Dijual Wanita Indonesia
Ketika aku mendengar mantan suamiku yang di Belanda akan menikah lagi tahun ini dengan wanita Indonesia. Aku jadi mikir kalau peraturan itu sudah mulai berlaku di Indonesia tahun ini. Aku yakin mantan suamiku itu tidak akan bisa menikahi wanita Indonesia yang dicintainya itu untuk menjadi istrinya. Karna aku tahu kalau mantan suamiku yang di Belanda tidak punya uang sebanyak itu. Kalau dipikir-pikir limaratus juta rupiah itu kan sekitar empatpuluh ribu euro banyak banget kan? Waaah…kasihan banget mantan suamiku kalau sampai tidak bisa menikahi wanita yang dicintainya itu. Bukan hanya kasihan pada mantan suamiku saja, aku juga kasihan kepada wanita Indonesia yang akan dinikahi oleh mantan suamiku itu. Pasti wanita itu hatinya sedih karna tidak jadi menikah dengan mantan suamiku. Dan aku juga mendengar kalau calon istri mantan suamiku itu bukan dari keluarga berada hanya dari keluarga sederhana disamping wanita yang akan dinikahi oleh mantan suamiku itu juga tidak muda lagi istilahnya wanita itu sudah STW dan belum pernah menikah.
Tentu harapan wanita itu untuk bisa menikah dengan laki-laki asing sirna. Dan bagaimanapun cintanya mantan suamiku pada wanita yang akan menjadi calon istrinya itu, aku yakin dia nggak akan bisa atau mau membayar uang jaminan kepada pemerintah Indonesia sebanyak empatpuluh ribu euro. Kalaupun mantan suamiku mencoba meminjam uang di Bank aku yakin Bank di Belanda pun tidak akan memberi dia pinjaman sebanyak itu karna aku tahu penghasilan mantan suamiku. Bank di Belanda pun akan melihat pemasukan dia setiap bulannya untuk bisa mendapatkan pinjaman. Kalau pun Bank di Belanda akan memberi pinjaman kepada mantan suamiku, ya sudah pasti pinjaman harus disesuaikan dengan penghasilan mantan suamiku itu. Misalkan Bank hanya memberi pinjaman separuhnya yaitu duapuluh ribu euro itu pun kalau mantan suamiku tidak punya hutang sebelumnya. Kalau mantan suamiku masih punya hutang di Bank, ya sudah pasti tidak bisa mendapat pinjaman lagi untuk sementara waktu harus menunggu sampai hutang dia lunas dulu dong.
Seandainya mantan suamiku mendapat pinjaman dari Bank duapuluh ribu euro. Lalu yang duapuluh ribu euro lagi dapat darimana? Belum lagi biaya ticket dan biaya pernikahan serta biaya surat-surat yang harus dilegalisasi di Indonesia kalau di hitung-hitung total biaya semuanya bisa jadi mantan suamiku harus mengeluarkan uang kurang lebih bisa limapuluh ribu euro..ck..ck..ck..semahal itukah wanita yang akan dinikahi dan diboyong ke Belanda. Bukankah sebaiknya mantan suamiku menikah saja dengan wanita Belanda. Banyak kok bangsa lain juga di Belanda masa nggak bisa dapat atau mungkin kalau masih mau mengambil istri dari luar Belanda lebih baik mengambil calon istri dari Negara lain misalnya dari Filipina, Thailand, Vietnam atau China dan masih banyak Negara lainnya. Kenapa tidak mencobanya ke Negara lain pasti aturannya lebih ringan tidak memakan biaya semahal itu bukan begitu?
Tetapi kita semua tahu yang namanya jodoh itukan ditangan Tuhan bukan ditangan pemerintah. Kalau pemerintah Indonesia sudah bisa menjamin dan memberi kesejahteraan hidup kepada rakyatnya seperti Negara Belanda,semua itu mungkin tidak menjadi persoalan seandainya membuat peraturan seperti itu. Karna kalau pemerintah Indonesia sudah bisa menjamin dan mensejahterakan rakyatnya seandainya wanita-wanita Indonesia tidak jadi menikah dengan laki-laki asing buat wanita Indonesia tidak ada masalah karna pemerintah Indonesia sudah menjamin kesejahteraan hidup rakyatnya. Para wanita Indonesia pun tidak perlu bermimpi lagi untuk menikah dengan laki-laki asing hanya karna ingin mencari kehidupan dan masa depan yang lebih baik. Toh pemerintah Indonesia sudah bisa menjamin kehidupan dan kesejahteraan rakyatnya bukan begitu?
Tidak semua laki-laki asing itu kaya dan punya uang cukup walau mereka semua bisa liburan bahkan bisa keliling dunia. Kalau pun banyak turis-turis yang bisa liburan ke Indonesia atau ke Negara lainnya bukan berarti mereka itu semuanya banyak uang. Karna di Negara majukan penganguran pun mendapat uang liburan tiap tahun dari pemerintah sekitar satu bulan gaji, mereka biasanya dari jauh-jauh hari sudah menabung untuk pergi liburan ke Negara-negara yang mereka inginkan untuk dikunjungin. Kadang malah ada yang bisa keliling dunia tetapi sebenernya kehidupan dinegaranya biasa saja sederhana dalam hal berpakaian, makan dan rumahnya pun biasa saja malah nggak ada apa-apa. Kalau pun ada komplit semua barang bekas boleh mungut atau beli dari loakan.
Ada nih cerita waktu jadul salah satu pramugari Indonesia ceritanya menikah dengan bule Belanda. Dikira pramugari itu mungkin bule kaya dan merasa bangga dia bisa menikah dengan bule Belanda ini sampai-sampai dia berhenti bekerja sebagai pramugari di Indonesia-nya dan terbang ikut suaminya ke Belanda. Ceritanya sampai di Belanda pramugari itu kaget karna tidak seperti yang dia harapkan. Ternyata rumah suaminya di Amsterdam hanya tinggal di zolder seperti loteng gitu kaya kandang burung deh. Akhirnya itu pramugari nangis menyesali nasibnya yang mengira suaminya itu kaya punya rumah dan penghasilan bagus ternyata jauh dari harapan. Mau pulang lagi ke Indonesia pramugari itu merasa malu tetapi setelah dicoba bertahan ternyata pramugari itu tidak tahan dan kembali lagi ke Indonesia untuk selamanya meninggalkan suaminya yang bule Belanda itu.
Bukan hanya kisah pramugari itu saja masih banyak lagi kisah-kisah lainnya yang mengira calon suaminya yang bule Belanda atau pun yang orang Indonya campuran Belanda/Indonesia ) atau orang Indonesia yang sudah lama menetap di Belanda banyak yang kehidupannya biasa saja. Jauh dari kaya dan banyak uang seperti yang mereka para wanita Indonesia bayangkan bahwa orang yang tinggal di luar negri itu pasti banyak uangnya.
Malah nih ya, kenalanku di Belanda cowok orang Indo/Belanda cerita kalau dia suka sekali liburan ke Indonesia hampir tiap tahun dia nih ke Indonesia. Karena dia cerita ada cewek yang naksir dia di Indonesia. Itu cewek Indonesia sudah cerai dengan suaminya aku lihat fotonya memang itu cewek kaya dan cantik bisa dilihat dari penampilannya. Dan kenalanku yang laki-laki Indo itu suka diajak kesana sini sama itu cewek Indonesia kalau lagi liburan dia itu seneng banget dong, dimanja di Indonesia sama itu cewek. Parahnya nih, itu cewek nggak tahu kalau kenalanku di Belanda keadaannya sederhana dan aku yakin kalau sampai dia menikah dengan cewek itu pasti deh itu ceweknya kalau diajak ke Belanda bakal kaget dan pulang lagi karna jauh dari harapan. Kenalanku yang Indo itu cuma modal tampang doang keren dan ganteng namanya juga Indo blasteran.
Memang banyak juga sih wanita Indonesia yang menikah dengan laki-laki Belanda yang berkecukupan punya rumah dan pekerjaan bagus di Belanda. Ya tergantung jodohnya saja dengan siapa. Tetapi pada umumnya sih dapet bule yang biasa-biasa saja bahkan suaminya sudah tua sedangkan wanitanya masih muda. Tidak apa-apa sih mau menikah sama laki-laki muda atau pun tua namanya juga jodoh mereka saling jatuh cinta. Entah cinta beneran atau cinta bohongan misalkan hanya karna ingin mendapat ijin tinggal saja itu sih tergantung urusan masing-masing tujuannya iya kan? Setiap manusia berhak untuk mencari kehidupan yang lebih baik kalau ternyata di Negara-nya tidak menjanjikan kehidupan dan masa depan yang baik apa salahnya mencoba hijrah ke Negara lain.
Namanya juga orang usaha kalaupun ada laki-laki Belanda yang punya penghasilan bagus dan punya uang tabungan di Bank lebih dari limapuluh ribu euro. Aku yakin belum tentu laki-laki Belanda itu mau mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk menikahi wanita Indonesia. Walaupun laki-laki Belanda itu jatuh cinta atau sangat mencitai wanita Indonesia itu pasti mikir seribu kali untuk mengeluarkan uang sampai limapuluh ribu euro.
Seandainya peraturan atau RUU yang akan dibuat pemerintah Indonesia benar-benar jadi. Bagi wanita Indonesia yang ingin menikah dengan laki-laki asing masih diwajibkan menaruh uang jaminan di Bank Syariah sebanyak limaratus juta rupiah. Sebaiknya para wanita Indonesia tidak usah memutuskan menikah di Indonesia. Menikah saja di Negara suaminya kenapa harus menikah di Indonesia? Kalau memang ingin menikah secara Islam bisa kok menikah secara agama di mesdjid orang Turki atau Maroko misalnya. Ada kok Imam yang akan menikahkan disamping harus menikah secara catatan sipil di Negara calon suaminya. Atau menikah di KBRI di Negara calon suaminya tetapi kalau KBRI di Negara calon suami harus mengikuti peraturan Pemerintah Indonesia.Ya, tidak bisa tentunya menikah di KBRI Negara tersebut. Jalan keluarnya yaitu menikah di Mesjid orang Turki atau Maroko.
Menikah dengan laki-laki asing ataupun laki-laki local (Indonesia) sama saja tidak bisa menjamin kalau hubungan rumahtangga pasti akan langgeng. Kenapa pemerintah Indonesia harus repot-repot merasa khawatir kalau wanita Indonesia bakal disia-siakan laki-laki asing? Bukankah pasangan itu sudah dewasa pasti tahu apa yang akan terjadi dalam sebuah perkawinan baik ataupun buruk. Sedangkan laki-laki Indonesia yang menikah dengan wanita Indonesia saja banyak kok yang tidak bertanggung jawab menelantarkan anak dan istrinya bukan begitu ?
Terus uang yang limaratus juta itu untuk siapa? Kalau alasannya untuk masa depan wanita Indonesia seandainya suatu saat ditelantarkan laki-laki asing yang menjadi suaminya itu. Apa bisa menjamin uang yang limaratus juta itu bakal diberikan utuh tanpa pungutan ini-itu? Malah mungkin wanita Indonesia itu mendapatkan uangnya separuhnya juga nggak. Pasti alasannya mungkin kena biaya administrasi..Hahaha..kaya nggak tahu aja bagaimana keadaan pemerintah Indonesia saat ini kalau ngelihat duit matanya hijau. Dan seandainya pasangan wanita Indonesia itu perkawinannya langgeng sampai tua dan mati terus uang yang limaratus juta yang disimpan di Bank Syariah itu mau diapakan dan dikemanakan? Apa dikembalikan lagi kepada pasangan tersebut? Hahaha…pasti tuh uang sudah hilang di GONDOL JIN BUTO IJO!
La Rose Djayasupena – Belanda
sumber:http://muhsinlabib.wordpress.com/2010/05/05/dijual-wanita-indonesia/
0 comments to "Wanita Indonesia dijual"