Dicecar Pertanyaan Soal Iran, Jubir Deplu AS Ngelantur
Seorang wartawan membuat Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tersudut dan terpaksa ngelantur menjawab pertanyaan tentang sanksi Iran.
Philip Crowley, Jurubicara berpengalaman Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, yang tampak antusias sekali mendengar pertanyaan tentang Iran yang dikemukakan oleh para wartawan, tiba-tiba saja kebingungan menjawab.
Ketika ditanya soal bahwa para pejabat Iran menyatakan akan mengurangi impor bensin dengan alasan meningkatkan produksi dalam negeri guna menghadapi rencana Amerika Serikat memutuskan suplai bensin ke Iran, Crowley langsung menjawab, "Iya, kebijakan itu menunjukkan bahwa pemerintah Iran berniat meningkatkan tekanan terhadap masyarakatnya dan tidak ingin menyaksikan kebahagiaan warganya."
Wartawan itu melanjutkan pertanyaannya, "Namun beberapa waktu lalu, di Kongres Amerika juga ditetapkan sebuah draf untuk mencegah ekspor bensin ke Iran dan para pencetus ide tersebut mengklaim bahwa pencegahan ekspor bensin itu dalam rangka membantu rakyat Iran. Apakah ini juga tidak berarti bahwa ketua Kongres dan para pejabat tinggi Amerika Serikat juga tidak menginginkan kebahagiaan rakyat Iran?!"
Crowley tampak kebingungan dan hanya diam. Kemudian pejabat Deplu AS ini mengatakan, "Kita sabar dan kita lihat apa yang terjadi, kita ingin memastikan bahwa seperti yang dikemukakan menlu dan para pejabat lain, pada akhirnya hasil dari sanksi tersebut mengacu pada pihak-pihak di dalam pemerintahan Iran yang berkaitan langsung dengan program nuklir Iran."
Mendengar jawaban tidak jelas tersebut, wartawan itu kali ini lebih memperjelas pertanyaannya, "Anda mengatakan bahwa pemerintah Iran membebani warganya dengan program pengurangan impor bensin, dan pada saat yang sama Anda berupaya mengurangi ekspor bensin ke Iran. Namun Anda juga mengklaim tidak ingin memberatkan warga Iran, apakah ini analogi yang benar?"
Crowley menjawab, "Untuk saat ini saya tidak menentukan langkah apa yang sebenarnya yang telah diambil terkait sanksi, saya tidak memprediksikan apapun, karena sampai saat ini tidak satu pun yang mengalami kemajuan."
Wartawan itu kembali bertanya, "Tapi ini bukan jawaban pertanyaan saya. Tolong Anda katakan apakah kebijakan anti-produk minyak Iran itu baik atau buruk?"
Crowley yang kewalahan menjawab pertanyaan wartawan itu sekaligus khawatir pertanyaan berikutnya akan lebih menyudutkannya, menjawab, "Tidak dua-duanya."
"Yang terpenting adalah hasil langkah kita. Kita menginginkan sanksi yang tegas dan kuat."
Wartawan itu menimpali ucapan Crowley dengan, "Tapi saya tidak ingin mengetahui langkah apa yang Anda ambil, saya hanya ingin tahu apakah pemerintah berpendapat bahwa represi terhadap perusahaan eksportir bensin ke Iran dengan tujuan menerapkan sanksi bensin ke negara itu, tidak membuat rakyat Iran kesulitan?"
Setelah melontarkan jawaban pendek dan tidak jelas juntrungannya, Crowley langsung menunjuk wartawan lain untuk melontarkan pertanyaannya. (IRIB/MZ)
Raja Arab Saudi Dituntut Hormati Hak-Hak Kaum Syiah
Kaum Syiah Arab Saudi menuntut raja negara ini, Abdullah bin Abdul Aziz, untuk menghormati hak-hak mereka. Kaum Syiah Arab Saudi mendesak agar Raja Abdullah mencabut larangan shalat berjamaah di masjid serta membebaskan warga Syiah yang dipenjara dengan tuduhan mendirikan shalat berjamaah di rumah mereka.IRNA mengutip situs Rased (20/4) melaporkan, tuntutan itu disebutkan dalam surat yang dilayangkan kepada Raja Arab Saudi agar larangan shalat berjamaah oleh kaum Syiah segera dicabut.
Selain menuntut pemerintah bertoleransi dan menghormati agama dan keyakinan pihak lain, kaum Syiah juga memprotes pelanggaran hak-hak sipil mereka.
Sabtu pekan lalu (10/4), Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Nayef bin Abdul Aziz, menolak permintaan sejumlah tokoh Syiah di negara ini soal pembukaan kembali masjid-masjid kaum Syiah yang disegel. Menteri Arab Saudi itu mengemukakan alasan keamanan dan madzhab.
Sejak pertengahan tahun 2008 lalu, pemerintah Arab Saudi telah menyegel sembilan masjid kaum Syiah di negara ini. (IRIB/MZ)
0 comments to "Arab Saudi menutup 9 masjid..???..."