Dunia kini menyaksikan laju pertumbuhan ekonomi Beijing, Moskow, negara-negara Amerika Latin serta India dan pada saat yang sama ekonomi Barat semakin sekarat. Dalam kondisi yang demikian, terjadi mobilisasi diplomasi Timur dengan lawatan Vladimir Putin, Perdana Menteri Rusia ke Amerika Latin. Di sini peran Iran dalam duel sengit kelompok sayap kiri dan kanan di abad 21 sangat strategis.
Para pakar masalah ekonomi dan politik internasional menyebut abad 21 sebagai abad Timur. Mereka mulai berbicara mengenai kembalinya kekuatan Timur pasca beberapa abad hegemoni Barat. Warna baru kekuatan politik Timur didemonstrasikan dengan indah bersama-sama dengan inovasi ekonomi dan budaya.
Lawatan Vladimir Putin ke Amerika Latin seyogiayanya menjadi satu petanda mobilisasi baru diplomasi Timur atau dengan kata lain, kelompok sayap kiri dunia menghadapi imperialisme sayap kanan.
Hari Jumat kemarin (03/4/2010) tiba di Caracas, ibu kota Venezuela dalam rangka menandatangani kontrak kerjasama di bidang militer dan energi dengan negara-negara Amerika Latin. Sesuai dengan kontrak yang ada, Rusia ingin memperluas pelbagai sektor kerjasamanya dengan Amerika Latin sebagai kawasan yang berada di bawah pengaruh Amerika.
Moskow dan Caracas selama tahun 2005 dan 2007 telah menandatangani 12 nota kesepakatan kerjasama di bidang militer senilai 4,4 miliar dolar. Masalah ini tentu saja sangat mengkhawatirkan para pejabat Gedung Putih. Sekaitan dengan hal ini, Hugo Chavez, Presiden Venezuela menyebut lawatan Putin ke Amerika Latin sebagai langkah penting dan berpengaruh bagi Venezuela dan kawasan Amerika Latin serta menyatakan harapannya terkait perluasan hubungan benua ini dengan Rusia. Perlu diingat, Chavez pekan lalu mengkonfirmasikan lawatan Putin ke Venezuela dan memberitakan soal program pemerintahannya untuk memperkuat negara ini demi menghadapi ancaman militer musuh, khususnya Amerika.
Televisi BBC Middle East dalam laporannya mengenai lawatan Putin ke Venezuela menyinggung pertemuan Vladimir Putin, Perdana Menteri Rusia dengan Hugo Chavez, Presiden Venezuela dan Evo Morales, Presiden Bolivia lalu membahas semakin menguatnya kelompok sayap kiri di dunia. BBC juga tidak lupa menyebutkan bahwa tiga kekuatan sayap kiri di Amerika Latin ini punya satu kesamaan dan ketiga-tiganya bersahabat dengan Iran.
Sementara itu, di sektor ekonomi dan militer, Barat juga tengah menghadapi masalah serius. Krisis ekonomi ditambah konflik dalam dua perang melelahkan Irak dan Afghanistan membuat kekuatan Barat menjadi lemah. Kini raksasa ekonomi baru seperti India dan cina bersama-sama Rusia tengah berusaha menguasai ekonomi dunia.
Mobilisasi diplomasi kelompok sayap kiri yang dibarengi kekuatan ekonomi yang terus tumbuh berarti perimbangan kekuatan semakin menguntungkan mereka. Dalam kondisi yang demikian, peran dunia Islam sangat urgen dalam menentukan nasib kelompok kiri dan kanan di abad 21.
Dunia Islam memiliki geopolitik yang sangat strategis. Jumlah populasi yang banyak dan memiliki banyak sumber-sumber energi dunia bakal mengubal total konstelasi politik internasional bila dunia Islam meletakkan posisinya di salah satu kekuatan ini. Masalah ini sangat dipahami betul oleh kekuatan-kekuatan internasional.
Dalam situasi ketika sebagian negara-negara Islam punya hubungan dekat dengan Barat, kebijakan "Tatap Timur" Republik Islam Iran membuat Barat tidak henti-hentinya berusaha untuk membelokkan pandangan Iran kepada dirinya.
Dukungan Barat, khususnya Inggris dan Amerika terhadap kekuasaan Syah dalam menghadapi kedaulatan rakyat seperti pemerintahan Doktor Mosadegh dan setelahnya, yaitu Revolusi Islam merupakan akar menjauhnya Republik Islam Iran dari Barat.
Sekalipun dasar politik Republik Islam Iran adalah "Tidak Barat dan Timur", namun dengan kebijakan "Tatap Timur" Tehran, Barat masih harus menggigit jarinya mengharapkan Tehran berada di dekatnya.
Akhirnya, Barat pasca naiknya Barack Obama ke puncak kekuasaan sebagai Presiden Amerika berusaha keras secara lahiriah melelehkan bongkahan es ketidakpercayaan antara Barat dan Iran, namun Republik Islam Iran menilai segala bentuk pendekatan hanya akan diterima bila Barat secara transparan mengubah perilakunya secara nyata dan tidak lagi bersikap arogan.(irib/opini)
0 comments to "Amerika & Rusia perang lagi???...."