Koran Junge Welt (baca: wunge welt) dalam analisanya terkait sidang revisi Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) di New York menulis, skenario dan inisiatif usulan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada pertemuan itu dengan cepat memudar.
Inisiatif itu bukan terkait keberadaan 20 ribu unit senjata nuklir di dunia yang sebagian besar dimiliki Amerika dan Rusia, melainkan tentang Iran dan pemanfaatan sidang itu sebagai alat. Iran yang tidak memiliki senjata nuklir menentang keras kepemilikan jenis senjata tersebut berdasarkan prinsip-prinsip agama dan akhlak.
Pada pekan awal sidang itu disaksikan bahwa banyak negara yang menentang skenario Obama, bahkan Menteri Luar Negeri Brazil. Celso Amorim dalam pidatonya mengecam dan menilai skenario Obama itu tidak adil.
Skenario Obama itu menurutnya memilah negara-negara dunia menjadi pemilik dan non-pemilik senjata nuklir, dan satu-satunya peluang perluasan jenis senjata tersebut adalah pemusnahannya.
Pemimpin delegasi Kuba Pedro Nuñez dalam pidatonya menilai tidak adil jika kita mengecam dan menekan sejumlah negara dunia ketiga dengan hanya alasan kemungkinan melanggar NPT di saat sejumlah negara lain tengah meningkatkan kemampuan senjata-senjata nuklirnya.
Banyak pihak lain termasuk Mesir yang berpendapat bahwa tidak boleh ada penentuan negara mana yang dibolehkan mengayakan uranium dan negara mana yang tidak diperbolehkan.
Junge Welt menyinggung tuntutan dan desakan keanggotaan rezim Zionis Israel dalam NPT serta peninjauan dan inspeksi seluruh fasilitas nuklir Israel, dan menulis, "Menariknya, tuntutan tersebut justru lebih disambut daripada tekanan terhadap Iran."
Surat kabar Jerman ini menyebutkan, "Negara-negara Arab juga menuntut agar masalah senjata nuklir Israel dimasukkan dalam agenda kerja sidang Dewan Gubernur bulan depan."
"Bahkan wakil dari sejumlah negara melayangkan surat kepada Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memberikan informasi tentang senjata nuklir Israel."
0 comments to "Skenario Obama"