dunia seraya mengemukakan kekhawatirannya atas produksi pesawat tanpa awak defensif oleh Republik Islam Iran.
Berbicara di depan anggota Senat kemarin (25/3) Gates mengklaim eskpor pesawat tanpa awak mematikan itu kepada yang disebutnya dengan negara "sahabat" sangat menguntungkan kepentingan Amerika Serikat, meski terdapat batasan soal ekspor jenis produk tersebut dalam kesepakatan internasional, demikian dilaporkan Reuters.
"Sebagian negara sangat tertarik dalam hal ini dan menurut saya sangat penting bagi kita melihat apa yang dapat kita lakukan untuk mengakomodasikannya," kata Gates.
Pesawat tanpa awak (UAV) didesain untuk operasi pengintaian. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat menggunakan sejumlah UAV yang dilengkapi dengan misil, sebagian besarnya tipe Hellfire.
Salah satu di antara UAV itu adalah Predator yang paling banyak digunakan di Irak, Afghanistan, dan Pakistan. Predator terbang dengan kecepatan rendah dan mampu terbang rendah. Meski di tempatkan di pangkalan dekat area operasi, namun Predator diyakini dikontrol langsung dari markas besar Badan Intelejen Amerika (CIA) di Langley, Virginia.
Sejak pendudukan Amerika atas Afghanistan pada 2001, Predator telah membunuh ratusan orang baik milisi maupun warga sipil di Afghanistan dan kawasan adat Pakistan. (irib)
0 comments to "Pesawat Tanpa Awak"