Home , , � Membebaskan dunia dari senjata nuklir

Membebaskan dunia dari senjata nuklir

Ahmadinejad Sang Fenomenal

Para diplomat Barat terbiasa menghadapi diplomat lainnya dengan pandangan sebelah mata. Tidak hanya itu, mereka menganggap selain diri mereka sebagai santapan lezat. Bagaimana tidak. Hanya dengan sedikit ancaman dan senyum penuh makna, sang diplomat langsung tunduk dan pasrah membiarkan kepentingan nasionalnya dicabik-cabik para imperialis.

Namun tidak demikian dengan presiden yang satu ini. Ia adalah Mahmoud Ahmadinejad Presiden Republik Islam Iran. Perawakannya boleh kecil tapi tidak dengan nyalinya. Hal itu terbukti dengan beberapa kali lawatannya ke New York. Setiap kali mengunjungi New York untuk berpidato di gedung PBB, Ahmadinejad senantiasa berhasil membawa misi negaranya dan menjadi pusat perhatian.

Dalam lawatan terbarunya pada 3 Mei 2010 ke New York guna menghadiri Konferensi Revisi Traktat Non-Proliferasi Nuklir, kembali Ahmadinejad melontarkan ide-ide segar dan kuat dalam upaya membebaskan dunia dari senjata nuklir. Sebuah lawatan yang sekali lagi membelalakkan mata dunia kepada Iran.

Tak pelak, Presiden Ahmadinejad punya kemampuan luar biasa dalam menciptakan hubungan dengan masyarakat dunia sambil menyatakan prinsip-prinsip negaranya. Ahmadinejad kembali berpidato di tribun PBB, tapi pidatonya kali ini lain dari yang sebelumnya.

Betapa tidak, Ahmadinejad kembali tampil di tribun PBB setelah 8 bulan kerusuhan dan keributan pasca pemilu presiden yang didisain oleh Barat untuk menjegalnya. Pidato Ahmadinejad membuktikan ia tetap seperti dahulu penuh kepercayaan diri mendedah cara pandang Barat, bahkan lebih transparan dari sebelumnya meminta perubahan struktur PBB.

Dengan jas yang berwarna terang, senyuman kecilnya ditambah tampilan baru dengan kaca mata, Ahmadinejad menyampaikan salah satu pidato terbaiknya. Logika yang dipakainya begitu kokoh, bahkan hingga hal-hal yang parsial sekalipun. Usulan-usulannya dibangun berdasarkan fitrah dan akal sehat.

Coba perhatikan dengan seksama apa yang disampaikan anak pandai besi ini!

Presiden Ahmadinejad mengatakan dirinya wakil dari sebuah bangsa besar, beradab dan berbudaya Iran yang selalu menyeru penghambaan kepada Allah, keadilan dan perdamaian dunia. Secara cerdas Ahmadinejad mencontohkan bagaimana bangsa Iran telah menghapus perbudakan sejak 2500 tahun lalu. Perumpamaan ini sangat bermakna ketika disampaikan di Amerika Serikta yang baru berusia tidak lebih dari 400 tahun, tapi punya catatan buruk soal perbudakan.

Amerika bahkan tidak pernah memimpikan tribun PBB yang secara lahiriah tidak membahayakan dirinya dimanfaatkan untuk menyoal Barat dengan gaya dan logika yang kuat. Terlebih-lebih ketika Barat terbiasa menghadapi diplomat lainnya dengan pandangan sebelah mata. Tidak hanya itu, mereka menganggap selain diri mereka sebagai santapan lezat. Bagaimana tidak. Hanya dengan sedikit ancaman dan senyum penuh makna, sang diplomat langsung tunduk dan pasrah membiarkan kepentingan nasionalnya dicabik-cabil para imperialis.

Adapun Ahmadinejad adalah fenomena lain. Ia tidak pernah sudi menghabiskan waktunya dan bangsanya untuk menjawab organisasi-organisasi dan negara-negara Barat. Ahmadinejad lebih memilih mengajukan pertanyaan. Ia bertanya tentang holocaust, tentang bantuan Barat kepada Irak dalam perang 8 tahun, hakikat peristiwa 11 September, bahkan tentang kejahatan Barat terhadap Iran yang dilakukan di Perang Dunia II.

Ahmadinejad bukan seorang politikus yang membawa negaranya perlahan-lahan ke arah keterbelakangan sambil tersenyum yang pada akhirnya negaranya disebut sebagai poros kejahatan.

Ia bukan seorang yang melihat dirinya dan bangsanya di pojok sambil terus bersumpah bahwa kami melindungi hak asasi manusia dan mengatakan bahwa kami telah bergabung dengan Konvensi Perempuan PBB. "Emang gue pikirin", begitu kata Ahmadinejad.

Sebaliknya, Ahmadinejad adalah pribadi yang membeberkan sejarah penuh kebanggaan bangsanya di negara yang beberapa abad lalu dibangun oleh para bajak laut, Amerika.

Ia berbicara tentang Ferdousi, Hafez, Ibnu Sina dan Saadi di negara yang budayawan terakhirnya adalah Michael Jackson.

Barat bahkan tidak mampu lagi harus berbuat apa-apa di hadapan anak pandai besi namun pemberani ini. Mereka kini justru disibukkan untuk memikirkan cara apa yang dapat dilakukan guna mencegah suara lantang Ahmadinejad sampai ke seluruh dunia.

[IRIB/SL]

0 comments to "Membebaskan dunia dari senjata nuklir"

Leave a comment