Setelah masuk ke ‘perang nuklir’, kini Iran mulai menunjukan tajinya dalam hal eksplorasi luar angkasa.

Pemerintah Iran mengklaim berhasil meluncurkan satelit buatan dalam negeri pada Rabu 3 Februari 2010. Bukan pesawat kosong, Iran mengaku mengirim tikus, kura-kura, dan cacing ke langit.

Stasiun televisi Iran, ISNA mengabarkan roket Kavoshgar 3 [yang berarti penjelajah] membawa kapsul berisi binatang hidup – menandai eksperimen pertama Iran dalam pengiriman makhluk hidup ke luar angkasa.

Rekaman televisi menunjukkan gambar tikus putih yang di punggungnya dipasangi tabung yang terhubung dengan mulut.

Lalu, terlihat juga dua kontainer lain berisi beberapa cacing berwarna gelap dan kura-kura kecil.

Roket yang membawa para ‘awak pesawat’ binatang itu ditembakkan dari sebuah kawasan gurun – meninggalkan asap tebal bercampur gulungan debu.

Beberapa menit kemudian gambar kasar di televisi menunjukkan kapsul memisahkan diri dari roket dan berputar di orbit.

Stasiun televisi Iran juga mengabarkan keberhasilan misi tersebut. Kapsul kembali ke bumi dengan selamat setelah bermanuver membentuk huruf ‘U’. Namun tak dikabarkan bagaimana kondisi binatang yang sempat mencicipi hidup di luar angkasa itu.

“Ini adalah sebuah pekerjaan luar biasa, kami berhasil mengirimkan organisme hidup ke ruang angkasa. Dan mereka berhasil kembali ke bumi,” kata Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, seperti dimuat AsiaOne, Kamis 4 Februari 2010.

Ahmadinejad mengatakan Iran kembali akan akan mengirim satelit ke luar angkasa. Jaraknya pun makin jauh, dari 500 kilometer, lalu 700 kilometer dan kemudian 1.000 kilometer.

Peluncuran satelit kemarin adalah bagian dari perayaan ulang tahun ke-31 revolusi Islam.

Iran meluncurkan satelit buatan dalam negeri pertama, Omid [harapan], pada bulan Februari tahun lalu bertepatan dengan ulang tahun ke-30 revolusi Islam.

Pada tahun 2008, Iran telah menembakkan dua roket ke ruang angkasa – yakni Kavoshgar pada bulan Februari dan Kavoshgar 2 pada November. Dua pesawat itu tak berawak.

Saat Iran boleh berbangga bisa menggapai angkasa, Amerika Serikat justru was-was. Amerika menyebut peluncuran roket tersebut sebagai ‘tindakan provokatif’.

Beberapa pengamat mengaku khawatir satelit itu juga akan digunakan untuk mengembangkan rudal balistik.

Wakil Juru Bicara Gedung Putih, Bill Burton mengatakan pemerintahan Obama terus memantau laporan soal peluncuran tersebut.

Dia menambahkan, apapun langkah Iran, akan dianggap sebagai provokasi.

Demikian juga dengan Perancis. “Pengumuman soal roket akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat internasional, bahwa Iran secara paralel tengah mengembangkan program nuklir yang bukan untuk tujuan sipil,” kata juru bicara pemerintah Perancis di Paris.

Barat mencurigai Iran diam-diam mengembangkan bom atom. Teknologi yang digunakan untuk meluncurkan roket, dikhawatirkan akan diubah untuk pengembangan rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Iran tentu saja menolak asumsi Barat.(vivanews, Rabu, 19 Mei 2010 | 15:30 WIB)