Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad meresmikan model pertama generasi ketiga mesin sentrifugal. Peresmian tersebut dilakukan dalam peringatan hari nasional teknologi nuklir yang digelar Jum'at (9/4).
Menurut laporan IRNA, dalam acara tersebut Ahmadinejad juga meresmikan sampel bahan bakar reaktor riset nuklir Tehran. Menurut keterangan Ali Akbar Salehi, ketua badan energi atom Iran, para ilmuwan muda Iran di lembaga ini berhasil merancang mesin sentrifugal generasi ketiga. Ditambahkannya, mesin ini telah diujicoba.
Salehi menandaskan, diharapkan mesin generasi ketiga ini memiliki kemampuan enam kali lipat dari generasi pertama.
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, keberhasilan program nuklir oleh para ilmuwan Iran bukan hanya bagi rakyat negara ini, namun juga bagi seluruh negara independen di dunia.
Presiden Iran hari Jum'at (9/4) dalam acara hari nasional nuklir dan pameran generasi ke tiga mesin sentrifugal mengatakan, kini Iran menempati posisi penting dalam percaturan dunia internasional dan perannya dalam menyebarkan keadilan semakin terlihat nyata.
Ahmadinejad menambahkan, keberhasilan Iran saat ini dapat dikatagorikan sebagai langkah maju untuk membebaskan berbagai bangsa. Ia menegaskan bahwa kemajuan Iran di bidang sains khususnya teknologi nuklir sangat membanggakan.
"Instalasi nuklir Natanz terdapat 60 ribu mesin sentrifugal dan jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan sebuah instalasi nuklir dalam satu tahun," demikian tegas Ahmadinejad.
Amerika Serikat menyimpan 90 bom atom di pangkalan militer Incirlik di Turki selatan.
Koran Radical edisi Jum'at (9/4) memuat artikel Murad Yetkin menyebutkan penandatanganan perjanjian START II antara Rusia dan Amerika Serikat. Koran ini menambahkan, berdasarkan traktat tersebut kedua pihak harus mengurangi senjata atom mereka, namun ternyata AS tidak mengambil tindakan mengenai bom atomnya yang berada di pangkalan Incirlik.
Seraya mengisyaratkan bahwa AS banyak menimbun senjatanya di berbagai pangakalan di Turki, Yetkin menyatakan, AS dari tahun 1991 menimbun senjata atomya di kota Aski Shahir dan Malatya.
Yetkin menambahkan, AS antara tahun 1995-1998 memindahkan senjata atomnya dari pangkalan militer Balikesir dan Ankara ke Incirlik. Ditekankannya, keberadaan senkata atom AS di Incirlik hingga kini kerap mengemuka dan tidak dibantah oleh Washington.
Ia menandaskan, sikap diamnya Gedung Putih terkait masalah tersebut membuktikan kebenaran adanya senjata atom negara Paman Sam ini di Turki. Menurut Yetkin, bom atom yang berada di Turki tidak terpengaruh traktat START II, karena AS dan NATO di perang Irak dan perang anti milisi PKK tidak mendapat bantuan berarti dari sekutunya.
Khatami: Kalau Dunia Khawatir, Amerika yang Seharusnya Dipaksa!
Khatib shalat Jum'at Tehran (9/4), Ayatullah Sayyid Ahmad Khatami menyatakan, bangsa Iran akan tetap berdiri kokoh dalam memperjuangkan hak legalnya di bidang nuklir.Menyinggung peringatan tanggal 9 April sebagai Hari Teknologi Nuklir Iran, Ayatullah Khatami mengatakan, energi masa depan dunia adalah energi nuklir dan bangsa Iran tidak akan menyia-nyiakan segala upaya untuk menggapai haknya di bidang energi nuklir.
Menyinggung propaganda miring musuh terhadap program nuklir sipil Iran, khatib Jum'at Tehran menegaskan, bangsa Iran berupaya menggapai teknologi nuklir sipil bukan senjata destruksi massal, karena agama Islam melarangnya.
"Jika masyarakat internasional mengkhawatirkan keamanan dan perdamaian dunia, mereka seharusnya memaksa Amerika Serikat yang memiliki lebih dari 2.500 hulu ledak nuklir dan telah menggunakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, untuk mematuhi ketentuan internasional dan Badan Energi Atom Internasional," tegas Ayatullah Khatami.
Lebih lanjut ia menjelaskan, "Di mana pun Amerika menginjakkan kaki, perampokan dan pembantaian merajalela dan contoh nyatanya adalah pendudukan di Irak dan Afghanistan. Jika masyarakat dunia benar-benar mengkhawatirkan keamanan dan perdamaian dunia, mereka harus melawan kebijakan irasional Amerika Serikat.
Di bagian lain khotbahnya, Ayatullah Khatami menyinggung imbauan Rahbar dalam penamaan tahun baru kalender Persia sebagai tahun "Tekad Ekstra dan Usaha Ekstra" seraya menandaskan, tahun ini kita harus memikirkan inovasi di segala bidang.Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan bertolak ke Paris dan mengemukakan pandangannya menyikapi kebijakan luar negeri rezim Zionis Israel di Timur Tengah. Erdogan dalam statemennya menyebut rezim Zionis sebagai ancaman utama bagi perdamaian kawasan, dan nuklir Israel merupakan bahaya bagi Timur Tengah. PM Turki juga mendesak peran masyarakat dunia untuk menghentikan brutalitas rezim Zionis.
Seraya menyebut rezim Zionis memiliki setidaknya 200 hulu ledak nuklir, Erdogan mengatakan, terjadi ketidakadilan di saat rezim Zionis tidak masuk dalam Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT), sejumlah negara Barat justru mempersoalkan program nuklir sipil Iran.
Tampaknya, masalah ini membuat pertemuan antara Erdogan dengan pejabat teras Paris dipandang penting. Karena Perancis termasuk salah satu negara yang mendukung program nuklir rezim Zionis pada dekade 50-an. Dukungan Paris tersebut diakui dan dipuji oleh para pejabat tinggi Tel Aviv sendiri.
Kelanjutan dukungan terselubung dan terang-terangan sejumlah negara Barat terhadap rezim Zionis berlangsung di saat Israel semakin masif melanjutkan aksi brutalitasnya. Sepak terjang rezim Zionis ini memicu kekhawatiran pemerintah Turki dan upaya Ankara mengurangi dukungan sebagian negara Barat terhadap Tel Aviv.
Pejabat teras Turki menilai pelanggaran yang dilakukan rezim Zionis dalam masalah nuklir dan pembangunan distrik Zionis di Palestina Pendudukan merupakan dua variabel yang menuntut sikap lebih objektif negara-negara Barat termasuk Perancis.
Beberapa bulan lalu, ketegangan dan perang mulut antara pemimpin Turki dan rezim Zionis semakin meningkat. Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Rezim Zionis Israel, Avigdor Lieberman menyebut Erdogan setara dengan pemimpin Libya, Moammar Gaddafi dan Presiden Venezuela, Hugo Chavez. Sebaliknya Erdogan dalam statemennya yang tak terduga menyebut Lieberman sebagai ‘anak bawang yang tidak tahu apa yang diucapkannya'.Tidak hanya itu, Departemen Luar Negeri Rezim Zionis menyatakan, solidaritas Erdogan terhadap dunia Islam berdampak buruk terhadap hubungan Turki-Israel.
Para analisis politik bersepakat bahwa sikap keras Erdogan terhadap rezim Zionis juga mencerminkan tuntutan rakyat Turki. Sejatinya, tujuan Perdana Menteri Turki melawat sejumlah negara Eropa, selain melobi keanggotaan Turki di Uni Eropa, juga menyangkut sikap negara-negara Eropa mengenai solusi mereduksi ketegangan dan friksi di kawasan Timur Tengah.
0 comments to "Hari Nasional Nuklir"